Anda di halaman 1dari 3

Nama : Naufal Hafizh Ryanfalah

NIM : 21010118140075
Kelas : Mekanika Tanah 1 - A

Uraian Tentang Siklus Batuan

Siklus batuan merupakan sebuah siklus yang menggambarkan batuan dari awal atau
sebelum terbentuk (berupa magma), kemudian mengalami modifikasi, kemudian transportasi,
dekomposisi, hingga berupah menjadi jenis batuan lain dan kembali berubah menjadi magma
kembali, dan begitu seterusnya.
Seperti layaknya proses terjadinya hujan, batu pun juga demikian. Setidaknya ada
beberapa proses dari siklus batuan ini. Proses atau siklus ini melibatkan tiga pokok jenis batuan,
yakni batuan beku (igneous rocks), batuan endapan (sedimentary rocks), dan batuan metamorf
(metamorphic rocks). Ketiga jenis batuan ini ternyata terjadi dalam satu siklus yang sama,
dengan kata lain ketiga batuan ini terbentuk saling beriringan. Berikut ini dijelaskan mengenai
proses siklus batuan.
1. Magma mengalami kristalisasi
Terjadinya batuan pertama kali diawali oleh adanya magma. Magma ini merupakan
bahan pokok pembentuk batuan. Terbentuknya batuan pertama kali karena diawali oleh adanya
magma yang mengalami proses kristalisasi. Magma ini tidak terdapat di semua area bumi,
sebagian besar magma terbentuk di sepanjang batas lempeng bumi. Kemudian magma yang
yang membeku akan membentuk sebuh kristal atau mineral (hal ini dinamakan kristalisasi).
Magma yang membentuk kristal ini sama seperti air yang didinginkan menjadi es. Magma
yang mengkristal ini akan banyak ditemukan pada gunung berapi yang mengalami erupsi.
Magma yang keluar dari dalam gunung akan membeku setelah sampai ke permukaan bumi.
Magma yang membeku ini akan membentuk sebuah jenis batuan, yakni batuan beku.
Magma yang membekunya setelah sampai di permukaa bumi akan membentuk batuan beku
yang jenisnya ekstrusif. Sementara magma yang membeku namun belum sampai ke permukaan
bumi ini membentuk sebuah batuan jenis intrusif. Namun, semua batuan yang dibentuk karena
adanya pembekuan magma disebut dengan batuan beku.
2. Mengalami pengangkatan, erosi, dan pelapukan
Kemudian batuan-batuan beku yang telah terbentuk tadi lama-kelamaan akan
mengalami proses pelapukan. Batuan yang mengalami proses pelapukan paling cepat terutama
adalah batuan yang membeku di permukaan bumi (batuan ekstrusif). Batuan ini lebih cepat
mengalami proses pelapukan karena terpapar secara langsung oleh cuaca di bumi dan juga
atmosfer bumi, sehingga pelapukannya lebih cepat daripada yang berada di bawah permukaan
bumi.
Meskipun demikian, bukan berarti batuan yang berada di permukaan bumi ini tidak bisa
mengalami pelapukan. Batuan yang berada di bawah permukaan tanah tetap bisa mengalami
pelapukan, namun harus mengalami proses pengangkatan ke permukaan tanah terlebih dahulu.
Batuan yang berada di bawah permukaan bumi harus terangkat ke permukaan bumi melalui
proses tektonik, kemudian lapisan batuan yang berada di atasnya harus hilang terlebih dahulu
oleh proses erosi. Setelah berada di permukaan bumi inilah proses pelapukan batuan dimulai.
Pelapukan yang terjadi pada batuan ini dapat terjadi karena adanya beberapa reaksi fisik
dan kimia yang dapat disebabkan oleh interaksi udara, air, maupun organisme tertentu. Setelah
batuan menjadi lapuk karena angin, air, es, gletser ataupun yang lainnya, maka akan menjadi
material sedimen melalui sebuah proses yang disebut erosi.
Dalam proses erosi ini yang paling banyak berperan adalah air. Air yang mengalir
misalnya dari sungai merupakan salah satu hal yang paling sepat menyebabkan proses erosi ini
terjadi. Arus dari air ini pula yang akan mengangkut material-material pelapukan batu menuju
ke tempat lain. Selain air, ada pula yang mengangkut meterial-material lainnya yakni angin
ataupun gletser.
3. Pengendapan dan pembentukan batuan sedimen
Material-material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut oleh air, angin,
ataupun gletser, lama kelamaan akan mengendap di suatu tempat dan kan berjumlah semakin
banyak. Karena semakin banyak batuan yang mengendap ini, akibatnya semakin lama akan
semakin mengeras dan mengeras. Karena proses pengerasan inilah membentuk terjadinya
batuan yang disebut dengan batuan sedimen.
Penjelasan yang ilmiah mengenai pembentukan batuan sedimen yang lebih ilmiah,
dalam material sedimen muda akan mengubur endapan yang lebih lama (tua). Kemudian
tekanan yang dihasilkan akan membuat endapan lama ini menjadi kompak. Ketika air bergerak
dan masuk ke dalam material sedimen, maka mineral kalsit dan silika yang terlarut akan
terendap dan mengisi rongga antar butir yang bertindak sebagai semen yakni merekatkan
butiran sedimen antar satu dengan yang lainnya.
4. Batuan sedimen berubah menjadi batuan metamorf
Batuan sedimen banyak terdapat di bawah permukaan bumi. Batuan beku intrusif juga
berada di bawah permukaan bumi. Ketika batu yang berada di di bawah permukaan bumi ini
tidak tersingkap ke atas permukaan bumi ketika proses pengangkatan, maka batuan tersebut
akan terkubur lebih dalam lagi. Semakin dalam terkubur, maka akan semakin besar
kemungkinan untuk terpapar suhu dan juga tekanan tinggi yang dihasilkan oleh kompresi
tektonik dan energi panas yang berasal dari dalam bumi, yang pada akhirnya dapat mengubah
batuan tersebut. Batuan yang telah berubah di bawah permukaan bumi akibat paparan suhu,
tekanan, dan juga kontak magma ini disebut dengan batuan metamorf atau malihan.
5. Batuan metamorf atau malihan berubah lagi menjadi magma
Setelah batuan menjadi batuan malihan atau metamorf, lama kelamaan batuan
metamorf atau malihan ini akan berubah menjadi magma kemballi. Dan dari magma inilah
proses terjadinya batu bisa terjadi kembali.
Itulah proses atau siklus batuan yang menggambarkan terjadinya batuan dari awal
hingga batuan tersebut lapuk, membentuk batuan baru dan akhirnya menjadi magma dan
kembali menjadi batuan dan begitulah seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai