Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KONTRAK DAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PEMBUATAN PELAT

Disusun Oleh:
Fadlilla Ayu (21010118140195)
Rahadian Widhiasmoro (21010118140127)
Naufal Hafizh Ryanfalah (21010118140075)

Dosen Pembimbing:
Ir. Frida Kistiani, M.T. (195907021987032001)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
RENCANA PEKERJAAN :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH DAN SIRTU
3. PEKERJAAN PEMBESIAN DAN BEKISTING
4. PEKERJAAN PENGECORAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Survey lokasi
• Survey lokasi merupakan kegiatan yang sama-sama dilakukan oleh pemberi
kerja/pengawas lapangan dengan kontraktor untuk melihat kondisi lapangan dan mencari
kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan gambar dengan kebutuhan aktual
lapangan.
• Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk melakukan survey lokasi dan melakukan
pengukuran awal di lapangan.
Mobilisasi
• Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut
• Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
• Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan ini.
• Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontrakto / Pemborong dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan
instalasinya.
• Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum kerja Kontraktor / Pemborong
harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Gudang bahan peralatan
• Kontraktor harus menyediakan gudang yang bersifat nonpermanen dengan luas yang
cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar
dari cuaca dan pencurian.
• Kontraktor mengajukan rencana penempatan gudang bahan dan peralatan yang harus
mendapat persetujuan pengawas lapangan.
Tenaga kerja dan sarana kerja
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan,
peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan
tersebut kepada Pemberi Tugas.
• TENAGA KERJA / TENAGA AHLI Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan
berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
• PERALATAN BEKERJA Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-
alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
• BAHAN-BAHAN BANGUNAN
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
• Penyediaan air dan listrik untuk bekerja
❖ Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor /Pemborong dengan membuat
sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
❖ Air harus bersih, bebas dari: bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Direksi
❖ Air harus bersih, bebas dari: bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Direksi
❖ Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3
❖ Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan
Genset untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara apabila sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas
petunjuk Konsultan Pengawas
Patok-patok referensi, bowplank dan pengukuran
• Pengawas Lapangan akan menetapkan 2 (dua) Benchmark sebagai referensi yang
ditetapkan dilapangan. Bila Benchmark belum ada maka pemborong berkewajiban
membuat Benchmark sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
• Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok-patok pembantu,
sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin ketelitian, bentuk, posisi, arah
elevasi dan lain-lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama
pekerjaan berlangsung
• Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok pembantu, bouwplank harus disetujui Pengawas
Lapangan. Patok-patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum
diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
Izin-Izin
Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin
penerangan/listrik, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pemakaian jalan,
izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.

2. PEKERJAAN TANAH DAN SIRTU


URUGAN DAN PEMADATAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik
• Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan untuk pekerjaan plat lantai
bangunan gudang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas/MK.
Persyaratan Bahan
• Bahan untuk urugan tersebut dengan menggunakan bahan yang didatangkan dari lokasi
lain serta memberikan benda uji (sampel) terlebih dahulu sekurang-kurangnya 5 hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran, bekas
dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
• Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
• Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas/MK akan menolak material yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut diatas dan biaya pengambilan contoh yang disetujui baik
galian, angkutan dari dan ke arah lokasi menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.
Syarat- Syarat Pelaksanaan
• Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum setiap
lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan dengan Stemper, Baby Roller atau peralatan
yang disetujui oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas/MK
• Tanah urug yang kering harus dibasahi dengan air, tetapi apablia tanah sudah
mengandung air maka tidak perlu dibasahi kemudian dilakukan penggilasan atau
pemadatan.
• Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan/ Konsultan Pengawas/MK.
• Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat tertentu yang
disetujui secara tertulis oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas/MK atas biaya
Penyedia Jasa Konsutruksi.
• Urugan harus dilakukan sampai mencapai elevasi yang tercantum dalam gambar rencana.

Pengamatan dan Monitoring di Lapangan


Penyedia Jasa Konstruksi harus segera mengambil tindakan pengamanan bilamana hasil
pengamatan menujukkan indikasi tidak sesuainya kondisi di lapangan dengan perencanaan
awal.
URUGAN SIRTU
Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik
• Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan untuk pekerjaan plat lantai
bangunan gudang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas/MK.
Persyaratan Bahan
• Bahan untuk urugan tersebut dengan menggunakan bahan yang didatangkan dari lokasi
lain serta memberikan benda uji (sampel) terlebih dahulu sekurang-kurangnya 5 hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Sirtu harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran, bekas dinding
bata, beton dan bahan organis lainnya.
• Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
• Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas/MK akan menolak material yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut diatas dan biaya pengambilan contoh yang disetujui baik
galian, angkutan dari dan ke arah lokasi menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.
Syarat- Syarat Pelaksanaan
• Pelaksanaan penghamparan sirtu harus dilakukan sesuai gambar rencana dan dipadatkan
dengan Stemper, Baby Roller atau peralatan yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas/MK
• Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan/ Konsultan Pengawas/MK.
• Setelah pemadatan selesai, sisa sirtu harus dipindahkan ketempat tertentu yang disetujui
secara tertulis oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas/MK atas biaya Penyedia Jasa
Konsutruksi.
• Sirtu harus dilakukan sampai mencapai elevasi yang tercantum dalam gambar rencana.
Pengamatan dan Monitoring di Lapangan
• Penyedia Jasa Konstruksi harus segera mengambil tindakan pengamanan bilamana hasil
pengamatan menujukkan indikasi tidak sesuainya kondisi di lapangan dengan perencanaan
awal.
3. PEKERJAAN PEMBESIAN DAN BEKISTING
TULANGAN
• Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan
dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut SKSNI T-15-
1991-03.
• Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja
dan bila mana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas tulangan persatuan
lebar beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana semula dan
persyaratan jarak minimal antara tulangan menurut SKSNI T-15-1991-03 dipenuhi.
Sebelum melakukan perubahan-perubahan, Kontraktor harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
• Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau
penempatan. Tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah
ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan.
• Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat
yang lepas dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan
atau mengurangi pelekatan dengan beton.
• Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana.
• Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton
(beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus
mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs) dari balok-balok beton
dengan mutu minimal sama dengan beton yang bersangkutan. Semua tulangan
harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah dalam
beton.
• Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksa
untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk penempatannya,
kebersihan, dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulang yang
berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Pengawas Lapangan
akan merugikan atau melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan
apabila belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Pengawas Lapangan.
• Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian
hingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan atau deviasi
terhadap bidang horizontal atau vertikal adalah 5 mm.
• Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat digunakan untuk menyambungkan atau
untuk menjaga penulangan dalam posisi yang sebenarnya akan dibiarkan tetap
diantara selimut beton yang telah ditentukan.
• Untuk semua tulangan kecuali sengkang harus merupakan tulangan ulir tidak
diperkenankan tulangan polos.
• Untuk tulangan yang di pakai sesuai pada gambar DED adalah tulangan dengan
diameter 10 dengan jarak antar tulangannya adalah 150 mm.
• Untuk sambungan besi yang di gunakan adalah Dowel dangan diameter 16 dan
jarak sengkangnya 250 mm.
BEKISTING
• Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan
plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar.
• Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar
konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
• Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan
adukan tidak merembes keluar.
• Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran
serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton. Untuk
menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar-benar bersih dan tidak ada
genangan air dapat digunakan kompressor.
Finishing beton bertulang dalam arti penambalan-penambalan sejauh mungkin
dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
4. PEKERJAAN PENGECORAN
• Pengecoran yang di lakukan adalah pengecoran lantai kerja dan pengecoran pelat lantai
dengan spesifikasi sebagai berikut:
▪ Lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan mutu beton K-150
▪ Pelat beton dengan tebal 15 cm dengan mutu beton K-300.
• Langkah pengerjaan pengecoran yaitu dengan membuat lantai kerja terlebih dahulu sesuai
gambar DED yang ada, baru membuat pelat lantai.
• Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus da harus dihindarkan
penghentian pengecoran (cold joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat
yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Pemborong
harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan pelindung dan lain-lain
yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
• Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Pemborong harus memakai
beton siap pakai/Ready Mix Concrete yang mempunyai kapasitas yang cukup untuk
melayani volume pekerjaan yang direncanakan.
• Bilamana perlu Pemborong diperkenankan untuk menggunakan concrete pump, gerobak-
gerobak dorong untuk mengangkut adukan ketempat yang akan dicor. Pengangkutan beton
tidak diperkenankan dengan menggunakan emberember.
• Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material, serta tenaga yang diperlukan
sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang
sebelumnya disetujui Pengawas Lapangan. Tulangan, jarak, bekesting dan lain-lain, harus
dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
• Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan
concrete vibrator yang kemampuannya harus mencukupi.
• Penggetaran harus dijaga sedemikian agar supya tidak terjadi pemisahan/segregasi antara
komponen adukan beton. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu dengan
perojokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan dan harus
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
• Vibrator-vibrator internal berfrekuensi tinggi pada masing-masing type pneumatic elektrik
ataupun hidrolik harus digunakan untuk pemadatan beton dalam seluruh kedudukan.
Vibrator-vibartor tersebut harus dari jenis yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dengan
frekuensi minimum 7000 getaran per menit dan harus mampu mempengaruhi campuran
secara tepat dan memiliki 25 mm slump untuk jarak sekurang-kurangnya 500 mm dari
vibrator tersebut. Vibrator tidak boleh mengenai cetakan, tulangan baja dan juga tidak
boleh digunakan untuk mengalirkan beton atau menyemprotkannya ke dalam tempatnya.
Vibrator tidak boleh terlalu lama ditempatkan di suatu tempat yang dapat menyebabkan
pemisahan beton tersebut.
• Penuangan beton melebihi ketinggian lebih dari 1,5 meter atau pengendapan yang terlalu
banyak pada suatu titik atau menariknya sepanjang cetakan tidak diperkenankan.
• Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan
aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan
dari Pengawas Lapangan. Penghentian maksimum 2 jam. Untuk menyambung pengecoran-
pengecoran sebelumnya harus dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar agar sempurna
sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung
harus disiram dengan air semen dengan campuran semen dan air adalah 1: 0,5. Untuk
penghentian pengecoran lebih dari 5 jam, bidang yang akan disambung/dicor harus terlebih
dahulu dioles dengan additive/epoxy resin.
• Segera setelah pengecoran selesai, selama waktu pengerasan, beton harus dirawat /
dilindungi dengan cara menggenanginya dengan air bersih atau ditutup dengan karung-
karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus-menerus selama paling tidak 10 hari
setelah pengecoran.
• Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Lapangan tetap menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Pemborong diwajibkan menyediakan
alat pelindung seperti terpal yang cukup untuk melindungi tempat/bagian yang sudah
maupun yang akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau ketika suhu
udara naik di atas 320 derajat Celcius.
• Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample)
untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur
sebagaimana ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau ketentuan lain yang berlaku.
• Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan karakteristiknya
di laboratorium yang telah disetujui Pengawas Lapangan atas biaya Pemborong dan
hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Pengawas Lapangan untuk dievaluasi. Bilamana
hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K yang disyaratkan, maka
Pemborong diwajibkan untuk mengajukan kepada Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan
rencana dan mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.
• Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai Karakteristik
yang disyaratkan Pemborong harus mengambil core-sample darii bagian-bagian
konstruksi. Jumlah core-sample untuk tiap pemeriksaan adalah 3 buah, dan selanjutnya
kekuatannya akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Pemberi Tugas dan/atau
Pengawas Lapangan atas biaya Pemborong. Hasilnya akan dievaluasi Pengawas Lapangan
dan apabila ternyata nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, Pemborong harus
melakukan per-baikan dengan biaya Pemborong.

Anda mungkin juga menyukai