Anda di halaman 1dari 63

Lampiran II : Keputusan Walikota Bandung

Nomor :640/Kep.210-Bag.ORPAD/2015
Tanggal : 3Maret2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SKPD DI LINGKUNGAN PEEMRINTAH KOTA BANDUNG

1. SEKRETARIAT DAERAH

INDIKATOR PENJELASAN
SASARAN
NO KINERJA SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
UTAMA DATA
1. Meningkatnya Nilai LPPD Nilai Untuk memenuhi Pasal 27 Undang- Nilai LPPD merupakan Indeks Evaluasi Kinerja Sekretariat Nilai LPPD berdasarkan Indeks EKPPD:
kinerja Undang Nomor 32 Tahun 2014 Penyelenggaraan Pemerintahan (EKPPD) Tim Daerah
penyelenggaraan tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Nasional atas LPPD tahun sebelumnya, yang
pemerintahan Daerah memiliki kewajiban dinilai berdasarkan Indeks Komposit dari dua NO Indeks EKPPD Prestasi
daerah menyampaikan Laporan variabel utama, yakni Indeks Capaian Kinerja 1 3,00<........≤4,00 Sangat Tinggi
Penyelenggaraan Pemerintahan (ICK) sesuai Peraturan pemerintah Nomor 6
Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Tahun 2008 tentang Pedoman EKPPD dan 2 2,00<........≤3,00 Tinggi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Indeks Kesesuaian Materi (IKM) 3 1,00<........≤2,00 Sedang
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
tentang LPPD kepada 2007 tentang LPPD kepada 4 0,00<........≤1,00 Rendah
Pemerintah, LKPj Kepala Daerah Pemerintah, LKPj Kepala Daerah kepada DPRD
kepada DPRD dan ILPPD Kepada dan ILPPD Kepada Masyarakat.
Masyarakat, dan ditegaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD).
. Persentase % Dalam rangka mendorong peningkatan Pengukuran Kecamatan Berkinerja Baik Sekretariat Indeks Kategori Evaluasi Kinerja Camat Sebagai Berikut:
Kecamatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan melalui Evaluasi Kinerja (Evkin) Daerah
Berkinerja Baik khususnya pada level Pemerintah Camat berdasarkan penilaian pada 5 (lima)
tingkat Kecamatan sebagaimana diatur bidang, yakni Bidang Pelayanan Publik, NO Indeks Nilai Evkin Camat Kategori Keterangan
pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Bidang Kebersihan, Bidang Ketertiban, Bidang 1 85,00<........≤100,00 A Raport Hijau
Tahun 2008 tentang Kecamatan dan Keindahan, dan Bidang Inovasi dan
2 75,00<........≤84,99 B Raport Kuning
memaksimalkan pelaksanaan tugas Kreativitas. Kecamatan yang berdasarkan
pokok dan fungsi Camat yang evaluasi kinerja camat pada akhir tahun yang 3 00,00<........≤74,99 C Raport Merah
ditegaskan dalam Peraturan Walikota masuk Indeks Nilai kategori A dan mendapat
Bandung Nomor 250 Tahun 2008 Raport Hijau dikategorikan sebagai Kecamatan
tentang Rincian Tugas Pokok dan Berkinerja Baik. Persentase Kecamatan
Fungsi Satuan Organisasi pada Berkinerja Baik diukur melalui formulasi
Kecamatan dan Kelurahan di berikut:Jumlah Kecamatan yang masuk Indeks
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Nilai Kategori A dan mendapat Raport Hijau
dibandingkan Jumlah Kecamatan di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
INDIKATOR PENJELASAN
SASARAN
NO KINERJA SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
UTAMA DATA
dikalikan 100%.
2. Terwujudnya Prosentase % Untuk mengetahui seberapa banyak Prosentase rancangan produk hukum daerah Sekretariat Kriteria mekanisme pembentukan produk hukum daerah :
harmonisasi dan rancangan jumlah Produk Hukum Daerah yang yang sesuai dengan mekanisme pembentukan Daerah
sinkronisasi produk hukum terbit sesuai dengan mekanisme produk hukum daerah, dilakukan penataan
1. Terwujudnya tertib pembentukan peraturan
Rancangan daerah yang pembentukan Produk Hukum Daerah dalam penyusunan produk hukum daerah
perundang-undangan dengan telah dilakukan melalui
Produk Hukum sesuai dengan (Perda) sesuai dengan ketentuan Undang-
mekanisme Program Legislasi Daerah, sehingga
daerah yang mekanisme Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan Peraturan Daerah dapat dilaksanakan
sesuai dengan pembentukan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
dengan terencana dan terpadu mulai dari tahap
Peraturan produk hukum jo Permendagri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
perencanaan, persiapan, perumusan, pembahasan,
Perundang- daerah Pembentukan produk Hukum Daerah
pengesahan, pengundangan dan penyebarluasan
undangan,
sampai dengan saat ini;
kebutuhan
2. Dalam perumusan Raperda pasca penetapan Program
masyarakat dan
Legislasi Daerah ditindaklanjuti dengan Instruksi
penyelenggaraan
Walikota;
pemerintahan
3. Penyusunan dalam penetapan Program Legislasi
daerah
Daerah dan Instruksi Walikota dilaksanakan setiap
tahun sebelum penetapan Peraturan Daerah tentang
APBD;
4. Setiap usulan Raperda yang telah ditetapkan dalam
Program Legislasi Daerah disampaikan oleh Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemrakarsa kepada
Walikota sesuai dengan jadwal agenda pembahasan
dalam Program Legislasi Daerah secara tepat waktu;
5. Setiap Raperda yang diusulkan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) pemrakarsa sebelum
disampaikan Walikota kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dilakukan pembahasan terlebih
dahulu oleh Tim Asistensi pembahasan rancangan
Lembaran Kota dan Raperda;
6. Setiap produk hukum daerah yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kota Bandung dilakukan
pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan
konsepsi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
7. Seluruh produk hukum daerah yang telah diterbitkan
dilakukan evaluasi secara bertahap oleh Tim Evaluasi
produk hukum daerah;
8. Meningkatan kesadaran hukum aparat dan
masyarakat melalui pubikasi produk hukum dan
penyuluhan hukum terpadu;
9. Seluruh produk hukum daerah yang sudah
diterbitkan telah disosialisasikan dan dipublikasikan
setiap tahun melalui media JDIH online, website
http://jdihbagian hukum.bandung.go.id
INDIKATOR PENJELASAN
SASARAN
NO KINERJA SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
UTAMA DATA
3. Meningkatnya Persentase % Untuk memenuhi UU Nomor 25 Tahun Jumlah SKPD yang memenuhi kriteria Sekretariat kriteria pengukuran :
Kualitas SKPD yang 2009 tentang Pelayanan Publik dan dibandingkan dengan jumlah SKPD di Daerah
Pelayanan Publik pengelolaan Perda Kota Bandung Nomor 16 Tahun lingkungan Pemerintah Kota Bandung
1. melaksanakan minimal 4 dari 5 kriteria indikator
pelayanan 2011 tentang Pelayanan Publik
penerapan Standar Pelayanan Publik
publiknya baik
2. melaksanakan minimal 3 dari 5 kriteria indikator
budaya pelayanan prima.
3. melaksanakan minimal 4 dari 5 kriteria indikator
pengelolaan pengaduan masyarakat.
4. telah melaksanakan survey kepuasan masyarakat
minimal 2 tahun secara berkesinambungan.
5. berada pada zona hijau standar kepatuhan pelayanan
publik versi ombudsman RI berdasarkan hasil self
assesment dan penilaian pihak independent

. Rata-Rata IKM Angka Untuk memenuhi UU Nomor 25 Tahun Jumlah Nilai IKM SKPD yang melaksanakan Sekretariat
Kota Bandung 2009 tentang Pelayanan Publik dan Survey Kepuasan Masarakat dibagi Jumlah Daerah
Perda Kota Bandung Nomor 16 Tahun SKPD yang melaksanakan Survey
2011 tentang Pelayanan Publik
4. Meningkatnya Nilai Evaluasi Angka Untuk memenuhi Perpres Nomor 29 Nilai Evaluasi AKIP Kota diukur sesuai dengan Sekretariat Nilai Evaluasi AKIP Kota Bandung diukur sesuai dengan
akuntabilitas AKIP Kota Tahun 2014 tentang SAKIP, Permenpan No. 20/2013 tentang Juklak Daerah Permenpan No. 25/2012 tentang Juklak Evaluasi AKIP
kinerja pemerintah Bandung Akuntabilitas sebagai suatu Evaluasi AKIP. serta perubahannya dan Perwal Kota Bandung ttg Juklak
daerah Komponen perwujudan kewajiban untuk Evaluasi AKIP SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota
Pelaporan mempertanggungjawabkan Bandung
Kinerja keberhasilan atau kegagalan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan melalui
media pertanggungjawaban yang
dilaksanakan secara
periodik, akuntabilitas pemerintah
merupakan perwujudan kewajiban
instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi instasi yang
bersangkutan.
5. Meningkatnya Persentase % Kolaborasi atau kerjasama merupakan Persentase jumlah ruang lingkup dalam naskah Sekretariat Yang dimaksud naskah kerjasama aktif adalah naskah
implementasi naskah salah satu pilar dalam kerjasama aktif lingkup dalam negeri yang Daerah kerjasama yang jangka waktu kerjasamanya masih
Kerjasama Dalam kerjasama aktif penyelenggaraan pemerintahan di Kota ditindaklanjuti oleh SKPD dibandingkan dengan berlaku pada tahun anggaran berjalan atau kegiatan yang
dan Luar Negeri lingkup dalam Bandung. Melalui kolaborasi dengan Jumlah keseluruhan ruang lingkup dari naskah dilaksanakan atas dasar kerjasama tersebut masih efektif
negeri yang berbagai pihak baik yang bersifat kerjasama aktif lingkup dalam negeri berjalan.
diimplementasik vertikal (dengan pemerintah pusat,
an Kementerian/LPNK, dan instansi
Batasan naskah kerjasama yang dijadikan objek
pemerintahan lainnya), maupun
pengukuran untuk kerjasama lingkup dalam negeri adalah
kolaborasi horizontal (antar daerah,
seluruh naskah kerjasama yang terinventarisir dan
dan stake holder pembangunan
terdokumentasikan di Bagian Kerjasama yaitu terhitung
lainnya baik sektor privat maupun
INDIKATOR PENJELASAN
SASARAN
NO KINERJA SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
UTAMA DATA
masyarakat), diharapkan dapat sejak tahun 2007, dengan bentuk naskah, baik
mempercepat pelaksanaan Kesepakatan Bersama, Nota Kesepahaman, Perjanjian
pembangunan di Kota Bandung, baik Kerjasama, maupun bentuk perikatan hukum lainnya.
dalam pembangunan infrastruktur
maupun non infrastruktur, serta
Yang dimaksud dengan suatu naskah kerjasama lingkup
mempercepat penyelenggaraan dan
dalam negeri sudah terimplementasikan atau
peningkatan kualitas pelayanan publik
ditindaklanjuti oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota
bagi masyarakat kota Bandung, yang
Bandung adalah:
pada akhirnya dapat segera
a. Minimal satu dari seluruh ruang lingkup Nota
mewujudkan visi Kota Bandung yang
Kesepahaman atau Kesepakatan Bersama aktif
Unggul, Nyaman dan Sejahtera.
ditindaklanjuti oleh SKPD di lingkungan Pemerintah
Kota Bandung dalam bentuk Perjanjian Kerjasama,
Oleh karena itu setiap kerjasama yang atau
telah dibuat oleh Pemerintah Kota b. minimal satu dari seluruh ruang lingkup Perjanjian
Bandung, harus senantiasa dapat kerjasama aktif dalam naskah kerjasama aktif
diimplementasikan oleh setiap SKPD ditindaklanjuti oleh SKPD di lingkungan Pemerintah
terkait dalam tindakan nyata, dan Kota Bandung dalam bentuk tindakan nyata dalam
diharapkan dapat terukur hasilnya program/kegiatan SKPD., atau
untuk mengetahui efektivitas dari c. minimal satu dari seluruh ruang lingkup Nota
kerjasama yang telah dibuat tersebut. Kesepahaman atau Kesepakatan Bersama aktif
ditindaklanjuti oleh SKPD di lingkungan Pemerintah
Kota Bandung dalam bentuk tindakan nyata dalam
Meskipun berdasarkan ketentuan
program/kegiatan SKPD, walaupun tidak/belum
Pasal 8 PP No. 50 Tahun 2007 tentang
ditindaklanjuti dalam Perjanjian Kerjasama.
Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Daerah disebutkan bahwa pelaksanaan
perjanjian kerjasama dapat dilakukan
oleh SKPD, namun demikian, sesuai
dengan Perwal No. 298 Tahun 2013
Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi,
Uraian Tugas dan Tata Kerja Satuan
Organisasi Sekretariat Daerah Kota
Bandung, disebutkan bahwa salah
satu tugas pokok bagian kerjasama
adalah melaksanakan monitoring dan
evaluasi atas penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah lingkup kerjasama.
Oleh karena itu implementasi
kerjasama yang telah dibuat sudah
barang tentu menjadi indikator kinerja
bagi Bagian Kerjasama untuk
mengetahui efektivitas kerjasama aktif
yang telah dibuat.Kolaborasi atau
kerjasama merupakan salah satu pilar
dalam penyelenggaraan pemerintahan
di Kota Bandung.

6. Meningkatnya Persentase % . Jumlah SKPD yang menyusun RUP Sekretariat


INDIKATOR PENJELASAN
SASARAN
NO KINERJA SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
UTAMA DATA
kualitas SKPD yang melaksanakan lelang melalui ULP dan BIRMS Daerah
administrasi melaksanakan dibandingkan dengan seluruh SKPD di
pembangunan PBJ melalui ULP Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
dan BIRMS
7. Berkembangnya Persentase % . Jumlah sub sector ekonomi kreatif yang Sekretariat
ekonomi kreatif aktivasi sub diaktivasi dibandingkan seluruh jenis sub Daerah
untuk mendukung sektor ekonomi sector ekonomi kreatif
tercapainya kreatif
Bandung sebagai
Kota Kreatif

2. SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG

PENJELASAN
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
PENJELASAN
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA

1. Meningkatnya kualitas Kepuasan Pimpinan dan % Berdasarkan prinsip pelayanan Jml. Dewan yg Puas X 100% Sekretariat Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03
pelayanan dalam Anggota DPRD Kota sebagaimana telah ditetapkan dalam Jml. Anggota DPRD DPRD Kota Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
rangka memfasilitasi Bandung terhadap Keputusan Menteri Pendayagunaan Bandung Daerah Kota Bandung No. 10 Tahun 2007 tentang
setiap kegiatan pelayanan Sekretariat DPRD Aparatur Negara Nomor Pembentukan dan susunan organisasi, Sekretariat
Pimpinan dan Anggota dalam memfasilitasi kegiatan KEP/25/M.PAN/2004 Daerah Kota Bandung. Sekretaris DPRD Kota Bandung
DPRD Kota Bandung mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota
dalam memyelenggarakan administrasi kesekretariatan,
administrasi keuangan, penyelenggaraan kehumasan
dan protokol lingkup DPRD dalam mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD. Dalam
menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut
Sekretariat DPRD Kota Bandung mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;


b. Penyelenggaraan administrasi keuangan.
c. Penyelenggaraan kehumasan dan protocol lingkup
DPRD;
d. Penyelenggaraan rapat-rapat di lingkungan DPRD;
dan
e. e. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian tenaga
ahli yang diperlukan dalam mendukung tugas dan
fungsi DPRD

. Persentase fasilitasi rapat- % Berdasarkan Program Legislasi Daerah Rapat yang terlaksana X 100% Sekretariat 1. Rapat Paripurna dalam rangka Pembahasan
rapat dewan tepat waktu (PROLEGDA) Tahun 2014 berjumlah 10 jml. Rapat yang terjadwalkan DPRD Kota RAPERDA 4 kali dalam pembahasan 1 RAPERDA
buah, dimana dalam 1 prolegda Bandung 2. Rapat Paripurna Istimewa 2 kali untuk Hari Jadi
ditetapkan 4 (empat) kali Rapat Kota Bandung dan Mendengarkan Pidato
Paripurna, jadi target Rapat Paripurna Kenegaraan
sebanyak 40 kali. Rapat-rapat Alat 3. Rapat Alat Kelengkapan Dewan 8 kali dalam
Kelengkapan Dewan dengan perhitungan sebulan untuk 9 AKD.
target 8 kali rapat dalam sebulan
dikalikan 12 bulan dan dikalikan total
AKD sebanyak 9 berjumlah 864 kali
rapat. Ditambah 2 kali Rapat Paripurna
PENJELASAN
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA

Istimewa yaitu dalam rangka Hari Jadi


Kota Bandung dan Mendengarkan Pidato
Kenegaraan Presiden RI.

Seluruh pelaksanaan kegiatan rapat-


rapat tiap bulannya telah terjadwal
sehingga dapat dilakukan persiapan oleh
Sekretariat DPRD Kota Bandung dan
dilaksanakan tepat waktu.

2. Meningkatnya kualitas Persentase fasilitasi % Sekretariat DPRD sebagai fasilitator Jumlah aspirasi yg di tindaklanjuti Sekretariat Aspirasi yang masuk terdiri dari :
pelayanan fasilitasi keluhan/pengaduan DPRD hanya memiliki wewenang kpd Dewan X 100% DPRD Kota
aspirasi masyarakat masyarakat terhadap fasilitasi penyampaian aspirasi Bandung 1. Aspirasi Pengaduan
Jumlah aspirasi yang masuk
kepada dewan dari masyarakat saja, jadi maksud dari 2. Aspirasi masukan terhadap penyusunan RAPERDA
keluhan/pengaduan masyarakat yang yang sedang dibahas dewan
ditindaklanjuti adalah aspirasi yang
tersampaikan kepada dewan.

Sedangkan untuk tidak lanjut terhadap


aspirasi itu sendiri bukan merupakan
core dari Sekretariat DPRD, itu
merupakan core dari DPRD.

3. INSPEKTORAT

PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
Menurunnya Masih terdapat SKPD yang masih (Jumlah SKPD yang tidak SKPD yang memiliki temuan BPK RI yang material
Persentase SKPD yang
temuan memiliki temuan yang berindikasi mendapat temuan berindikasi Inspektorat sebesar ≥ 1% dan SKPD dikatakan tidak lagi
tidak mendapat temuan
1. pemeriksaan kasus % tindak pidana korupsi tindak pidana korupsi yang Kota mendapatkan temuan yang berindikasi tindak pidana
berindikasi tindak pidana
tindak pidana (berdasarkan Laporan Hasil material di bagi jumlah SKPD) Bandung korupsi yang material, jika SKPD tersebut pada tahun
korupsi yang material
korupsi Pemeriksaan BPK RI atas dikali 100% penetapan pencapaian indikator, tidak lagi memiliki
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
Kepatuhan Terhadap Peraturan temuan BPK RI yang berindikasitindak pidana korupsi
Perundang-undangan dalam yang material
kerangka Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kota Bandung
Tahun 2013)
Persentase SKPD yang
(Jumlah SKPD yang telah
telah Belum optimalnya penerapan Inspektorat
Meningkatnya menyusun Standar Operasional SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, yang
2. mengimplementasikan % Sistem Pengendalian Intern Kota
implementasi SPIP Prosedur (SOP) SKPD dibagi telah menyusun SOP
SPIP pada level Pemerintah (SPIP) di jajaran SKPD Bandung
Jumlah Seluruh SKPD) dikali 100%
berkembang
Meningkatnya
kepatuhan terhadap (Jumlah rekomendasi hasil
penyelesaian tindak Persentase rekomendasi Belum optimalnya SKPD yang pemeriksaan internal yang Inspektorat
SKPD yang telah menindaklanjuti rekomendasi hasil
3. lanjut hasil hasil pemeriksaan internal % menindaklanjuti rekomendasi mendapatkan status tindak lanjut Kota
pemeriksaan internal
pemeriksaan yang telah ditindaklanjuti hasil pemeriksaan internal selesai dibagi Jumlah seluruh Bandung
internal dan rekomendasi) x 100%
eksternal
(Jumlah rekomendasi hasil
Persentase rekomendasi
Belum optimalnya SKPD yang pemeriksaan eksternal yang Inspektorat
hasil pemeriksaan SKPD yang telah menindaklanjuti rekomendasi hasil
% menindaklanjuti rekomendasi mendapatkan status tindak lanjut Kota
eksternal yang telah pemeriksaan eksternal
hasil pemeriksaan eksternal selesai dibagi Jumlah seluruh Bandung
ditindaklanjuti
rekomendasi) x 100%
Belum optimalnya tertib (Jumlah SKPD yang tidak
Persentase SKPD yang Inspektorat
Meningkatnya tertib admnistrasi barang/aset daerah mempunyai temuan administrasi SKPD yang tidak memiliki temuan dalam aspek barang
4. Tertib administrasi % Kota
administrasi barang di lingkungan Pemerintah Kota barang/aset dibagi Jumlah seluruh daerah
barang/aset daerah Bandung
Bandung SKPD) dikali 100%
Meningkatnya (Jumlah SKPD yang nilai evaluasi
Persentase SKPD yang
akuntabilitas kinerja Belum optimalnya implementasi AKIP nya minimal B dibagi jumlah Inspektorat
memiliki Nilai Evaluasi SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh
5. di lingkungan % SAKIP pada SKPD di lingkungan seluruh SKPD pada Pemerintah Kota
AKIP oleh Inspektorat Inspektorat Minimal B
Pemerintah Kota Pemerintah Kota Bandung Kota Bandung yang dievaluasi) x Bandung
Minimal B
Bandung 100%
Meningkatnya Persentase Aparat Perlunya peningkatan Kapabilitas
Aparat Pengawas Pengawas Intern Aparat Pengawas Intern (Jumlah APIP yang memiliki Inspektorat
6. Intern Pemerintah Pemerintah (APIP) yang % Pemerintah (APIP) dalam standar kompetensi dibagi jumlah Kota Jumlah APIP yang telah memiliki Standar kompetensi
(APIP) yang memiliki memiliki standar pendidikan dan latihan seluruh APIP Inspektorat) x 100% Bandung
standar kompetensi kompetensi pengembangan profesi
Persentase SKPD yang
Meningkatnya (Jumlah SKPD yang menyatakan Inspektorat
menyatakan puas atas Perlunya Peningkatan pelayanan Meningkatnya kepuasan SKPD atas layanan
7. Kepuasan % puas dibagi jumlah seluruh SKPD) Kota
layanan Inspektorat kota Inspektorat kepada SKPD Inspektorat kota Bandung
stakeholder x 100% Bandung
Bandung
Persentase Aduan Perlunya peningkatan pelayanan (Jumlah aduan masyarakat atas Inspektorat
Meningkatnya Kepuasan Stakeholder atas layanan
masyarakat atas Pelayanan % Inspektorat Kota Bandung atas pelayanan publik yang Kota
publik yang ditindaklanjuti dalam 14 hari
publik yang ditindaklanjuti Pengaduan Masyarakat terhadap ditindaklanjuti dalam waktu 14 Bandung
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
dalam waktu 14 hari proses pembangunan Kota hari dibagi jumlah aduan
Bandung masyarakat atas layanan publik
yang diterima Inspektorat) x 100%

4. SATPOL PP

PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
1. Meningkatnya Cakupan % Tertib adalah kondisi dimana Jumlah penyelesaian Satuan 1. Yang dimaksud dengan Penyelesaian adalah:
ketertiban Penyelesaian semua peraturan yang berlaku pelanggaran perda Polisi o Respon atas laporan,
umum Penegakan Perda dipatuhi oleh masyarakatnya. perwal / jumlah Pamong o Pengecekan atas validitas laporan,
Kondisi tersebut dapat terwujud pelanggaran perda Praja o Tindaklanjut di lapangan oleh petugas dan/atau PPNS,
dengan kesadaran sendiri dari perwal yang terlaporkan o Pembuatan Surat Pernyataan untuk tidak melanggar atau,
masyarakat maupun dengan X 100% o Pengenaan biaya paksa atau penyerahan ke pengadilan.
paksaan oleh petugas. 2. Yang dimaksud dengan Pelanggaran yang terlaporkan adalah laporan adanya pelanggaran
Peraturan Daerah yang berasal dari:
Satpol PP sebagai Penegak o Laporan masyarakat yang masuk melalui LAPOR, Tlp, surat, datang langsung, Media
Peraturan Daerah, melakukan Massa/Sosial dll.,
upaya mewujudkan kondisi o Rekomendasi dari SKPD pengawas dan pengendali terkait dan
Tertib dengan cara o Perintah Atasan dan/atau Temuan Petugas Satpolpp langsung di Lapangan tentang
menyelesaikan setiap adanya Pelanggaran Peraturan Daerah.
pelanggaran yang terlaporkan.

Semakin tinggi prosentase


tingkat penyelesaian Penegakan
Peraturan Daerah yang
terlaporkan, maka semakin
tinggi pula tingkat pencapaian
kondisi Tertib di Kota Bandung.
. Persentase zona % Peraturan Daerah Nomor 04 Jumlah Zona Merah Satuan Zona Merah adalah Lokasi yang dilarang atau tidak boleh terdapat PKL
merah tingkat Tahun 2011 tentang Penataan tingkat Kota yang Tertib Polisi 1. Karakter PKL:
kota yang tertib dan Pembinaan PKL / jumlah Zona Merah Pamong a. perlengkapan dagang mudah dibongkar pasang atau dipindahkan;
tingkat Kota X 100% Praja b. mempergunakan bagian jalan, trotoar, dan/atau tempat lain untuk kepentingan umum yang
bukan diperuntukkan bagi tempat berdagang secara tetap
2. Sarana berdagang PKL:
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
a. Tenda makanan;
b. Gerobak, atau
c. Deprokan/Lesehan
. Persentase % Peraturan Daerah Kota Jumlah Kawasan Satuan Kawasan yang tidak diperbolehkan diselenggarakan kegiatan reklame yaitu gedung dan/atau
kawasan bebas Bandung Nomor 04 Tahun 2012 Bebas Reklame yang Polisi halaman kantor pemerintahan, tempat pendidikan, tempat-tempat ibadah, lintasan jalan kereta
reklame yang tentang Penyelenggaraan Tertib / Jumlah Kawasan Pamong api, rumah sakit, Kantor militer/kepolisian, taman kota, Jalan Asia Afrika, Jalan Braga, Jalan
tertib Reklame Bebas Reklame X 100% Praja R.A.A Wiranatakusumah, Jalan Pajajaran, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Dr. Junjunan dan Jalan
Pasteur
2. Meningkatnya Persentase % Peraturan Menteri Dalam Negeri Jumlah Kecamatan yang Satuan 1. Kepala Desa/Lurah merekrut calon Anggota Satlinmas di Desa/Kelurahan
ketentraman kecamatan yg Nomor 84 Tahun 2014 tentang mempunyai rasio Polisi 2. Calon Anggota Satlinmas di rekrut dari Warga Masyarakat
masyarakat melampaui SPM Penyelenggaraan Perlindungan anggota Linmas sesuai Pamong 3. Anggota Satlinmas dilantik oleh Kepal Satuan Polisi Pamong Praja
rasio linmas Masyarakat SPM / Jumlah Praja 4. Masa keanggotaan Satlinmas berakhir pada usia 60 (enam puluh) tahun
Kecamatan X 100% 5. Satlinmas mempunyai tugas:

o Membantu dalam penanggulangan bencana;


o Membantukeamanan,ketenteraman dariketertiban masyarakat;
o Membantu dalam kegiatansosialkemasyarakatan;
o Membantu penanganan ketentraman, ketertiban dan keamanan dalam penyelenggaraan
pemilu; dan
o Membantu upaya pertahanan Negara

3. Terwujudnya Persentase % Banyaknya pengaduan Jumlah Laporan yang Satuan 1. Laporan yang ditindaklanjuti dalam 24 jam adalah jika waktu ketika diterimanya sebuah
Peningkatan Laporan yang masyarakat dalam hal ketertiban ditindaklanjuti dalam 24 Polisi Laporan sampai dengan waktu Laporan tersebut ditindaklanjuti, mempunyai rentang waktu
Kualitas diindaklanjuti umum dan ketentraman jam / Jumlah Laporan Pamong kurang dari 24 jam.
Pelayanan Publik dalam 24 jam masyarakat melalui media sosial yang Diterima X 100% Praja o Jam tindaklanjut laporan - Jam diterima Laporan < 24
seperti LAPOR, Tweeter, 2. Laporan yang diterima adalah:
Facebook, Whatsap o Masyarakat melaporkan langsung, melalui surat, tlp, sms, LAPOR, media massa dan/atau
media sosial;
o Perintah Atasan atau Rekomendasi SKPD; dan
o Temuan petugas Satpolpp/PPNS.

5. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/


STRATEGIS UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA KRITERIA

1. Peningkatan #Persentase pegawai % Sesuai dengan amanat PP Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat diklat Badan Kepegawaian
kompetensi yang memiliki sertifikat Diklat Aparatur bahwa setiap aparatur harus memenuhi kompetensi manajerial (Diklat PIM Tk. I, Tk. II, Tk. Daerah
sumber daya diklat peningkatan persyaratan kompetensi baik manajerial maupun fungsi III, Tk. IV) dibagi dengan jumlah pejabat struktural
manusia Aparatur kompetensi :# - x 100%
Sipil Negara Kompetensi manajerial
. #Persentase pegawai % Sesuai dengan amanat PP 101/2000 tentang Diklat Aparatur Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat diklat Badan Kepegawaian
yang memiliki sertifikat bahwa setiap aparatur harus memenuhi persyaratan peningkatan kompetensi teknis (diklat teknis tugas Daerah
diklat peningkatan kompetensi baik manajerial maupun teknis dan fungsi + diklat fungsional) dibagi dengan
kompetensi :# - jumlah PNS seluruhnya x 100%
Kompetensi teknis
. Jumlah pegawai ASN Orang bahwa standar kompetensi teknis meliputi peningkatan Jumlah pegawai yang mengikuti tugas belajar Badan Kepegawaian
yang mengikuti tugas pendidikan yang salah satunya melalui tugas belajar Daerah
belajar sesuai dengan
kebutuhan formasi
2. Tersedianya Persentase jabatan yang % Diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Jumlah pejabat yang memenuhi persyaratan Badan Kepegawaian
Aparatur Sipil diisi sesuai dengan tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertujuan untuk kompetensi dibagi dengan jumlah PNS seluruhnya Daerah
Negara yang kompetensi menempatkan SDM yang tepat sesuai dengan minat dan
memenuhi standar kemampuannya yang mencakup aspek pengetahuan,
kompetensi keterampilan, dan sikap kerja melalui proses promosi dan
mutasi secara fair dan objektif. Penempatan dalam jabatan
sesuai dengan kompetensi berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi kerja dan kinerja pegawai yang
merupakan faktor penting dalam organisasi karena dapat
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka mencapai pelayanan yang prima
pada masyarakat.
3. Meningkatnya Persentase penanganan % Untuk menjamin penegakan disiplin sesuai dengan amanat Jumlah kasus yang ditangani dibagi dengan jumlah Badan Kepegawaian
disiplin pegawai terhadap pelanggaran PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai kasus Daerah
ASN disiplin pegawai ASN
. Persentase SKPD yang % Untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja Jumlah SKPD yang tidak terdapat pelanggaran Badan Kepegawaian
tidak terdapat PNS disiplin dibagi dengan jumlah total SKPD Daerah
pelanggaran disiplin
. Persentase tingkat % Untuk mengukur tingkat kepatuhan pegawai melalui SIAP Persentase kehadiran PNS per bulan dibagi jumlah Badan Kepegawaian
kehadiran pegawai ASN (Sistem Informasi Administrasi Presensi) yakni sistem absensi bulan Daerah
dengan melakukan perekaman wajah dan sidik jari yang
terintergrasi ke seluruh SKPD di lingkunagn Pemerintah Kota
Bandung.
4. Meningkatnya Persentase pegawai yang % Untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai. (Jumlah pegawai yang sudah terpenuhi hak cuti+ Badan Kepegawaian
pemenuhan hak- terpenuhi hak-hak jumlah PNS yang melaksanakan sumpah janji + Daerah
hak kepegawaian kepegawaiannya sesuai jumlah PNS yang terpenuhi hak TPPNS+jumlah
ASN dengan ketentuan yang jabatan yang telah dievaluasi dan disusun nilai dan
berlaku kelas jabatannya+jumlah PNS yang memiliki
PPKPNS dibagi dengan (nominatif jumlah pegawai
yang seharusnya cuti+seharusnya melaksanakan
sumpah janji+seharusnya memperoleh TPPNS+
jabatan yang seharusnya dievaluasi dan disusun
nilai dan kelas jabatannya+seharusnya memiliki
PPKPNS)
SASARAN INDIKATOR KINERJA PENJELASAN KETERANGAN/
NO SATUAN
STRATEGIS UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA KRITERIA

5. Meningkatnya #Persentase administrasi % Untuk mencapai pelayanan prima dan pemenuhan Jumlah usulan kenaikan pangkat pegawai selesai Badan Kepegawaian
kualitas pelayanan kepegawaian yang administrasi kepegawaian serta sesuai dengan amanat : tepat waktu dibagi dengan jumlah usulan kenaikan Daerah
administrasi diselesaikan tepat pangkat pegawai
kepegawaian waktu:#- Persentase
- PP Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan atas PP Nomor
kenaikan pangkat
99 Tahun 2000 tentang Kenaikan pangkat PNS
pegawai tepat waktu

. #Persentase administrasi % Untuk mencapai pelayanan prima dan pemenuhan Jumlah usulan kenaikan gaji berkala pegawai Badan Kepegawaian
kepegawaian yang administrasi kepegawaian serta sesuai dengan amanat PP selesai tepat waktu dibagi dengan jumlah usulan Daerah
diselesaikan tepat Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS kenaikan gaji berkala pegawai
waktu:#- Persentase sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
kenaikan gaji berkala Nomor 15 Tahun 2012
pegawai tepat waktu
. #Persentase administrasi % Untuk mencapai pelayanan prima dan pemenuhan Jumlah usulan pensiun pegawai selesai tepat Badan Kepegawaian
kepegawaian yang administrasi kepegawaian serta sesuai dengan amanat PP waktu dibagi dengan jumlah usulan pensiun Daerah
diselesaikan tepat Nomor 19 Tahun 2013 tentang perubahan keempat atas pegawai
waktu:#- Persentase Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang
pensiun pegawai tepat Pemberhentian PNS
waktu
. Indeks kepuasan Indeks Sesuai amanat UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Hasil survey/kuesioner dari pengguna pelayanan Badan Kepegawaian
pelayanan administrasi Publik, maka BKD sebagai lembaga pelayanan publik (PNS Kota Bandung) Daerah
kepegawaian berorientasi pada kepuasan masyarakat/pelanggan melalui
pengukuran kepuasan pelayanan dimana masyarakat yang
dimaksud adalah PNS Kota Bandung
6. Tersedianya Persentase pegawai yang % Akurasi data kepegawaian diperlukan sebagai bahan Jumlah pegawai yang datanya akurat dibagi Badan Kepegawaian
akurasi data datanya akurat perencanaan manajemen kepegawaian dan sesuai dengan dengan jumlah pegawai Daerah
kepegawaian amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara

6. BAPPEDA

KETERAN
INDIKATOR SATUAN PENJELASAN AN/KRITE
SASARAN
NO KINERJA IA
STRATEGIS
UTAMA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Terwujudnya Tingkat % Harus ada Tingkat Keselarasan RKPD terhadap RPJMD = (Ki1+Ki2+Ki3+Ki4+Ki5+Ki6)/6 Badan Perencanaan
keselarasan keselarasa sinkronisasi antar Pembangunan Daerah
perencanaan n RKPD dokumen
KETERAN
INDIKATOR SATUAN PENJELASAN AN/KRITE
SASARAN
NO KINERJA IA
STRATEGIS
UTAMA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
pembangunan terhadap perencanaan, Ki1 = Keselarasan Sasaran Jumlah Sasaran Pada RKPD yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
daerah RPJMD program-program =
dalam dokumen Jumlah Sasaran pada RPJMD
perencanaan
jangka panjang Ki2 = Keselarasan Indikator Jumlah Indikator Sasaran Pada RKPD yang sesuai dengan X 100 %
harus sinkron Sasaran = RPJMD
dengan program
Jumlah Indikator Sasaran pada RPJMD
dalam dokumen
perencanaan Ki3 = Keselarasan Target Jumlah Target Sasaran Pada RKPD yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
jangka menengah Sasaran =
dan encana Jumlah Target Sasaran pada RPJMD
tahunan Ki4 Keselarasan Program Jumlah Program Pada RKPD yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
=
(Permendagri =
Nomor 54 Tahun Jumlah Program pada RPJMD
2010)

Ki5 = Keselarasan Indikator Jumlah Indikator Program Pada RKPD yang sesuai dengan X 100 %
Program = RPJMD
Jumlah Indikator Program pada RPJMD

Ki6 = Keselarasan Target Jumlah Target Program Pada RKPD yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
Program =
Jumlah Target Program pada RPJMD

. Tingkat % Harus ada Tingkat Keselarasan Renstra SKPD terhadap RPJMD = (Ki1+Ki2+Ki3+Ki4+Ki5+Ki6)/6 Badan Perencanaan
keselarasa sinkronisasi antar Pembangunan Daerah
n Renstra dokumen
SKPD perencanaan, Ki1 = Keselarasan Jumlah Sasaran Pada Renstra yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
terhadap program-program Sasaran =
Jumlah Sasaran pada RPJMD
RPJMD dalam dokumen
perencanaan Ki2 = Keselarasan Jumlah Indikator Sasaran Pada Renstra yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
jangka panjang Indikator Sasaran =
harus sinkron Jumlah Indikator Sasaran pada RPJMD
dengan program Ki3 Keselarasan Jumlah Target Sasaran Pada Renstra yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
=
dalam dokumen Target Sasaran =
perencanaan Jumlah Target Sasaran pada RPJMD
jangka menengah
Ki4 = Keselarasan Jumlah Program Pada Renstra yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
dan encana
Program =
tahunan Jumlah Program pada RPJMD
(Permendagri
Nomor 54 Tahun Ki5 = Keselarasan Jumlah Indikator Program Pada Renstra yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
2010) Indikator Program =
Jumlah Indikator Program pada RPJMD
Ki6 = Keselarasan Jumlah Target Program Pada Renstra yang sesuai dengan RPJMD X 100 %
KETERAN
INDIKATOR SATUAN PENJELASAN AN/KRITE
SASARAN
NO KINERJA IA
STRATEGIS
UTAMA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA

Target Program = Jumlah Target Program pada RPJMD

. Tingkat % Harus ada Tingkat Keselarasan Renja SKPD terhadap RKPD = (Ki1+Ki2+Ki3+Ki4+Ki5+Ki6)/6 Badan Perencanaan
keselarasan sinkronisasi antar Pembangunan Daerah
Renja dokumen
SKPD perencanaan, Ki1 = Keselarasan Jumlah Program Pada Renja yang sesuai dengan RKPD X 100 %
terhadap program-program Program =
RKPD dalam dokumen Jumlah Program pada RKPD
perencanaan
jangka panjang Ki2 = Keselarasan Jumlah Indikator Program Pada Renja yang sesuai dengan RKPD X 100 %
harus sinkron Indikator Program =
dengan program Jumlah Indikator Program pada RKPD
dalam dokumen
perencanaan Ki3 = Keselarasan Target Jumlah Target Program Pada RKPD yang sesuai dengan Renja X 100 %
jangka menengah Program =
dan encana Jumlah Target Program pada RKPD
tahunan
(Permendagri Ki4 = Keselarasan Jumlah Kegiatan Pada Renja yang sesuai dengan RKPD X 100 %
Nomor 54 Tahun Kegiatan =
2010)
Jumlah Kegiatan pada RKPD

Ki5 = Keselarasan Jumlah Indikator Kegiatan Pada Renja SKPD yang sesuai dengan X 100 %
Indikator Kegiatan = RKPD

Jumlah Indikator Kegiatan pada RKPD

Ki6 = Keselarasan Target Jumlah Target Kegiatan Pada Renja SKPD yang sesuai dengan X 100 %
Kegiatan= RKPD

Jumlah Target Kegiatan Pada RKPD

2. Terakomodasin Persentase % Berdasarkan Perda Tingkat aspirasi = Badan Perencanaan


ya aspirasi Pagu No.5 Tahun 2009, Pembangunan Daerah
masyarakat Belanja Usulan
dalam Langsung masyarakat Jumlah alokasi anggaran untuk kegiatan yang berasal X 100 %
pembangunan RKPD yang melalui dari aspirasi masyarakat
daerah Mengakom musrenbang harus Total Pagu Belanja Langsung RKPD
odir diakomodir
Usulan minimal 30 % dari
Masyaraka Belanja Langsung.
t Melalui
Musrenban
KETERAN
INDIKATOR SATUAN PENJELASAN AN/KRITE
SASARAN
NO KINERJA IA
STRATEGIS
UTAMA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
g
3. Terlaksananya Persentase % Berdasarkan Badan Perencanaan
program Pelaksanaa Peraturan Menteri Pembangunan Daerah
pembangunan n Program Dalam Negeri
Jumlah Program yang Dilaksanakan oleh SKPD X 100 %
yang sesuai Pembangu No.54 Tahun 2010
dengan nan yang Pasal 254: Kepala
perencanaan Sesuai Bappeda Jumlah Program yang Direncanakan dalam RKPD
dengan kabupaten/kota
perencanaa melaksanakan
n pengendalian dan
evaluasi kebijakan
perencanaan
pembangunan
tahunan daerah
lingkup
kabupaten/kota
Oleh karena itu,
perlu dilakukan
monitoring dan
evaluasi tingkat
pelaksanaan
program SKPD.

7. Badan Pemberdayaan Perempuan & KB

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN KETERANGAN/


NO SASARAN STRATEGIS SATUAN
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA RITERIA
1. Meningkatnya kualitas indeks pembangunan % Indek Pembangunan Gender (IDG) masuk INDEKS PEMBANGUNAN GENDER (IDG) : Badan Pemberdayaan
hidup perempuan yang gender dalam IKU karena IDG adalah sebagai tolak Perempuan dan Keluarga
berkeadilan gender ukur keberhasilan program pengarusutamaan Berencana
1. umur panjang dan sehat : 1. indikator : angka
gender yang dilaksanakan di kota bandung
harapan hidup perempuan, angka harapan hidup
walaupun tidak melaksanakan pengukuran
laki-laki 2. indeks dimensi : indeks harapan hidup
IDG, namun BPPKB Kota Bandung sebagai
perempuan, indeks harapan hidup laki-laki 3.
koordinator dalam pelaksanaan program
indeks sebaran merata : indeks atau harapan hidup
tersebut.
dengan sebaran merata
2. pengetahuan : 1. Indikator : AMH perempuan, MYS
perempuan, AMH laki-laki, MYS laki-laki. 2.indeks
dimensi : indeks pendidikan perempuan, indeks
pendidikan laki-laki 3. indeks sebaran merata
: indeks pendidikan dengan sebran merata
INDIKATOR KINERJA PENJELASAN KETERANGAN/
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA RITERIA
3. kehidupan yang layak: 1. indikator : perkiraan
pendapatan perempuan, perkiraan pendapatan laki-
laki2. indeks dimensi : indeks pendapatan
perempuan, indeks pendapatan laki-laki 3. indeks
sebaran merata : indeks pendapatan dengan
sebaran merata

2. Meningkatnya cakupan perempuan % Cakupan perempuan dan anak korban perempuan dan anak korban kekerasan yang Badan Pemberdayaan Perempuan
pemenuhan dan dan anak korban kekerasan yang terselesaikan penanganannya terselesaikan penanganannya dibagi perempuan dan dan Keluarga Berencana
perlindungan hak-hak kekerasan yang pada unit pelayanan terpadu dijadikan IKU anak korban kekerasan yang melapor x 100%
perempuan dan anak terselesaikan karena :
korban tindak penanganannya pada 1. Sesuai dengan Urusan Wajib Pemberdayaan
kekerasan unit pelayanan terpadu Perempuan dan Perlindungan Anak;
2. Melaksanakan amanat dari Visi dan Misi
BPPKB Kota Bandung;
3. BPPKB. Kota Bandung mempunyai UPT
Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan
Perempuan dan Anak sebagai pusat
pelayanan penanganan pengaduan kepada
pelapor atas tindak kekerasan dalam rumah
tangga terhadap perempuan dan anak.
3. Terwujudnya Kota persentase kelurahan % Persentase Kelurahan Layak Anak sebagai IKU jumlah penggarapan kelurahan layak anak dibagi Badan Pemberdayaan
Bandung sebagai Kota layak anak adalah dalam rangka mendukung Kota jumlah sasaran garapan kelurahan layak anak x Perempuan dan Keluarga
Layak Anak Bandung Sebagai Kota Layak Anak, maka 100% Berencana
BPPKB Kota Bandung mengawali dengan
kelurahan.
4. Meningkatnya cakupan SKPD yang % Cakupan SKPD yang responsif Gender dijadikan SKPD yang responsif gender dibagi seluruh SKPD x Badan Pemberdayaan
pengarusutamaan responsive gender IKU dengan alasan dalam rangka mendukung 100% Perempuan dan Keluarga
gender di lingkungan program pemerintah tentang Gender yang Berencana
pemerintah Kota dalam hal ini dirasakan masih kurangnya
Bandung partisipasi perempuan dalam pembangunan
Gender khususnya di bidang pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan kesempatan kerja.
5. meningkatnya peserta tingkat penurunan TFR % Tingkat penurunan TFR adalah hal yang wajib 5 ∑ASFR (jumlah kelahiran dari usia ibu 19-49) x5 Badan Pemberdayaan
Keluarga Berencana masuk dalam IKU karena menyangkut Laju dibagi 1000 kelahiran x 100% Perempuan dan Keluarga
Pertumbuhan Penduduk di Kota Bandung dan Berencana
BPPKB Kota Bandung adalah salah satu SKPD
yang mengendalikan pertumbuhan penduduk
melalui Program KB.
. persentase pasangan % Persentase pasangan usia subur (PUS) yang jumlah peserta KB aktif dibagi jumlah pasangan usia Badan Pemberdayaan
usia subur (PUS) yang menjadi peserta KB aktif masuk dalam IKU subur x100% Perempuan dan Keluarga
menjadi peserta KB adalah dalam rangka melaksanakan Program Berencana
aktif KB dalam Pengendalian Penduduk dan dalam
rangka melaksanakan amanat Visi dan Misi
BPPKB Kota Bandung.
6. meningkatnya rata-rata usia kawin Tahun Rata-rata usia kawin pertama dijadikan IKU jumlah kelompok umur yang pertama kawin Badan Pemberdayaan
INDIKATOR KINERJA PENJELASAN KETERANGAN/
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA RITERIA
pemahaman remaja pertama adalah dalam rangka melaksanakan Program (16s/d35) dibagi jumlah tahun kawin pertama Perempuan dan Keluarga
dalam kesehatan KB dalam Pengendalian Penduduk dengan Berencana
reproduksi dan sasaran kepada para remaja untuk tidak
pendewasaan usia kawin muda atau Pendewasaan Usia
perkawinan (PUP) Perkawinan (PUP).
7. meningkatnya kelompok persentase bina % Persentase bina keluarga balita (BKB), bina anggota bina keluarga balita yang ber KB dibagi Badan Pemberdayaan
bina keluarga yang keluarga balita (BKB), keluarga Remaja (BKR), bina keluarga lansia seluruh pasangan subur anggota bina keluarga balita Perempuan dan Keluarga
menggerakan partisipasi bina keluarga Remaja (BKL) yang aktif angkat sebagai IKU degan x 100% Berencana
masyarakat (BKR), bina keluarga alasan untuk memperkuat Ketahanan
lansia (BKL) yang aktif Keluarga yang sasarannya Balita, Remaja dan
Lansia
8. Meningkatnya tahapan persentase keluarga pra % Persentase keluarga pra sejahtera dan KS I Jumlah Pra KS dan KS 1 dibagi jumlah keluarga x Badan Pemberdayaan
keluarga pra sejahtera sejahtera dan KS I dijadikan IKU degan alasan untuk ikut dalam 100% Perempuan dan Keluarga
dan KS I progran Pemerintah dalam mengentaskan Berencana
kemiskinan maka dalam hal ini BPPKB Kota
Bandung mempunyai sasaran adalah keluarga
dengan Kriteria Tahapan Pra Sejahtera, KS I,
KS II, KS III dan KS III+, untuk Pra KS dan KS
I adalah Kriteria yang dianggap atau
disamakan dengan miskin maka BPPKB Kota
Bandung melaksanakan progran dan kegiatan
yang mendukung peningkatan Tahapan
Keluarga.
9. Meningkatnya Pelayanan Indeks Kepuasan Angka Untuk meningkatkan kinerja aparatur Rata-rata Nilai Hasil Survey Badan Pemberdayaan
dan Akuntabilitas Masyarakat Perempuan dan Keluarga
Kinerja Berencana
. Persentase keluhan % untuk lebih menytamakan pelayanan kepada Jumlah Pengaduan yang masuk dibagi jumlah yang Badan Pemberdayaan
pengaduan layanan Masyarakat ditindaklanjuti x 100% Perempuan dan Keluarga
yang ditindaklanjuti Berencana
. Indikator nilai hasil Angka sebagai salah satu hasil kinerja SKPD Hasil Penilaian Badan Pemberdayaan
evaluasi Akip Perempuan dan Keluarga
Berencana
. Persentase temuan % dalam rangka pembenahan administrasi Jumlah temuan BPK/Inspektoran dibagi Jumlah yang Badan Pemberdayaan
BPK/Inspektorat yang program dan keuangan pada SKPD ditindaklanjuti x 100% Perempuan dan Keluarga
ditindaklanjuti Berencana

8. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

INDIKATOR SATUA
SASARAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA N
STRATEGIS
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
Meningkatnya Indeks Kepuasan nilai Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan Hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat Badan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
kepuasan Masyarakat perizinan perlu disusun Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai (IKM) selama satu tahun yang diikuti Pelayanan survey secara langsung terhadap setiap pe
INDIKATOR SATUA
SASARAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA N
STRATEGIS
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
masyarakat (IKM) tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu minimal 50% penerima layanan dengan Perizinan pemohon yang akan mengambil izin diwajibkan
dalam pelayanan data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) akan dapat menjadi bahan membandingkan total dari nilai persepsi per Terpadu survey indeks kepuasan masyarakat meliput
perizinan penilaian terhadap unsur pelayanan perizinan yang masih perlu variable dengan total variable yang terisi relevan, valid, dan reliabel, sebagai unsur minim
terpadu perbaikan dan menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas dikalikan dengan nilai penimbang. Terdapat untuk dasar pengukuran indeks kepuasan m
pelayanannya. 14 (empat belas) variable sesuai dengan pengembangan dari prinsip pelayanan se
acuan Keputusan Menteri Pendayagunaan ditetapkan dalam Keputusan Menteri Penday
Aparatur Negara Nomor Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003dengan
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman ketentuan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Umum Penyusunan IndeksKepuasan Nomor Kep/25/M.Pan/2/2004 tentang
Masyarakat. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pemerintah. Adapun hasil survey kepuasan
keseluruhan adalah sebagai berikut:
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dihitung melalui survey selama satu tahun yang diikuti minimal 50% pene
layanan terhadap 14 (empat belas) variable unsur pelayanan sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagun
Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan IndeksTabel 3.1. Masyar
Kepuasan
sebagai berikut :
1. Kesesuaian biaya
Hasil Survey Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun
2. Kesesuaian/ketepatan waktu
3. Kemudahan prosedur pelayanan No Unsur Pelayanan Nilai
4. Kemampuan petugas pelayanan
5. Kesopanan dan keramahan petugas 1 Prosedur Pelayanan 84.69
6. Kenyamanan di lingkungan unit pelayanan
2 Persyaratan Pelayanan 84.38
7. Kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis perizinannya
8. Kejelasan dan kepastian petugas yang melayani 3 Kejelasan Petugas 85.63 S
9. Kedisiplinan petugas pelayanan Pelayanan
10. Tanggung jawab petugas pelayanan 4 Kedisiplinan Petugas 84.38
11. Kecepatan pelayanan Pelayanan
12. Keadilan untuk mendapatkan pelayanan 5 Tanggung Jawab 84.38
13. Kewajaran biaya untuk mendapatkan pelayanan Petugas Pelayanan
14. Keamanan pelayanan 6 Kemampuan Petugas 84.06
Pelayanan
Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan total dari nilai 7 persepsi
Kecepatan Pelayanan
per variable 83.13
dengan total variable
terisi dikalikan dengan nilai penimbang, dengan metode pengolahan data sebagai berikut :
8 Keadilan Mendapatkan 84.38
1.Nilai IKM dihitung dengan menggunakan “nilai rata-rata tertimbang” masing-masing unsur pelayanan. Da
Pelayanan
penghitungan indeks kepuasan masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelaya
9 Kesopanan Dan 82.81
memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:
Keramahan Petugas
Bobot nilai = Juml = 1 = 0 10 Kewajaran Biaya 83.75
rata-rata ah , Pelayanan
tertimbang bobo 0 11 Kepastian Biaya 81.88
t 7 Pelayanan
1 12 Kepastian Jadwal 80.94
Juml 1 Pelayanan
ah 4 13 Kenyamanan 80.63
unsu Lingkungan
r
14 Keamanan Pelayanan 80.94
2.Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan ru
sebagai berikut: Rata-rata Nilai IKM 83,28
INDIKATOR SATUA
SASARAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA N
STRATEGIS
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA

IKM

Dari tabel 3.1.terlihat bahwa kepuasan ma


Persentase layanan izin sesuai waktu= layanan perijinan BPPT Kota Bandung adalah
masyarakat tertinggi adalah dalam hal
(Jumlah jenis izin yang rata-rata pelayanan di mana petugas pelayanan m
tercapai sesuai waktu dibagi Jumlah pengenal dan menempati loket sesuai dengan
yang diberikan.Kepuasan masyarakat urutan
jenis izin) X 100% dalam hal persyaratan pelayanan dan k
pelayanan karena segala persyaratan
dikomunikasikan kepada pemohon, dan pe
berdasarkan urutan kedatangan pemohon layan

Persentase % Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 1171 Tahun 2013 tentang Badan BPPT menargetkan seluruh pelayanan izin sesuai
Layanan Izin Prosedur Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Pelayanan target yang harus dicapai adalah 100%
Sesuai Waktu BPPT menjanjikan waktu layanan penyelesaian izin. Indikator Perizinan
persentase layanan izin sesuai waktu menjadi bukti tolak ukur Terpadu
seberapa besar BPPT berkomitmen terhadap janji layanan yang
dituangkan di dalam SOP. Berikut rincian waktu pelayanan perizinan
BPPT Kota Bandung untuk permohonan baru:
Tabel
Rincian waktu pelayanan perizinan BPPT Kota Bandung
No Jenis Izin Waktu
Penyelesaian
(Hari Kerja)
1 Ijin Gangguan (HO) 12
2 SIUP 10
3 TDP 12
4 IUJK 12
5 IUI 10
6 TDI 12
7 TDG 10
8 Bangunan sampai dengan dua 12
lantai
9 Bangunan memerlukan penelitian 20
rencana arsitektur secara khusus
10 Bangunan lebih dari dua lantai 13
11 Bangunan bukan rumah tinggal 13
sampai dengan 2 lantai
12 Bangunan bukan rumah tinggal 20
dengan bentang sampai dengan 18
INDIKATOR SATUA
SASARAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA N
STRATEGIS
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
meter
13 Bangunan bertingkat dua lantai 20
yang dibebaskan dari perhitungan
konstruksi
14 Bangunan bertingkat atau tidak 27
bertingkat yang memerlukan
rencana konstruksi
15 Bangunan yang memerlukan 43
rencana instalasi dan
perlengkapan 30 hari kerja
16 Bangunan khusus/tertentu 50
17 Ijin Lokasi 12
18 Izin pematangan lahan/tanah 10
19 Izin penggalian ruang milik jalan 10
(RUMIJA)
20 Izin pemanfaatan bantaran dan 10
sempadan sungai
21 Izin konstruksi pada ruang sungai 10
22 Izin pembuatan jalan masuk 12
pekarangan
23 Izin pelaksanaan konstruksi yang 10
mengubah aliran dan/atau alur
sungai/saluran
24 Izin pembuangan air limbah ke 10
sungai
25 Izin pengambilan air permukaan 10
26 Izin pembuatan jalan di dalam 12
kompleks perumahan, pertokoan,
dan yang sejenisnya
27 Izin pemanfaatan titik tiang 12
pancang, jembatan penyebrangan
orang, dan sejenisnya
28 Izin trayek 12
29 Izin jasa titipan 12
30 Izin usaha angkutan 12
31 Izin pengelolaan tempat parkir 12
32 Izin penyelenggaraan reklame 12

Waktu layanan untuk herregistrasi dalam Perwal Nomor 1171


ditentukan selama 4 hari kerja untuk semua jenis izin yang
INDIKATOR SATUA
SASARAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA N
STRATEGIS
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
memerlukan herregistrasi.
Penurunan % Tingginya kepuasan masyarakat berkorelasi dengan penurunan Penurunan Pengaduan= Badan Pengaduan yang dimaksud dalam indikator ini
Jumlah pengaduan (komplain) terhadap layanan. Jika pemohon merasa puas Pelayanan berupa komplain yang merupakan bentu
Pengaduan terhadap layanan yang diberikan BPPT maka tentunya pemohon Perizinan masyarakat terhadap pelayanan perizinan BPPT
{(Pengaduan tahun sebelumnya-Pengaduan
tidak akan memberikna pengaduan sehingga pengaduan menurun Terpadu
tahun ini):Pengaduan tahun sbelumnya} x
100%
Skor nilai Nilai kepatuhan terhadap pelayanan publik menunjukan bahwa Nilai ini muncul berdasarkan penilaian dari Badan Komponen indikator yang menjadi tolak ukur pe
kepatuhan kinerja BPPT dalam memenuhi standar kepatuhan telah sesuai Ombudsman Republik Indonesia pada Pelayanan OMBUDSMAn RI:
terhadap dengan yang diharapkan oleh masyarakat terutama dilihat dari setiap tahun penyelenggaraan pelayanan Perizinan
pelayanan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai Terpadu
publik versi
Ombudsman
INDIKATOR SATUA
SASARAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA N
STRATEGIS
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
No Variabel Penilaian
1 Satu Atap/ Satu Pintu
2 Standar Layanan
Dasar Hukum
Persyaratan Layanan
SOP Layanan
Alur Layanan
Produk Pelayanan
Jangka Waktu Penyelesaian La
Biaya/ Tarif Layanan
3 Sarana, Prasarana, atau Fasil
Ruang Tunggu
Pendingin Ruangan
Tempat Duduk
Saranan Antrian (tiket)
Toilet
Televisi
Loket/ Meja Pelayanan
Tempat Parkir
Profil Petugas/ Person in Charg
Tata Tertib
4 Sistem Informasi Pelayanan P
5 Layanan Berkebutuhan Khus
Ram
Jalur Pemandu
Pegangan Rambatan
Tombol Lift Timbul dan Suara
Toilet Khusus
Ruang Khusus
Loket Khusus
6 Unit Pengaduan
Pejabat Pengelola Pengaduan
Loket Pengaduan/ Ruangan Pe
Sarana Pengaduan
Prosedur/Tata Cara Pengaduan
Pengelolaan Pengaduan
7 Pengukuran Kepuasan Pelang
8 Visi dan Misi
Moto
9 Sertifikat ISO 9001:2008
10 Pakaian Seragam
Jumlah
Meningkatnya Rata-rata hari hari Meningkatnya kecepatan dalam pelayanan perizinan menunjukan Rata-rata hari penyelesaian izin= Jumlah Badan
kecepatan penyelesaian kerja bahwa ada peningkatan kinerja dari seluruh SDM yang ada di BPPT hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Pelayanan
pelayanan perizinan izin : Jumlah izin yang terbit Perizinan
perizinan Terpadu
INDIKATOR SATUA
SASARAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA N
STRATEGIS
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
Meningkatnya Nilai evaluasi nilai Sebagai salah satu bagian dari Pemerintah Kota Bandung, BPPT Kota Sesuai dengan Permenpan No.20 Tahun 2013 Badan
akuntabilitas AKIP Bandung wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan tentang juklak evaluasi AKIP. Sumber data Pelayanan
kinerja BPPT dan kinerja yang menjadi kewenangannya. Sebagai pengemban berasal dari hasil evaluasi oleh inspektorat Perizinan
amanah rakyat, BPPT Kota Bandung dituntut agar melaksanakan Terpadu
tugas dan fungsi untuk dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
strategis dengan efektif dan efisien, dengan tetap mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku, menjaga keamanan
aset daerah, dan memenuhi kewajiban akuntabilitas baik keuangan
maupun kinerja. Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(SAKIP) merupakan salah satu alat pimpinan organisasi untuk
mencapai tujuan san sasaran strategis dengan efektif dan
efisien.Dengan sistem AKIP, organisasi dituntut menyusun rencana
jangka menengah beserta tujuan dan sasaran strategis yang hendak
dicapai, yang kemudian dijabarkan dalam program dan kegiatan yang
terarah dan berkelanjutan sehingga pencapaian tujuan dan sasaran
dapat dicapai dengan efektif dan efisien.Oleh karena itu implementasi
SAKIP pada BPPT Kota Bandung perlu dilakukan dengan baik.
Persentase % Sebagai wujud dari akuntabilitas keuangan, BPPT Kota Bandung Persentase temuan BPK/Inspektorat yang Badan
temuan dituntut dapat menyajikan laporan keuangan yang berkualitas untuk ditindaklanjuti= (Jumlah temuan Pelayanan
BPK/Inspektora mendukung opini BPK RI atas laporan keuangan Pemerintah Kota BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti : Perizinan
t yang Bandung Jumlah temuan BPK/Inspektorat yang Terpadu
ditindaklanjuti ditindaklanjuti) x 100%
Persentase % Kendala utama yang dihadapi untuk mencapai opini laporan Indikator “Persentase tertib administrasi Badan
tertib keuangan yang wajar tanpa pengecualian adalah permasalahan barang/aset daerah”diukur dengan cara Pelayanan
administrasi dalam administrasi aset/barang milik daerah (BMD).Pengelolaan membandingkan nilai pengakuan aset pada Perizinan
barang/asset BMD yang tidak mengikuti pedoman pengelolaan barang milik daerah neraca dengan rincian aset pada buku Terpadu
daerah menjadi penyebab yang utama.Untuk meningkatkan kualitas laporan barang.
keuangan Pemerintah Kota Bandung, BPPT Kota Bandung perlu
memusatkan perhatian pada tertib pengelolaan BMD sesuai pedoman
pengelolaan BMD Kota Bandung.

9. Badan Kesatuan Bangsa & Pemberdayaan Masyarakat

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA


UTAMA FORMULASI/CARA
ALASAN SUMBER DATA
PENGUKURAN
1. Meningkatnya Organisasi Prosentase Organisasi % Sesuai Undang-undang Nomor : 17 tahun 2013 bahwa (X/Y) × 100% Badan Kesatuan Ormas/OKP/LSM Aktif :
Kemasyarakatan yang Kemasyarakatan yang organisasi kemasyarakatan harus menjadi mitra pemerintah Bangsa dan
aktif Aktif untuk memfasilitasi kebijakan, penguatan kapasitas Pemberdayaan
X= jumlah 1. Membuat Program Kerja
kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya Masyarakat
ormas/okp/lsm yang
manusia, maka dari itu supaya tiga hal tersebut dapat
terdaftar dan Aktif * 2. Melakukan pelatihan
tercapai maka organisasi masyarakat harus dibina supaya
lebih aktif dalam membantu program-program pemerintah
dengan kata lain menjad imitra Pemerintah Y= jumlah 3. Melakukan pelaporan kegiatan yang
ormas/okp/lsm terdaftar berkaitan denga pendidikan politik dan
wawasan kebangsaan
2. Meningkatnya Swadaya Prosentase Peningkatan % Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam ((X0-X1)/X1) x 100% Badan Kesatuan
Murni dan Peran Kontribusi Swadaya pembangunan Bangsa dan
Masyarakat Murni Masyarakat Pemberdayaan
X0 = jumlah swadaya
dalam membangun Masyarakat
tahun berjalan
kewilayahan

X1 = jumlah swadaya
tahun Lalu
. Prosentase TP. PKK % Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 1 Tahun 2013 (X/Y) × 100% Badan Kesatuan PKK Aktif :
Kelurahan yang aktif tentang PemberdayaanMasyarakat Melalui Gerakan Bangsa dan
Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga. Pemberdayaan
X= jumlah PKK Aktif * 1. Membuat Program Kerja tahunan
Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan PKK merupakan 2. Menyampaikan 10 Program PKK kepada
Y= jumlah PKK tingkat
upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk masyarakat melauli kegiatan penyuluahn
Kelurhan
meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga 3. Monitoring hasil kegiatan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, 4. Melakukan pelaporan triwulan ke
berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju kecamtan
dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran
hukum dan lingkungan
. Prosentase LPM % LPM adalah sebagai motor penggerak dan mitra pemerintah (X/Y) × 100% Badan Kesatuan LPM Aktif :
kelurahan yang aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring evaluasi Bangsa dan
dan pelaporan dalam pembangunan masyarakat Kelurahan. Pemberdayaan
X= jumlah LPM Aktif * 1. Mengadakan Pembinaan Pemberdayaan
(Permendagri Nomor : 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Masyarakat
2. Terbentuknya tim pelaksana kegiatan
Penataan Lembaga Kemasyarakatan)
swadaya
Y= jumlah LPM tingkat
Kelurhan
3. Menurunnya Angka Prosentase Penurunan % Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 15 Tahun ((X1-X0)/X1) x 100% Badan Kesatuan Kriteria Miskin berdasarkan BPS,
Kemiskinan Penduduk Miskin 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, bahwa Bangsa dan seseorang dikategorikan miskin kalau
kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak Pemberdayaan memenuhi minimal 9 kriteria dari 14
dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan Masyarakat kriteria
pendekatan yang sistematik.
X0 = jumlah Penduduk
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal
Miskin tahun berjalan kurang dari 8m2 per orang;
Angka Kemiskinan di Kota Bandung Tahun 2013 adalah 7,94
%. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari
X1 = jumlah Penduduk tanah/bambu/kayu murahan;
PENJELASAN
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN FORMULASI/CARA KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN SUMBER DATA
PENGUKURAN
Miskin tahun Lalu 3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/
rumbia/ kayu berkualitas rendah/tembok
tanpa diplester;
y=x0-x1 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/
bersama-sama dengan rumah tangga lain;
X0 = Prosentase 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak
Penduduk miskin tahun menggunakan listrik;
sebelumnya 6. Sumber air minum berasal dari sumur/
mata air tidak terlindung/ sungai/ air
hujan;
X1 = Prosentase
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari
Penduduk miskin tahun
adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah;
berjalan 8. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/
ayam dalam satu kali seminggu;
y= selisih
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru
(meningkat/menurun) dalam setahun;
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/
dua kali dalam sehari;
11. Tidak sanggup membayar biaya
pengobatan di puskesmas/ poliklinik;
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga
adalah: petani dengan luas lahan 500m2,
buruh tani, nelayan, buruh bangunan,
buruh perkebunan dan atau pekerjaan
lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.
600.000,- per bulan
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga:
tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD;
14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang
mudah dijual dengan minimal Rp.
500.000,- seperti sepeda motor kredit/
non kredit, emas, ternak, kapal motor,
atau barang modal lainnya;

Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka


suatu rumah tangga dikategorikan miskin

4. Peningkatan Tertib Indeks Kepuasan Angka Sebagai Pelayan Masyarakat, harus tahu tingkat kepuasan Data Survei Badan Kesatuan
Administrasi dan Masyarakat masyarakat Bangsa dan
Pelayanan Kepada Pemberdayaan
Masyarakat/Publik sesuai Masyarakat
tupoksi SKPD

10. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup


INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Terjaganya kualitas Tingkat kualitas udara % Termasuk ke dalam (Kualitas udara di titik pantau yang Badan Pengelolaan Pencatatan hasil monitoring oleh BPLH Kota
lingkungan sehingga tetap ambien titik pantau target RPJPD Kota memenuhi baku mutu / Jumlah titik Lingkungan Hidup Bandung
memenuhi baku mutu memenuhi baku mutu Bandung Tahap III 2013- kualitas udara yang dipantau) x 100 %
lingkungann 2018
. Tingkat emisi gas rumah % Target penurunan emisi (Konsentrasi gas penyebab rumah kaca Badan Pengelolaan Hasil inventarisasi dan kajian oleh BPLH
kaca (GRK) menurun Gas Rumah Kaca tahun berjalan / Konsentrasi tahun Lingkungan Hidup Kota Bandung
Nasional sebelumnya gas penyebab rumah kaca) x
100 %
. Jumlah sungai utama % Termasuk ke dalam (Jumlah sungai yang memenuhi baku Badan Pengelolaan Hasil pengolahan data pemantauan kualitas
kualitas airnya memenuhi target RPJPD Kota mutu kelas IV Golongan B / 16 sungai Lingkungan Hidup sungai oleh BPLH Kota Bandung
status mutu kelas IV Bandung Tahap III 2013- utama di Kota Bandung) x 100 %
golongan B 2018
2. Meningkatnya pengelolaan Cakupan sampah yang % Termasuk ke dalam (Jumlah tonase sampah yang diangkut ke Badan Pengelolaan Pencatatan operasional PD. Kebersihan
sampah perkotaan berbasis dikelola secara landfill target RPJPD Kota TPA per Tahun / Jumlah tonase sampah Lingkungan Hidup
teknologi ramah lingkungan Bandung Tahap III 2013- kota per tahun) x 100 %
2018
. Cakupan sampah yang % Termasuk ke dalam (Jumlah tonase sampah yang diolah secara Badan Pengelolaan Rekapitulasi data dari masing-masing
dikelola dengan pola target RPJPD Kota 3R per tahun / Jumlah tonase sampah Lingkungan Hidup kecamatan dan pencatatan BPLH serta
Reduce, Reuse, Recycle (3R Bandung Tahap III 2013- kota per tahun) x 100 % operasional PD. Kebersihan
) 2018
. Cakupan sampah dikonversi % Termasuk ke dalam target (Jumlah tonase sampah yang diolah dengan Badan Pendataan di masing-masing operasional
menjadi energi dengan RPJPD Kota Bandung WTE per tahun / Jumlah tonase sampah Pengelolaan WTE oleh BPLH Kota Bandung
teknologi ramah lingkungan Tahap III 2013-2018 kota per tahun) x 100 % Lingkungan
Hidup

3. Terjaganya kelestarian dan fungsi Tingkat muka air tanah Bawah Merupakan Misi pada Pengukuran level muka air tanah Badan Hasil kajian mengenai tingkat penurunan
lingkungan hidup (MAT) Muka Renstra BPLH 2013-2018 Pengelolaan muka air tanah
Tanah Lingkungan
Hidup
. Mata air yang terlindungi % Merupakan Misi pada (Jumlah mata air yang dilindungi / 25 mata Badan Laporan pelaksanaan kegiatan perlindungan
Renstra BPLH 2013-2018 air prioritas yang dilindungi) x 100 % Pengelolaan mata air
Lingkungan
Hidup

11. Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah

PENJELASAN
INDIKATOR
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN FORMULASI/CARA KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA ALASAN SUMBER DATA
PENGUKURAN
PENJELASAN
INDIKATOR
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN FORMULASI/CARA KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA ALASAN SUMBER DATA
PENGUKURAN
1. Meningkatnya Minat Persentase % Rendahnya minat baca masyarakat Kota Jumlah Pemustaka Kantor untuk memberikan gambaran prosentase jumlah
Baca Masyarakat pemustaka Bandung sehingga perlu dimotivasi dan Jumlah Penduduk Kota Perpustakaan dan kunjungan pemustaka baik yang hadir ke
pertahun difasilitasi oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Bandung Usia 5-59 Th Arsip Daerah perpustakaan umum maupun ke perpustakaan-
Daerah Kota Bandung melalui Buku yang Up to perpustakaan hasil binaan Kantor Pusarda seperti
date X 100 % TamanBacaan, mobil Unit Perpustkaan Keliling
Perpustakaan Kelurahan, Library In The Boks
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang harus
dilayani mencakup usia 5-59 tahun.
2. Meningkatnya Jumlah Koleksi Judul penambahan koleksi bahan pustaka (buku) Akumulasi Jumlah Koleksi Kantor Pengayaan bahan pustaka diharapkan secara bertahap
Keanekaragaman Bahan Pustaka dilakukan setia tahun untuk memberikan pilihan Bahan Pustaka Perpustakaan dan akan mampu memenuhi kebutuhan bahan bacaan
Bahan Pustaka literasi bahan bacaan kepada Masyarakat dalam Arsip Daerah masyarakat
menentukan pilihannya.

. Jumlah Koleksi Eksemplar penambahan koleksi bahan pustaka (buku) Akumulasi Jumlah Koleksi Kantor Pengayaan bahan pustaka diharapkan secara bertahap
Bahan Pustaka dilakukan setia tahun untuk memberikan pilihan Bahan Pustaka Perpustakaan dan akan mampu memenuhi kebutuhan bahan bacaan
literasi bahan bacaan kepada Masyarakat dalam Arsip Daerah masyarak
menentukan pilihannya.
3. Meningkatnya Prosentase % Untuk mengukur keberhasilan pembinaan Jumlah Perpustakaan Kantor Ukuran keberhasilan pembinaan perpustakaan
Kualitas Perpustakaan perpustakaan kelurahan sekaligus untuk Kelurahan Yang Aktif Perpustakaan dan kelurahan yang aktif ditentukan oleh kriteria : SK
Perpustakaan Kelurahan yang memotivasi perpustakaan kelurahan yang belum Seluruh Kelurahan Arsip Daerah Pengelola Perpustakaan Kelurahan, Sarana dan
Kelurahan Aktif aktif sebagai target pembinaan. prasarana Perpustakaan, Koleksi Bahan Pustaka
dan daftar pemustaka
X 100%
4. Meningkatnya Persentase Jumlah % Untuk memenuhi kriteria standar pengelolaan Jumlah SKPD yg telah Kantor Kriteria Standar pengelolaan arsip sekurang-kurangnya
Pengelolaan Arsip di SKPD Yang arsip unit kearsipan SKPD di lingkungan Menerapkan Arsip Secara Perpustakaan dan memiliki : Pengelola Arsip, sarana dan Prasarana Arsip
Lingkungan Menerapkan Pemerintah Kota Bandung Baku Arsip Daerah menerapkan manajemen kearsipan.
Pemerintah Daerah Pengelolaan Arsip
Secara Baku
Jumlah SKPD
5. Meningkatkan Retrieval arsip Menit Memberikan kepastian pelayanan yang maksimal Waktu yang dibutuhkan dalam Kantor Proses retrieval arsip diukur sejak dimulainya
Aksesibilitas kepada pengguna arsip Retrival Arsip Perpustakaan dan pencarian, penemuan dan penyerahan arsip kepada
Retrieval Arsip Arsip Daerah pengguna arsip.
6. Terwujudnya Indeks Kepuasan Nilai Untuk memberikan gambaran mengenai tingkat Hasil Survey Indeks Kepuasan Kantor Sebagai bahan evaluasi Pelayanan perpustakaan dalam
Peningkatan Masyarakat (IKM) pelayanan perpustakaan yang sudah diberikan Masyarakat Perpustakaan dan meningkatkan Standar Pelayanan kepada Masyarakat.
Kualitas Pelayanan Layanan kepada masyarakat. Arsip Daerah
Publik Perpustakaan
(Permenpan No. 16. Tahun 2004)

(Kepmenpan No. 25 Tahun 2004)


. Indeks Kepuasan Nilai Untuk memberikan gambaran mengenai tingkat Hasil Survey Indeks Kepuasan Kantor Sebagai bahan evaluasi Pelayanan Kearsipan dalam
Masyarakat (IKM) pelayanan Kearsipan yang sudah diberikan Masyarakat Perpustakaan dan meningkatkan Standar Pelayanan kepada Masyarakat.
Layanan Kearsipan kepada masyarakat. Arsip Daerah
(Permenpan No. 16. Tahun 2004)

(Kepmenpan No. 25 Tahun 2004)


12. Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Meningkatnya Nilai Indeks Nilai Karena Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Total nilai persepsi per unsur dibagi Rumah 1. Prosedur pelayanan
kualitas pelayanan kepuasan sebagai salah satu instansi pemerintah yang melaksanakan total unsur yang terisi dikali nilai Sakit 2. Persyaratan pelayanan
kepada Masyarakat pelayanan kepada masyarakat dan harus selalu dapat penimbang, dikonversikan dengan nilai Khusus Gigi 3. Kejelasan petugas pelayanan
masyarakat. meningkatkan kualitas pelayanan sehingga outcome yang dasar 25. dan Mulut 4. Kedisplinan petugas
paling tepat adalah dengan mengukur indeks kepuasan 5. Tanggungjawab petugas pelayanan
masyarakat yang datang ke rumah sakit sehingga rumah 6. Kemampuan petugas pelayanan
sakit dapat mengevaluasi kualitas pelayanannya. 7. Kecepatan pelayanan
8. Keadilan mendapatkan pelayanan
9. Kesopanan dan keramahan petugas
10. Kewajaran biaya pelayanan
11. Kepastian biaya pelayanan
12. Kepastian jadwal pelayanan
13. Kenyamanan lingkungan
14. Keamanan pelayanan
. Cakupan pelayanan % Karena JKN adalah program nasional maka Rumah Sakit Jumlah peserta JKN yang dilayani Rumah Peserta JKN adalah Pasien yang
pasien peserta Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) yang merupakan salah satu dibagi dengan jumlah total pasien yang Sakit mempunyai/menggunakan kartu BPJS baik
Jaminan Kesehatan pelayanan kesehatan yang menerapkan sistem JKN dan datang ke RSKGM dikali 100% Khusus Gigi Penerima Bantuan Iuran (PBI) maupun non
Nasional (JKN). RSKGM berperan sebagai Penyedia Pelayanan Kesehatan dan Mulut PBI
tingkat II, sehingga harus senantiasa dapat melayani pasien
peserta JKN dan untuk mengetahui cakupan peserta JKN
yang telah terlayani di rumah sakit
. Keberhasilan % Sebagai Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut tentunya jumlah pekerjaan yang dapat Rumah sebuah dental aplliance dikatakan berhasil
pembuatan dental mempunyak Laboratorium tehnik gigi dimana deperlukan diselesaikan tanpa perbaikan/ Sakit apabila hasil pekerjaan tersebut sesuai
appliance tenaga yang mempunyai keahlian untuk membuat bermacam penyesuaian ulang dalam waktu 1 Khusus Gigi dengan pesanan yang diminta baik dalam
macam dental appliance bulan dibagi jumlah pesanan yang dan Mulut hal fungsi , estetika dan kenyaman pasien.
diterima di laboratorium gigi dalam
bulan tersebut (unit)
13. Rumah Sakit Umum Daerah
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Meningkatnya Rata- rata Indeks Nilai 1. Untuk mengetahui capaian kinerja pelayanan RSUD Kota Bandung Nilai rata-rata hasil survey kepuasan Rumah
Kualitas Pelayanan Kepuasan Masyarakat terhadap masyarakat. pelanggan di RSUD Kota Bandung Sakit
Kesehatan Rumah (IKM) 2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan Umum
Sakit masukan/ pendapat tentang pelayanan yang diberikan oleh RSUD Kota Daerah
Bandung;
3. Berdasarkan Kepmenpan No.KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang
pedoman umum penyusunan IKM Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,
maka RSUD Kota Bandung melaksanakan indikator IKM.
. Pencapaian Akreditasi % 1. Untuk meningkatkan kepercayaan terhadap RSUD Kota Bandung oleh Jumlah bab yang terpenuhi sesuai Rumah
Rumah Sakit pelanggan. persyaratan kelulusan akreditasi tingkat Sakit
2. Sebagai jaminan kepada pelanggan bahwa pelayanan yang diberikan madya ( 8 bab minimal masing 80 % dan Umum
sesuai standar rumah sakit. 7 bab minimal masing- masing 20 % ) Daerah
3. Berdasarkan UU No.44Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, maka RSUD
Kota Bandung melakukan akreditasi.
. Prosentase Pelayanan % 1. Memberikan pelayanan terhadap pasien keluarga miskin tanpa Jumlah pasien keluarga miskin yang Rumah
Terhadap Pasien membedakan status. dilayani rumah sakit dibagi jumlah Sakit
Keluarga Miskin Yang 2. Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 24 tahun 2011 tentang Badan seluruh pasien keluarga miskin yang Umum
Datang Ke Rumah Penyelenggaraan Jaminan Sosial dan PP Republik Indonesia No. 101 datang ke rumah sakit dikali 100% Daerah
Sakit tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan. ,
maka RSUD Kota Bandung harus memberikan pelayanan Kesehatan
terhadap keluarga miskin.

14. Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak


NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
SUMBER
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasan Nilai KEPMENPAN Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Total dari nilai persepsi per unsur dibagi Rumah Hasil survey kepuasan
pelayanan kesehatan Masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat dengan total unsur yang terisi dikali nilai Sakit pelanggan
yang terstandarisasi penimbang Khusus Ibu
kelas dunia dan Anak

. Kejadian kematian ibu % Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : Standar kejadian kematian ibu bersalin Rumah Laporan dan pencatatan
karena perdarahan kurang 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar karena perdarahan ≤ 0,1% dibagi dengan Sakit dari Medical Record
dari atau sama dengan 0.1% Pelayanan Minimal Rumah Sakit jumlah kejadian kematian karena perdarahan Khusus Ibu
per jumlah total kasus persalinan dengan dan Anak
perdarahan dikali 100%

. Kejadian kematian ibu % Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : Standar kejadian kematian ibu bersalin Rumah Laporan dan pencatatan
karena preeklamasi kurang 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar karena preeklamsi ≤0,3% dibagi dengan Sakit dari Medical Record
dari atau sama dengan 0.3% Pelayanan Minimal Rumah Sakit jumlah kejadian kematian karena preeklamsi Khusus Ibu
per jumlah total kasus persalinan dengan dan Anak
preeklamsi dikali 100%

. Kejadian kematian ibu % Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : Standar persalinan melalui Seksio Cesaria Rumah Laporan dan pencatatan
karena sepsis kurang dari 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar yang direncanakan ≤0.2% dibagi jumlah total Sakit dari Medical Record
atau sama dengan 0.2% Pelayanan Minimal Rumah Sakit Seksio Cesaria per jumlah total persalinan Khusus Ibu
dikali 100% dan Anak

. Cakupan pertolongan % Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : Standar persalinan melalui Seksio Cesaria Rumah Laporan dan pencatatan
persalinan melalui Seksio 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar yang direncanakan ≤10% dibagi jumlah total Sakit dari medical record
Cesaria yang direncanakan Pelayanan Minimal Rumah Sakit Seksio Cesaria per jumlah total persalinan Khusus Ibu
kurang dari atau sama dikali 100% dan Anak
dengan 10%

. Cakupan kemampuan % Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : Jumlah BBLR (1000 gr- 2500 gr) yang Rumah Sakit Laporan dan pecatatan dari
menangani BBLR 1000 Gram 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar berhasil ditangani dibagi dengan jumlah total Khusus Ibu Medical Record
-2500 Gram Pelayanan Minimal Rumah Sakit BBLR (1000 gr - 2500 gr) yang ditangani dan Anak
dikali 100%
. Kematian Pasien Lebih dari % Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : Standar kejadian kematian pasien >48 jam Rumah Laporan dan pencatatan
48 Jam di Rawat Inap 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan 2,5/1000 dibagi dengan jumlah kejadian Sakit dari Medical Record
kurang dari atau sama Minimal Rumah Sakit kematian >48 jam per jumlah total rawat Khusus Ibu
dengan 2.5/1000 inap dikali 100% dan Anak
. Cakupan Pelayanan Pasien % Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : Jumlah pasien keluarga miskin yang Rumah Laporan dan pencatatan
Keluarga miskin 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan dilayani dibagi dengan jumlah total pasien Sakit dari Medical Record
Minimal Rumah Sakit keluarga miskin yang datang ke rumah Khusus Ibu
PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
sakit dikali 100% dan Anak
. Cakupan Pelayanan pasien % Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 tentang Jumlah pasien rawat inap JKN yang Rumah Laporan dan pencatatan
peserta Jaminan Kesehatan Sistem Jaminan Sosial Nasional yang ditindaklanjuti dilayani dibagi dengan jumlah total pasien Sakit dari Medical Record
Nasional (JKN) dengan Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2011 rawat inap yang datang ke rumah sakit Khusus Ibu
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dikali 100% dan Anak

15. Dinas Pencegahan & Penanggulangan Kebakaran

INDIKATOR PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Meningkatnya pencegahan Persentase kelurahan % Agar target yang Jumlah Kelurahan Siaga Kebakaran Dinas Pencegahan dan 1. Berdasarkan amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
bahaya kebakaran dan siaga kebakaran dan tertuang dalam dan Bencana lainnya : Jumlah Penanggulangan 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi
bencana pada masyarakat bencana lainnya RPJMD dapat Kelurahan Kebakaran Kebakaran di Perkotaan.
terpenuhi. 2. Pengaturan manajemen proteksi kebakaran di perkotaan dimaksudkan
untuk mewujudkan bangunan gedung, lingkungan, dan kota yang aman
x 100%
terhadap bahaya kebakaran melalui penerapan manajemen proteksi
bahaya kebakaran yang efektif dan efisien. Pengaturan manajemen
proteksi kebakaran di perkotaan dimaksud bertujuan untuk
mewujudkan kesiapan, kesigapan, dan keberdayaan masyarakat,
pengelola bangunan gedung, serta dinas terkait dalam mencegah, dan
menanggulangi bahaya kebakaran.
3. Mendorong peran serta masyarakat/Satuan Relawan Kebakaran
(SATWANKAR) untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dini serta bencana lainnya.

2. Mewujudkan pengelolaan Cakupan pelayanan % Pemenuhan target Jangkauan Luas WMK Dinas Pencegahan dan 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008
kebakaran dan bencana bencana kebakaran dalam SPM dan Luas Wilayah Kota Bandung Penanggulangan Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
lainnya yang handal, dini, RPJMD Kebakaran di Kabupaten/Kota
komprehensif 2. Kajian tentang Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
x 100%
INDIKATOR PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
3. Mewujudkan respon Tingkat waktu menit Pemenuhan Menggunakan alat ukur waktu Dinas Pencegahan 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
waktu tanggap darurat tanggap (response target dalam SPM tempuh/stopwatch (waktu dan Penanggulangan 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi
kebakaran dan bencana time rate) dan RPJMD dihitung mulai dari terima berita, Kebakaran Kebakaran di Perkotaan.
lainnya kurang dari 15 dalam perjalanan dan tiba di 2. Daerah layanan pemadaman kebakaran dalam setiap WMK tidak
menit lokasi) melebihi jarak perjalanan 7,5 km ( travel distance ) dan dipenuhinya
waktu tanggap kurang dari 15 menit.
3. Untuk jenis layanan medis darurat dan Bahan Beracun dan Berbahaya
(B3), pemenuhan waktu tanggap disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Kajian tentang Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)

4. Terwujudnya Indeks Kepuasan Angka Agar target yang Survei dan Wawancara Dinas Pencegahan Survei dan Wawancara dilakukan kepada warga masyarakat yang tidak
peningkatan kualitas Masyarakat (IKM) tertuang dalam dan Penanggulangan terkena dampak dari meluasnya ancaman bahaya kebakaran dan bencana
pelayanan publik RPJMD dapat Kebakaran lainnya (mengurangi eskalasi kebakaran), serta jenis layanan lainnya yang
terpenuhi diberikan oleh DPPK
5. Meningkatnya kapasitas Nilai evaluasi AKIP Angka Pemenuhan Penilaian dan evaluasi dilakukan Dinas Pencegahan
dan akuntabilitas kinerja target dalam oleh Inspektorat/BPK dan Penanggulangan
birokrasi RENSTRA dan Kebakaran
RPJMD
. Prosentase temuan % Pemenuhan Penilaian dan evaluasi dilakukan Dinas Pencegahan
BPK/Inspektorat yang target dalam oleh oleh Inspektorat/BPK dan Penanggulangan
ditindaklanjuti RENSTRA dan Kebakaran
RPJMD

16. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai Meningkatkan Hasil Survei Dinas Survei dilakukan dengan pengisian kuisioner oleh
Kualitas Pelayanan (IKM) kualitas pelayanan Kependudukan masyarakat yang membuat dokumen
Kependudukan kependudukan dan Pencatatan kependudukan.
Sipil
Kuisioner berisi unsur-unsur Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Nomor:
63/KEP/M.PAN/7/2003.

Penghitungan hasil survei dilakukan dengan


metode yang sudah ditetapkan.
PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
. Rata-rata waktu pengurusan KTP, Hari Meningkatkan Jumlah waktu (hari) penerbitan KTP, Kartu Dinas Waktu pengurusan penerbitan KTP, KK, Akta
Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Kerja kualitas pelayanan Keluarga, Akta Kelahiran, Akta Kematian pada Kependudukan dan Kelahiran dan Akta Kamatian masing-masing
dan Akta Kematian kependudukan tahun X dibagi jumlah KTP, Kartu Keluarga, Pencatatan Sipil adalah 8 hari
Akta Kelahiran, Akta Kematian yang di terbitkan
pada tahun X
Penghitungan:

1. Hitung waktu kepengurusan untuk masing-masing


layanan (KTP, KK, Akta Kelahiran dan AKta
Kematian)
2. Jumlahkan hasil hitungan dari masing-masing
waktu kepengurusan
3. Bagi 4 hasil penjumlahan tadi.

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil, Kecamatan
. Persentase penyelesaian % Meningkatkan Jumlah KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Dinas Penghitungan:
penerbitan KTP, Kartu Keluarga, kualitas pelayanan Akta Kematian yang diterbitkan tepat waktu Kependudukan dan
Akta Kelahiran, dan Akta kependudukan pada tahun X dibagi KTP, Kartu Keluarga, Akta Pencatatan Sipil
1. Hitung persentase penyelesaian untuk masing-
Kematian yang dapat diselesaikan Kelahiran, Akta Kematian yang didaftarkan pada
masing layanan (KTP, KK, Akta Kelahiran dan AKta
tepat waktu tahun X dikalikan 100 persen
Kematian) yang dapat diselesaikan tepat waktu
2. Jumlahkan hasil hitungan persentase penyelesaian
untuk masing-masing layanan yang dapat
diselesaikan tepat waktu
3. Bagi 4 hasil penjumlahan tadi.

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil, Kecamatan
2. Meningkatnya Tertib Cakupan Penerbitan Kartu % SPM Jumlah KK yang diterbitkan dibagi jumlah Dinas Pembilang: Jumlah KK yang di terbitkan
Administrasi Keluarga kepala keluarga dikalikan 100 persen Kependudukan dan
Kependudukan Pencatatan Sipil
Penyebut: Jumlah kepala keluarga (yang tercatat di
kewilayahan)

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil, Kecamatan dan Kelurahan
. Cakupan Penerbitan Kartu Tanda % SPM Jumlah KTP yang diterbitkan dibagi jumlah Dinas Pembilang: Jumlah KTP yang di terbitkan
Penduduk penduduk wajib KTP dikalikan 100 persen Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
Penyebut: Jumlah penduduk wajib KTP (penduduk
berusia 17 tahun ke atas dan atau telah menikah)

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil, Kecamatan dan Kelurahan
. Cakupan Penerbitan Akta % SPM Jumlah penduduk yang lahir dan memperoleh Dinas Pembilang: Jumlah penduduk yang lahir dan
Kelahiran kutipan akta kelahiran yang diterbitkan pada Kependudukan dan memperoleh kutipan akta kelahiran yang
PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
tahun X dibagi jumlah kelahiran yang terjadi Pencatatan Sipil diterbitkan pada tahun X (pada tahun
pada tahun X dikalikan 100 persen bersangkutan)

Penyebut: Jumlah kelahiran yang terjadi pada


tahun X (pada tahun bersangkutan)

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil, Dinas Kesehatan,Kecamatan dan
Kelurahan
. Cakupan Penerbitan Akta % SPM Jumlah penduduk yang meninggal dan Dinas Pembilang: Jumlah penduduk yang meninggal dan
Kematian memperoleh kutipan akta kematian yang Kependudukan dan memperoleh kutipan akta kematian yang
diterbitkan pada tahun X dibagi jumlah Pencatatan Sipil diterbitkan pada tahun X (pada tahun
kematian yang terjadi pada tahun X dikalikan bersangkutan)
100 persen
Penyebut: Jumlah kematian yang terjadi pada
tahun X (pada tahun bersangkutan)

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil,Dinas Pemakaman dan
Pertamanan, Dinas Kesehatan, Kecamatan dan
Kelurahan
3. Meningkatnya Validitas Database % Meningkatkan Data kependudukan di kewilayahan dibagi data Dinas Untuk mengukur keakuratan data yang dimiliki
Akurasi Database Kependudukan validitas database kependudukan Disdukcapil dikalikan 100 Kependudukan dan oleh Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil
Kependudukan kependudukan persen Pencatatan Sipil dengan data riil di kewilayahan guna mewujudkan
database kependudukan yang berkualitas

Pembilang: Data kependudukan di kewilayahan

Penyebut: Data kependudukan Disdukcapil

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil, Kecamatan dan Kelurahan

17. Dinas Tata Ruang & Ciptakarya


PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. terwujudnya tertib perencanaan, prosentase pembangunan gedung % Sebagai alat untuk mengukur jumlah jumlah gedung yang memiliki IMB dibagi jumlah yang Dinas Tata kriteria bangunan yang wajib memiliki IMB atau
pemanfaatan dan pengendalian tata yang memiliki IMB pengaduan, permasalahan dan tidak memiliki IMB Ruang dan
PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
ruang kota yang konsisten pelanggaran yang tidak memiliki IMB Cipta Karya penjelasan bangunan harus ber IMB

Normatif ..
. prosentase penertiban pelanggaran % Sebagai alat untuk mengukur jumlah jumlah pelanggaran/pengaduan yang dapat Dinas Tata Dukungan stakeholder dalam menjaga secara
pemanfaatan ruang pengaduan, permasalahan dan diselesaikan dibagi jumlah seluruh Ruang dan bersama-sama dalam pemanfaatan tata ruang
pelanggaran yang tidak memiliki IMB pengaduan/pelanggaran pemanfaatan tata ruang Cipta Karya
2. meningkatnya ketersediaan dan prosentase berkurangnya luas % Setiap tahun harus berkurang luas luas kawasan pemukiman kumuh dibagi luas Dinas Tata Hitungan penurunan luasa kawasan kumuh
kualitas perumahan kawasan permukiman kumuh kawasan kumuh di Kota Bandung pemukiman Ruang dan 1%=16,792 Ha
Cipta Karya
. prosentase daya tampung rumah % Masih terdapatnya jumlah penduduk yang rumah susun dibagi pemohon Dinas Tata Dibuatnyarumah susun dan apartemen rakyat
susun bagi Masyarakat belum memiliki rumah terutama Ruang dan
Berpenghasilan rendah (MBR) masyarakat berpenghasilan rendah Cipta Karya
. prosentase rumah layak huni % Masih terdapatnya rumah yang tidak Dinas Tata Terdapatnya perubahan dari punya rumah tidak
layak huni tersebar di Kota Bandung Ruang dan layak huni menjadi layak
Cipta Karya
3. terwujudnya infrastruktur sanitasi Jumlah Kepala Keluarga pada KK Belum tersebar secara merata yang jumlah kepala keluarga masyarakat terlayani air Dinas Tata Dapat mengukur/mengetahui jumlah kawasan
dan air bersih yang berkualitas dan kawasan pemukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih bersih dibagi jumlah kepala keluarga se Kota Ruang dan yang mempunyai sanitasi dan air bersih di Kota
merata mempunyai sanitasi dan air bersih Bandung Cipta Karya Bandung
4. meningkatnya akuntabilitas kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat Angka Untuk mendukung capaian nilai A SAKIP Dinas Tata Untuk mendukung capaian nilai A SAKIP Kota
dan pelayanan terhadap layanan bidang ke tata Kota Bandung Ruang dan Bandung
ruangan Cipta Karya
. Nilai Hasil Evaluasi AKIP Angka . Dinas Tata
Ruang dan
Cipta Karya
. Persentase temuan BPK/Inspektorat % . Dinas Tata
ditindaklanjuti Ruang dan
Cipta Karya

18. Dinas Pelayanan Pajak


PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
1. Tercapainya Target #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
Penerimaan Pajak penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
Daerah daerah :#1.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
Hotel pajak daerah
. #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
daerah :#2.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
Restoran pajak daerah
. #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
daerah :#3.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
Hiburan pajak daerah
. #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
daerah :#4.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
Parkir pajak daerah
. #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
daerah :#5.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
BPHTB pajak daerah
. #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
daerah :#6.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
Penerangan Jalan pajak daerah
. #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
daerah :#7.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
Reklame pajak daerah

. #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
daerah :#8.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
Air Tanah pajak daerah
. #Jumlah Rupiah Kenaikan per tahun RPJPD dan RPJMD berdasarkan Undang-undang Penerimaan Pajak Dinas Kenaikan target sebesar 15 % pertahun sesuai
penerimaan pajak No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Daerah tahun Pelayanan ketetapan RPJMD dan LPE Kota Bandung dan
daerah :#9.Pajak Perda No. 20 tahun 2011 tentang Pajak Daerah berjalan Pajak bukan berdasarkan data potensi penerimaan
PBB pajak daerah
2. Terwujudnya IKM bidang nilai Berdasarkan KEP/25/M.PAN/2/2014 tentang pedoman umum Nilai hasil survey Dinas Untuk meningkatkan kualitas pelayanan maka
peningkatan kualitas pelayanan pajak penyusunan IKM unit pelayanan instansi Pemerintah dan Surat Edaran yang membayar Pelayanan perlu dievaluasi berdasarkan Kemenpan
pelayanan publik daerah Walikota Bandung No. 027/SE.021- Bag. Orpad tentang pelaksanaan pajak Pajak sehingga terwujudnya kualitas pelayanan
SKPD/unit kerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik dilingkungan publik yang prima
Pemerintah Kota Bandung

19. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah


PENJELASAN
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN FORMULASI/CARA KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN SUMBER DATA
PENGUKURAN
1. Optimalnya waktu yang Lamanya waktu Hari Sesuai amanat Permendagri Nomor 13 Tahun Tanggal penyampaian RAPBD - Dinas
diperlukan dan penyusunan RAPBD 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Tanggal penandatanganan Nota Pengelolaan
meningkatnya kualitas Daerah, bahwa sesuai Pasal 87 ayat (5), bahwa Kesepakatan KUA / PPA Keuangan dan
1. Nota Kesepakatan KUA/PPA antara Eksekutif
Penyusunan RAPBD sesuai penetapan Nota Kesepakatan KUA/PPA antara Aset Daerah
dan Legislatif yang telah ditandatangani
ketentuan yang berlaku Eksekutif dan Legislatif ditandatangani bersama
2. Nota Keuangan Raperda APBD
paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran
berjalan.

Sesuai Pasal 104 ayat (1), Kepala daerah


menyampaikan rancangan peraturan daerah Kecepatan waktu penyampaian penyusunan RAPBD
tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD dari mulai disepakatinya KUA/PPA sampai dengan
paling lambat pada minggu pertama bulan penyampaian Raperda APBD menjadi indikator utama
Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun untuk percepatan pembangunan di Kota Bandung.
yang direncanakan untuk mendapatkan
persetujuan bersama.
Penghitungan dilakukan dengan menghitung waktu
(hari kalender) dimulai sejak tanggal Nota Kesepakatan
KUA/PPA antara Eksekutif dan Legislatif disepakati
sampai dengan tanggal penyampaian Raperda APBD
oleh Kepala Daerah kepada DPRD Kota Bandung.
. Prosentase Realisasi % Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Dinas 1. Anggaran Pendapatan
terhadap Anggaran Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Pendapatan yang telah Pengelolaan Keuangan Daerah, anggaran Keuangan dan
(Realisasi Pendapatan / 2. Realisasi Pendapatan
ditetapkan pendapatan yang ditetapkan menjadi target Aset Daerah
Anggaran Pendapatan ) X 100
pendapatan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah
%
Kota Penghitungan dilakukan dengan membandingkan
anggaran pendapatan dengan realisasi pendapatan

. Prosentase Realisasi % Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Realisasi Belanja / Anggaran Dinas 1. Anggaran Belanja
terhadap Anggaran Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Belanja) X 100 % Pengelolaan
Belanja yang telah Pengelolaan Keuangan Daerah, anggaran belanja Keuangan dan
2. Realisasi Belanja
ditetapkan yang ditetapkan adalah anggaran tertinggi untuk Aset Daerah
Pemerintah Kota dalam melakukan pembelanjaan
Penghitungan dilakukan dengan membandingkan
anggaran belanja dengan realisasi belanja

2. Meningkatnya layanan Prosentase waktu % Sesuai amanat pemendagri 13 /2006 ttg Dinas Rekap SP2D berdasarkan tanggal masuknya SPM yang
penatausahaan keuangan penyelesaian SP2D yang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal Pengelolaan lengkap dan benar serta tanggal terbitnya SP2D
sesuai peraturan dinyatakan lengkap dan 217, maka Penerbitan SP2D paling lama 2 (dua) Keuangan dan
(Jumlah SP2D yang terbit tepat
perundangan sah sesuai ketentuan hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan Aset Daerah
waktu / Seluruh jumlah SP2D
secara tepat waktu SPM
yang diterbitkan) X 100 %
Prosentase Jumlah SP2D yang terbit sejak diterimanya
SPM yang lengkap dan sah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku dibagi seluruh penerbitan
SP2D
PENJELASAN
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN FORMULASI/CARA KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN SUMBER DATA
PENGUKURAN
3. Meningkatnya Prosentase kesesuaian % Sesuai amanat pemendagri 13 /2006 ttg Dinas Neraca
penatausahaan aset daerah data rincian Total BMD pedoman pengelolaan keuangan daerah, maka Pengelolaan
sesuai peraturan dengan aktiva tetap di jumlah neraca SKPD termasuk rincian Total BMD Keuangan dan
(Jumlah Rincian Total BMD di Rincian Total BMD
perundangan Neraca Pemerintah Kota harus sesuai Aset Daerah
Simda Barang / Data Aset pada
Neraca Pemerintah Kota di
Simda Keuangan) X 100 %
. Prosentase tanah milik % Dalam rangka pengamanan aset, maka seluruh Dinas Sertifikat Tanah milik Pemerintah Kota
Pemerintah Kota pengadaan tanah dan aset tanah yang dimiliki Pengelolaan
Bandung bersertifikat Pemerintah Kota Bandung harus disertifikatkan Keuangan dan
(Luas Tanah milik Pemerintah
Aset Daerah
Kota Bersertifikat / Seluruh
Luas Tanah yang dimiliki
dikuasai Pemerintah Kota) X
100 %
4. Meningkatnya kualitas Opini BPK terhadap Opini Sesuai amanat pemendagri 13 /2006 ttg Opini BPK atas Laporan Dinas Laporan Hasil Pemeriksaan BPK
Laporan Keuangan laporan keuangan pengelolaan keuangan daerah maka DPKAD Keuangan Pemerintah Kota Pengelolaan
Pemerintah Daerah dan daerah harus melakukan tertib administrasi pengelolaan Bandung menjadi kategori / Keuangan dan
Akuntabilitas Kinerja keuangan nilai yang diperoleh Aset Daerah

20. Dinas Sosial

SASARAN INDIKATOR PENJELASAN


NO SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Meningkatnya Prosentase Tenaga % Partisipasi TKSK Jumlah TKSK yang berpartisipasi dalam penanganan PMKS Dinas Sosial
partisipasi Tenaga kesejahteraan sangag diperlukan
Kesejahteraan sosial kecamatan guna membantu
___________________________________________________ X 100%
Sosial Kecamatan (TKSK) yang penanggulangan
(TKSK) berpartisipasi PMKS
dalam
penanganan
PMKS
Jumlah Seluruhnya TKSK yang ada
2. Meningkatnya Prosentase % Penyandang cacat Dinas Sosial
kemandirian penyandang cacat merupakan salah
hidup penyandang yang mampu satu jenis PMKS yang
Jumlah penyandang cacat yang mampu mandiri
cacat hidup mandiri perlu mendapatkan
perhatian
SASARAN INDIKATOR PENJELASAN
NO SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
_______________________________________________________ X 100%

Jumlah seluruh penyandang cacat yang ada


3. Meningkatnya Prosentase % Keberadaan Jumlah gelandangan atau pengemis yang mengalami perubahan perilaku Dinas Sosial
perubahan gelandangan atau gelandangan dan
perilaku PMKS pengemis yang pengemis
__________________________________________________________________ X 100%
jalanan (WTS, mengalami mengganggu
gepeng dan anak perubahan ketertiban
jalanan) perilaku lingkungan Jumlah total seluruh gelandangan atau pengemis yang ada di jalanan
. Prosentase wanita % Keberadaan WTS Dinas Sosial
tuna susila yang mengganggu
mengalami ketertiban
WTS yang mengalami perubahan perilaku
perubahan lingkungan
perilaku
_______________________________________________________________________ X 100%

Jumlah total WTS yang ada


. Prosentase anak % Anak jalanan anak jalanan yang mengalami perubahan perilaku Dinas Sosial
jalanan yang merupakan salah
mengalami satu jenis PMKS yang
_______________________________________________________________________ X 100%
perubahan harus mendapatkan
perilaku perhatian
Jumlah total anak jalanan yang ada
4. Meningkatnya Prosentase % Keluarga miskin jumlah Keluarga miskin yang meningkat kualitas hidupnya Dinas Sosial
kualitas hidup keluarga miskin merupakan salah
keluarga miskin yang meningkat satu jenis PMKS yang
_______________________________________________________________________ X 100%
dan perempuan kualitas hidupnya perlu mendapatkan
rawan sosial perhatian
ekonomi Jumlah total keluarga miskin
. Prosentase % Perempuan Rawan jumlah PRSE yang mengalami perubahan perilaku Dinas Sosial
Perempuan rawan Sosial Ekonomi
sosial ekonomi merupakan salah
_______________________________________________________________________ X 100%
(PRSE) yang satu jenis PMKS yang
meningkat perlu mendapatkan
kualitas hidupnya perhatian Jumlah total PRSE
5. Meningkatnya Prosentase korban % Korban KDRT dan jumlah korban trafficking dan KDRT yang pulih kondisi psikologisnya Dinas Sosial
kondisi pulih KDRT dan trafficking
psikologis korban trafficking yang merupakan salah
_______________________________________________________________________ X 100%
trafficking dan pulih kondisi satu jenis PMKS yang
kekerasan dalam psikologisnya perlu mendapatkan
rumah tangga perhatian Jumlah korban trafficking dan KDRT yang mendapatkan pelayanan
(KDRT)
SASARAN INDIKATOR PENJELASAN
NO SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
6. Meningkatnya Jumlah anak yang Orang Anak yang jumlah anak yang mengalami perubahan perilaku Dinas Sosial
perubahan berhadapan berhadapan dengan
perilaku anak dengan hukum hukum merupakan
_______________________________________________________________________ X 100%
yang berhadapan yang mengalami salah satu jenis
dengan hukum perubahan PMKS yang perlu
perilaku mendapatkan Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan
perhatian
7. Meningkatnya Prosentase % Korban bencana jumlah korban bencana yang menerima bantuan kurang dari 3 hari Dinas Sosial
ketepatan waktu pemberian merupakan salah
penanganan bantuan bagi satu jenis PMKS yang
_______________________________________________________________________ X 100%
korban bencana korban bencana perlu mendapatkan
alam/sosial yang perhatian
tersampaikan Jumlah korban bencana yang mendapatkan bantuan
dalam waktu
kurang dari 3
(tiga) hari
8. Meningkatnya Prosentase lanjut % Lansia terlantar jumlah lansia terlantar yang ditangani Dinas Sosial
perlindungan hak usia terlantar merupakan salah
hidup dasar lanjut yang terlindungi satu jenis PMKS yang
_______________________________________________________________________ X 100%
usia dan anak hak hidup perlu mendapatkan
terlantar di luar dasarnya perhatian
dan dalam panti Jumlah lansia terlantar yang seharusnya ditangani
. Prosentase anak % Anak terlantar jumlah anak terlantar yang ditangani Dinas Sosial
terlantar yang merupakan salah
terlindungi hak satu jenis PMKS yang
_______________________________________________________________________ X 100%
hidup dasarnya perlu mendapatkan
perhatian
Jumlah anak terlantar yang seharusnya ditangani
9. Meningkatnya Indeks kepuasan % Peningkatan kualitas jumlah masyarakat yang merasa puas atas pelayanan Dinas Sosial
kualitas masyarakat pelayanan publik
pelayanan kepada merupakan prioritas
_______________________________________________________________________ X 100%
masyarakat daerah

Jumlah masyarakat yang mendapatkan pelayanan

21. Dinas Pendidikan


22. Dinas Kesehatan
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
1. Meningkatnya Persentase % Peraturan Menteri Kesehatan RI Persentase nilai realisasi Dinas 1. Cakupan Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate per 100,000 penduduk < 15 th
pelayanan Pemenuhan Nomor dari seluruh indikator Kesehatan
kesehatan dasar, pencapaian SPM 741/MENKES/PER/VII/2008 penyakit menular setelah
2.Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita
kegawatdaruratan penyakit menular Tentang Standar Pelayanan dihitung dari nilai capaian
dan rujukan yang ditangani Minimal Bidang Kesehatan di dibagi target x 100 persen
khususnya Kabupaten/Kota dibagi jumlah indikator 3.Cakupan Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
masyarakat miskin
4. Cakupan Penderita DBD yang ditangani

5.Cakupan Penemuan Penderita Diare

6. Penderita penyakit menular lainnya yang ditangani

. Persentase % Kebutuhan akan pelayanan Persentase nilai realisasi Dinas


Pemenuhan kesehatan terus berkembang dan dari seluruh indikator Kesehatan
pencapaian pelayanan kesehatan lainnya pelayanan kesehatan
pelayanan merupakan indikator yang lainnya setelah dihitung Persentase balita ditimbang berat badan D/S
kesehatan lainnya digunakan dalam pelayanan dari nilai capaian dibagi Cakupan KK Rawan yang di bina
kesehatan dasar lainya diluar target x 100 persen dibagi Cakupan Pelayanan kesehatan dasar, swasta sesuai standar
SPM dan MDGs. jumlah indikator
Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak berkebutuhan
khusus
Jumlah puskesmas yang dibina dalam pelayanan kesehatan matra
Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan indera
Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dasar
jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan kerja
Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan sarana kesehatan
tradisional
Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi mulut
dasar
Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan olah raga
dasar
Persentase puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan faktor resiko PTM
Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau > yang menerima konseling
dan testing HIV
Jumlah kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi
pencegahan dan penularan HIV
Industri rumah Tangga yang memiliki sertifikat P-IRT
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
Sarana pelayanan ke farmasian yang dibina
. Persentase % Peraturan Menteri Kesehatan RI Persentase nilai realisasi Dinas
Fasilitas kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang dari seluruh indikator Kesehatan
yang memiliki Pusat Kesehatan Masyarakat fasilitas kesehatan yang
sertifikat ijin memenuhi persyaratan Tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat ijin
mendapatkan sertifikat Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin
izin setelah dihitung dari
Puskesmas terakreditasi
nilai capaian dibagi target
x 100 persen dibagi
jumlah indikator
. Persentase Pasien % Peraturan Menteri Kesehatan RI Persentase nilai realisasi Dinas Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di
miskin yang di Nomor 75 Tahun 2014 tentang dari seluruh indikator Kesehatan Kab/Kota
rujuk dan dilayani Pusat Kesehatan Masyarakat pasien miskin yang
oleh PPK II mendapat pelayanan di
PPK II setelah dihitung
dari nilai capaian dibagi
target x 100 persen dibagi
jumlah indikator
. Persentase % Untuk meningkatkan pemerataan Kecamatan yang memiliki Dinas Jumlah Puskesmas
Kecamatan dengan jangkauan pelayanan kesehatan puskesmas sesuai standar Kesehatan
pemenuhan kepada masyarakat maka di dibandingkan dengan
puskesmas setiap kecamatan harus memiliki jumlah kecamatan dalam
dibandingkan puskesmas sesuai standar (ratio periode tertentu x 100%
dengan rasio puskesmas dengan jumlah
jumlah puskesmas penduduk)
dan jumlah
penduduk
. Persentase Indeks % Untuk memenuhi UU No.25 Persentase total dari nilai Dinas Hasil Survei Kepuasan Pelanggan di Pelayanan Kesehatan sesuai dengan UU No.25 Tahun 2009
Kepuasan Tahun 2009 tentang Pelayanan persepsi per unsur dibagi Kesehatan tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Daerah Kota Bandung No.16 Tahun 2011 tentang
Masyarakat (IKM) Publik dan Peraturan Daerah dengan total unsur yang Pelayanan Publik
Kota Bandung No.16 Tahun 2011 terisi dikalikan nilai
tentang Pelayanan Publik penimbang x 100 %
. Persentase % Peraturan Menteri Kesehatan RI Persentase nilai realisasi Dinas 1.Indikator Bayi (Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani; Cakupan Kunjungan
Pemenuhan Nomor dari seluruh indikator Kesehatan Bayi (umur 29 hr- 11 bulan); Cakupan Desa/Kelurahan UCI)
pencapaian SPM 741/MENKES/PER/VII/2008 pelayanan kesehatan
pelayanan Tentang Standar Pelayanan dasar pada bayi, balita,
2.Indikator Balita (Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan; Cakupan pelayanan anak
kesehatan dasar Minimal Bidang Kesehatan di anak usia sekolah,
balita; Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga
pada bayi, balita, Kabupaten/Kota remaja, ibu dan lansia
miskin)
anak usia sekolah, setelah dihitung dari nilai
remaja, ibu dan capaian dibagi target x
lansia 100 persen dibagi jumlah 3. Indikator Anak usia sekolah (Cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SD dan sederajat)
indikator
4. Indikator Remaja (Cakupan Pelayanan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan setingkat)

5. Indikator Ibu (Cakupan peserta KB aktif; Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
memberikan pelayanan KB sesuai standar; Cakupan ibu hamil K4; Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani; Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang
Memiliki Kompetensi Kebidanan; Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan pelayanan
obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED); Cakupan Pelayanan Nifas) dan

2. Meningkatnya Persentase Balita % Permenkes No.23 Tahun 2014 Persentase dari jumlah Dinas Hasil penghitungan menggunakan kriteria pengukuran status gizi balita
kesehatan gizi buruk tentang Upaya Perbaikan Gizi balita gizi buruk dibagi Kesehatan
masyarakat dengan jumlah balita
seluruhnya x 100 %
. Persentase Bumil % UU No.36 Tahun 2009 Tentang Jumlah Bumil KEK tanpa Dinas Laporan dari masing-masing pengelola program dan kegiatan
KEK Kesehatan penyakit penyerta yang Kesehatan
mendapat PMT dibagi
jumlah Bumil Resti di
suatu wilayah x 100 %
dalam kurun waktu 1
tahun
. Angka kematian per UU No.36 Tahun 2009 Tentang Jumlah kematian ibu Dinas Cakupan penurunan jumlah kematian ibu karena kehamilan
ibu 100000 Kesehatan karena kehamilan, Kesehatan
Kelahiran persalinan, masa nifas
Hidup dalam suatu wilayah dan
periode tertentu
dibandingkan dengan
jumlah lahir hidup dalam
waktu dan periode yang
sama x 100.000 KH
. Angka kematian per 1000 UU No.36 Tahun 2009 Tentang Jumlah kematian bayi di Dinas Cakupan penurunan jumlah kematian bayi
bayi kelahiran Kesehatan bawah usia 1 tahun Kesehatan
hidup dalam suatu wilayah dan
periode tertentu
dibandingkan dengan
jumlah lahir hidup dalam
waktu dan periode yang
sama x 1000 KH
3. Menurunnya Persentase % Depkes RI. Petunjuk Teknis Persentase dari Dinas Penghitungan penurunan insidens rate (IR) penyakit DBD
Kejadian penyakit Penurunan Pengamatan Penyakit Demam perhitungan insidens rate Kesehatan
menular di penderita penyakit Berdarah Dengue. yaitu selisih antara
masyarakat menular Demam Dit. Jend P2M dan Pl Jakarta jumlah kasus penyakit
Berdarah dengue 1999 menular DBD tahun
(DBD) sebelumnya dikurangi
dengan kasus penyakit
DBD pada tahun
perhitungan dibandingkan
dengan jumlah kasus
penyakit menular DBD
pada tahun sebelumnya x
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
100 %
. Persentase % Ditjen PP&PL Departemen Kasus pneumonia pada Dinas Penghitungan penurunan kasus ISPA
Penurunan Kesehatan, Pedoman balita dalam satu wilayah Kesehatan
penderita penyakit Penanggulangan Episenter yang terjangkau oleh
menular ISPA Pandemi pelayanan kesehatan
Influenza, Jakarta, 2008 dibandingkan dengan
jumlah balita dalam
kurun waktu tertentu x
100 %
. Persentase % Keputusan Menteri Kesehatan RI Kasus diare dalam suatu Dinas Penghitungan penurunan kasus Diare
Penurunan No.1216 Tahun 2001 tentang wilayah yang dapat Kesehatan
penderita penyakit Pedoman Pemberantasan dijangkau oleh pelayanan
menular Diare Penyakit Diare kesehatan dibandingkan
dengan jumlah penduduk
pada kurun waktu
tertentu x 100 %
. Persentase % UU No.4 Tahun 1984 tentang Jumlah kejadian luar Dinas Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan < 24 Jam
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. biasa yang ditangani Kesehatan
Kejadian Luar Permenkes No.1501 Tahun 2010 kurang dari 24 jam
biasa < dari 24 jam tentang Jenis Penyakit Menular dibandingkan dengan
Tertentu Yang Dapat jumlah kejadian luar
Menimbulkan Wabah dan biasa x 100 %
Penanggulangannya.
4. Meningkatnya Persentase RW % Peraturan Menteri Kesehatan RI Persentase dari jumlah Dinas Jumlah RW Siaga Aktif
kesiapsiagaan Siaga aktif Nomor RW Siaga yang aktif Kesehatan
masyarakat dalam 741/MENKES/PER/VII/2008 dibandingkan dengan
pemeliharaan Tentang Standar Pelayanan julah RW Siaga yang
kesehatan Minimal Bidang Kesehatan di dibentuk x 100 %
Kabupaten/Kota
5. Meningkatnya Persentase % Permenkes No.416 Tahun 1990 JPersentase dari jumlah Dinas Jumlah Kelurahan yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Sanitasi Total Kelurahan yang tentang Persyaratan Kualitas Air kelurahan yang Kesehatan
Berbasis melaksanakan Bersih. Kepmenkes No.6 Tahun melaksanakan Sanitasi
Masyarakat dan Sanitasi Total 2014 tentang Sanitasi Total Total Berbasis Masyarakat
penggunaan air Berbasis Berbasis Masyarakat (STBM) (STBM) dibandingkan
minum Masyarakat dengan jumlah kelurahan
(STBM) yang ada di Kota Bandung
dalam periode tertentu x
100 %
. Persentase Rumah % Permenkes No.492 Tahun 2010 Persentase dari jumlah Dinas Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
tangga tentang Persyaratan Air Minum. sarana air minum pada Kesehatan
menggunakan air Permenkes No.736 Tahun 2010 rumah tangga yang
minum yang tentang Tatalaksana Persyaratan memenuhi syarat
memenuhi syarat Air Minum. dibandingkan dengan
seluruh sarana air minum
pada rumah tangga yang
diuji pada wilayah dan
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
periode tertentu x 100 %

23. Dinas Tenaga Kerja


PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
1. Menurunnya Tingkat Pengangguran % merupakan target kinerja RPJPD 2005-2025 dan target kinerja Jumlah Penganggur Dibanding Dinas 1. Berdasarkan Target RPJPD 2005-2025
Tingkat Terbuka RPJMD 2013-2018. Dengan Jumlah Angkatan Kerja Tenaga
Pengangguran Kerja
2. Berdasarkan Target Sasaran RPJMD 2013-
Terbuka
TPT adalah suatu nilai persentase perbandingan jumlah 2018
Penganggur dengan jumlah Angkatan Kerja, penurunan persentase
dapat diindikasikan penyerapan tenaga kerja meningkat, tetapi
jika persentase meningkat kemungkinan faktor yang
mempengaruhinya adalah terjadinya peningkatan jumlah
Angkatan Kerja sebagai akibat dari meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk, serta meningkatnya angka lulusan
sekolah. Kemungkinan juga adanya peningkatan jumlah
penduduk sementara yang tidak bekerja, berkeinginan untuk
bekerja atau sedang mencari pekerjaan, sehingga menambah
jumlah pengangguran.
2. Meningkatnya Prosentase Tenaga % Hasil review Renstra oleh Menpan RB untuk mengukur berapa Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Dinas 1. Berdasarkan Permenaker RI. No.
Kompetensi Tenaga Kerja Yang Kompeten persen pencari kerja yang terdaftar yang kompeten ditambah hasil Lulusan SMK Ke atas Ditambah Tenaga Per.24/MEN/IX/2009, tentang Penyelenggaraan
Kerja uji kompetensi kerja yang dilakukan Disnaker hasil pelaksanaan UJK Disnaker Kerja Pemagangan di dalam Negeri
Dibanding Jumlah Pencari Kerja
Terdaftar
2. Sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenga
Kerja
. Jumlah Calon Orang Target RPJMD 2013-2018; Penciptaan 100.000 wirausaha baru Jumlah Calon Wirausaha Baru Dinas 1. Berdasarkan Target RPJMD 2013-2018
Wirausaha Baru tahun 2018 yang dilakukan oleh Disnaker adalah melatih, Yang Dilatih Tenaga
melakukan pemagangan dan intermediasi perbankan terhadap Kerja
2. Untuk Memenuhi Janji Walikota dan Wakil
7500 calon wirausaha baru pada akhir tahun 2018.
Walikota

3. Meningkatnya Jumlah Lowongan lowongan Target RPJMD 2013-2018 adalah : penciptaan 250.000 lapangan Jumlah Lowongan Kerja Terdaftar Dinas Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Penempatan Tenaga Pekerjaan Baru kerja pekerjaan baru; kontribusi disnaker 50.000 lowongan kerja pada Tenaga Tenaga Kerja, serta untuk memenuhi target
Kerja akhir tahun 2018. kegiatan yang dilakukan adalah : Kerja RPJMD 2013-2015 sesuai janji kompanye
melaksanakan bursa kerja/pameran kerja bursa kerja khusus Walikota dan Wakil Walikota, yaitu Penciptaan
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
(BKK) dan melalui bursa kerja online Lapangan Kerja
. Prosentase Pencari % Target ini merupakan target SPM urusan ketenagakerjaan yang Jumlah Penempatan Tenaga Kerja Dinas 1. Berdasarkan Permenaker RI. No. Per.2 tahun
Kerja Terdaftar Yang diakomodasi dalam RPJMD 2013-2018 dan selanjutnya Dibanding Dengan Jumlah Pencari Tenaga 2014 tentang SPM Bidang Ketenagakerjaan
Ditempatkan dituangkan dalam IKU Renstra Disnaker tujuannya adalah untuk Kerja Terdaftar Kerja
mengukur berapa persen penyerapan tenaga kerja dari pencari
2. Berdasarkan RPJMD 2013-2018
kerja terdaftar (yang membuat kartu AK-1/Kartu Kuning) yang
terjadi pada tahun yang bersangkutan
4. Meningkatnya Prosentase Perusahaan % target kinerja baru hasil reviu Renstra oleh Menpan tujuannya Jumlah Kasus Yang Masuk Dinas Sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga
Perlindungan Yang Berkasus untuk mengukur persentase penurunan kasus yang masuk Dibanding Dengan Jumlah Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan Tentang dibanding jumlah perusahaan berdasarkan wajib lapor Perusahaan Berdasarkan Wajib Kerja
Ketenagakerjaan ketenagakerjaan Lapor

. Prosentase Kasus Yang % Merupakan target SPM urusan ketenagakerjaan yang diakomodir Jumlah Kasus Yang Selesai Melalui Dinas Berdasarkan target RPJMD 2013-2018
Diselesaikan Melalui dalam RPJMD 2013-2018 dan selanjutnya dituangkan dalam IKU Perjanjian Bersama (PB) Dibanding Tenaga Berdasarkan Permenpan No. Per.2 Tahun 2014
Perjanjian Bersama Renstra Disnaker tujuannya adalah untuk melihat berapa persen Dengan Jumlah Kasus Yang Kerja Tentang SPM Bidang Ketenagakerjaan
(PB) kasus PHI yang masuk yang diselesaikan melaui Perjanjian Masuk
Bersama (PB). Karena penyelesaiaan kasus PHI yang selesai
melaui PB adalah indikator keberhasilan pejabat fungsional
mediator, biasanya sisanya kasus PHI yang berlarut-larut tidak
dapat diselesaikan dibuat Anjuran Pejabat.
. Prosentase % Salah satu target perlindungan ketenagakerjaan dalam menjamin Jumlah Pekerja/Buruh Peserta Dinas Berdasarkan target RPJMD 2013-2018
Pekerja/Buruh Yang kecelakaan kerja, penjaminan hari tua dan jaminan pensiun bagi Program Jamsostek Dibanding Tenaga Berdasarkan Permenpan No. Per.2 Tahun 2014
Menjadi Peserta para pekerja/buruh. Dengan Jumlah Pekerja/Buruh Kerja Tentang SPM Bidang Ketenagakerjaan
Program Jamsostek Berdasarkan Wajib Lapor
. Jumlah Perusahaan Perusahaan Adalah merupakan target kinerja Disnaker hasil dari pembinaan Akumulasi jumlah perusahaan Dinas Sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenga
Yang Melaksanakan dan pengawasan terhadap perusahaan agar melaksanakan dan yang melaksanakan minimal 10 Tenaga Kerja
Peraturan mentaati peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. (hasil (sepuluh) norma/peraturan Kerja
Ketenagakerjaan Verifikasi Menpan) ketenagakerjaan. Kriteria Norma
ketenagakerjaan
. Jumlah Perusahaan Perusahaan Adalah salah satu upaya Disnaker agar perusahaan mentaati Akumulasi Jumlah Perusahaan Dinas Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1981 tentang
Yang Melaksanakan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, dimana dalam Yang Melakukan Wajib Lapor Tenaga wajib lapor
Wajib Lapor wajib lapor tersebut terdapat 33 item norma ketenagakerjaan yang Ketenagakerjaan Kerja
Ketenagakerjaan harus dipatuhi oleh perusahaan. Selanjutnya dari wajib lapor
tersebut menjadi bahan untuk menyusun keputusan atau
kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
5. Meningkatnya Jumlah Calon jiwa Target tersebut merupakan revisi dari target jumlah penempatan Jumlah Calon Transmigran Yang Dinas Berdasarkan UU No.29 Tahun 2009 tentang
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA
NO SATUAN FORMULASI/CARA SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS UTAMA ALASAN
PENGUKURAN DATA
Minat Transmigran Terseleksi transmigran karena 2 tahun terakhir ini target tersebut tidak Terseleksi Tenaga Perubahan UU No, 15 Tahun 1997 tentang
Bertransmigrasi dapat direalisasikan sehubungan dengan penetapan kuota Kerja ketrasmigrasian
penempatan transmigran merupakan kewenangan pemerintah
pusat.Atas saran tim reviu renstra Kemenpan target urusan
ketransmigrasian disesuaikan dengan kewenangan pemerintah
daerah yaitu calon transmigran yang lulus seleksi awal.

24. Dinas Perhubungan


PENJELASAN
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Terkendalinya kemacetan Persentase aspek penyebab % Tingkat kemacetan yang belum Jumlah aspek yang tertangani dibagi Dinas Semakin banyak aspek penyebab kemacetan yang
lalu lintas kemacetan yang teratasi teratasi jumlah aspek yang harus ditangai kali Perhubungan teratasi maka kondisi lalu lintas semakin lancar
100%
. Kecepatan rata-rata tempuh km / Kemacetan sering kali terjadi di jalan Kecepatan rata-rata tempuh kendaraan Dinas Semakin rendah kecepatan rata-rata tempuh
kendaraan di jalan protokol jam protokol pada saat jam sibuk bermotor Perhubungan menandakan kondsi jalan semakin macet
pada saat jam sibuk
2. Terwujudnya sarana Persentase angkutan umum % Kondisi kendaraan angkutan umum Kendaraan angkutan umum yang lulus Dinas Semakin tinggi persentase angkutan umum yang laik
angkutan umum yang yang laik jalan yang laik jalan berpengaruh terhadap uji dibagi jumlah kendaraan angkutan Perhubungan jalan maka semakin tinggi keselamatan penumpang
aman keselamatan penumpang umum wajib uji x 100% angkutan umum
. Persentase Pengemudi % Pengemudi angkutan umum yang Jumlah pengemudi angkutan umum yang Dinas Semakin tinggi persentase pengemudi angkutan umum
angkutan yang umum yang tidak memiliki SIM Umum lebih memiliki SIM Umum dibagi total Perhubungan yang memiliki SIM Umum maka semakin tinggi
memiliki SIM Umum berpotensi terhadap angka pengemudi angkutan umum x 100% keselamatan penumpang angkutan umum
kecelakaan lalu lintas
. Persentase penurunan % Pelanggaran lalu lintas berpotensi Selisih pelanggaran yang terjadi antara Dinas Semakin menurun tingkat pelanggaran lalu lintas maka
pelanggaran angkutan terjadinya kecelakan lalu lintas tahun n dan n-1 dibagi jumlah Perhubungan semakin tinggi tingkat keselamatan penumpang
umum di jalan pelanggaran yang terjadi pada tahun n-1 angkutan umum
3. Perpindahan penggunaan Rasio Pengguna kendaraan % Penggunaan kendaraan pribadi Rasio pengguna angkutan pribadi Dinas Semakin tinggi rasio pengguna kendaraan umum
moda angkutan pribadi dan pengguna cenderung meningkat dibandingkan dengan pengguna Perhubungan dibanding kendaraan pribadi maka semakin baik kondisi
angkutan umum angkutan umum lalu lintas
4. Kapasitas Kinerja Dinas Indeks Kepuasan nilai Masih belum optimalnya pelayanan Nilai hasil survey Dinas Semakin tinggi nilai IKM maka semakin tinggi tingkat
Perhubungan Kota Masyarakat (IKM) kepada masyarakat khususnya Perhubungan kepuasan masyarakat
Bandung semakin baik pengguna transportasi
. Nilai evaluasi AKIP nilai Untuk mengukur akuntabilitas Nilai hasil evaluasi AKIP Dinas Semakin tinggi nilai evaluasi AKIP maka semakin tinggi
PENJELASAN
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
kinerja Dinas Perhubungan Perhubungan akuntabilitas kinerja Dinas Perhubungan
. Persentase Temuan % Untuk mendukung WTP Jumalh Temuan BPK/Inspektorat yang Dinas Semakin tinggi persentase temuan BPK / Inspektorat
Pengelolaan Anggaran BPK/ ditindaklanjuti dibagi jumlah total Perhubungan yang ditindaklanjuti maka semakin baik pertanggung
Inspektorat yg ditindaklajuti temuan BPK/Inspektorat dikali 100% jawaban pengelolaan keuangan dan aset daerah

25. Dinas Kebudayaan & Pariwisata


PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Lestarinya Jumlah Bangunan Angka Sesuai dengan amanat Perda No. 19 Tahun 2009 Dihitung berdasarkan akumulasi jumlah bangunan Dinas Terdapat lima kriteria untuk memutuskan suatu
Bangunan Cagar Cagar Budaya tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan cagar budaya yang telah ditetapkan dalam bentuk Kebudayaan bangunan masuk menjadi bangunan cagar budaya.
Budaya (BCB) dalam Cagar Budaya bahwa setiap Bangunan Cagar Peraturan Walikota dan Pariwisata Kriteria tersebut ditinjau dari nilai sejarah, nilai
kondisi baik dan Budaya harus mendapatkan perlindungan. arsitektur, nilai ilmu pengetahuan, nilai sosial
terlindungi budaya, dan usia bangunan minimal 50 tahun.
2. Berkembangnya Jumlah Lingkung Angka Sesuai dengan amanat Perda Nomor 5 Tahun Dihitung berdasarkan akumulasi jumlah lingkung Dinas Lingkung Seni harus mendapatkan legalitas dari
Seni Budaya Daerah Seni/ Budaya yang 2012 tentang Pelestarian Seni Tradisional bahwa seni/budaya yang mendapat legalitas dari Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
aktif setiap lingkung seni/budaya yang aktif harus Disbudpar dan Pariwisata
mendapat legalitas
3. Meningkatnya Jumlah Kunjungan Orang Sesuai dengan amanat Perda Nomor 01 Tahun Dihitung berdasarkan akumulasi jumlah Dinas Kunjungan Wisatawan terdiri dari Wisatawan
Kunjungan Wisatawan 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan kunjungan wisatawan ke kota Bandung bekerja Kebudayaan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara
Wisatawan ke Kota Kepariwisataan Daerah Tahun 2012-2025 sama dengan dinas/instansi terkait (Dishub, PT. dan Pariwisata
Bandung bahwa tujuan pembangunan kepariwisataan Jasa Marga, PT. KAI, Kantor Imigrasi, PT. Angkasa
daerah adalah untuk meningkatkan kunjungan Pura) serta perhitungan akhir yang dikerjasamakan
wisatawan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung
4. Terwujudnya Indeks Kepuasan Angka Sesuai dengan amanat Kemenpan Nomor : Dihitung berdasarkan jumlah angket yang Dinas Kualitas pelayanan publik yang prima
Peningkatan Masyarakat Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman diberikan kepada masyarakat pemohon pelayanan Kebudayaan
Kualitas Pelayanan Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dan Pariwisata
Publik Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah

26. Dinas Bina Marga & Pengairan


NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA SUMBER
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Terwujudnya pembangunan Tingkat minimal % Memenuhi target Panjang jalan terbangun (/) Panjang Dinas Bina
infrastruktur jalan di PPK keterbangunan RPJP dan RPJMD jalan rencana pembangunan (x) 100 Marga dan
Infrastruktur Jalan PPK Pengairan
Gedebage
2. Terwujudnya Infrastruktur Rasio minimal ruas Jalan % Memenuhi target Panjang jalan (-) Panjang jalan dalam Dinas Bina kriteria kondisi jalan adalah bahwa setiap ruas jalan jalan harus memiliki
jalan yang berkualitas dan dalam kondisi baik SPM kondisi rusak (/) Panjang jalan Kota Marga dan kerataan permukaan jalan yang memadai bagi kendaraan untuk dapat dilalui
merata Bandung (x) 100 Pengairan oleh kendaraan dengan cepat, aman, dan nyaman (PERMEN PU NO.
14/PRT/M/2010 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)

. Indeks aksesibilitas jalan Skala Memenuhi target Panjang jalan penghubung PK (/) Dinas Bina Rencana penambahan indeks aksesibilitas jalan melalui Pembangunan Jalan
SPM Panjang jalan Kota Bandung (x) 100 Marga dan di PPK Gedebage dan Pembangunan Fly over, dan jalan tembus.
Pengairan
. Tingkat deviasi maksimal % Memenuhi target Porsi tertinggi (–) rata-rata (/) rata- Dinas Bina Pemerataan anggaran pemeliharaan jalan pada 6 wilayah sesuai
pemerataan RPJMD rata (x) 100 Marga dan dengan PeraturanDaerah KotaBandungNo.13Tahun 2007
pemeliharaan jalan Atau Pengairan
ket : semakin rendah persentase capaian (≤ 20%) maka semakin merata
Porsi terendah (–) rata-rata (/) rata-
pemeliharaan jalan di 6 wilayah Kota Bandung
rata (x) 100
3. Terselesaikannya Presentase minimal % Memenuhi target Panjang jaringan drainase (-) Panjang Dinas Bina
Permasalahan banjir di Kota saluran drainase yang SPP & SPM drainase yang tidak berfungsi baik (/) Marga dan
Bandung berfungsi dengan baik Panjang jaringan drainase (x) 100 Pengairan
. Presentase minimal % Memenuhi target Jumlah lokasi banjir yang tertangani Dinas Bina Penanganan banjir yang dilakukan pada ssat terjadi genangan/ banjir
penanganan rutin banjir RPJMD kurang dari 2 jam (/) Jumlah lokasi Marga dan (response time)
kurang dari 2 jam banjir (x) 100 Pengairan
. Presentase minimal % Memenuhi target Jumlah lokasi banjir terselesaikan (/) Dinas Bina Penanganan banjir sampai tuntas sehingga jumlah titik banjir di Kota
banjir terselesaikan RPJMD Jumlah lokasi banjir (x) 100 Marga dan Bandung akan berkurang
Pengairan
4. Terwujudnya Bandung Presentase minimal % Memenuhi target Jumlah PJU (-) Jumlah PJU padam Dinas Bina
caang Baranang jumlah PJU terbangun SPP & SPM (/) Jumlah PJU (x) 100 Marga dan
yang berfungsi baik Pengairan
5. Meningkatnya Akuntabilitas Indeks Kepuasan Nilai Sesuai Amanat UU Sesuai dengan SK Menpan No.16 Dinas Bina
Kinerja dan Pelayanan Masyarakat (IKM) No.25/2009 ttg Tahun 2014 tentang survey kepuasan Marga dan
Publik yang Prima Pelayanan publik masyarakat Pengairan

27. Dinas Pemakaman dan Pertamanan


PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Meningkatnya Prosentase RTH yang % Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri RTH yang berkualitas Dinas RTH yang berkualitas adalah
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
kualitas Ruang berkualitas Nomor : 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ----------------------------- x 100 % Pemakaman RTH yang memiliki fungsi
Terbuka Hijau Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. RTH eksisting dan ekologi, sosial dan estetika.
(RTH). Pertamanan
2. Meningkatnya Prosentase taman % Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Taman dalam kondisi baik Dinas Perlu adanya pembagian
kualitas taman di dalam kondisi baik Nomor : 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ----------------------------------- x 100 % Pemakaman kriteria taman sebagai berikut :
Kota Bandung. Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Taman di Kota Bandung dan - Taman yang berfungsi untuk
Pertamanan aktivitas publik
- Taman yang hanya berfungsi
sebagai estetika kota
Kriteria utama taman dalam
kondisi baik :
- Tersedia elemen estetika
- Tersedia utilitas taman
- Tersedia fasilitas taman
3. Meningkatnya Prosentase makam % Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri (Jumlah makam yang dirumputisasi) x 100% Dinas
kualitas TPU dalam kondisi baik Nomor : 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ---------------------------------------------------------------- Pemakaman
(Taman Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jumlah makam yang dikelola Pemerintah Kota Bandung dan
Pemakaman Pertamanan
Umum).
. Prosentase TPU yang % Untuk mendukung pembangunan kota yang Jumlah TPU yang baik Dinas Kriteria utama TPU dalam
baik berkelanjutan, maka pembangunan ------------------------------------ x 100 % Pemakaman kondisi baik :
infrastruktur dan sarana kota merupakan Jumlah TPU di Kota Bandung dan - Tersedia toilet
faktor penting dalam pembangunan skala Pertamanan - Tersedia lampu penerangan
prioritas. Termasuk penataan dan pengelolaan (PJU dan lampu taman)
TPU sebagai sarana publik. Sehingga - Tersedia ruang pelayanan
pengunjung merasa nyaman. publik
- Adanya identitas TPU
- Adanya papan informasi Perda
- Terpeliharanya kebersihan TPU
. Daya tampung Makam Bertambahnya jumlah penduduk berdampak Luas lahan TPU yang masih dapat digunakan Dinas
makam pada kebutuhan akan lahan untuk --------------------------------------------------------- Pemakaman
pemakaman. Luas lahan per makam dan
Pertamanan
4. Meningkatnya Nilai hasil evaluasi Nilai Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor : 29 Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Dinas Hasil evaluasi AKIP oleh
akuntabilitas AKIP Tahun 2014 tentang SAKIP dan Peraturan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pemakaman Inspektorat.
kineja. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan dan
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Kinerja Instansi Pemerintah. Pertamanan
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
. Prosentase temuan % Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan yang ditindaklanjuti dari Dinas Berita acara penyelesaian tindak
BPK/Inspektorat Nomor : 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan seluruh jumlah temuan BPK/Inspektorat pada tahun berjalan. Pemakaman lanjut temuan BPK/Inspektorat.
yang ditindaklanjuti Keuangan Daerah. dan
Pertamanan
28. Dinas Koperasi UKM & Perindustrian Perdagangan

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN


NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Meningkatnya kuantitas dan Persentase Koperasi % Berdasarkan UU No. 25 Tahun jumlah koperasi aktif x 100 % Dinas Koperasi Usaha melakukan pembinaan ke koperasi-koperasi
kualitas koperasi yang Aktif; 1992 tentang perkoperasian total koperasi Kecil Menengah dan yang tidak aktif dan ke pra koperasi untuk
berdaya saing; Perindustrian mendorong pertumbuhan koperasi aktif
Perdagangan
. Persentase Koperasi % Berdasarkan PP No. 09/1995 jumlah koperasi sehatx 100 % Dinas Koperasi Usaha meningkatnya koperasi sehat terlihat dari
Sehat. tentang pelaksanaan kegiatan jumlah koperasi aktif Kecil Menengah dan sistem pengelolaan administrasi dan keuangan
USP oleh Koperasi dan Permeneg Perindustrian melalui pembinaan dan pengawasan
No. 19/2008 tentang pedoman Perdagangan
pelaksanaan kegiatan USP oleh
Koperasi
2. Meningkatnya SDM koperasi Persentase SDM % Berdasarkan UU No. 25 Tahun (Exsisting yang telah didiklat + Jumlah Dinas Koperasi Usaha melalui pelaksanaan diklat, bimtek, workshop,
dan UKM. Koperasi yang 1992 tentang perkoperasian yang didiklat)x60%/jumlah koperasi Kecil Menengah dan dll.
berkualitas; aktif x 100 % Perindustrian
Perdagangan
. Persentase SDM % Berdasarkan UU No. 20 Tahun Dinas Koperasi Usaha melalui pelaksanaan diklat, bimtek, workshop,
UMKM yang 2008 tentang UMKM, PP No. 32 (Exsisting yang telah didiklat + Jumlah Kecil Menengah dan dll.
berkualitas Tahun 1998 tentang pembinaan yang didiklat)____ x 100 % Perindustrian
dan pengembangan usaha kecil jumlah UMKM Perdagangan
dan Perwal Kota Bandung No.
413 Tahun 2010
. Jumlah Wirausaha Orang Merupakan Janji Walikota dan Jumlah wirausaha baru Dinas Koperasi Usaha Jumlah wirausaha baru akan dilaksanakan
Baru UMKM; Wakil Walikota Kecil Menengah dan pada tahun 2015 dengan tahapan yaitu
Perindustrian pendaftaran, seleksi/wawancara, pelatihan,
Perdagangan magang, pendampingan, pelepasan, fasilitasi
pameran dan fasilitasi permodalan melalui BPR
Kota Bandung. Pencapaian target wirausaha
baru, melalui kolaborasi beberapa SKPD dan
instansi terkait.
3. Meningkatnya pelaku usaha Jumlah lapangan Orang Merupakan Janji Walikota dan Jumlah lapangan pekerjaan Dinas Koperasi Usaha Jumlah lapangan pekerjaan baru akan
koperasi, UKM, industri dan pekerjaan baru Wakil Walikota Kecil Menengah dan dilaksanakan pada Tahun 2015 melalui
perdagangan Perindustrian pelatihan
Perdagangan
4. Meningkatnya mutu produk Jumlah IKM yang Ikm Sertifikat halal merupakan Jumlah IKM yang memiliki sertifikat Dinas Koperasi Usaha
industri; memiliki sertifikat ukuran mutu kehalalan suatu Halal/HKI Kecil Menengah dan
produk (Halal/HKI); produk dan sertifikat Perindustrian
INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
kepemilikan merk (HKI) menjadi Perdagangan
kepastian hukum bagi pemilik
produk
5. Berkembangnya Nilai Ekspor Nilai ekspor Kota US$ Berdasarkan Permendag No. Jumlah Penerbitan SKA Kota Bandung Dinas Koperasi Usaha Nilai ekspor dilihat dari realisasi SKA Kota
Bandung 22/M-DAG/PER/3/2015 tentang Kecil Menengah dan Bandung. Satuan nilai yaitu US$, berdasarkan
ketentuan dan tatacara Perindustrian nilai yang tercantum pada pemberitahuan
penerbitan SKA Perdagangan ekspor barang yang dikeluarkan oleh Bea Cukai
6. Peningkatan usaha sektor Jumlah unit usaha unit usaha Berdasarkan Perda Kota Jumlah penerbitan SIUP Kota Dinas Koperasi Usaha
perdagangan. sektor perdagangan Bandung No. 12 Tahun 2002 Bandung Kecil Menengah dan
formal yang meningkat tentang ketentuan dan tatacara Perindustrian
statusnya : -Pedagang pemberian ijin usaha industri, Perdagangan
Mikro-Pedagang Kecil - ijin usaha perdagangan, wajib
Pedagang Kecil- daftar perusahaan dan tanda
Pedagang Menengah - daftar gudang
Pedagang Menengah-
Pedagang Besar
. Jumlah pelaku usaha pelaku usaha Akses pengajuan perijinan Jumlah pedagang non formal yang Dinas Koperasi Usaha
sektor perdagangan semakin mudah mengajukan SIUP Kecil Menengah dan
non formal yang Perindustrian
menjadi Pedagang Perdagangan
Formal
7. Meningkatnya Kualitas Indeks Kepuasan Nilai Amanat UU No. 25 Tahun 2009 Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Koperasi Usaha
laporan keuangan dan AKIP Masyarakat tentang pelayanan publik Kecil Menengah dan
yang optimal Perindustrian
Perdagangan

29. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Terjaganya Score Pola Pangan Nilai Score Pola Pangan Harapan (PPH) sesuai Cara Perhitungan PPH : Dinas Pola pangan harapan merupakan suatu metode yang
ketersediaan pangan. Harapan (PPH) dengan sasaran operasional pada RPJMD dan Penyediaan pangan terdiri dari Pertanian digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau
merupakan SPM Bidang Ketahanan Pangan. komponen produksi, perubahan stok, dan ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya
impor dan ekspor. Rumus penyediaan Ketahanan digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan
pangan adalah: Pangan dan penyediaan pangan wilayah. Dalam menentukan
PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui
Ps = Pr - ΔSt + Im – Ek diantaranya yaitu konsumsi energi dan zat gizi total,
persentase energi dan gizi aktual, dan skor
Dimana : kecukupan energi dan zat gizi.
Ps : Total penyediaan
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
dalam negeri Dengan pendekatan Pola Pangan Harapan dapat
Pr : Produksi dinilai mutu pangan penduduk berdasarkan skor
ΔSt : Stok akhir – stok pangan (dietary score). Semakin tnggi skor mutu
awal pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin
Im : Impor beragam dan semakin baik komposisi dan mutu
Ek : Ekspor gizinya
. Penguatan Ton Penguatan cadangan pangan equivalen beras Dinas Cadangan Pangan Pemerintah Daerah yang
Cadangan Pangan sesuai dengan sasaran strategis yang ada di Cara Pengukuran Indikator Pertanian selanjutnya disebut Cadangan Pangan Pemerintah
Daerah RPJMD dan merupakan SPM Bidang Penguatan Cadangan Pangan yaitu dan Daerah adalah persediaan pangan yang dikuasai dan
Ketahanan Pangan Pemerintah Kota harus menyediakan Ketahanan dikelola oleh Pemerintah Daerah yang dipergunakan
cadangan pangan kota equivalen beras Pangan untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak
mulai tahun 2014 sebanyak 24 ton, harga pangan, bencana alam, bencana sosial
selanjutnya dari tahun 2015-2018 dan/atau menghadapi keadaan darurat.
sebesar 60 ton setiap tahunnya.
. #Tingkat Konsumsi kg/kapita/tahun Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap RUMUS PENGHITUNGAN Dinas Diversifikasi pangan diartikan sebagai pengurangan
Pangan :#1. Beras konsumsi beras sebagai makanan pokok sangat KONSUMSI BERAS : Pertanian konsumsi beras yang dikompensasi oleh
mengkhawatirkan. Beras telah menjadi dan penambahan konsumsi bahan pangan non-beras
pemasok utama karbohidrat bagi mayoritas = ∑ BERAS YANG MASUK + ∑ RASKIN Ketahanan diiringi dengan ditambahnya makanan pendamping.
masyarakat Kota Bandung. Persepsi + ∑ PRODUKSI KOTA BANDUNG Pangan Diversifikasi konsumsi pangan juga dapat
masyarakat bahwa jika belum mengkonsumsi ∑ didefinisikan sebagai jumlah jenis makanan yang
beras maka dikatakan belum makan meskipun PENDUDUK dikonsumsi, sehingga semakin banyak jenis
perut diisi dengan makanan lain. Hal ini yang makanan yang dikonsumsi akan semakin
mengakibatkan tingkat konsumsi beras beranekaragam.
perkapita penduduk meningkat tiap tahunnya.
Dimensi diversifikasi konsumsi pangan tidak hanya
Kita masih tetap mengalami krisis beras pada terbatas pada pangan pokok tetapi juga pangan jenis
musim-musim tertentu. Berdasarkan masalah lainnya, karena konteks diversifikasi tersebut adalah
tersebut, diperlukan diversifikasi pangan meningkatkan mutu gizi masyarakat secara kualitas
sebagai pangganti beras agar masyarakat tidak dan kuantitas, sebagai usaha untuk meningkatkan
lagi bergantung pada beras dan menjadikannya kualitas sumberdaya manusia.
sebagai komoditi utama bahan pokok sehingga
mampu meminimilisasi konsumsi beras.
. #Tingkat Konsumsi kg/kapita/tahun Diversifikasi pangan adalah salah satu upaya Dinas Tingkat konsumsi daging, seperti halnya konsumsi
Pangan :#2. Daging untuk memperluas pilihan masyarakat dalam RUMUS PENGHITUNGAN KONSUMSI Pertanian komoditas lainnya, sangat dipengaruhi oleh
mengkonsumsi pangan, termasuk pangan DAGING : dan preferensi atau cita rasa, dan harga komoditi yang
sumber protein hewani seperti Ketahanan bersangkutan apakah terjangkau harganya oleh
daging.Penyediaan pangan, termasuk pangan = ∑ DAGING YANG MASUK + ∑ Pangan masyarakat atau tidak.
asal hewan akan terus menjadi tantangan bagi PRODUKSI KOTA BANDUNG
Negara manapun di dunia, termasuk Indonesia, ∑
Dalam kasus peningkatan harga daging sapi yang
terutama karena pertambahan penduduk dan PENDUDUK
diikuti dengan peningkatan konsumsi daging unggas
tingkat pendapatan. Dengan demikian,
menunjukkan bahwa daging unggas bersifat
penganekaragaman dan keterjangkauan
substitusi terhadap daging sapi, dimana konsumen
pangan untuk mencukupi kebutuhan gizi
akan memilih daging unggas pada saat harga daging
masyarakat menjadi sangat penting.
sapi naik
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
. #Tingkat Konsumsi kg/kapita/tahun Tingkat konsumsi ikan per kapita masyarakat RUMUS PENGHITUNGAN Dinas Ikan adalah makanan yang rendah kalori, berprotein
Pangan :#3. Ikan Kota Bandung masih rendah, meski konsumsi KONSUMSI IKAN : Pertanian tinggi yang baik untuk otak. Semua manfaat tersebut
ikan masih rendah namun dari tahun ke tahun dan berasal dari asam omega 3 lemak tak jenuh ganda,
mengalami peningkatan. = ∑ IKAN YANG MASUK + ∑ Ketahanan populer disebut sebagai omega 3, yang banyak
PRODUKSI KOTA BANDUNG Pangan terdapat dalam minyak ikan.

PENDUDUK Tubuh manusia tidak bisa secara alami
menghasilkan omega 3. Meski demikian nutrisi
tersebut dibutuhkan oleh tubuh agar sehat.

Hubungan antara omega 3 dan kesehatan jantung


sudah sejak lama kita tahu. Namun, beberapa
penelitian baru menunjukkan cukup bukti, bahwa
ikan yang tinggi asam lemak sangat penting untuk
kesehatan tubuh secara umum.
2. Meningkatnya Produktivitas kw/ha Padi merupakan tanaman pangan utama bagi Cara Pengukuran Indikator Dinas Semakin langkanya lahan pertanian menyebabkan
produksi dan tanaman padi penduduk Indonesia. Kebutuhan akan pangan Produktivitas tanaman padi adalah : Pertanian terjadinya persaingan penggunaan lahan, sehingga
produktivitas hasil ini akan terus meningkat sejalan dengan dan mendorong pemanfaatan sumberdaya lahan secara
pertanian dan pertumbuhan penduduk dan peningkatan Ketahanan optimal, terarah dan berkelanjutan dengan
Produktivitas = Produksi (Kw)
perikanan. konsumsi per kapita akibat peningkatan Pangan memperhatikan berbagai kebutuhan.
pendapatan. Namun dilain pihak, upaya Luas Panen (Ha)
peningkatan produksi padi saat ini terganjal
upaya peningkatan produktivitas padi dengan
oleh banyak kendala, seperti konversi lahan
mengoptimalkan sumberdaya lahan yang masih
yang menurunkan luas panen dan
tersisa dapat dilakukan dengan lebih efisien bila
penyimpangan iklim yang dapat menyebabkan
dilaksanakan pada lahan-lahan yang sesuai atau
penurunan produktivitas.
lahan dengan kondisi fisik yang sangat mendukung
dan juga dengan penggunaan teknologi tepat guna.

. Produksi tanaman Pot/tahun Bunga sebagai salah satu bagian dari tanaman Dinas Berkaca dari sejarah, kota Bandung telah menjadi
hias hias dalam kelompok hortikultura, salah satu Untuk pengukuran Produksi tanaman Pertanian icon bagi berbagai kota lain di Indonesia karena
obyek yang memiliki nilai ekonomi yang tidak hias, yaitu : dan keberhasilannya mengembangkan tanaman
bisa diabaikan, selain memiliki keindahan juga Jumlah tanaman hias dalam Ketahanan hortikultura dari jenis bunga-bungaan tersebut,
memiliki berbagai kegunaan bila dimanfaatkan pot/tahun. Pangan sehingga wajar bila kota Bandung mendapat julukan
dengan tepat dan benar. Kota Bandung dengan sebagai Kota Kembang bahkan dalam istilah asing
keterbatasan lahannya harus bisa memilih dikenal juga dengan sebutan Paris Van Java karena
tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi keindahannya di masa-masa dahulu.
tinggi.
Ada 11 komoditas florikultur baik dalam bentuk
bunga potong maupun tanaman hias, yang aktif
dikomersialkan di kota Bandung, yaitu terdiri dari
anggrek, anthurium, anyelir, garbera, gladiol,
heliconia, krisan, mawar, sedap malam, melati dan
palem.
. #Populasi ternak ekor Peningkatan jumlah populasi ternak sapi Dinas Maraknya pemotongan sapi betina berujung kepada
Cara Pengukuran Indikator Populasi
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
:#1. sapi merupakan target pemerintah pusat yang Ternak Sapi adalah : Pertanian turunnya populasi sapi nasional. Berdasarkan
harus dilaksanakan dalam rangka mendukung dan sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS),
program percepatan swasembada daging sapi di Ketahanan populasi ternak sapi potong dan sapi perah turun
Formulasi Penghitungan :
Indonesia. Pangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sampai
dengan pelaksanaan sensus per 3 Juni 2013,
Populasi = Po + Kelahiran - kematian - menurut hitungan BPS, populasi ternak sapi potong,
(Pemotongan + unregister) - sapi perah dan kerbau sekitar 13,27 juta ekor.
Pengeluaran + Pemasukan Padahal pada periode tahun sebelumnya, populasi
ternak sapi dan kerbau mencapai sekitar 16,49 juta
ekor. Penurunan populasi sapi dan kerbau itu terjadi
hampir di seluruh wilayah di Indonesia terutama
wilayah sentra populasi sapi. Di Jawa Timur,
populasi sapi turun 26,16%. Sedangkan di Jawa
Tengah dan DI Yogyakarta, populasi sapi merosot
24,87% sampai 28,37%. Begitu pun dengan populasi
sapi dan kerbau di Nusa Tenggara. Jumlahnya
merosot hampir 15%.
. #Populasi ternak ekor Peningkatan populasi ternak domba Cara Pengukuran Indikator Populasi Dinas Populasi ternak domba di Kota Bandung setiap
:#2. domba merupakan salah satu upaya untuk Ternak Domba adalah : Pertanian tahunnya terus meningkat walaupun dengan
meningkatkan swasembada pangan ternak. Formulasi Penghitungan : dan keberadaan lahan peternakan yang terbatas tetapi
Populasi = Po + Kelahiran - kematian - Ketahanan peternak domba di Kota Bandung bisa tetap
(Pemotongan + unregister) - Pangan mengembangkan usahanya. Peternak domba di Kota
Pengeluaran + Pemasukan Bandung melakukan kegiatan untuk meningkatkan
populasi, produktivitas, dan mutu bibit domba,
meningkatkan skala usaha domba menjadi skala
usaha ekonomis, meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan peternak, mengembangkan usaha
kelembagaan kelompok domba, menciptakan
kawasan sumber bibit domba di Kota Bandung, dan
pelestarian plasma nuftah domba lokal.
. #Produksi ikan :#1. Ton Sektor perikanan, khususnya perikanan air Formulasi Penghitungan : Dinas Untuk produksi ikan konsumsi diperoleh dari
konsumsi tawar dilakukan dalam skala kecil karena Pertanian beberapa jenis ikan seperti ikan mas, nila, mujair,
keterbatasan lahan dan lingkungan padatProduksi Ikan Konsumsi : dan lele, sepat siam, tambakan dan ikan lainnya yang
penduduk. Ketahanan dikembangkan di kolam maupun di sawah, dengan
P = Luas lahan (kolam) x padat tebar – Pangan penyumbang produksi terbesar adalah Ikan Lele,
kematian diikuti oleh Ikan Mas, Nila, tambakan, Mujair, ikan
lainnya dan Ikan Sepat Siam.
ket:
Kematian = rata-rata 10 %
Padat tebar tergantung jenis dan
perlakuan (teknologi)
. #Produksi ikan :#2. ekor Sebagai alternatif pilihan usaha masyarakatProduksi Ikan Hias : Dinas Jenis ikan hias yang sering diusahan di Kota
hias Pertanian Bandung ada 13 jenis, yaitu Barbir, Cupang,
dibidang perikanan yaitu usaha budidaya ikan
P = Luas lahan (kolam) x padat tebar – dan Frontosa, Gapi, Leuleupi, Udang Hias, Louhan,
hias karena selain tidak memerlukan lahan kematian Ketahanan Manvis, Mas Koki, Molly, Plati, Rainbow, dan Sapu
Pangan Hias, dengan penyumbang produksi terbesar adalah
yang luas, potensi pemasaran ikan hias baik
ket: ikan Mas Koki dan Udang Hias.
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
pasar lokal maupun ekspor cukup besar. Kematian = rata-rata 10 %
Padat tebar tergantung jenis dan
perlakuan (teknologi)
3. Terkendalinya kasus Jumlah kasus kasus Kota Bandung sebagai kota besar berpotensi Cara Pengukuran Indikator Dinas Penyakit zoonosa merupakan penyakit atau infeksi
penyakit zoonosa penyakit zoonosa di terjadinya penyebaran penyakit hewan yang jumlah kasus penyakit zoonosa yaitu Pertanian pada binatang yang dapat ditularkan kepada
Kota Bandung menular kepada manusia (zoonosa). jumlah kejadiankasus yang dan manusia. Penyakit yang tergolong dalam zoonosa
ditargetkan tidak akan lebih dari 8 Ketahanan misalnya, Antraks, Rabies, Brucellosis, Avian
kasus. Pangan Influenza, dan lain-lain. Kota Bandung merupakan
pusat pemasaran ternak terbesar di Jawa Barat,
sehingga resiko masuknya penyakit zoonosa dari
daerah asal ternak ke Kota Bandung relatif tinggi.
4. Menurunnya produk Jumlah pangan kasus Masih adanya kasus-kasus Cara pengukuran adalah Dinas Salah satu tugas pokok dan fungsi pada Dinas
pangan segar yang segar yang tercemar Pertanian Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah mengawasi
penyalahgunaan bahan kimia
tercemar dan dan memeriksa komoditi pangan segar yang terdiri
dengan menghitung jumlah kasus
berbahaya pada produk Ketahanan dari komoditi peternakan (daging, susu, telur),
pangan segar yang tercemar setelah
Pangan perikanan dan komoditi tanaman pangan dan
pertanian adanya uji laboratorium.
hortikultura ( sayuran, buah-buahan, beras dan
palawija).

Untuk itu sangat diperlukan adanya beberapa


cara/metode untuk pengawasan dan
pemeriksaannya, agar dihasilkan pangan segar yang
aman dan layak untuk di konsumsi.Pangan segar
yang aman dan layak untuk dikonsumsi adalah
pangan yang bebas dari bebagai cemaran, baik itu
cemaran secara fisik, zat kimia berbahaya, cemaran
mikroba dan cemaran residu antibiotic, residu
hormone, residu pestisida dan juga logam berbahaya
(logam berat).

5. Bertambahnya pelaku #Jumlah pelaku pelaku usaha Indikator jumlah pelaku usaha budidaya di Cara Pengukuran adalah : Dinas Penambahan jumlah pelaku usaha ini diantaranya
usaha di bidang usaha di bidang bidang pertanian dan perikanan untuk Pertanian terdiri dari pelaku usaha budidaya padi, tanaman
pertanian dan pertanian dan mendukung indikator sasaran di RPJMD 2013- dan palawija, peternak sapi, peternak domba maupun
Jumlah pelaku usaha baru setelah
perikanan perikanan :#1. 2018 yaitu terciptanya wira usaha baru Ketahanan budidaya ikan hias dan ikan konsumsi.
dilakukan pelatihan dan diberikan
Budidaya Pangan
bantuan.

. #Jumlah pelaku pelaku usaha Indikator jumlah pelaku usaha olahan di Cara Pengukuran adalah : Dinas Penambahan jumlah pelaku usaha ini diantaranya
usaha di bidang bidang pertanian dan perikanan untuk Pertanian terdiri dari pelaku usaha olahan keripik singkong,
pertanian dan mendukung indikator sasaran yang di RPJMD dan olahan pindang presto dan ikan bandeng, olahan
Jumlah pelaku usaha baru setelah
perikanan :#2. 2013-2018 yaitu terciptanya wira usaha baru Ketahanan nugget, baso, sosis sapi dan ayam, olahan kerupuk
dilakukan pelatihan
Olahan Pangan kentang, olahan rangginang, olahan abon ikan
lele,dan olahan duri ikan
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR
NO SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
STRATEGIS KINERJA UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
6. Meningkatnya #Jumlah pelaku pelaku usaha Tingginya persaingan usaha memacu para Cara Pengukuran adalah : Dinas Penambahan jumlah pelaku usaha budidaya yang
keterampilan pelaku usaha yang pelaku usaha untuk melakukan inovasi Pertanian menggunakan teknologi diantaranya terdiri dari
usaha yang menggunakan terhadap hasil usahanya. Salah satunya dan pelaku usaha budidaya tanaman hias dan sayuran
Jumlah pelaku usaha baru yang
menggunakan sarana sarana teknologi dengan penerapan teknologi.Dalam usaha Ketahanan dengan menggunakan teknologi hidroponik, kultur
menggunakan sarana teknologi
teknologi pertanian pertanian dan bidang pertanian, penggunaan sarana teknologi Pangan jaringan; juga pelaku usaha budidaya ternak sapi
pertanian dan perikanan budidaya.
dan perikanan. perikanan :#1. pertanian dibutuhkan untuk meningkatkan dengan inseminasi buatan.
Budidaya produksi dan mempermudah para pelaku
usaha dalam memproduksi barangnya.
. #Jumlah pelaku pelaku usaha Tingginya persaingan usaha memacu para Cara Pengukuran adalah : Dinas Penambahan jumlah pelaku usaha yang
usaha yang pelaku usaha untuk melakukan inovasi Pertanian menggunakan teknologi ini diantaranya pelaku usaha
menggunakan terhadap hasil usahanya. Salah satunya dan olahan pindang presto menggunakan panci presto,
Jumlah pelaku usaha baru yang
sarana teknologi dengan penerapan teknologi.Dalam usaha Ketahanan olahan bakso menggunakan mesin pencetak bakso,
menggunakan sarana teknologi
pertanian dan bidang pertanian, penggunaan sarana teknologi Pangan dan olahan abon menggunakan mesin pengering
pertanian dan perikanan olahan.
perikanan :#2. pertanian dibutuhkan untuk meningkatkan abon (spinner). Para pelaku usaha ini ada yang
Olahan produksi dan mempermudah para pelaku tergabung dalam satu kelompok usaha ada juga
usaha dalam memproduksi barangnya. kelompok usaha perorangan.

30. Dinas Komunikasi dan Informatika

PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
1. Berkembangnya tata Prosentase SKPD yang sudah % Belum semua SKPD terkoneksi secara online Jumlah aplikasi/jmlh target 150 aplikasi Dinas Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
kelola pemerintahan menerapkan e- Komunikasi dan Media Massa
berbasis e-government government/aplikasi dan
pemerintahan yang terintegrasi Informatika

. Prosentase pemenuhan % Masih belum terpusatnya data informasi Jumlah SKPD yang terkoneksi data Dinas Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
informasi pemerintahan pada dari masing-masing SKPD dengan Bandung Command Center Komunikasi dan Media Massa
bandung Command Center dan
Informatika

2. Terwujudnya Prosentase fasilitas umum % Tingginya masyarakat dalam mencari Dinas Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
Peningkatan Kualitas yang sudah memiliki wifi informasi melalui internet Komunikasi dan Media Massa
Pelayanan dan
Jumlah fasilitas umum yang sudah
Infrastruktur Jaringan Informatika
dipasang wifi di Kota Bandung

3. Terwujudnya Prosentase layanan pengaduan % Belum semua SKPD menindaklanjuti Jumlah tindaklanjut SKPD/jumlah Dinas Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
Peningkatan Kualitas masyarakat secara online yang pengaduan masyarakat dengan cepat pengaduan yang diterima Diskominfo Komunikasi dan Media Massa
PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN SUMBER KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN
DATA
Pelayanan Publik ditindaklanjuti tepat waktu dan
Informatika
. Prosentase SKPD yang sudah % Belum maksimalnya para Pejabat Pengelola Jumlah SKPD yang sudah memiliki Dinas Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
melaksanakan Keterbukaan Data Informasi (Pedasi) di SKPD dan BUMD Pengelola Data Informasi (Pedasi) secara Komunikasi dan Media Massa
Informasi Publik (KIP) online dan
Informatika
4. Membangun citra Rasio berita positif dan negatif % Masih adanya pemberitaan yang negatif Jumlah berita tentang Pemerintah Kota Dinas Program Kerjasama Informasi dengan mass media
positif Kota Bandung di di media tentang Pemerintah terhadap Kota Bandung Bandung Komunikasi
media Kota Bandung dan
Informatika
5. Meningkatnya Tingkat Pemenuhan Standar % Sesuai amanat Permen Kominfo Nomor: Sesui Permen Kominfo Nomor: Dinas Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
Kapasitas dan Pelayanan Minimum (SPM) 22/PER/M.KOMINFO/12/12/2010 Tanggal 22/PER/M.KOMINFO/12/12/2010 Komunikasi dan Media Massa; Program Fasilitasi Peningkatan
Akuntabilitas Kinerja Bidang Komunikasi dan 20 Desember 2010 dan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi serta
Birokrasi Informatika Informatika Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media

31. Dinas Pemuda dan Olah Raga

PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Meningkatnya Kemandirian Persentase organisasi Pemuda yang mandiri % Berdasarkan Amanat UU No.40 Tahun Organisasi Pemuda yang Mandiri Dinas Pemuda
Pemuda dalam Pembangunan 2009 Tentang Kepemudaan OrganisasiPemuda di Kota Bandung dan Olah Raga
Daerah
X 100%
2. Meningkatnya Prestasi Olahraga Persentase nomor cabang olahraga pelajar % Berdasarkan Amanat UU No.3 Tahun - Jumlah Medali Emas yang diperoleh Dinas Pemuda
Pelajar yang meraih medali dalam kompetisi tingkat 2005 Tentang Sistem Keolahragaan dan Olah Raga
Jawa Barat Nasional
- Jumlah Medali Perak yang diperoleh

- Jumlah Medali Perunggu yang


diperoleh
3. Meningkatnya Event Olahraga Persentase Kecamatan yang melaksanakan % Berdasarkan Amanat UU No.16 Tahun Jumlah Kecamatan yang Dinas Pemuda Persentase
Masyarakat olahraga masyarakat secara rutin 2007 Tentang Penyelenggaraan Olahraga melaksanakan Olahraga Masyarakat dan Olah Raga
Jumlah Kecamatan di Kota Bandung

X 100%
4. Meningkatnya Sarana Prasarana Persentase Kecamatan yang memiliki Sarana % Berdasarkan Amanat UU No.40 Tahun Jumlah Kecamatan yang memiliki Dinas Pemuda Persentase
Pemuda dan Prasana Pemuda 2009 Tentang Kepemudaan Sarana dan Prasarana Pemuda_____ dan Olah Raga
Jumlah Kecamatan di Kota Bandung
PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA

X 100 %
5. Meningkatnya Sarana Prasarana Persentase Kecamatan yang memiliki Sarana % Berdasarkan Amanat UU No. 16 Tahun Jumlah Kecamatan yang memiliki Dinas Pemuda Persentase
dan Olahraga dan Prasana olahraga 2007 Tentang Penyelenggaraan Olahraga Sarana dan Prasarana Olahraga___ dan Olah Raga
Jumlah Kecamatan di Kota Bandung

X 100%

32. Kecamatan
INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Meningkatnya Indeks Kepuasan Angka Untuk mengetahui mutu Hasil survey Kepuasan Masyarakat Kecamatan melalui 14 unsur pelayanan, yaitu:
kualitas pelayanan Masyarakat pelayanan Kecamatan (Permenpan 16 / 2014 dan SK Menpan 1. prosedur pelayanan;
publik kecamatan Sukasari No. 25/2004) 2. Persyaratan pelayanan;
dan kelurahan 3. Kejelasan petugas pelayanan;
4. Kedisiplinan petugas pelayanan;
5. Tanggung jawab petuga pelayanan;
6. Kemampuan petugas pelayanan;
7. Kecepatan pelayanan;
8. Keadilan mendapatkan pelayanan;
9. Kesopanan dan keramahan petugas;
10. Kewajaran biaya pelayanan;
11. Kepastian biaya pelayanan;
12. Kepastian jadwal pelayanan;
13. Kenyamanan lingkungan;
14. Keamanan pelayanan.

. Prosentase % sebagai alat ukur kekurangan Perbandingan antara jumlah Kecamatan Keluhan/pengaduan adalah ketidaksesuaian
Keluhan/Pengaduan serta kesalahan dalam keluhan/pengaduan pelayanan kualitas pelayanan yang dialami oleh
Pelayanan Admnistratif melakukan pelayanan. administrasi yang ditindaklanjuti masyarakatn sebagaimana maklumat dan
yang Ditindaklanjuti dengan jumlah seluruh penngaduan standar pelayanan yang dijanjikan oleh
pelayanan administrasi X 100% penyelenggara layanan, baik secara tertulis,
media sosial, elektronik dan lain lain.
apabila tidak ada keluhan atau zero complain
maka capaian kinerja adalah 100%.

2. Meningkatnya kinerja Prosentase Pelayanan % untuk mengetahui pelayanan Adalah jumlah prosentase KTP tepat Kecamatan Pelayanan administrasi kependudukan yang
penyelenggaraan tugas Administrasi kependudukan yang tepat waktu ditambah prosentase KK tepat dihitung adalah pelayanan dokumen:
pemerintahan (TUP) Kependudukan (KTP & waktu waktu dibagi 2 X 100% 1. KTP
kecamatan. KK) Tepat Waktu 2. KK
cara penghitungan prosentase KTP
tepat waktu adalah perbandingan
antara jumlah KTP yang dilayani tepat
waktu dengan Jumlah seluruh
pelayanan KTP yang dilaksanakan X
100%

Cara penghitungan prosentase KK


tepat waktu adalah perbandingan
antara jumlah KK yang dilayani tepat
waktu dengan jumlah seluruh layanan
KK yang dilaksanakan X 100%
. Prosentase Waktu % untuk mengetahui pelayanan (Jumlah total prosentase jenis layanan Kecamatan Jenis layanan umum yang dihitung adalah:
Pelayanan administrasi umum lainnya umum) : 5 1. Legalisasi
Administrasi Umum tepat waktu sebagai bagian 2. Surat Keterangan Tidak Mampu/Surat
Lainnya Tepat Waktu dari tugas dan fungsi Keterangan Miskin
Kecamatan Sukasari 3. SKCK
4. Domisili Perusahaan
5. Domisili Kelembagaan
INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA

. Prosentase Kelurahan % untuk memacu kegiatan Perbandingan antara jumlah Kecamatan Kriteria Kelurahan Baik:
Yang Memenuhi kelurahan agar selalu kelurahan yang memenuhi 4
Standar Kriteria Baik memenuhi kriteria kelurahan kriteria dengan Jumlah kelurahan se- 1. Menyampaikan minimal 75% dari seluruh
baik Kecamatan Sukasari X 100% laporan rutin tepat waktu
2. Menuntaskan dan atau turut serta membantu
penuntasan minimal 75% dari keluhan
masyarakat dalam pelayanan administratif;
3. Rasio sumur resapan dengan jumlah RW
adalah 1 : 1 dengan kondisi berfungsi baik
4. Rasio jumlah lubang biopori dengan jumlah
RT se-Kecamatan Sukasari adalah 1 : 1
dengan kondisi berfungsi baik;
5. Kerb Telah Dicat Warna Hitam Dan Putih
Tidak Pudar Pada TriwulanKe 3 Setiap Tahun
6. Terpelihara/ Tidak Ada Rumput Liar / Gulma
Yang Mencolok Setiap Triwulan

. Prosentase RW Juara % untuk mendukung program Perbandingan antara jumlah RW yang Kecamatan 3 Kriteria RW yang dilakukan pengukuran untuk
program Road Map / memenuhi kriteria dengan jumlah RW capaian indikator ini:
Rencana Aksi Walikota se-Kecamatan Sukasari X 100% 1. RW memiliki kelompok masyarakat yang
Bandung dalam percepatan mengelola sampah minimal 1 (satu) metoda
mencapai Bandung Juara pengelola sampah berbasis masyarakat;
2. RW yang memenuhi syarat administrasi
3. RW yang memenuhi minimal 5 kriteria dari 21
kriteria RW/Kampung Juara

A. Salah Satu Dari Metode Pengelolaan Sampah


Berbasis Masyarakat:
1. Terdapat Kelompok Masyarakat Yang
Mengelola Komposter Skala Rumah Tangga
2. Terdapat Kelompok Masyarakat Yang
Mengelola Bank Sampah
3. Terdapat Kelompok Masyarakat Yang
Mengelola Salah Satu Metode 3 R
4. Terdapat Kelompok Masyarakat Yang
Mengelola Biodigester
5. Terdapat Kelompok Masyarakat Yang
Mengelola Sampah Dengan Metode Lainnya
Selain Pengangkutan Sampah Dari Rumah Ke
TPS.
B. Syarat Administratif, RW Menyampaikan:
1. Menyampaikan Laporan Rutin Kependudukan
Rutin Minimal Per Triwulan
2. MenyampaikanLaporanPenduduk Sementara
Rutin Minimal Per Triwulan
3. Menyampaikan Minimal 70% Data Yang
Diminta Pemerintah Kecamatan Dan Atau
INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
Kelurahan antara lain:
a. Data WargaMiskin,
b. Data PMKS
c. Data Linmas
d. Data Kejadian
C. Kriteria RW Juara, terdapat minimal/
melaksanakan/ terdapat 5 dari 21 jenis
kondisi dibawah ini :
1. Forum Jaga Lembur;
2. Satu Kampung Satu Taman Bermain;
3. Balai Rw/ Markas Karang Taruna;
4. Alat2 Band Dan Alat2 Kesenian Sunda;
5. Paguron Silat;
6. Sanggar Sen iSunda (Jaipongan/Kecapi
Suling.Dll)
7. Mading Manual/ Touch Screen Gabung
Dengan Bangku Ala Asia Society;
8. Biopori/ Sumur Resapan Tiap Rumah Dan
Jalan/Gang;
9. Gapura Kujang;
10. Les Bahasa Inggris;
11. Satu Kampung Satu Produk;
12. Kampung Berkebun;
13. Lampu Caang Baranang;
14. Septic Tank Komunal;
15. MCK Komunal;
16. Reservoar Komunal;
17. Gerakan Satu Rumah Satu Pohon;
18. Gerakan Pagar Hijau;
19. Movie On The Move (Layar Tancep)/ Nonton
Bareng.
20. Media Kampanye Kampung Juara;
21. Satu Rumah Satu Tempat Sampah
. Prosentase Lembaga % untuk memaksimalkan fungsi Perbandingan antara jumlah lembaga Kecamatan Lembaga kemasyarakatan yang dimaksud yaitu:
Kemasyarakatan Aktif dan kegiatan lembaga kemasyarakatan yang memenuhi 1. TP PKK Kecamatan dan Kelurahan
kemasyarakatan di tingkat kriteria aktif dengan julah lembaga 2. LPM Kecamatan dan Kelurahan
kelurahan kemasyarakatan se-Kecamatan 3. Karang Taruna Kecamatan dan Kelurahan
Sukasari X 100%
Kriteria lembaga masyarakat aktif adalah sebagai
berikut:
1. Seluruh Lembaga Kemasyarakatan
Kecamatan/ Kelurahan Mempunyai Rencana/
Agenda/ Program Kerja Tahunan Yang
Menunjang Pembangunan Dan Pemberdayaan
Sesuai Ruang Lingkup (Kecamatan/
Kelurahan);
2. Minimal 60% Ketua Lembaga Kemasyarakatan
Kecamatan Dan Kelurahan Hadir Dalam
Pembahasan Musrenbang Kecamatan;
INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS SATUAN KETERANGAN/KRITERIA
UTAMA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
3. Lembaga Kemasyarakatan Kecamatan/
Kelurahan Melaksanakan Minimal 60% Dari
Seluruh Agenda/ Program Kerja Yang
Direncanakan Pada Tahun Berjalan
4. Ketua Lembaga Kemasyarakatan Aktif
Mengikuti Kegiatan /Lomba /Kejuaraan Di
Tingkat Kota Minimal 2 Kegiatan

WALIKOTA BANDUNG

MOCHAMAD RIDWAN KAMIL

Anda mungkin juga menyukai