Anda di halaman 1dari 26

SEMINAR ITB CIVIL ENGINEERING EXPO 2018:

INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENUNJANG


SISTEM LOGISTIK NASIONAL

Wismana Adi Suryabrata


Deputi Bidang Sarana dan Prasarana

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan pada Seminar ICEE 2018: “Sistem dan Infrastruktur Transportasi Laut untuk Menunjang Sistem Logistik Indonesia”
Bandung, 28 Januari 2018
REPUBLIK
INDONESIA
OUTLINE PAPARAN

Gambaran Makro Ekonomi dan


Infrastruktur Indonesia

Pembangunan Infrastruktur Logistik


Nasional

Kerangka Pendanaan Infrastruktur dan


Mendorong Partisipasi Swasta

2
REPUBLIK
INDONESIA

Gambaran Makro Ekonomi dan


Infrastruktur Indonesia

3
Perlunya Percepatan dan Pemerataan Pertumbuhan Ekonomi
REPUBLIK
INDONESIA
Perekonomian masih stabil dan kesenjangan perekonomian antar wilayah masih terjadi

Pertumbuhan ekonomi yang stabil Disparitas Perekonomian Kesenjangan Antar Wilayah


Pertumbuhan ekonomi 2000-2016 stabil Rasio Gini masih besar pada beberapa Perekonomian masih berpusat di Jawa
pada rata-rata 5.3% provinsi (Papua, Papua Barat, Banten, sehingga terjadi kesenjangan antar wilayah.
Bengkulu):
 Pertumbuhan ekonomi 2017 Q3:  Distribusi PDRB Nasional di Jawa 2016:
5,06 %  Rata-rata nasional 2017 Q3: 0,39 58,50%

Pertumbuhan Ekonomi Rasio Gini Distribusi PDRB


15.00%
70.0
Rata-rata: 7.4%
(1968-1997)
0.42 0.410.410.413 58.6 58.0 60.0 57.9 57.3 56.7 56.7 57.1 57.4 58.3 58.5
0.41 0.405
0.402 60.0
10.00% Rata-rata: 5.3%
(2000-2017) 0.394

% PDRB NASIONAL
0.4 0.391 50.0
41.4 42.0 40.0 42.1 42.7 43.3 43.3 42.9 42.6 41.7 41.5
5.00% 0.39
RASIO GINI

0.378 40.0

0.38
0.368
0.368 30.0
0.00% 0.37 0.364
1960
1964
1968
1972
1976
1980
1984
1988
1992
1996
2000
2004
2008
2012
2016

20.0
0.36
-5.00% 0.35 10.0

0.34 0.0
-10.00%

1993

1998

2003

2008

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016
0.33
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
-15.00% Jawa Luar Jawa

Sumber: Perhitungan Bappenas, 2017 4


Infrastruktur Sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
REPUBLIK
INDONESIA
…Index Infrastruktur terbukti mendorong perekonomian ekonomi namun….

Infrastruktur dan Ekonomi Kualitas Infrastruktur di Indonesia Masih Rendah

Peningkatan index infrastruktur terbukti Namun kenyataannya kondisi Index Infrastruktur Indonesia masih
berkontribusi kepada peningkatan rendah (rentang 2,5-4,3)dibandingkan dengan negara Asia lain.
perekonomian.

11

10
Log GDP Perkapita

Kondisi Indonesia
7

5
0 2 4 6 8 10 12
Index Infrastruktur
Sumber : ADB estimates based on data from World Sumber :; World Economic Forum, Global Competitiveness
Development Indicators, World Bank; Report 2017; World Bank Open Data; AIIB Analysis

5
Defisit Infrastruktur dan Investasi Infrastruktur 2008-2012 Menurun
REPUBLIK
INDONESIA
Masih terdapat defisit infrastruktur dan investasi masih belum sesuai target

1 Defisit Infrastruktur 2 Investasi (Persen PDB) 3 Investasi Infrastruktur (Persen PDB)

Investasi
Infrastruktur sebagai motor Infrastruktur Infrastruktur masih
pertumbuhan masih menurun pada memerlukan prioritas
dalam kualitas rendah: periode 2008-2012 investasi untuk
mengejar
 Stok of Infrastructure  Kurang dari 5% ketertinggalan
Indonesia 38% dari PDB dari PDB
10
Stock of Infrastructure 35

Infrastructure investment as a % of
200% Indonesia (2012): 38% PDB 179% 8
180% 30

Investasi (Persen PDB)


160%
140% 25 PMTB 6
120%
100% 80% 82% 87% 20 4

GDP
80% 64% 71% 73% 76%
57% 58% 58%
60% 49%
38% 15 Investasi Konstruksi
40% 16% 2
20% 10
0% 0
Brazil

Indonesia (2012)*

Indonesia (1995)*

United Kingdom

Canada

India

United States

Germany

Spain

China

Poland

Italy

South Africa

Japan

Central gov.

Subnational

Total gov.

SOE

Private

Total
5 Investasi Infrastruktur

gov.
0
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Average (1995-97) Average (2008-12)

Sumber: World Bank (2015), Mckinsey Global Institute Report (2013) 6


Kualitas Infrastruktur Indonesia Saat Ini
REPUBLIK
INDONESIA
...Faktanya kualitas infrastruktur saat ini masih rendah untuk menghadapi tuntutan yang ada

INDEX DAYA SAING INDONESIA PERINGKAT DAN NILAI KUALITAS INFRASTRUKTUR (2017)

1st pillar:
Institutions
12th pillar:
2nd pillar:
Innovation
Infrastructure

11th pillar: 3rd pillar:


Business Macroeconomic
sophistication Environment

10th pillar: 4th pillar:


Market size Health and primary
education Sumber: World Economic Forum, 2017

9th pillar: 5th pillar:


Technological Higher education
readiness and training

8th pillar: 6th pillar:


Financial market 7th pillar: Goods market
development Labor market efficiency
efficiency

Sumber: World Economic Forum, 2017 7


Kualitas Sistem Logistik Indonesia
REPUBLIK
INDONESIA
…LPI Indonesia berada pada posisi ke-63 dunia dan ke-4 di antara negara-negara ASEAN

OVERALL INDEX PERFORMA LOGISTIK (2016)

INDEX PERFORMA INFRASTRUKTUR LOGISTIK (2016)

NEGARA PERINGKAT NILAI


Singapore 6 4.20
Malaysia 33 3.45
Thailand 46 3.12 Komponen biaya logistik Indonesia
Indonesia 73 2.65
Vietnam 70 2.70 Inventory : Warehouse, Lap. Penumpukan, Dry Port, Pergudangan
Philippines 82 2.55 Land : Antar-moda

Sumber: LPI, World Bank, 2016 8


Meningkatkan PDB Potensial untuk Keluar dari Middle Income Trap
REPUBLIK
INDONESIA
Salah satu kunci peningkatan PDB potensial adalah infrastruktur

Meningkatkan PDB potensial  menggeser AS  reformasi struktural... Target Keluar dari Middle Income Trap

LRAS1 LRAS2 Indonesia mampu keluar dari MIT pada


tahun 2034
P SRAS1 SRAS2 Menggeser AS:
AD0 Reformasi Struktural
• Infrastruktur  Syarat pertumbuhan ekonomi:
• SDM 6,4 % (Rata-rata 2016-2045)
• Pasar Tenaga Kerja
• Teknologi
AD1 • Revitalisasi sektor industri Proyeksi PDB per Kapita
• Peningkatan sistem
logistik dan distribusi 35000
perdagangan 28,934
30000
Keluar dari MIT pada
2016 25000
tahun 2034
Meningkatkan AD

PDB Per Kapita


20,460

AD2 • Peningkatan Ekspor 20000


5,5% 6,0% 7,0%

• Peningkatan Investasi
14,214
melalui perbaikan iklim 15000
usaha 9,715
Y • Reformasi Fiskal 10000
6,701
SAAT INI POTENSIAL TARGET • Konsumsi RT dijaga 4,719 7,0% 6,5% 6,0%
5000 3,377
• Kebijakan moneter,
5% 5.2% 6% makro-mikro prudensial
0
yang lebih akomodatif 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

Sumber: Perhitungan Bappenas, 2017

9
REPUBLIK
INDONESIA

Pembangunan Infrastruktur Logistik


Nasional

10
Kerangka Pembangunan Infrastruktur 2015-2019
REPUBLIK
INDONESIA
…Tol Laut Sebagai Back-bone Konektivitas Nasional

Penyediaan Infrastruktur Mendukung Sektor Unggulan Urban Development


Pelayanan Dasar Sektor
Konektivitas Membangun Angkutan Massal
Akses Air Unggulan
Minum 100% Berbasis Jalan , Rel & Intermoda
Tol Laut + Antar moda
Meningkatkan kapasitas dan
Akses Sanitasi kualitas jaringan jalan perkotaan
100%
Konsep Pengembangan Transportasi Perkotaan
Pertanian
Rasio
Elektrifikasi
96,6%
Avoid Shift Improve
Akses Peningkatan
Jaringan yang Peningkatan
Perumahan Pangsa
Mendukung Pemanfaatan
Layak Huni Angkutan
Industri Efisiensi Teknologi
Perjalanan Umum
Aksesibilitas Pengolahan
Perbatasan &
Tertinggal Pembangunan TIK: Mengembangkan transportasi
• Infrastruktur TIK: Palapa Ring, dsb perkotaan yang berkelanjutan
• Ekosistem:
Keamanan &
• Pemerintah: E-government, E-pendidikan, E-
Keselamatan Energi untuk perkotaan
Kesehatan, E-logistik, E-pengadaan
Transportasi
• Swasta: E-commerce Jasa &
Pembangunan Energi 35 GW Mengembangkan infrastruktur
Pengendalian • Konsumsi listrik 1.200 kWh/orang di 2019 Pariwisata
perkotaan melalui pemanfaatan TIK
Banjir • Keandalan / Reserve Margin
• Bauran Energy untuk menuju kota cerdas
11
Tol Laut Menjadi Back-bone Sistem Logistik Nasional yang Terintegrasi
REPUBLIK
INDONESIA
Infrastruktur Antarmoda dan Pengembangan Kawasan

“Menyeimbangkan perekonomian (pertumbuhan dan disparitas harga) KBI dan KTI melalui pengembangan
kawasan dengan dukungan Tol Laut”

Pengembangan Pengembangan
Wilayah / Pusat Antarmoda Wilayah / Pusat
Pertumbuhan Tol Laut Antarmoda Pertumbuhan

Area Area
Kawasan Telah Pelabuhan Pelayaran Pelabuhan KTI /
Terbangun Daerah Tertinggal
• Transportasi Darat
• Transportasi Darat • Pelayaran Komersil • Transportasi Udara
• Kereta Api • PSO Angkutan Barang (Jembatan Udara)
• Inland Waterways dan Keperintisan • Inland Waterways
• Short Sea Shipping/ • Pelayaran Rakyat • Short Sea Shipping/ Coastal
Coastal Shipping Shipping

Ship Follow The Trade Ship Promote The Trade

12
Integrasi Tol Laut dengan Kawasan Prioritas
REPUBLIK
INDONESIA
…Mendorong pengembangan Kawasan di wilayah Luar Jawa untuk pemerataan pembangunan

KI PALU
KI KUALA KI BITUNG
TANJUNG KI SEI MANGKE KSPN MOROTAI

KI LANDAK

KSPN
DANAU TOBA KI MOROWALI
KI KETAPANG

KI BULI
KI BATU KI KONAWE
LICIN
KI TANGGAMUS KSPN TJ.
KELAYANG
KI JORONG KI TELUK
KSPN BINTUNI
KSPN KEP. WAKATOBI
KSPN TJ. SERIBU
LESUNG KI BANTAENG

KSPN KSPN LABUAN


BOROBUDUR BAJO
KSPN BROMO-
TENGGER-SEMERU KSPN
MANDALIKA

PEMBANGUNAN KAWASAN LUAR JAWA


Fokus Pengembangan Kawasan
KSPN: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
KI: Kawasan Industri
Industri dan Pariwisata Luar Jawa
Memeratakan pembangunan dengan pengembangan kawasan

13
Perkuatan Jalur Logistik Utama dengan Tol Laut
REPUBLIK
INDONESIA
…Merajut konektivitas antar wilayah untuk memantapkan perekonomian regional

MALAHAYATI BELAWAN/ KUALA PONTIANAK KARIANGAU PALARAN BITUNG


TANJUNG BALIKPAPAN SAMARINDA
TERNATE
BANJARMASIN PANTOLOAN
BATAM
AMBON JAYAPURA
SAMPIT KENDARI
JAMBI
SORONG

TELUK BAYUR

PALEMBANG

TANJUNG EMAS
PANJANG /SEMARANG

TANJUNG PRIOK MAKASAR

TANJUNG PERAK TENAU KUPANG


RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA 2018
RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN KA RIPNAS
RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN TOL
Merajut Konektivitas Antar Wilayah
Meningkatkan kinerja konektivitas antar wilayah dalam mendukung
PEL. HUB INTERNASIONAL
PEL. HUB RUTE HUB TOL LAUT perekonomian wilayah
PEL. FEEDER RUTE FEEDER TOL LAUT

Sumber : Kementerian Perhubungan, Laporan 3 Tahun JKW-JK, KSP, 2017 14


Membangun Dari Pinggiran
REPUBLIK
INDONESIA
…Rute Subsidi Tol Laut dalam menurunkan disparitas harga

10
34 Fokus Penurunan Disparitas Harga
19 dengan Rute Perintis Tol Laut
Meningkatkan aksesibilitas daerah tertinggal untuk mencapai peningkatan kesejahteraan

Sumber : Kementerian Perhubungan, Laporan 3 Tahun JKW-JK, KSP, 2017 15


Rute Subsidi Tol Laut Menurunkan Harga
REPUBLIK
…Tol laut dan pengintegrasian moda transportasi logistik semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
INDONESIA
khususnya dalam upaya mengendalikan harga berbagai kebutuhan bahan pokok…

Gula
Pasir
-6% Beras
Gula
-14%
Pasir
-14% Beras
-14%
Semen
40kg
-15%

Wamen
Tepun a
g Semen
Terigu -40%
-20% Minyak
Goren
g
-12%

Gula
Pasir
Semen
-14%
50kg Tepun
-20% Semen Triplek
g
10 40kg Terigu 3mm
-14% -4%
34 Gula Semen -14%
Beras 40kg
Pasir
19 -17%
-17% -15%

Sumber : Kementerian Perhubungan, Laporan 3 Tahun JKW-JK, KSP, 2017 16


Pembangunan Infrastruktur Antar Moda:
REPUBLIK
INDONESIA
…Pengembangan Transportasi Antarmoda Inland Waterway Cikarang-Bekasi-Laut (CBL)

Transportasi Jalan vs CBL


: CBL
: Jalan tol USD 46/TEU
21,2%
Biaya
Handling
Biaya Handling

Biaya Kanal
Kanal CBL

Biaya Tongkang
Jalan Tol
Kawasan Industri Biaya Truk Biaya Handling
Cikarang Dryport

Biaya Truk

Transportsi Jalan Inland Waterway

19
REPUBLIK
INDONESIA

Kerangka Pendanaan Infrastruktur dan


Mendorong Partisipasi Swasta

20
Kerangka Pendanaan Infrastruktur (2015 - 2019)
REPUBLIK
INDONESIA …mendorong swasta dan lembaga pengelola dana jangka panjang…
Nilai Investasi
Investasi Publik
rendah IRR tinggi
Weighted Average Cost of Capital (WACC)

APBN+APBD: Kategorisasi Investasi Sosial KPBU Special Commercial Investment


General Commercial
Investment
USD 148.2 Bn
Investasi yang tidak Investasi dengan imbal Investasi dengan imbal Investasi dengan imbal
(Rp. 1.978,6 Tn)
Total Nilai Definisi
memiliki imbal balik hasil di bawah standar hasil memenuhi standar hasil relatif menarik
investasi secara kelayakan sehingga kelayakan investasi namun sehingga peran
Investasi yang (41,3%)
langsung dari obyek membutuhkan dipandang relatif kurang Pemerintah minim
dibutuhkan tersebut. pengurangan sebagian menarik atau berisiko yaitu sebagai regulator
beban investasi melalui sehingga diperlukan dan promotor.
dalam BUMN: investasi sosial Pemerintah. intervensi Pemerintah.
infrastruktur USD 79.8 Bn
2015-2019: (Rp. 1.066,2 Tn)
• Jaminan Sosial • Bahan Baku Air Minum • Jalan Tol • Listrik
(22,2%) • Jaminan • Transportasi Publik Masal • Pelabuhans • Bandar Udara
USD 359.2 Bn Contoh
Pendidikan • Pipa Gas
(IDR 4,796.2 Tn) Swasta: • Jaminan
Kesehatan
USD 131.1 Bn
APBN APBN + Dana Komersial Dana Komersial dengan Dana Komersial Murni
(Rp. 1.751,5 Tn) Source of Dorongan Pemerintah
Funding
(36,5%)

Source: BAPPENAS Internal Analysis

*) 1 : Kalkulasi berdasarkan investasi infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadi middle income country 2025.
KPBU PINA
Sumber: Bappenas- JICA, 2014: Latar belakang studi untuk RPJMN 2015-2019,, Analisis Tim Kementerian PPN/Bappenas
21
Keterpaduan Pendanaan Infrastruktur
REPUBLIK
INDONESIA Contoh: Highlight Pembangunan Infrastruktur Provinsi Sumatera Utara 2018

Keterpaduan dalam pendanaan (Pemerintah, KPBU, PINA, dan Swasta) untuk membangun Infrastruktur

RUPIAH MURNI :
SBSN:
6. Pembangunan 4 lokasi
1. KA Layang Perkotaan Dermaga di Danau Toba
Medan-Bandar Khalifah Baru Tahap II
pada Lintas Medan-Araskabu-
Kualanamu PHLN:
1
KPBU: 7. Pembangunan Tol Medan
2 7
Kualanamu
2. Pembangunan BRT + LRT 10
Medan DAK:

PINA:
8. Jalan Jrs. Porsea - Siregar, Kec.
Porsea/Uluan
3. Tol Kuala Tanjung – Tebing 3 9. Jalan Jrs. Lbn Julu -
Tinggi - Parapat Hatinggian, Kec. Lumban Julu
8

SWASTA LAINNYA: 4 9 BUMN:


6
4. Sibisa Integrated Tourism 10. Pembangunan Pelabuhan
Resort 5 Hub Internasional Kuala Tanjung
5. Lake Toba Flower Garden
23
23
REPUBLIK
INDONESIA
REPUBLIK
INDONESIA
Kesimpulan

1. Infrastruktur terbukti berdampak positif pada perekonomian namun:


• Stok Infrastruktur Indonesia 38% (2012) dibawah rata-rata dunia 70%;
• Daya saing infrastruktur Indonesia peringkat 52 dibawah Thailand (43).
2. Pembangunan infrastruktur fokus mendukung sektor unggulan: Tol Laut menjadi
backbone
• Pembangunan 7 Pelabuhan Hub dan 17 Pelabuhan Feeder Tol Laut
• Pembangunan fasilitas antar moda: jalan tol, KA, dan Inland Waterway
3. Money Follow Program dalam mengoptimalkan keterpaduan infrastruktur:
• Keterpaduan dengan pengembangan wilayah
• Pembangunan infrastruktur yang tepat dan tidak tumpang tindih
• Keterpaduan dalam pendanaan (Pemerintah, KPBU, PINA, dan Swasta)

25
REPUBLIK
INDONESIA

TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai