Anda di halaman 1dari 29

Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate

LAPORAN
AKHIR

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Usia 700-an tahun untuk sebuah kota adalah pembuktian eksistensi yang tidak perlu
diragukan. Kota Ternate, yang awalnya ditujukan untuk menyebut daerah perkotaan
yang berada di tengah Pulau Ternate, merupakan sebutan resmi wilayah
administratif yang meliputi delapan pulau : Ternate, Moti, Hiri, Rifure, Maka, Mano
dan Gurida. Dengan luas 206,77 km2 terbagi menjadi 4 kecamatan dengan Ternate
sebagai ibukotanya.
Pada masa kejayaannya, sekitar abad ke-16, Ternate dikenal sebagai penghasil
rempah-rempah, seperti cengkeh dan pala. Kekayaan alam yang dimiliki kota ini,
mampu memancing kedatangan para pelaut dari Bangsa Eropa, seperti Spanyol,
Portugis, Belanda dan Inggris. Letak yang strategis menyebabkan Ternate memiliki
jalur transportasi dan niaga yang mendukung kota ini menjadi pusat perdagangan.
Kota yang sempat dikenal sebagai Jalur Sutra ini, tidak hanya menjadi sebuah pusat
perdagangan yang cukup terkenal dimasanya, sampai saat ini, zaman keemasannya
itu membuat kota ini dipenuhi oleh saksi-saksi sejarah yang bisu dan terbentang
hampir diseluruh pelosok kota. Mulai dari saksi masuknya bangsa Eropa, Cina,
Jepang, sampai pendaratan Jenderal Douglas McArthur saat Perang Dunia ke II.
Banyak sejarahwan-sejarahwan yang mencoba mengungkap berbagai macam
peristiwa penting yang terjadi di kota ini. Setiap penemuan-penemuan penting
mengenai keberadaan masa lalu Kota Ternate dijadikan wisata sejarah oleh
Pemerintah Kota maupun Propinsi, seperti : Makam Sultan-sultan Ternate, Masjid
Sultan Ternate, dan benteng-benteng peninggalan Bangsa Portugis dan Belanda.
Potensi wisata alam tidak kalah menarik, selain danau, ada pula pantai, kemudian
ada tanaman pohon cengkeh yang begitu melegenda, yaitu cengkeh Afo yang berusia
3,5 abad, Batu Angus akibat letusan Gunung Gamalama, dan kuburan tentara
Jepang yang terdapat didalamnya. Potensi wisata adat dan budaya juga ikut

1-1
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

dieksplorasi Pemerintah Kota Ternate, seperti berbagai macam upacara keagamaan,


tari-tarian dan kesenian rakyat.
Sekali lagi, letak geografislah yang diangkat oleh Pemerintah Provinsi dalam
mempromosikan Maluku Utara. Letak Kota Ternate berdampingan dengan Pulau
Halmahera yang terkenal akan sumberdaya alamnya telah memposisikan Ternate
sebagai Pintu Gerbang keluar-masuknya jalur perdagangan dan pelayaran umum,
serta jalur pariwisata Indonesia Timur.
Peluang Investasi pun segera digulirkan Pemerintah setempat karena rasa percaya
diri yang tinggi atas potensi yang ada. Pemerintah melalui Pelabuhan Ahmad Yani
telah membuka peluang menjadi pelabuhan transit yang melayani route nasional
Jawa - Sulawesi - Maluku dan Papua serta perdagangan dan wisata internasional
hingga Manila, Jepang, Hongkong dan beberapa negara Eropa dan tepi barat Amerika
Serikat. Karakter geografis kota kepulauan antara 127 bujur barat dan 3 - 3 lintang
selatan dengan luas perairan yang luas berhadapan ke utara dengan samudera
pasifik, memiliki kekayaan laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. Laut
yang membentang dari pulau Hiri hingga pulau-pulau Batang dua (pulau Mayau -
Tifure) mengandung potensi berbagai jenis ikan seperti malalugis, cakalang, tuna,
napoleonwrase, layang-layang, cumi, ikan terbang, lobster dan lain-lain yang
diperkirakan kurang lebih terdapat 66 jenis ikan. Gambaran ini menunjukan adanya
peluang investasi bagi Kota Ternate di sektor Perikanan dan Kelautan.
Selain pelabuhan Ahmad Yani sebagai jalan masuk ke Kota Ternate, ada pula
Bandara Sultan Babullah yang menjadi pintu gerbang udara bagi orang dan barang
yang masuk dan keluar, dari dan ke daerah ini. Sebagai ibu kota, maka
pemeliharaan dan pengembangan fasilitas-fasilitas yang mendukung mobilitas orang
dan barang ini harus benar-benar diperhatikan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Pekerjaan perencanaan yang harus dilaksanakan ini merupakan proses perencanaan


yang terintegrasi dari Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah -
Ternate.

1-2
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

Maksud dari pekerjaan perencaan yang terintegrasi ini adalah untuk memberikan
hasil studi dan produk perencanaan yang sesuai dengan norma-norma persyaratan
pekerjaan perencanaan dan desain serta memenuhi ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku. Nilai tambah dari layanan jasa yang terintegrasi adalah
diperolehnya konsistensi produk perencanaan dan hasil perencanaan serta jangka
waktu pelaksanaan yang lebih singkat dibandingkan dengan pelaksanaan pekerjaan
yang dilaksanakan dalam paket pekerjaan yang terpisah-pisah.
Tujuan studi ini adalah untuk menyediakan pedoman berupa informasi teknis yang
diperlukan bagi pembangunan/pengembangan Bandar Udara Sultan Babullah -
Ternate yang disusun dalam suatu rencana induk bandar udara yang mencakup:
a. Analisis tentang kelayakan sampai seberapa jauh (target year) bandar udara
dapat dimanfaatkan/dikembangkan guna melayani pertumbuhan permintaan
kebutuhan jasa pelayanan bandar udara saat ini dan masa yang akan datang.
b. Potensi yang ada dan dapat dikembangkan di wilayah Kota Ternate serta wilayah
hinterland-nya yang secara langsung dan tidak langsung akan menjadi modal
pengembangan jasa transportasi udara.
c. Rencana tata guna tanah dan rencana tata letak fasilitas bandar udara dalam
kaitannya dengan pemanfaatan bandar udara secara optimal
d. Analisis mengenai pemanfaatan daerah di sekitar bandar udara bagi pihak-pihak
yang berkepentingan sesuai persyaratan keselamatan operasi penerbangan dan
kelestarian lingkungan.
e. Skala prioritas dan tahapan pengembangan/pembangunan (planning horizon)
fasilitas bandar udara secara optimal.

1.3 STANDAR PERENCANAAN YANG DIGUNAKAN

Dasar/acuan perundang-undangan dalam penyusunan dan pelaksanaan Pekerjaan


Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah – Ternate mengacu pada :

a. Undang – Undang
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

1-3
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

b. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan
Keselamatan Penerbangan (Lembaga Negara Tahun 2001 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
(Lembaga Negara Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4146);
3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : T.11/2/4-U tanggal 30 November
1960 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM.22 Tahun 2002;
4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2013 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional;
5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Bandar Udara Umum;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang
Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen
Perhubungan.
7. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/
13/II/1990 tentang standar Rambu-rambu Terminal Bandara.
8. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/347/XII/1999 tentang
Standar Rancang Bangun dan/atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan
Bandar Udara;
9. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/113/VI/2002 tentang
Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan
10. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:
SKEP/114/VI/2002 tentang Standar Gambar Instalasi Sistem Penerangan
Bandar Udara (Airfield Lighting System)
11. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:
SKEP/120/VI/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rencana
Induk Bandar Udara.
12. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor; SKEP/161/IX/03
tentang Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/Perancangan landas pacu,
Taxi Way pada Bandar Udara.
13. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor;
SKEP/003/I/2005 tentang Pedoman Teknis Perancangan Rinci Konstruksi
Landas Pacu, Landas Hubung, Landas Parkir pada Bandar Udara di
Indonesia.
14. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:
SKEP/79/VI/2005 tentang Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan
Peralatan Fasilitas Sisi Udara dan Sisi Darat Udara.

1-4
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

15. Standar dan Spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal


Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI yang relevan.
16. Standar dan Spesifikasi dari Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum RI.
17. Standar Nasional Indonesia (SNI).
18. Standar Industri Indonesia (SII).
19. Peraturan dan Standar lain yang relevan.
c. Standar Internasional
1) ICAO Annex 1 sampai dengan 18, Edisi terakhir beserta manualnya terdiri
dari:
a. Aerodrome Design Manual (Doc 9157) terdiri dari :
 Part 1 – Runway
 Part 2 – Taxiway, Apron and Holding Bays
 Part 3 – Pavement
 Part 4 – Visual Aids
 Part 5 – Electrical System
 Part 6 – Frangibilty
b. Airport Planning Manual (Doc 9184) terdiri dari :
 Part 1 – Master Planning
 Part 2 – Land Use and Environment Control
 Part 3 – Guidelines for Consultant/ Construction Service
c. Airport Service Manual ( Doc 9137) terdiri dari:
 Part 1 – Rescue and Fire Fligting
 Part 2 – Pavement Surface Conditions
 Part 3 – Bird Control and Reduction
 Part 5 – Removal of Disabled Aircraft
 Part 6 – Control Of Obstacles
 Part 7 – Airport Emergency Planning
 Part 8 – Airport Operational Service
 Part 9 – Airport Maintenance Practice
2) FAA Advisory Circular Nomor : 150/5320-6C ”Airport Pavement Design &
Evaluation”.
3) FAA Advisory Circular Nomor 150/5320-5B, Airport Drainage.
4) Standard Critical Aircraft Design yang dikeluarkan oleh pabrikan Pesawat.
5) American Standard Testing Material ( ASTM).
6) ASHTO.
7) Dan standard/aturan lainnya yang relevan.

1-5
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

1.4 RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah –


Ternate mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Inventarisasi data dan informasi terkait, meliputi:


1. Kebijakan/ Strategi Pengembangan Wilayah dalam lingkup Nasional;
2. Data Topografi, Fisografi dan Meteorologi;
3. Data Potensi Daerah;
4. Data Finansial dan Pendapatan Daerah;
5. Data lalu lintas angkutan udara pada beberapa bandar udara terdekat;
6. Data tatanan ruang udara dan fasilitas penerbangan;
7. Data utilitas (kapasitas dan jaringan);
8. Rencana Pengembangan Wilayah (RTRW, RDTR, RTBL atau lainnya);
9. Data hasil penyelidikan tanah (soil investigation);
10. Data kondisi/ kualitas air tanah dan air permukaan setempat;
11. Data temperatur dan kelembaban udara dalam satu tahun penuh dari BMG;
12. Harga satuan barang dan jasa setempat;
13. Dan data-data lainnya yang diperlukan.
b. Kajian awal terhadap faktor-faktor terkait dengan rencana pembangunan bandar
udara.
c. Survei lapangan pada lokasi rencana pembangunan bandar udara, meliputi :
1. Identifikasi dan pemetaan topografi;
2. Penyelidikan tanah;
3. Pemintaan Jasa Angkutan Udara;
4. Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup.
d. Analisis data dan informasi berdasarkan hasil investarisasi data dan survey
lapangan, mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Analisis kapasitas dan kebutuhan fasilitas bandar udara
2. Analisis perencanaan tata letak fasilitas bandar udara
3. Analisis ekonomi dan finansial
4. Analisis kebutuhan biaya dan tahapan pembangunan
e. Pembuatan rencana induk (master plan) pengembangan bandar udara.

1-6
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

1.4.1 Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Rencana Induk


Dalam lingkup pekerjaan ini faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah
sebagai berikut :
1. Tatanan kebandarudaraan nasional.
2. Keamanan dan keselamatan penerbangan yang terkait dengan hal-hal
sebagai berikut:
a. Persyaratan ruang udara (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan)
antara lain perbukitan atau benda tumbuh dan bangunan.
b. Prosedur pendaratan dan lepas landas serta rute penerbangan dan
pelayanan lalu lintas udara;
c. Jarak dengan bandar udara lain;
d. Persyaratan meteorologi
e. Gangguan elektromagnetik.
3. Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Udara
4. Pedoman dan standar/kriteria perencanaan yang berlaku antara lain :
a. Standar/kriteria yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dan/atau;
b. Rekomendasi dari International Civil Aviation Organization (ICAO) bila
tidak diatur dalam standar/kriteria pada butir 1 di atas;
c. Kajian teknis yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
5. Pengelolaan lingkungan hidup.
6. Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota.
7. Faktor teknis, antara lain :
a. Kondisi topografi ;
b. Kondisi dan ketersediaan lahan ;
c. Potensi genangan air ;
d. Kendala pelaksanaan konstruksi ;
e. Jalan masuk/akses ;
f. Ketersediaan utilitas.
Rencana pengembangan bandar udara meliputi antara lain :
1. Rencana tata letak bandar udara yang memberikan konfigurasi, lokasi dan
ukuran seluruh fasilitas pokok dan penunjang bandara.
1-7
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

2. Rencana tata guna lahan yang menggambarkan penggunaan lahan secara


terinci dalam batas kawasan bandar udara serta penggunaan lahan di luar
batas kawasan bandar udara yang dipengaruhi oleh adanya bandar udara.
Rencana tata guna lahan berisikan :
 Keterkaitan bandara dengan tata guna lahan setempat.
 Tata guna lahan yang akan datang, yang telah mempertimbangkan
ketinggian dan gangguan (hazard).
 Kebijaksanaan rencana pengembangan bandar udara.
 Program pengembangan pada tingkat lokal dan regional.
 Dua tingkatan tata guna lahan adalah :
a. Di dalam batas bandar udara yang berisikan rencana terinci tata
guna lahan.
b. Di luar bandar udara (kawasan sekitar bandar udara) yang berisi
usulan tata guna lahan secara umum.
3. Rencana terminal yang menunjukkan lokasi dan ukuran berbagai bangunan
dan kawasan kegiatan di dalam kompleks terminal.
Rencana terminal harus sudah jelas menggambarkan penanganan berbagai
fungsi terminal serta pengadaan kebutuhan untuk menunjang kegiatan di
dalam bandar udara, yang dituangkan dalam konsep desain. Lokasi dan
layout fasilitas terminal memperlihatkan akomodasi penumpang, bagasi,
kargo dan aliran kendaraan.
Komponen yang ada di dalam rencana terminal mencakup :
 Bangunan terminal penumpang dan barang.
 Gerbang (Gate).
 Pertokoan.
 Bangunan pelayanan lainnya.
 Parkir kendaraan.
 Penyimpanan/penitipan kendaraan.
 Pelayanan yang berkaitan dengan bandar udara.
 Jalan masuk dan jalan di dalam bandar udara.

1-8
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

4. Rencana akses bandar udara yang menunjukkan usulan rute untuk akses
berbagai moda transportasi.
Rencana akses bandar udara harus menggambarkan :
1. Akses terhadap perjalanan udara lainnya.
2. Bangkitan perjalanan udara lainnya.
3. Simpul hubungan dengan sistem transportasi regional.
4. Moda transportasi yang ada dan diharapkan akan dikembangkan.
5. Data perjalanan serta perkiraan volume perjalanan.

1.4.2 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Perencanaan suatu bandar udara merupakan suatu pekerjaan yang bersifat kompleks
dan terintegrasi dengan berbagai pekerjaan, disiplin ilmu dan tingkat keahlian yang
benar-benar terkualifikasi dikarenakan keterkaitannya dengan pedoman, standar
dan aturan teknis yang diberlakukan secara internasional dan keterkaitan dengan
keterpaduan intra dan antar moda transportasi dalam cakupan wilayah yang
dilayani.
Oleh karenanya didalam perencanaan suatu bandar udara diperlukan pendekatan
dan metodologi dengan mempertimbangkan berbagai aspek meliputi strategi
pengembangan wilayah, teknis, ekonomis, keselamatan, operasi penerbangan,
lingkungan serta pertahanan dan keamanan agar investasi yang ditanamkan dapat
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) mengingat pembangunan dan atau
pengembangan bandar udara merupakan pekerjaaan yang padat modal dan
berteknologi tinggi.
Pada pelaksanaan pekerjaan ini konsultan akan melakukan beberapa tahapan
pekerjaan yang diantaranya adalah sebagai berikut :

(1) Pekerjaan Persiapan


Sebelum memulai rangkaian pekerjaan layanan jasa konsultansi ini, maka perencana
harus melakukan langkah persiapan berupa penyusunan program kerja yang
mencakup:
a. Penjelasan maksud dan tujuan pekerjaan secara rinci dan mendetail.
b. Metodologi pelaksanaan pekerjaan.

1-9
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

c. Membuat program kerja yang berisi uraian kegiatan pekerjaan, jadwal


pelaksanaan pekerjaan (time schedule), susunan tenaga ahli yang akan dilibatkan
dalam pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi pelaksana pekerjaan,
perlengkapan/ peralatan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
d. Pengumpulan data dan informasi sekunder (studi kepustakaan/ literatur).
e. Menyiapkan checklist data, kuesioner dan form – form penelitian yang diperlukan
untuk pengumpulan data di lokasi/ di lapangan.

(2) Inventarisasi Data dan Informasi yang Terkait


Inventarisasi data dan informasi yang terkait dengan Pekerjaan Pembuatan Master
Plan Bandara Sultan Babullah – Ternate dapat dilakukan pada saat sebelum
ataupun bersamaan survey pendahuluan ke wilayah studi. Pengumpulan data dan
informasi ini mencakup antara lain :
a. Kebijakan dan strategi Pengembangan Wilayah yang berkaitan dengan program
pemerintah dalam rangka mewujudkan SISTRANAS, Tatrawil dan tatralok
dimaksudkan untuk mendapatkan suatu tatanan transportasi, provinsi,
kabupaten/ kota yang mencakup transportasi jalan raya, jalan rel dan transportasi
udara yang masing-masing saling berinteraksi membentuk sistem pelayanan yang
efektif dan efisien, terpadu dan harmoni guna menunjang pertumbuhan ekonomi
daerah
b. Rencana Tata Guna Lahan dan prasarana fisik wilayah pengembangan, meliputi :
 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Maluku Utara dan Kota
Ternate.
 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Sekitar Bandar Udara (jika ada).
 Pola jaringan transportasi dan rencana pengembangannya.
 Ketersediaan jaringan utilitas dan rencana pengembangannya.
c. Data Sosial Ekonomi Wilayah, meliputi :
 Produk Domestik Regional Brutto (PDRB).
 Kependudukan (Demografi).
 Profil Potensi Investasi dan Pariwisata daerah setempat
 Kondisi sosial-ekonomi lingkungan masyarakat setempat

1-10
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

 Potensi ekonomi berbagai sektor/sub sektor yang terkait dengan pertumbuhan


lalu lintas angkutan udara.
 Potensi/Sumber bahan bangunan daerah setempat berikut harga bahan/upah
daerah setempat.
d. Topografi, Fisiografi dan Meteorologi:
 Peta topografi lokasi Bandar udara dan kawasan di sekitar Rencana
Pembangunan Bandar Udara (Skala 1:25.000 atau 1: 1:50.000)
 Peta tata guna lahan di lokasi rencana pengembangan bandara udara dan
daerah sekitarnya
 Peta tematik wilayah perencanaan yang terkait dengan rencana pembangunan
bandar udara (kehutanan, pertanian dsb)
 Peta geologi dan kondisi tanah pada kawasan rencana pembangunan bandar
udara.
 Data status dan harga tanah untuk berbagai peruntukan lahan di lokasi
rencana pembangunan bandar udara dan sekitarnya.
 Data meteorologi dan klimatologi (temperatur, suhu udara, kelembaban, curah
hujan, lamanya penyinaran matahari serta arah dan kecepatan angin
sekurang-kurangnya 5 tahun terakhir)
 Data hasil penyelidikan tanah
 Data hasil survei dan pemetaan topografi
1. Data kondisi tanah hasil penyelidikan tanah di lokasi bandar udara
2. Data sumber material/ quarry yang ada di lokasi
3. Data lokasi bandar udara dan wilayah sekitarnya, antara lain:
 Peta situasi lokasi bandar udara
 Peta status dan batas kepemilikan lahan bandar udara
 Data jaringan jalan penghubung/ akses dan utilitas
e. Data Bandar Udara Eksisting
 Peta situasi bandar udara;
 Peta status dan batas kepemilikan lahan bandar udara;
 Data fasilitas pokok bandar udara, meliputi :
a) Fasilitas Sisi Udara;
b) Fasilitas Sisi Darat;
1-11
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

c) Fasilitas Navigasi Penerbangan;


d) Fasilitas Alat Bantu Pendaratan Visual;
e) Fasilitas Komunikasi Penerbangan.
 Data jaringan jalan penghubung dan utilitas.
f. Data lalu lintas angkutan udara beberapa bandar udara terdekat sekurang-
kurangnya 5 tahun terakhir (jika sudah ada) yang meliputi :
 Jumlah pergerakan pesawat
 Jumlah pergerakan penumpang
 Volume pergerakan barang dan pos
 Rute/ jaringan dan status penerbangan
 Tipe/ jenis pesawat yang beroperasi
g. Survei pergerakan penumpang angkutan udara
 Karakteristik penumpang angkutan udara
 Asal – tujuan penumpang angkutan udara (Origin–Destination)
h. Survey split moda apabila ada potensi perpindahan penumpang dari moda
transportasi lain.
i. Data harga satuan daerah setempat yang meliputi harga bahan bangunan dan
unit pekerjaan konstruksi.
j. Dokumen/ hasil studi atau perencanaan pembangunan/pengembangan bandar
udara yang terkait.
k. Hasil studi atau perencanaan sektor lain yang terkait dengan rencana
pembangunan dan pengembangan bandar udara.

(3) Telaah Awal (Desk Study)


Konsultan harus melakukan telaah awal sebelum peninjauan lapangan dan hasil
telaah awal tersebut harus dilengkapi kembali setelah peninjauan lapangan. Dalam
telaah awal ini harus telah diperoleh gambaran umum wilayah perencanaan sehingga
dalam pelaksanaan peninjauan lapangan telah terdapat gambaran umum rencana
pengembangan bandar udara dan tatanan bandar udara di wilayah terkait. Dalam
hal ini, Konsultan juga harus melakukan telaah awal beberapa aspek teknis yang
paling mendasar, yaitu: topografi lokasi/ kawasan, cuaca, arah dan kecepatan angin,
dan kawasan keselamatan operasi penerbangan.

1-12
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

(4) Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey)


Konsultan harus melaksanakan peninjauan/survei pendahuluan guna melakukan
observasi dan penggalian data secara lebih mendalam terhadap wilayah perencanaan,
khususnya lokasi rencana pengembangan bandar udara.
Dalam survei pendahuluan ini harus meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Wawancara/diskusi mendalam dengan berbagai pihak terkait.
b. Survei permintaan dan potensi pengembangan jasa angkutan udara.
c. Pengamatan aspek teknis lokasi rencana pengembangan bandar udara (topografi,
ketersediaan lahan, kondisi cuaca, arah dan kecepatan angin, ketersediaan bahan
konstruksi, dan lain-lain).
d. Pengamatan aspek operasional bandar udara (kawasan keselamatan operasi
penerbangan, ruang udara dan jalur penerbangan, kebutuhan peralatan navigasi
dan pendaratan, dan lain-lain).
e. Pengamatan aspek kelestarian lingkungan.
f. Pengamatan aspek pembiayaan pembangunan (lahan, bahan baku konstruksi,
pelaksanaan konstruksi, tenaga kerja, dan lain-lain).
g. Pengumpulan data sekunder yang belum didapatkan pada tahap inventarisasi
data pada awal kegiatan.

(5) Pekerjaan Survei Lapangan


Pekerjaan survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer mengenai
kondisi/ karakteristik topografi dan struktur tanah pada area pembangunan/
pengembangan bandar udara dan sekitarnya, diantaranya:
A. Survey/Pengukuran Topografi
Pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi dilakukan untuk memetakan
kondisi permukaan tanah pada areal disekitar bandar udara dan gambaran situasi
bandar udara sesua cakupan area pekerjaan dengan ketelitiaan yang dapat
dipertanggung jawabkan berskala 1:2.500 dan interval kontur 0,5 yang meliputi:
1) Pemasangan Patok Beton (BM - Benchmark)
Jumlah Bench Mark (BM) harus ditentukan terlebih dahulu diatas peta dasar
diletakkan pada lokasi yang aman dan mudah dicari minimal 6 (enam) buah.

1-13
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

Ukuran BM (1 m x 0,3 x 0,3 m) dibuat dengan campuran beton bertulang dan


dipasang baut kuningan ditengahnya serta diberi nomor/ kode pengenal yang
terbuat dari marmer dengan kedalaman penanaman maksimum 0,7 m.
2) Pengukuran Koordinat (Kerangka Dasar Horizontal/Poligon)
Pengukuran koordinat titik Bench Mark (BM) dilakukan dengan
menggunakan peralatan Global Positioning System (GPS) Geodetik yang
diikatkan pada titik-titik kerangka dasar horizontal nasional terdekat atau
BM eksisting yang telah ditetapkan oleh Bakorsurtanal atau BPN atau
instansi lain yang dapat dipertanggung jawabkan akurasi datanya.
Pengukuran poligon terdiri dari:
a) Poligon Primer
Jalur poligon utama membentuk jaringan loop yang tertutup, melalui
kedua ujung titik as landasan atau Bench Mark yang sudah ada.
1). Pengukuran Jarak
 Alat yang digunakan adalah EDM atau Total Station yang telah
dicek (kalibrasi) terhadap jarak basisi yang telah diketahui
jaraknya.
 Setiap pengamatan jarak paling sedikit 3 kali pembacaan dan
kemudian diratakan.
 Temperatur dan tekanan udara dicatat untuk hitungan koreksi
reflaksi.
 Ketelitian alat ukur jarak yang digunakan ± 5mm +5 mm/km)
2). Pengamatan Azimuth
Pengamatan azimuth dilakukan dengan menggunakan Global
Positioning System (GPS) Geodetik yang diikatkan pada titik-titik
kerangka dasar horizontal nasional terdekat atau BM eksisting yang
telah ditetapkan oleh Bakorsurtanal atau BPN atau instansi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan akurasi datanya melalui pengamatan
sekurang-kurangnya 2 jam.
b) Poligon Sekunder meliputi :
1). Pengukuran Koordinat
 Jalur pengukuran dimulai dan diakhiri pada titik poligon utama.
1-14
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

 Alat Global Positioning System (GPS) Geodetik


2). Pengukuran Jarak
 Jarak setiap sisi poligon diukur dengan pita ukur minimal 2 kali
pembacaan dan hasilnya diratakan.
 Salah penutup jarak linier maksimum 1:5.000
3) Pengukuran Elevasi (Kerangka Dasar Vertikal/ Split Dasar)
a). Pengukuran Sipat Datar Utama
Titik referensi tinggi terhadap Titik Tinggi Nasional (TTG) atau titik –
titik lain yang ketinggiannya dalam sitem nasional/ MSL (Mean Sea
Level). Pengukuran Sipat Datar Primer akan mengikuti jalur Pengukuran
Poligon
Primer kecuali bila ditemui daerah yang terjal atau gunung sehingga
tidak memungkinkan dilakukan pengukuran waterpass maka akan
menggunakan cara trigonometris.
Adapun spesifikasi teknis pengukurannya adalah :
1. Alat sipat datar yang digunakan adalah Automatic Level Arde 2
seperti : Wild NAK-2, Zeiss - Ni
2. Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon primer
3. Pembacaan dilakukan terhadap 3 (tiga) benang (atas, tengah, bawah)
4. Minimal 2 kali dalam setiap minggu alat harus dicek kesalahan garis
bidik (kolimasi)
5. Jumlah slog tiap seksi harus genap
6. Pada waktu pembidikan diusahakan agar jarak belakang (DB) sama
dengan jarak muka (DM) apabila db   dm hasil hitungan beda
tinggi perlu dikorelasi terhadap faktor koreksi garis bidik
7. Jarak pembacaan dari alat waterpass ke rambu maksimum 50 m
8. Pengukuran per seksi dilakukan pergi dan pulang
9. Rambu harus diberi alas/straatpot, kecuali pada patok kayu atau BM
10. Dalam pengukuran waterpass, rambu-rambu harus digunakan secara
selang-seling sehingga rambu yang diamati pada titik awal akan
menjadi rambu titik akhir pada setiap seksi
11. Tinggi patok kayu dan BM dari permukaan tanah harus diukur
1-15
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

12. Kesalahan penutup maksimum 8D mm dimana : D jarak dalam km.


b). Pengukuran Sipat Datar Cabang (Sekunder)
Jalur pengukuran Sipat Datar Cabang akan mengikuti jalur
Pengkuran Poligon Cabang. Adapun spesifikasi teknis pengukurannya :
1. Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon cabang (sekunder) dan
menggunakan alat ukur Automatic Order (WILD NAK-1 , Sokkisa
C-3A)
2. Pengukuran per seksi dilakukan untuk arah pergi saja dan
dilakukan dengan double stand dengan pembacaan rambu lengkap
(BT, BA, BB).
3. Toleransi salah penutup beda tinggi (T)
T = ( 15  D ) mm
D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan
kilometer
4. Ketentuan lain sama seperti pada Waterpass Primer
4) Pengukuran Situasi dan Obyek Obstacle
Pengukuran situasi merupakan pengukuran semua detail situasi Bandar
Udara eksisting yang dilakukan dengan Metode Stadia sedangkan
pengukuran obyek obstacle merupakan pengukuran posisi horizontal obstacle
yang dilakukan dengan Metode Mengikat Kemuka dan pengukuran tinggi
Obstacle yang dilakukan dengan metode Trigonometri dengan menggunakan
peralatan Electronic Total Station (ETS).
Basis pengukuran situasi dan obyek obstacle diusahakan menggunakan titik-
titik poligon utama (titik BM) dengan ketelitian pengukuran sudut horizontal
poligon utama.
Identifikasi obstacle dilakukan pada Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan disekitar Bandar Udara yang mencakup;
a. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan
b. Kawasan di bawah Permukaan Transisi
c. Kawasan di bawah Permukaan Horizontal Dalam
d. Kawasan di bawah Permukaan Horizontal Luar

1-16
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

e. Kawasan di bawah Permukaan Kerucut


f. Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas
Objek Obstacle yang perlu diidentifikasi meliputi benda tumbuh dan benda
tidak tumbuh antar lain berupa bangunan/ gedung, menara pemancar,
jembatan, jaringan listrik tegangan tinggi, fasilitas navigasi penerbangan,
alat bantu pendaratan visual, pepohonan, gunung/ bukit, pepohonan dll.
5) Staking Out
Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data koordinat thershold landas
pacu yang menngacu pada penetapan lokasi dan konsep rencana induk
Bandar Udara. Pengukuran koordinat dilakukan menggunakan GPS Geodetik
yang diikatkan pada titik kerangka dasar horizontal nasional terdekat atau
BM eksisiting yang telah ditetapkan oleh Bakorsurtanal atau BPN atau
instansi lain yang dapat dipertanggung jawabkan akurasi datanya.
6) Pengukuran Cross Section
Untuk mendapatkan elevasi dan jarak dari threshold landas pacu, taxiway
serta apron dilakukan pengkuran memanjang dengan jarak 10 m dan
melintang dengan jarak 10 m menggunakan total Station dan water pass.

B. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dilakukan dengan cara pengambilan sampel dan pengujian
laboratorium, meliputi:
1. Pekerjaan Sondir, sekurang-kurangnya 5 (lima) titik sampai kedalam 20 m
atau sampai ditemukan struktur tanah keras yang dinyatakan dalam tegangan
konus qc>150 kg/cm2.
2. Pekerjaan Boring, sekurang-kurangnya 5 (lima) titik sampai kedalaman 20 m
atau sampai ditemukan struktur tanah keras yang didefinisikan dari hasil
SPT>50 setiap 1,5 m termasuk pengambilan sampel tidak terganggu
(undistrurb sample)setiap pergantian lapisan tanah dengan jumlah titik sampel
minimal 8 (delapan) titik.
3. Pekerjaan Test Pit, untuk pengambilan sampel tanah terganggu (distrub
sample) sekurang-kurangnya 5 (lima) titik pada lokasi tanah timbunan dan
material tanah sumber timbunan.

1-17
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

4. Pengambilan sampel pada lokasi sumber material (quarry).


5. Pengujian laboratorium terhadap sampel tanah tidak terganggu (Undisturb
Sample) dan sampel tanah terganggu (Distrub Sample) untuk mendapatkan
gambaran kondisi dan karakteristik tanah pada lokasi rencana pembangunan/
Pengembangan Bandar Udara, meliputi:
a. Dengan diperolehnya sampel tanah dari hasil boring maka test laboratorium
yang dilakukan adalah:
1. Indeks Properties
2. Atterberg Limits
3. Modified Proctor dan Soaked CBR
4. Consolidation Test
5. Permeability Test
6. Soil Clasification
7. Triaxial Test & Direct Shear
b. Pemeriksaan untuk tanah timbunan dari quarry maka test laboratorium
yang dilakukan adalah;
1. Index Properties
2. Atterberg Limits
3. Modified Proctor dan Soaked CBR
4. Consolidation Test
5. Permeability Test
6. Consolidation Test
7. Soil Classification
c. Pemeriksaan untuk material konstruksi dari quarry, maka test laboratorium
yang dilakukan adalah:
1. Soaked CBR
2. Soundess Test
3. Abrasion Test
4. Grading Limit/ Sieve Analyze
5. Clay Lump dll
6. Analisa terhadap settlement tanah urug

1-18
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

C. Penyelidikan Hidrologi dan Klimatologi


Penyelidikan hidrologi dimaksudkan untuk mendapatkan data intensitas curah
hujan, debit banjir 15 tahun dan sebagainya guna perencanaan drainase dan
desain konstruksi landasan. Penyelidikan klimatologi dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data cuaca/ iklim, angin guna menentukan arah landasan
yang sesuai.

(6) Analisis Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Udara


Analisa Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Udara merupakan tahap pengolahan
data lalu lintas angkutan udara sebagai dasar evaluasi terhadap kapasitas fasilitas
eksisting dan perencanaan kebutuhan pengembangan fasilitas bandar udara sampai
dengan tahun target perencanaan, dengan memperhatikan program pemerintah
dalam rangka mewujudkan Sistem Transportasi Nasional dan kebijaksanaan/strategi
pengembangan wilayah serta potensi ekonomi daerah setempat, yang mencakup:
a. Analisis Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Udara (Demand Forecast
Analysis), meliputi:
1) Prakiraan jumlah pergerakan pesawat tahunan.
2) Prakiraan jumlah pergerakan penumpang tahunan.
3) Prakiraan jumlah pergerakan pesawat pada jam sibuk.
4) Prakiraan jumlah pergerakan penumpang pada jam sibuk.
5) Prakiraan volume barang dan pos tahunan.
6) Prakiraan jaringan / route penerbangan masa mendatang.
7) Prakiraan pengoperasian jenis / tipe pesawat masa mendatang.
b. Analisis Asal Tujuan Lalu Lintas Angkutan Udara (Origin Destination
Analysis)
c. Analisis Pergantian Antar Moda Angkutan (Modal Split Analisis)
Metode statistik yang digunakan sekurang-kurangnya sebelum
menentukan mana yang paling sesuai dalam membuat peramalan lalu
lintas udara diantaranya adalah sebagai berikut :
- Regresi Sederhana
- Regresi Berganda

1-19
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

- Ekonometrik
- Time Series

(7) Analisa Kapasitas Bandar Udara Eksisting Dan Kebutuhan Fasilitas Bandar
Udara
Mendasarkan kepada hasil kajian perencanaan awal dan hasil-hasil survey lapangan,
maka dilakukan analisis kapasitas fasilitas bandar udara eksisting serta analisis
kebutuhan pengembangan fasilitas bandar udara yang selanjutnya dipergunakan
dalam penyusunan dalam sebuah rencana pendahuluan (preliminary planning) tata
letak fasilitas bandar udara berikut gambarnya.
Rencana pengembangan fasilitas bandar udara harus mengacu kepada kebijakan
pembangunan, arahan tata ruang dan analisis prakiraan permintaan jasa angkutan
udara tersebut dan selanjutnya akan menyusun konsep pengembangan bandar udara
yang diwujudkan dalam target kemampuan layanan bandar udara, tahapan
pengembangan dan tahapan pelaksanaan pembangunannya.
Analisis kebutuhan jenis fasilitas bandar udara meliputi antara lain :
a. Kebutuhan fasilitas sisi udara, yaitu landas pacu (runway), landas hubung
(taxiway), landas parkir (apron) dan penunjangnya termasuk kebutuhan
jumlah, dimensi dan sistem operasi/konfigurasinya.
b. Kebutuhan bangunan dan prasarana sisi darat, meliputi terminal
penumpang, bangunan administrasi, bangunan operasi dan menara
pengawas (control tower).
c. Kebutuhan peralatan komunikasi dan navigasi penerbangan serta alat
bantu pendaratan visual dengan memperhatikan perkembangan teknologi
serta ATC Master Plan dengan program CNS/ATM.
d. Kebutuhan fasilitas penunjang yang meliputi : fasilitas perawatan pesawat
udara, fasilitas jasa boga (catering), tempat parkir kendaraan, fasilitas
pergudangan.
e. Kebutuhan utilitas seperti listrik, telepon, sistem penerangan jalan, sistem
drainase, air bersih, sewage treatment, fuel suply dan jaringan jalan.
f. Kebutuhan peningkatan pengusahaan bandar udara seperti tempat
rekreasi terbuka, commercial area dan lain-lain.

1-20
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

(8) Analisis Mendalam Perencanaan Pengembangan Bandar Udara


Analisis mendalam / terinci perencanaan pengembangan bandar udara harus meliputi
kelima aspek perencanaan pembangunan bandar udara tersebut diatas yaitu :
a. Analisis Teknis
Analisis / kajian teknis ini meliputi antara lain:
1) Kajian meteorologi dalam pembuatan dan penetapan arah angin
dominan (windrose) dilokasi rencana pengembangan bandar udara
untuk melakukan /penetapan arah landas pacu.
2) Kajian kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) di sekitar
bandar udara.
3) Evaluasi jenis fasilitas bandar udara yang dibutuhkan sampai dengan
rencana pengembangan/pembangunan tahap akhir (ultimate phase).
4) Analisis prakiraan kebutuhan lahan sampai dengan rencana
pengembangan/pembangunan bandar udara tahap akhir.
5) Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi rencana bandar
udara.
6) Ketersediaan utilitas, bahan bangunan dan peralatan pembangunan
bandar udara.
7) Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi bandar udara.
8) Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunan bandar udara
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten / Kota
setempat.
b. Analisis Operasional
Analisis/kajian operasional meliputi antara lain:
1) Kajian jenis pesawat udara yang diperkirakan akan beroperasi di
bandar udara.
2) Kajian pengaruh cuaca terhadap operasi bandar udara.
3) Kajian obstacle (bila ada) pada kawasan keselamatan operasi
penerbangan di sekitar bandar udara
4) Kajian penggunaan ruang udara dan lalu lintas penerbangan (prosedur
pendekatan dan lepas landas).
5) Kajian pengaturan operasi darat di bandar udara.
1-21
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

6) Kajian dukungan peralatan komunikasi dan navigasi penerbangan.


c. Analisis Pendahuluan Dampak Lingkungan
Analisis/kajian pendahuluan dampak lingkungan terkait dengan
identifikasi dampak besar dan penting yang mungkin timbul sehubungan
dengan rencana pengembangan /pembangunan bandar udara :
1) Identifikasi prakiraan besar dan pentingnya dampak kebisingan serta
polusi pesawat udara terhadap lingkungan di sekitar bandar udara.
2) Identifikasi prakiraan besar dan pentingnya dampak terhadap flora
dan fauna.
3) Identifikasi prakiraan besar dan pentingnya dampak fisik-kimia
akibat perubahan bentuk bentang alam serta transportasi bahan
bangunan dan material galian / timbunan.
4) Identifikasi prakiraan besar dan pentingnya dampak social, ekonomi
dan budaya, khususnya berkenaan dengan pemindahan penduduk
serta perubahan peruntukan lahan pertania.
5) Identifikasi prakiraan besar dan pentingnya dampak tersebut diatas
mencakup tahap prakonstruksi, konstruksi, dan pascakonstruksi.
d. Analisis Pengusahaan Angkutan Udara
Analisis/kajian pengusahaan angkutan udara meliputi antara lain:
1) Kajian prakiraan permintaan jasa angkutan udara di wilayah
perencanaan (Provinsi/Kabupaten setempat), yaitu: penumpang, kargo,
dan pos.
2) Kajian kemungkinan adanya perusahaan penerbangan yang akan
membuka jalur penerbangan ke bandar udara tersebut.
3) Kajian jenis pesawat yang akan dioperasikan oleh operator.
4) Kajian besaran load factor yang mungkin akan dicapai oleh perusahaan
penerbangan.
Prakiraan permintaan jasa angkutan udara (Traffic Forecasting)
direncanakan untuk kurun waktu 20 tahun ke depan. Dalam
penyusunan prakiraan permintaan jasa angkutan udara ini harus
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

1-22
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

1) Status penerbangan di bandar udara tersebut dalam sistem jaringan


penerbangan nasional.
2) Kecenderungan perkembangan ekonomi regional/nasional.
3) Dampak pelaksanaan otonomi daerah dan globalisasi (AFTA, APEC).
4) Kecenderungan perkembangan arus wisatawan nusantara dan manca
negara di Indonesia.
5) Asal/tujuan perjalanan penumpang dan barang.
6) Pergantian antar moda transportasi.

(9) Perencanaan Tata Letak Fasilitas Bandar Udara


Merupakan tahap optimalisasi perencanaan tata letak fasilitas bandar udara
berdasarkan data dan informasi hasil survey lapangan serta analisa kapasitas/
kebutuhan fasilitas bandar udara dengan mempertimbangkan kondisi lahan yang
ada, tata guna lahan dan ruang udara, prosedur penerbangan serta dampak
lingkungan yang meliputi;
a. Penyusunan alternatif konsep rencana tata letak fasilitas badar udara kriteria/
standar perencanaan bandara udara yang berlaku dengan memperhatikan aspek
kelancaran, keselamatan, keamanan serta aspek teknis dan lingkungan.
b. Melakukan pengkajian terhadap alternatif rencana tata letak fasilitas bandar
udara yang telah disusun guna menentukan alternatif pilihan.
c. Penyusunan tahapan pembangunan bandar udara sesuai kebutuhan/ demand
untuk masing-masing fasilitas dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis
dan operasional.

(10) Analisa Kelayakan Ekonomi Dan Finansial


Analisa kelayakan ekonomi dan finansial anatar lain meliputi analisisi investasi
pembangunan/ pengembangan Bandara Sultan Babullah – Ternate serta dampak
ekonomi daerah serta masyarakat setempat, meliputi:
1. Kajian finansial pada prinsipnya menghitung besaran tingkat pengembalian dana
yang akan diinvestasikan dalam pembangunan bandar udara, yang mencakup
parameter.
a. Net Present Value (NPV)

1-23
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

Net Present Value (NPV) adalah nilai keuntungan bersih saat sekarang, yang
perhitungannya berdasarkan pada manfaat yang diperoleh untuk proyek
pembangunan bandar udara pada suatu kurun waktu tertentu dengan
mempertimbangkan besaran tingkat bunga bank komersial.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga pengembalian suatu kegiatan
pembangunan/pengembangan bandar udara yang perhitungannya berdasarkan
pada besaran NPV sama dengan nol. Kegiatan pembangunan/ pengembangan
bandar udara dinyatakan lebih menguntungkan, apabila IRR lebih besar dari
tingkat bunga bank komersial. Sebaliknya kegiatan pembanguan/ pengembangan
tersebut dinyatakan tersebut dinyatakan kurang menguntungkan apabila IRR
lebih rendah dari tingkat bunga bank komersial.
c. Profitability Index (PI) atau Benefit Cost Ratio (CBR)
Profitability Index (PI) atau Benefit Cost Ratio (CBR) adalah suatu besaran yang
membandingkan antara keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang
dikeluarkan dalam kurun waktu penyelenggaraan kegiatan pembagunan/
pengembangan bandar udara. Satu kegiatan pembangunan/ pengembangan
bandar udara dinyatakan menguntungkan apabila besaran PI atau BCR >1 (satu).
Sebaliknya kegiatan pembangunan/ pengembangan bandar udara dinyatakan
tidak layak apabila besar PI atau BCR <1 (satu).
d. Payback Period (PP)
Payback Period adalah kurun waktu dalam tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan sejumlah dana yang telah dikeluarkan dalam suatu kegiatan
pembangunan/ pengembangan bandar udara. Metode Payback Period tidak
memperhatikan nilai waktu aliran uang (time value of money cash flow) serta
mengabaikan aliran pengeluaran dana setelah kurun waktu perhitungan payback
period namun metode ini mudah dipahami dan menerapkannya.

2. Kajian ekonomi pada prinsipnya menghitung besaran manfaat ekonomi makro


yang diperoleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat
dari pembangunan bandar udara, yang meliputi :

1-24
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

a) Kajian perbandingan kondisi pertumbuhan ekonomi di wilayah perencanaan


(Pemerintah Daerah setempat), apabila ada dan atau tidak ada bandar udara.
b) Kajian biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh oleh
Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat, apabila dibangun/
dikembangkan bandar udara.
c) Kajian EIRR (Economic Internal Rate of Return) terhadap rencana
pembangunan bandar udara.

(11) Analisa Kebutuhan Biaya Dan Tahapan Pembangunan


a. Analisa kebutuhan biaya pembangunan merupakan perhitungan biaya
pembangunan bandar udara yang dibuat secara rinci disesuaikan dengan
pentahapan pembangunan fasilitas bandar udara yang optimal berdasarkan
standar satuan harga terakhir pada saat pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan
Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah setempat dan atau satuan harga dasar yang berlaku setelah
memperhatikan hasil analisa ekonomi dan finansial serta kemampuan pendanaan.
b. Pengembangan fasilitas bandar udara yang berdasarkan skala prioritas serta
kemampuan pendanaan sesuai hasil kebutuhan biaya.

(12) Pembuatan Rencana Induk (Master Plan)


Dalam tahap ini Konsultan harus menyusun/mengkaji ulang rencana induk (master
plan) bandar udara dengan mengacu kepada hasil evaluasi dan analisis kapasitas
fasilitas bandar udara eksisting, hasil kajian perencanaan pendahuluan ( preliminary
planning) yang telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi lahan yang ada,
tata guna tanah dan ruang udara, prosedur operasi penerbangan serta identifikasi
dampak lingkungan. Penyusunan rencana induk bandar udara meliputi:
a. Penyusunan alternatif konsep rencana tata letak fasilitas bandar udara
berdasarkan kriteria/standardisasi perencanaan bandar udara yang berlaku
dengan memperhatikan aspek kelancaran, keselamatan, keamanan serta aspek
lingkungan.
b. Melakukan pengkajian terhadap alternatif rencana tata letak fasilitas bandar
udara yang telah disusun, guna menentukan alternatif terpilih.

1-25
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

c. Penyusunan tahapan pembangunan bandar udara sesuai kebutuhan untuk


masing-masing fasilitas dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis dan
operasional.
d. Penyusunan luas kebutuhan tanah untuk setiap tahapan pengembangan/
pembangunan bandar udara.
e. Penyusunan koordinat lokasi perletakan masing – masing fasilitas bandar udara.
f. Gambar hasil analisis pendahuluan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
(KKOP) disekitar bandar udara.
g. Gambar analisis pendahuluan Batas – batas Kawasan Kebisingan disekitar
bandar udara.
h. Konsep awal Rencana Tata Guna Tanah di sekitar bandar udara.

Dalam penyusunan rencana induk ini Konsultan harus menyusun tata letak, konsep
tahapan pembangunan serta rancangan dasar (preliminary design) masing-masing
fasilitas bandar udara. Penyusunan rencana induk fasilitas tersebut setidaknya harus
meliputi:
a. Fasilitas Sisi Udara
1) Runway
2) Taxiway
3) Apron
4) Service/ Inspection/ Perimeter road
5) Sistem drainase
6) Pagar
b. Fasilitas Sisi Darat
1) Zona Fasilitas Teknis
a) Bangunan administrasi
b) Bangunan operasi
c) Bangunan PK-PPK dan fasilitasnya
d) Control tower
e) Bangunan GSE
f) Bengkel Mekanikal & Elektrikal
g) Bangunan Umum
1-26
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

h) Bangunan Peralatan Perawatan Bandar Udara


i) Kantin
j) Bangunan Pelayanan Kesehatan
k) Bangunan Pengelolaan Air
l) Bangunan Meteorologi dan observasi cuaca
m) Bangunan Stasiun Penerima
n) Bangunan Pengelolaan Limbah
o) Bangunan Peralatan dan Pelayanan Apron
2) Zona Fasilitas Pelayanan Masyarakat (Publik)
a) Terminal penumpang
b) Terminal VIP
c) Parkir Kendaraan Umum, Taxi dan Bis
d) Kantin / Restoran
e) Jalan jalan masuk dan jalan lingkungan
3) Zona Fasilitas Penunjang
a) Hanggar
b) Bangunan Terminal Kargo
c) Bangunan DPPU
d) Bangunan
e) Jalan lingkungan dan jalan akses
f) Bangunan peribadatan
g) Perumahan karyawan operasional
c. Fasilitas Komunikasi dan Navigasi Penerbangan
1) Approach light
2) Glide Path
3) VOR/DME
4) PAPI

5) Radar
6) Localizer

1-27
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

Jenis fasilitas dan tata letak akan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan
memperhatikan perkembangan teknologi serta ATC Master Plan dan
program ATM/CNS.
d. Fasilitas Utilitas
1) Sistem catu daya dan distribusi listrik,
2) Sistem telepon
3) Sistem penerangan
4) Air bersih
5) Sewage treatment
6) Fuel supply
e. Zona Fasilitas Komersial:
1) Tempat rekreasi terbuka
2) Perkantoran dan perdagangan
3) Pergudangan
4) dan lain-lain.
f. Zona Fasilitas Perumahan
1) Bangunan Perumahan operasional
2) Bangunan Fasilitas Olahraga
3) Bangunan Fasilitas Peribadatan
4) Bangunan Fasilitas Umum.

(13) Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Tentang Rencana Induk


Bandara Sultan Babullah – Ternate
Dalam tahap ini, Konsultan harus menyusun Rancangan Peraturan Menteri tentang
Rencana Induk Bandara Sultan Babullah – Ternate.

1.4.3 Keluaran (Output) Yang Diharapkan


Keluaran (output) yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:
a. Hasil evaluasi dan analisis kapasitas fasilitas Bandara Sultan Babullah –
Ternate yang, meliputi aspek teknis, operasional, permintaan jasa angkutan

1-28
Pekerjaan Pembuatan Master Plan Bandara Sultan Babullah - Ternate
LAPORAN
AKHIR

udara, lingkungan serta aspek ekonomi dan finansial pengembangan bandar


udara.
b. Dokumen Masterplan pengembangan Bandara Sultan Babullah – Ternate.
c. Rancangan Peraturan Menteri tentang Masterplan Bandara Babullah – Ternate.

1-29

Anda mungkin juga menyukai