Ekspor:
a) Pelabuhan Tembilahan
b) Pelabuhan Kuala Enok
c) Pelabuhan Kuala Gaung
Antar Area:
a) Bandara Udara Tempuling
b) Bandara Udara Japura
c) Pelabuhan Tembilahan
d) Pelabuhan Kuala Enok
e) Pelabuhan Kuala Gaung
f) Pelabuhan Pulau Kijang
Sebelum tahun 1907 Kuala Enok belum menjadi tempat pemukiman atau tempat tinggal.
Jauh sebelum Kuala Enok hanya merupakan tempat persinggahan suku Nelayan (laut) yang
menurut kebiasaannya mereka hidup dan beranak pinak disampan kemudian singgah sambil
menunggu air pasang surut. Sebagai tradisi bangsa Indonesia sejak ribuan tahun yang silam,
ditambah dengan sifat yang suka merantau mencari suatu tempat yang baru maupun pekerjaan
serta lahan baru dan subur, lama kelamaan akhirnya ditemukanlah suatu tempat pemukiman yang
layak bagi perantau-perantau asal Johor (Malaka) yang menyusuri pantai Timur Sumatera dan
akhirnya menemukan anak Muara yang masuk ke Sungai Indragiri atau Sapat Dalam. Berita
penemuan lahan pertanian di Sungai Indragiri (Sapat Dalam) tersiar luas sampai ke Johor
(Malaka), maka berdatanglah perantau-perantau Bugis lainnya untuk membuka perkebunan
sebagai lahan Pertanian pada tahun 1907. Sedangkan asal usul nama “Kuala Enok” menurut
keterangan dari bebrapa orang menyatakan bahwa jauh sebelumnya daerah atau nama ini sudah
ada di hulu sungai (Sungai Enok) yang telah mempunyai pemerintahan setingkat kecamatan, nama
tersebut “Enok” sedangkan Kuala Enok berada di Muara Sungai. Lalu dinamakanlah “Kuala
Enok” sampai sekarang (http://p2k.unkris.ac.id/en3/2-3065-2962/Kuala-Enok-Tanah-Merah-
Indra_200492_undaris_p2k-unkris.html , 2014).
Kuala Enok sebagai ibu Kota Kecamatan Tanah Merah. Hal ini tidak terlepas dari
pesatnya perkembangan Desa Kuala Enok pada saat itu yang tumbuh menjadi daerah industri
dengan berdirinya beberapa pabrik yang mengelola dan mengolah hasil kelapa rakyat dengan
berbagai produk turunannya. Karena mayoritas penduduk merupakan petani perkebunan kelapa
20 rakyat sebagai mata pencaharian, sehingga dari hasil kebun kelapa rakyat yang mempengaruhi
perekonomian masyarakat.
Letak kelurahan Kuala Enok yang berada dipesisir Timur Pulau Sumatera merupakan
Daerah Perairan yang bermuara ke Selat Berhala yang merupakan akses laut menuju ke Pelabuhan
Laut Nusantara dan Mancanegara. Letak yang cukup starategis merupakan keunggulan daerah
yang telah dirancang dan dipersiapkan akan menajdi gerbang Selatan Propinsi Riau dengan
kawasan andalan pelabuhan Samudera Kuala Enok sebagai pelabuhan eksport bagi hasil industri
pertanian / perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir dan juga sebagian daerah Propinsi Riau dan
Propinsi Jambi. Selain itu dipersiapkan dan dirancang untuk dijadikan Kawasan Idustri Kuala
Enok (KIKE) sebagai kawasan Argo Industri yang akan mengola hasil pertanian dan perkebunan
serta mempersiapkan Program Klaster Pertanian.
Pelabuhan Kuala Enok atau Pelabuhan samudera Kuala Enok di Kecamatan Tanah
Merah, Indragiri Hilir memiliki banyak keunggulan dibandingkan beberapa pelabuhan di Riau.
Pelabuhan ini merupakan satu-satunya yang ada di wilayah Riau Pesisir bagian Selatan yang
potensial untuk pintu masuk wisatawan manca negara. Seperti yang diketahui, Pelabuhan
Samudera Kuala Enok yang berlokasi di muara Sungai Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir,
Provinsi Riau sangat strategis karena berada di muara Sungai Indragiri dan menghadap Selat
Malaka dan akan dapat menjadi pintu gerbang ekonomi Sumatera bagian selatan guna
memperlancar perekonomian dan arus barang di Pulau Sumatera terkhusus di Provinsi Riau
(https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-enok.html , 2022).
Gambar 4. Pelabuhan Pelindo Kuala Enok
(Sumber Gambar: https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-enok.html )
Kuala Gaung merupakan salah satu desa yang telah tersedia di disktrik Gaung Anak
Serka, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau, Indonesia. Kuala Gaung merupakan salah satu
desa yang telah tersedia di disktrik Gaung Anak Serka, Kabupaten Indragiri Hilir,
provinsi Riau, Indonesia. Pelabuhan Kuala Gaung termasuk ke dalam wilayah Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Kuala Gaung. UPP Kuala Gaung memiliki beberapa
tugas, yaitu membuat surat persetujuan berlayar, kelancaran keluar masuk kapal, dan bongkar muat
barang di pelabuhan tersebut. Pelabuhan ini menjalankan fungsi ekspor dan antar area saja.
Pelabuhan ini berlokasi di Kuala Gaung, Gaung Anak Serka, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau,
sedangkan Kuala Gaung itu sendiri merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Gaung Anak
Serka, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau, Indonesia
(https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-gaung.html, 2022.
Gambar 5. Pelabuhan Kuala Gaung
(Sumber Gambar: https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-gaung.html)
Pulau Kijang adalah ibu kota Kecamatan Reteh, salah satu dari beberapa Kecamatan
yang ada di daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Pulau Kijang, Kecamatan Reteh berbatasan dengan
daerah Kecamatan Tanah Merah (Kuala Enok) di sebelah Utara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat
di sebelah Timur dan Selatan dan Kecamatan Keritang (Kota Baru) di sebelah Barat. Berada disisi
aliran Sungai Gansal dengan penduduk yang multi entis dengan mata pencaharian yang beraneka
ragam. Untuk berkunjung ke Pulau Kijang - Reteh dapat ditempuh melalui jalan laut/sungai dan
darat. Speedboat adalah alat transportasi umum yang digunakan masyarakat setempat dari dan ke
Pulau Kijang (http://repository.uin-suska.ac.id/6559/4/BAB%20II.pdf, 2014)
Nama Kecamatan Reteh berasal dari nama sebuah sungai. Sungai tersebut bermuara 2
(dua) dan kedua-duanya muara tersebut di sungai Gangsal. Muara Sungai Reteh yang pertama
posisinya terletak di perbatasan, Desa Sanglar dengan Desa Pulau Kecil yang sekarang dikenal
dengan sebutan Parit 20 atau Reteh Lama. Muara ke 2 (dua) terletak di perbatasan Kota Baru Reteh
dengan Kota Baru Seberida. Wilayah Kecamatan Reteh adalah bagian dari wilayah Kerajaan
Keritang. (cikal bakal Kesultanan Indragiri).
Kelurahan Pulau Kijang berdiri pada tahun 1981 tepatnya 1 Juli 1981. Jarak tempuh
transportasi darat dari Kelurahan Pulau Kijang ke Ibukota kabupaten 90 Kilometer, sedangkan ke
ibu kota Propinsi 360 Kilometer. jarak tempuh Kelurahan Pulau Kijang Ke Provinsi 450
Kilometer, sedangkan luas wilayah Kelurahan Pulau Kijang 11.050 Kilometer. Sejak zaman
dahulu wilayah pulau kijang memanfaatkan mata pencaharian sebagian besar adalah petani dan
nelayan dan pelabuhan lokal pulau kijang sudah digunakan masyarakat sejak dahulu (Safitri, FI,
2020).
Azis Faisal, SP
NIP. 197507272002121002