Anda di halaman 1dari 11

1.

Dokumen penetapan pelabuhan/bandara/kantor pos dari instansi lain selaku pengelola


pelabuhan, bandara/kantor pos (KSOP, AP2, Pemda, Perusahaan, Pelindo, BUMD,
DLL)
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 94/permentan/ot.140/12/2011
Tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.
Berdasarkan lampiran untuk lingkup UPT BKP Kelas I Pekanbaru Wilker Tembilahan untuk:
Impor:
a) Pelabuhan Tembilahan
b) Pelabuhan Kuala Enok

Ekspor:
a) Pelabuhan Tembilahan
b) Pelabuhan Kuala Enok
c) Pelabuhan Kuala Gaung

Antar Area:
a) Bandara Udara Tempuling
b) Bandara Udara Japura
c) Pelabuhan Tembilahan
d) Pelabuhan Kuala Enok
e) Pelabuhan Kuala Gaung
f) Pelabuhan Pulau Kijang

2. Kronologis/sejarah pembentukan pelabuhan/bandara/kantor pos tersebut dari instansi


lain/internet/dokumen lainnya

A. Sejarah dan Profil Singkat Bandara Udara Japura


Di daerah Riau daratan mengalir banyak sungai yang relatif besar yang bersumber dari
Bukit Barisan. Ini terbukti dari kenyataan dapat dilalui sungai-sungai tersebut oleh kapal-kapal
yang bertenaga besar sampai jauh ke hulu. Sungai-sungai besar tersebut antara lain: Sungai Rokan,
sungai Siak, sungai Kampar, sungai Indragiri dan sungai Gangsal. Dengan luas wilayah Riau yang
banyak dialiri sungai-sungai besar. Maka prasarana transportasi pada masa itu adalah pelabuhan.
Pelabuhan di Riau terdapat dibeberapa tempat, antara lain: Pekanbaru, Tanjung Pinang, Dumai,
Rengat Bengkalis, Siak, Tembilan dan Selat Panjang.
Adapun kekurangan dari transportasi air yaitu tidak cocok untuk barang barang yang
mudah rusak, tidak cocok untuk jarak dekat, kanal perlu biaya mahal untuk pembangunan nya dan
rute nya tidak fleksibel. Selain itu ada juga kelebihan dari transportasi air yaitu biaya perjalanan
murah, jaringan alamiah, dapat menggunakan jalur kemana saja, servis yang fleksibel, kanal
memacu atau mendorong tumbuh nya industri dan polusi rendah. Untuk memudahkan kegiatan
dalam berbagai sektor perlu adanya bandara pada masa lalu yaitu untuk menunjang kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan atau untuk kepentingan perusahaan yang beroperasi
di provinsi Riau. Pada masa lalu bandara dijadikan sebagai transportasi udara untuk kepentingan
perusahaan besar di Riau. Tidak hanya untuk kepentingan perusahaan , akan tetapi bandara juga
melayani militer karena menjadi home base TNI AU. Dan pada saat ini bandara tidak hanya untuk
kepentingan perusahaan besar, melainkan untuk melakukan perjalanan dan memudahkan
masyarakat untuk sampai ketujuan dengan waktu yang singkat.
Bandara digunakan oleh masyarakat yang ingin menggunakan jasa transportasi udara
untuk pergi ke berbagai daerah tujuan maupun sebaliknya. Bandara Japura terletak di Desa Sido
Mulyo, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Lokasi bandar udara berjarak
27 km dari Kota Rengat, berada pada koordinat 00°.21’S dan 102°.20’E, Klasifikasi ICAO adalah
code number 3 & code letter C. Secara historis perkembangan Bandara Japura mengalami
perkembangan dan perubahan dari masa-kemasa. Perkembangan dan perubahan tersebut bersifat
komprehensif disemua kehidupan. Bandara Japura sebelumnya dikelola oleh perusahaan minyak
PT. Standard Vacuum Petroleum, Mij (PT.Stanvac).
Pada saat itu Bandara Japura beroperasi untuk eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi
yang menggunakan pesawat type Dacota (DC - 3). Pada tanggal 1 September 1954 Bandara Japura
diserahkan dengan resmi dari pihak Standard Vacuum Petroleum mij oleh Gerard L. McCoy,
Wakil Umum Perusahaan Stanvac di Indonesia kepada J.M. Menteri Perhubungan Prof. Ir.
Roosseno. Bandara Japura ini lebih kurang 20 tahun tidak aktif melayani rute penerbangan dan
tepatnya Kamis tanggal 17 Maret 2011, Bandara Japura kembali aktif melayani penerbangan.
Sampai saat ini bandara Japura di kelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara. Bandara Japura menjadi tempat latihan penerbangan atau Satelite Base Flight
Training, bagi taruna Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug. Pada 5 Maret 2015
Bandara Japura ini, merupakan bandara ketiga yang dijadikan sebagai lokasi latihan penerbangan,
dengan menyiapkan sebanyak 5 pesawat latihan. Sekolah penerbangan di Japura merupakan
program Kemenhub yang disiapkan di daerah. Bandara Japura dioperasikan kembali dengan
penerbangan komersial. Adapun pesawat yang akan digunakan yaitu, jenis ATR 500-600 dari
maskapai Wings Air.
Bandara Japura akan segera melayani penerbangan, rute penerbangan Rengat menuju
Batam dan Rengat menuju Padang. Sebelumnya rencana pengoperasian bandara dengan Rute
Rengat-Jambi dan Rengat-Pekanbaru gagal dilaksanakan, namun pihak bandara tetap berusaha
untuk mengaktifkan kembali salah satu bandara tertua di Riau tersebut. Sehingga masyarakat dapat
memanfatkan untuk berbagai kepentingan selain mendorong peningkatan kunjungan ke daerah ini
(Sembiring, N, 2018).
Gambar 1. Bandara Udara Japura
(Sumber Gambar : GoRiau - Japura, Salah Satu Bandara Tertua di Riau yang Kini Tinggal
Nama)

B. Sejarah dan Profil Singkat Bandara Udara Tempuling


Bandar Udara Tempuling adalah bandar udara yang terletak di Desa Sungai Salak,
Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Bandar udara ini mulai dibangun sejak
tahun 2006 dan selesai dibangun pada tahun 2008. Bandara ini terletak 24 km dari Tembilahan
dan memiliki panjang landasan 1800 x 30 m. Bandar udara ini hanya beroperasi pada pukul 01.00
- 09.00 UTC (p2k.stekom.ac.id, 2022).
Tujuan awal didirikannya Bandar Udara Tempuling yang berlokasi di Desa Sungai
Salak Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir yaitu sebagai lapangan terbang yang
digunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan / atau
bongkar muat kargo dan / atau pos, serta dilengkapai dengan fasilitas keselamatan penerbangan
dan sebagai tempat pemindahan antar moda transportasi dengan status bandar udara umum
regional, sehingga dengan dibangunnya Bandar Udara Tempuling, kedepan nantinya dapat
digunakan oleh masyarakat yang ingin menggunakan jasa transportasi udara untuk pergi ke
berbagai daerah tujuan maupun sebaliknya. Hal itu sejalan dengan pertimbangan yang tertuang
dalam undang - undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan bahwa
penerbangan merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik
mampu bergerak dalam waktu cepat, menggunakan teknologi tinggi, padat modal, manajemen
yang andal, serta memerlukan jaminan keselamatan dan keamanan yang optimal, perlu
dikembangkan potensi dan peranannya yang efektif dan efisien, serta membantu terciptanya pola
distribusi nasional yang mantap dan dinamis (Ryanda A, 2021).
Disektor perkebunan, beberapa komoditi unggulan adalah kelapa lokal, kelapa hibrida,
kelapa sawit dan sagu. Potensi tersebut tidak tergarap maksimal karena investor yang seharusnya
berperan dalam pengelolaannya terkendala jarak tempuh Kabupaten Indragiri Hilir yang cukup
jauh dari ibu Kota Provinsi Riau yakni sejauh 290 Km. Tidak hanya dikalangan investor saja, jarak
antara Kabupaten Indragiri Hilir dengan ibu kota Provinsi Riau sejauh 290 KM juga menjadi
masalah tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir, karena jarak yang jauh tersebut
apabila ditempuh dengan transportasi darat akan memakan waktu ± 7 jam, bahkan dengan kondisi
jalan saat ini yang banyak terdapat kerusakan dan masih terdapat perbaikan dibeberapa titik,
menyebabkan jarak tempuh yang tadinya ± 7 jam bisa memakan waktu 8 hingga 9 jam. Tentunya
jarak tempuh yang panjang tersebut sangat tidak efisien khususnya bagi masyarakat yang
membutuhkan kecepatan dalam berurusan baik untuk bisnis, dinas maupun untuk kepentingan
pribadi, demikian juga dengan halnya jarak tempu Tembilahan-Batam yang memakan waktu ± 4
jam untuk satu kali keberangkatan jika menggunakan transfortasi laut, serta jarak tempuh
Tembilahan / Tanjung Balai Karimun yang juga memakan waktu ± 4 jam perjalanan.
Perjalanan yang sebelumnya memakan waktu lama dapat dipangkas hanya dengan
sekitar 45 menit ke ibukota provinsi Riau. Secara umum fasilitas Bandar Udara Tempuling sudah
memenuhi kriteria dan persyaratan Bandar Udara untuk landing dan take off pesawat jenis BAE -
146 dan Fokker ± 50. Tidak hanya fasilitas untuk pengoperasian pesawat terbang saja, namun
Bandar Udara Tempuling juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya (Asfaringga R,
2016).
Gambar 2. Bandara Udara Tempuling
(Sumber Gambar: Pemkab Diminta Inventarisir Aset Bandara Tempuling Inhil
(halloriau.com))

C. Sejarah dan Profil Singkat Pelabuhan Tembilahan


Kecamatan Tembilahan adalah salah satu dari 20 kecamatan yang ada dalam Kabupaten
Indragiri Hilir dengan luas wilayah 197,37 km2 atau 19,737 Ha. Kecamatan Tembilahan
merupakan pusat dan jantung kota Kabupaten Indragiri Hilir yang berbatasan dengan: 1. Sebelah
Utara dengan kecamatan Batang Tuaka 2. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Enok 3. Sebelah
Barat dengan Kecamatan Tembilahan Hulu 4. Sebelah Timu dengan Kecamtan Batang Tuaka
Tinggi pusat pemerintahan wilayah Kecamatan Tembilahan dari permukaan laut adalah 1 s/d 4
meter. Ditepi-tepi sungai dan muara parit-parit banyak terdapat tumbuh-tumbuhan sepert pohon
nipah. Keadaan tanahnya sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan endapan sungai serta rawa-
rawa. Keadaan tanahnya yang sebagian besar terdiri dari tanah gambut maka daerah ini
digolongkan sebagai daerah beriklim tropis basah dengan udara agak lembab(Baharuddin M ,
2020).
Pelabuhan Tembilahan berada di Kabupaten Indragiri Hilir, Kepulauan Riau. Pelabuhan
ini dilengkapi dengan dermaga umum, dermaga penumpang, dan terminal penumpang
berkapasitas 300 orang. Pelabuhan Tembilahan juga merupakan salah satu Cabang
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang melaksanakan pelayanan jasa kepelabuhanan dan
bongkar muat komoditi (domestik dan internasional) berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT
Pelindo I (Persero) No. PR 02/3/21/PI-14-TU tentang Organisasi dan Tata Kerja PT Pelindo I
(Persero) Cabang Pelabuhan Tembilahan. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Pelabuhan
Tembilahan terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.76 Kecamatan Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau. Pelabuhan Cabang Tembilahan membawahi 2 Kawasan Pelabuhan
yang berada diwilayah kerja Pelabuhan cabang Tembilahan anataralain: Kawasan Pelabuhan
Kuala Enok, dan Kawasan Kuala Cenaku (Rengat) (https://www.pelindo.co.id/port/pelabuhan-
tembilahan, 2022).

Gambar 3. Pelabuhan Pelindo Tembilahan


(Sumber Gambar: https://www.indragiripos.com/2020/03/belum-ada-kebijakan-menutup-
pelabuhan.html)

D. Sejarah dan Profil Singkat Pelabuhan Kuala Enok

Sebelum tahun 1907 Kuala Enok belum menjadi tempat pemukiman atau tempat tinggal.
Jauh sebelum Kuala Enok hanya merupakan tempat persinggahan suku Nelayan (laut) yang
menurut kebiasaannya mereka hidup dan beranak pinak disampan kemudian singgah sambil
menunggu air pasang surut. Sebagai tradisi bangsa Indonesia sejak ribuan tahun yang silam,
ditambah dengan sifat yang suka merantau mencari suatu tempat yang baru maupun pekerjaan
serta lahan baru dan subur, lama kelamaan akhirnya ditemukanlah suatu tempat pemukiman yang
layak bagi perantau-perantau asal Johor (Malaka) yang menyusuri pantai Timur Sumatera dan
akhirnya menemukan anak Muara yang masuk ke Sungai Indragiri atau Sapat Dalam. Berita
penemuan lahan pertanian di Sungai Indragiri (Sapat Dalam) tersiar luas sampai ke Johor
(Malaka), maka berdatanglah perantau-perantau Bugis lainnya untuk membuka perkebunan
sebagai lahan Pertanian pada tahun 1907. Sedangkan asal usul nama “Kuala Enok” menurut
keterangan dari bebrapa orang menyatakan bahwa jauh sebelumnya daerah atau nama ini sudah
ada di hulu sungai (Sungai Enok) yang telah mempunyai pemerintahan setingkat kecamatan, nama
tersebut “Enok” sedangkan Kuala Enok berada di Muara Sungai. Lalu dinamakanlah “Kuala
Enok” sampai sekarang (http://p2k.unkris.ac.id/en3/2-3065-2962/Kuala-Enok-Tanah-Merah-
Indra_200492_undaris_p2k-unkris.html , 2014).
Kuala Enok sebagai ibu Kota Kecamatan Tanah Merah. Hal ini tidak terlepas dari
pesatnya perkembangan Desa Kuala Enok pada saat itu yang tumbuh menjadi daerah industri
dengan berdirinya beberapa pabrik yang mengelola dan mengolah hasil kelapa rakyat dengan
berbagai produk turunannya. Karena mayoritas penduduk merupakan petani perkebunan kelapa
20 rakyat sebagai mata pencaharian, sehingga dari hasil kebun kelapa rakyat yang mempengaruhi
perekonomian masyarakat.
Letak kelurahan Kuala Enok yang berada dipesisir Timur Pulau Sumatera merupakan
Daerah Perairan yang bermuara ke Selat Berhala yang merupakan akses laut menuju ke Pelabuhan
Laut Nusantara dan Mancanegara. Letak yang cukup starategis merupakan keunggulan daerah
yang telah dirancang dan dipersiapkan akan menajdi gerbang Selatan Propinsi Riau dengan
kawasan andalan pelabuhan Samudera Kuala Enok sebagai pelabuhan eksport bagi hasil industri
pertanian / perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir dan juga sebagian daerah Propinsi Riau dan
Propinsi Jambi. Selain itu dipersiapkan dan dirancang untuk dijadikan Kawasan Idustri Kuala
Enok (KIKE) sebagai kawasan Argo Industri yang akan mengola hasil pertanian dan perkebunan
serta mempersiapkan Program Klaster Pertanian.
Pelabuhan Kuala Enok atau Pelabuhan samudera Kuala Enok di Kecamatan Tanah
Merah, Indragiri Hilir memiliki banyak keunggulan dibandingkan beberapa pelabuhan di Riau.
Pelabuhan ini merupakan satu-satunya yang ada di wilayah Riau Pesisir bagian Selatan yang
potensial untuk pintu masuk wisatawan manca negara. Seperti yang diketahui, Pelabuhan
Samudera Kuala Enok yang berlokasi di muara Sungai Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir,
Provinsi Riau sangat strategis karena berada di muara Sungai Indragiri dan menghadap Selat
Malaka dan akan dapat menjadi pintu gerbang ekonomi Sumatera bagian selatan guna
memperlancar perekonomian dan arus barang di Pulau Sumatera terkhusus di Provinsi Riau
(https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-enok.html , 2022).
Gambar 4. Pelabuhan Pelindo Kuala Enok
(Sumber Gambar: https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-enok.html )

E. Sejarah dan Profil Singkat Pelabuhan Kuala Gaung

Kuala Gaung merupakan salah satu desa yang telah tersedia di disktrik Gaung Anak
Serka, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau, Indonesia. Kuala Gaung merupakan salah satu
desa yang telah tersedia di disktrik Gaung Anak Serka, Kabupaten Indragiri Hilir,
provinsi Riau, Indonesia. Pelabuhan Kuala Gaung termasuk ke dalam wilayah Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Kuala Gaung. UPP Kuala Gaung memiliki beberapa
tugas, yaitu membuat surat persetujuan berlayar, kelancaran keluar masuk kapal, dan bongkar muat
barang di pelabuhan tersebut. Pelabuhan ini menjalankan fungsi ekspor dan antar area saja.
Pelabuhan ini berlokasi di Kuala Gaung, Gaung Anak Serka, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau,
sedangkan Kuala Gaung itu sendiri merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Gaung Anak
Serka, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau, Indonesia
(https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-gaung.html, 2022.
Gambar 5. Pelabuhan Kuala Gaung
(Sumber Gambar: https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-gaung.html)

F. Sejarah dan Profil Singkat Pelabuhan Pulau Kijang

Pulau Kijang adalah ibu kota Kecamatan Reteh, salah satu dari beberapa Kecamatan
yang ada di daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Pulau Kijang, Kecamatan Reteh berbatasan dengan
daerah Kecamatan Tanah Merah (Kuala Enok) di sebelah Utara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat
di sebelah Timur dan Selatan dan Kecamatan Keritang (Kota Baru) di sebelah Barat. Berada disisi
aliran Sungai Gansal dengan penduduk yang multi entis dengan mata pencaharian yang beraneka
ragam. Untuk berkunjung ke Pulau Kijang - Reteh dapat ditempuh melalui jalan laut/sungai dan
darat. Speedboat adalah alat transportasi umum yang digunakan masyarakat setempat dari dan ke
Pulau Kijang (http://repository.uin-suska.ac.id/6559/4/BAB%20II.pdf, 2014)
Nama Kecamatan Reteh berasal dari nama sebuah sungai. Sungai tersebut bermuara 2
(dua) dan kedua-duanya muara tersebut di sungai Gangsal. Muara Sungai Reteh yang pertama
posisinya terletak di perbatasan, Desa Sanglar dengan Desa Pulau Kecil yang sekarang dikenal
dengan sebutan Parit 20 atau Reteh Lama. Muara ke 2 (dua) terletak di perbatasan Kota Baru Reteh
dengan Kota Baru Seberida. Wilayah Kecamatan Reteh adalah bagian dari wilayah Kerajaan
Keritang. (cikal bakal Kesultanan Indragiri).
Kelurahan Pulau Kijang berdiri pada tahun 1981 tepatnya 1 Juli 1981. Jarak tempuh
transportasi darat dari Kelurahan Pulau Kijang ke Ibukota kabupaten 90 Kilometer, sedangkan ke
ibu kota Propinsi 360 Kilometer. jarak tempuh Kelurahan Pulau Kijang Ke Provinsi 450
Kilometer, sedangkan luas wilayah Kelurahan Pulau Kijang 11.050 Kilometer. Sejak zaman
dahulu wilayah pulau kijang memanfaatkan mata pencaharian sebagian besar adalah petani dan
nelayan dan pelabuhan lokal pulau kijang sudah digunakan masyarakat sejak dahulu (Safitri, FI,
2020).

Gambar 6. Pelabuhan Pulau Kijang


(Sumber Gambar: https://www.indragirione.com/2022/05/arus-balik-di-pelabuhan-lkmd-pulau-
kijang-alami-peningkatan-pertama-kali-sejak-dilanda-pandemi)
Daftar Pustaka
Asfaringga, R. 2016. Pengelolaan Bandar Udara Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
2011-2014. JOM FISIP. 3(1): 1-14.
Baharuddin, M. 2020. Kualitas Pelayanan Pelabuhan Lasdap Kota Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau-Pekanbaru.
https://www.pelindo.co.id/port/pelabuhan-tembilahan. Diakses pada 16 Juni 2022.
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Bandar_Udara_Tempuling , Diakses pada 16 Juni 2022.
http://p2k.unkris.ac.id/en3/2-3065-2962/Kuala-Enok-Tanah-Merah-Indra_200492_undaris_p2k-
unkris.html , Diakses pada 16 Juni 2022.
http://repository.uin-suska.ac.id/6559/4/BAB%20II.pdf , Diakses pada 16 Juni 2022.
https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-enok.html , Diakses pada 16 Juni 2022.
https://shipsapp.co.id/Pelabuhan/kuala-gaung.html , Diakses pada 16 Juni 2022.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 94/permentan/ot.140/12/2011 Tentang
Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.
Ryanda, A. 2011. Standarisasi Bandar Udara Di Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi
Riau Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 34 Tahun 2006 Tentang
Penetapan Lokasi Bandar Udara. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau-Pekanbaru.
Safitri, FI. 2020. Perubaham Sistem Mata Pencaharaian Masyarakat Suku Melayu Di Kelurahan
Pulau Kijang Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Skripsi. UIN Sulthan
Thaha Saifuddin .Jambi.
Sembiring, N, Isjoni, dan Tugiman. 2018. Sejarah Perkembangan Bandara Japura Kecamatan
Lirik Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau 1954-2018. JOM FKIP. 6(1): 1-12.

Tembilahan, 16 Juni 2022


Penanggung Jawab Wilker

Azis Faisal, SP
NIP. 197507272002121002

Anda mungkin juga menyukai