Dokumentasi:
Hasil Rapat:
1. Jetty
2. Piperack
- KITB akan membangun piperack dengan investor / potential tenants.
- Worst case: AAL melakukan investment total baik untuk jetty maupun piperack.
3. Lahan
4. Infrastruktur
Dredging = tanah dari selat akan dipompa ke tapak. Untuk proses ini tidak ada biaya
transport (untuk tanah), hanya investasi pompa saja.
- Kualitas pasirnya bagus karena arusnya menuju Pulau Rupat sehingga sedimentasi
nyaris 0. Sudah ada izin untuk menambang pasir laut.
- ORI juga akan melakukan dredging (rate belum diberikan oleh pihak SPS).
- ZES big slab dari Cilegon (limbah baja) jadi sudah seperti grandon, pakai
tongkang dengan harga yg sama.
5. Fasilitas:
a. Gas
- Kebutuhan gas AAL 80.000 m3/bulan (tergolong kecil) sedangkan ESSA akan
butuh 8 MFCFD, sehingga langkah selanjutnya adalah KITB akan mempersuasi
ESSA untuk secepatnya berkoordinasi dan bernegosiasi dengan Pertagas guna
mendapatkan kepastian timeline.
Apabila antar ESSA dan Pertagas sudah klik, Pertagas akan menggandeng BSP
Zapin untuk pembangunan pipa dari KotoGasib sampai Pusako sepanjang 67 km
(membutuhkan waktu selama 6 bulan -> dari pengurusan dokumen, AMDAL,
sampai bangunan fisiknya ada).
- Untuk AAL: Ada opsi untuk pembelian penyaluran gas dengan jalur darat
(menggunakan silo tank) – perlu komunikasi dengan Pertagas terkait mekanisme
dan biayanya.
b. Listrik
- AAL akan mengajukan permohonan ke PLN. Sampai ke lokasi KITB,
tegangannya masih tinggi di 16.5 kV. AAL akan menggunakan step down ke
tegangan 380 V.
- Tidak perlu membangun gardu induk kalau kebutuhan di bawah 10 mega. Kalau
mau meletakan Gardu Induk di Kawasan min. 30 mega (cth. Wilmar 60 mega).
- PLN sudah tidak ada masalah lagi terkait jaringan, kalau kebutuhan AAL 3-4
masih cukup. Kalau kebutuhan 10 – 15 mega masih ok.
- Yg diperlukan dari PLN adalah biaya dan timeline kalau sudah tidak ada lagi
pengadaan kelas premium.
c. Air
- Untuk sumber air tidak jadi diambil dari sungai rawa karena kapasitasnya terlalu
kecil (5L/detik) dan pasokan air dari danau zamrud tidak stabil.
- Sehingga KITB akan bangun SWRO dengan tahap pertama di bulan Juni 2023,
dengan kapasitas 3000 m3/hari (125 m3/jam).
- Biaya per m3 akan dihitung KITB
- Kebutuhan air RO AAL adalah 70 m3/jam. Kebutuhan air EDN dan SARDI
adalah 300 m3/hari.
Kebutuhan data
Deadline: 16 Maret 2023
1. Jetty:
- Pentarifan (dari SS)
a. Tarif sewa jetty (transfer produk/kg)
b. Tarif sandar kapal
c. Tarif port
d. Tarif unloading
- Ukuran jetty (dari Pak Busron) untuk diajukan ke SAMIN terkait kesediaan
pembangunannya
- Kejelasan pola kerja sama (KPBU, konsesi) beserta draft agreement
2. Piperack: Kesediaan tenant lain untuk ikut membangun/menjadi investor (dari KITB)
3. Lahan:
- Draft ulang untuk area yg diinginkan AAL disertai dengan outline untuk jalan yg
jelas dan disertakan nama calon tenant lainnya (dari KITB)
- Proses TP2R
4. Infrastruktur:
- Rate dredging (dari SPS)
5. Fasilitas
a. Gas
- Timeline pembangunan pipa gas ESSA dengan Pertagas (dari KITB)
- Biaya penyaluran gas via darat (dari Pertagas)
b. PLN
- Biaya & timeline untuk kelas non-premium
c. Air
- Biaya & timeline untuk pembangunan SWRO
6. Others
- Dokumen NJOP lahan SS dan KITB untuk basis perhitungan Pemasukan Daerah
ketika transaksi lahan selain BPHTB