Anda di halaman 1dari 4

PT ASTRA AGRO LESTARI TBK

Perihal : Diskusi Lanjutan terkait Jetty, Infrastruktur dan Fasilitas


Lokasi : Otter’s Koffie Resto & Lounge
Tanggal : Kamis, 9 Maret 2023
Waktu : 09.00 – 13.30

Daftar Hadir : PT Astra Agro Lestari Tbk


1. Darwin Hasibuan (SVP Refinery & Product Development)
2. Hadi Setyo Pramono (Manager Sea Based Distribution)
3. Samrisjen S. Manik (Manager Refinery)
4. Andreas Budi Prasetiya (Manager Business Development)
5. M Busron Hanafi (Unit Manager Building & Facilities Services)
6. Sianny Priskila Setiadi (Product Development Analyst)
7. Kirana Dipta Rakhmasari (Operational Analyst)

PT Kawasan Industri Tanjung Buton


1. Mohammad Soeharto (Direktur PT KITB)
2. Kurniawan Yusril (Manajer Teknik KITB)

PT Sarana Pembangunan Umum


1. Bob Novitriansyah (Direktur PT SPS)
2. Arif (Staff PT SPS)

PT. Samudera Siak


1. Juprizal (Direktur PT SS)

Dokumentasi:
Hasil Rapat:

1. Jetty

- Beberapa opsi awal untuk jetty:


Opsi 1 = Dekat dengan pelabuhan existing. PT Bosowa tidak ada rencana buat
jetty di lokasi ini.
Opsi 2 = Status hukum ORI belum positif. Opsi ini tidak dipilih karena akan
double investment -> piperack & jalan akan AAL bangun sendiri, tidak
ditanggung KITB.
Opsi 3 = Sudah ada perusahaan sejenis karena dekat dengan area migas. Team
kajian AAL sepakat di opsi 3.
*Opsi 1-3 harus mengajukan usulan untuk pembuatan RIP baru
- Jalur cokelat = KITB yg akan membangun jalan & piperack
- Investor untuk pelabuhan existing (yg 200 m, warna abu-abu) adalah Samudera
Indonesia (SAMIN)
- Potensi membangun jetty adalah:
Opsi 1 = AAL bangun sendiri, dengan kerja sama dengan SS lalu SS kerja sama
dengan KSOP
Opsi 2 = Melibatkan SAMIN
Kalau AAL yg membangun, sistemnya profit sharing.
Kalau SAMIN yg membangun, AAL yg menyewa & bayar tarif ke mereka.
- Pola kerja samanya adalah KPBU (Kerja sama antara Pemerintah dan Badan
Usaha). Kalau KPBU, tetap ada konsesi tapi yg akan mengkonsesikan dari pihak
SS. Kalau membangun, pola kerjasamanya adalah KPBU. Isi di dalam KPBU ada
konsesi. SAMIN akan menaikan kapasitas existing pelabuhan umum sekarang.
- Jetty bisa dibangun parallel dengan pengurusan RIP baru (karena RIP lama untuk
extension pelabuhan umum) -> waktu pengurusannya 3-4 bulan & tetap butuh
support dari bupati

2. Piperack
- KITB akan membangun piperack dengan investor / potential tenants.
- Worst case: AAL melakukan investment total baik untuk jetty maupun piperack.
3. Lahan

- Harga lahan basisnya rupiah / m / 30 tahun


- Melalui proses TP2R (Tim Pertimbangan Pemberian Rekomendasi)

4. Infrastruktur
Dredging = tanah dari selat akan dipompa ke tapak. Untuk proses ini tidak ada biaya
transport (untuk tanah), hanya investasi pompa saja.
- Kualitas pasirnya bagus karena arusnya menuju Pulau Rupat sehingga sedimentasi
nyaris 0. Sudah ada izin untuk menambang pasir laut.
- ORI juga akan melakukan dredging (rate belum diberikan oleh pihak SPS).
- ZES big slab dari Cilegon (limbah baja) jadi sudah seperti grandon, pakai
tongkang dengan harga yg sama.

5. Fasilitas:
a. Gas
- Kebutuhan gas AAL 80.000 m3/bulan (tergolong kecil) sedangkan ESSA akan
butuh 8 MFCFD, sehingga langkah selanjutnya adalah KITB akan mempersuasi
ESSA untuk secepatnya berkoordinasi dan bernegosiasi dengan Pertagas guna
mendapatkan kepastian timeline.
Apabila antar ESSA dan Pertagas sudah klik, Pertagas akan menggandeng BSP
Zapin untuk pembangunan pipa dari KotoGasib sampai Pusako sepanjang 67 km
(membutuhkan waktu selama 6 bulan -> dari pengurusan dokumen, AMDAL,
sampai bangunan fisiknya ada).
- Untuk AAL: Ada opsi untuk pembelian penyaluran gas dengan jalur darat
(menggunakan silo tank) – perlu komunikasi dengan Pertagas terkait mekanisme
dan biayanya.
b. Listrik
- AAL akan mengajukan permohonan ke PLN. Sampai ke lokasi KITB,
tegangannya masih tinggi di 16.5 kV. AAL akan menggunakan step down ke
tegangan 380 V.
- Tidak perlu membangun gardu induk kalau kebutuhan di bawah 10 mega. Kalau
mau meletakan Gardu Induk di Kawasan min. 30 mega (cth. Wilmar 60 mega).
- PLN sudah tidak ada masalah lagi terkait jaringan, kalau kebutuhan AAL 3-4
masih cukup. Kalau kebutuhan 10 – 15 mega masih ok.
- Yg diperlukan dari PLN adalah biaya dan timeline kalau sudah tidak ada lagi
pengadaan kelas premium.
c. Air
- Untuk sumber air tidak jadi diambil dari sungai rawa karena kapasitasnya terlalu
kecil (5L/detik) dan pasokan air dari danau zamrud tidak stabil.
- Sehingga KITB akan bangun SWRO dengan tahap pertama di bulan Juni 2023,
dengan kapasitas 3000 m3/hari (125 m3/jam).
- Biaya per m3 akan dihitung KITB
- Kebutuhan air RO AAL adalah 70 m3/jam. Kebutuhan air EDN dan SARDI
adalah 300 m3/hari.

Kebutuhan data
Deadline: 16 Maret 2023
1. Jetty:
- Pentarifan (dari SS)
a. Tarif sewa jetty (transfer produk/kg)
b. Tarif sandar kapal
c. Tarif port
d. Tarif unloading
- Ukuran jetty (dari Pak Busron) untuk diajukan ke SAMIN terkait kesediaan
pembangunannya
- Kejelasan pola kerja sama (KPBU, konsesi) beserta draft agreement
2. Piperack: Kesediaan tenant lain untuk ikut membangun/menjadi investor (dari KITB)
3. Lahan:
- Draft ulang untuk area yg diinginkan AAL disertai dengan outline untuk jalan yg
jelas dan disertakan nama calon tenant lainnya (dari KITB)
- Proses TP2R
4. Infrastruktur:
- Rate dredging (dari SPS)
5. Fasilitas
a. Gas
- Timeline pembangunan pipa gas ESSA dengan Pertagas (dari KITB)
- Biaya penyaluran gas via darat (dari Pertagas)
b. PLN
- Biaya & timeline untuk kelas non-premium
c. Air
- Biaya & timeline untuk pembangunan SWRO
6. Others
- Dokumen NJOP lahan SS dan KITB untuk basis perhitungan Pemasukan Daerah
ketika transaksi lahan selain BPHTB

Anda mungkin juga menyukai