2.1.
: 55 %
: 30 %
: 15 %
Dengan perjanjian semua asset yang dimiliki PT. Arun LNG adalah
merupakan milik Pertamina.
Kilang LNG Arun meliputi daerah seluas 271 ha, terletak di daerah Blang
LancangLhokseumawe dan berjarak 30 km dari ladang gas Arun di Lhoksukon.
Ladang gas alam ini terletak di daerah blok B, cadangan gas alam yang berada di
Arun tersebut terdapat di celah celah batu kapur pada kedalaman 2.882 m
dengan luas area 18,5 x 5 km2, dengan ketebalan kandungan 150 m, sedangkan
tekanannya sebesar 499 kg/cm2 dengan suhu 177 oC. Cadangan gas alam yang
terkandung di dalam reservoir ini diperkirakan sebanyak 18 trilliun ft3, gas alam
tersebut akan diproses atau dialirkan pada enam train pencairan gas alam, tetapi
dengan kondisi kandungan gas alam sekarang ini yang semakin menipis PT Arun
LNG hanya mengoprasikan empat train. Dengan luas area 92,5 km2, PT. Arun
LNG membagi empat bagian stasiun pengumpul dengan luas masing - masing
stasiun pengumpul lebih kurang 6 ha, dengan ditambah fasilitas pengontrol dan
bangunan lainnya yang disebut dengan Point A. Melalui dua buah train yang
dipasang pada stasiun pengumpul ( cluster ) yang dialirkan ke sentral pemipaan,
baru kemudian dialirkan ke proses pencairan gas alam pada point B ( LNG Plant ).
Setiap train pada setiap cluster terdiri dari :
-
Fin-fan Collers
Kompresor injeksi ulang ( satu buah pada Cluster 2 dan dua buah pada Cluster
3) dan kapasitas dari setiap cluster itu sendiri adalah 600 MMSCFD (maks
750 MMSCFD) yang akan menghasilkan 556 MMSCFD gas ditambah 37.100
BPD kondensat.
Bina Indonesia. Proyek mulai dikonstruksi awal bulan Febuari 1982 dan selesai
akhir 1983. Bulan Desember 1983 dilakukan pengapalan pertama ke Jepang di
bagian barat.
c. Arun Project III.
Proyek ini juga pengembangan dari proyek proyek Arun sebelumnya.
Proyek ini membangun train 6 yang dilakukan kontraktor utama JGC Corp, yang
dimulai awal November 1984 dan selesai November 1986. Proyek ini merupakan
realisasi kontrak jual dengan Korea Selatan. Tanggal 21 Oktober 1986 dilakukan
pengapalan pertama LNG ke Korea Selatan.
dimasuki oleh kapal LNG ataupun kapal LPG. Sedangkan untuk kondensat
dilengkapi dengan dua buah sarana pemuatan yaitu dengan :
-
Multi Buoy Mooring ( MBM ) untuk kapasitas kapal 30.000 100.000 DWT.
Minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang bernilai
ekonomis tinggi, sangat strategis dan memberikan konstribusi yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, apabila dari sudut pandang perekonomian maka akan
meningkatkan income pendapatan negara, apabila dilihat dari sudut pandang
sosial maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan yang paling
berkembang hingga saat ini adalah perkembangan tekhnologi canggih yang
sebagian besar menggunakan energi dari bahan bakar minyak dan gas.
Teknologi canggih atau modern mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perkembangan suatu industri. Setiap industri tidak dapat menghasilkan
suatu produk yang maksimal tanpa didukung dengan peralatan yang canggih.
Meskipun setiap industri telah berusaha untuk menghasilkan produk yang baik,
akan tetapi tetap saja mempunyai kendala dalam mengoperasikan suatu mesin
produksi, ini dapat terjadi karena faktor alam, faktor bahan yang digunakan
maupun faktor manusia itu sendiri.
LNG merupakan alternatif energi yang mempunyai prospek cukup baik
dewasa ini, karena hasil dari pembakarannya memiliki efek polusi yang relatif
sangat kecil bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya, polusi yang terjadi
tersebut tentunya kurang menguntungkan, baik bagi kehidupan manusia maupun
makhluk hidup lainnya, yaitu dapat mengganggu kesehatan dan merusak
2.3.
Struktur Organisasi
Sistem organisasi PT. Arun pada saat ini masih dalam perubahan yaitu
2.5.
PT.
Arun LNG memiliki pegawai sebanyak 603 karyawan dengan 574 orang pekerja
dan 29 dalam masa pra-pensiun. Karyawan laki-laki sebanyak 569 orang dan
karyawan perempuan sebanyak 34 orang.
memperkerjakan tenaga asing yang berasal dari Amerika, namun akibat adanya
restrukturisasi maka perusahaan mengandalkan pada pekerja lokal dengan kualitas
kerja yang dapat diandalkan .
Jumat
b. Jakarta
Senin s/d Kamis
Jumat
c. Karyawan Shift
Shift pagi (I)
2.6.
1. Gaji Pokok
Gaji Pokok
2. Tunjangan Jabatan
= 2 x Upah perjam*
Upah perjam*
Apabila kerja lembur pada hari istirahat mingguan dan atau hari libur
resmi:
Jam Kerja Lembur Pertama sampai kedelapan
= 2 x upah perjam
= 3 x upah perjam
Transportasi
b. Kesehatan
Golongan Upah
16
II
7 keatas
2.7.
Proses Produksi
LNG adalah singkatan dari Liquified Natural Gas yang artinya adalah gas
alam yang dicairkan. Seperti yang diketahui bahwa PT. Arun LNG adalah suatu
perusahaan
yang
mengolah
LNG,
disamping
menghasilkan
Kondensat
% Mol
0,957
70,747
22,369
3,666
1,183
0,277
0,322
0,149
0,091
0,239
100
Gas alam pada kondisi tersebut diatas akan berubah menjadi cairan dengan
perbandingan volume 630 : 1, yang artinya apabila 630 cuft gas alam tersebut
dicairkan, maka akan mengasilkan 1 cuft gas alam cair. Jadi tujuan pencairan gas
alam ini adalah untuk mempertinggi efisiensi penyimpanan dan pengangkutan
(transportasi) dari negara penghasil ke negara konsumen.
Kondensat
Komposisi kondensat yang diproduksi PT Arun LNG dapat dilihat pada Table 2.3.
di bawah ini :
Tabel 2.3. Komposisi Kondensat
Komposisi
% Mol
% Volume
% Berat
C2 (Etana)
0,294
0,190
0,100
C3 (propana)
0,445
0,296
0,223
Total C4 (Butana)
17,223
13,331
11,373
Total C5 (Pentana)
21,997
19,376
18,032
Total C6+
60,041
66,807
70,271
100
100
100
Total
LPG adalah gas dari hasil destilasi Crude Oil yang dicairkan dan
merupakan hasil sampingan dari hasil proses fraksinasi minyak bumi, dimana
sebelumnya fraksi-fraksi hidrokarbon ringan ini hanya dibakar di flare. Tetapi
dengan adanya diversifikasi energi, maka gas ini bermanfaat sebagi salah satu
sumber energi.
: 2 % max
C3
: 96 % min
C4
: 2.5 % max
: 3 % max
C4
: 96 % min
iC5
:1%
Sebenarnya masih ada jenis LPG yang lain, yang disebut dengan LPG
Mixed, yaitu merupakan campuran LPG propana dan butana dengan komposisi
tertentu, tetapi jenis ini tidak diproduksi oleh kilang LPG Arun. Saat ini sejak
tahun 1996 LPG tidak diproduksi lagi melihat faktor kurangnya ketersediaan
bahan baku dan alasan ekonomis lainnya.
PT. Arun LNG memproduksi gas alam cair (LNG). Dalam produksi gas
alam cair bahan-bahan yang digunakan meliputi tiga bagian, yaitu :
2.7.2.1. Bahan Baku
Yang dimaksud bahan baku yaitu bahan yang digunakan dalam suatu
produk dimana komponen-komponennya jelas terlihat pada produk tersebut. Pada
pengolahan gas alam menjadi LNG mempunyai bahan baku utama yaitu gas alam
yang berasal dari Point A di Lhoksukon yang dieksplorasi oleh Exxon Mobil dan
gas alam yang di ambil dari NSO (North Sumatera Offshore) yang diambil dari
laut yang dikelola oleh PT. Arun LNG. Adapun komposisi gas dari masingmasing sumber adalah sebagai berikut:
a. Gas alam dari Point A Lhoksukon.
Tabel 2.4. Komposisi gas alam dari sumur Lhoksukon
Komponen
Heksana plus
Nitrogen
Metana
Carbondioksida
Etana
Hidrogen Sulfida
Arun (% mol)
0.242
0.516
74.233
16.932
5.058
80 ppm
Propana
Iso-Butana
N-Butana
Iso-Pentana
1.702
0.398
0.498
0.231
N-Pentana
0.150
NSO (% mol)
Heksana plus
0.119
Nitrogen
0.959
Metana
69.870
Carbondioksida
25.004
Etana
2.903
Hidrogen Sulfida
0.039
Propana
0.719
Iso-Butana
0.125
N-Butana
0.125
Iso-Pentana
0.084
N-Pentana
0.054
2.7.2.3.
Bahan Penolong
Karbon Aktif
Merkuri dalam jumlah kecil bereaksi dengan sulfur dan membentuk mercuri
sulfide yang diardsorbsi kedalam karbon aktif. Fungsi dari senyawa ini
adalah untuk memisahkan mercuri yang menyebabkan terjadinya korosi
dalam tubing dan dalam pipa alumunium.
b.
Fungsi untuk menyerap CO2 dan H2S yang terdapat dalam feed gas.
c.
Larutan DEA(DiEthanolAmine)
Fungsi untuk menyerap CO2 dan H20 kurang dari 100 ppm
d.
Pottasium Methafanadate
Fungsi : mendinginkan propana dan semua semua aliran panas dari mesinmesin exchanger terhadap LNG.
f.
Chlorine.
Cadangan gas diladang gas Arun terbukti memasok enam train LNG,
dimana ladang gas Arun memiliki empat kelompok daerah produksi (cluster).
Adapun proses pengolahan gas adalah sebagi berikut :
A. Stasiun Pengumpul (Cluster) di Point A
Pada setiap cluster terdapat dua buah train pemisah dimana gas alam dapat
dipisahkan menjadi gas dan kondensat. Kondensat dan gas dari tiap clusrer ini
dialirkan ke sentral pemipaan. Kemudian kondensat dan gas ini dialirkan ke
pabrik pencairan gas alam (Point B). Setiap train di tiap cluster memiliki beberapa
perlengkapan, seperti ; fin fan cooler, heat exchanger, 3 tingkat drum pemisah, 2
unit pompa kondensat dan reinjection compressor. Kapasitas setiap cluster adalah
600 MMSCFD (max 750 MMSCFD), yang menghasilkan 556 MMSCFD gas
ditambah dengan 37.100 barrel per hari kondesat.
Gas dari reservoir akan mampu mengalir ke kepala sumur (well head)
yang disebut christmas tree dengan tekanan 499 kg/cm2 dan temperatur 177K
sedangkan sebelum mencapai xmas tree, tekanan gas tersebut turun menjadi 254
kg/cm2 dan suhu 150 oC. Setelah melalui xmas tree tekanan dan temperatur akan
turun menjadi 240 kg/cm2 dan temperatur 143 oC. gas pada kondisi tersebut,
sebelum dialirkan ke satu unit fin fan cooler untuk proses pendinginan terlebih
dahulu dilewatkan pada sebuah kontrol valve yang berfungsi mengekspansi gas
sehingga tekanannya menjadi 141 kg/cm2 selanjutnya diikuti dengan penurunan
temperatur menjadi 132o C. setelah melalui fin - fan temperaturnya turun menjadi
54 oC.
Outlet fin-fan kemudian dialirkan lagi ke bagian tube dari suatu heat
exchanger, untuk memanaskan gas yang keluar dari drum pemisah tingkat
pertama, sekaligus untuk mendinginkan gas itu sendiri menjadi sekitar 48o C
dengan tekanan konstan 141 kg/cm2. Selanjutnya gas melalui sebuah proses
kontrol valve untuk mengatur tekanan dalam separator. Setelah melalui kontrol
valve tersebut, tekanan dan temperatur turun lagi menjadi 82 kg dan temperatur 25
o
C. Pada kondisi operasi tersebut, fraksi berat yang telah mencapai titik embunnya
akan berubah menjadi cairan, sedangkan fraksi yang belum mencapai titik
embunnya akan tetap sebagai gas. Dengan demikian telah terjadi pemisahan
secara kasar antara fraksi ringan dan fraksi berat (gas dan kondensat). Gas yang
telah tepisah dari fraksi berat akan mengalir dari puncak drum pemisah tingkat
pertama dari gas to gas exchanger untuk proses pemanasan sampai suhu 47 oC.
Pada umumnya gas sampai suhu 47 oC inilah yang dialirkan ke pipeline kontrol
dengan menggunakan pipa 30 inch. Pipeline kontrol adalah manifold untuk
menerima produksi dari tiap cluster dan mengalirkannya ke point B. Sebagian gas
yang keluar dari gas to gas exchanger (250 MMSCFD max perkompressor
injection) diinjeksikan ke pinggiran reservoir untuk mempercepat habisnya fraksi
hidrokarbon berat yang terkandung dalam reservoir. Kondensat pada drum
pemisah tingkat pertama, akan turun ke drum pemisah tingkat kedua dan akan
dihisap oleh pompa sentrifugal
Air yang telah terpisah dari kondensat akan turun ke drum pemisah tingkat
tiga, dan kemudian dialirkan ke tempat penampungan untuk proses pemurnian.
Sedangkan gas dan kondesat dialirkan ke Point B dengan pemipaan terpisah,
yaitu:
1. Gas dialirkan melalui pipa 42 inch
2. Kondensat dialirkan melalui pipa 20 inch.
B. Proses Pengolahan Gas Alam
Proses pengolahan gas alam yang dioperasikan pada kilang Arun terdiri
dari dua proses, yaitu :
Proses I, dilakukan pemisahan antara gas dan kondensat.
Proses II dan III, dilakukan pembersihan dari impuritis, hidrokarbon berat dan
pencairan gas alam.
1. Proses I
unit inlet facilities ( unit 15, 16, 17, 18, dan 19)
a. Inlet facilities
kecil dikirim ke PIM dan AAF untuk pembuatan pupuk, PT. KKA dan PT.
Humpuss Aromatic.
b. Pemisahan gas dan kondensat
Unit ini terdiri dari empat buah drum pemisah (first stage flash drum),
yang beroperasi secara paralel, berfungsi untuk memisahkan gas yang akan
dialirkan ke unit pemurnian gas di proses II. Pemisahan disini berlangsung pada
tekanan tinggi yaitu pada 54,5 kg/cm2. Sebelum gas dan kondensat masuk ke
dalam drum pemisah, terlebih dahulu digabungkan menjadi satu pipa baru
kemudian dimasukkan ke bagian puncak drum melalui dua saluran pemasukan.
Campuran gas dan kondensat yang masuk ke dalam drum diarahkan ke splash
buffle, agar kondensat terpercik menjadi butiran halus, sehingga fraksi ringan
lebih mudah terlepas dari ikatan fraksi berat dan juga agar kandungan emulsi
dapat pecah. Seterusnya baik gas maupun kondensat akan mengalir melalui
demister pad. Demister pad berfungsi untuk menangkap butiran cairan (kabut)
yang terbawa oleh aliran gas, dan juga untuk menyaring lumpur dan memecahkan
emulsi, sedangkan gas akan keluar dari puncak tengah drum setelah melalui mist
eliminator, yaitu sebagai alat yang berfungsi sebagai perangkap kabut.
Gas yang keluar dari puncak setiap drum akan dikumpulkan pada sebuah
pipa 36 inch dan dialirkan ke unit pencairan gas alam diproses II dan III.
Kondensat dari drum A dan B akan mengalir ke satu pemipaan sedangkan drum C
dan D dengan pemipaan tersendiri akan dialirkan ke effluent degassing out, yaitu
tempat pemisahan senyawa asam dan gas dari kandungan air dan airnya di drain
ke sewer.
Kondensat dari stage flash drum dimasukkan ke second stage flash drum.
Di second stage flash drum ini terjadi pemisahan gas yang prinsipnya sama
dengan pada first stage flash drum, hanya tekanan operasinya lebih rendah. Gas
yang telah terpisah tersebut dari kompresor
lebih berat, kemudian dari unit 50 dikirim ke tangki penyimpanan kondensat. Gas
yang mencapai puncak stabilizer dikondensasikan oleh fin fan cooler lalu
dialirkan ke over head accumulator (D-2004). Cairan yang terbentuk dialirkan
kembali ke kolom sebagai refluks. Sementara gas yang tidak terkondensasi
bergabung dengan gas dari second stage flash drum dan dikirim ke feed booster
compressor (k-2501) untuk dinaikkan tekanannya sehingga sama dengan tekanan
gas dari first stage flash drum. Kemudian gas dengan tekanan 56 kg/cm2 ini
dikirim ke unit pemurnian gas untuk diproses lebih lanjut.
d. Feed booster compressor (unit 25)
Gas yang berasal dari 20B masuk ke unit 25 dan akan dinaikkan
tekanannya agar dapat bergabung dengan gas yang berasal dari unit 20A yang
bertekanan lebih tinggi yaitu dari 15 kg/cm2 menjadi 57kg/cm2. Gas yang
mengalir dari unit 20B tersebut akan masuk ke D-2501 di bagian tengahnya.
Dimana di dalam D-2501 ini diharapkan fraksi berat yang mungkin terkandung
dalam gas ini akan terkondensasi.
Kemudian gas dari D-2501 dialirkan kedua arah yaitu menuju kompressor K-2501
dan K-2501B. Setelah gas dimampatkan dalam kedua kompressor tersebut yang
bertekanan sedikit lebih besar daripada tekanan yang berasal dari unit 20A,
sehingga dapat masuk ke aliran gas tersebut, maka gas yang berasal dari discharge
compressor tersebut mengalir bersama-sama dengan gas dari unit 20A menuju
Bila jumlah gas yang masuk ke dalam kompresor tersebut kurang, maka
sebagian dari discharge dialirkan kembali ke section drum D-2501 melaui fin fan
cooler 2501 A/B untuk pendinginan.
e. Refrigerant preparation
Unit ini terdiri dari unit 51 dan 52 yang merupakan 2 unit fraksinasi yang
sama. Dalam hal ini unit 51 dan 52 berfungsi untuk memisahkan bahan-bahan
yang diperoleh dari scrubb tower bottom train 1 sampai train 6. Masing-masing
unit mempunyai 3 buah kolom, yaitu :
1. De-Ethanizer column
2. De- Propanizer column
De- Butanizer column
Adapun feed yang diolah di unit ini berasal dari bottom scrubb tower pada
proses II dan Proses III. Setiap
unit mampu
mengolah
train(15.000 BPSD).
1) De-etahnizer system
Feed dari bottom scrub tower setelah melalui tahap pendingin dan
-9o C. Dengan demikian diharapkan seluruh etana (C2H6) dengan pemanasan yang
cukup tinggi dari bawah akan menguap. Tetapi semakin banyak tray yang dilalui
uap ini akan mengakibatkan semakin turunnya temperatur, sehingga dengan
adanya penyiraman refluks seluruh fraksi yang lebih berat dari etana akan
mengkondensasi kembali. Hanya etana dan fraksi yang lebih ringan akan keluar
sebagai over head product.
Over head product ini selanjutnya akan mengalir ke etahanizer sub cooler
Adapun batas komposisi dari cairan yang ada pada refluks accumulator
D-5X02 tersebut adalah sebagai berikut :
-
CH4 : 22,63%
CO2 : 0.000%
C2H6 : 77,365 %
C3H8 : 0,005%
Level di bottom C-5X01 dikontrol 60% secara normal, dan kelebihan level
ini akan dialirkan ke kolom de-propanizer. Bahan yang dialirkan ke kolom ini
sudah terbebas dari kandungan C2H6 dan yang lebih ringan.
2) De-Propanizer
Feed yang akan diolah dalam kolom ini adalah yang berasal dari bottom
de-ethanizer. Feed ini dialirkan ke de-propanizer tray nomor 20. setelah masuk ke
dalam de-propanizer column. Feed ini mula-mula akan di flash, karena tekanan
dalam menara dikontrol 18 kg/cm2. Cairan yang tidak menguap akan turun ke
dasar menara, melalui downcomer. Dari bottom ini, sebagian cairan hidrokarbon
dialirkan ke de-propanizer reboiler untuk mengambil sejumlah panas yang
diperlukan untuk menguapkan fraksi C3 yang ada, dimana temperaturnya dijaga
kira-kira 138 oC.
Fraksi C3 dan sebagian C4 dengan temperatur 138 oC akam menguap, dan
mengalir ke atas melalui tray yang bertingkat-tingkat (sieve tray) sampai ke
bagian puncak. Ke dalam bagian ini, dialirkan sejumlah refluks untuk menjaga
temperatur tetap konstan yaitu 53 o C.
Over head product atau gas yang keluar dari puncak menara dialirkan ke
refluks accumulator melalui dua jalan, yaitu :
By pass atau tanpa melalui fin - fan untuk menjaga tekanan di reflux
accumulator tetap 17 kg/cm2.
Semua liquid yang dihasilkan pada fin - fan akan ditampung di reflukx
accumulator drum. Komposisi dari liquid tersebut adalah sebagai berikut :
C1 : 0,001%
C2 : 0,003%
C3 : 99,994%
i-C4 : 0,002%
Sedangkan prioritas pengaliran dari liquid ini adalah sebagai berikut :
Refluks
Dengan kondisi operasi yang baik, akan diperoleh hasil puncak yang
murni, yaitu 99,9 % propana. Kondisi operasi di dalam kolom diatur sebagai
berikut :
-
Temperatur top : 53 OC
3) De-Butanizer
Feed untuk de-butanizer berasal dari outlet de-propanizer bottom, yang
dialirkan ke tray nomor 15. Di dalam kolom ini, feed akan menguap karena
tekanan diatur sekitar 6 kg/cm2.Sedangkan hidrokarbon yang tidak dapat menguap
akan turun ke tray selanjutnya sampai ke bagian bottom. Dari bottom ini sebagian
cairan dialirkan ke sebuah reboiler untuk mengambil sejumlah panas dari steam
yang dialirkan ke bagian tube side, dimana temperatur outletnya dikontrol kirakira 103 oC dengan mengatur flow dari steam.
Fraksi yang paling ringan pada feed ini (butana paling berat) akan keluar
dari puncak menara dalam bentuk gas. Sebagian gas ini akan mengalir melalui fan
sistem. Diharapkan setelah melewati pendingin, seluruh butana akan berubah fasa
dari gas ke cair. Cairan tersebut ditampung di reflux accumulator drum untuk
butana.
Sebagian kecil dari gas over head product butana akan mengalir tanpa
melalui fin - fan menuju reflux accumulator untuk mengatur tekanan sebesar 5,6
kg/cm2. Komposisi yang baik dari cairan hidrokarbon pada reflux accumulator
adalah sebagai berikut :
-
Propana
: 0,015 %
I butana
: 33,207 %
n- Butana
: 66,689 %
I Pentana
: 0,090%
Temperatur top : 57 oC
yaitu 99,0 % iso butana dan normal butana. Produksi bottom-nya akan dialirkan
ke suatu peralatan pendingin (E-5X01) yang menggunakan air laut sebagai media
pendingin. Kemudian dialirkan bersama-sama kelebihan butana ke produksi
kondensat unit 20B.
Adapun media pendingin pada exchanger yang ada di unit 50 ini dipakai
propana dalam suatu sistem tertutup. Sistem refrigerasi yang digunakan adalah :
a) Penguapan cairan pendingin akan memerlukan kalori yang akan diambil dari
fluida yang akan didinginkan.
b) Titik didih media pendingin akan turun, bila tekanan diturunkan, sehingga
pertukaran panas terjadi pada suhu yang rendah.
c) Waktu pengembunan kembali uap media pendingin akan melepaskan
sejumlah kalori yang diambil dari media pendingin terserbut.
dan suhu 105oC. Kemudian gas tersebut masuk ke D-5X01 dan mengalami
ekspansi dengan menurunkan tekanannya yang cukup besar sehungga suhunya
akan menurun. Akibatnya propana akan mengkondensasi dan dialirkan kembali ke
exchanger-exchanger untuk digunakan sebagai pendingin kembali.
2. Proses II dan III
Tugas dari proses II dan III ini merupakan proses pemurnian gas / Gas
treating unit (unit 30) dan proses pencairan gas / Liquefaction unit (unit 40).
a. Proses Pemurnian Gas (unit 30)
Gas alam yang terpisah dari kondensat harus dibersihkan terlebih dahulu
dari senyawa-senyawa yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan sebelum gas
dicairkan. Senyawa-senyawa tersebut seperti karbon dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S) dan merkuri ( Hg) dan air karena dapat mengganggu dan merusak
peralatan pada proses pencairan.
Karbondioksida dan hidrogen sulfida dipisahkan dalam sebuah unit yang
mengandung potassium karbonat dan dietanol amina (DEA). Apabila CO2 dan
H2S tidak dihilangkan maka akan menyebabkan penyumbatan pada pipa-pipa
karena senyawa ini sangat mudah membeku pada suhu rendah dan bersifat
korosif.
Merkuri dapat merusak peralatan-peralatan yang terbuat dari aluminium
yang digunakan di pabrik yang beroperasi pada suhu rendah. Pemisahan merkuri
ini dilakukan dengan penyerapan di dalam merkuri absorber. Alat ini terdiri dari
bed karbon yang diaktifkan oleh belerang sebagai media penyerap.
Feed gas dari puncak feed gas knock out drum dipanaskan terlebih dahulu
oleh larutan karbonat yang mengalir berlawanan arah dengan feed gas.
Carbonate absorber ini merupakan kolom berisi pall rings yang
memberikan permukaan kontak yang lebih luas antara larutan karbonat dan gas.
Larutan karbonat panas dari carbonat regenerator column (C-3X03) dialirkan ke
carbonate absorber dalam dua aliran, yaitu 75% masuk ke dalam bagian tengah
KHS + KHCO3
Carbonate regenerator
2KHCO3
Larutan karbonat yang kaya dengan CO2 dan H2S sesampai di dasar kolom
penyerap dialirkan ke carbonate regenerator untuk diregenerasi. Disini hampir
semua CO2 dan H2S dilepaskan dari larutan karbonat dan keluar melalui puncak
kolom, sementara cairan karbonat turun ke bagian bawah kolom. Larutan ini
selanjutnya diuapkan di carbonat reboiler regenerator (E-3X06). Dimana uap
yang terbentuk dikembalikan ke kolom, begitu juga cairan yang tidak menguap.
Cairan ini merupakan lean carbonate solution yang dikirim kembali ke carbonate
absorber. Feed gas yang keluar dari atas carbonater absorber didinginkan di fin fan cooler, sebelum dimasukkan ke DEA absorber (C-3X02). Di sini gas mengalir
ke atas kolom dan kontak dengan larutan DEA yang turun dari atas kolom
sehingga CO2 dan H2S yang masih tersisa pada feed gas menjadi kurang dari
100 ppm.
Adapun reaksi yang terjadi pada DEA absorber adalah :
2(C2H4OH)2NH + CO2 + H2O
DEA
(C2H4OH)2NH 2CO3 + H2O + CO2
DEA carbonate
(C2H4OH)2NH2 2CO3
DEA carbonate
2 (C2H4OH)2NH2 HCO3
DEA bicarbonate
2 (C2H4OH)2NH2 2S
DEA
(C2H4OH)2NH2 2S + H2S
2 (C2H4OH)2NH2 HS
DEA sulfida
Sementara larutan DEA yang kaya dengan CO2 dan H2S terkumpul di
dasar kolom, gas yang keluar dari puncak DEA absorber didinginkan oleh fin - fan
cooler. Kemudian gas ini dimasukkan ke dalam wash tower (C-3X05) yang
DEA ke dalam
aliran gas.
Produk bawah wash tower dipompa kembali ke puncak menara untuk
disirkulasi, sementara gas murni dari menara pencuci ini dikirim ke unit 40 untuk
proses selanjutnya. Larutan DEA dari dasar absorber dipanaskan dahulu di
lean/rich exchanger (E-3X04), sebelum dikirim ke DEA regenerator column
untuk diregenerasi. Pada kolom ini CO2 dan H2S terlepas dari larutan DEA dan
keluar melalui bagian atas kolom sebagai overhead vapour. Larutan DEA
regenerator turun ke bagian bawah kolom dialirkan ke DEA regenerator reboiler
dipompa ke puncak DEA absorber untuk menyerap CO2 dan H2S yang terdapat
pada feed gas.
Overhead dari DEA regenerator reboiler dialirkan kembali ke kolom
carbonate regerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfer bersama-sama dengan
CO2 dan H2S dari kolom carbonate regenerator. Gas yang keluar dari regenerator
column didinginkan di fin - fan cooler kemudian dialirkan ke carbonate
regenerator accumulator, dimana CO2 dan H2S yang terpisah dibuang ke
atmosfir.
b. Sistem pencairan gas (unit 40)
Gas umpan yang keluar dari sistem pemurnian yang telah bebas dari
impuritis, masuk proses pencairan meliputi Bagian yaitu :
Seksi ini berfungsi untuk memisahkan uap air yang terbawa masuk ke
dalam bagian pemisahan dan pencairan karena dapat menimbulkan penyumbatan
pipa-pipa aliran gas-gas pada unit-unit yang beroperasi dengan temperatur rendah.
Selain itu mengakibatkan pecahya tubing-tubing di dalam main heat exchanger
(MHE).
Proses adsorbsi berlangsung di dalam feed vapor driers yang terdiri dari
dua drum drier (A dan B) yang dipasang secara paralel dan beroperasi masingmasing selama 8 jam secara bergantian. Dalam keadaan operasi normal jika pada
8 jam pertama drier A dalam keadaan drying maka drier pada saat yang sama
diregenerasikan untuk mengaktifkan kembali molsieve yang telah menyerap air
selama 8 jam. Sebelumnya uap air dalam gas keluar dari feed vapour drier
(V-4X01 A/B) dan dianalisa oleh AR-4X04 jika gas umpan masih mengandung
air lebih besar dari 0,5 ppm, maka gas belum dapat dialirkan ke scrubbing section.
Namun bila kandungan air keluaran drier telah mengizinkan, gas dialiran ke
E-4X09 untuk didinginkan oleh propana cair sehingga 7 oC. Setelah pendinginan
gas masuk ke scrubb tower.
(ii) Bagian pemisahan (Scrubbing Section)
Fungsi seksi ini adalah untuk memisahkan hidrokarbon berat yang terdapat
dalam gas umpan yang dapat menyebabkan penyumbatan tube-tube dalam MHE
yang beroperasi pada temperatur rendah.
Feed gas dari seksi pengeringan terdiri dari campuran hidrokarbon yang
mempunyai titik didih yang berbeda, maka dalam scrubb tower ini dipakai prinsip
distilasi. Feed gas mula-mula didinginkan dalam feed medium propana exchanger
sebelum masuk ke scrubb tower, sehingga hidrokarbon berat akan terkondensasi
dan mengalir ke bottom tower. Selanjutnya feed gas dialirkan ke dalam scrubb
tower reboiler untuk menguapkan fraksi-fraksi ringan dengan media pemanas
steam. Cairan hidokarbon untuk menguapkan fraksi-fraksi ringan dengan media
pemanas steam. Cairan hidrokarbon berat akan tertinggal dalam bottom tower
dan
propana yang dibutuhkan dalam proses pencairan. Sedangkan fraksi ringan dan
komposisi dominan metana keluar dari puncak tower didinginkan dengan propana
maka propana dan etana yang terikut akan terkondensasi dan cairan ini sebagian
dikembalikan ke scrubb tower sebagai refluks dan sebagain lagi digunakan untuk
feed LPG, selama masih memenuhi spesifikasi. Feed gas yang keluar dari top
separator dialirkan ke separation unit di LPG untuk mengambil propana, yang
akan menjadi bahan untuk mendapatkan propana dan butana LPG. Kemudian
residu gas yang mengandung 97% metana dialirkan ke unit pencairan (MHE) juga
untuk keperluan penambahan komposisi MCR, jika perlu diambil disini.
(iii) Bagian pendinginan dan pencairan (refrigerant and liquefaction section)
Fungsi dari unit ini adalah untuk mencairkan dan menurunkan tekanan gas
umpan sistem pendinginan pada unit dilakukan secara dua tahap yaitu :
a. Pendinginan pertama menggunakan propana refrigerant, dimana propana juga
digunakan untuk mendinginkan MCR (Multi Component Refrigerant) sebagai
bahan pendingin selanjutnya dan
b. Pendinginan terakhir dengan menggunakan MCR, dimana gas alam
didinginkan hingga 163 oC dan sehingga terjadi perubahan fasa dari gas
menjadi cair.
c. Komposisi dari MCR adalah sebagai berikut :
- Nitrogen
- Metana
40 % mol
- Etana
49 % mol
- Propana
9 % mol
2 % mol
Temperatur
Disain
56.25 Kg/Cm2
Operasionil
51.67 Kg/Cm2
Disain
Operasionil
(Dehydration)
210C
(Reactivation)
3300C
11,6(3505 mm)
11(3353 mm)
Isolasi
Detail-detail :
Tekanan
(Beda tertinggi)
Disain
56.3 Kg/Cm2
Operasionil
49.2 Kg/Cm2
Disain
Operasional
4.5 Kg/Cm2
1.05 Kg/Cm2
Temperatur
Disain
Operasionil
Isolasi
Filter
Tipe
1 AGB-4218-10739
Temperatur
Disain
56.25 Kg/Cm2
Operasionil
48.29 Kg/Cm2
Disain
Operasionil atas
-9.40C
bawah
atas
9(2743 mm)
bawah
3, 6 (1067 mm)
54, 6 (16612 mm)
Atas
(76 mm)
Proteksi Dingin
-
Tengah
(50 mm)
Proteksi Dingin
-
Bawah
Shell side
Disain
Operasionil
-
Temperatur
Disain
Operasionil
47.03 Kg/Cm2
Shell Side
Disain atas
Disain bawah
-
2.3 Kg/Cm2
-1500C
-330C
111,13/4
(33877 mm)
36,9
(11201 mm)
5,83/4
(1746 mm)
13,8 3/4
(15462 mm)
(4185 mm)
Kompressor-kompressor
Propane Compressor Karbon dioksida 4101
Detail detail :
Tekanan
Temperatur
Kecepatan
0.36 Kg/Cm2
2.66 Kg/Cm2
-34
-7
Disain Maksimum
177
Rata-rata
4670 rpm
Maksimum kontinyu
4904
Kritis pertama
2303 rpm
Kritis kedua
6071 rpm
Maksimum
rpm
21.2 Kg/Cm2
2.9.2. Peralatan
1. Drums
Carbonate Regenerator OverHead Accumulator D 3104
Fungsi : Memisahkan uap acid gas dan cairan yang terkondensasi dari produk
overhead daripada carbonate regenerator.
Detail-detail :
Tekanan
Disain
1.76 Kg/Cm2
Temperatur
Operasionil
0.6 Kg/Cm2
Disain
1770C
Operasionil
51.80C
Isolasi
Tidak ada
2. Pompa
Pompa Lean Carbonate Tegangan Tinggi G 3101 A/B/C
Fungsi : Mensirkulasikan lean carbonate panas dari carbonate regenerator C
3103 ke carbonate absorber C 3101. Pompa-pompa mengambil suction dari
saluran discharge pompa-pompa booster G 3107A/B/C.
Detail-detail :
Pompa
- Pabrik pembuat
- Kapasitas
- Tekanan
- Temperatur
Motor
UNITED
Rata-rata
950 M3/jam
Normal
864 M3/jam
Minimum
522 M3/jam
Suction
5.46 Kg/Cm2
Discharge
61.79 Kg/Cm2
Disain
1490C
Operasi normal
1180C
- Pabrik pembuat
MITSUBISHI
- Daya rata-rata
2200 Kw
4000/3/50 Hz
- Rpm
3000
3. Filters
a. Filter Carbonate V 3101
Fungsi : Memisahkan zat-zat padat dari larutan lean carbonate.
Detail-detail :
Tekanan
Temperatur
- Disain
15.75 Kg/Cm2
- Operasionil
11.0 Kg/Cm2
- Disai
1770 C
- Operasionil
1220 C
1,8
- 310(1171mm)
79.4 Kg/Cm2
- Disain
- Disain1
500 C
- Operasionil
1750 C
- Tipe
- Bahan
Nylon
- Jumlah
12
5 mikron
82
116
Panjang
196
2711
Kedalaman
90
90
Temperatur disain
1490 C Maksimum
1490 Maks
V 6301
Lebar
41
511
Panjang
82
116
Kedalaman
90
90
Temperatur disain
51.70 C Maksimum
51.70 Maks
2.10. Automotive
Alat berat merupakan faktor penting di dalam PT. Arun, terutama proyekproyek kontruksi dengan skala yang besar. Tujuannya penggunaan alat-alat berat
tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakannya sehingga hasil yang
diharapkan tercapai dengan mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat
yang digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai
merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat
yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan lancar.
Adapun peralatan- peralatan yang termasuk Heavy Equipment adalah
sebagai berikut:
1. Buldozer
Dozer merupakan traktor yang dipasangkan Blade di bagian depannya.
Blade berfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada
2. Crane
Crane merupakan alat pengangkat yang biasa digunakan di dalam proyek
kontruksi. Cara kerja adalah dengan mengakat mateial yang akan dipindahkan,
memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material di tempat
yang didinginkan.
3. Excavator
Excavator merupakan alat penggali yang mempunyai alat penggeraknya
dan badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerakan
memutar walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak. Pemilhan alat
tergantung dari kemampuan alat tersebut pada suatu kondisi lapangan tertentu.
4. Scraper
Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengangkut dan
2.12.
3. Light Vehicle
Perencaan dan administrasi adalah begian yang merencanakan program
kerja kebutuhan spare part atau material dan hal-hal yang menyangkut aktivitas
bengkel serta mengendalikan anggaran bengkel.
Heavy Equipment adalah mengawasi dan mencatat pelaksanaan preventive
maintenance yang dilakukan meliputi preventive maintenance.
Light Vehicle berfungsi melaksanakan pekerjaan rutin yang telah
Bagian Auto dan HE selaku operator yang ada sangat dituntun untuk
melakukan perawatan terhadap barang-barang Auto dan HE. Hal ini berguna
untuk mendeteksi didini apa yang sedang terjadi terhadap bagian Auto dan HE
yang dimiliki PT. Arun LNG. Jadi operator bukan hanya dituntun dalam handal
pengoperasikan bagian Auto dan HE tetapi juga mengerti secara menyeluruh
tentang spesifikasi alat Auto dan He yang dioperasikan. Sehingga jika ditemukan
kerusakan, bagian Auto dan He dapat melaporkan kepada bagian Shop untuk
dilakukan suatu tindak lanjut perbaikan.
2.13.
Di PT. Arun LNG, pada bagian Automotive dan Heavy Equipment, pada
proses pembelian bertugas membeli bermacam-macam material dan jasa. Proses
pengadaan material Request Production merupakan prosedur yang selam ini
digunakan untuk memenuhi pemesanan akan peralatan yang dibutuhkan dalam
pemeliharaan (maintenance) perbaikan (repair). Prosedur material Request
dimulai dari dilakukan pesanan sampai material yang diterima, dan memerlukan
waktu yang relatif panjang, biaya persediaan dan tingkat persediaan relatif besar.
Untuk memenuhi kebutuhan material bagian purchasing (pembelian)
bertanggung jawab untuk mengadakan pembelian material baik untuk pembelian
luar negeri maupun untuk pembelian dalam negeri. Tanggung jawab tersebut
meliputi pembelian bahan peralatan (spare part) bagi perusahaan.
Bagian pembelian melaksanakan pembelian bila adanya permintaan
pembelian. Bagian
dibawah ini: