Anda di halaman 1dari 62

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Singkat Perusahaan

2.1.1. Sejarah Singkat PT. Arun LNG


Mobil Oil Inc telah menemukan sumur pertama cadangan gas alam
disebuah desa kecil bernama Arun di kecamatan Syamtalira pada tahun 1971.
Sumur yang merupakan salah satu sumber gas terbesar di dunia ini berlokasi lebih
kurang 30 km disebelah timur Lhokseumawe, NAD. Bertitik tolak pada
penemuan tersebut, maka nama desa tersebut diabadikan sebagai nama kilang gas
alam cair yang telah dikenal di dunia internasional dan merupakan pabrik
penghasil gas alam cair di dunia, yaitu PT. Arun. LNG.
Gas Arun diperkirakan memiliki cadangan gas yang dapat mensuplai 6
train plant LNG untuk 20 tahun. Kemampuan ini membuat Pertamina dan Mobil
Oil Indonesia Inc, mulai mengembangkan program produksi, pencairan,
pengiriman dan penjualan LNG dari lapangan gas Arun, dan dengan
menggunakan sistem perusahaan persero, perusahaan tersebut memiliki sistem
pembagian saham operasi sebagai berikut:
a. Pertamina

: 55 %

b. Mobil Oil Indonesia

: 30 %

c. Japan Indonesia LNG Company ( JILCO )

: 15 %

Universitas Sumatera Utara

Dengan perjanjian semua asset yang dimiliki PT. Arun LNG adalah
merupakan milik Pertamina.
Kilang LNG Arun meliputi daerah seluas 271 ha, terletak di daerah Blang
LancangLhokseumawe dan berjarak 30 km dari ladang gas Arun di Lhoksukon.
Ladang gas alam ini terletak di daerah blok B, cadangan gas alam yang berada di
Arun tersebut terdapat di celah celah batu kapur pada kedalaman 2.882 m
dengan luas area 18,5 x 5 km2, dengan ketebalan kandungan 150 m, sedangkan
tekanannya sebesar 499 kg/cm2 dengan suhu 177 oC. Cadangan gas alam yang
terkandung di dalam reservoir ini diperkirakan sebanyak 18 trilliun ft3, gas alam
tersebut akan diproses atau dialirkan pada enam train pencairan gas alam, tetapi
dengan kondisi kandungan gas alam sekarang ini yang semakin menipis PT Arun
LNG hanya mengoprasikan empat train. Dengan luas area 92,5 km2, PT. Arun
LNG membagi empat bagian stasiun pengumpul dengan luas masing - masing
stasiun pengumpul lebih kurang 6 ha, dengan ditambah fasilitas pengontrol dan
bangunan lainnya yang disebut dengan Point A. Melalui dua buah train yang
dipasang pada stasiun pengumpul ( cluster ) yang dialirkan ke sentral pemipaan,
baru kemudian dialirkan ke proses pencairan gas alam pada point B ( LNG Plant ).
Setiap train pada setiap cluster terdiri dari :
-

Fin-fan Collers

Penukar kalor gas ke gas

Tiga tingkat drum pemisah

Dua unit pompa kondensat

Universitas Sumatera Utara

Kompresor injeksi ulang ( satu buah pada Cluster 2 dan dua buah pada Cluster
3) dan kapasitas dari setiap cluster itu sendiri adalah 600 MMSCFD (maks
750 MMSCFD) yang akan menghasilkan 556 MMSCFD gas ditambah 37.100
BPD kondensat.

2.1.2. Pembangunan Kilang Arun.


Kilang Arun berada di daerah seluas 92,5 km2 yang dibagi menjadi empat
stasiun pengumpul dengan luas masing masing 6 ha. Hingga saat ini PT. Arun
sudah memiliki enam buah train pencairan gas alam dan sekarang ini tinggal
empat train yang beroprasi, dengan produksi 38.000 m3/hari LNG pada 100 %
kapasitas design. Namun demikian dengan beberapa modifikasi dari plant site dan
plant test, kapasitas setiap train menjadi sekitar 115 117 %. Keenam train ini
dibangun secara bertahap. Tahapan pembangunan dan awal operasi masing
masing train dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Arun Project I.
Proyek ini meliputi pembangunan train 1,2 dan 3 yang dibangun oleh
kontraktor utama Becthel Inc. yang dimulai awal tahun 1974 dan selesai akhir
tahun 1978. Pengapalan LNG pertama proyek ini dilakukan tanggal 4 Oktober
1978 dengan tujuan Jepang bagian barat.
b. Arun Project II.
Proyek ini merupakan pengembangan dari Arun Project I yang meliputi
pembangunan train 4 dan 5 yang dilakukan oleh kontraktor utama Chiyoda
Chemical Engineering Corp. bekerja sama dengan Mitsubishi Corp dan PT. Purna

Universitas Sumatera Utara

Bina Indonesia. Proyek mulai dikonstruksi awal bulan Febuari 1982 dan selesai
akhir 1983. Bulan Desember 1983 dilakukan pengapalan pertama ke Jepang di
bagian barat.
c. Arun Project III.
Proyek ini juga pengembangan dari proyek proyek Arun sebelumnya.
Proyek ini membangun train 6 yang dilakukan kontraktor utama JGC Corp, yang
dimulai awal November 1984 dan selesai November 1986. Proyek ini merupakan
realisasi kontrak jual dengan Korea Selatan. Tanggal 21 Oktober 1986 dilakukan
pengapalan pertama LNG ke Korea Selatan.

2.1.3. Orientasi LNG Plant Site.


PT. Arun NGL hingga saat ini mempunyai empat buah train pencairan gas
alam yang masih aktif, dengan kapasitas produksi 38.000 m3/hari LNG yang
dilengkapi unit unit pemisah gas dan kondensat, pemurnian gas dan kondensat,
pemurnian gas, penggudangan dan dibantu oleh unitunit penunjang lainnya.
Pada masing masing train pencairan gas alam tersebut mengolah 282
MMSCFD gas untuk menghasilkan 9.500 m3/hari LNG pada 100 % kapasitas
desain. Namun demikian dengan beberapa modifikasi dari plant site dan plant
test, maka masing masing train mampu beroperasi atau mampu menghasilkan
rata rata pada kapasitas 115 % - 135 %. Dengan luas area pabrik 271 ha, yang
dilengkapi dengan dua buah dermaga pemuatan LNG untuk kapasitas kapal 9500
DWT pengapalan LNG, serta dermaga tersebut dibuat dengan kedalaman 14 m
dari permukaan air laut, pengukuran dilakukan pada saat air laut surut, agar dapat

Universitas Sumatera Utara

dimasuki oleh kapal LNG ataupun kapal LPG. Sedangkan untuk kondensat
dilengkapi dengan dua buah sarana pemuatan yaitu dengan :
-

Single Point Mooring ( SPM ) untuk kapasitas 40.000 280.000 DWT.

Multi Buoy Mooring ( MBM ) untuk kapasitas kapal 30.000 100.000 DWT.
Minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang bernilai

ekonomis tinggi, sangat strategis dan memberikan konstribusi yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, apabila dari sudut pandang perekonomian maka akan
meningkatkan income pendapatan negara, apabila dilihat dari sudut pandang
sosial maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan yang paling
berkembang hingga saat ini adalah perkembangan tekhnologi canggih yang
sebagian besar menggunakan energi dari bahan bakar minyak dan gas.
Teknologi canggih atau modern mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perkembangan suatu industri. Setiap industri tidak dapat menghasilkan
suatu produk yang maksimal tanpa didukung dengan peralatan yang canggih.
Meskipun setiap industri telah berusaha untuk menghasilkan produk yang baik,
akan tetapi tetap saja mempunyai kendala dalam mengoperasikan suatu mesin
produksi, ini dapat terjadi karena faktor alam, faktor bahan yang digunakan
maupun faktor manusia itu sendiri.
LNG merupakan alternatif energi yang mempunyai prospek cukup baik
dewasa ini, karena hasil dari pembakarannya memiliki efek polusi yang relatif
sangat kecil bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya, polusi yang terjadi
tersebut tentunya kurang menguntungkan, baik bagi kehidupan manusia maupun
makhluk hidup lainnya, yaitu dapat mengganggu kesehatan dan merusak

Universitas Sumatera Utara

ekosistem lainnya, karena pencemaran lingkungan yang ditimbulkannya, efisiensi


pembakaran gas cukup tinggi serta mudah di kontrol karena pada gas tidak
terdapat fraksi berat.
Saat ini Indonesia memiliki 2 kilang LNG, yaitu masing-masing 8 train di
Bontang Kalimantan yang dikenal dengan PT Badak, dan 6 train di Arun
Lhokseumawe (Aceh Utara) yang dikenal dengan PT Arun, dan tidak menutup
kemungkinan akan ditemukannya lagi reservoir-reservoir gas alam atau reservoir
minyak bumi yang baru ditempat-tempat atau daerah-daerah lainnya yang
berpotensi diIndonesia, seperti misalnya baru-baru ini telah ditemukannya ladang
gas alam di kepulauan Natuna, walaupun sekarang ini pembangunannya masih
dalam tahap perencanaan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha


Kilang Arun pada awal operasinya hanya memproduksi LNG yang
mengandung komponen dominan Metana (CH4), Etana (C2H6), Propana (C3H8)
dan Butana (C4H10) sedangkan fraksi berat lainnya diolah untuk menghasilkan
kondensat.
Sebagai langkah perluasan produksi dan pengembangan usaha, PT. Arun
melakukan diversifikasi produk dengan memanfaatkan unsur unsur Propana
(C3H8) dan Butan (C4H10) yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai jual kondensat, unsur tersebut dikenal dengan nama
LPG yang merupakan hasil penggabungan dari kedua unsur propan dan butan.

Universitas Sumatera Utara

Sehingga diharapkan dapat menambah hasil devisa negara dan memaksimalkan


sisa hasil proses produksi di samping produksi utama.
Kemudian dilakukan studi dan penelitian terhadap kilang dan komposisi
gas alam, agar diversifikasi produk yang dilakukan tidak mengganggu mutu dan
jumlah produksi LNG serta suplai media pendingin untuk kilang. Dengan hasil
penelitian yang positif maka dibuatlah Master Plant, yaitu pembangunan kilang
LPG yang disponsori oleh Pertamina dan para investor asing sekaligus konsumen
yang berasal dari negara Jepang pada tanggal 15 Juli 1986.
Pembangunan kilang LPG dimulai pada tanggal 24 Febuari 1987
berdasarkan kontrak yang telah disepakati Pertamina dengan JGC, sebagai
kontraktor utama di bawah supervisi PLLP (Pertamina LNG-LPG Project) dan
pembangunannya tepat berdampingan dengan kilang LNG yang sudah ada.
Pembangunan dilakukan dengan 3 tahap, Pembangunan pertama dimulai akhir
Febuari 1987 dan selesai bulan Juni 1988. tahap kedua selesai bulan Oktober 1988
dan tahap ketiga selesai pada bulan Desember 1988. pengapalan pertama produk
LPG dilakukan pada tanggal 2 Agustus 1988 ke negara tujuan Jepang. Sejak tahun
1996 LPG tidak diproduksi lagi akibat minimnya pasokan gas dan alasan
ekonomis lainnya.

Universitas Sumatera Utara

2.3.

Struktur Organisasi
Sistem organisasi PT. Arun pada saat ini masih dalam perubahan yaitu

proses restrukturisasi organisasi melalui Work Process Reengineering. Pada saat


ini PT. Arun melaksanakan kegiatan program perubahan terhadap oraganisasi
yang lama dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait seperti Cambridge
Management Consulting, konsultan yang ditunjuk PT.Arun, Change Management
Team, anggota manajemen PT. Arun (Manager and Superintendent), Task Force.
Perubahan yang dilakukan tersebut saat ini memasuki fase pemeliharaan dan
pemantapan. Sebelum organisasi baru dikembangkan mereka menetapkan prinsipprinsip pengembangan organisasi baru. Pengembangan organisasi baru tersebut
bertujuan untuk penyederhanaan proses kerja.
Pimpinan tertinggi organisasi PT. Arun adalah President Director (PD)
yang berkantor di Jakarta. Sedangkan PT. Arun plant site dipimpin oleh seorang
Vice President Director (VPD). VPD PT. Arun melapor kepada PD. VPD PT.
Arun membawahi tiga divisi :
1. Production Division (Divisi I)
2. Plant Operation Support Division (Divisi II)
3. Service and Development Division (Divisi III)
Dan membawahi tiga bagian yaitu :
1. CIT (Continous Improvement Team)
2. Bagian Public Relations
3. Bagian Finance and Accounting

Universitas Sumatera Utara

Sementara General Auditor secara struktur organisasi bertanggung jawab


langsung ke President Director di Jakarta, tetapi karena General Auditor yang
berkantor di plant site maka secara tidak langsung General Auditor tetap secara
pelaporan dan pengawasan di bawah Vice President Director (VPD).
Bentuk struktur organisasi perusahaan dapat dilihat dalam Gambar 2.1.
a. Production Division
Tugas utama divisi production adalah mengolah gas alam menjadi gas
alam cair (LNG) serta merencanakan produk LNG dan kondensat, menyimpan
LNG dan kondensat, mengapalkan ke tujuan serta mencegah terjadinya kerugian
perusahaan. Divisi ini membawahi empat bagian yaitu:
1. Bagian LNG/ NSO Process.
2. Bagian Utilities.
3. Bagian Storage / Loading & Shipping.
4. Bagian Fire and Safety Healty Enviromental.
b. Plant Operation Support Division
Divisi ini mengemban tugas utama untuk pemeliharaan sarana dan
prasarana kerja yang terkait dengan pemrosesan gas alam menjadi gas alam cair
(LNG) dan kehidupan keluarga di perumahan perusahaan (Community). Divisi ini
membawahi empat bagian, yaitu:
1. Bagian Maintenance Support.
2. Bagian Plant Area Maintenance.
3. Bagian Technical and Engineering Services.
4. Bagian Supply Chain.

Universitas Sumatera Utara

c. Service and Development Division


Divisi ini mengemban tugas utama untuk memberikan pelayanan dalam
bidang kepegawaian, fasilitas, sarana dan prasarana kerja. Divisi ini bertugas
untuk mendukung pelaksanaan tugas divisi lain dengan menyediakan sumber daya
yang diperlukan. Divisi ini membawahi tiga bagian, yaitu:
1. Bagian HR.
2. Bagian Facilities Service.
3. Bagian Legal Affairs.
d. Public Relation Section
Bagian ini bertugas menangani hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat. Bagian ini mengkomunikasikan kebijakan dan kegiatan
PT. Arun kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik. Bagian ini juga
menangani tamu-tamu perusahaan yang berkunjung ke PT. Arun LNG..
e. Finance and Accounting Section
Bagian ini bertugas menangani administrasi keuangan perusahaan seperti
membayar invoice, gaji pegawai, bonus dan tunjangan-tunjangan. Seksi ini juga
menangani pembayaran pajak perusahaan dan pegawai. Pajak pegawai dipotong
langsung dari gaji bulanan. Bagian ini juga bertugas membuat laporan keuangan
setiap bulan dan pada akhir tahun.

Universitas Sumatera Utara

f. Continous Improvement Section


Continous Improvement Team Section ini melakukan evaluasi terhadap
perubahan organisasi dan melakukan pengembangan organisasi perusahaan pada
masa yang akan datang. Berdasarkan kriteria atau standart yang telah ditetapkan
oleh manajemen puncak untuk masa yang akan datang.
g. General Audit Section
Bagian ini bertanggung jawab untuk memeriksa aliran keuangan dan
kewajaran pemakaian setiap asset atau harta benda milik perusahaan yang dipakai
untuk keperluan proses kilang maupun keperluan administrasi di kantor PT. Arun
LNG.

2.4. Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab


a. Divisi Production
Tugas utama divisi Production adalah untuk mengelola gas alam menjadi
gas alam cair (LNG) merencanakan produk LNG dan kondensat, menyimpan
LNG dan kondensate, pengapalan LNG dan mengekspor kenegara tujuan. Divisi
ini membawahi lima bagian yaitu :
a. Bagian LNG Proses
b. Bagian Utilities and Storage and Loading
c. Bagian NSO and Laboratory
d. Bagian Fire and Environmental Health Service
e. Bagian Marine

Universitas Sumatera Utara

b. Divisi Plant Operation Support


Divisi ini bertanggung jawab melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana kerja yang terkait dengan pemrosesan gas alam cair (LNG), divisi ini
membawahi enam bagian, yaitu :
a. Bagian Maintenance Planning and Reability.
b. Bagian Plant Area Maintenance.
c. Bagian Procurement
d. Bagian Information Technologi (IT)
e. Bagian Technical and Engineering Services
f. Bagian Maintenance Shop, meliputi bagian Automotive and Heavy Equipment
c. Divisi Service and Development
Divisi ini mempunyai tugas utama untuk memberikan pelayanan dalam
bidang kepegawaian, fasilitas, sarana dan prasarana kerja. Divisi ini bertugas
mendukung pelaksanaan tugas divisi lain dengan menyediakan sumber daya yang
diperlukan.
Divisi ini membawahi lima bagian yaitu :
1. Bagian Security service.
2. Bagian Facilities service.
3. Bagian HRD.
4. Bagian Medical and Occupation Health (OH)
5. Bagian Legal Affairs.

Universitas Sumatera Utara

d. Bagian Public Relations


Bagian ini bertugas menangani hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat, Bagian ini mengkomunikasi kebijakan dan kegiatan PT.
Arun LNG kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik. bagian ini
juga menangani tamu-tamu perusahaan yang berkunjung ke PT. Arun LNG.
e. Bagian Finance and Accounting
Bagian ini bertugas menangani Administrasi keuangan perusahaan seperti
membayar invoce, gaji pegawai, bonus, tunjangan-tunjangan. bagian ini juga
menangani pembayaran pajak pegawai perusahaan. Pajak pegawai dipotong
langsung dari gaji bulanan, seksi ini juga membuat laporan keuangan setiap bulan
dan pada akhir tahun.
f. Continous Improvement Section
Continous Improvement Team Section ini melakukan evaluasi terhadap
perubahan organisasi dan melakukan pengembangan organisasi perusahaan pada
masa yang akan datang. Berdasarkan kriteria atau standart yang telah ditetapkan
oleh manajemen puncak untuk masa yang akan datang.
g. Bagian General Auditor
Bagian ini bertanggung jawab dalam pengendalian keuangan didalam
perusahaan. serta menunjukkan tiap instalasi peralatan pada proses secara detail.

Universitas Sumatera Utara

2.5.

Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.5.1. Tenaga Kerja


PT. Arun LNG mempunyai visi untuk menjadi perusahaan pengolahan
LNG kelas dunia. Untuk menyelaraskan visinya PT. Arun LNG mempekerjakan
tenaga-tenaga profesional yang telah mengalami seleksi terlebih dahulu.

PT.

Arun LNG memiliki pegawai sebanyak 603 karyawan dengan 574 orang pekerja
dan 29 dalam masa pra-pensiun. Karyawan laki-laki sebanyak 569 orang dan
karyawan perempuan sebanyak 34 orang.

Pada PT. Arun LNG ini juga

memperkerjakan tenaga asing yang berasal dari Amerika, namun akibat adanya
restrukturisasi maka perusahaan mengandalkan pada pekerja lokal dengan kualitas
kerja yang dapat diandalkan .

2.5.2. Jam kerja


Waktu kerja bagi karyawan diatur di dalam Perjanjian Kerja Bersama
(PKB) antara perusahaan PT. Arun LNG dengan Serikat Pekerja PT. Arun LNG
(SP-PTA) yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Jam kerja yang teratur akan ditetapkan dimasing-masing tempat pekerjaan
sesuai dengan keperluan operasi setempat. Jam kerja dikantor dan di pabrik
meliputi maksimum 8 jam kerja sehari atau maksimum 40 jam seminggu. Jam
kerja tersebut tidak termasuk waktu makan siang dan istirahat.

Universitas Sumatera Utara

2. Jadwal waktu kerja:


a. Plantsite dan di Medan:
Senin s/d Kamis

: Jam 07.00 12.00


Jam 12.00 13.15 ( Istirahat)
Jam 13.15 16.15

Jumat

: Jam 07.00 11.45


Jam 11.45 14.00 ( Istirahat)
Jam 14.00 17.15

b. Jakarta
Senin s/d Kamis

: Jam 07.00 12.00


Jam 12.00 12.30 ( Istirahat)
Jam 12.30 15.30

Jumat

: Jam 07.00 12.00


Jam 12.00 13.30 ( Istirahat)
Jam 13.30 15.30

c. Karyawan Shift
Shift pagi (I)

: 07.00 15.00 WIB

Shift siang (II)

: 15.00 23.00 WIB

Shift malam (III)

: 23.00 07.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

Istirahat makan diberikan secara bergiliran, setengah jam setelah


masing-masing bekerja selama 4 jam terus-menerus. Dimana penetapan gilirannya
diatur oleh supervisor masing-masing bagian, sehingga dengan demikian proses
tetap berlangsung.

2.6.

Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Strategi penggupahan perusahaan bertujuan untuk memberikan upah yang


menarik guna memacu pekerja untuk bekerja sebagaimana yang diharapkan .
Sistem upah diatur disusun secara atraktif dan dengan skala gaji yang dapat
menggambarkan perbandingan upah pekerja golongan terbawah dengan pekerja
golongan tertinggi dalam batas yang wajar.
Pembayaran upah dilakukan setiap akhir bulan setelah pekerja
memberikan jasa kepada perusahaan. Adapun besarnya upah yang diberikan adala
sebagai berikut:

1. Gaji Pokok
Gaji Pokok

Jumlah jam kerja x upah (Berdasarkan Golongan)


30

2. Tunjangan Jabatan

Tunjangan Jabatan = 6% x Upah Pokok


3. Tunjangan Radiasi Keppres No. 48 tahun 1995

Radiologi = 100.000 / bulan


Teknisi = 70.000 / bulan

Universitas Sumatera Utara

4. Tarif Kerja Lembur

Pekerja dengan golongan 7 keatas tidak dibayarkan upah lembur karena


tanggung jawab atas jabatannya.
-

Apabila kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal


Jam Kerja Lembur Pertama

= 1,5 x Upah perjam*

Jam Kerja Lembur Sesudahnya

= 2 x Upah perjam*

Upah perjam*

= 1 / 173 x Upah Sebulan

Apabila kerja lembur pada hari istirahat mingguan dan atau hari libur
resmi:
Jam Kerja Lembur Pertama sampai kedelapan

= 2 x upah perjam

Jam Kerja Lembur kesembilan dan seterusnya

= 3 x upah perjam

Adapun fasilitas fasilitas lainnya yang diberikan adalah:


a. Fasilitas Istirahat Tahunan
-

Biaya Istirahat Tahunan

Pekerja dengan masa kerja 14 tahun = 125 % x upah pokok


Pekerja dengan masa kerja 15 tahun = 175 % x upah pokok
-

Transportasi

Bagi semua pekerja yang lokasi kerjanya di Lhokseumawe disediakan


fasilitas pesawat perusahaan p.p atau uang transportasi taxi yang besarnya
mendekati tarif taxi (travel) umum.

Universitas Sumatera Utara

b. Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan pada rumah sakit baik diperusahaan maupun diluar


perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2.1. dibawah ini:
Tabel 2.1. Fasilitas Kesehatan

Golongan Upah

Kelas Rumah Sakit

16

II

7 keatas

Sumber : Production Division Laboratory, PT. Arun LNG

2.7.

Proses Produksi

2.7.1. Standar Mutu Bahan /Produk

LNG adalah singkatan dari Liquified Natural Gas yang artinya adalah gas
alam yang dicairkan. Seperti yang diketahui bahwa PT. Arun LNG adalah suatu
perusahaan

yang

mengolah

LNG,

disamping

menghasilkan

Kondensat

(Condensate) sebagai produk sampingan.


Adapun komposisi dari produk kilang gas PT. Arun LNG adalah sebagai
berikut :
Liquified Natural Gas (LNG)

LNG mempunyai komposisi paling dominan adalah methane (CH4) serta


sedikit ethana (C2H6). Typical komposisi LNG yang dihasilkan PT. Arun LNG
dapat dilihat pada Tabel 2.2. dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2. Komposisi LNG


Komposisi
N2 (Nitrogen)
CH4 (Metana)
CO2 (Karbon Dioksida)
C2H6 (Etana)
C3H8 (Propana)
i-C4H10 (Iso-Butana)
n-C4H10 (Normal-Butana)
i- C5H12 (Iso-Pentana)
n-C5H12 (Normal-Pentana)
nC6+
Total

% Mol
0,957
70,747
22,369
3,666
1,183
0,277
0,322
0,149
0,091
0,239
100

Sumber : Production Division Laboratory, PT. Arun LNG

Untuk mencairkan gas alam ini dilakukan dengan proses pendinginan


dengan ekspansi pada temperature yang sangat rendah sekali yang disebut sebagai
Criyogenic Temperature yaitu -160o C pada tekanan atmosfir.

Gas alam pada kondisi tersebut diatas akan berubah menjadi cairan dengan
perbandingan volume 630 : 1, yang artinya apabila 630 cuft gas alam tersebut
dicairkan, maka akan mengasilkan 1 cuft gas alam cair. Jadi tujuan pencairan gas
alam ini adalah untuk mempertinggi efisiensi penyimpanan dan pengangkutan
(transportasi) dari negara penghasil ke negara konsumen.
Kondensat

Selain menghasilkan LNG, PT Arun LNG juga menghasilkan kondensat


sebagai produk samping yang merupakan fraksi-fraksi hidrokarbon berat yang
terikut bersama-sama gas alam dari sumber ladang gas Arun. Kondensat yang
diproduksi harus memenuhi persyaratan yang ditentukan yaitu mempunyai RVP
13 Psia max, pada temperatur 100oF (37,8 oC) dan SG 0,75 (52 oAPI). Adapun

Universitas Sumatera Utara

Komposisi kondensat yang diproduksi PT Arun LNG dapat dilihat pada Table 2.3.
di bawah ini :
Tabel 2.3. Komposisi Kondensat
Komposisi

% Mol

% Volume

% Berat

C2 (Etana)

0,294

0,190

0,100

C3 (propana)

0,445

0,296

0,223

Total C4 (Butana)

17,223

13,331

11,373

Total C5 (Pentana)

21,997

19,376

18,032

Total C6+

60,041

66,807

70,271

100

100

100

Total

Sumber : Production Division Laboratory, PT. Arun LNG

Produk kondensat umumnya diekspor ke negara-negara seperti : Jepang,


Singapura, Amerika, Australia, Perancis dan Selandia Baru. Di negara-negara
tersebut, kondensat digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia yang
berguna sebagai penghasil polimer, plastik, pelarut dan sebagainya atau dapat juga
diolah kembali pada kilang minyak untuk dijadikan bahan bakar minyak.

Liquified Petroleum Gas (LPG)

LPG adalah gas dari hasil destilasi Crude Oil yang dicairkan dan
merupakan hasil sampingan dari hasil proses fraksinasi minyak bumi, dimana
sebelumnya fraksi-fraksi hidrokarbon ringan ini hanya dibakar di flare. Tetapi
dengan adanya diversifikasi energi, maka gas ini bermanfaat sebagi salah satu
sumber energi.

Universitas Sumatera Utara

Adapun secara umum LPG dapat diperoleh dari dua sumber :


a. Dari sumber gas alam (Gas Field)
b. Dari hasil sampingan kilang minyak (Petroleum Refinery)
Khususnya LPG yang dihasilkan oleh kilang Arun tergolong berasal dari
sumber gas alam. Adapun komposisi LPG yang dihasilkan terdiri atas dua macam
yaitu :
1. LPG propana dengan typical komposisi :
C2

: 2 % max

C3

: 96 % min

C4

: 2.5 % max

RVP maksimum 200 Psi / 100O F

2. LPG butana dengan typical komposisi :


C3

: 3 % max

C4

: 96 % min

iC5

:1%

RVP maksimum 70 Psi / 100o F

Sebenarnya masih ada jenis LPG yang lain, yang disebut dengan LPG
Mixed, yaitu merupakan campuran LPG propana dan butana dengan komposisi

tertentu, tetapi jenis ini tidak diproduksi oleh kilang LPG Arun. Saat ini sejak
tahun 1996 LPG tidak diproduksi lagi melihat faktor kurangnya ketersediaan
bahan baku dan alasan ekonomis lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Bahan Yang Digunakan

PT. Arun LNG memproduksi gas alam cair (LNG). Dalam produksi gas
alam cair bahan-bahan yang digunakan meliputi tiga bagian, yaitu :
2.7.2.1. Bahan Baku

Yang dimaksud bahan baku yaitu bahan yang digunakan dalam suatu
produk dimana komponen-komponennya jelas terlihat pada produk tersebut. Pada
pengolahan gas alam menjadi LNG mempunyai bahan baku utama yaitu gas alam
yang berasal dari Point A di Lhoksukon yang dieksplorasi oleh Exxon Mobil dan
gas alam yang di ambil dari NSO (North Sumatera Offshore) yang diambil dari
laut yang dikelola oleh PT. Arun LNG. Adapun komposisi gas dari masingmasing sumber adalah sebagai berikut:
a. Gas alam dari Point A Lhoksukon.
Tabel 2.4. Komposisi gas alam dari sumur Lhoksukon
Komponen
Heksana plus
Nitrogen
Metana
Carbondioksida
Etana
Hidrogen Sulfida

Arun (% mol)
0.242
0.516
74.233
16.932
5.058
80 ppm

Propana
Iso-Butana
N-Butana
Iso-Pentana

1.702
0.398
0.498
0.231

N-Pentana

0.150

Sumber : Production Division Laboratory, PT. Arun LNG

Universitas Sumatera Utara

b. Gas alam dari NSO


Tabel 2.5. Komposisi gas alam dari NSO
Komponen

NSO (% mol)

Heksana plus

0.119

Nitrogen

0.959

Metana

69.870

Carbondioksida

25.004

Etana

2.903

Hidrogen Sulfida

0.039

Propana

0.719

Iso-Butana

0.125

N-Butana

0.125

Iso-Pentana

0.084

N-Pentana

0.054

Sumber : Production Division Laboratory, PT. Arun LNG

2.7.2.2. Bahan Tambahan

Yang dimaksud dengan bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan


dalam pembuatan suatu produk dimana komponennya merupakan bagian dari
produk akhir fungsinya meningkatkan mutu produk. Pada pengolahan gas LNG
ini bahan tambahan yang digunakan sebagai additive boleh dikatakan tidak ada
karena produk gas yang diharapkan benar-benar diasumsikan murni dari zat-zat
yang tidak diperlukan sesuai dengan standar komposisi yang telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara

2.7.2.3.

Bahan Penolong

Yang dimaksud dengan bahan penolong yaitu bahan yang ditambahkan


dalam produk yang berguna dalam rangka memeperlancar proses produksi bahan
ini bukan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan penolong digunakan dalam
pengolahan gas oleh PT. Arun LNG antara lain:
a.

Karbon Aktif

Merkuri dalam jumlah kecil bereaksi dengan sulfur dan membentuk mercuri
sulfide yang diardsorbsi kedalam karbon aktif. Fungsi dari senyawa ini
adalah untuk memisahkan mercuri yang menyebabkan terjadinya korosi
dalam tubing dan dalam pipa alumunium.
b.

Pottasium Carbonate (KCO3)

Fungsi untuk menyerap CO2 dan H2S yang terdapat dalam feed gas.
c.

Larutan DEA(DiEthanolAmine)
Fungsi untuk menyerap CO2 dan H20 kurang dari 100 ppm

d.

Pottasium Methafanadate

Fungsi mencegah korosi pada lapisan baja


e.

Sea Water (air laut)

Fungsi : mendinginkan propana dan semua semua aliran panas dari mesinmesin exchanger terhadap LNG.
f.

Chlorine.

Fungsi : untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran laut, seperti ganggang


laut dsb, dari sea water intake yang digunakan dalam proses pendinginan.

Universitas Sumatera Utara

2.8. Uraian Proses

Cadangan gas diladang gas Arun terbukti memasok enam train LNG,
dimana ladang gas Arun memiliki empat kelompok daerah produksi (cluster).
Adapun proses pengolahan gas adalah sebagi berikut :
A. Stasiun Pengumpul (Cluster) di Point A

Pada setiap cluster terdapat dua buah train pemisah dimana gas alam dapat
dipisahkan menjadi gas dan kondensat. Kondensat dan gas dari tiap clusrer ini
dialirkan ke sentral pemipaan. Kemudian kondensat dan gas ini dialirkan ke
pabrik pencairan gas alam (Point B). Setiap train di tiap cluster memiliki beberapa
perlengkapan, seperti ; fin fan cooler, heat exchanger, 3 tingkat drum pemisah, 2
unit pompa kondensat dan reinjection compressor. Kapasitas setiap cluster adalah
600 MMSCFD (max 750 MMSCFD), yang menghasilkan 556 MMSCFD gas
ditambah dengan 37.100 barrel per hari kondesat.
Gas dari reservoir akan mampu mengalir ke kepala sumur (well head)
yang disebut christmas tree dengan tekanan 499 kg/cm2 dan temperatur 177K
sedangkan sebelum mencapai xmas tree, tekanan gas tersebut turun menjadi 254
kg/cm2 dan suhu 150 oC. Setelah melalui xmas tree tekanan dan temperatur akan
turun menjadi 240 kg/cm2 dan temperatur 143 oC. gas pada kondisi tersebut,
sebelum dialirkan ke satu unit fin fan cooler untuk proses pendinginan terlebih
dahulu dilewatkan pada sebuah kontrol valve yang berfungsi mengekspansi gas
sehingga tekanannya menjadi 141 kg/cm2 selanjutnya diikuti dengan penurunan
temperatur menjadi 132o C. setelah melalui fin - fan temperaturnya turun menjadi
54 oC.

Universitas Sumatera Utara

Outlet fin-fan kemudian dialirkan lagi ke bagian tube dari suatu heat
exchanger, untuk memanaskan gas yang keluar dari drum pemisah tingkat

pertama, sekaligus untuk mendinginkan gas itu sendiri menjadi sekitar 48o C
dengan tekanan konstan 141 kg/cm2. Selanjutnya gas melalui sebuah proses
kontrol valve untuk mengatur tekanan dalam separator. Setelah melalui kontrol
valve tersebut, tekanan dan temperatur turun lagi menjadi 82 kg dan temperatur 25
o

C. Pada kondisi operasi tersebut, fraksi berat yang telah mencapai titik embunnya

akan berubah menjadi cairan, sedangkan fraksi yang belum mencapai titik
embunnya akan tetap sebagai gas. Dengan demikian telah terjadi pemisahan
secara kasar antara fraksi ringan dan fraksi berat (gas dan kondensat). Gas yang
telah tepisah dari fraksi berat akan mengalir dari puncak drum pemisah tingkat
pertama dari gas to gas exchanger untuk proses pemanasan sampai suhu 47 oC.
Pada umumnya gas sampai suhu 47 oC inilah yang dialirkan ke pipeline kontrol
dengan menggunakan pipa 30 inch. Pipeline kontrol adalah manifold untuk
menerima produksi dari tiap cluster dan mengalirkannya ke point B. Sebagian gas
yang keluar dari gas to gas exchanger (250 MMSCFD max perkompressor
injection) diinjeksikan ke pinggiran reservoir untuk mempercepat habisnya fraksi
hidrokarbon berat yang terkandung dalam reservoir. Kondensat pada drum
pemisah tingkat pertama, akan turun ke drum pemisah tingkat kedua dan akan
dihisap oleh pompa sentrifugal

8 tingkat (canbarrel pump) guna menaikkan

tekanan sampai mencapai 94 kg/cm2, untuk dialirkan ke pipeline kontrol dengan


menggunakan pipa 12 inch yang berfungsi sebagai manifold untuk menerima
produksi dari tiap cluster dan dialirkan ke Point B.

Universitas Sumatera Utara

Air yang telah terpisah dari kondensat akan turun ke drum pemisah tingkat
tiga, dan kemudian dialirkan ke tempat penampungan untuk proses pemurnian.
Sedangkan gas dan kondesat dialirkan ke Point B dengan pemipaan terpisah,
yaitu:
1. Gas dialirkan melalui pipa 42 inch
2. Kondensat dialirkan melalui pipa 20 inch.
B. Proses Pengolahan Gas Alam

Proses pengolahan gas alam yang dioperasikan pada kilang Arun terdiri
dari dua proses, yaitu :
Proses I, dilakukan pemisahan antara gas dan kondensat.
Proses II dan III, dilakukan pembersihan dari impuritis, hidrokarbon berat dan
pencairan gas alam.
1. Proses I

Proses I ini dibagi dalam beberapa unit, yaitu:


-

unit inlet facilities ( unit 15, 16, 17, 18, dan 19)

unit pemisahan gas dan kondensat (unit 20 A)

unit penstabilan kondensat unit 20B

unit feed booster compressor/kompresi ulang (unit 25)

unit refrigerant preparation (unit 50)

a. Inlet facilities

Pengiriman gas dan kondensat dari ladang gas di Lhoksukon ke Point B


dilakukan terpisah, tujuannya untuk mencegah terjadinya pengendapan kondensat
dalam pipa yang berada di daerah rendah. Setelah gas sampai di point B , sebagian

Universitas Sumatera Utara

kecil dikirim ke PIM dan AAF untuk pembuatan pupuk, PT. KKA dan PT.
Humpuss Aromatic.
b. Pemisahan gas dan kondensat

Unit ini terdiri dari empat buah drum pemisah (first stage flash drum),
yang beroperasi secara paralel, berfungsi untuk memisahkan gas yang akan
dialirkan ke unit pemurnian gas di proses II. Pemisahan disini berlangsung pada
tekanan tinggi yaitu pada 54,5 kg/cm2. Sebelum gas dan kondensat masuk ke
dalam drum pemisah, terlebih dahulu digabungkan menjadi satu pipa baru
kemudian dimasukkan ke bagian puncak drum melalui dua saluran pemasukan.
Campuran gas dan kondensat yang masuk ke dalam drum diarahkan ke splash
buffle, agar kondensat terpercik menjadi butiran halus, sehingga fraksi ringan

lebih mudah terlepas dari ikatan fraksi berat dan juga agar kandungan emulsi
dapat pecah. Seterusnya baik gas maupun kondensat akan mengalir melalui
demister pad. Demister pad berfungsi untuk menangkap butiran cairan (kabut)

yang terbawa oleh aliran gas, dan juga untuk menyaring lumpur dan memecahkan
emulsi, sedangkan gas akan keluar dari puncak tengah drum setelah melalui mist
eliminator, yaitu sebagai alat yang berfungsi sebagai perangkap kabut.

Gas yang keluar dari puncak setiap drum akan dikumpulkan pada sebuah
pipa 36 inch dan dialirkan ke unit pencairan gas alam diproses II dan III.
Kondensat dari drum A dan B akan mengalir ke satu pemipaan sedangkan drum C
dan D dengan pemipaan tersendiri akan dialirkan ke effluent degassing out, yaitu
tempat pemisahan senyawa asam dan gas dari kandungan air dan airnya di drain
ke sewer.

Universitas Sumatera Utara

c. Proses penstabilan kondensat

Kondensat dari stage flash drum dimasukkan ke second stage flash drum.
Di second stage flash drum ini terjadi pemisahan gas yang prinsipnya sama
dengan pada first stage flash drum, hanya tekanan operasinya lebih rendah. Gas
yang telah terpisah tersebut dari kompresor

dialirkan ke feed booster

compressor (unit 25) dan di teruskan ke proses II dan proses III.

Sedangkan kondensat mengalir melalui bagian dasar drum dan selanjutnya


dialirkan ke menara stabilizer (C-2001) yang menggunakan sieve tray, tapi
sebelumnya masuk ke stabilizer feed/bottom exchanger. Disini sebagian
kondensat menguap sehingga umpan yang masuk ke kolom terdiri dari dua aliran.
Akibat gaya gravitasi, gas naik ke puncak kolom sedangkan cairan turun ke dasar
kolom. Cairan yang berada tray II dilewatkan melalui stabilizer side reboiler
untuk menguapkan fraksi ringan yang terbawa bersama cairan dari side reboiler
cairan dan uap dikembalikan lagi ke stabilizer. Uap akan mengalir ke atas dan
sisanya berupa cairan ditarik sebagai kondensat stabil. Sebelum disimpan,
kondensat stabil yang berada pada dasar kolom diturunkan temperaturnya menjadi
38oC dimana stabilizer berfungsi untuk menurunkan produk gas yang mendidih.
Untuk itu kondensat didinginkan berturut-turut di stabilizer side reboiler ke dasar
penukar kalor, pada fin fan cooler serta yang terakhir didinginkan pada pendingin
air laut sehingga temperatur kondensat menjadi 38 oC.
Proses selanjutnya, kondensat dingin yang telah stabil ini dialirkan ke
tangki kondensat (f-2101) dimana hidrokarbon yang masih tersisa dibuang ke
atmosfer. Pada tangki ini kondensat digabung dengan aliran hidrokarbon yang

Universitas Sumatera Utara

lebih berat, kemudian dari unit 50 dikirim ke tangki penyimpanan kondensat. Gas
yang mencapai puncak stabilizer dikondensasikan oleh fin fan cooler lalu
dialirkan ke over head accumulator (D-2004). Cairan yang terbentuk dialirkan
kembali ke kolom sebagai refluks. Sementara gas yang tidak terkondensasi
bergabung dengan gas dari second stage flash drum dan dikirim ke feed booster
compressor (k-2501) untuk dinaikkan tekanannya sehingga sama dengan tekanan

gas dari first stage flash drum. Kemudian gas dengan tekanan 56 kg/cm2 ini
dikirim ke unit pemurnian gas untuk diproses lebih lanjut.
d. Feed booster compressor (unit 25)

Gas yang berasal dari 20B masuk ke unit 25 dan akan dinaikkan
tekanannya agar dapat bergabung dengan gas yang berasal dari unit 20A yang
bertekanan lebih tinggi yaitu dari 15 kg/cm2 menjadi 57kg/cm2. Gas yang
mengalir dari unit 20B tersebut akan masuk ke D-2501 di bagian tengahnya.
Dimana di dalam D-2501 ini diharapkan fraksi berat yang mungkin terkandung
dalam gas ini akan terkondensasi.
Kemudian gas dari D-2501 dialirkan kedua arah yaitu menuju kompressor K-2501
dan K-2501B. Setelah gas dimampatkan dalam kedua kompressor tersebut yang
bertekanan sedikit lebih besar daripada tekanan yang berasal dari unit 20A,
sehingga dapat masuk ke aliran gas tersebut, maka gas yang berasal dari discharge
compressor tersebut mengalir bersama-sama dengan gas dari unit 20A menuju

unit pemurnian gas di unit 30.

Universitas Sumatera Utara

Bila jumlah gas yang masuk ke dalam kompresor tersebut kurang, maka
sebagian dari discharge dialirkan kembali ke section drum D-2501 melaui fin fan
cooler 2501 A/B untuk pendinginan.
e. Refrigerant preparation

Unit ini terdiri dari unit 51 dan 52 yang merupakan 2 unit fraksinasi yang
sama. Dalam hal ini unit 51 dan 52 berfungsi untuk memisahkan bahan-bahan
yang diperoleh dari scrubb tower bottom train 1 sampai train 6. Masing-masing
unit mempunyai 3 buah kolom, yaitu :
1. De-Ethanizer column
2. De- Propanizer column
De- Butanizer column

Kolom-kolom tersebut dilengkapi dengan tray jenis sieve, down comer,


sebagai media penunjang untuk proses destilasi. Disamping itu juga dilengkapi
dengan sarana-sarana penunjang lainnya, seperti steam reboiler, pompa refluks,
dan lain-lain. Sistem pendingin untuk mengkondensasi produksi hasil puncak
propana dan
butana dengan menggunakan satu unit

fin - fan, sedangkan untuk

mengkondensasi hasil puncak ethane dipakai sistem refrigerasi. Refrigerasi di


sini adalah dengan memakai propana sebagai pendingin yang disirkulasikan di
dalam loop tertutup. Untuk mendukung terjadinya siklus yang diharapkan dari
refrigeran tersebut, maka sistem ini ditunjang oleh satu unit compressor cooler,
dan condensor, drum accumulator, evaporator dan section drum untuk
compressor.

Universitas Sumatera Utara

Adapun feed yang diolah di unit ini berasal dari bottom scrubb tower pada
proses II dan Proses III. Setiap

unit mampu

mengolah

feed dari tiga

train(15.000 BPSD).
1) De-etahnizer system
Feed dari bottom scrub tower setelah melalui tahap pendingin dan

pengontrol tekanan 34 kg/cm2, dialirkan ke de-ethanizer column dan dimasukkan


ke tray dan tekanannya dikontrol pada 31kg/cm2 sedangkan temperatur keluar dari
shell side reboiler di set 145 oC, serta temperatur di top column dijaga sekitar

-9o C. Dengan demikian diharapkan seluruh etana (C2H6) dengan pemanasan yang
cukup tinggi dari bawah akan menguap. Tetapi semakin banyak tray yang dilalui
uap ini akan mengakibatkan semakin turunnya temperatur, sehingga dengan
adanya penyiraman refluks seluruh fraksi yang lebih berat dari etana akan
mengkondensasi kembali. Hanya etana dan fraksi yang lebih ringan akan keluar
sebagai over head product.
Over head product ini selanjutnya akan mengalir ke etahanizer sub cooler

(E-5X03), dimana akan terjadi pengkondensasian. Namun karena temperatur


paling rendah yang dapat dicapai pada sub cooler -36oC, maka tidak seluruh
overhead product dikondensasikan. Metana (CH4) tidak dapat dikondensasikan

setelah ditampung dalam reflux accumulator D-5X02, yang digunakan untuk


mengatur tekanan sebesar 31 kg/cm2. kelebihan metana tersebut kemudian
dialirkan melalui PV-5X03. Cairan yang keluar dari E-5X02 dan akan
dimanfaatkan sesuai dengan prioritasnya, yaitu sebagai refluks. MCR (Multi
Component Refrigerant) make-up dan reinjeksi.

Universitas Sumatera Utara

Adapun batas komposisi dari cairan yang ada pada refluks accumulator
D-5X02 tersebut adalah sebagai berikut :
-

CH4 : 22,63%

CO2 : 0.000%

C2H6 : 77,365 %

C3H8 : 0,005%
Level di bottom C-5X01 dikontrol 60% secara normal, dan kelebihan level

ini akan dialirkan ke kolom de-propanizer. Bahan yang dialirkan ke kolom ini
sudah terbebas dari kandungan C2H6 dan yang lebih ringan.
2) De-Propanizer
Feed yang akan diolah dalam kolom ini adalah yang berasal dari bottom
de-ethanizer. Feed ini dialirkan ke de-propanizer tray nomor 20. setelah masuk ke

dalam de-propanizer column. Feed ini mula-mula akan di flash, karena tekanan
dalam menara dikontrol 18 kg/cm2. Cairan yang tidak menguap akan turun ke
dasar menara, melalui downcomer. Dari bottom ini, sebagian cairan hidrokarbon
dialirkan ke de-propanizer reboiler untuk mengambil sejumlah panas yang
diperlukan untuk menguapkan fraksi C3 yang ada, dimana temperaturnya dijaga
kira-kira 138 oC.
Fraksi C3 dan sebagian C4 dengan temperatur 138 oC akam menguap, dan
mengalir ke atas melalui tray yang bertingkat-tingkat (sieve tray) sampai ke
bagian puncak. Ke dalam bagian ini, dialirkan sejumlah refluks untuk menjaga
temperatur tetap konstan yaitu 53 o C.

Universitas Sumatera Utara

Over head product atau gas yang keluar dari puncak menara dialirkan ke
refluks accumulator melalui dua jalan, yaitu :

lewat fin - fan agar seluruh C3 dapat mencair

By pass atau tanpa melalui fin - fan untuk menjaga tekanan di reflux
accumulator tetap 17 kg/cm2.

Semua liquid yang dihasilkan pada fin - fan akan ditampung di reflukx
accumulator drum. Komposisi dari liquid tersebut adalah sebagai berikut :

C1 : 0,001%

C2 : 0,003%

C3 : 99,994%

i-C4 : 0,002%
Sedangkan prioritas pengaliran dari liquid ini adalah sebagai berikut :

Refluks

Storage tank D-6201 (persediaan MCR)

Reinjeksi ke proses II dan proses III, sebagai HHV control.

Storage tank LPG 64

Dengan kondisi operasi yang baik, akan diperoleh hasil puncak yang
murni, yaitu 99,9 % propana. Kondisi operasi di dalam kolom diatur sebagai
berikut :
-

Tekanan : 17,2 kg/cm2

Temperatur top : 53 OC

Temperatur outlet reboiler : 135 OC

Universitas Sumatera Utara

3) De-Butanizer
Feed untuk de-butanizer berasal dari outlet de-propanizer bottom, yang

dialirkan ke tray nomor 15. Di dalam kolom ini, feed akan menguap karena
tekanan diatur sekitar 6 kg/cm2.Sedangkan hidrokarbon yang tidak dapat menguap
akan turun ke tray selanjutnya sampai ke bagian bottom. Dari bottom ini sebagian
cairan dialirkan ke sebuah reboiler untuk mengambil sejumlah panas dari steam
yang dialirkan ke bagian tube side, dimana temperatur outletnya dikontrol kirakira 103 oC dengan mengatur flow dari steam.
Fraksi yang paling ringan pada feed ini (butana paling berat) akan keluar
dari puncak menara dalam bentuk gas. Sebagian gas ini akan mengalir melalui fan
sistem. Diharapkan setelah melewati pendingin, seluruh butana akan berubah fasa
dari gas ke cair. Cairan tersebut ditampung di reflux accumulator drum untuk
butana.
Sebagian kecil dari gas over head product butana akan mengalir tanpa
melalui fin - fan menuju reflux accumulator untuk mengatur tekanan sebesar 5,6
kg/cm2. Komposisi yang baik dari cairan hidrokarbon pada reflux accumulator
adalah sebagai berikut :
-

Propana

: 0,015 %

I butana

: 33,207 %

n- Butana

: 66,689 %

I Pentana

: 0,090%

Universitas Sumatera Utara

Seluruh cairan hidrokarbon yang ditampung pada reflux accumulator ini


akan dialirkan sesuai dengan prioritasnya, yaitu :
a. Sebagai refluks
b. Reinjeksi ke MHE (Maint Heat Exchanger) proses II dan proses III, sebagai
NHV control.
c. Ke storage tank LPG unit 64.
Adapun kondisi operasi dalam kolom ini diatur sebagai berikut :
-

Tekanan operasi : 6 kg/cm2

Temperatur top : 57 oC

Temperatur outlet reboiler : 110 oC


Dengan kondisi demikian, maka hasil puncaknya akan menjadi murni,

yaitu 99,0 % iso butana dan normal butana. Produksi bottom-nya akan dialirkan
ke suatu peralatan pendingin (E-5X01) yang menggunakan air laut sebagai media
pendingin. Kemudian dialirkan bersama-sama kelebihan butana ke produksi
kondensat unit 20B.
Adapun media pendingin pada exchanger yang ada di unit 50 ini dipakai
propana dalam suatu sistem tertutup. Sistem refrigerasi yang digunakan adalah :
a) Penguapan cairan pendingin akan memerlukan kalori yang akan diambil dari
fluida yang akan didinginkan.
b) Titik didih media pendingin akan turun, bila tekanan diturunkan, sehingga
pertukaran panas terjadi pada suhu yang rendah.
c) Waktu pengembunan kembali uap media pendingin akan melepaskan
sejumlah kalori yang diambil dari media pendingin terserbut.

Universitas Sumatera Utara

d) Titik embun dapat diturunkan dengan menaikkan tekanan. Dengan demikian


air laut dapat dimanfaatkan untuk mengkondensasi gas-gas C3.
Propana liquid setelah mendinginkan E-5X03, E-5X11 dan E-5X04
berubah menjadi uap dan dimasukkan ke D-5X01 yang bertekanan 15,8 Psia.
Sebagian gas akan mengkondensasi sedangkan yang tidak terkondensasi akan
dialirkan ke K-5X01 untuk

dikompres. Kemudian gas ini didingikan oleh

exchanger E-5105 A dan B dimasukkan ke D-5X04 yang bertekanan 202 Psia

dan suhu 105oC. Kemudian gas tersebut masuk ke D-5X01 dan mengalami
ekspansi dengan menurunkan tekanannya yang cukup besar sehungga suhunya
akan menurun. Akibatnya propana akan mengkondensasi dan dialirkan kembali ke
exchanger-exchanger untuk digunakan sebagai pendingin kembali.
2. Proses II dan III

Tugas dari proses II dan III ini merupakan proses pemurnian gas / Gas
treating unit (unit 30) dan proses pencairan gas / Liquefaction unit (unit 40).
a. Proses Pemurnian Gas (unit 30)

Gas alam yang terpisah dari kondensat harus dibersihkan terlebih dahulu
dari senyawa-senyawa yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan sebelum gas
dicairkan. Senyawa-senyawa tersebut seperti karbon dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S) dan merkuri ( Hg) dan air karena dapat mengganggu dan merusak
peralatan pada proses pencairan.
Karbondioksida dan hidrogen sulfida dipisahkan dalam sebuah unit yang
mengandung potassium karbonat dan dietanol amina (DEA). Apabila CO2 dan
H2S tidak dihilangkan maka akan menyebabkan penyumbatan pada pipa-pipa

Universitas Sumatera Utara

karena senyawa ini sangat mudah membeku pada suhu rendah dan bersifat
korosif.
Merkuri dapat merusak peralatan-peralatan yang terbuat dari aluminium
yang digunakan di pabrik yang beroperasi pada suhu rendah. Pemisahan merkuri
ini dilakukan dengan penyerapan di dalam merkuri absorber. Alat ini terdiri dari
bed karbon yang diaktifkan oleh belerang sebagai media penyerap.
Feed gas dari puncak feed gas knock out drum dipanaskan terlebih dahulu

di feed/lean carbonate exchanger, kemudian di kirim ke merkuri bed (D-3X07


A/B), dimana merkuri yang ada pada feed gas diserap oleh carbon aktif yang
mengandung sulfur dan membentuk merkuri sulfida. Feed gas yang meninggalkan
kolom merkuri bed dipanaskan lebih lanjut sebelum dimasukkan ke bagian bawah
carbonet absorber column (C-3X01). Pada kolom ini 97% CO2 dan H2S diserap

oleh larutan karbonat yang mengalir berlawanan arah dengan feed gas.
Carbonate absorber ini merupakan kolom berisi pall rings yang

memberikan permukaan kontak yang lebih luas antara larutan karbonat dan gas.
Larutan karbonat panas dari carbonat regenerator column (C-3X03) dialirkan ke
carbonate absorber dalam dua aliran, yaitu 75% masuk ke dalam bagian tengah

kolom sedangkan 25% didinginkan dahulu di feed/lean carbonat exchanger


sebelum dimasukkan ke bagian atas kolom. Reaksi yang terjadi:
Carbonate absorber

K2CO3 + CO2 + H2O 2KHCO3


K2CO3 + H2S

KHS + KHCO3

Universitas Sumatera Utara

Carbonate regenerator

2KHCO3

K2CO3 + H2O + CO2

KHCO3 + KHS + H2O

K2CO3 + H2S + H2O

Larutan karbonat yang kaya dengan CO2 dan H2S sesampai di dasar kolom
penyerap dialirkan ke carbonate regenerator untuk diregenerasi. Disini hampir
semua CO2 dan H2S dilepaskan dari larutan karbonat dan keluar melalui puncak
kolom, sementara cairan karbonat turun ke bagian bawah kolom. Larutan ini
selanjutnya diuapkan di carbonat reboiler regenerator (E-3X06). Dimana uap
yang terbentuk dikembalikan ke kolom, begitu juga cairan yang tidak menguap.
Cairan ini merupakan lean carbonate solution yang dikirim kembali ke carbonate
absorber. Feed gas yang keluar dari atas carbonater absorber didinginkan di fin fan cooler, sebelum dimasukkan ke DEA absorber (C-3X02). Di sini gas mengalir

ke atas kolom dan kontak dengan larutan DEA yang turun dari atas kolom
sehingga CO2 dan H2S yang masih tersisa pada feed gas menjadi kurang dari
100 ppm.
Adapun reaksi yang terjadi pada DEA absorber adalah :
2(C2H4OH)2NH + CO2 + H2O
DEA
(C2H4OH)2NH 2CO3 + H2O + CO2

DEA carbonate

(C2H4OH)2NH2 2CO3

DEA carbonate

2 (C2H4OH)2NH2 HCO3
DEA bicarbonate

Universitas Sumatera Utara

Dalam reaksi dengan H2S


2(C2H4OH)2NH + H2S

2 (C2H4OH)2NH2 2S
DEA

(C2H4OH)2NH2 2S + H2S

2 (C2H4OH)2NH2 HS

DEA sulfida

DEA Hidrogen sulfida

Dalam DEA regenerator tejadi reaksi :


2(C2H4OH)2NH2HCO3
2(C2H4OH)2NH2HS

2CO2 + 2H2O + 2(C2H4OH)2NH


2H2S + 2(C2H4OH)2NH

Sementara larutan DEA yang kaya dengan CO2 dan H2S terkumpul di
dasar kolom, gas yang keluar dari puncak DEA absorber didinginkan oleh fin - fan
cooler. Kemudian gas ini dimasukkan ke dalam wash tower (C-3X05) yang

bertindak sebagai pemisah dan mencegah terbawanya larutan

DEA ke dalam

aliran gas.
Produk bawah wash tower dipompa kembali ke puncak menara untuk
disirkulasi, sementara gas murni dari menara pencuci ini dikirim ke unit 40 untuk
proses selanjutnya. Larutan DEA dari dasar absorber dipanaskan dahulu di
lean/rich exchanger (E-3X04), sebelum dikirim ke DEA regenerator column

untuk diregenerasi. Pada kolom ini CO2 dan H2S terlepas dari larutan DEA dan
keluar melalui bagian atas kolom sebagai overhead vapour. Larutan DEA
regenerator turun ke bagian bawah kolom dialirkan ke DEA regenerator reboiler

(E-3X-02) untuk dipanaskan. Uap yang terbentuk dikembalikan ke kolom


sedangkan cairan yang berlebih juga dikembalikan ke dasar kolom, seterusnya

Universitas Sumatera Utara

dipompa ke puncak DEA absorber untuk menyerap CO2 dan H2S yang terdapat
pada feed gas.
Overhead dari DEA regenerator reboiler dialirkan kembali ke kolom
carbonate regerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfer bersama-sama dengan

CO2 dan H2S dari kolom carbonate regenerator. Gas yang keluar dari regenerator
column didinginkan di fin - fan cooler kemudian dialirkan ke carbonate
regenerator accumulator, dimana CO2 dan H2S yang terpisah dibuang ke

atmosfir.
b. Sistem pencairan gas (unit 40)

Gas umpan yang keluar dari sistem pemurnian yang telah bebas dari
impuritis, masuk proses pencairan meliputi Bagian yaitu :

Bagian pengeringan (dehydration section)

Bagian pemisahan (scrubbing section)

Bagian pendinginan dan pencairan (refrigerant dan liquefaction section)

(i) Bagian pengeringan (Dehydration Section)

Seksi ini berfungsi untuk memisahkan uap air yang terbawa masuk ke
dalam bagian pemisahan dan pencairan karena dapat menimbulkan penyumbatan
pipa-pipa aliran gas-gas pada unit-unit yang beroperasi dengan temperatur rendah.
Selain itu mengakibatkan pecahya tubing-tubing di dalam main heat exchanger
(MHE).
Proses adsorbsi berlangsung di dalam feed vapor driers yang terdiri dari
dua drum drier (A dan B) yang dipasang secara paralel dan beroperasi masingmasing selama 8 jam secara bergantian. Dalam keadaan operasi normal jika pada

Universitas Sumatera Utara

8 jam pertama drier A dalam keadaan drying maka drier pada saat yang sama
diregenerasikan untuk mengaktifkan kembali molsieve yang telah menyerap air
selama 8 jam. Sebelumnya uap air dalam gas keluar dari feed vapour drier
(V-4X01 A/B) dan dianalisa oleh AR-4X04 jika gas umpan masih mengandung
air lebih besar dari 0,5 ppm, maka gas belum dapat dialirkan ke scrubbing section.
Namun bila kandungan air keluaran drier telah mengizinkan, gas dialiran ke
E-4X09 untuk didinginkan oleh propana cair sehingga 7 oC. Setelah pendinginan
gas masuk ke scrubb tower.
(ii) Bagian pemisahan (Scrubbing Section)

Fungsi seksi ini adalah untuk memisahkan hidrokarbon berat yang terdapat
dalam gas umpan yang dapat menyebabkan penyumbatan tube-tube dalam MHE
yang beroperasi pada temperatur rendah.
Feed gas dari seksi pengeringan terdiri dari campuran hidrokarbon yang
mempunyai titik didih yang berbeda, maka dalam scrubb tower ini dipakai prinsip
distilasi. Feed gas mula-mula didinginkan dalam feed medium propana exchanger
sebelum masuk ke scrubb tower, sehingga hidrokarbon berat akan terkondensasi
dan mengalir ke bottom tower. Selanjutnya feed gas dialirkan ke dalam scrubb
tower reboiler untuk menguapkan fraksi-fraksi ringan dengan media pemanas
steam. Cairan hidokarbon untuk menguapkan fraksi-fraksi ringan dengan media

pemanas steam. Cairan hidrokarbon berat akan tertinggal dalam bottom tower
dan

dialirkan ke refrigerant preparation unit untuk memperoleh etana dan

propana yang dibutuhkan dalam proses pencairan. Sedangkan fraksi ringan dan
komposisi dominan metana keluar dari puncak tower didinginkan dengan propana

Universitas Sumatera Utara

liquid pada kondenser sebelum dimasukkan dalam separator. Akibat pendinginan

maka propana dan etana yang terikut akan terkondensasi dan cairan ini sebagian
dikembalikan ke scrubb tower sebagai refluks dan sebagain lagi digunakan untuk
feed LPG, selama masih memenuhi spesifikasi. Feed gas yang keluar dari top
separator dialirkan ke separation unit di LPG untuk mengambil propana, yang

akan menjadi bahan untuk mendapatkan propana dan butana LPG. Kemudian
residu gas yang mengandung 97% metana dialirkan ke unit pencairan (MHE) juga
untuk keperluan penambahan komposisi MCR, jika perlu diambil disini.
(iii) Bagian pendinginan dan pencairan (refrigerant and liquefaction section)

Fungsi dari unit ini adalah untuk mencairkan dan menurunkan tekanan gas
umpan sistem pendinginan pada unit dilakukan secara dua tahap yaitu :
a. Pendinginan pertama menggunakan propana refrigerant, dimana propana juga
digunakan untuk mendinginkan MCR (Multi Component Refrigerant) sebagai
bahan pendingin selanjutnya dan
b. Pendinginan terakhir dengan menggunakan MCR, dimana gas alam
didinginkan hingga 163 oC dan sehingga terjadi perubahan fasa dari gas
menjadi cair.
c. Komposisi dari MCR adalah sebagai berikut :
- Nitrogen

- Metana

40 % mol

- Etana

49 % mol

- Propana

9 % mol

2 % mol

Universitas Sumatera Utara

2.9. Mesin Dan Peralatan


2.9.1. Mesin Produksi

1. Feed Vapour Dryers V 4101A/B


Fungsi : Memisahkan air dari feed gas.
Detail-detail :
Tekanan

Temperatur

Disain

56.25 Kg/Cm2

Operasionil

51.67 Kg/Cm2

Disain

3420C s/d 4.4 0C

Operasionil
(Dehydration)

210C

(Reactivation)

3300C

Diameter bagian luar

11,6(3505 mm)

Tinggi (tangent to tangent)

11(3353 mm)

Isolasi

31/2 (90 mm)

2. Dryer After Filter V 4102


Fungsi : Memisahkan zat-zat padat dan debu molecular sieves dari dry natural
gas feed ke scrub tower

Detail-detail :
Tekanan

(Beda tertinggi)

Disain

56.3 Kg/Cm2

Operasionil

49.2 Kg/Cm2

Disain

Operasional

4.5 Kg/Cm2
1.05 Kg/Cm2

Universitas Sumatera Utara

Temperatur

Disain

40C s/d 660C

Operasionil

210C s/d 230C

Diameter bagian luar

3, 81/4 (1123 mm)

Tinggi (tangent to tangent)

3,8 (1118 mm)

Isolasi

31/2 (90 mm)

Filter

Tipe

1 AGB-4218-10739

3. Scrub Tower C 4101


Fungsi : Memisahkan hidrokarbon-hidrokarbon berat dari gas alam sebelum
mengalir ke bagian Liquefaction.
Detail-detail :
Tekanan

Temperatur

Diameter bagian luar

Disain

56.25 Kg/Cm2

Operasionil

48.29 Kg/Cm2

Disain

-370C s/d 1770C

Operasionil atas

-9.40C

bawah

600C s/d 650C

atas

9(2743 mm)

bawah

3, 6 (1067 mm)
54, 6 (16612 mm)

Tinggi (tangent to tangent)


Isolasi

Atas

(76 mm)

Proteksi Dingin
-

Tengah

(50 mm)

Proteksi Dingin
-

Bawah

11/2 (38 mm)

Universitas Sumatera Utara

Main Exchanger E 4118

Fungsi : Mendinginkan dan mencairkan gas alam ke temperatur cryogenic. Ini


memungkinkan LNG untuk disimpan dan dikapalkan, pada tekanan sedikit di
atas atmosfir, dengan penguapan yang minimal.
Detail-detail :
Tekanan

Shell side

4.23 Kg/Cm2 maks.

Disain
Operasionil
-

Temperatur

Feed Tube Side

Disain

56.25 Kg/Cm2 maks.

Operasionil

47.03 Kg/Cm2

Shell Side

Disain atas
Disain bawah
-

2.3 Kg/Cm2

-1500C
-330C

Feed Tube Side

Disain atas dan bawah -320C s/d 1480C


Tinggi keseluruhan (puncak ke dasar)

111,13/4

(33877 mm)

Tinggi bagian atas (tangent to tangent)

36,9

(11201 mm)

Diameter bagian atas

5,83/4

(1746 mm)

Tinggi bagian bawah (tangent to tangent) 50,8 3/4


Diameter luar bagian bawah

13,8 3/4

(15462 mm)
(4185 mm)

Universitas Sumatera Utara

Kompressor-kompressor
Propane Compressor Karbon dioksida 4101

Fungsi : Mengkompressi uap-uap propane dari propane refrigeration system.


Uap-uap diterima dalam tiga tingkat inlet terpisah dan dikompressikan ke satu
outlet discharge gabungan.

Detail detail :
Tekanan

Temperatur

Kecepatan

First Stage Suction

0.36 Kg/Cm2

Second Stage Suction

2.66 Kg/Cm2

First Stage Suction

-34

Second Stage Suction

-7

Disain Maksimum

177

Rata-rata

4670 rpm

Maksimum kontinyu

4904

Kritis pertama

2303 rpm

Kritis kedua

6071 rpm

Maksimum

rpm

21.2 Kg/Cm2

2.9.2. Peralatan

1. Drums
Carbonate Regenerator OverHead Accumulator D 3104

Fungsi : Memisahkan uap acid gas dan cairan yang terkondensasi dari produk
overhead daripada carbonate regenerator.

Detail-detail :
Tekanan

Disain

1.76 Kg/Cm2

Universitas Sumatera Utara

Temperatur

Operasionil

0.6 Kg/Cm2

Disain

1770C

Operasionil

51.80C

Diameter bagian dalam

11, 6 (3505 mm)

Tinggi (tangent to tangent)

9,6 (2896 mm)

Isolasi

Tidak ada

2. Pompa
Pompa Lean Carbonate Tegangan Tinggi G 3101 A/B/C
Fungsi : Mensirkulasikan lean carbonate panas dari carbonate regenerator C
3103 ke carbonate absorber C 3101. Pompa-pompa mengambil suction dari
saluran discharge pompa-pompa booster G 3107A/B/C.
Detail-detail :
Pompa

- Pabrik pembuat
- Kapasitas

- Tekanan

- Temperatur

Motor

UNITED
Rata-rata

950 M3/jam

Normal

864 M3/jam

Minimum

522 M3/jam

Suction

5.46 Kg/Cm2

Discharge

61.79 Kg/Cm2

Disain

1490C

Operasi normal

1180C

- Pabrik pembuat

MITSUBISHI

- Daya rata-rata

2200 Kw

- Volts / Phase / Cycles

4000/3/50 Hz

Universitas Sumatera Utara

- Rpm

3000

3. Filters
a. Filter Carbonate V 3101
Fungsi : Memisahkan zat-zat padat dari larutan lean carbonate.
Detail-detail :
Tekanan

Temperatur

- Disain

15.75 Kg/Cm2

- Operasionil

11.0 Kg/Cm2

- Disai

1770 C

- Operasionil

1220 C

Diameter bagian luar

1,8

Tinggi (tangent to tangent)

- 310(1171mm)

b. Filter DEA V 3102


Fungsi : Memisahkan zat-zat padat dari larutan DEA.
Detail-detail :
Tekanan

79.4 Kg/Cm2

- Disain

- Operasionil 61.5 Kg/Cm2


Temperatur

- Disain1

500 C

- Operasionil

1750 C

- Tipe

Depth type cartridge

- Bahan

Nylon

- Jumlah

12

- Daya serap partikel

5 mikron

Universitas Sumatera Utara

4. Sump Pembuatan Larutan


a. Carbonate Sumps F 3101 dan V 6301
Fungsi F 3101: Menerima buangan dari sistem unit.
Fungsi V 6301: Dimana larutan potassium karbonat dibuat sesuai dengan
kadar yang diperlukan.
Detail-detail :
Lebar

82

116

Panjang

196

2711

Kedalaman

90

90

Temperatur disain

1490 C Maksimum

1490 Maks

b. DEA Sumps Flexyble Manufacturing System 3103 dan V 6302


Fungsi F 3103: Menerima kelebihan larutan dan buangan dari sistem unit.
Fungsi V 6302 : Dimana larutan DEA dibuat sesuai dengan kadar yang
diperlukan. Sump ini terletak di bagian utilities (unit 63)
Detail-detail :
F 3101

V 6301

Lebar

41

511

Panjang

82

116

Kedalaman

90

90

Temperatur disain

51.70 C Maksimum

51.70 Maks

Universitas Sumatera Utara

2.10. Automotive

Dalam persediaan material yang ada merupakan material yang sifatnya


sering digunakan, seperti saringan udara, saringan minyak, dll. Untuk
mendapatkan material yang sifatnya seringdigunakan maka PT. Arun melakukan
pembelian material yang sebelumnya dilakukan tender terlebih dahulu.
Seiring dengan mulai menipisnya persediaan bahan baku LNG yang
mengakibatkan terhentinya 2 train, juga membuat seluruh departemen sangant
kritis dalam menangani Budget yang diberikan oleh Produsen. Begiti juga pada
bagian automotive, alat yang sudah rusak atau sudah tua dan memerlukan
perawatan yang kritis juga dituntun untuk melakukan pemeliaharaan dengan
efisiensi.
Dengan observasi kelapangan maka penulis melihat bahwa PT. Arun tidak
konsisten dengan komitmen yang telah dibuat, misalnya dengan timbulnya suatu
prioritas terhadap lamanya proses pemesanan. Misalnya untuk bagian automotive
yang merupakan bagian pabrik seperti alat transportasi.
Adapun peralatan- peralatan yang termasuk bagian Automotive adalah
sebagai berikut:
1. Mercedes benz
2. Toyota
3. Mitsubishi
4. Dithatshu
5. Honda
6. Chevrolet

Universitas Sumatera Utara

2.11. Heavy Equipment

Alat berat merupakan faktor penting di dalam PT. Arun, terutama proyekproyek kontruksi dengan skala yang besar. Tujuannya penggunaan alat-alat berat
tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakannya sehingga hasil yang
diharapkan tercapai dengan mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat
yang digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai
merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat
yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan lancar.
Adapun peralatan- peralatan yang termasuk Heavy Equipment adalah
sebagai berikut:
1. Buldozer
Dozer merupakan traktor yang dipasangkan Blade di bagian depannya.
Blade berfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada

didepannya. Seperti pemindahan material pada jarak pendek sampai dengan


100 m, pembuatan jalan baru dan menyebarkan material.

Gambar 2.2. Buldozer

Universitas Sumatera Utara

2. Crane
Crane merupakan alat pengangkat yang biasa digunakan di dalam proyek

kontruksi. Cara kerja adalah dengan mengakat mateial yang akan dipindahkan,
memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material di tempat
yang didinginkan.

Gambar 2.3. Crane

3. Excavator
Excavator merupakan alat penggali yang mempunyai alat penggeraknya

dan badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerakan
memutar walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak. Pemilhan alat
tergantung dari kemampuan alat tersebut pada suatu kondisi lapangan tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4. Excavator

4. Scraper
Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengangkut dan

menaburkan tanah hasil pengerukan secara berlapis. Scraper dapat digunakan


sebagai alat pengangkut untuk jarak yang relatif jauh pada tanah datar dengan
alat penggerak roda ban.
5. Loader
Loader adalah alat yang umumnya dipakai didalam proyek konstruksi

untuk pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truk atau


membuat timbunan material.

Universitas Sumatera Utara

2.12.

Kegiatan Pemeliharaan di Bagian Automotif dan Heavy Equipment

Tujuan maintenance di PT. Arun LNG untuk menjaga performance semua


peralatan secara optimal, karena PT. Arun LNG harus memenuhi target produksi
setiap tahunnya berdasarkan kontrak pembelian LNG yang jumlah, waktu,
kualitas dan safety-nya harus sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
sehingga maintenance merupakan fungsi yang menjaga agar kualitas produk LNG
tetap terjaga.
Bagian dari maintenance di PT. Arun LNG adalah:
7. Welding Shop, yaitu bagian pemeliharaan yang bertugas untuk berbagai
macam pengelasan.
8. Mechanical Shop, yaitu bagian pemeliharaan yang bertugas untuk berbagai
macam bentuk pembubutan peralatan pabrik.
9. Instrument & Electrical Shop, yaitu bagian pemeliharaan yang bertugas untuk
merawat segala jenis peralatan yang berkaitan dengan instrument dan
electrical pabrik.

10. Harbour Facility Maintenance, yaitu bagian pemeliharaan yang bertugas


untuk pemeliharaan segala jenis peralatan yang berada di sekitar pelabuhan
kapal PT. Arun LNG.
11. Automotive & Heavy Equipment, yaitu bagian pemeliharaan yang bertugas
untuk merawat segala jenis kendaraan untuk pabrik, mulai dari kendaraan
yang memiliki kapasitas kecil sampai kendaraan yang memiliki kapasitas yang
besar.

Universitas Sumatera Utara

Bagian Automotif dan Heavy Equipment (disingkat Auto dan HE)


merupakan salah satu bagian dari departemen pemeliharaan. Auto dan HE
dipimpin oleh kepala bagian. Fungsi dari Auto dan HE adalah memberi servis
pemeliharaan dan perbaikan peralatan-peralatan (equipment) sesuai dengan
rancangan aslinya. Pemeliharaan dan perbaikan dilaksanakan sesuai dengan
program dan check list dari peralatan. Program tersebut berupa preventive
maintenance yang dilaksanakan berdasarkan jadwal bulanan. Tujuan dari

diadakan preventive maintenance yaitu untuk melaksanakan pemeliharaan tepat


pada waktunya dengan persiapan dan jumlah waktu yang direncanakan sehingga
mengurangi waktu kerusakan peralatan dan menurunkan biaya yang disebabkan
peralatan tidak siap pakai atau kehilangan produksi.
Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan dilakukan oleh pihak ketiga,
yaitu kontraktor-kontraktor lokal seperti:
1. PT. Meta Epsi Engineering
2. PT. Bintang Cosmos
3. PT. Trakindo Utama
4. PT. Batam Teknik
5. CV. Varia Motor
Sedangkan Auto dan HE melaksanakan pengawasan, pemeriksaan dan
mengevaluasikan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ke tiga tersebut.
Untuk meningkatkan operasional bengkel, Auto dan HE di bagi kepada tiga
bagian yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Perancangan dan Administrasi


2. Heavy Equipment

3. Light Vehicle
Perencaan dan administrasi adalah begian yang merencanakan program
kerja kebutuhan spare part atau material dan hal-hal yang menyangkut aktivitas
bengkel serta mengendalikan anggaran bengkel.
Heavy Equipment adalah mengawasi dan mencatat pelaksanaan preventive
maintenance yang dilakukan meliputi preventive maintenance.
Light Vehicle berfungsi melaksanakan pekerjaan rutin yang telah

direncanakan oleh bagian perencanaan dan administrasi seperti preventive


maintenance dan repair.

Bagian Auto dan HE selaku operator yang ada sangat dituntun untuk
melakukan perawatan terhadap barang-barang Auto dan HE. Hal ini berguna
untuk mendeteksi didini apa yang sedang terjadi terhadap bagian Auto dan HE
yang dimiliki PT. Arun LNG. Jadi operator bukan hanya dituntun dalam handal
pengoperasikan bagian Auto dan HE tetapi juga mengerti secara menyeluruh
tentang spesifikasi alat Auto dan He yang dioperasikan. Sehingga jika ditemukan
kerusakan, bagian Auto dan He dapat melaporkan kepada bagian Shop untuk
dilakukan suatu tindak lanjut perbaikan.

Universitas Sumatera Utara

2.13.

Prosedur Pembelian Material

Di PT. Arun LNG, pada bagian Automotive dan Heavy Equipment, pada
proses pembelian bertugas membeli bermacam-macam material dan jasa. Proses
pengadaan material Request Production merupakan prosedur yang selam ini
digunakan untuk memenuhi pemesanan akan peralatan yang dibutuhkan dalam
pemeliharaan (maintenance) perbaikan (repair). Prosedur material Request
dimulai dari dilakukan pesanan sampai material yang diterima, dan memerlukan
waktu yang relatif panjang, biaya persediaan dan tingkat persediaan relatif besar.
Untuk memenuhi kebutuhan material bagian purchasing (pembelian)
bertanggung jawab untuk mengadakan pembelian material baik untuk pembelian
luar negeri maupun untuk pembelian dalam negeri. Tanggung jawab tersebut
meliputi pembelian bahan peralatan (spare part) bagi perusahaan.
Bagian pembelian melaksanakan pembelian bila adanya permintaan
pembelian. Bagian

yang membutuhkan material membuat permohonan

permintaan dengan menggunakan Formulir Materail Request dan mengajukan ke


bagian pembelian. Permintaan pembelian tersebut selanjutnya diproses oleh
bagian pembelian seperti pada Gambar 2.5.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5. Formulir Material Request

Bagian pembelian mengadakan kontrak pembelian dengan penjual


(vendor) yang berlaku untuk satu periode pembelian dan nilai tertentu. Setelah
mendapatkan sekelompok pemasok, pembeli dapat mengadakan tawar menawar.
Proses tawar menawar digunakan pembeli dengan menggunakan formulir Request
For Quatation (RFO) kepada penjual seperti pada Gambar 2.6. dibawah ini:

Gambar 2.6. Formulir Request For Quatation

Universitas Sumatera Utara

Biasanya perusahaan mempersiapkan formulir Purchasing Order.


Formulir ini bermanfaat untuk komunikasi internal maupun eksternal. Bagian
pembelian menerbitkan Purchasing Order untuk vendor yang dipilih. Salinan
Purchasing Order dikirimkan ke bagian pembukuan. Seperti pada Gambar 2.7.

dibawah ini:

Gambar 2.7.Formulir Purchasing Order

Apabila bagian Automotive dan Heavy Equipment memerlukan material


yang telah dipesan ke vendor yang dipilih, maka bagian Automotive dan Heavy
Equipment memberitahukan ke bagian pembelian untuk segera menghubungi

penjual untuk mengirimkan material yang dibutuhkan. Apabila material yang


dipesan telah diterima, terlebih dahulu diperiksa oleh bagian penerimaan
digudang. Untuk menyelesaikan laporan penerimaan yang tersedia pada laporan
penerimaan maka disiapkan Formulir Receiving Report. Seperti pada Gambar 2.8.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8. Formulir Receiving Report

Bagian penerimaan digudang melaporkan hasil pemeriksaan atas


materialyang diterima ke bagian pembelian, bagian pembukuan dan bagian
Automotive dan Heavy Equipment. Selanjutnya bagian Automotive dan Heavy
Equipment sudah dapat menggunakan material tersebut. Bagian pembukuan akan

membayar pembelian tersebut bila datang tagihan dari penjual (vendor)..


Adapun prosedur pembelian material dapat dilihat seperti pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Prosedur Pemesanan Material

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2. Proses Pengolahan Gas Alam

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai