Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT PGN Saka Energi Indonesia Pangkah Ltd adalah sebuah perusahaan hulu migas
nasional yang dimiliki oleh PT PGN Saka Energi Indonesia (Saka). Saka merupakan anak
perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). PGN merupakan
perusahaan terbesar di Indonesia dalam bidang transmisi dan distribusi gas bumi. Tujuan dari
pendirian Saka adalah untuk menjalankan usaha hulu dan investasi, yang meliputi eksplorasi,
eksploitasi, dan pengembangan minyak dan gas bumi, CBM, dan sumber energi lainya. Saka
Energi memiliki aset kepemilikan blok 20% di Ketapang, 30% di Bangkanai, 100% di Sesulu
Selatan, dan 100% di Ujung Pangkah. Adapun rincian teknis kegiatan sebagai berikut :
a. Tempat dan waktu pelaksanaan
Tempat

: PT PGN Saka Energi Indonesia Pangkah Ltd

Hari, Tanggal

: Senin, 9 November 2015

b. Jumlah peserta
Jumlah peserta yang melakukan kunjungan praktik adalah sejumlah 22 orang dengan
rincian sebagai berikut :
-

22 orang adalah mahasiswa STEM-Akamigas dengan rincian :


a. 11 orang berasal dari konsentrasi Teknologi Gas diploma II
b. 9 orang berasal dari konsentrasi Teknologi Gas diploma III

2 orang adalah dosen pembimbing yang mendampingi mahasiswa selama kunjungan


praktik dan sebagai wali dari kampus STEM Akamigas.

1.2 Tujuan
Praktik Fraksinasi dan Separasi yang dilaksanakan di PT PGN Saka Energi Indonesia
Pangkah Ltd bertujuan sebagai berikut
1. Mengetahui prinsip kerja dan diagram alir di PT PGN Saka Energi Indonesia Pangkah
Ltd.
2. Mengetahui proses fraksinasi dan separasi gas di PT PGN Saka Energi Indonesia Pangkah
Ltd.

II.

ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat PT. PGN Saka Energi Pangkah Limited Gresik
Blok eksplorasi minyak dan gas Ujung Pangkah, Gresik telah beroperasi sejak tahun
1997 dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) oleh Hess Indonesia. Pada tahun 2007
mulai berproduksi minyak dan gas. Operasi eksplorasi dilakukan oleh pihak Hess Indonesia
Ujung Pangkah Limited (HIPL) dengan kepemilikan saham 25% oleh Perusahaan Gas Negara
(PGN) dan sisanya oleh HESS. Pada awal tahun 2014 Hess menjual aset blok Ujung Pangkah
kepada PGN sehingga saat ini blok ujung pangkah dioperasikan oleh anak perusahaan PGN
yaitu Saka Energi yang berdiri sejak 27 Juni 2011. Pemegang saham Saka adalah PGN dan
PGAS SOLUTION (anak perusahaan PGN lainnya) dengan 99% dan 1% secara berurutan.

Gambar 2.1 daerah KKKS PT Saka Energi Indonesia Pangkah Limited


Blok Ujung Pangkah saat ini bernama Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL)
sebagai KKKS. SIPL terletak di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, tepatnya di Jalan
Beta Maspion, Kawasan Industri Maspion, Gresik, Jawa Timur. SIPL melakukan dua
2

kegiatan didua lokasi yaitu Offshore Production Facility atau Well Head Platform (WHP) dan
platform tambahan (Compression and Processing Platform) di perairan Timur Laut Ujung
Pangkah serta Onshore Production Facility (OPF) dengan produk crude oil. Gas Processing
Facility (GPF) dengan produk gas, dan Liquified Petroleum Gas Recovery Facility (LPGF)
dengan produk elpiji.
2.2 Profil dan Tujuan Perusahaan
PT PGN Saka Energi Indonesia Pangkah Ltd adalah sebuah perusahaan hulu migas
nasional yang dimiliki oleh PT PGN Saka Energi Indonesia (Saka). Saka merupakan anak
perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). PGN merupakan
perusahaan terbesar di Indonesia dalam bidang transmisi dan distribusi gas bumi. Tujuan dari
pendirian Saka adalah untuk menjalankan usaha hulu dan investasi, yang meliputi eksplorasi,
eksploitasi, dan pengembangan minyak dan gas bumi, CBM, dan sumber energi lainya. Saka
Energi memiliki aset kepemilikan blok 20% di Ketapang, 30% di Bangkanai, 100% di Sesulu
Selatan, dan 100% di Ujung Pangkah.

Gambar 2.2 Logo PT. PGN Saka Energi Indonesia


2.3

Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan

Visi

: Menjadi perusahaan hulu minyak dan gas kelas dunia

Misi

: 1. Untuk memberikan nilai kepada pemegang saham melalui

portofolio

yang

diversifikasi aset minyak dan gas baik konvensional maupun non konvensional
2. Sinergi dengan perusahaan induk saka, PGN dan anak perusahaan lainya.
3. Menjadi operator strategis aset minyak dan gas (baik konvensional maupun
nonkonvensional)
4. Memiliki bangunan yang diversifikasi.
Nilai

: 1. Drive for Results


Berkomitmen untuk terbaik di kelasnya, bekerja nilai tinggi untuk kepentingan
pemegang saham
2. Excellent Service

Memberikan pelayanan terbaik kepada pemegang saham, agen, pemerintah,


subkontraktor, penyuplai, dan pelanggan
3. Ethics
Mempertahankan praktik bisnis yang etis di seluruh operasinya.
4. Professionalism
Terus meningkatkan kompetensi dan mengambil tanggung jawab dan akuntabilitas
atas tindakan dan keputusan
5. Safety
Selalu memprioritaskan keselamatan dan keamanan di dalam dan luar pekerjaan.

III.

PEMBAHASAN

3.1 Sarana dan Fasilitas


PT PGN Saka Energi Indonesia Pangkah Ltd memiliki 2 fasilitas yaitu Offshore
Production Facility yang terletak di lepas pantai ujung Pangkah dan Onshore Processing
Facility yang terletak di Kompleks Industri Maspion Gresik.
3.1.1. Offshore Production Facility

Gambar 3.1 Blok Diagram Offshore-Onshore


Offshore Production Facility memiliki 4 bagian yaitu WHP-A, WHP-B, CPP dan
AUP. WHP-A dan WHP-B (Well Head Platform) merupakan sumur milik PT Saka Energi
yang masing-masing memiliki 15 dan 20 slot sumur. Selain slot sumur terdapat pula utilitas
penunjang lainnya seperti Gas Lift System, Diesel Generator, Air Compressor, Safe Guarding
System, Pig Facility, dsb. Unit CPP (Central Processing Platform) berfungsi untuk
memproses lanjutan dari sumur A dan B untuk kemudian disalurkan ke Onshore Processing
Facility.CPP didesain untuk kapasitas 30.000 bbl/day minyak, 195 MMSCFD export gas, 40
MMSCFD gas lift supply, dan 60.000 bbl/day air. Dalam CPP terdapat beberapa utilitas
antara lain Gas Compressor, PWT, Flare System, dsb. Sedangkan AUP (Accomodation and

Utility Platform) merupakan unit penunjang pekerjaan yang didalamnya terdapat sarana
tempat tinggal untuk operator on duty. AUP dilengkapi dengan sarana Fire Water System,
Fresh Water System, Sewage Treatment, dsb.

Gambar 3.2 Well Head Platform A

Gambar 3.3 Fasilitas AUP, CPP dan WHP B

Gambar 3.4 CPP Process System

3.1.2. Onshore Processing Facility


Gas, Minyak, dan Air dari Offshore selanjutnya diterima di yang kemudian diproses
untuk menghasilkan 3 macam produk yaitu gas pipa, LPG, dan minyak mentah. Sehingga
fasilitas yang terdapat di Onshore Processing Facility terbagi menjadi 3 bagian yaitu OTF,
GPF dan LPGF.

3.1.2.1.

Gambar 3.5 Diagram Blok Onshore Processing Facility


Oil Treating Facilities (OTF)
10

Gambar 3.6 OTF Process System


Dikomisioning pada 10 Desember 2008 dengan desain untuk 20.000 BPD tetapi yang
sedang berjalan hanya 5000 BPD. Terdapat tiga bua tangki penyimpanan jenis floating roof
dengan desain masing-masing berkapasitas 200.000 bbls. Selain itu juga terdapat tangki
kondensat A dan B dengan kapasitas masing-masing 30.000 bbls dan 6.000 bbls. Minyak
dikirimkan melalui pipa 24 inch sejauh 4 km menuju fasilitas jetty milik Maspion yang
kemudian dikapalkan setiap 3-4 minggu sebanyak 150.000-180.000 bbls tiap loading
Fasilitas OTF berfungsi untuk menghasilkan crude oil dari liquid hydrocarbon yang
ditangkap pada slug catcher. Fase liquid masuk ke high pressure flash separator untuk
dipisahkan kandungan gas, air, dan minyak dengan menurunkan tekanan secara tiba-tiba atau
teknik flash. Hasil flashing yang berupa gas dikirim ke flash gas compressor 2nd stage yang
selanjutnya dialirkan ke inlet separator untuk diproses ulang. Kandungan minyak dialirkan
ke HP flash liquid heater untuk dinaikkan serta dijaga suhunya. Sedangkan kandungan air
dikirim ke hydrocyclone separator untuk diolah sebagai air terproduksi.
Minyak dari HP flash liquid heater dipisahkan kembali dari kandungan air yang
terikut melalui low pressure electrostatic treater agar tingkat dehidrasi minyak terjaga.
Minyak yang telah didehidrasi dikirim ke atmospheric flash separator. Pada atmospheric
flash separator tekanan gas ditingkatkan agar dapat dialirkan lagi ke slug catcher. Hasil
crude oil distabilkan dan disimpan di unit penyimpanan crude oil. Crude oil akan memasuki

11

meter prover untuk dikirim ke pressure electrostatic treater dan dialirkan ke flash gas
compressor 1st stage.
3.1.2.2.

Gas Plant Facilities (GPF)

Gambar 3.7 GPF Process System


Fasilitas GPF berfungsi mengolah gas bumi menjadi sweet dan dehydrated gas
dimana gas memiliki kandungan H2S dan uap air yang sudah berada pada batas maksimal
yang ditetapkan. Gas yang masuk ke amine contactor inlet knock out drum dipisahkan lagi
dengan liquid yang masih terbawa. Hal ini dimaksudkan agar pada fasilitas selanjutnya yaitu
amine contactor tidak terjadi pembusaan yang dapat menurunkan kinerja dari alat. Di amine
contactor inlet knock out drum pisahan liquid akan jatuh ke bagian bawah drum sedangakan
gas dialirkan ke mercury removal system untuk dihilangkan kadar merkuri pada gas.
Pada amine contactor kadar H2S pada gas diturunkan dengan menggunakan proses
amin sehingga kadar H2S memenuhi spesifikasi penjualan yaitu maksimal 10 ppmv. Pada
amine contactor H2S dilepaskan di dalam oxidizer untuk dioksidasi menjadi SO2 -2/SO3melalui proses pembakaran dengan efisiensi pembakaran 98%. Gas SO2/SO3 kemudian
dialirkan ke SO2 scrubber dimana gas akan diserap dengan air laut menjadi garam-garam
sulfat agar konsentrasi gas terkontrol dan sesuai baku mutu sebesar <2.600 mg/Nm 3. Air
bekas proses scrubbing diolah di aeration tank untuk meningkatkan kadar PH air kemudian
ditampung di observation basin lalu dibuang ke laut. Hasil atas amine contactor kemudian
diteruskan ke amine overhead gas knock out drum untuk dipisahkan dengan liquid jika masih
terbawa. Produk gas yang telah bersih kemudian diteruskan ke amine regeneration system.

12

Proses lain yang terjadi pada fasilitas GPF adalah moisture removal system
yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan free liquid dalam gas, mencegah
korosi, mencegah terbentuknya hidrat, mencegah kondensasi, dan memenuhi
spesifikasi water moisture. Pelarut yang digunakan dalam proses ini adalah TEG
(triethylene Glycol). Di TEG contractor moisture diabsorbsi dari gas. Gas yang keluar
dialirkan ke TEG overhead KO drum untuk dipisahkan antara gas dan TEG. Liquid
kemudian dialirkan ke fasilitas LPGF dan larutan TEG yang mengandung H2O
dialirkan ke TEG regeneration system agar larutan TEG dapat dipakai kembali di lean
contactor. Adapun unit di TEG regeneration system memiliki fungsi yang serupa
dengan amine regeneration system.
Dikomisioning pada 30 April 2007 dengan desain untuk 145 MMSCFD tetapi
saat ini hanya digunakan 39 MMSCFD. Sales gas dikirimkan ke PJB (Pembangkit
Jawa Bali) Gresik melalui pipa 20 inch sejauh 9 km.
3.1.2.3.

Liquefied Petroleum Gas Recovery Facility (LPGF)

Gambar 3.8 LPGF Process System


Proses dari TEG overhead KO drum masuk ke inlet gas filter untuk dipisahkan antara
liquid dan gas dengan hasil liquid yang dikembalikan ke HP flash separator dan hasil gas
diteruskan ke molecular sieve beds untuk diadsorpsi kembali kandungan air yang masih ada.
Gas kemudian diteruskan ke dust filter untuk dihilangkan pertikel debu yang terbawa dari
13

sebelumnya lalu diteruskan ke inlet gas compressor. Terusan gas akan dinaikkan pada unit ini
kemudian dialirkan ke inlet gas cooler untuk diturunkan temperaturnnya. Dalam LPGF
terdapat kolom deethanizer, depropanizer, dan debutanizer. Kandungan methane dan ethane
akan diteruskan ke residue gas compressor yang digunakan untuk memampatkan gas residu
keluaran sistem pemisahan LPG lalu dialirkan ke sales gas pipeline sebagai gas pembangkit
Jawa Bali. Kandungan propane dan buthane akan disimpan pada LPG sphere.
Dikomisioning pada 21 Maret 2009 dengan kapasitas propana 300T/day dan butana
200 T/day tetapi saat ini hanya menghasilkan propana 85 T/day dan butana 75 T/day.
Terdapat 4 buah tangki bulat LPG dengan kapasitas masing-masing 2500 m 3. Dua buah
tangki untuk penyimpanan butana dan dua tangki lain untuk propana. LPG dikirmkan melalui
pipa 8 inch dan 10 inch sejauh 4 km menuju fasilitas Jetty milik Maspion untuk kemudian
dikapalkan tiap 2 minggu sebanyak 850 MT propana dan 850 MT butana tiap loading. Selain
itu, LPG juga disalurkan melalui pipa 8 inch ke PT. MEM (Maspion Energy Miratama).
3.1.3. Utilitas penunjang
Utilitas yang terdapat pada OPF berfungsi untuk menunjang proses produksi yang
dilakukan SIPL. Terdapat 16 utilitas pada OPF yaitu Fire Water System, Plant and Instrument
Air System, Closed and Open Drain System, Heating Medium System, Fuel Gas System,
Fresh Portable and Process Water System,Flare System, Jetty and Loading Arm System, Oily
Water Treatment System, Produced Water System (IPAL), Chemical Injection System, SO2
Removal System, Effluent System, Diesel System, Power Generation and Emergency
Generation System.
3.2 Proses Separasi dan Fraksinasi Gas
3.2.1 Proses Separasi
Proses Separasi dilakukan pada separator Inlet Separation. Jenis Separator ini adalah
horizontal separator. Fluida dipisahkan menjadi 3 fase yaitu fluida padat, cair dan gas. Fluida
yang masuk ke separator pada OPF sudah bersih karena sudah terlebih dahulu di treatment
pada Central Processing Facility (CPP) di offshore. Untuk Fluida gas selanjutnya akan di
treatment di Gas Processing Facility (GPF). Untuk Fluida cair berupa crude oil di treatment
di Oil Treatment Facility (OTF). Padatan akan dipisahkan oleh slug catcher.
3.2.2 Proses Fraksinasi Gas
Proses Fraksinasi Gas dilakukan di area Liqufied Petroleum Gas Facility (LPGF).
Pada area ini terdapat kolom deethanizer, depropanizer, dan debuthanizer. Kolom
Deethanizer menghasilkan produk atas ethan yang selanjutnya akan dijadikan sales gas untuk
kebutuhan PJB Gresik. Produk bawah kolom deethanizer selanjutnya akan dialirkan ke
kolom depropanizer dan debuthanizer. Produk atas dari kolom propanizer selanjutnya akan
14

disimpan pada LPG sphere A dan B. Produk atas kolom debuthanizer selanjutnya disimpan
pada LPG Sphere C dan D. Untuk Produk bawah dari kolom debuthanizer akan dikembalikan
pada separator.

IV.

PENUTUP

4.1. Simpulan
1. Onshore Processing Facility (OPF) PT PGN Saka Energi Indonesia Pangkah Ltd
terdiri dari Oil Treating Facility (OTF), Gas Processing Facility (GPF), dan Liquified
Gas Processing Facility (LPGF).
2. Proses Separasi fluida dilakukan di Separator Inlet Separation yang memisahkan
fluida menjadi 3 fase.
3. Proses Fraksinasi gas dilakukakn di area Liquified Petroleum Gas Facility (LPGF)
dengan menggunakan kolom deethanizer, depropanizer, dan debuthanizer.

15

Anda mungkin juga menyukai