Anda di halaman 1dari 51

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Jika posisi Arab Saudi sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia tergantikan oleh Rusia beberapa waktu lalu, maka posisi Indonesia sebagai pengekspor gas alam cair (Liqufied Natural Gas) sama sekali tak tergoyahkan hingga saat ini. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam terutama gas bumi. Bahkan, sektor ini menjadi penyumbang utama dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan memberikan kontribusi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Teknologi canggih atau modern mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembagan suatu industry. Setiap industry tidak akan menghasilkan suatu produk yang maksimal tanpa didukung oleh peralatan yang memadai. Meskipun setiap industry telah berusaha untuk menghasilkan produk yang baik, tetap saja mengalami kendala dalam engoperasikan suatu mesin produksi hal ini dapat terjadi karena factor alam, factor peralatan yang digunakan, maupun factor manusia itu sendiri. Minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan memberikan konstribusi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dimana bahan bakar tersebut telah digunakan secara universal hamper diseluruh penjuru dunia. LNG merupakan alternatif energi yang mempunyai prospek cukup baik dewasa ini, karena hasil pembakarannya memiliki tingkat polusi yang rendah, efisiensi pembakarannya cukup tinggi sehingga mudah dikontrol. PT. Arun NGL yang berada di Lhokseumawe, merupakan salah satu bukti kemajuan teknologi saat ini yang berkembang pada dunia industri khususnya. PT. Arun NGL merupakan salah satu Perusahaan Nasional berskala Internasional selalu bertekad untuk merespon terhadap segala kemajuan teknologi yang ada, salah satunya bekerjasama dengan Yokogawa Hokushin Electric Japan dari Jepang dalam bidang teknologi kontrol yaitu Distributed Control Sistem. Ini
NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

merupakan teknologi pengontrolan yang berbasis computer. Seperti yang telah diketahui bahwa PT. Arun NGL adalah suatu perusahaan yang mengolah gas alam cair atau yang disebut LNG dengan menggunakan proses teknologi cryogenic. Teknologi yang digunakan dalam pencairan gas alam ini meliputi berbagai proses yang menggunakan peralatan-peralatan industri seperti gas compressor, heat exchanger, pump, reboiler serta alat-alat lainnya. LNG train terdiri dari unit pemurnian dan pencairan. Unit pemurnian berfungsi untuk menghilangkan impurities-impurities yang masih terkandung dalam feed gas sebelum dikirim ke unit pencairan. Unit pencairan atau unit liquefaction berfungsi untuk mendinginkan feed gas hingga menjadi liquid. Pencairan gas alam memanfaakan beberapa sistem pendinginan, yaitu : Propan sistem, MCR sistem, Sea water sistem, sehingga LNG produk yang keluar dari unit pencairan bersuhu -160C. Proses pencairan LNG dilakukan dengan cara pendinginan dengan menggunakan media pendingin yaitu MCR (Multy Component Refrigerant), yang terdiri dari N2, C1, C2, C3. MCR yang sudah berbentuk fasa uap setelah mendinginkan feed gas di MHE dikompresi kemudian didinginkan lagi dengan sea water , finfan dan secara bertahap dengan Propan Chiller sehingga MCR berubah fasa menjadi liquid. MCR yang sudah menjadi liquid ditampung di Separator Drum, MCR liquid dari Separator Drum digunakan untuk pendinginan feed gas di warm bundle. Sedangkan MCR yang masih berbentuk vapour digunakan untuk pendinginan feed gas di cool bundle. Dalam proses seperti ini di gunakan alat penukar panas atau yang biasa disebut Heat Exchanger. Heat exchanger merupakan suatu alat penukar panas dimana terjadi penurunan suhu fluida yang akan didinginkan dengan memindahkan suhu panasnya ke fluida lain tanpa terjadi pencampuran fluida. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dari pengamatan ini akan membahas tentang:

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

1. Melihat besarnya laju perpindahan panas alat Sea Water Exchanger

(E-4512).
2. Mengevaluasi fouling factor 3. Bagaimana efisiensi kinerja alat Sea Water Exchanger (E-4512)

dalam pendinginan MCR


4. Fungsi alat Sea Water Exchanger terhadap proses produksi

1.3

Maksud Adapun maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah agar mahasiswa

dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dalam menganalisa permasalahan yang terjadi dipabrik dan mengetahui bagaimana lingkungan kerja yang sesungguhnya disuatu perusahaan. Tujuan lain dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa/i tentang pentingnya keselamatan kerja ( safety ) dan disiplin waktu dalam beberapa hal antara lain melaksanakan tugas, kehadiran dan bekerja, dimana pengalaman tersebut nantinya akan menjadi bekal bagi mahasiswa/i dalam menghadapi dunia kerja di masa globalisasi seperti saat sekarang ini. 1.4 Tujuan Tujuan akademis dari pengamatan ini adalah sebagai tugas wajib yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di semester V. 1.4.2 Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan ini diwujudkan untuk pengembangan wawasan yang sesuai dengan topik yang dibahas berikut ini :

1.4.1 Tujuan Akademis

Mengetahui akan rangkaian proses produksi LNG yang ada pada kilang PT. Arun NGL Blang Lancang Kota Lhokseumawe. Dapat mengaplikasikan beberapa ilmu yang telah didapat di Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

1.4.3

Mengetahui fungsi dari peralatan peralatan proses. Tujuan Teknis Tujuan teknis yang ingin dicapai dalam laporan kerja praktek ini adalah :
a. Mengetahui nilai laju perpindahan panas pada Sea Water Exchanger

(E-4512) .
b. Mengetahui performance atau kinerja Sea Water Exchanger (E-4512). c. mengetahui pengaruh alat Sea Water Exchanger (E-4512) terhadap

proses pendinginan MCR serta fungsinya dalam proses. 1.5 Manfaat Bagi Mahasiswa Memperoleh pengetahuan yang berguna bagi perwujudan kerja yang akan dihadapi setelah menyelesaikan studi di jurusan Teknik Kimia. Bagi Politeknik Negeri Lhokseumawe Mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe khususnya Jurusan Teknik Kimia.

Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan dari pimpinan perusahaan dalam rangka memajukan pembangunan di bidang pendidikan.

1.

6 Metodologi Penulisan Metodologi penulisan yang dilakukan adalah sebagai berikut:


Studi ke perpustakaan untuk mempelajari buku referensi dan manual yang ada. Bertanya langsung kepada engineer, karyawan di T & ES Laboratory dan operator dimain control room serta CCR. Studi langsung ke lapangan. Serta konsultasi langsung dengan mentor dan pembimbing

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

BAB II PROFIL SINGKAT PT. ARUN NGL


2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Arun NGL Pada tahun 1971 Mobil Oil Inc (sekarang Exxon Mobil Oil Indonesia) menemukan sumur pertama cadangan gas alam di sebuah desa kecil bernama Arun di kecamatan Syamtalira yang berlokasi 30 km disebelah timur Lhokseumawe. Bertitik tolak dari penemuan inilah, maka nama desa kecil ini diabadikan sebagai nama pabrik yang telah dikenal oleh dunia internasional sebagai penghasil gas alam cair terbesar, yaitu PT. Arun NGL. Pada saat itu diperkirakan cadangan gas alam Arun, dapat mensuplai 6 train plant LNG untuk 20 tahun. Atas kemampuan ini PERTAMINA dan Mobil Oil Indonesia Inc. mulai mengembangkan program produksi, pencairan, pengiriman dan penjualan LNG. PT. Arun o o o NGL merupakan suatu perusahaan yang berbentuk Persero Pertamina Mobil Oil Indonesia Japan Indonesia LNG Company (JILCO) 55 % 30 % 15 % dengan pembagian saham operasi sebagai berikut:

Sesuai perjanjian yang telah disepakati, semua aset yang terdapat pada PT.Arun NGL adalah milik Pertamina. Dalam melaksanakan pembangunan LNG, pilihan jatuh pada Bachtel Inc, mengingat pengalamannya baik dalam pembangunan kilang LNG maupun proyekproyek besar lainnya yang terbesar diseluruh dunia. Pekerjaan engineering dan perincian perkiraan biaya, dilaksanakan pada bulan Januari 1974 di San Francisco kemudian di London dan di Jakarta. Kesibukan-kesibukan sehubungan dengan pembangunan sudah terasa sejak awal Januari 1974, sedangkan alat dan bahan konstruksi mulai berdatangan awal 1975. Pabrik LNG Arun mempunyai 6 buah train pencairan gas alam dengan produksi 57.000 m3 / hari LNG yang dilengkapi dengan unit-unit pemisahan gas dan condensat, pemurnian gas, pencairan, storage serta dibantu dengan unit-unit penunjang (utilities).

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

2.2 Perkembangan PT.Arun NGL

Gambar 2.1. Peta Lokasi Arun LNG Plant . Kilang Arun berada di daerah seluas 92,5 km2. Hingga saat ini PT. Arun NGL sudah memiliki 6 (enam) train pencairan gas alam dengan produksi 57.000 m3 per hari LNG, tetapi sekarang hanya 3 train yang masih beroperasi yaitu train 4, 5 dan 6. Itu pun tidak semua unit di train yang beroperasi semuanya kecuali train 5, untuk train 4 hanya unit 40 yang beroperasi itu pun untuk MHE-nya menggunakan MHE train 3, sedangkan untuk train 6 hanya unit 30 saja yang beroperasi. Keenam train ini dibangun secara bertahap. Tahapan pembangunan operasi masing-masing train dibagi 3 tahapan, yaitu: a. Arun Project I Tujuan proyek Kontraktor utama Waktu konstruksi Pengapalan pertama : Pembangunan Train 1, 2 dan 3. : Bechtel Inc. : Awal tahun 1974 s/d akhir tahun 1978. : 4 Oktober 1978.

Tujuan pengapalan perdana : Jepang.

b. Arun Project II Tujuan proyek Kontraktor utama : Pembangunan Train 4 dan 5. :Chiyoda Chemical Engineering Corporated.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

Waktu konstruksi Pengapalan pertama

: Awal tahun 1982 s/d akhir tahun 1983. : Desember 1983.

Tujuan pengapalan perdana : Jepang. c. Arun Project III Tujuan proyek Kontraktor utama Waktu konstruksi Pengapalan pertama : Pembangunan Train 6. : Japanese Gasoline Company Corporated. : 15 November 1984 s/d November 1986. : 21 November 1986.

Tujuan pengapalan perdana : Korea Selatan. Pada awal beroperasinya, kilang Arun hanya memproduksi LNG dan condensat. Kemudian dilakukan pengembangan produk dengan memanfaatkan adanya komponen-komponen gas propana dan butana yang terkandung di dalam feed gas. Pada tanggal 15 Juli 1986, disusun rencana pembangunan kilang LPG, oleh PERTAMINA dan pembeli dari negara Jepang yang sebelumnya telah dilakukan penelitian terhadap kilang dan komposisi gas alam agar pengembangan produk yang dilakukan, tidak mengganggu mutu dan jumlah produksi LNG. Pembangunan kilang LPG dimulai pada tanggal 24 Februari 1987, berdasarkan kontrak yang disepakati oleh PERTAMINA dan JGC Corporated sebagai kontraktor utama, dibawah pengawasan PLLP (PERTAMINA LNG-LPG Project). Lokasi pembangunannya berdampingan dengan kilang LNG terdahulu. Pembangunan dilakukan dalam tiga tahap. Pembangunan pertama dimulai pada Februari 1987 dan selesai pada Juni 1988. Tahap kedua selesai Oktober 1988 dan tahap ketiga selesai pada Desember 1988 dan pengapalan perdana produk LPG pada tanggal 2 Agustus 1988 ke negara Jepang. Tahun 1998, sesuai dengan kontraknya, produksi LPG dihentikan, tapi kilangnya tetap beroperasi untuk menjaga keseimbangan komposisi feed gas yang akan dicairkan di Unit 4X. Seiring waktu dan berkurangnya cadangan gas alam di point-A, EMOI kembali menemukan cadangan gas di lepas pantai, yang disebut dengan North

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

Sumatera Offshore (NSO). Tapi cadangan gas ini mengandung banyak senyawa sulfur (H2S) yang mengganggu proses pencairan gas alam. Maka pada tahun 1997 kilang NSO mulai dibangun dan dioperasikan pada tahun 1999 dengan tujuan memurnikan feed agar relatif sama dengan feed gas yang berasal dari point-A dan menghasilkan sulfur sebagai produk samping yang juga bernilai jual. Dikarenakan tekanan feed setelah keluar dari kilang NSO rendah, maka diperlukan suatu unit untuk menaikkan tekanannya. Kemudian Unit 57 di kilang LPG dimodifikasi menjadi Unit-26 yang lebih tepat disebut booster unit guna mengatasi masalah tersebut.

Gambar 2.2. Pabrik PT. Arun LNG 2.3 Orientasi LNG Plant Site Setiap train pencairan gas alam mampu mengelola 282 MMscf/d gas untuk menghasilkan 9500 m3/ hari LNG 100% kapasitas desain. Pabrik dilengkapi dengan dua buah dermaga pemuatan LNG untuk kapasitas kapal 95.000 Death weight ton (DWT), dibuat pada kedalaman 14 m, yang diukur pada saat air surut sehingga

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

dapat memasuki kapal-kapal LNG ataupun LPG. Sedangkan untuk condensat dilengkapi dengan dua buah sarana pemuatan yaitu dengan:
Single Point Mooring (SPM) untuk kapasitas kapal 40.000 280.000 DWT Multi Buoy Mooring (MBM) untuk kapasitas kapal 30.000 100.000 DWT LNG yang dihasilkan PT. Arun NGL sampai saat ini di ekspor ke Korea

Selatan dan Jepang. Di negara tersebut, LNG diubah menjadi gas dengan sistem pemanasan air laut yang kemudian digunakan untuk bahan bakar industri industri berat dan untuk keperluan rumah tangga. Sejak dioperasikannya kilang gas alam PT. Arun NGL pada tahun 1978, gas alam yang dihasilkannya mengandung unsur unsur hidrokarbon yang kemudian diproses menjadi gas cair metana (CH4) dan etana (C2H6). Sedangkan unsur unsur yang berat digunakan sebagai refrigerant di kilang dan sebagian lainnya kembali ke dalam proses untuk dibentuk menjadi LNG atau Condensat. Condensat yang dihasilkan tersebut diekspor ke Jepang, Singapura, Australia, Selandia Baru dan sebagian ke arah pantai barat Amerika. Dimana condensat yang di produksi harus mempunyai persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan, yaitu RVP (Rate Vapour Pressure) maksimum 13 psi pada temperatur 100 C dengan specific gravity 0,76 (54 API). 2.4 Kilang Gas NSO Pada tahun 1972 ditemukan sumber gas alam lepas pantai di ladang North sumatra offshore (NSO), yang terletak di Selat Malaka pada jarak sekitar 107,6 km (68 mil) dari kilang PT. Arun NGL di Blang Langcang. Ladang gas alam NSO luasnya 27500 ha dan berada pada kedalaman laut 350 ft (106,68 m). Selanjutnya pada tahun 1998 dilakukan pembangunan proyek NSO A yang meliputi unit pengolahan gas untuk fasilitas lepas pantai (offshore) dan di PT. Arun NGL. Fasilitas ini dibangun untuk mengolah 450 MMscf/d gas alam dari platform offshore sebagai tambahan bahan baku gas alam dari ladang Arun di Lhoksukon yang semakin berkurang. Tujuan dari pembangunan kilang NSO ini adalah untuk mmelakukan proses pengolahan guna memenuhi spesifikasi bahan baku yang sesuai dengan persyaratan proses pencairan gas alam yang sudah ada di kilang Arun. Hal ini dilakukan
NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

mengingat komposisi gas alam dari NSO menggandung kadar CO2 dan H2S yang sangat tinggi masing masing sekitar 33% CO2 dan 1,5% H2S. Mengingat kadar H2S yang sangat tinggi dalam gas umpan dari ladang NSO maka perlu digunakan teknologi terbaik yang tersedia saat ini dan biasa disebut Best Available Control Technologi (BACT) agar tidak menimbulkan pencemaran.
2.5 Struktur Organisasi PT. Arun LNG

PT. Arun NGL pada saat ini masih dalam proses perubahan yakni proses restrukturisasi organisasi melalui Work Process re-engginering. Pada saat ini program perubahan itu memasuki fase pemeliharaan dan pemantapan. Pelaksanaan perubahan terhadap organisasi yang lama melibatkan pihak-pihak yang terkait seperti Cambridge Management Consulting, konsultan yang ditunjuk PT. Arun NGL Change Management Consulting, anggota management PT. Arun NGL (Manager and Section Head), Task Force. Sebelum organisasi baru dikembangkan mereka menetapkan prinsip-prinsip pengembangan organisasi baru. Berdasarkan penyederhanaan proses kerja, organisasi PT. Arun NGL yang baru dikembangkan. Pimpinan tertinggi organisasi PT. Arun adalah President Director (PD) yang berkantor di Jakarta. Sedangkan PT. Arun NGL Plant Site dipimpin oleh Vice President Director (VPD). VPD PT. Arun NGL melapor kepada PD. VPD PT. Arun NGL membawahi : -

Divisi Produksi Divisi Plant Support Seksi Publik Relation and Legal HR (Human Recources Supt) Seksi Finance and Accounting Seksi General Audit Division Production Tugas utama divisi Production adalah untuk mengelola gas alam menjadi

2.5.1

gas alam cair (LNG). Merencanakan produk LNG dan condensat, menyimpan LNG

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

10

dan condensat, mengapalkan ke tujuan serta mencegah terjadinya kerugian perusahaan. Divisi ini membawahi empat seksi yaitu : 1. 2. 3. Seksi LNG Seksi SRU Seksi Utilities and Marine

4. Seksi FSHE (Fire Safety Health Environmental)

2.5.2

Division Plant Support Divisi ini bertanggung jawab melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana

kerja yang terkait dengan pemprosesan dari alam cair (LNG) dan kehidupan keluarga diperumahan perusahaan, divisi ini membawahi empat seksi yaitu : 1. Seksi Maintenance 2. Seksi FSS (Facilites support & Security) 3. Seksi Supply Chain 4. Seksi T & ES (Technical & Engineering Services) 2.5.3 Seksi HR (Human Resource) Seksi ini mengemban tugas utama untuk memberikan pelayanan dalam bidang kepegawaian, fasilitas, sarana dan prasarana kerja. Seksi ini bertugas mendukung pelaksanaan tugas seksi lain dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan.
2.5.4 Seksi Public Relation and Legal

Seksi ini bertugas menangani hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat, seksi ini mengkomunikasi kebijakan dan kegiatan PT. Arun NGL kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik. Seksi ini juga menangani tamu-tamu perusahaan yang berkunjung ke PT. Arun NGL.
2.5.5 Seksi Finance and Accounting

Seksi ini bertugas menangani Administrasi keuangan perusahaan seperti membayar invoice, gaji pegawai, bonus, tunjangan-tunjangan. Seksi ini juga

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

11

menangani pembayaran pajak perusahaan dari pegawai. Pajak pegawai dipotong langsung dari gaji bulanan, seksi ini juga membuat laporan keuangan setiap dan pada akhir tahun. 2.5.6 Seksi General Auditor Seksi ini bertanggung jawab untuk memeriksa aliran keuangan dan kewajaran dalam pemakaian setiap aset atau harta benda milik perusahaan yang dipakai untuk keperluan proses di kilang maupun keperluan administrasi di kantor PT. Arun NGL. Secara struktur organisasi General Audit dibawah PD, tetapi karena seksi ini berkantor di Plant Site maka secara pelaporan dan pengawasan tetap dibawah VPD.
2.6 Kondisi PT. ARUN NGL Saat Ini dan Tugasnya

bulan

PT. Arun NGL merupakan suatu perusahaan yang mengelola gas alam cair (LNG) dan juga Condensat sebagai produk sampingan. Liquified Natural Gas (LNG) berarti gas alam yang dicairkan. Prinsip utama dari pencairan gas alam ini adalah menurunkan suhu gas dari 32C menjadi 160C dengan proses pendinginan dan ekspansi pada temperatur yang rendah sekali yang disebut dengan cryogenic temperatur yaitu -160 C pada tekanan 1 atmosfer (atm). Tujuan dari pencairan ini adalah untuk mempertinggi efisiensi

pengangkutan dan penyimpanan, karena volume gas sebelum dan sesudah dicairkan adalah 630 : 1 artinya kita akan mendapatkan 1 cuft LNG jika kita mencairkan gas alam sebanyak 630 cuft. Batasan komposisi LNG itu didominasi oleh Metana ( CH3 ) dan sedikit Etana ( C2H2 ) serta Propana ( C3H8 ). Disamping memproduksi LNG sebagai produk utama, PT. Arun NGL juga menghasilkan Condensat sebagai produk sampingan yang berupa fraksi-fraksi hidrokarbon yang terikut bersama dengan gas alam dari sumbernya yaitu ladang gas Arun. Condensat yang diproduksi harus mempunyai persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan, yaitu Rate Vapor Pressure (RVP) maksimum 13 psi pada temperatur 100 F dengan specific grafity 0,760 (54 API).

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

12

Dari enam buah train yang dimiliki oleh PT. Arun NGL, saat ini hanya tiga train saja yang bekerja yaitu train nomor 3, 4, dan 5. Sedangkan train 1, 2, dan 6 tidak difungsikan lagi untuk penghematan bahan bakar dan memperkecil biaya produksi. Jumlah LPG yang diproduksikan saat ini untuk masing-masing train 3, 4, dan 5 adalah 11.360,6 m3 ; 7.562,1 m3 ; dan 9.259,0 m3.

BAB III URAIAN PROSES


NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

13

3.1 Pengertian LNG ( Liquefied Natural Gas) Gas alam sering juga di sebut sebagai gas bumi atau gas rawa adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH4). Gas alam dapat di temukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Gas yang kaya dengan metana yang terbentuk melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik. Sedangkan yang di hasilkan selain dari fosil disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan (Malik, 2009). LNG menawarkan kepadatan energi yang sebanding dengan bahan bakar petrol dan diesel dan menghasilkan polusi yang lebih sedikit, tetapi biaya produksi yang relatif tinggi dan kebutuhan penyimpanannya yang menggunakan tangki cryogenic yang mahal telah mencegah penggunaannya dalam aplikasi komersial. Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam bergantung dari komposisi dari gas itu sendiri, pasar yang akan menerima serta proses yang digunakan, namun umumnya menggunakan suhu sekitar 120 and -170oC (methana murni menjadi cair pada suhu -161.6oC) dengan tekanan antara 101 dan 6000 [kilopascal|kPa]] (14.7 and 870 lbf/in). Gas alam bertekanan tinggi yang telah didapat kemudian diturunkan tekanannya untuk penyimpanan dan pengiriman. Kepadatan LNG kirakira 0,41-0,5 kg/L, tergantung suhu, tekanan, dan komposisi. Sebagai perbandingan, air memiliki kepadatan 1,0 kg/L. LNG berasal dari gas alam yang merupakan campuran dari beberapa gas yang berbeda sehingga tidak memiliki nilai panas yang spesifik. Nilai panasnya bergantung pada sumber gas yang digunakan dan proses yang digunakan untuk mencairkan bentuk gasnya. Nilai panas tertinggi LNG berkisar sekitar 24MJ/L pada suhu -164oC dan nilai terendahnya 21MJ/L. Tujuan dari pencairan ini adalah untuk mempertinggi efesiensi pengangkutan dan penyimpanan ( Loading & Storage ), karena volume gas sebelum dan sesudah di cairkan adalah 630 : 1 artinya kita akan mendapatkan 1 cuft LNG jika kita mencairkan gas alam sebanyak 630 cuft. Pada masa-masa lalu pemakaian

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

14

gas alam sebagai sumber energi masih belum mendapat perhatian karena kesulitan dalam pengangkutan dan penyimpanan. Orang berpikir bahwa gas alam hanya dapat dipakai oleh konsumen jika masing-masing konsumen mempunyai pipa khusus untuk penyaluran gas alam dari pabrik, di samping itu gas alam yang dihasilkan juga sulit untuk di angkut ketempat-tempat yang terpencil dan jauh tetapi seiring dengan kemajuan teknologi kendala tersebut dapat diatasi, beberapa kelebihan yang dimiliki oleh LNG antara lain :

Sifatnya yang hampir tidak mengakibatkan polusi udara. Tidak beracun. Aman. Lebih ringan dari udara. Mempunyai nilai bakar yang tinggi.

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium. Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbondioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut). Batasan komposisi LNG didominasi oleh Metana (CH4) dan sedikit Etana (C2H6) serta Propana (C2H8). Adapun komposisi LNG yang dihasilkan oleh PT. Arun dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut : Tabel 3.1 Komposisi LNG.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

15

Komposisi N2 CO2 CH4 C2H6 C3H8 i-C4H10 n-C4H10 i-C5H12 n-C5H12 Total

% Mol 0.065 0.000 91.232 6.160 1.797 0.372 0.346 0.022 0.006 100.000

Sumber : Laboratorium, PT. Arun NGL, (22 September 2010).

3.2 Condensat Selain memproduksi LNG sebagai produk utama, PT.Arun NGL juga menghasilkan condensat sebagai produk sampingan berupa fraksi-fraksi hidrokarbon yang terikut bersama-sama dengan gas alam dari sumbernya yaitu ladang gas Arun. Condensat merupakan alternatif energi yang mempunyai prospek cukup baik dewasa ini. Condensat yang di produksi harus mempunyai persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan, yaitu RVP (Rate Vapor Pressure) maksimum 12 psi pada temperatur 100 C dengan specific gravity 0,76 (54API). Produk condensat umumnya diekspor ke negara-negara seperti Jepang, Singapura, Amerika, Australia, Perancis dan Selandia Baru.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

16

Di negara-negara tersebut, condensat digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia yang berguna sebagai penghasil polimer, plastik, pelarut dan sebagainya atau dapat juga diolah kembali pada kilang minyak untuk dijadikan bahan bakar minyak.

3.3 TREATING UNIT (3X)

3.3.1 Sistem Fasilitas Masukan (Inlet Facilities / Unit 20 A) Gas dan liquid di pisahkan di unit 20A, yaitu first stage flash drum yang berasal dari point A. Proses yang terjadi adalah dengan cara penurunan tekanan yang di akibatkan membesarnya ruangan pemisahan. Sehingga terpisahlah antara HC liquid dan feed gas yang berasal dari Point A. 3.3.2 Condensat Recovery ( Unit 20B) Di unit 20B, condensat selalu stabil, semua condensat yang telah terpisah di unit 20B, kesemuanya di tampung di unit 20B. 3.3.3 Feed gas K.O Drum (D-3x01) Feed gas dari inlet facilities dengan tekanan 40 kg/cm2 dan temperaturnya 50C masuk ke KO Drum (D-3X01) melalui MOV-3X34 dan PV-3X08 dan menabrak distributor type C sehingga hydrokarbon berat yang terdapat dalam feed gas akan terkondensasi dan jatuh ke bagian bottom KO Drum. Levelnya akan dikirim menuju unit 20B. Di top drum terdapat PSV-3X06 (65 kg/cm2) sebagai safety over pressure. Feed gas menuju Lean Karbonate exchanger (E-3X01B) untuk dipanaskan hingga mencapai temperature 80C sebagai temperature optimal penyerapan di mercury bed adsorber.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

17

3.3.4 Penyerapan Mercury (Karbon Bed Adsorber)

Gambar 3.1 Penyerapan Merkuri di Karbon Bed Adsorber Gas yang telah dipanaskan masuk melalui dua buah karbon bed adsorber (mercury absorber) bertujuan untuk menghilangkan kandungan merkuri. Merkuri dalam jumlah kecil bereaksi dengan sulfur dan membentuk merkuri sulfida yang diadsorbsi ke karbon aktif yang diisikan kedalam karbon bed absorber tersebut. Merkuri dipisahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya korosi dalam tubing dan pipa-pipa alumunium. Panas tersebut dilewatkan melalui tubes exchanger. Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kehilangan sulfur pada mercury adsorber. Gas memasuki adsorber melalui top manway dan menuju gas distributor, gas yang mengalir ke bawah bed bertemu dengan karbon aktif yang diperkaya dengan sulfur. Merkuri yang terdapat di dalam gas umpan akan terserap oleh karbon aktif dengan sulfur.
Hg + S HgS ................................................................................... (3.1)

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

18

3.3.5 Penyerapan CO2 dan H2S (Karbonat Absorber)

Gambar 3.2 Aliran Karbonat Absorbsi dan Regenerasi Setelah meninggalkan karbon bed adsorber, gas dipanaskan lebih lanjut. Gas yang telah dipanaskan kemudian masuk ke bagian bawah karbonate absorber. Gas bersentuhan dengan aliran Kalium Karbonat (K2CO3) yang turun ke bawah. Dalam kondisi ini Karbon Dioksida (CO2) di dalam gas berkurang sampai dibawah 1% dan Hidrogen Sulfida (H2S) diharapkan bisa terserap hingga 100% oleh larutan karbonat yang dicampur sedikit diethanol amine (DEA), kemudian gas didinginkan di dalam fin-fan cooler sebelum memasuki DEA absorber. Fungsi dari karbonate absorber adalah untuk memisahkan CO2 dan H2S yang terdapat di dalam gas umpan yang dapat menganggu atau merusak peralatanperalatan pabrik. Dimana Gas CO2 akan membeku pada temperatur yang sangat rendah sehingga menyebabkan pemampatan pada pipa-pipa atau tube-tube yang terdapat pada alat pencairan gas alam dan tidak mempunyai nilai bakar. Sedangkan H2S merupakan gas racun yang sangat korosif terhadap peralatan-peralatan yang ada pada pabrik.

3.3.6

Sirkulasi Cairan Karbonat

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

19

Larutan karbonat kemudian turun ke bagian bawah absorber dan bersentuhan dengan gas yang mengalir ke bagian atas. CO2 dan sedikit H2S diserap oleh larutan karbonat, dimana terjadi reaksi eksoterm (menghasilkan panas) dan merubah larutan kalium karbonat menjadi larutan kalium bikarbonat. Larutan rich karbonate kemudian mengalir dari bagian bawah absorber melalui level and letdown control valve ke bagian atas karbonate regenerator. Gas-gas yang bersifat asam dan uap air dari puncak regenerator didinginkan didalan regenerator overheat accumulator dan cairannya dipompakan kembali ke regenator sebagai reflux (sebagian dari cairan juga dipompakan ke DEA regenerator sebagai reflux. 3.3.7 Pembersihan Dengan DEA

Gambar 3.3 DEA Absorbsi dan Regenerasi Aliran gas yang masuk dari bagian atas karbonate absorber, setelah didinginkan di dalam fin-fan cooler memasuki bagian bawah DEA absorber. Gas dikontakkan dengan larutan lean DEA yang mengalir turun melalui absorber. Dengan proses pembersihan dan penyerapan ini, kandungan CO2 dalam aliran gas diharapkan berkurang sampai 50 ppm. Fungsi dari sistem ini adalah untuk menyerap CO2 dan H2S yang masih tersisa di dalam gas umpan. Proses absorbsi pada DEA sistem adalah proses penyerapan CO2 dan H2S dengan memakai dua bed pall ring sebagai kontaktor. Reaksi ini dapat dicapai pada

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

20

tekanan tinggi dengan temperatur rendah. Batas maksimum CO2 dan H2S yang diizinkan di dalam gas umpan kelar dari DEA absorber masing-masing 40 ppm dan 3 ppm. Gas yang telah dibersihkan melalui sebuah demister akan keluar melalui puncak absorber yang melewati fin-fan cooler untuk didinginkan sebelum memasuki treated gas wash tower. 3.3.8 Treated Gas Wash Tower Gas yang telah diolah dari DEA absorber memasuki wash tower di bagian atas. Tower tersebut berfungsi sebagai pembersih untuk memisahkan hidrokarbon yang terkondensasi setelah pendinginan. Gas umpan kemudian di siram dengan high pressure water untuk mencegah terikutnya larutan DEA ke dalam gas umpan sebelum dikirim ke unit 40. Cairan dalam wash tower mengalami pemisahan pada lapisan air bagian bawah dan lapisan hidrokarbon bagian atas, setelah itu gas tersebut melewati dua bubble cap trays dan sebuah demister sebelum meninggalkan wash tower dan mengalir ke unit 40. Larutan rich DEA yang mengalir ke bawah DEA absorber terkumpul di chimney tray kemudian dikirim ke DEA regenerator untuk diregenerasi.
3.4 LIQUEFACTION UNIT (4X)

3.4.1 Seksi Pengeringan (dehydration section)

Gambar 3.4 Aliran proses Dryer Sistem Seksi ini berfungsi untuk memisahkan uap air yang terbawa masuk ke dalam seksi pemisahan dan pencairan, dimana uap air dapat menimbulkan

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

21

penyumbatan pipa-pipa aliran gas pada unit-unit yang beroperasi pada temperatur rendah dan lebih berbahaya lagi bisa mengakibatkan pecahnya tubing-tubing di dalam Main Heat Exchanger. Proses adsorpsi berlangsung di dalam feed vapor driers yang terdiri dari dua drum drier (A dan B) yang dipasang secara paralel dan sebelumnya uap air dalam gas keluar dari feed vapour driers (V-4X01 A/B). Jika gas umpan masih mengandung air lebih besar dari 0,5 ppm, maka gas belum dapat dialirkan ke scrubbing section. Namun bila kandungan air keluaran drier telah mengizinkan, gas dialirkan ke E-4X09 untuk didinginkan oleh propana cair sehingga -70C dan setelah pendinginan gas masuk ke scrub tower.

3.4.2

Seksi Pemisahan (scrubbing section)

Gambar 3.5 Proses Scrubbing Sistem Fungsi seksi ini adalah untuk memisahkan hidrokarbon berat yang terdapat dalam gas umpan yang dapat menyebabkan penyumbatan tube-tube dalam MHE yang beroperasi pada temperatur rendah. Gas umpan dari seksi pengeringan terdiri

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

22

dari campuran hidrokarbon yang mempunyai titik didih yang berbeda, maka dalam scrubb tower ini dipakai prinsip distilasi. Di dalam scrub tower, fraksi hidrokarbon dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih karena gas umpan dari seksi pengeringan terdiri dari campuran hidrokarbon yang mempunyai titik didih yang berbeda. Gas umpan terlebih dahulu didinginkan dalam feed medium propane exchanger. Akibatnya hidrokarbon berat akan terkondensasi dan mengalir ke bottom tower dan dialirkan ke refrigerant preparation unit untuk memperoleh etana dan propana yang dibutuhkan dalam proses pencairan nanti. Sedangkan fraksi ringan dengan komposisi dominan adalah metan, akan keluar melalui puncak tower dan kemudian didinginkan dengan propan liquid pada kondensor, sebelum dimasukkan ke dalam separator. Akibat pendinginan propana dan etana yang terikut akan terkondensasi dan cairan ini sebagian akan dikembalikan ke scrub tower sebagai refluks. Residu gas dari unit separation yang mengandung 97% metana dialirkan ke unit pencairan (MHE), dan untuk kebutuhan komposisi MCR juga diambil di sini. 3.4.3 Main Heat Exchanger (MHE)

Gambar 3.6 Proses MHE

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

23

MCR adalah media yang dipakai untuk mendinginkan gas umpan menjadi LNG di dalam Main Heat Exchanger (MHE) . MCR terdiri dari metana, etana, propana dan nitrogen. MCR tersebut dikompressi oleh first stage MCR kompressor. Uap etana dan propana yang terkandung dalam MCR ini akan terkondensasi, sedangkan nitrogen dan metana tetap berupa uap. Kemudian MCR tersebut ditampung dalam separator, sehingga akan didapatkan dua jenis MCR, yaitu MCR liquid dan MCR vapor. Selanjutnya bersama-sama dengan gas umpan yang keluar dari top scrub tower accumulator, kedua jenis MCR ini (MCR vapor dan MCR liquid) dialirkan ke tube-tube di bottom MHE. Di MHE, tube-tube ini terpisah satu sama lain dalam bentuk bundle tube. MHE ini berukuran besar di bagian bawah yang disebut warm bundle section, dimana pada seksi ini berisikan bundle tube gas umpan, bundle tube MCR liquid dan bundle tube MCR vapor. Sedangkan bagian atas dari MHE agak kecil, yang disebut cold bundle, dimana pada seksi ini hanya berisikan bundle tube gas umpan dan MCR vapor saja. Setelah melalui warm bundle, MCR liquid ini dialirkan melalui ekspansi valve ke bagian shell side MHE, yang mengakibatkan penurunan tekanan dan temperatur. MCR liquid dibagian shell side MHE ini ditampung dalam internal separator, dan kemudian dialirkan ke distributor valve, untuk dispraykan ke bagian luar dari tube-tube yang ada pada bagian luar warm bundle ini, sehingga gas umpan dan MCR vapor yang ada dalam tube-tube tersebut akan mengalami pendinginan dan seterusnya mengalir ke bagian cold bundle. Setelah melalui cold bundle, MCR vapor ini dialirkan melalui ekspansi valve ke shell side MHE, yang menyebabkan penurunan tekanan dan temperatur yang jauh lebih rendah lagi, sehingga sebagian dari MCR vapor tadi akan mengalami kondensasi. MCR vapor yang telah berubah menjadi liquid ditampung di dalam internal separator dan kemudian dialirkan melalui distributor valve untuk dispraykan sehingga akan mendinginkan lagi gas umpan dan MCR vapor yang ada dalam tubetube tadi. Dengan melalui tahapan pendinginan ini gas umpan yang keluar dari top MHE ini akan mencapai temperatur cairnya (-160oC) yang disebut LNG. Sedangkan MCR liquid dan MCR vapor yang sudah mengalami ekspansi yang disertai dengan penyerapan panas dari gas umpan, akan kembali mengalir ke

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

24

suction drum first MCR compressor. Demikian seterusnya akan terjadi proses sirkulasi dari MCR. Sedangkan feed gas yang telah mencair menjadi LNG kemudian di alirkan ke D-4x13, itu di lakukan memungkinkan masih adanya LNG yang belum mencair sehingga uap dinginnya dapat dimanfaatkan di E-4x18, sedangkan yang mencair akan di simpan di storage LNG.

BAB IV

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

25

TINJAUAN PUSTAKA
4.1Limbah Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai dan sumber potensi daya. mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan

Bahan beracun dan berbahaya banyak dijumpai sehari-hari, baik sebagai keperluan rumah tangga maupun industri yang tersimpan, diproses, diperdagangkan, diangkut dan lain-lain. Insektisida, herbisida, zat pelarut, cairan atau bubuk pembersih deterjen, amoniak, sodium nitrit, gas dalam tabung, zat pewarna, bahan pengawet dan masih banyak lagi untuk menyebutnya satu per satu. Bila ditinjau secara kimia bahanbahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Terdapat lima juta jenis bahan kimia telah dikenal dan di antaranya 60.000 jenis sudah dipergunakan dan ribuan jenis lagi bahan kimia baru setiap tahun diperdagangkan. Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industriy Bahan beracun dan berbahaya banyak digunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai penolong. Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusuk dan lain-lain. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkunganpada waktu tertentu. Adanya batasan kadar dan jumlah bahan beracun danberbahaya pada suatu ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah nilai ambang batas, yang

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

26

artinya dalam jumlah demikian masih dapat ditoleransi oleh lingkungan sehingga tidak membahayakan lingkungan ataupun pemakai,Karena itu untuk tiap jenis bahan beracun dan berbahaya telah ditetapkan nilai ambang batasnya. Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang Dalam jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan,Oleh sebab itu pencegahan dan penanggulangan haruslah merumuskan akibat-akibat pada suatu jangka waktu yang cukup jauh. Melihat pada sifat-sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.Teknologi pengolahan air limbah domestic maupun industry yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara. Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut seara umum terbagi 3 metode pengolahan: 1. Pengolahan secara fisika 2. Pengolahan secara kimia 3. Pengolahan secara biologi * Pengolahan Secara Fisika Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah menguapatau bahan-bahan yang terapungdisisihkan terlebin dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efesien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter design yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis didalam bak pengendap.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

27

* Pengolahan Secara Kimia Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang mudah mengendap(koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organic beracun dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tidak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. Penyisihan bahan-bahan organic beracun seperti fenol dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya denga klor(Cl2), kalsium permanganate, aerasi, ozon hydrogen peroksida. * Pengolahan Secara Biologi Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan skunder pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang beberapa metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reactor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reactor) Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reactor) Di dalam reactor pertumbuhan tersuspensi mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses rumput aktif yang banyak dikenal berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan proses lumpur aktifkonvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efesiensi penurunan BOD dapat mencapai 85-90% (dibandingkan 80-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efesiensi yang lebih tinggi(90-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lai, yaitu wktu ditensi hidrolis total lebih pendek(4-5 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorpsi didalam tangki kontak

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

28

sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dalam pengolahan pendahaluan. Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diearasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reactor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu ditensi hidrolis selama 12-18 hari didalam kolam maupun lagoon yang tidak diearasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diearasi cukup dengan waktu ditensi 3-5 hari saja. Di dalam reactor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh diatas media pendukung degan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain: 1. Trickling filter 2. Cakram biologi 3. Filter terendam 4. Reactor fluidisasi Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkn efesiensi penurunan BOD sekitar 80-90%. Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan adanya oksigen.

2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Apabia BOD air buangan tidak melebihi 400mg/l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonmis dari anaerob 4.2Sumber-sumber Pencemaran Pembagian zat pencemar berdasarkan sifatnya dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu: 1. 2. a) Zat pencemar fisik contohnya suhu, warna, bau, rasa dan kekeruhan. Zat pencemar kimia, dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu: Zat pencemar anorganik, seperti pH, alkalinitas, padatan larutan, logam-

logam berat, dan sebagainya.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

29

b)

Zat pncemar organik, seperti sianida, pestisida, fenol dan asam-asam

organik lainnya(Anonimous, 1982).

4.3Parameter Yang Digunakan 4.3.1 Temperatur Temperatur atau suhu merupakan sifat fisik dari suatu benda, akan tetapi temperature dari suatu polutan tag dibuang harus dikontrol agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah sebelum dibuang ke lingkungan, dikarenakan apabila temperaturya terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mengganggu ekosistem lingkungan itu sendiri. 4.3.2 Derajat Keasaman (pH)

pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau ke basaanyang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan keasaman di sini adalah konsentrasi ion hidrogen(H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH<7 menunjukan keasaman. Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

30

Gambar 4.1 skala pH

Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-an. PH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahlukmahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral. Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap gangguan terhadap pengubahan pH. Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih mudah dilakukan.
NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

31

4.3.3

Oil Content

Oil content atau kandungan minyak merupakan parameter yang sering digunakan dalam mengontrol kadar polutan yang akan dibuang dari suatu pabrik. Pengontrolan kandungan minyak ini bertujuan untuk mengurangi kandungan minyak dari polutan karena minyak memiliki sifat tidak dapat bercampur dengan air, tidak dapat terurai sehingga bila terlalu banyak dapat merusak lingkungan. 4.3.4 Besi(Fe)

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:

Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar Pengolahannya relatif mudah dan murah Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi

menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut. 1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

32

2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring

dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari

besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai

barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat

dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang

jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

33

magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti. Proses Haber menggabungkan nitrogen dan hidrogen ke dalam amonia. Nitrogen berasal dari udara dan hidrogen sebagian besar diperoleh dari gas alam (metan). Besi digunakan sebagai katalis.

Ion besi sebagai katalis pada reaksi antara ion persulfat dan ion iodida Reaksi antara ion persulfat (ion peroxodisulfat), S2O82-, dan ion iodida dalam larutan dapat dikatalisis dengan ion besi(II) maupun ion besi(III). Persamaan keseluruhan untuk reaksinya adalah:

Untuk penjelasannya, kita akan mengunakan katalis besi(II). Reaksi terjadi dalam dua tahap.

Jika kamu menggunakan ion besi(III), reaksi kedua yang terjadi diatas akan menjadi reaksi yang pertama. Besi merupakan sebuah contoh yang baik dalam hal penggunaan senyawa logam transisi sebagai katalis karena kemampuan senyawa logam transisi tersebut untuk mengubah tingkat oksidasi.

Reaksi ion besi dalam larutan Ion-ion yang paling sederhana dalam larutan adalah:

Ion heksaaquobesi(II) [Fe(H2O)6]2+. Ion heksaaquobesi(III) [Fe(H2O)6]3+.

Kedua-duanya bersifat asam, tetapi ion besi(III) lebih kuat sifat asamnya.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

34

Reaksi ion besi dengan ion hidroksida Ion hidroksida (dari, katakanlah, larutan natrium hidroksda) dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, kamu memperoleh kompleks tidak muatan kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan. Pada kasus besi(II):

Pada kasus besi(III):

4.3.5 Klorin

Klorin (Bahasa Yunani , kuning kehijauan) ditemui pada

tahun 1774 oleh ahli kimia Jerman Carl Wilhelm Scheele, yang dengan silapnya menyangkakan ia mengandungioxygen. Klorin telah diberikan namanya pada tahun 1810 oleh Sir Humphry Davy, yang menegaskan bahasa ia sebenarnya sejenis unsur. Gas klorin, juga dikenali sebagai bertholite, pertama kali digunakan sebagai senjatamenentang Dalam kimia manusia pada Perang Dunia Pertama pada 22 cincin April, 1915. organik, klorin adalah sebuah aromatic heterosiklik yang terdiri dari tiga pirola dan satu pirolina yang bergandengan melalui empat tautan metina. Tidak seperti porfirin, klorin tidaklah aromatik pada keseluruhan cincin walaupun memiliki komponen pirola yang aromatik. Klorin yang berkompleks dengan magnesium disebut klorofil dan merupakan pusat pigmen fotosensitif kloroplas. Senyawa terkait dengan dua pirola yang tereduksi disebut bakterioklorin. Oleh karena fotosensitivitasnya, klorin digunakan sebagai agen fotosensitif pada terapi percobaan laser kanker. Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penulenan air,nyahjangkitan, dan dalam pelunturan. Ozon boleh juga digunakan untuk membunuhbakteria, dan ia lebih disukai oleh kebanyakan

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

35

majlis perbandaran untuk digunakan dalam minuman kerana ozon tidak membentuk sebatian organoklorin dan tidak tertinggal dalam air selepas rawatan. Klorin juga digunakan secara meluas dalam pembuatan produk sehariharian. Digunakan (dalam bentuk asid hipoklorus ) untuk membunuh bakteria dan mikrob-mikrob kebanyakan daripada air bekalan minuman dan kolam kecil-kecilan sekarang ini renang. Begitupun, secara bekalan diklorinkan

rutin. Lihat pengklorinan. Digunakan secara meluas di dalam pembuatan kertas, antiseptik, barangan pewarna, makanan, racun serangga, cat lukisan, produk-produk petroleum, plastik, ubat-ubatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk pengguna yang lain.
Unsur ini digunakan secara giat dalam kimia organik sebagai as agen

pengoksidaan dimasukkan

dan

dalam

tindakbalas penggantian kerana dalam

klorin

biasanya Ia

memasukkan ciri-ciri yang dikehendaki dalam sebatian organik apabila ia untuk hidrogen (sebagai pembuatan getah syntetik). mempunyai afiniti electron yang paling tinggi di antara halida-halida. Kegunaan lain adalah dalam penghasilan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan dalam pengekstrakan bromin. Secara semula jadi, klorin hanya dijumpai dalam bentuk ion klorida. Klorida membentuk kebanyakan garam zat terlarut dalam lautan bumi kira-kira 1.9% jisim air laut adalah ion klorida. Larutan klorida dengan kepekatan lebih tinggi dijumpai di Laut Mati dan longgokanair garam bawah tanah. Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh itu klorida pepejal biasanya hanya ditemui dengan berlimpahnya di kawasan beriklim kering, atau bawah tanah. Mineral klorida biasa termasuklah halit (natrium klorida), sylvite (kalium klorida), dam karnalit (kalium magnesium klorida heksahidrat). Secara industinya, unsur klorin biasanya dihasilkan melalui elektrolisis natrium klorida yang terlarut dalam air. Bersama dengan klorin, proses kloralkali ini menghasilkan gas hidrogen dan natrium hidroksida, mengikut persamaan kimia: 2 NaCl + 2 H2O Cl2 + H2 + 2 NaOH Terapat dua isotop stabil klorin yang utama, yang berjisim 35 dan 37, masing-masing dijumpai dalam nisbah bandingan 3:1, memberikan atom-atom
NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

36

klorin secara pukalnya mempunyai berat atom nyata 35.5. Klorin mempunyai 9 isotop dengan nombor jisim berjulat antara 32 ke 40. Hanya tiga daripada isotopisotop ini wujud secara semula jadi: 35Cl (75.77%) dan 37Cl (24.23%) stabil, serta 36Cl yang beradioaktif. Nisbah36Cl kepada Cl stabil dalam persekitaran adalah kira-kira 700*10-15 kepada 1. 36Cl tindakan dihasilkan dalam atmosfera Dalam melalui perkecaian 36Ar oleh neutron oleh35Cl hayat isotop dengan proton] sinar mereput kosmik.

persekitaran subpermukaan, 36Cl dihasilkan terutamanya akibat daripada tawanan atau tawanan tak reaktif muon oleh 40Ca. 36Cl yang hidrofili ini menjadi 36S dan bersesuaian seterusnya 36Ar, dengan gabungan separuh hayat selama 308,000 tahun. Separuh menyebabkannya sebagai pentarikhan geologi dalam julat antara 60,000 kepada 1 juta tahun. Tambahan pula, kandungan besar 36Cl dihasilkan melalui penyinaran air laut semasa peledakan atmosfera senjata nuklear antara tahun 1952 and 1958. Masa mastautin 36Cl dalam atmosfera adalah kira-kira 1 minggu. Oleh itu, sebagai penanda peristiwa air tanah dan air bawah tanah tahun 1950-an, 36Cl juga berguna untuk mentarikhkan air kurang daripada 50 tahun dari masa kini. 36Cl juga digunakan dalam lain-lain bidang dalam sains geologi, termasuklah pentarikhan ais dan endapan.

4.4 Spektrofotometer

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

37

Gambar 4.2 Spektrofotometer DR-5000 Apabila anda mempunyai larutan dengan deret warna yang semakin pekat. Kemudian anda mengukur absorbasinya (jumlah cahaya yang diserap). Maka akan didapatkan suatu kurva linier. Jumlah cahaya yang diserap semakin banyak seiring dengan intensitas warna yang semakin pekat. Deret warna ini dalam dunia analisis kimia di sebut sebagai deret standar. Dan jika suatu larutan telah diketahui absorbansinya, maka konsentrasinya-pun dapat diketahui dengan membandingkan terhadap deret standar. Inilah prinsip dasar pengukuran konsentrasi menggunakan spektro-vis. Limitasi dalam Spketro-Vis Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah. Pada konsentrasi yang terlalu pekat, kurva deret standar menjadi tidak linier. Biasanya konsentrasi di atas 0.1 M. Hal ini karena pada konsentrasi yang tinggi, jarak antar partikel zat menjadi sangat rapat. Hal ini akan mempengaruhi distribusi muatan, dan mengubah cara molekul melakukan serapan. Oleh karena itu terkadang pada konsentrasi terlalu tinggi kurva tidak linier. Itulah sebabnya pada pembuatan deret standar, absorbansi dianjurkan tidak melebih 1. Jadi absorbansi deret standar ada di dalam range 0-1. Perbedaan kuvet sangat berpengaruh. Harap selalu gunakan satu kuvet yang sama untuk mengukur absorbansi. Apabila anda terlibat dengan sample yang

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

38

jumlahnya banyak, dan anda menggunakan kuvet disposable, gunakan kuvet maksimal tiga kali pemakaian. Setelah itu pakai kuvet baru. Terkadang senyawa analat mengalami reaksi kimia yang lambat dan memerlukan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Hal ini menyebabkan penyimpangan yang signifikan bila pembacaan absorbansi tidak dilakukan bersamaan. Lakukan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang maksimal. Jangan sungkan untuk mencari terlebih dulu pada panjang gelombang berapa sample memberikan absorbansi maksimal. Hal ini untuk meningkatkan sensitifitas analisa.

BAB V

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

39

PELAKSANAAN TUGAS KHUSUS

5.1

Latar Belakang Limbah merupakan hasil buangan yang tidak diharapkan dalam suatu

produksi. Oleh karena itu, pengolahan limbah yang baik sangat penting untuk menangani pencemaran lingkungan sekitarnya.Seiring majunya perkembangan dunia industry di berbagai penjuru dunia, disamping memberikan dampak positif juga mendapatkan dampak negative. PT. Arun merupakan salah satu industry berskala besar yang mengolah gas alam menjadi produk LNG dan Kondensat yang dalam pengoperasiannya pada hasil akhir buangannya juga ada yang mengandung limbah. Kualitas air dipengaruhi oleh banyak factor antara lain banyaknya zat-zat terlarut, zat-zat yang tersuspensi dan kualitas makhluk hidup khususnya jasad renik di dalam air. Air murni yang tidak mengandung zat-zat tidak terlarut tidak baik untuk kesehatan kita, sebaliknya terlalu banyak zat-zat terlarut akan bersifat sebagai racun. 5.2 Tujuan Tujuan dilakukan analisa kandungan klorin dan besi dalam limbah cair adalah untuk mengetahui kadar klorin dan besi yang terkandung, sehingga dapat diukur besarnya agar tidak melebihi baku mutu limbah dan limbah tidak mengganggu lingkungan disekitarnya.
5.3

Judul Tugas Khusus Adapun judul analisa yang dilakukan penulis saat melaksanakan Kerja

Praktek di PT. ARUN NGL adalah Analisa Kadar Klorin Dan Besi Dalam Limbah Cair PT. ARUN NGL.

5.4

Objek Tugas Khusus

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

40

Pada tugas khusus ini penulis mengambil tempat di Plant Support Division Laboratory, peralatan yang digunakan untuk melakukan tugas ini adalah seperangkat alat spektrofotometer DR-5000, Spektrofotometer DR-2000 dan Metrohm dengan jenis elektroda pH (LL Ecotrode).

5.5

Metodelogi Kerja Praktek

Observasi lapangan. Wawancara, bertanya langsung dengan engineer dan operator pada

main control room dan operator lapangan pada unit Lagoon. Studi literature serta konsultasi dengan pembimbing / mentor. Mempelajari dan mengambil data pada T & ES Laboratory.

5.6

Metodelogi Percobaan 5.6.1 Limbah

Alat dan Bahan : Botol yang diikat Botol sampel Prosedur Kerja : 1. Botol yang diikat tali dicelupkan kedalam sampel sedalam 5 meter dari

permukaan, tetapi pada Canal/ Saluran IPAL dapat disampling langsung dengan botol sampel karena sudah dijangkau. 2. tersebut.
3.

Ditarik perlahan-lahan botol yang dicelupkan kedalam air laut

Pipet sampel lalu dibersihkan dengan kertas tissu bagian luarnya.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

41

5.6.2

Temperatur

Alat dan Bahan :


Termometer (0C)

Prosedur Kerja :
1. Dimasukkan thermometer kedalam sampel kemudian dicatat

temperatur yang terbaca. 5.6.3 pH

Alat dan Bahan : metrohm


Beaker Glass

Prosedur Kerja :
1. Dimasukkan sampel kedalam beaker glass 100 ml kemudian di cek

pH dengan menggunakan elektroda LL ecotrode yang terlebih dahulu dibilas dengan aquadest. 5.6.4 Besi (Fe)

Alat dan Bahan : Spektrofotometer DR-5000 Kuvet/botol cell Ferrozine Iron


Aquadest

Prosedur Kerja : 1. Dimasukkan masing-masing 25 ml aquadest (untuk blanko) kedalam botol cell. 2. Dimasukkan 25 ml sampel kedalam botol cell. 3. Ditambahkan 1 ml ferrozine iron.
42

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

4. Dikocok sampai larut, ditunggu sampai 5 menit.


5. Dianalisa dengan spektrofotometer DR-5000, dengan metode 250,

= 562 nm. 6. Dibaca data yang ditampilkan alat. Blanko Alat dan Bahan : Botol cell Tissu Aquadest Ferrozine Iron Prosedur Kerja : 1. 2.
3.

Dimasukkan 25 ml aquadest kedalam botol cell Ditambahkan 1 ml ferrozine Iron Digunakan untuk menstandarkan pembacaan konsentrasi pada alat.

5.6.5 Klorin (Cl2) Alat dan Bahan : Spektrofotometer DR-5000 Kuvet/botol cell DPD Free Clorine Aquadest Prosedur Kerja : 1. 2. Dimasukkan masing-masing 25 ml sampel kedalam botol cell Ditambahkan satu buah reagent DPD Free Clorine

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

43

3.
4.

Diaduk Dianalisa dengan spektrofotometer DR-5000, dengan metode 80,

= 530 nm 5. Blanko Alat dan Bahan : Botol cell Tissu Aquadest DPD Free Clorine Prosedur Kerja : 1. 2.
3.

Dibaca data yang ditampilkan alat.

Dimasukkan 25 ml aquadest kedalam botol cell Ditambahkan satu buah reagent DPD Free Clorine Digunakan untuk menstandarkan pembacaan konsentrasi pada alat.

5.6.6 Persiapan Alat : 1. Di ON kana lat

Spektrofotometer DR-5000

Tunggu sampai alat ready muncul MAIN MENU (LID cover jangan dibuka sebelum ready) 2. 3. 4. 5. Dpilih MAIN MENU Stored Program Dipilih metode analisa yang diperlukan Tekan start Ikuti instruksi pada manual book untuk penanganan sampel, sampai analisa

selesai dikerjakan. (masukkan sampel sesuai dengan prosedur kerja sampel)


NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

44

6. 7.

Setelah dianalisa, kembalikan alat pada posisi MAIN MENU Di OFF kan alat.

5.6.7 Alat dan Bahan :

Oil Content

Spektrofotometer DR-2000 Corong pisah Botol cell Kapas

CCl4

Prosedur Kerja : 1.
2.

Dimasukkan 350 ml sampel kedalam corong pisah (separatory funnel) Ditambahkan 35 ml CC4 Dikocok hingga rata dan dibiarkan selama 10 menit Kemudian disaring sampel kedalam botol cell dengan menggunakan kapas Sebagai blanko digunakan 25 ml CCl4. Dianalisa dengan spektrofotometer DR-2000 dengan metode 410, =450

3. 4.
5. 6.

nm.

BAB VI ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

45

6.1

Hasil Data Pengamatan

Dari hasil analisa limbah cair yang telah dilakukan di Laboratorium dalam beberapa hari dapat dilihat pada table 6.1 berikut : Tabel 6.1 Data hasil analisa kadar klorin dan besi dalam limbah cair Tanggal Tempat Sampel 1 2 3 12/09/11 4 5 6 7 8 Temperatur (0C) 29 32 30 8.49 8.13 8.25 8.22 8.46 7.52 7.75 8.35 pH Kandungan Minyak(ppm) 0.00 0.00 0.00 Klorin (mg/l) 0.27 0.01 Besi (mg/l) 0.317 -

Tanggal

Tempat Sampel 1 2 3

Temperatur (0C) 30 31 -

pH

Kandungan Minyak(ppm)

Klorin (mg/l) 0.38 0.00 -

Besi (mg/l) 0.317 -

8.36 8.01 8.42 8.02 7.86 7.81 7.60 8.24

0.00 0.00 0.00

13/09/11

4 5 6 7 8

Tanggal

Tempat Sampel

Temperatur (0C)

pH

Kandungan Minyak(ppm)

Klorin (mg/l)

Besi (mg/l)

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

46

1 2 3 14/09/11 4 5 6 7 8

32 32 29 -

8.49 8.06 8.29 7.99 7.90 7.67 8.28 8.50

0.00 0.00 0.00

0.64 0.01 -

0.277 -

Tanggal

Tempat Sampel 1 2 3

Temperatur (0C) 32 33 -

pH

Kandungan Minyak(ppm)

Klorin (mg/l) 0.47 0.03 -

Besi (mg/l) 0.305 -

8.08 8.00 8.10 7.68 7.98 8.00 7.89 8.21

0.00 0.00 0.00

15/09/11

4 5 6 7 8

TS-1 : Saluran IPAL TS-2 : Sea Water Outfall TS-3 : Canal/Saluran IPAL TS-4 : 100 M dari Berth TS-5 : Drainase Barat TS-6 : Drainase Timur 6.2 Pembahasan Limbah merupakan suatu hasil yang tidak diinginkan dari suatu proses selain dari produk yang diinginkan. Limbah suatu proses bisa berbentuk cair, padt maupun gas tergantung dari proses yang digunakan.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

47

PT. Arun merupakan salah satu industry besar yang menggunakan air laut sebagai pendukung terlaksananya proses industry penghasil gas alam yang menghasilkan limbah, yang kemudian dibuang kembali kelaut setelah mengalami berbagai proses, agar kandungan-kandungan bahan kimia yang terdapat didalam limbah tidak melewati standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Standar baku mutu kandungan kimia yang terdapatdidalam limbah duantaranya seperti kadar minyak dan lemak, sisa klorin, karbon organik total, temperatur dan derajat keasaman (pH) limbah. Dari data analisa table 6.1 yang diperoleh selama 4 hari dari kedelapan tempat pengambilan sampel dapat dilihat bahwa temperature yang didapatkan pada air limbah proses berkisar antara 29-33 0C, sedangkan baku mutu temperatur maksimum 400C. pH yang diperoleh pada air limbah proses sebesar 8.00-8.49 tetapi pada air drainase sebesar 7.52-8.49, sedangkan baku mutu pH 6.00-9.00. Air drainase tidak mengandung minyak. Air drainase dan air limbah proses yang terdapat di PT. Arun telah mengalami pengontrolan yang sesuai dengan standar baku mutu limbah yang telah ditetapkan oleh Kep-51/MENLH/10/1995.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

48

7.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil percobaan maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. Pengolahan limbah harus dilakukan agar limbah buangan tidak mencemari lingkungan. 2. Prinsip spektrofotometer DR-5000 interaksi antar materi dengan radiasi gelombang elektromagnetik yang menyerap sinar/cahaya dari suatu larutan komplek berwarna yang sebanding dengan konsentrasi unsure senyawa yang dianalisis.
3. Pengukuran kadar klorin dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer

DR-5000 dengan menggunakan metode 80, = 530 nm dengan standar pengukuran mg/L atau ppm.
4. Pengukuran kadar besi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer

DR-5000 dengan menggunakan metode 260, = 562 nm dengan standar pengukuran mg/L atau ppm.
5. Konsentrasi klorin tertinggi diperoleh pada titik saluran 1 yaitu sebesar 0.64

mg/L pada tanggal 14-09-2011. Kadar maksimum klorin 2 mg/L.


6. Konsentrasi besi tertinggi diperoleh pada titik sampel 6 yaitu 0.317 mg/L

pada tanggal 12-09-2011. Kadar maksimum besi 10 mg/L. 7. Pengukuran kandungan minyak dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer DR-2000 dengan menggunakan metode 410, = 450 nm dengan standar pengukuran ppm. 8. Pengukuran pH menggunakan Metrohm dengan jenis elektroda LL Ecotrode.
9. Temperatur tertinggi yaitu 330Cyang didapat pada sampel 2.

7.2 Saran Diharapkan sebagai zona industry PT. ARUN NGL dapat terus mempertahankan limbah buangan yang sesuai dengan standar baku mutu yang telah

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

49

ditetapkan sehingga tidak mencemari lingkungan dan dapat dikatakan limbah yang ramah lingkungan. Diharapkan pula konsentrasi Fe dalam limbah cair dapat dipertahankan seminimal mungkin untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan disekitar areal PT. Arun.

DAFTAR PUSTAKA

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

50

Azwar, Azrul, Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Mutiara Widya, 1995.

Sumber

Dinas Kebersihan Kotamadyia Padang, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, Padang : 1990. Djatmiko, Margono, Wahyono, Pendayagunaan Industri Managemen, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000. Haudri Satriago, Istilah Lingkungan Untuk Manajemen, Jakarta : PT. Gramedia, 1996. Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka cipta, 1997. Udin Jabu, Dkk, Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja Dan Air Limbah Pada Institusi Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Pusdiknakes.

NURUL AINI/TEKNIK KIMIA 09/OJT/PTA/PNL-2011

51

Anda mungkin juga menyukai