Anda di halaman 1dari 14

II.

ORIENTASI UMUM

II.1 Sejarah Singkat Central Processing Plant Gundih

Di era sekarang ini energi alternatif pengganti energi minyak sangat diperlukan

karena semakin sulitnya menemukan cadangan minyak yang baru. Salah satu energi

alternatif yang mungkin untuk menggantikan bahan bakar minyak adalah bahan

bakar gas. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar gas di Indonesia baik untuk

keperluan masyarakat maupun keperluan industri serta pembangkit listrik maka

dilakukan pencarian sumber gas di daerah Blora, Jawa tengah. Pencarian tersebut

akhirnya menemukan sumber cadangan gas yang ekonomis untuk diproduksi di

daerah Kedungtuban, Blora, Jawa tengah. Untuk mengolah dan memproduksi sumber

gas dari tiga sumur maka PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu membangun Proyek

Pengembangan Gas Jawa (PPGJ).

Pada tahun 2007 Pembangunan Proyek Pengambangan Gas Jawa (PPGJ)

dimulai dengan membangun fasilitas di sumur produksi. Terdapat tiga sumur gas

yang akan diproses lebih lanjut yaitu sumur struktur Kedungtuban, Kedunglungsi,

dan Randublatung. Setelah pembangunan sumur produksi selesai maka dilanjutkan

dengan pembangunan Central Processing Plant (CPP) area Gundih. Central

Processing Plant (CPP) Area Gundih menempati lahan yang berada di Desa Sumber,

Kecamatan Kedungtuban ,Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Gas dari sumur produksi

kemudian dibersihkan dari impurities atau dilakukan sweetening di Central

Processing Plant (CPP) Area Gundih.

Gas dari sumur produksi akan ditransfer melalui sistem perpipaan ke

Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU) Tambak Lorok Semarang sebagai

4
penggerak generator untuk pembangkit listrik. Gas dari sumur produksi masih

mengandung berbagai macam impurities seperti air, gas asam, dan merkaptan

sehingga perlu dibersihkan sebelum ditransfer ke PLTGU Tambak Lorok. Impurities

akan mengganggu proses di PLTGU Tambak Lorok Semarang seperti menyebabkan

korosi peralatan, menyebabkan berkurangnya heating value dan menyebabkan

pencemaran lingkungan. Untuk menghilangkan impurities pada natural gas maka

Central Processing Plant (CPP) Area Gundih dilengkapi dengan berbagai unit proses

yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan air dan gas asam.

Pembangunan Central Processing Plant (CPP) Area Gundih dimulai pada tahun

2009 oleh anak perusahan PT. Pertamina Persero yaitu Pertamina EP. Pembangunan

Central Processing Plant (CPP) bekerjasama dengan konsorsium PT Inti Karya

Persada Teknik dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai pelaksana pembangunan

Central Processing Plant (CPP). Pembangunan Central Processing Plant (CPP)

mengacu pada konsep ramah lingkungan (green zone) melalui efisiensi bahan bakar,

pengurangan emisi dan zero discharge. Kapasitas proses Central Processing Plant

sebesar 70 MMSCFD selanjutnya gas net pasca pemrosesan sebesar 50 MMSCFD

akan dialirkan ke PLTGU Tambak Lorok dengan masa kontrak 12 tahun. Gas

tersebut akan dialirkan melalui pipa oleh PT. Sumber Petrindo Perkasa (SPP) selaku

pembeli.

CPP Gundih memiliki delapan sumur produksi dengan satu sumur injeksi, yaitu

KDL 01 (Kedunglusi), KTB 01,02,03,04,06 (Kedungtuban), RBT 01,02

(Randublatung) sedangkan RBT 03 untuk injeksi. Saat ini kondisi sumur yang

berproduksi baru dari sumur KTB 01,03,06 dan RBT 01 yaitu sekitar 40 persen dari

5
desain kapasitas maksimal. Selain produksi gas, juga ada berupa kondensat dan air

yang terikut. Kondensat akan diangkut oleh truk dan dibawa ke Menggung untuk

diproses, sementara air yang terikut akan diinjeksian ke sumur RBT 03 tentunya

setelah melewati beberapa tahapan proses agar air tersebut tetap ramah lingkungan.

131 tenaga kerja dibawah naungan PT. Titis Sampurna yang berasal dari

kalangan pemilik lahan (16%), non pemilik lahan (37%), dan kalangan umum dari

masyarakat Cepu, Blora, dan sekitarnya (47%) yang dijadikan operator Electrical,

Mechanical, Instrument, Processing, dan staff lokal. Tenaga kerja tersebut telah

mengikuti program “Pelatihan Dasar Operator Gas Plant dan Processing” selama 3

bulan yang dilaksanakan di Pusdiklat Migas Cepu. Keterlibatan pekerja lokal dalam

pengoperasian CPP merupakan wujud komitmen PT Pertamina EP yang secara

proaktif memberikan dampak positif atas keberadaan operasi perusahaan terhadap

masyarakat disekitar area plant.

Kantor Pertamina Asset 4 field Cepu terletak di Jalan Gajah Mada, PO Box 1

Cepu, Blora, Jawa Tengah 58312, Indonesia. Sedangkan CPP Gundih terletak di

Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora.

Gambar 2.1 Peta Lokasi PT Pertamina Asset 4 CPP Gundih

6
II.2 Tugas dan Fungsi Central Processing Plant Gundih

Tugas dan fungsi Central Processing Plant (CPP) Area Gundih adalah sebagai

unit pemrosesan natural gas dari empat sumur gas menjadi sales gas yaitu gas yang

siap jual. Natural gas dari sumur produksi masih mengandung berbagai impurities

sehingga diperlukan pemrosesan yang kompleks di Central Processing Plant (CPP)

agar gas bisa ditransfer ke PLTGU Tambak Lorok Semarang. Pada Central

Processing Plant (CPP) terdapat lima tahap pemrosesan natural gas menjadi sales

gas.

Fungsi dari Central Processing Plant (CPP) Gundih juga berkaitan dengan

dihasilkannya limbah hasil dari pemurnian natural gas. Limbah yang dihasilkan

antara lain waste gas (gas buang), Kondensat, air dan lain lain. Limbah tersebut

apabila tidak diolah dengan baik dan benar dan langsung dibuang ke lingkungan akan

menyebabkan pencemaran lingkungan. Agar limbah tersebut tidak mencemari

lingkungan dan memiliki nilai ekonomi maka Central Processing Plant (CPP)

dilengkapi dengan unit pendukung untuk mengolah berbagai macam limbah tersebut

antara lain Biological Sulfur Recovery Unit (BSRU), Condensate Handling Unit

(CTU) dan Produce Water System (PWS). Produk limbah yang telah di proses lebih

lanjut akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi antara lain Condensate, Disulfide oil,

dan Sulphur dalam bentuk pellet sedangkan untuk air produksi hasil dari proses akan

diolah dan kemudian diinjeksikan kembali kedalam sumur injeksi.

7
II.3 Struktur Organisasi Central Processing Plant Gundih

Central Processing Plant (CPP) Area Gundih dipimpim oleh seorang Plant

Manager. Plant manager membawahi empat Asisten Manager Representative dari

PT. Pertamina (Persero) yaitu Ast. Manager operation, Ast. Manager Technical

Support, Ast. Manager LO dan Koordinator CPP yang merupakan representative

kontrak O&M. Berikut ini adalah tugas dan fungsi tiap-tiap bagian:

1. Koordinator Central Processing Plant (CPP)

Koordinator CPP akan bertugas mengawasi HSE Leader, Suprintendent,

Maintenance Leader, Process Engineer Leader, Keuangan dan Administrasi,

Logistik umum dan SDM, dan Security Leader, mengkoordinir jajaran dibawahnya

untuk membuat rencana ABT CPP, Memberikan persetujuan dalam keadaan darurat

atau Emergency.

2. HSE Leader

HSE Leader berfungsi mengkoordinasikan perumusan dan penyusunan

peraturan, sistem atau prosedur pedoman lindung lingkungan dan K3. Melakukan

penyuluhan tentang environment dan safety awareness.

3. Superintendent

Superintendent akan mengawasi 3 seksi yaitu flowline and well Leader, CPP

Field Leader dan Control Room Leader, Membuat rencana operasi harian, Membuat

rencana permintaan pekerjaan, permintaan konsumeble, bahan-bahan kimia sesuai

stocknya.

8
4. Flowline & Well leader

Flowline & Well leader berfungsi untuk mengevaluasi kegiatan Flowline dan

Well Cheker grup 1 dan 2. Membuat skala prioritas untuk ditindak lanjuti. Mencatat

indikasi operasi di inlet manifold CPP (tekanan dan Suhu).

5. CPP Field Leader

CPP Field Leader berfungsi melakukan evaluasi operasi utillities dan process.

Memberikan perintah membuka dan menutup valve kepada operator berdasarkan

rencana operasi. Melakukan koordinasi dengan Control Room Leader dalam hal

resetting peralatan instrument dan control.

6. Control Room Leader

Control Room Leader berfungsi untuk mengeluarkan permintaan pengawasan

resetting control valve instrument switch alarm pada operator CPP setelah

berkoordinasi dengan CPP Field Leader. Memberikan perintah kepada operator

dibawah koordinasinya, menghidupkan/mematikan, sebagian/keseluruhan area

operasi.

7. Maintanance Leader

Maintanance Leader berfungsi membuat resume laporan kegitan pemeliharaan

teknisi. Mengawasi setiap kegiatan pemeliharaan rutin dan tidak rutin, terjadwal

maupun tidak terjadwal.

8. Process Enginering Leader

Process Enginering Leader adalah bidang yang berdasarkan Sentifity Analis

melakukan optimalisasi proses CPP dan menyampaikan rekomendasinya ke

Pertamina. Mengevaluasi hasil kegiatan dari enginering dan operator laboratorium.

9
Untuk lebih jelasnya bagan dari struktur organisasi Central Processing Plant

dapat dilihat pada gambar 2.2 :

Gambar 2.2 Struktur Organisasi CPP Gundih

II.4 Unit Proses Central Processing Plant Gundih

Proses produksi gas di Central Processing Plant Gundih memiliki unit-unit

proses pengolahan antara lain:

1. Wellhead, Pipeline and Manifold Unit

Unit yang bertujuan untuk mengatur besar kecilnya aliran gas dari sumur

produksi yang menuju ke Central Processing Plant (CPP). Fungsi yang lain adalah

memastikan tidak adanya kebocoran pada pipa transfer dari sumur produksi menuju

Central Processing Plant (CPP).

2. Gas Separation Unit (GSU)

10
Natural gas dari sumur produksi di area Blora Jawa tengah termasuk dalam

kategori assosiated gas yaitu gas yang keluar dari sumur produksi bersamaan dengan

keluarnya crude oil (kondensat) dan air. Gas yang masih tercampur dengan

kondensat dan air harus dipisahkan terlebih dahulu sebelum di roses lebih lanjut.

Oleh karena itu tugas dari Gas Separation Unit (GSU) adalah untuk memisahkan

campuran gas, kondensat, dan air agar kandungan kondensat dan air dalam natural

gas berkurang. Gas Separation Unit (GSU) juga bertujuan untuk mendinginkan gas

agar sesuai dengan suhu optimum di proses selanjutnya serta mengurangi kadar ion

klorida dalam gas dikarenakan klorida bersifat korosif.

3. Acid Gas Removal Unit (AGRU)

Acid Gas Removal Unit (AGRU) adalah sebuah unit yang bertujuan untuk

menghilangkan kandungan gas asam yang terikut dalam natural gas. Proses

penghilangan gas asam menggunakan metode absorbs. Acid Gas Removal Unit

(AGRU) terdiri dari dua peralatan utama yaitu kolom absorber dan kolom

regenerator. Proses absorbsi menggunakan larutan Activated Methyl Diethanolamine

(aMDEA) dengan nama dagang Ucarsol AP-814. Teknologi yang digunakan oleh

Acid Gas Removal Unit (AGRU) adalah teknologi dari UOP. Unit ini sangat sensitif

terhadap kandungan hidrokarbon berat karena akan menyebabkan foaming di kolom

absorber sehingga efisiensi pemisahan gas asam akan turun.

4. Caustic Treater Unit (CTU)

Caustic Treater Unit (CTU) berfungsi untuk memisahkan kandungan

mercaptan dari natural gas. Kandungan mercaptan yang terlalu tinggi akan

mengganggu proses selanjutnya. Pemisahan mercaptan di Caustik Treater Unit

11
(CTU) menggunakan teknologi dari UOP. Proses mercaptan oxidation menggunakan

larutan basa NaOH. Larutan NaOH yang digunakan memiliki 7%wt dan 20%wt.

Proses mercaptan oxidation menggunakan peralatan utama yaitu kolom absorbs,

oxidator dan disulfide separator. Proses absorbs terjadi di kolom absorbs dan proses

regenerasi menggunakan katalis Merox WS dan menggunakan proses oksidasi di

oxidator.

5. Dehydration Unit (DHU)

Dehydration unit bertujuan untuk mengurangi kandungan air (H2O) dalam

natural gas. Kandungan H2O dalam natural gas akan mengganggu proses transfer ke

PLTGU karena kandungan air bersifat korosif. Kandungan air juga tidak

diperbolehkan dalam proses di PLTGU Tambak Lorok karena kandungan air akan

merusak peralatan semisal turbin. Pengurangan kandungan air menggunakan metode

adsorbsi. Proses di dehydration unit selain penghilangan kandungan air juga dapat

mengurangi kandungan Benzene, Toluene, dan Xylene (BTX) serta komponen

hidrokarbon berat. Larutan yang digunakan pada proses adsorbs adalah Triethylene

Glycol (TEG). Peralatan utama dehydration unit adalah kolom adsorbs dan kolom

regenerasi. Triethylene Glycol yang telah jenuh oleh air dan Benzene, Toluene, dan

Xylene (BTX) akan diregenerasi dengan cara dipanaskan karena titik didih air dan

BTX lebih rendah daripada Triethylene Glycol maka pada ± 100oC air dan BTX akan

menguap sedangkan larutan Triethylene Glycol tetap pada fase cairnya.

6. Biological Sulfur Recovery Unit (BSRU)

12
Acid gas yang berasal dari Acid Gas Removal Unit (AGRU) apabila langsung

dibakar di flare akan menyebabkan terbentuknya gas SO 2, sedangkan gas SO2

merupakan salah satu gas yang mencemari lingkungan. Emisi Gas SO 2 di Indonesia

dibatasi oleh kementerian lingkungan hidup (Kep/MenLH/129/2003) yaitu maksimal

2600 mg/Nm3. Oleh karena itu Central Processing Plant (CPP) Area Gundih

dilengkapi dengan Biological Sulfur Recovery Unit (BSRU) yang berfungsi untuk

mengolah acid gas (H2S) menjadi sulfur padat yang mempunyai nilai ekonomi yang

tinggi. Biological Sulfur Recovery Unit (BSRU) menggunakan teknologi dari SHELL

Global Solution Internasional dan memiliki peralatan utama berupa kolom absorbsi

dan bioreactor. Proses oksidasi dan konversi H2S menjadi sulfur padat atau S8 terjadi

di bioreactor oleh mikroorganisme secara aerobic. Di unit ini juga terdapat peralatan

thermal oxidizer yang berfungsi untuk membakar waste gas agar tidak mencemari

lingkungan.

7. Sulfur Melter and Solidification Unit

Sulfur hasil dari Biological Sulfur Recovery Unit (BSRU) masih dalam bentuk

lumpur dan masih mengandung berbagai pengotor. Sulfur yang memiliki nilai

ekonomi yang tinggi harus memiliki spesifikasi kemurnian yang telah ditentukan.

Unit ini bertujuan untuk memurnikan sulfur yang akan di cetak dan mengubah

bentuk sulfur yang awalnya berupa lumpur menjadi padatan pellet dengan bentuk

setengah bola berdiameter sekitar ± 5 mm. Sulfur yang telah menjadi pellet akan

dikemas dan siap untuk dipasarkan. Sulfur dicetak menjadi pellet menggunakan

sebuah alat rotoformer. Sulfur setelah dicetak kemudian didinginkan dengan media

pendingin berupa air. Unit ini memiliki kapasitas produksi sulfur 20 ton/hari

13
sedangkan sulfur padat yang dihasilkan oleh Central Processing Plant (CPP) Area

Gundih sebesar 14 ton/hari. Unit ini berproduksi tidak secara kontinyu tergantung

dari pasokan sulfur yang di hasilkan dari proses pengolahan natural gas.

8. Produce Water Treatment

Produce Water Treatment bertujuan untuk menurunkan kandungan H2S dan

kondensate dalam air terproduksi karena pemisahan di Gas Separation Unit (GSU)

belum memiliki efisiensi 100%. Air terproduksi masih mengandung sedikit H 2S

dikarenakan H2S secara alami bisa terdapat dalam air meskipun kelarutan H2S dalam

air cukup kecil. Air yang telah di proses di unit Produce Water Treatment akan

digunakan kembali sebagai air injeksi di sumur produksi natural gas oleh karena itu

harus dipastikan kandungan kondensat di air terproduksi sangat kecil sebesar ± 25

ppw. Peralatan yang digunakan untuk pemisahan antara air dengan kondensate dan

H2S menggunakan hydrosiclon dan kolom stripper dengan media stripping adalah

fuel gas (gas methane).

9. Condensate Handling Unit

Condensate Handling Unit bertujuan untuk menurunkan kadar air dan gas H 2S

yang masih terikut dalam kondensate yang dihasilkan oleh sumur produksi.

Diharapkan setelah diproses di unit ini kondensate sudah bebas dari kandungan air

dan memiliki kandungan sulfur yang rendah sebesar ≤ 10 ppmw. Selain bertujuan

menurunkan kandungan air dan H2S unit ini juga bertujuan untuk menurunkan

tekanan uap atau Reid Vapor Pressure (RVP). Diharapkan produk kondensate

Central Processing Plant (CPP) Area Gundih memiliki tekanan uap ≤ 12 Psi. metode

14
yang digunkan di unit ini menggunakan pemanasan pada temperature tinggi dan

menggunakan kolom stripper dengan media stripping adalah fuel gas.

II.5 Sarana dan Fasilitas Central Processing Plant Gundih

Dalam proses produksi, Central Processing Plant (CPP) Gundih memiliki

sarana dan fasilitas produksi yang memiliki fungsi untuk mendukung kelancaran

operasi di area kerja sehingga tercipta kelangsungan dan kelancaran operasi serta

produksi, antara lain:

1. Utilities

Unit utilities di CPP Gundih dibagi menjadi tiga bagian yaitu utilities satu yang

berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik dan fuel gas system, utilities dua sebagai

penyedia hot oil system, open drain, close drain, dan flaring system, dan utilities tiga

memiliki fungsi sebagai penyedia raw water dan demin water yang digunakan untuk

keperluan proses, nitrogen plant yang digunakan pada Well Head Control Panel

(WHCP), plant air untuk keperluan proses termasuk air starter pada GTG dan

untuk udara instrumentasi, portable water untuk keperluan di kantor dan pada unit

proses tertentu, water pond sebagai penampung air untuk keperluan pemadam

kebakaran, dan yang terakhir yaitu chilling system yang digunakan sebagai pendingin

pada unit proses di CPP.

2. Control Building

Merupakan ruangan yang berfungsi sebagai tempat untuk mengontrol jalannya

aktifitas produksi pada CPP Gundih.

15
3. Workshop

Merupakan ruangan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan tool dan

sebagai tempat melakukan segala pekerjaan maintanance.

4. WAO Building

Merupakan ruangan yang digunakan sebagai pusat panel pengontrolan sistem

dan unit WAO (Wet Air Oxidation).

5. MSPP Building

MSPP Building merupakan ruangan yang digunakan sebagai tempat recording

keluar masuknya data penjualan dari sulfur packaged yang diproduksi oleh CPP

Gundih dan merupakan tempat panel PLC dari unit MSPP (Melter Solidification

Pastillation and Packaging).

6. Safety Security Office (SSO)

Safety Security Office merupakan ruangan yang digunakan sebagai kantor HSE

yang mempunyai tugas pokok mencegah terjadinya kecelakaan kerja, bahaya

kebakaran, dan bahaya pencemaran. Di area kerja CPP Gundih terdapat beberapa

potensi bahaya yang dapat timbul antara lain uap panas, bocoran gas, bahan kimia

dan kebisingan. Untuk menanggulangi semua itu disediakan saran keselamatan dan

kesehatan kerja seperti safety helmet, ear plug, ear muff, kaca mata, sarung tangan,

sepatu safety, fire hose, fire hydrant, APAR, masker dan lain sebagainya.

7. Laboratorium

Laboratorium merupakan sarana yang berfungsi untuk kontrol kualitas dari

bahan baku sampai dengan produk gas melalui penelitian. Kegiatan pada

laboratorium antara lain melakukan penelitian tentang komposisi gas, penelitian

16
konsetrasi solvent, penelitian konsentrasi caustic, penelitian hasil pada separator di

unit wet air oxydarion (WAO).

8. Oil Movement (OM)

Oil Movement merupakan sarana yang berfungsi sebagai penunjang operasi

dengan menyalurkan umpan, produk antara dan produk akhir Central Processing

Plant (CPP) serta pengelolaan buangan limbah.

17

Anda mungkin juga menyukai