Anda di halaman 1dari 16

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII

dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014

MENINGKATKAN KINERJA 4 TURBINE GAS POWER GENERATOR


DARI 950KW MENJADI 1.3MW DENGAN CARA MODIFIKASI FUEL GAS LINE
dan MENCEGAH GAS FUEL CONTROL VALVE BUNTU di CENTRAL
PROCESSING AREA JOB PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Oleh:
GKM SMART
PT PERTAMINA HULU ENERGI / JOB P-PEJ
NOVEMBER/2014

1
PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
Nama Gugus : SMART Produk Dan Bidang Usaha Perusahaan:
Fungsi : Produksi JOB P-PEJ adalah perusahaan yang bergerak di
UO/UB/AP : Pertamina Hulu Energi bidang eksplorasi serta produksi minyak dan gas
Direktorat : Hulu bumi yang berada di bawah naungan Pertamina
Hulu Energi. beroperasi di wilayah Tuban,
Ketua : M. Imam Subakir (131410057) Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.
Sekertaris : Hendrik E.P. (131410082)
Anggota : 1. Agus N.I.S. (132465) Lingkup Kerja Gugus SMART
2. Didik S. (131410046) Gugus SMART bernaung dibawah Departemen
3. Sumartono (131410064) Produksi dan bertanggung jawab terhadap
4. Ari W. (131410050) proses di Central Processing Area (CPA) Mudi
Fasilitator : Mashari (132052) field. Adapun proses di CPA meliputi: separation
Didirikan : 1 November 2011 proses, crude oil sweetening unit, condensate
Jumlah Tema Yang recovery, sulfur recovery unit, water injection
Diselesaikan : 2 system, RO unit, power generation.

Struktur Organisasi Simplified Process Flow Diagram CPA

Jadwal Rencana Kegiatan dan Realisasi Gugus SMART


Rencana Kegiatan dan Realisasi
PDCA LANGKAH KEGIATAN
Nov.13 Dec.13 Jan.14 Feb.14 Mar.14 April.14 Mei.14 Jun.14 Jul.14

1. Menentukan Tema dan Sasaran

2. Mencari Faktor Penyebab


PLAN
3. Menentukan Penyebab Dominan

4. Merencanakan Perbaikan

DO 5. Melaksanakan Perbaikan

CHECK 6. Evaluasi Hasil

7. Standarisasi
ACTION
8. Menentukan Tema Berikutnya

RENCANA REALISASI

2 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
ABSTRAKSI
JOB P-PEJ merupakan salah satu anak perusahaan PT. Pertamina Hulu Energi dengan produksi
minyak sebesar 24508 Bopd dan gas sebesar 24.423 MMSCFD. Daerah operasi JOB P-PEJ meliputi
Kabupaten Tuban (lapangan Mudi), Bojonegoro (lapangan Sukowati), Lamongan (lapangan Gondang) dan
Gresik (lapangan Lengowangi) Propinsi Jawa Timur.
Seluruh sumur minyak di kabupaten Tuban menggunakan ESP (electric submersible pump) atau
dengan kata lain dibutuhkan pasokan listrik agar sumur minyak di lapangan Mudi kabupaten Tuban bisa
berproduksi. Dalam rangka untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan Mudi maka dibutuhkan
tambahan pasokan daya, pengadaan power generator baru baik itu sewa ataupun beli membutuhkan biaya
yang besar serta waktu yang cukup lama.
CPA (Central Processing Area) adalah pusat kegiatan produksi di JOB P-PEJ, Total kebutuhan listrik di
CPA adalah sebesar 1.2-1.3MW dan disupplai oleh 4 turbine gas power generator, 1 diesel power
generator (rental) serta 1 diesel power generator (standby) sebagai back up. Keberadaan 4 turbine gas
power generator sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di CPA karena
design per unitnya mampu menghasilkan daya sebesar 800KW, akan tetapi pada kenyataannya turbine
gas power generator hanya bisa dibebani sebesar 237KW/unit (950KW/4unit) sehingga harus di bantu oleh
diesel power generator rental untuk memenuhi kebutuhan listrik sebesar 1.2-1.3MW.
Bahan bakar gas di JOB P-PEJ berbeda dengan bahan bakar gas di tempat lain, karena bahan bakar di
JOB P-PEJ berasal dari sumur minyak (bukan dari sumur gas), dimana gas yang berasal dari sumur
minyak merupakan gas basah. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan kandungan CO 2 sebesar 30-40%
dan H2S (hydrogen sulfide) sebesar 2 %( 20000ppm) gas ini kami namakan sebagai sour gas, keberadaan
H2S bisa kami minimalisir menjadi 1-10ppm dengan menggunakan Sulfur Recovery Unit (SRU) sedangkan
kandungan CO2 tidak bisa dihilangkan/ diminimalisir karena tidak ada fasilitas CO2 removal unit dan gas ini
kami namakan sebagai sweet gas yang akan kami pergunakan sebagai bahan bakar turbine gas power
generator. Hal inilah yang menyebabkan turbine gas power generator tidak bisa bekerja dengan optimal
dan sering mengalami unplanned shutdown ketika beban dinaikkan.
Gugus SMART berinisiatif untuk meningkatkan kinerja 4 turbine gas power generator dari 950KW
menjadi 1.3MW dengan cara modifikasi fuel gas line dan mencegah GFCV (gas fuel control valve) buntu,
sehingga 4 turbine gas power generator mampu memenuhi kebutuhan listrik di CPA tanpa bantuan diesel
power generator rental. Dari data kinerja peralatan didapatkan bahwa penyebab turbine gas power
generator tidak bisa bekerja dengan optimal adalah karena seringnya terjadi unplanned shutdown.
Dari hasil uji lapangan didapatkan bahwa penyebab dominan unplanned shutdown turbine gas power
generator adalah karena: hanya terdapat 1cone strainer di inlet filter PV-3650, fuel gas line tidak pernah
dibersihkan dan switching CP-9650 dari sour gas compressor menjadi sweet gas compressor. Alternatif
solusi gugus adalah:
1. Pengadaan CO2 removal unit.
2. Flushing fuel gas line dengan menggunakan fresh water.
3. Modifikasi fuel gas line dengan penambahan 1cone strainer di inlet filter PV-3650.
4. Flushing CP-9650 sebelum beralih fungsi dari sour gas compressor menjadi sweet gas
compressor.
Dari keempat alternatif solusi tersebut gugus memutuskan untuk mengerjakan alternatif solusi yang ke
2, 3 dan 4 karena tidak membutuhkan biaya yang besar serta bisa cepat di applikasikan. Total
penghematan (setelah dikurangi dengan biaya perbaikan) adalah sebesar Rp.12.428.491.170 dan sudah
diverifikasi oleh lembaga keuangan perusahaan Ref.No. 012/IOM/P-PEJ/TF-CC/2014(lampiran 3). Dan
untuk menjaga kondisi setelah perbaikan gugus telah membuat standarisasi yang sudah disetujui oleh
atasan gugus SOP No: WIN-PRD-CPA-329-00 (lampiran 4).
Untuk menjaga roda PDCA agar tetap berputar maka gugus melakukan update data permasalahan dan
dari data permasalahan tersebut gugus sepakat bahwa untuk tema berikutnya adalah “Menurunkan H2S
content pada monitoring station JOB P-PEJ”.

3 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
LANGKAH 1. MENENTUKAN TEMA
1A. Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan yang dilakukan gugus menghasilkan 3 permasalahan yang harus segera
ditanggulangi, ketiga masalah tersebut adalah:
1. Turbine gas power generator tidak optimal.
2. H2S content di Palang Station >20 ppm.
3. Kebocoran pada pipa Sweet gas.
1B. Stratifikasi Masalah
TABEL PERBANDINGAN PERMASALAHAN
No Permasalahan Analisa Dampak
1 Turbine Gas Kinerja 4 turbine gas power generator 1. Biaya sewa diesel power generator
Power yang tidak optimal menyebabkan Rp. 1.080.000.000
Generator tidak perusahaan harus menyewa diesel 2. Biaya bahan bakar solar untuk
optimal. power generator. power
generator Rp. 8.801.858.598
H2S content di Hasil pengukuran H2S content di Palang 1. Berbahaya bagi karyawan dan
Palang station sering melebihi standard yakni warga.
2
Station >20 <20 ppm. Hal ini tentu tidak bisa di 2. Biaya H2S Scavenger
ppm biarkan mengingat Gas H2S adalah gas Rp.151.161.456
yang sangat beracun.
3 Kebocoran Kebocoran pada pipa sweet gas akan 1.Turbine gas power generator
pada pipa mengakibatkan proses transportasi fuel memakai
Sweet gas gas terhenti, Turbine gas power bahan bakar solar
generator akan beralih menggunakan 2. Biaya bahan bakar solar turbine gas
bahan bakar solar. power generator Rp. 82.890.473

1C. Tabel Data dan Pareto Permasalahan di CPA (1/Jan/2013- 31/Dec/2013)


Sumber data: Turbine report, Palang station report dan Gas compressors report. Pendata: Eka.

NO PERMASALAHAN KERUGIAN (Rp) % %KOMULATIF


1 Turbine Gas Power Generator Tidak Optimal 9881858598 97.69 97.69
2 H2S Content di Palang Station>20 ppm 151161456 1.49 99.18
3 Kebocoran Pada Pipa Sweet Gas 82890473 0.82 100.00
10115910527 100.00
Dari tabel data dan diagram pareto diatas dapat diketahui bahwa permasalahan turbine gas power
generator tidak optimal merupakan permasalahan dengan tingkat urgenitas yang tinggi dan harus segera
ditanggulangi, mengingat permasalahan tersebut telah menyebabkan kerugian sebesar Rp.9.881.858.598.
jika permasalahan turbine gas power generator tidak optimal ini bisa ditanggulangi maka 1 diesel power
generator rental di Central Processing Area (CPA) bisa dimanfaatkan untuk mendukung program
perusahaan dalam rangka peningkatan produksi migas di lapangan Mudi (Tuban).
Turbine gas power generator hanya bisa dibebani sebesar +/-30% dari total kapasitasnya, dan ketika
beban turbine gas power generator dinaikkan melebihi 30% maka turbine gas power generator akan sering
mengalami unplanned shutdown. Hal inilah yang memenyebabkan performa turbine gas power generator
tidak bisa optimal, dan berikut adalah control chart performa turbine gas power generator:

4 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
Control Chart Performa 4 Turbine Gas power Generator Sebelum Perbaikan.

1D. Alasan Penetapan Tema


Gugus sepakat untuk mengangkat tema: “Meningkatkan Kinerja 4 Turbine Gas Power Generator Di
CPA JOB P-PEJ”. Tema tersebut ditetapkan untuk mengoptimalkan performaturbine gas power generator
serta mendukung misi perusahaan untuk percepatan peningkatkan produksi minyak di lapangan Mudi.

1E. Analisa Resiko


Permasalahan tersebut telah menyebabkan kerugian sebesar Rp.9.881.858.598 di tahun 2013 dan akibat
dari permasalahan ini misi perusahaan untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan Mudi (Tuban) bisa
terhambat karena harus menunggu pengadaan power generator baru.

1F. Sasaran berdasarkan Panca Mutu


Panca
Kondisi Sebelum Sasaran Perbaikan
Mutu
4 turbine gas power generator menghasilkan 4 turbine gas power generator menghasilkan
daya 880KW, Unplanned shut down naik 33 daya 1.3MW dan Unplanned shutdown
Quality
kasus/bulan (rata-rata) diturunkan menjadi 0 kasus/bulan dalam
waktu 3bulan.
Perusahaan harus mengeluarkan biaya sewa Perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk
Cost dan bahan bakar power generator sebesar sewa dan bahan bakar power generator Rp.0
Rp.9.881.858.598.
Delivery Baik Baik
Interaksi operator power plan dengan area Interaksi operator power plan dengan area
Safety
kebisingan 110 db mencapai 33 kali/bulan. kebisingan 110 db turun menjadi 0 kali/bulan.
Dengan intensitas mencapai 33 kasus / bulan Beban pembersihan GFCV turun menjadi
Morale maka pekerjaan membersihkan GFCV 0kali/bulan.
dirasakan sebagai beban kerja tambahan.

1G. Lembar Persetujuan

5 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
LANGKAH 2. MENCARI PENYEBAB MASALAH
2A. Diagram Tulang Ikan UNPLANNED
SHUTDOWN
TURBINE GAS
POWER
Terdapat banyak GENERATOR
sebagai H
contaminant 2S removal
dalam fuel gas Switching CP-9650 dari sour gas
Compressor menjadi sweet gas

Akumulasi impurities Masih ada sisa sour gas


Dalam fuel gas line di sepanjang line CP-9650

Banyak impurities dari sour gas


Fuel gas kotor bercampur dengan sweet gas

GFCV Impurities masuk


buntu ke fuel gas line

Kontrol Akumulasi Bypass cone strainer


Terhadap impurities di & filter pv-3650 Kondensasi fuel
Kondensasi fuel gas line gas meningkat
Fuel gas kurang Hanya terdapat
Fuel gas line 1cone strainer di Temperature turun
tidak pernah inlet filter pv-3650 mendadak
dibersihkan Hujan

2B. Analisa Sebab Akibat Diagram Tulang Ikan


No Factor Uraian
Penyebab
1 Metode Dalam proses switching CP-9600 ke CP-9650 kandungan H2S dan CO2 di sweet
gas meningkat. H2S content dari 1ppm menjadi 80ppm, CO2 dari 28% menjadi
30% hal ini di akibatkan oleh sisa sour gas yang berada di sepanjang line CP-
9650, naiknya contaminant dalam fuel gas berakibat GFCV cepat plugging dan
kemudian terjadi unplanned shutdown.
2 Bahan Banyaknya contaminant dalam bahan bakar (fuel gas) menyebabkan turbine gas
power generator hanya bisa di load 30% dari design (800KW), ketika dibebani
lebih dari 30% maka sering terjadi unplanned shutdown akibat GFCV buntu..
3 Alat Fuel gas system dilengkapi dengan filter 5 micron sesuai dengan spesifikasi alat,
akan tetapi GFCV buntu masih terjadi, hal ini disebabkan oleh akumulasi
impurities di fuel gas line karena fuel gas line tidak pernah dibersihkan dan
bypass filter ketika kegiatan pembersihan cone strainer
4 Lingkungan Pada waktu hujan kondensasi di fuel gas line meningkat, peningkatan
kondensasi pada fuel gas line berpotensi mengganggu proses distribusi fuel gas
dan akhirnya terjadi unplanned shutdown.
5 Manusia Monitoring terhadap kondensasi yang terjadi di fuel gas line kurang, sehingga
proses distribusi fuel gas terganggu dan turbine shutdown.

LANGKAH 3. MENCARI PENYEBAB DOMINAN


3A. Faktor Penyebab Dominan
Untuk menentukan penyebab dominan gugus melakukan uji lapangan meliputi kualitas fuel gas dan
pengaruhnya terhadap unplanned shut down turbine gas power generator.
6 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.
PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
No PENYEBAB MASALAH HASIL UJI LAPANGAN
1 Switching CP-9650 dari sour Opening GFCV turbine rata-rata naik sebesar 2.83 mA dan gas
gas compressor menjadi H2S dari 2ppm naik menjadi 80ppm, CO2 naik dari 28% ke 30%
sweet gas compressor selama 30-60 menit kemudian gas kembali normal.
2 Terdapat banyak contaminant N2: 1.253%mole, CO2: 22.957%mole, dan H2S: 1.360%mole
dalam fuel gas merujuk pada hasil uji gas dari PKG, dari hasil uji yang dilakukan
pihak internal CO2 :30% dan H2S: 0-10ppm
3 Fuel gas line tidak pernah Filter 5 micron sudah memenuhi spesifiksi engine dimana
dibersihkan toleransinya adalah impurities (solid)< 10micron, GFCV buntu
terjadi akibat akumulasi impurities yang terbentuk >10micron
4 Hanya terdapat 1cone strainer Waktu pembersihan cone strainer dan fuel gas melewati by pass,
di inlet filter PV-3650 opening GFCV mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1.06mA.
5 Hujan Dalam kondis tidak hujan unplanned shut down masih terjadi.

6 Kontrol terhadap kondensasi Kondensasi sudah diantisipasi dengan pemasangan automatic


fuel gas kurang. drain di sejumlah titik.
Dari data tersebut diketahui bahwa penyebab dominannya adalah switching CP-9650, Fuel gas line tidak
pernah dibersihkan dan hanya terdapat 1 cone strainer di inlet filter pv-3650.

3B. Analisa Korelasi Dengan Menggunakan Scatter Diagram


Sumber data: Turbine report dan Centaur report. Pendata: Martono
Berdasarkan grafik korelasi di samping
diketahui bahwa yang memiliki korelasi sangat
kuat dengan unplanned shutdown adalah
GFCV plugging/buntu dengan Nilai R2= 0,8674
(korelasi yang kuat). Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja GFCV harus segera
ditingkatkan untuk menghindari unplanned
shutdown turbine gas power generator

3C. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Proses Turbine Gas Power Generator.
N Deskripsi Mode Potensi Mode S Penyebab O Proses Kontrol D RPN
o Proses Kegagal Kegagalan Potensi Saat Ini
an Proses Perfoman Kegagalan
berikutnya si Produk
2Distribusi Suplai Power Engine 8 GFCV 9 Monitoring 9 648
1 fuel bahan generation shutdown plugging. GFCV, jika
(Engine) bakar berhenti. bukaan GFCV
terhenti tinggi
2Fuel Switching Power Fuel 8 Setting fuel 6 Dilakukan test 6 288
2 switching bahan generation switching regulator switching
(Engine) bakar berhenti. tidak kurang secara berkala.
gagal bekerja tepat.
3 Power Berhenti Menghamb Tidak 8 Kerusakan 4 Preventive 4 128
generation beropera at proses menghasilk pada part. maintenance
(Generato si produksi an power.
r) CPA.

7 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014

Parameter penilaian, RPN serta data terkait Severity, Occurrence dan Detection (Lampiran 13 dan 14)
sumber data: Saturn Turbine Report 2013 Pendata: Subakir.

Tabel FMEA Turbine Gas Power Generator


No. Deskripsi Proses Mode Kegagalan S O D RPN
Distribusi fuel
1 Tidak ada fuel 8 9 9 648
(Engine)
Fuel switching gagal switching
2 8 6 6 288
(Engine) bahan bakar
Power generationBerhenti
3 8 4 4 128
(Generator) beroperasi
Dari Failure Mode & Effect Analysis diatas diketahui bahwa permasalahan di proses distribusi fuel akibat
GFCV plugging memiliki Risk Priority Number paling besar.

LANGKAH 4. MERENCANAKAN PERBAIKAN


4.1 Alternatif solusi

N Aternatif Solusi Kelebihan Kekurangan


o
1 Pengadaan CO2 Removal -Fuel gas lebih bersih karena -Butuh biaya besar
unit Tidak ada CO2. -Pegadaan barang butuh waktu
-Turbine gas power generator lama
bisa bekerja dengan optimal -Butuh persetujuan SKK migas
-Butuh studi lapangan
-Instalasi alat baru butuh waktu
lama
2 Flushing Fuel Gas Line -Fuel gas line bersih dari -Fuel gas contaminant masih ada
dengan fresh water Akumulasi impurities -Tidak bisa dilakukan setiap saat.
-Biaya tidak mahal -Turbine gas power generator
-Bisa dikerjakan sendiri harus menggunakan bahan bakar
-Tidak butuh waktu yang lama solar
3 Modifikasi fuel gas line -Fuel gas selalu terfilterisasi -Tidak dapat menghilangkan fuel
dengan menambah Cone -Bisa dikerjakan sendiri gas contaminant
Strainer di inlet filter pv- -Biaya tidak mahal
3650 -Tidak butuh waktu yang lama
4 Flushing CP-9650 sebelum -Mampu mengurangi kandungan -Mencegah penambahan
beralih fungsi dari sour gas gas H2S. konsentrasi gas H2S pada saat
compressor menjadi sweet -Tidak membutuhkan biaya switching saja
gas compressor -Bisa dikerjakan sendiri -Tidak bisa diterapkan pada
-Tidak butuh waktu yang lama kondisi emergency

Dari keempat alternatif solusi gugus sepakat untuk mengerjakan alternatif solusi yang ke 2, 3 dan 4
karena bisa dikerjakan dengan cepat dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Permasalahan unplanned
shutdown tidak bisa dibiarkan terlalu lama karena permasalahan ini menyebabkan performa turbine gas
power generator tidak optimal dan telah menyebabkan kerugian yg cukup besar akibat sewa power
generator dan biaya bahan bakarnya.
Gugus telah membuat rencana perbaikan meliputi 5W2H serta membuat potential problem analysis
terkait implementasi improvement yang akan dikerjakan.

8 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII
dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014

TABEL 5W2H

WHY WHAT WHERE, HOW HOW MUCH


WHEN, & WHO
EFFORTS BENEFITS
Switching -Tidak ada sour gas CPA JOB.P-PEJ -Flushing CP-9650 dengan sweet gas -Rp.0 -Contaminant
CP-9650 dari yang masuk kedalam 13 Jan 2014 sebelum beralih fungsi dari sour gas dalam fuel gas
sour gas fuel gas Eka comp. menjadi sweet gas comp. tidak bertambah
compressor -Contaminant dalam a.Uji kandungan H2S dan CO2 pada saat -Kualitas fuel gas
menjadi Fuel gas tidak switching dengan metode lama. Terjaga baik
sweet gas bertambah b.Lakukan flushing dengan menggunakan -GFCV tidak
compressor sweet gas (metode switching baru) sering buntu
uji kandungan H2S dan CO2
c.Cari durasi yang aman untuk flushing
Hanya - Agar fuel gas selalu CPA JOB.P-PEJ - Menambah satu cone strainer di inlet -Man Power Rp.6.000.000 -Fuel gas selalu
terdapat terfilterisasi 16-17 Jan 2014 filter pv-3650. -Crane 2Jam Rp. 700.000 terfilterisasi
1cone -Agar solid material/ Agus a.Cari poin di inlet PV-3650, buat gambar -2ea Ball Valve 6”x150 -Solid material
strainer di Impurities dalam fuel dan ajukan ke engineering untuk MOC. Rp.100.000.000 >10micron tidak
inlet filter PV- Gas tidak>10 micron b.Buat prosedur pelaksanaan pekerjaan -1Joint Las 6”Rp.1.057.000 Masuk ke fuel gas
3650 c.Koordinasikan dengan pihak lain yang -1ea Cone Stariner Line
terlibat dalam pekerjaan. Rp. 25.000.000 -Fuel gas bersih
-GFCV tidak
sering buntu
Fuel gas line -Untuk membersihkan CPA JOB.P-PEJ -Flushing fuel gas line dengan fresh -Vacum truck 1 hari -Fuel gas line
tidak pernah fuel gas line 28 Des 2013 water Rp.3.000.000 bersih
dibersihkan -Solid material tidak Sumartono a.Cari poin di discharge compressor untuk -Bahan bakar solar turbine -Tidak terjadi
terakumulasi didalam inlet flushing dan poin di fuel gas header gas power generator 2jam akumulasi solid
fuel gas line untuk outlet flushing. 933 liter Rp.10.572.793 impurities didalam
b.Siapkan peralatan kerja yang dibutuhkan fuel gas line
c.Turbine gas power generator disiapkan BIAYA PERBAIKAN -GFCV tidak
untuk menggunakan bahan bakar solar TOTAL: Rp. 146.329.793 sering buntu
dan pastikan stok solar cukup.

0
9 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII
dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
POTENTIAL PROBLEM ANALYSIS IMPLEMENTASI IMPROVEMENTS
Activity Potential Problem Consequences Possible Cause Preventive Action Contigency Plan
Flushing fuel -Gas H2S release -Bahaya keracunan dan -Akumulasi gas H2S di -Sediakan bug blower dan -Hentikan pekerjaan dan
gas line -Kotoran dari fuel plan shutdown dalam kotoran personel AGT standby di segera menuju area
dengan fresh gas line masuk ke -Turbine gas shutdown -Block valve passing lokasi pembuangan tempat berkumpul aman
water engine -Pasang skillet/ blindflange -Ada block valve cadangan
di setiap block valve -ERT on duty
Menambah -Pasokan fuel gas -Black out -Tidak ada akses lain -Cone strainer di pasang di -Running power generator
1cone terhenti -Combustible gas release untuk distribusi fuel gas tempat yang tidak backup dan prioritaskan
strainer di -Kebocoran pada -H2S content di shipping -Penggunaan pipa bekas mengganggu distribusi fuel shutdown pada unit
inlet filter pv- line baru line naik -Jalur akses cone strainer gas tertentu untuk menghindari

PT.PERTAMINA HULU ENERGI- GKM SMART


3650 -Pasokan sweet baru gabung dengan pipe -Lakukan hydro test pada blackout
gas ke Stripper line yang menuju ke line baru sebelum dipasang -Isolate line baru dan lepas
kurang stripper Pada 150% dari MAWP. kemudian diperbaiki
ASME B31.3 -Stok H2S scavenger
-Tambah pasokan gas cukup dan naikkan
dengan menaikkan load dosisnya jika diperlukan
SRU
Flushing CP- -Kebutuhan sweet -Unplanned shutdown -Load SRU tetap dan -Flushing dilakukan secara -Naikkan load SRU
9650 dengan gas tidak turbine gas power konsumsi sweet gas bertahap dan pelan-pelan -Naikkan dosis H2S
sweet gas terpenuhi generator bertambah sambil monitoring PCV-3609 scavenger
-Suction pressure -Gas compressor -CP-9600 dan CP-9650 -Menurunkan injeksi sweet
gas compressor shutdown memakai sweet gas gas ke stripper
kurang

0
10 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII
dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014

LANGKAH 5. MELAKSANAKAN PERBAIKAN (PTW dan L2RA Pekerjaan Terlampir, Lampiran18, 19 dan 20)
How
N When Where Who Gambar Hasil
o Rencana Perbaikan Actual Pelaksanaan

Flushing fuel gas line dilakukan 28 CPA Sumar Fuel gas line
1 Flushing fuel gas line dari outlet sweet gas Des JOB.P tono lebih bersih dari
. dengan fresh water compressor sampai ke header 2013 -PEJ sulfur dan
line turbine generator. Rata- Tuban impurities lain
. rata GFCV buntu akibat . yang

PT.PERTAMINA HULU ENERGI- GKM SMART


kenaikan beban turun menjadi mengendap di
0 kasus. sepanjang line.

16-17 CPA
Menambah satu cone
2 Sudah dilakukan pemasangan JOB.P
strainer di inlet filters Jan
. cone strainer di inlet PV-3650. -PEJ Fuel gas selalu
PV-3650. 2014 Agus
Pada saat dilakukan Tuban melewati cone
pembersihan cone strainer strainer dan
kualitas sweet gas bagus filters PV-3650.
Bukaan Actuator GFCV tidak
mengalami kenaikan ( 0 mA )
13/MOC/PIPING/MUD/2014

Flushing CP-9650 13 Jan


3 Sour gas yang
dengan menggunakan Sour gas compressor CP-9650 2014 CPA Eka
. masuk ke fuel
sweet gas sebelum di flushing dengan JOB.P
gas line bisa di
beralih berfungsi menggunakan sweet gas -PEJ
minimalisir.
sebagai sweet gas selama 5 menit sebelum beralih Tuban
compressor fungsi menjadi sweet gas
compressor. Kandungan H2S
contentnya 1 ppm dan CO2
30%, sebelum perbaikan H2S
80ppm dan CO2 30%.

1
11 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.
PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014

LANGKAH 6. EVALUASI HASIL, Verifikasi Lembaga Keuangan (Lampiran 3)


6A. Tabel dan Diagram Pareto Faktor Penyebab Dominan Sebelum dan Sesudah Perbaikan.
Sumber data: General report, Turbine report dan Gas comp. report. Pendata: Didik
SEBELUM SESUDAH

FAKTOR PENYEBAB PENGARUH % %KOMULATIF FAKTOR PENYEBAB PENGARUH % %KOMULATIF


Switching CP-9650 79 69.87 69.87 Switching CP-9650 0 0 0
Fuel gas line tidak pernah dibersihkan 33 29.19 99.06 Fuel gas line tidak pernah dibersihkan 0 0 0
Hanya terdapat 1 cone strainer 1.06 0.94 100.00 Hanya terdapat 1 cone strainer 0 0 0
113.06 100.00 0 0
SEBELUM SESUDAH

Pencapaian Target

Pencapaian gugus adalah sebesar 110.72%, dimana kinerja


turbine gas power generator berhasil ditingkatkan dari
955KW menjadi 1445KW dalam waktu 3 bulan dan kasus
unplanned shutdown akibat optimalisasi ini bisa dihilangkan.
Dengan demikian perusahaan tidak perlu menyewa power
generator baru, dan total penghematan yang telah berhasil
didapatkan adalah sebesar Rp. 12.428.491.170. Nilai
tersebut sudah dikurangi biaya perbaikan sebesar
Rp.146.329.793 dan sudah diverifikasi oleh lembaga
keuangan perusahaan (Ref.No.012/IOM/P-PEJ/TF-CC/2014)

Control Chart Performa 4 Turbine Gas Power Generator Sesudah Perbaikan.

12 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
6B. Perbandingan Hasil Perbaikan Terhadap Sasaran Awal Sesuai Panca Mutu

ASPEK SASARAN AWAL HASIL AKHIR PENGARUH POSITIF


4 turbine gas power Fuel gas lebih bersih, beban Output power bisa dinaikkan
generator menghasilkan berhasil dinaikkan 490KW dan menjadi 1445KW dan tidak
Quality daya 1.3MW dan Unplanned rata-rata unplanned shutdown terjadi unplanned shutdown
shutdown diturunkan turun menjadi 0 kasus/bulan. program perusahaan bisa
menjadi 0 kasus/bulan dilaksanakan tanpa masalah.
dalam waktu 3bulan.
Perusahaan tidak Pencapaian jauh melampaui Total penghematan
mengeluarkan biaya untuk target dengan penghematan Rp.12.428.491.170 dalam
Cost
sewa dan bahan bakar sebesar Rp. 12.428.491.170 waktu 1 tahun dan terus
power generator Rp.0 berlanjut.
Delivery Baik Baik Baik
Interaksi operator power Interaksi operator power plan Operator power plan lebih
Safety plan dengan area kebisingan dengan kebisingan mencapai nyaman bekerja karena
110 db turun menjadi 0 110db turun menjadi 0 interaksi dengan kebisingan
kali/bulan. kali/bulan. berkurang

Beban pembersihan GFCV Beban pembersihan GFCV Lebih banyak waktu yang
turun menjadi 0kali/bulan. turun menjadi 0kali/bulan. bisa digunakan untuk
Morale berinovasi dan improvisasi

6C. Analisa Dampak Negatif Yang Timbul

NO DAMPAK NEGATIF PENANGGULANGAN

1 Durasi flushing CP-9650 lebih lama tidak bisa di Metode flushing hanya akan diterapkan pada
terapkan pada kondisi emergency. kondisi bukan emergency.

2 Pada waktu Flushing fuel gas header dengan fresh Flushing fuel gas header akan dilakukan
water power generator menggunakan diesel fuel. setahun sekali.

PENGAKUAN PIHAK INTERNAL DAN PIHAK EKSTERNAL PERUSAHAAN

1. Forum presentasi PT.Pertamina Hulu Energi 2014 (terlampir)


2. Upstream Improvements and Innovation Awards 2014 (terlampir)
3. Annual Pertamina Quality Awards 2014 (terlampir)
4. Testimoni dari General Manager JOB.P-PEJ (Video/power point presentasi)
5. Testimoni dari Field Manager JOB.P-PEJ (terlampir)
6. Testimoni dari Universal Respati Turbine Engineering (terlampir)

13 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
LANGKAH 7. STANDARDISASI (SOP No: WIN-PRD-CPA-329-00)
7A.Switching CP-9650 sour gas to sweet gas compressor
*Standard Masukan
1. Jaga opening PCV-3609 (outlet SRU) >75 %.
2. Jika opening PCV-3609 <75% turunkan flow gas Stripper PV-3300 dan PV-3900
*Standard Proses
1. Lama flushing CP-9650 saat digunakan sebagai sweet gas lima menit.
2. DP max. Untuk membersihkan Cone Strainer 10 psig.
3. Lakukan Flushing line fuel gas minimal setahun sekali.
*Standard Hasil
1. Fuel gas selalu melewati filter pv-3650 dan cone strainer.
2. Pada kondisi bukan emergensi tidak ada sour gas yg masuk ke line fuel gas.
Tuban, 30 Maret 2014

LANGKAH 8. MENENTUKAN TEMA BERIKUTNYA


8A. Identifikasi Masalah
Gugus melakukan identifikasi masalah yang terjadi di CPA JOB P-PEJ. Dan didapat masalah sbb:
a. H2S Content di Palang Station >20 ppm.
b. Konsumsi Sweet Gas Tinggi.
c. Kebocoran Pada Pipa Sweet Gas.

8B. Stratifikasi Masalah


No Permasalahan Analisa Dampak
1 H2S Content di Hasil pengukuran H2S content di *Berbahaya bagi karyawan dan warga
Palang Station Palang station sering melebihi sekitar.
>20ppm standard yakni <20 ppm. Hal ini tentu *Menambah dosis injeksi H2S
tidak bisa di biarkan mengingat Gas scavenger atau menambah konsumsi
H2S adalah gas yang sangat beracun sweet gas
2 Konsumsi Konsumsi sweet gas cenderung *Load SRU naik
Sweet Gas mengalami kenaikan, dari waktu ke *Konsumsi Chemicals SRU naik
Tinggi. waktu
3 Kebocoran Kebocoran pada pipa sweet gas akan *Konsumsi solar naik karena Power
Pada Pipa mengakibatkan proses transportasi generator menggunakan diesel fuel
Sweet Gas fuel gas terhenti, Turbine gas power *Resiko kebakaran tinggi
generator akan switching ke diesel *Menurunkan load power generator
fuel, sedangkan untuk Gas engine dengan cara Speed down sumur-sumur
akan berhenti operasi. ESP sampai mematikan sumur
produksi.

14 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
8C. Pareto Masalah
Gugus mengumpulkan data terkait ketiga permasalahan yang terjadi di CPA JOB P-PEJ. Dan di
dapatkan hasil sebagai berikut:
Sumber data: Palang station report, SRU report dan Gas compressors report. Pendata: Ari

8D. Alasan Penetapan Tema


Gugus akan mengangkat tema “Menurunkan H2S content pada monitoring station JOB P-PEJ” tema
tersebut dipilih berdasarkan data permasalahan serta kebutuhan di lapangan.
8E. Jadwal Kegiatan
Rencana Kegiatan dan Realisasi
PDCA LANGKAH KEGIATAN
Jun.14 Jul.14 Agust.14 Sept.14 Oct.14 Nov.14 Dec.14 Jan.15
1. Menentukan Tema dan Sasaran

2. Mencari Faktor Penyebab


PLAN
3. Menentukan Penyebab Dominan

4. Merencanakan Perbaikan

DO 5. Melaksanakan Perbaikan

CHECK 6. Evaluasi Hasil

7. Standarisasi
ACTION
8. Menentukan Tema Berikutnya

RENCANA REALISASI

15 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.


PT. PERTAMINA HULU ENERGI – GKM SMART

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XVIII


dan
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2014
Daftar isi Lampiran

1. Lampiran1-Hasil Uji Lap Fuel Gas CP-9600


2. Lampiran2-MOC
3. Lampiran3-IOM_012 FCC Lap Audit Keuangan
4. Lampiran4-SOP Gugus SMART
5. Lampiran5-Agreement-053-2012
6. Lampiran6-Ringkasan Risalah GKM SMART.pdf
7. Lampiran7-Audit Implementasi GKM SMART
8. Lampiran8-Audit Kegiatan GKM SMART
9. Lampiran9-testimoni pihak rekanan
10. Lampiran10-CHECK SHEET permasalahan
11. Lampiran11-CHECK SHEET scatter GFCV
12. Lampiran12-CHECK SHEET Scatter Switching
13. Lampiran13-Severity, Occurence dan Detection
14. Lampiran14-CHECK SHEET FMEA
15. Lampiran15-Perubahan Asumsi Kurs USD-IDR menjadi 11600
16. Lampiran16-Fuel Gas Technical Data 1
17. Lampiran17-Fuel Gas Technical Data 2
18. Lampiran18-L2RA cone strainer
19. Lampiran19-PTW open cone strainer
20. Lampiran20-PTW close cone strainer
21. Lampiran21-Harga oil Mudi Mix
22. Lampiran22-kalkulasi COST
23. Lampiran23-Harga beli diesel
24. Lampiran24-Isometric WI cone
25. Lampiran25-Brain storming
26. Lampiran26-Hasil Uji Lap sour gas PV-3700
27. Lampiran27-Notulen
28. Lampiran28-Check sheet uji lapangan H2S
29. Lampiran29-Check sheet actuator

16 Semua Mudah Asal Reaksi Tepat.

Anda mungkin juga menyukai