Anda di halaman 1dari 20

Kinerja Pengelolaan Lingkungan PT Badak NGL Tahun 2013

A.

Pendahuluan
1) Profil Perusahaan
PT Badak Natural Gas Liquefaction (NGL) merupakan perusahaan penghasil
Liquefied Natural Gas (LNG) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang berlokasi di
Bontang, Kalimantan Timur. PT Badak NGL merupakan perusahaan joint venture
yang didirikan pada tanggal 26 November 1974 dengan status kepemilikan saham saat
ini adalah PT Pertamina (Persero) sebesar 55%, VICO Indonesia sebesar 20%, Japan
Indonesia LNG Co. (JILCO) sebesar 15% dan Total E&P Indonesie sebesar 10%.
Kapasitas desain produksi LNG adalah 22,5 juta ton/tahun dan LPG adalah 1,2 juta
ton/tahun.
2) Keunggulan Perusahaan:

PT Badak NGL sampai tahun 2013 telah meraih 101 penghargaan dan
sertifikasidi bidang Safety, Health, Environmental, and Quality (SHEQ), antara lain
PROPER Emas, International Sustainability Rating System (ISRS) Series 8 Level 8
dari DNV (Det Norske Veritas), The Sword of Honor dari British Safety Council,
CSR Award kategori platinum dan emas dari CSR Indonesia, Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001:2004, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, SMK3
Bendera Emas dan Penghargaan Pelestarian Hutan dari Kementerian Kehutanan.
PT Badak NGL merupakan perusahaan minyak dan gas pertama di dunia yang
berhasil mendapatkan ISRS 8 Level 8.Dengan pencapaian tersebut PT Badak NGL
berhak menyandang predikat perusahaan energi kelas dunia (A World Class Energy
Company) serta direkomendasikan sebagai A World LNG Plant Reference untuk
kinerja di bidang SHEQ.PT Badak NGL berhasil menjadi Center of Excellence atau
kiblat perusahaan minyak dan gas dunia dalam pelatihan SDM, bantuan teknis
serta direkomendasikan DNV sebagai a world LNG Plant reference di bidang
SHEQ performance. Perusahaan Oil & Gas Nasional dan Internasional yang
mengikuti pelatihan dan meminta bantuan teknis diantaranya Total Paris, LNG
Yemen, LNG Snohvit Norwegia, KOGAS Korea, INPEX Jepang, LNG Angola, LNG
Papua New Guinea, LNG Hazira India, Petrochina, LNG BP Tangguh, LNG Donggi
Senoro, Pertagas dan Pertamina.
Nilai yang excelence untuk penilaian ISRS8 aspek Lingkungan: Berdasarkan hasil
audit ISRS8 yang dilakukan oleh auditor dari DNV, kinerja lingkungan PT Badak
NGL mendapatkan nilai excelence yaitu 96% untuk Environmental Risk Evaluation,
100% untuk Environmental Risk Control, dan 95% untuk Environmental Risk
Monitoring.
Superioritas diantara 11 Kilang LNG utama dunia:Berdasarkan Phillip Townsend
Associates Inc. (PTAI) Benchmarking Study, di antara sebelas kilang LNG terkemuka
dunia, PT Badak NGL merupakan kilang LNG dengan efisiensi produksi tertinggi,
kehandalan kilang tertinggi, keselamatan kerja (safety-lost time) terbaik serta efisiensi
biaya operasional tertinggi.
1

B.

Sistem Manajemen Lingkungan


1)
Status SML
PT Badak NGL telah mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan ISO
14001 sejak tahun 2000.Lembaga yang melakukan sertifikasi adalah Lloyds Register
Quality Assurace Ltd. (LRQA) dan SGS.Sertifikat berlaku sampai Desember 2013.
2) Ruang Lingkup SML
Ruang lingkup audit tidak terbatas pada area kilang, tetapi juga meliputi area
perkantoran dan perumahan pekerja, termasuk di dalamnya sekolah dengan total luas
wilayah 2.100 hektar.
Sistem tindak lanjut PROPER: Tindak lanjut rekomendasi audit PROPER dengan
online tracking system yang bernama SHEQ-Information System. Rekomendasi
PROPER di-input kedalam sistem maka secara otomatis akanlangsung memberitahu
kepada penanggung jawab rekomendasi tersebut via email. Dan selanjutnya sistem
secara periodik akan memberi peringatan (alert) untuk segera menindak lanjuti
rekomendasi 7 hari sebelum dan pada saat due date-nya. Penanggung jawab setiap
saat dapat melihat grafik status tindakannya.

C.

Efisiensi Energi
a. Status pemakaian energi adalah sebagai berikut:
a. Total pemakaian energi gas di PT Badak NGL yang dinilai dalam PROPER
adalah:1.562.493.924 Nm3/tahun.
b. Pemakaian energi gas untuk proses produksi / jasa yang dihasilkan: rata-rata
1.491.376.032 Nm3/tahun.
c. Pemakaian energi gas untuk fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan
proses produksi dan jasa yang dihasilkan yaitu untuk memenuhi kebutuhan energi
di perkantoran dan pemukiman karyawan adalah 71.117.880 Nm3/tahun.
d. Rasio hasil efisiensi energi yang dilaporkan dalam PROPER dengan total
pemakaian energi adalah 4 %
b. Additionalitas:
Program-program konservasi energi yang dilakukan memenuhi aspek additionalitas
karena:
a. Perusahaan berhasil menciptakan alat pemasang plug (T-Plug Installer) pada heat
exchanger bertekanan tinggi. Alat ini dipakai untuk mengatasi kebocoran heat
exchanger di Multi Componenent Refrigerant System. Dengan inovasi tersebut
PT Badak NGL dapat mencegah kebocoran energi gas hidrokarbon yang terdiri
dari metana, etana, dan propana secara cepat untuk menghindari kehilangan
energi gas. Teknologi tersebut secara substansi sudah disetujui oleh HAKI
untuk mendapatkan paten dengan nomor subtantif paten P00201201157.
b. Sebagian besar program konservasi energi merupakan hasil inovasi yang belum
pernah dilakukan di perusahaan LNG dunia lainnya dan sudah mendapat
pengakuan dari lembaga nasional dan internasional.
"Proses Derime Liquefaction Unit Tanpa Flaring" telah dipresentasikan di
forum LNG Internasional di tahun 2011 dan mendapat pengakuan dari Air
2

Products and Chemicals Inc. (APCI) yang merupakan licensor teknologi


pencairan gas terbesar di dunia.
"Reduksi Flaring Saat Terjadi Kegagalan Removal Unit" telah mendapat
penghargaan Platinum dalam konvensi mutu nasional dan sudah terdaftar
untuk mengikuti "International Conference on Quality Control Circle" di
Taipei di Bulan Oktober 2013.
c. Dari tabel program konservasi energi bisa dilihat banyak program konservasi
energi yang sudah dilakukan, diperlukan ide-ide yang kreatif, proses audit energi
dari konsultan ahli PIEE Asc. dari Inggris serta harus ditunjang dengan kajiankajian engineering untuk meyakinkan bahwa program-program tersebut aman dan
tidak menurunkan kehandalan kilang. Perubahan proses operasi termasuk upayaupaya yang dilakukan untuk efisiensi energi kalau tidak disertai kajian secara
seksama bisa berdampak pada kehandalan kilang. Salah satunya "Proses Derime
Liquefaction Unit Tanpa Flaring" harus dikonsultasikan dengan pemilik
lisensinya, APCI, untuk meyakinkan bahwa inovasi tersebut benar-benar aman
dan tidak berpengaruh terhadap kehandalan kilang.
d. Proses penggantian lampu mercury dengan lampu LED dan program pemasangan
solar cell memerlukan biaya yang sangat tinggi, secara investasi tidak
menguntungkan karena RoI-nya adalah 18 tahun, tetapi tetap dijalankan karena
komitmen perusahaan untuk menurunkan konsumsi energi tidak terbarukan.
e. Program-program tersebut bukan merupakan persyaratan pemenuhan peraturan
akan tetapi upaya lebih perusahaan dalam mewujudkan bisnis yang berwawasan
lingkungan, yang terlahir dari inovasi-inovasi pekerja yang diakomodir dalam
bentuk "Quality Improvement Program" yang dilaksanakan setiap tahun.
f. Hasil absolut efisiensi energi selama 4 tahun terakhir (dalam Normal m3) adalah
Tahun 2010: 10.676.960 Nm3/tahun
Tahun 2011: 22.857.593 Nm3/tahun
Tahun 2012: 42.558.372 Nm3/tahun
Tahun 2013: 65.889.417 Nm3/tahun
No.
1
2
3
4
5
6
7

KEGIATAN EFISIENSI
ENERGI
Menurunkan Flaring Gas dari
proses derime
Menurunkan Sweep Gas yang
di flaring
Menurunkan Gas Flaring dari
proses Cool Down
Penurunan Sweep Gas dari
Blowdown System
Penurunan Sweep Gas dari
Blowdown System
Recovery Liquid Hydrocarbon
dari proses Proses Start Up
Shut down Propane Refrigerant
Tanpa Flaring

HASIL ABSOLUTE EFISIENSI ENERGI (TAHUN)


2010
2011
2012
2013

Sat.
Nm3

1.126.900

986.038

845.175

563.450

4.000.000

3.500.000

3.000.000

2.000.000

2.400.000

2.100.000

1.800.000

1.200.000

3.150.060

2.756.303

2.362.545

1.575.030

12.264.000

10.512.000

7.008.000

Nm3

116.205

99.632

66.485

Nm3

585.220

501.617

334.411

Nm3
Nm3
Nm3

Nm3

8
9
10
11
12
13
14
14
15
16
17
18
19
20
21

22
23
24
25
26
27
28
29
30

g.

Pemanfaatan Gas Flaring dari


Unit Propane Refrigerant
Penurunan kehilangan Gas dari
Unit Propane Refrigerant
Efisiensi Pemakaian Solar
dalam Pengoperasian Tug Boat
Reduksi gas flaring saat terjadi
kegagalan di CO2 Removal Unit
Reduksi jumlah fuel gas yang di
venting
Reduksi flaring saat warming
up di Main Heat Exchanger
Reduksi gas flaring dari Deppressurizing Liquefaction Unit
Reduksi gas flaring dari unit
pemurnian dan fraksinasi
Reduksi flaring dari unit
pencairan LNG
Optimasi jumlah excess oksigen
di proses pembakaran boiler
Optimasi konsumsi gas di
turbin gas (PG-15)
Optimasi sirkulasi amine di
CO2 Removal Unit
Pengurangan beban refrigerasi
Optimasi proses proses
regenerasi larutan amine
Inspeksi dan perbaikan
kebocoran Steam Trap
Efisiensi energi pada saat
penyimpanan LPG
Efisiensi Pemakaian Solar
untuk tug boat 2013
Recovery gas pada saat
depresurrized Liquefaction unit
Reduce gas flare saat
depresurize purification dan
dehidration Unit
Reuse Boil of gas untuk bahan
bakar boiler
Reuse depressure gas untuk
bahan bakar boiler
Efisiensi Listrik di Gedung
Administration
Penghematan listrik di gedung
Penggantian lampu mercury
dengan lampu LED
Total

Nm3

16.610

14.237

9.491

530.286

454.449

303.061

920

788

526

260.842

260.842

385.075

385.075

Nm3

372.000

279.000

Nm3

152.000

101.000

Nm3

516.000

344.000

1.680.000

1.120.000

13.140.000

8.760.000

Nm3
m3
Nm3

Nm3
Nm3
Nm3
Nm3

876.000

584.000

30.000

20.000

Nm3

2.000.000

1.333.333

Nm3

3.000.000

2.000.000

Nm3

754.000

502.667

Nm3

17.106

Nm3

865.920

Liter

200.000

Nm3

30.000

Nm3

36.000.000

Nm3

24.007

Nm3

414

MWh

1,4

MWh

94

MWh

10.676.960

22.857.593

42.758.372

65.889.417

Nm3

Intensitas pemakaian energi gas yang diperlukan untuk memproduksi LNG dan LPG
adalah 129 Nm3 energi gas per ton produk LNG & LPG.
4

h.

Posisi intensitas pemakaian energi dibandingkan dengan industri sejenis.


Dibandingkan dengan 11 kilang LNG terkemuka di dunia, energi yang hilang (loss)
PT Badak NGL berada di nomor 3 terbaik. (Sumber: Hasil benchmarking Phillips
Townsend Associate)

PT Badak NGL

D.

Penurunan Emisi
1) Status Emisi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
a. Total emisi yang dihasilkan unit bisnis yang dinilai dalam PROPER, termasuk
didalamnya adalah emisi gas rumah kaca: 7.534.356 Ton CO2 equivalen/tahun.
b. Total emisi yang berkaitan dengan proses produksi / jasa yang dihasilkan:
7.358.807 Ton CO2 equivalen /tahun.
c. Total emisi yang berkaitan dengan fasilitas pendukung yang tidak berkaitan
dengan proses produksi dan jasa yang dihasilkan adalah adalah 175.550 Ton CO2
equivalen/tahun.
d. Rasio hasil penurunan emisi yang dilaporkan dalam PROPER dengan total emisi
yang dihasilkan: 2 %.
2) Additionalitas
Program konservasi energi gas memberi dampak langsung terhadap penurunan CO2,
karena dengan mengurangi pemakaian energi gas maka jumlah emisi CO2 juga akan
turun secara equivalen. Sehingga program yang ditampilkan dalam tabel kegiatan
sama dengan program konservasi energi.
Program-program penurunan GRK merupakan hasil inovasi yang belum pernah
dilakukan di perusahaan LNG lainnya dan sudah mendapat pengakuan dari instansi
nasional dan internasional.
a. Alat pemasang plug (T-Plug Installer) pada heat exchanger tekanan tinggi. Alat
ini dipakai untuk mengatasi kebocoran heat exchanger di Multi Component
Refrigerant System. Dengan adanya alat ini PT Badak NGL dapat mencegah
kebocoran energi gas metana yang berpotensi menimbulkan Gas Rumah Kaca.
Teknologi ini secara substantif sudah disetujui oleh HKI untuk mendapatkan
paten dengan nomor subtantif paten P00201201157.
b. "Proses Derime Liquefaction Unit Tanpa Flaring" telah dipresentasikan di forum
LNG Internasional di tahun 2011 dan mendapat pengakuan dari Air Products and
Chemicals Inc. (APCI) yang merupakan licensor teknologi pencairan gas.
c. "Reduksi Flaring Saat Terjadi Kegagalan Removal Unit" telah mendapat
penghargaan Platinum dalam konvensi mutu nasional dan sudah terdaftar untuk
mengikuti "International Conference on Quality Control Circle" di Taipei,
Taiwan, di Bulan Oktober 2013.
5

d. Dari tabel program bisa dilihat banyak program penurunan emisi CO2 yang sudah
dilakukan, diperlukan ide-ide yang kreatif, proses audit energi dari konsultan ahli
PIEE Asc. dari Inggris serta harus ditunjang dengan kajian-kajian engineering
untuk meyakinkan bahwa program-program tersebut aman dan tidak mengurangi
kehandalan kilang. Karena perubahan proses operasi termasuk upaya-upaya yang
dilakukan untuk penurunan emisi CO2 kalau tidak dilakukan kajian secara
seksama bisa berdampak pada kehandalan kilang. Salah satunya "Proses Derime
Liquefaction Unit Tanpa Flaring" harus dikonsultasikan dengan APCI untuk
meyakinkan bahwa inovasi tersebut benar-benar aman dan tidak berpengaruh
terhadap kehandalan kilang.
e. Program-program tersebut bukan merupakan persyaratan pemenuhan peraturan,
akan tetapi merupakan hasil "Quality Improvement Program" yang mendorong
lahirnya inovasi-inovasi dari seluruh pekerja.
3) Hasil absolut penurunan emisi selama 4 tahun terakhir yang dinyatakan dengan unit
ton emisi per tahun.
Tahun 2010: 25.932 ton CO2-e/tahun
Tahun 2011: 53.278 ton CO2-e/tahun
Tahun 2012: 108.237 ton CO2-e/tahun
Tahun 2013: 174.174 ton CO2-e/tahun
No.
1
2
3
4
5
6

7
8

9
10
11
12

KEGIATAN
Menurunkan Flaring Gas
dari proses derime
Menurunkan Sweep Gas
yang di flaring
Menurunkan Gas Flaring
dari proses Cool Down
Penurunan Sweep Gas dari
Blowdown System
Penurunan Sweep Gas dari
Blowdown System
Recovery Liquid
Hydrocarbon dari proses
Proses Start Up
Shut down Propane
Refrigerant Tanpa Flaring
Pemanfaatan Gas Flaring
dari Unit Propane
Refrigerant
Penurunan kehilangan Gas
dari Propane Refrigerant
Efisiensi Pemakaian Solar
untuk Tug Boat
Reduksi gas flaring saat
kegagalan CO2 Removal
Reduksi jumlah fuel gas
yang di venting

Parameter

HASIL ABSOLUTE (TAHUN)


2010
2011
2012
2013

Sat.
Ton

CO2

2.885

2.525

2.164

1.443

CO2

9.455

8.273

7.091

4.728

CO2

6.145

5.377

4.609

3.073

CO2

7.446

6.515

5.585

3.723

CO2

28.990

24.849

16.566

CO2

64

55

36

Ton

CO2

1.383

1.186

790

Ton

CO2

39

34

22

Ton

CO2

CO2

108

93

62

CO2

2.681

1.787

CO2

2.000

1.333

Ton
Ton
Ton
Ton

Ton
Ton
Ton
Ton

13

13

14
15
16

17
18
19
20
21

22
23
24
25

26
27

Reduksi flaring saat


warming up di Main Heat
Exchanger Unit
Reduksi gas flaring dari
Dep-pressurizing
Liquefaction Unit
Reduksi gas flaring dari unit
pemurnian dan fraksinasi
Reduksi flaring dari unit
pencairan LNG
Optimasi jumlah excess
oksigen di proses
pembakaran boiler
Optimasi konsumsi gas di
turbin gas (PG-15)
Optimasi sirkulasi amine di
CO2 removal unit
Pengurangan beban
refrigerasi
Optimasi proses proses
regenerasi larutan amine
Inspeksi dan perbaikan
kebocoran Steam Trap
Efisiensi energi pada saat
penyimpanan LPG
Efisiensi Pemakaian Solar
untuk tug boat
Recovery gas dari
Liquefaction unit
Reduce gas flaring pada
saat depresurize purification
dan dehidration Unit
Reuse Boil of gas untuk
bahan bakar boiler
Reuse depressure gas untuk
bahan bakar boiler

Ton
CO2

1.000

667

CO2

400

267

CO2

1.300

867

CO2

4.300

2.867

CO2

33.770

22.513

Ton

CO2

2.251

1.501

Ton

CO2

77

51

Ton

CO2

5.140

3.427

Ton

CO2

7.710

5.140

Ton

CO2

1.938

1.292

Ton

CO2

5.052

Ton

CO2

2.251

Ton

CO2

1.800

Ton

CO2

198

Ton

CO2

92.520

Ton

CO2

195

Ton

25.931

53.278

108.237

174.174

Ton

Ton

4) Intensitas emisi yang dihasilkan dibandingkan dengan produk atau jasa yang
dihasilkan adalah 0,29 ton CO2 per m3 produk LNG & LPG.
5) Posisi intensitas emisi yang dihasilkan dibandingkan dengan industri sejenis.
a. Jumlah emisi NOx no: 6 diantara 11 kilang LNG terkemuka di dunia. (Sumber:
Hasil benchmarking Phillips Townsend Associate)

Ton
Ton

PT Badak

b. Jumlah Volatile Organic Carbon (termasuk Fugitive emission no: 6 diantara


11 kilang.

PT Badak

E.

3 R Limbah B3
1) Menjelaskan jumlah limbah B3 yang dihasilkan :
a. Total limbah B3 yang dihasilkan unit bisnis yang dinilai dalam PROPER= 1.558
ton.
b. Rasio hasil 3R yang dilaporkan dalam PROPER dengan total limbah B3 yang
dihasilkan= 17,7 %
2) Additionalitas
Program 3R limbah B3 memenuhi kriteria Additionalitas karena:
a. Perusahaan berhasil menurunkan pemakaian lampu merkuri dalam proses
pengeringan komponen motor melalui pembuatan drying oven yang mampu
menggantikan fungsi lampu merkuri (B3) dalam proses pengeringan komponen
motor ukuran jumbo. Sehingga perusahaan dapat menurunkan limbah lampu
merkuri yang merupakah limbah B3.Teknologi ini secara substansi sudah
disetujui oleh HAKI untuk mendapatkan paten dengan nomor subtantif paten
P00201200643.
b. Untuk menurunkan limbah B3 lampu mercury, perusahaan juga melakukan
penggantian lampu mercury untuk penerangan jalan dengan lampu LED
walaupun secara investasi tidak menguntungkan, karena Return of Invesment-nya
mencapai 18 tahun.
c. Banyak tantangan dalam penerapan program "Greening Supply Chain" yang
bertujuan untuk mengurangi pembelian bahan B3 dan mengutamakan pembelian
material yang ramah lingkungan, seperti pembelian lampu LED untuk mengganti
lampu mercury, pembelian material sand blast garnet (batuan gunung) untuk
menggantikan copper slag, pembelian non petroleum solvent untuk pencuci
tangan yang terkena oli dan grease.

Para pemakai biasanya sudah terbiasa dengan material sebelumnya dan


cenderung kurang suka dengan perubahan sehingga diperlukan sosialisasi
sebelumnya, harganya relatif lebih tinggi, juga diperlukan upaya lebih untuk
mencari di pasaran dan terkadang persediaan relatif lebih terbatas.
d. Secara aturan tidak ada peraturan yang melarang pemakaian bahan bahan B3
tersebut diatas, akan tetapi program tersebut dijalankan atas dasar komitmen
untuk menjalankan bisnis yang lebih ramah lingkungan.
e. Ide pemakaian penurunan timbulan limbah B3 hasil cucian MDEA dengan
memanfaatkan steam condensate sebagai media pencuci merupakan ide yang
inovative dan belum diimplementasikan di perusahaan lain sejenis. Perlu
dilakukan kajian engineering secara mendalam untuk meyakinkan bahwa
program tersebut tidak berdampak negatif terhadap kehandalan kilang.
3) Hasil absolut pengurangan dan / atau pemanfaatan limbah B3 selama 4 tahun terakhir
yang dinyatakan dengan unit ton limbah B3 per tahun.
a. Tahun 2010: 307,86 ton/tahun
b. Tahun 2011: 338,11 ton/tahun
c. Tahun 2012: 273,3 ton/tahun
d. Tahun 2013:275,4 ton/tahun
HASIL ABSOLUTE TAHUN

JENIS
LIMBAH

2010

2011

2012

2013

Recycle limbah oli bekas


dari mesin (Oli kemasan)
dan oli bekas hasil
recovery (oli curah)

Cair

188,60

132,94

105,82

116,9

Ton

Reduce limbah MDEA

Cair

16

15

13

12

Ton

Recycle limbah aki bekas

Padat

5,68

15,29

12,44

7,37

Ton

Recycle limbah molsieve


Reduce limbah oli bekas
dari mesin (Oli kemasan)
Reduce limbah material
expired
Reduksi limbah lampu
Total

Padat

97,58

113,68

127,56

121,03

Ton

Cair

61,20

14,48

10,72

Ton

Padat

6,89

Ton

Padat

0,49

307,86

338,11

273,3

275,4

Ton
Ton

No.

5
6
7

KEGIATAN

SAT.

4) Intensitas Limbah B3 yang dihasilkan dibandingkan dengan produk atau jasa yang
dihasilkan: 0,06 kg per m3 produk LNG&LPG.
5) Posisi intensitas Limbah B3 yang dihasilkan dibandingkan dengan produk atau jasa
yang dihasilkan dibandingkan dengan industri sejenis (11 kilang LNG terkemuka
dunia), jumlah limbah PT Badak NGL no 7. (Sumber: Hasil benchmarking Phillips
Townsend Associate)

PT Badak NGL

F.

3R Limbah Padat Non B3


1) Menjelaskan jumlah limbah padat non B3 yang dihasilkan :
a. Total limbah padat non B3 yang dihasilkan unit bisnis yang dinilai dalam
PROPER: 3472 m3.
b. Rasio hasil 3R yang dilaporkan dalam PROPER dengan total limbah padat non B3
yang dihasilkan sebesar: 53 %
2) Additionalitas
a. Pemanfaatan sampah cangkang kepiting untuk bahan baku tepung pembuat
kue dengan kandungan kalsium tinggi merupakan hasil inovasi yang brilian.
Inovasi tersebut secara nyata mampu memecahkan masalah sampah cangkang
kepiting yang banyak ditemui dan menjadi permasalahan di Kota Bontang,
bahkan bisa menjadi kegiatan ekonomi masyarakat yang baru. Program tersebut
telah disetujui untuk mendapatkan hak patent, dengan nomor subtantif
patent: P00201200643.
b. Diperlukan tantangan tersendiri untuk mengajak semua pekerja dan seluruh
penghuni pemukiman perusahaan dalam melakukan segregasi dan penurunan
jumlah sampah, biasanya masyarakat cenderung sulit untuk merubah
kebiasaan sebelumnya, sehingga diperlukan upaya sosialisasi secara kontinyu.
Salah satu contoh upaya program penurunan jumlah sampah adalah Toko
Tojasera yang berada di kompleks perusahaan tidak menyediakan kantong
plastik, mereka yang akan membeli harus membawa kantong ramah
lingkungannya sendiri atau harus membeli lagi kantong tersebut jika
kelupaan.
c. Pemberdayaan kelompok usaha pencacah plastik untuk me-Recycle sampah
plastik merupakan ide yang sangat inovatif, program tersebut mampu
mengurangi pembuangan sampah ke TPA karena mampu me-Recycle sampah
plastik rata-rata sebesar 186.301 ton per tahun. Saat ini kelompok usaha
tersebut tidak hanya menyerap sampah plastik dari Kota Bontang saja, bahkan
mampu menyerap sampah plastik dari Kota Sangata.
3) Hasil absolut pengurangan dan / atau pemanfaatan limbah padat non B3 selama 4
tahun terakhir yang dinyatakan dengan unit ton limbah padat per tahun.
a. Tahun 2010: 204,6 m3/tahun
b. Tahun 2011: 294,1 m3/tahun
c. Tahun 2012: 1205,8 m3/tahun
d. Tahun 2013: 1845,3 m3/tahun

10

No
1.
2.

3.
4.
5.
6.

KEGIATAN
Recycle/ Pengomposan
Recycle, bekerjasama
dengan kelompok usaha
pencacahan plastik dan bank
sampah
Recycle, bekerjasama
dengan bank sampah
Recycle, bekerjasama
dengan bank sampah
Reduksi/ kampanye
penurunan sampah
Reduksi sampah kertas
Total

JENIS
LIMBAH
Organik

2010
204,6

Plastik

13,1

9,5

11,3

m3

11

10,2

6,5

m3

19,1

11,6

m3

553,8

m3

3,7

m3
m3

Kertas
Logam
Semua jenis
sampah
Kertas

204,6

HASIL ABSOLUTE TAHUN


2011
2012
2013
270
1167
1258,4

294,1

1205,8

1845,3

4) Intensitas Limbah padat non B3 yang dihasilkan dibandingkan dengan produk atau
jasa yang dihasilkan: 0,0002 m3 limbah non B3 per m3 produk LNG & LPG.
5) Posisi intensitas Limbah padat non B3 dibandingkan dengan industri sejenis.
Diantara 11 kilang LNG terkemuka dunia, jumlah limbah PT Badak NGL no 7.
(Sumber: Hasil benchmarking Phillips Townsend Associate)

G.
Konservasi Air & Penurunan Beban Pencemaran Air
I. Konservasi Air
1) Menjelaskan jumlah air yang digunakan perusahaan :
a. Total air yang digunakan oleh unit bisnis yang dinilai dalam PROPER: 6.967.284
m3/tahun
b. Total air yang digunakan untuk proses produksi / jasa yang dihasilkan: 2.941.236
m3/tahun.
c. Total air yang digunakan untuk fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan
proses produksi dan jasa yang dihasilkan: 4.026.048 m3/tahun.
d. Rasio hasil 3R air yang dilaporkan dalam PROPER dengan total air yang
digunakan: 22,3 %.
2) Additionalitas
Aspek-aspek additionalitas program 3R air adalah:
a. Implementasai teknologi tingkat tinggi (hi-tech) Reverse Osmosis
Electrodyalisis (RO-EDI) dalam pengolahan air mampu mereduksi pemakaian
11

SAT

m3

bahan kimia H2SO4 dan NaOH yang digunakan dalam proses regenerasi resin
penukar anion dan kation dan sekaligus mereduksi pemakaian air yang
digunakan dalam proses regenerasi tersebut.
b. Dari tabel program konservasi air bisa dilihat banyak program konservasi air
yang sudah dilakukan, diperlukan ide-ide yang kreatif serta harus ditunjang
dengan kajian-kajian engineering untuk meyakinkan bahwa program-program
tersebut aman dan tidak mengurangi kehandalan kilang. Perubahan proses
operasi termasuk upaya-upaya yang dilakukan untuk efisiensi air kalau tidak
dilakukan kajian secara seksama bisa berdampak pada kehandalan kilang.
c. Untuk menurunkan jumlah kebocoran dalam proses distribusi air, maka
dilakukan penggantian pipa saluran dari jenis carbon steel menjadi jenis
HDPE. Walaupun memerlukan biaya yang sangat tinggi akan tetapi tetap
dilakukan sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mewujudkan bisnis
yang berwawasan lingkungan.
d. Pembentukan call center pengaduan adanya kebocoran dan pembentukan tim
respon yang dinamakan "Tim Sergap" cukup inovatip. Program tersebut
mampu mengatasi setiap adanya kebocoran saluran air dengan cepat dengan
melibatkan partisipasi seluruh masyarakat penghuni kompleks perumahan
perusahaan.
3) Hasil absolut 3 R air selama 4 tahun terakhir yang dinyatakan dengan unit m3 per
tahun adalah:
a. Tahun 2010: 1.502.422 m3/tahun
b. Tahun 2011: 1.697.601 m3/tahun
c. Tahun 2012: 2.328.896 m3/tahun
d. Tahun 2013: 1.555.314 m3/tahun
No. KEGIATAN EFISIENSI AIR
1

2
3
4
5

6
7

Menurunkan Jumlah
Pemakaian Air untuk Proses
Backwash
Perawatan Berkala Pipa
Distribusi
Menurunkan Jumlah Buangan
Blow Down Boiler
Menurunkan Pemakaian Air
Proses Backwash IRF
Menurunkan Pemakaian Steam
untuk Proses Regenerasi
Larutan Amine
Pencegahan Luberan Tangki
Air Filter dan Air Pemadam
Penurunan pemakaian air
untuk regenerasi unit
Demineralizer

HASIL ABSOLUTE EFISIENSI AIR TAHUN


2010
2011
2012
2013

SAT.

64800

56700

48600

32400

m3

988128

864612

741096

494064

m3

21840

19110

16380

10920

m3

82125

71859

61594

41063

m3

342120

299355

256590

171060

m3

3399

2974

2549

1700

m3

9.7

8.5

7.3

4.9

m3

12

9
10
11
12
13
14
15
16

17

Pemanfaatan Limbah Cair


hasil Pencucian Vessel CO2
absorber
Recycle Air Buangan
Backwash dari WTP #36
Optimasi Kinerja Boiler
Reuse Air Bekas Pengetesan
Mobil Pemadam Kebakaran
Penurunan pemakaian air
untuk backwash 49V-1/2
Perbaikan saluran distribusi
Pengurangan service IRF
Recycle air backwash
Reuse Air Limbah Proses
Regenerasi untuk Air
Pemadam Kebakaran
Reduce buangan air selama
proses start up
Total

0.6

0.5

0.4

0.3

m3

43800

37543

25029

m3

240000

205714

137143

m3

1507

1292

861

m3

97674

83721

55814

m3

446760
97674
329376

297840
65116
219584

m3
m3
m3

2590

m3

130

m3

1502422

1697601

2328896

1555314

m3

4) Intensitas air yang digunakan untuk memproduksi produk LPG dan LPG adalah 0,26
m3 air per m3 produk LNG & LPG.
5) Posisi intensitas air dibandingkan dengan industri sejenis (11 kilang LNG terkemuka
dunia), jumlah limbah PT Badak NGL no 7. (Sumber: Hasil benchmarking Phillips
Townsend Associate)
PT Badak NGL

II. Penurunan Beban Pencemaran Air


1) Menjelaskan jumlah air limbah yang dihasilkan perusahaan :
a. Total air limbah yang dihasilkan oleh unit bisnis yang dinilai dalam PROPER:
jumah air limbah sebesar 516.966 m3/tahun dan jumlah pendingin air laut:
1.124.640.000 m3/tahun.
b. Total air limbah yang dihasilkan dari proses produksi / jasa yang dihasilkan: jumah
air limbah sebesar 491.700 m3/tahun dan jumlah pendingin air laut: 1.124.640.000
m3/tahun.
c. Total air limbah yang dihasilkan dari fasilitas pendukung yang tidak berkaitan
dengan proses produksi dan jasa yang dihasilkan: 25.266 m3/tahun.
c. Rasio hasil penurunan beban pencemaran air yang dilaporkan dalam PROPER
dengan total air limbah yang dihasilkan: 47 gram COD per m3 air limbah.
13

2) Additionalitas
Program pengurangan beban pencemaran air memenuhi aspek-aspek additionalitas
karena:
a. Implementasai teknologi tingkat tinggi (hi-tech) Reverse Osmosis
Electrodyalisis (RO-EDI) dalam pengolahan air mampu mereduksi pemakaian
bahan kimia H2SO4 dan NaOH yang digunakan dalam proses regenerasi resin
penukar anion dan kation dan sekaligus mereduksi pemakaian air yang
digunakan dalam proses regenerasi tersebut.
b. Dari tabel program konservasi air bisa dilihat banyak program konservasi air
yang sudah dilakukan, diperlukan ide-ide yang kreatif serta harus ditunjang
dengan kajian-kajian engineering untuk meyakinkan bahwa program-program
tersebut aman dan tidak mengurangi kehandalan kilang. Karena perubahan
proses operasi termasuk upaya-upaya yang dilakukan untuk efisiensi air kalau
tidak dilakukan kajian secara seksama bisa berdampak pada kehandalan
kilang.
3) Hasil absolut penurunan beban pencemaran selama 4 tahun terakhir yang dinyatakan
dengan unit ton per tahun.
a. Tahun 2010: 27.195 kg COD/tahun
b. Tahun 2011: 29.902 kg COD/tahun
c. Tahun 2012: 29.902 kg COD/tahun
d. Tahun 2013: 24.311 kg COD/tahun
No
1
2
3
4
5
6

No

1
2
3
4
5

Parameter
Minyak & Lemak
Raksa (Hg)
BOD5
COD
TSS
NH3-N

Inlet (Ton)
3,54
0,00014
61,40
124,72
43,71
9,96

KEGIATAN
Penurunan jumlah air limbah dari
proses regenerasi unit
demineralizer dengan mengurangi
frekuensi regenerasi di WTP #36
Reuse air limbah aMDEA bekas
pencucian vesel
Penurunan jumlah buangan
blowdown boiler
Penurunan jumlah air buangan
backwash filter di WTP #48
Menurunkan jumlah buangan air
backwash filter di WTP #36
dengan mengurangi frekuensi
regenerasi

Parameter

Outlet (Ton)
Penurunan (Ton)
1,88
1,67
0,00008
0,00006
11,02
50,38
33,21
91,51
11,05
32,67
2,75
7,21

HASIL ABSOLUTE TAHUN


2010
2011
2012
2013

SAT

COD

360

360

360

360

kg

COD

22.364

19.568

16.773

11.182

kg

COD

808

808

808

808

Kg

COD

3.663

3.663

3.663

3.663

kg

COD

1.621

1.621

1.621

kg

14

8
9

10

Menurunkan jumlah air buangan


backwash dengan mengoptimalkan
pemakaian filter di WTP #49
Menurunkan jumlah buangan air
backwash filter di WTP #48
dengan mengurangi frekuensi
backwash
Penurunan konsentrasi oli dalam
air limbah dengan mengurangi
jumlah kebocoran oli
Pencegahan ceceran bahan kimia
cortrol selama proses pembuatan
larutan
Reuse bahan kimia bekas
pencucian cell dari sodium
hypochlorit generator untuk
mencuci raschig ring

COD

3.614

3.614

3.614

kg

COD

3.061

3.061

kg

Oil
Content

kg

COD

0,002

0,002

kg

COD

0,019

0,019

kg

29.902

24.311

kg

Total

27.195

29.634

4) Intensitas air limbah yang dihasilkan dibandingkan dengan produk atau jasa yang
dihasilkan: 0.02 m3 limbah per m3 produk LNG& LPG.
5) Rasio jumlah air yang digunakan dengan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan
produksi barang atau jasa yang dihasilkan: 17 %.
6) Posisi intensitas air limbah dibandingkan dengan industri sejenis (11 kilang LNG di
dunia), oil content dalam limbah cair no:8. (Sumber: Hasil benchmarking Phillips
Townsend Associate)

PT Badak

H.

Perlindungan Keanekaragaman Hayati


1) Additionalitas
a. Diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi untuk mengembang
biakkan hewan langka rusa dan tanaman langka anggrek hitam (Coelogyne
pandurata) yang merupakan spesies anggrek langka yang dilindungi berdasarkn
PP Nomor 7 Tahun 1999. Anggrek hitam dijadikan maskot flora propinsi
Kalimantan Timur.
b. Karena perusahaan mampu menjaga kelestarian hutan alam yang berada di
lingkungan perusahaan dengan baik, perusahaan mampu meningkatkan status
hutan tersebut karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Taman Nasional
Kutai dan BLH Kota Bontang tahun 2013, hutan alam PT Badak NGL mampu
mengundang kehadiran Orang Utan untuk tinggal di kawasan konservasi tersebut.
c. Perusahaan telah membuat inovasi dalam pengelolaan sampah cangkang kepiting
yang banyak ditemui di Kota Bontang dengan mengolah bahan tersebut menjadi
15

tepung yang bisa digunakan untuk membuat biskuit dengan kandungan kalsium
yang sangat tinggi. Inovasi tersebut secara nyata mampu memecahkan masalah
cangkang kepiting di Kota Bontang, bahkan bisa menjadi kegiatan ekonomi
masyarakat yang baru. Kandungan kalsium yang terkandung dalam 3 potong
biskuit tersebut setara dengan kandungan kalsium dalam segelas susu sehingga
sangat cocok digunakan untuk mengatasi permasalah kekurangan kalsium yang
banyak ditemukan pada anak dari keluarga kurang mampu dan manula.
Program tersebut telah disetujui untuk mendapatkan hak patent, dengan nomor
subtantif patent: P00201200643. .
d. Program konservasi mangrove mempunyai tantangan yang berat, yaitu bagaimana
merubah pemahaman dan perilaku masyarakat yang sebelumnya kurang peduli
terhadap kelestarian mangrove, bahkan cenderung merusaknya dengan menebang
dan memakai kayunya untuk bahan bangunan. Melalui program konservasi
mangrove dan pelatihan pemanfaatan buah mangrove, PT Badak NGL berupaya
mengubah pemahaman masyarakat bahwa pemanfaatan mangrove bukan hanya
dari kayunya saja seperti yang dilakukan masyarakat selama ini. Ada cara lain
yang secara ekonomi bisa memberikan hasil yang lebih secara ekonomi dan lebih
ramah lingkungan, yaitu melalui pemanfaatan buahnya. Dengan adanya program
tersebut Akhirnya timbul kesadaran di tengah-tengah masyarakat sendiri bahwa
lebih baik memanfaatkan buahnya dari pada menebang pohonnya. Mereka sadar
kalau menebang pohonnya maka buah mangrove yang diperoleh untuk membuat
bahan makanan dan minuman menjadi berkurang dan lama-kelamaan akan habis.
Lebih dari itu mereka akhirnya sama-sama menjaga kelestarian mangrove,
merekalah yang akhirnya aktif melarang dan melaporkan kepada aparat
pemerintahan kalau ada warga lain yang melakukan penebangan mangrove.
2) Kegiatan perlindungan keanekaragaman hayati selama 4 tahun terakhir.
No.

1
2
3
4
5

KEGIATAN

Konservasi hewan endemik Payau


Konservasi tanaman endemik Anggrek
(Coelogyne pandurata)
Konservasi tanaman eksotik langka
Konservasi tanaman obat
Konservasi satwa di Hutan PT Badak NGL
a. Mamalia
b. Burung
c. Reptil
d. Insecta
Konservasi mangrove

16

HASIL ABSOLUTE
TAHUN
2010 2011 2012 2013
10
11
12
12
hitam

Satuan
Ekor

100

210

360

430

31
-

52
-

54
35

57
50

Pot
Jenis
Jenis

12
58
6
19
10

14
57
5
19
27

14
58
6
19
125

Jenis
Jenis
Jenis
Jenis
Ha

Jenis

I. Pengembangan Masyarakat (Community Development) PT Badak NGL


1) Additionalitas
a. Penilaian Praktek Umum
Program Community Development yang diajukan dalam penilaian proper saat ini adalah
program Community Empowerment dan Pendidikan. Dalam capaiannya, programprogram tersebut dikelompokan dalam 4 kategori, antara lain:
1. Program Pengembangan, yaitu program-program yang telah dilakukan sebelum
2013 namun masih terus didampingi dengan pendekatan baru ataupun penggunaan
teknologi baru untuk pencapaian target program (kemandirian ekonomi keberlanjutan
lingkungan dan kelembagaan sosial).
2. Program Baru, yaitu program-program yang baru direncanakan dan dilaksanakan
sejak Oktober 2012 dan langsung menerapkan teknologi/pendekatan yang baru (baru
dalam lingkup program tersebut maupun di lingkungan Kota Bontang).
3. Program Pasca Pemberdayaan, yaitu program-program yang setelah dievaluasi
dinilai telah mampu melahirkan kemandirian baik secara ekonomi, lingkungan
maupun sosial. Perusahaan tidak lagi memberikan bantuan dalam rangka
pemberdayaan melainkan bantuan-bantuan yang berfungsi untuk menjaga hubungan
silaturahmi (dalam jumlah kecil/charity). Dalam hal ini hubungan antara perusahaan
dengan kelompok mitra binaan telah berubah bentuk menjadi mitra kerja.
4. Program Lama, yaitu program-program yang masih terus dijalankan tetapi belum
menggunakan teknologi/metode baru.
Pendekatan/teknologi yang digunakan untuk setiap program dapat dilihat pada tabel
berikut:
No.

Program

Kategori

Mangrove

Pengembangan

Ternak Mandiri

Pengembangan

Pengelolaan
Sampah Berbasis
Masyarakat

Pengembangan

Badak Peduli
Pendidikan

Pengembangan

Dana Bergulir

Lama

Pengembangan
Komunitas
Welder

Pengembangan

7
8

Tepung Tapioka
Jamur

Baru
Pengembangan

Konservasi
kawasan Laut

Pengembangan

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
1.
2.

Pendekatan/Teknologi Baru
Pabrikasi Zat Pewarna
Pabrikasi Minuman Ready to Drink
Pelatihan Desain Motif Batik Khas Bontang
Pelatihan Membatik Zat Pewarna Mangrove
Menyertakan dalam Clean Development Mechanism (CDM)
Pengadaan Sapi Betina
Program Inseminasi
Perbaikan Kandang
Pengadaan Bak Air untuk Pencacahan Plastik
Mesin Pengering Cacahan Plastik/Dryer

1.
2.
3.
4.

Alumni SMA Vidatra


Lulus di PTN
Bersedia memberikan 2,5 % Gaji untuk Generasi Selanjutnya
Seluruh Biaya ditanggung sampai wisuda termasuk biaya
akomodasi orang tua
1. Tanggung Renteng
1. Dalam Pelembagaan Kelompok diatur dengan sistem
sumbangan 2,5 % dari gaji untuk Sertifikasi Anggota IWB
yang belum tersertifikasi baik sertifikasi dasar maupun
sertifikasi Migas.
1.
1.
2.
3.

Penambahan Steamer
Pembuatan Keramba Tancap
Pembuatan Dermaga Pencucian Jaring
Transplantasi Terumbu Karang: Beton dan Bioreeftek

17

10

TEKASALO

Baru

11

Budidaya air
tawar

Baru

12

Pengembangan
Komunitas
Mekanik

Baru

13

Tata Busana

Baru

14

Komunitas
Nelayan

Baru

15

Tepung Kepiting

Baru

16

KKO (Kerupuk,
Keripik, Opak)

Baru

17

LBD

Pasca
Pemberdayaan

4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
1.

Penggemukan Ikan Cobia (Rachycentron candum)


Pendampingan Perempuan Miskin di Daerah Pesisir
Pelatihan Diversifikasi Minyak Kelapa
Pengadaan Air Bersih
Dendeng Lele
Lele Asap
Kerupuk Lele
Pakan Ikan
Aquaponik
Pelatihan Mesin Kapal

1.
2.
1.
2.
1.

Pelatihan Penjahit Pemula


Pelatihan Penjahit Tingkat 2
Pembuatan Tempat Pelelangan Ikan
Pelatihan Diversifikasi Ikan
Pengembangan Metode Pengelolaan Cangkang Kepiting
Menjadi Tepung dan Kue Kalsium
2. Legalisasi Produk (Halal, BPOM)
1. Pelatihan
2. Legalisasi dan Pengemasan Produk
Mitra Kerja

b. Penilaian Kewajiban yang Diatur Dalam Peraturan


Pada pasal 74 di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 telah ditetapkan bahwa
perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam wajib
menjalankan CSR. Terkait dengan undang-undang perseroan tersebut, ada 2 hal pokok
yang perlu dikemukakan:
1. PT Badak adalah perusahaan non profit dan asset yang ada di PT Badak NGL adalah
milik BI, sehingga anggaran untuk penyelenggaraan CSR/Comdev sebesar 2,5 %
seperti yang ada dalam peraturan pemerintah tidak diterapkan oleh perusahaan. Biaya
penyelenggaraan CSR/Comdev berasal dari biaya operasional yang besarnya
ditentukan berdasarkan perkiraan kebutuhan masyarakat.
2. Jumlah dan jenis/karakter/ciri CSR/Comdev yang diatur dalam undang-undang didak
disebutkan dengan pasti. Namun demikian, PT Badak NGL melaksanakan tanpa
batasan jumlah maupun jenis CSR. Ini dapat dibuktikan dengan karakter programprogram yang dilaksanakan yaitu:
a. Program CSR PT Badak NGL adalah program-program Community Development
yang diarahkan untuk melahirkan kemandirian dan keberlanjutan baik secara
ekonomi, sosial, maupun lingkungan (Community Empowerment).
b. Program CSR PT Badak NGL bukan hanya memberikan sumbangan sosial
(charity) berdasarkan permintaan melalui proposal permohonan bantuan.
c. Konsekuensi dari 2 hal di atas (a dan b) adalah semua program harus dilakukan
melalui mekanisme pemetaan sosial dengan menilai Social Problem masyarakat,
Stakeholders Analyst, dan Sustainable Livelihood masyarakatmekanisme yang
memastikan program tidak bersifat top down tetapi buttom up. Mekanisme ini
yang tidak diatur dalam peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
d. Program comdev disinergikan dengan MDGs dan merupakan salah satu isu
penting dari ISO 26000.
18

e. Selain itu, program-program comdev yang dijalankan bukan merupakan program


yang inline dengan aktivitas perusahaan.
c. Penilaian Investasi
Program-program comdev PT Badak NGL tidak memiliki hubungan dengan investasi
perusahaan. Perhitungan investasi dilakukan oleh perusahaan bukan untuk keuntungan
yang akan diterima oleh perusahaan melainkan keuntungan yang akan diterima oleh
sasaran program atau kelompok mitra binaan. PT Badak hanya memastikan masyarakat
mendapat keuntungan ekonomi dan kualitas lingkungan tetap terjaga.Untuk menghasilkan
keberlanjutan ekonomi, maka program-program lingkungan didesain dengan
mempertimbangkan aspek ekonomi dan lingkungan melalui pelembagaan sosial.
Mekanisme tersebut mampu meminimalisir kerugian ekonomi sehingga motivasi
masyarakat sebagai subyek program community development yang memiliki kepentingan
konservasi lingkungan akan semakin tinggi.
Empat contoh program comdev yang didesain dengan 3 aspek di atas sekaligus adalah [1]
Ikan Kerapu, [2] Mangrove, [3] Ternak Mandiri dan [4] 3 R (Pencacahan Plastik). Tahun
2013 program mangrove sudah mulai dipersiapkan untuk mengikuti perdagangan karbon
(carbon trade) melalui program Clean Development Machanism (CDM) yang sekaligus
hendak mencapai MDGs ke-8, yaitu kemitraan global. Metode diversifikasi buah
mangrove dan CDM untuk mangrove memperbesar keuntungan ekonomi bagi masyarakat
dan kualitas lingkungan hidup. Tahun memasuki pasca pemberdayaan bagi kelompok
mitra binaan pencacahan plastik (program 3 R) dan Ternak Mandiri adalah pada tahun
2013, sedangkan kelompok mitra binaan program Ikan Kerapu di tahun 2015.
d. Penilaian Hambatan Pelaksanaan
Tidak ditemukan hambatan yang signifikan dalam melaksanakan program comdev.
Artinya permasalahan yang muncul lebih banyak terjadi pada saat koordinasi persiapan
program dengan pemerintah, terutama terkait dengan jadwal koordinasi, namun
permasalahan ini tidak berdampak pada pencapaian target program tersebut. Masyarakat
sangat mendukung program comdev karena program yang dilaksanakan berasal dari
kebutuhan masyarakat sendiri.
2) Hasil dan Dana Kegiatan Pengembangan Masyarakat Selama 4 Tahun Terakhir
Dana kegiatan comdev (pengembangan masyarakat) dalam kebijakan anggaran
dikelompokkan dalam 7 kategori. Total anggaran dari kedelapan kategori tersebut dari
tahun 2010 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tahun
Mata Uang
2010
2011
2012
2013
8.619.660.000
10.183.680.000
10.940.760.000
10.847.612.070
Rp
US $

957.000,74

1.131.000,52

1.215.000,64

1.205.290,23

Secara rinci, di tahun 2013 distribusi anggaran dan persentase kegiatan comdev berdasarkan
7 kegiatan sebagai berikut:
No.
1
2
3

Kebijakan Anggaran Comdev


Pendidikan
Community Empowerment
Infrastuktur

Jumlah Rp
%
3.036.547.800 27,99
3.857.766.570 35,56
720.718.560 6,64

19

Keterangan
Capacity Building (27,99 %)
Com. Empowerment (35,56 %)
Community Services/Charity

4
5
6
7

Keagamaan
Olahraga,
Kesenian,
Kebudayaan
Kesehatan
Stakeholders Management
Total

1.110.824.730 10,24
666.299.250 6,14
315.640.800
1.139.814.360

(25,94 %)

2,91
Community Relation (10 %)

10,51
10.847.612.070 100

Selanjutnya, program Community Service/Charity dan Community Relation tidak dibahas


lebih dalam. Jumlah dan persentase keberhasilan penyerapan anggaran program comdev
khusus Community Empowerment dan Capacity Building (Pendidikan) program Comdev
dari tahun 2010 sampai 30 September 2013 adalah sebagai berikut:
No

Program/Kegiatan

2010
Dana
%
(000)
Hasil

Konservasi Mongrove
Ternak Mandiri
Pengelolaan Sampah
3
Berbasis Masyarakat
1.832.000
95
Badak Peduli
4
Pendidikan
5 Dana Bergulir
Pengembangan
6
Komunitas Welder
7 Tepung Tapioka
8 Jamur Tiram
Konservasi kawasan
9
Laut
10 Tekasalo
Budidaya Ikan Air
11
Tawar
Pengembangan
12
Komunitas Mekanik
13 Tata Busana
14 Komunitas Nelayan
15 Tepung K
KKO (Kerupuk,
16
Keripik, Opak)
Keterangan: Data Per 30 September 2013

Tahun
2011
2012
Dana
%
Dana
%
(000)
Hasil
(000)
Hasil

2013
Dana
%
(000)
Hasil

1
2

2.710.000

96
3.828.000

96

6.894.314

20

75

Anda mungkin juga menyukai