Anda di halaman 1dari 20

Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan

Penilaian PROPER 2012-2013


Chevron Geothermal Indonesia, Ltd.
Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. (CGI) telah
mengoperasikan sumur uap panas bumi sejak tahun
1994 dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) sejak tahun 2000 di lapangan Darajat,
Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, Jawa
Barat. Pada tahun 2012, CGI berhasil mencapai
kinerja PROPER yang membanggakan. Hal ini
terbukti dengan pencapaian peringkat emas untuk
kedua kalinya. Melalui kerja sama dan komunikasi
yang efektif dengan para pemangku kepentingan,
kami percaya bahwa kami dapat mempertahankan
peringkat ini untuk periode 2012-2013.

menjamin konsistensi pengelolaan sistem manajemen


Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan (K3LL) yang berorientasi pada perbaikan
berkelanjutan. Hal-hal inilah yang membedakan CGI
dengan perusahaan-perusahaan lain sejenis.
Kami percaya bahwa pengembangan energi dan
pengelolaan lingkungan harus selaras melalui
penerapan pembangunan berkelanjutan dan prinsipprinsip Ekonomi Hijau. Dengan penerapan Ekonomi
Hijau, CGI menghasilkan energi panas bumi dari
Lapangan Darajat dengan kapasitas terpasang 270
MW yang menyediakan energi terbarukan bagi
masyarakat.

Program unggulan CGI dalam PROPER 20122013 adalah optimalisasi kegiatan operasional
Memproduksi
energi dengan
untuk melakukan efisiensi energi, penurunan emisi
cara yang
bertanggung
melalui Clean Development Mechanism (CDM),
jawab
program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) limbah B3 dan
limbah padat non B3, konservasi air dan penurunan
beban pencemaran air melalui re-injeksi uap yang
Penerapan
dikondensasi, keanekaragaman hayati dan konsistensi
OEMS
dalam pelaksanaan program pemberdayaan
Operasi
Komunikasi
masyarakat, serta menjalankan bisnis yang
efisien dan
dan kemitraan
dengan
rendah
beretika. Implementasi dari program pemberdayaan
stakeholder
karbon
masyarakat, yang terdiri dari Community Relation,
Community Services dan Community Development
Gambar 1: Penerapan OEMS dalam Prinsip Ekonomi Hijau
telah berhasil memandirikan masyarakat dan
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima
melahirkan institusi ekonomi lokal baru. Semua
kasih kepada seluruh pemangku kepentingan atas
program unggulan ini telah memenuhi kriteria
dukungan dan peran sertanya dalam pencapaian
additionalitas, lengkap dengan tabel hasil absolut.
kinerja PROPER periode 2012-2013. Sebagai
perusahaan yang menginginkan kemajuan, kami selalu
Program-program unggulan tersebut merupakan
membuka diri kepada semua pihak untuk memberikan
hasil dari implementasi Operational Excellence
masukan, saran, dan kritik yang konstruktif guna
Management System (OEMS). OEMS merupakan
peningkatan kinerja PROPER CGI di periode
sistem yang komprehensif untuk keselamatan dan
mendatang.
kesehatan kerja (safety and health), lingkungan
(environment), kehandalan (reliability) dan efisiensi
(efficiency) yang sudah tersertifikasi dan dilengkapi
dengan tools seperti Lean Sigma, Essential Suite,
Surface Equipment Reliability and Integrity Process
Bramantyo Prakoso
(SERIP), dan lain lain. Kami berkomitmen untuk
Darajat Asset Manager
menyediakan sumber daya yang memadai untuk
Chevron Geothermal Indonesia, Ltd.

Sistem Manajemen Lingkungan

Sistem Manajemen Lingkungan


Latar Belakang dan Tujuan
Semangat Chevron Geothermal Indonesia, Ltd (CGI) dalam menerapkan kriteria Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) tidak hanya sebatas pemenuhan standar Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL), namun sudah menjadi budaya CGI dalam seluruh pelaksanaan
aspek produksi sehari-hari yang sejalan dengan persyaratan PROPER beyond compliance.
Melalui penerapan prinsip ekonomi hijau, CGI mengedepankan pelestarian lingkungan, peningkatan
kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial serta operasi yang rendah karbon dan hemat sumber daya
alam. CGI mewujudkan komitmennya dengan menerapkan Sistem Manajemen Keunggulan Operasi
(Operational Excellence Management System OEMS).

Visi &
Tujuan

Penilaian

Akuntabilitas
Pemimpin

Pengkajian

Perencanaan
Penerapan

Gambar 2: Proses Sistem Manajemen Keunggulan Operasi

OEMS adalah sistem manajemen yang


komprehensif yang mencakup keselamatan dan
kesehatan kerja, lingkungan, kehandalan dan
efisiensi. Salah satu bagian dari OEMS, yaitu
Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental
Stewardship - ES) bertujuan untuk mengelola
aspek-aspek lingkungan seluruh kegiatan operasi
panas bumi dan meningkatkan kinerja lingkungan
secara berkesinambungan. CGI telah menerapkan
OEMS yang melebihi persyaratan-persyaratan dalam
ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 menurut
penilaian terkini yang dilakukan Lloyds Register
Quality Assurance, Inc. (LRQA) pada tanggal 5 April
2012.
2

CGI menerapkan program korporat yang disebut


Essential Suite untuk mendokumentasikan dan
menganalisa data lingkungan dalam memastikan
pemenuhan ketaatan terhadap peraturan. Sistem
ini juga memastikan pemutakhiran persyaratan,
prosedur, maupun peraturan baik internal
perusahaan maupun pemerintah.
Kemampuan Organisasi
Untuk mendukung kemampuan organisasi
yang tanggap dalam menghadapi perubahan,
CGI memiliki sumber daya yang memadai
dan terintegrasi mulai dari CGI, unit bisnis di
Indonesia, hingga Chevron Corporation. Penerapan
persyaratan PROPER di CGI dikelola oleh tim yang
beranggotakan personil dari berbagai departemen.
Tim ini berperan aktif dalam mengemban tanggung
jawab untuk mensukseskan penerapan kriteria
PROPER. Selain memiliki target, kinerja tim
dievaluasi secara berkala untuk membuktikan
akuntabilitasnya.
Penerapan Kriteria PROPER
Penerapan OEMS menjawab seluruh kriteria
penilaian PROPER dan mempertimbangkan
rencana jangka panjang dalam memastikan

Sistem Manajemen Lingkungan

keberlanjutan kinerja PROPER. Program-program


yang dijalankan antara lain adalah:
Melakukan evaluasi organisasi dan implementasi
setiap tahun.
Melakukan internal audit PROPER berdasarkan
kriteria penilaian PROPER yang dilakukan 2
kali dalam setahun, audit internal OEMS yang
dilakukan setahun sekali serta audit Corporate
OEMS yang dilakukan 3 tahun sekali.
Membangun rencana jangka panjang PROPER
yang terintegrasi shaping plan.

lainnya, CGI telah berbagi cerita sukses di dalam buku


A Journey to Gold yang telah diluncurkan bulan
Agustus 2013.

Beberapa penghargaan terkait konservasi dan


diversifikasi energi serta penerapan K3LL yang telah
diraih oleh CGI:
Piagam Penghargaan dari Yayasan Thalassaemia
Cab. Garut atas kontribusi sebagai kelompok
Donor Darah aktif (instansi yang menyumbang
darah terbanyak di Kab. Garut), 2013
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia-Penghargaan Kecelakaan
Membangun dan Meningkatkan Komunikasi
Nihil (Zero Accident Award), 2013
Internal dan Eksternal
PROPER Peringkat Emas, tahun 2011-2012 dan
CGI menyadari bahwa segala upaya yang telah
2009-2010
dilakukan menjadi berarti bila telah menjangkau
Piagam Aditama Penghargaan Pengelolaan K3
dan diketahui oleh seluruh pemangku kepentingan.
Panas Bumi, 2012
CGI senantiasa berusaha meningkatkan komunikasi
internal yang efektif antara lain melalui rapat berkala Reksa Prasadha Gubernur Jawa Barat, 2012
Piagam Utama Penghargaan Pengelolaan
dan memorandum dalam pengelolaan aspek-aspek
Lingkungan Panas Bumi, 2012
lingkungan dan pengembangan masyarakat. CGI
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
juga memastikan bahwa semua lini organisasi
Republik Indonesia-Penghargaan Kecelakaan
internal memahami kepatuhan terhadap peraturan
Nihil (Zero Accident Award), 2011
perundangan. Sementara itu, dalam meningkatkan
Ucapan terimakasih dari PMI Garut Perusahaan
komunikasi yang baik dengan pihak eksternal atau
Pendonor Darah Terbanyak 2011
para pemangku kepentingan (wakil pemerintah dan
Piagam Aditama Penghargaan Pengelolaan K3
masyarakat), CGI mempererat komunikasi dengan
Panas Bumi, 2011
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), BPLHD
Penghargaan Wana Lestari (Emas) dari Menteri
Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Kehutanan, 2011
Garut dan Bandung serta dinas-dinas terkait melalui
Rapat Koordinasi PROPER tanggal 10-11 April 2013 Penghargaan Wana Lestari Tingkat Jawa Barat,
2010
untuk persiapan swapantau (Self Assessment). Selain
Utama (Perak) Pengelolaan Lingkungan dari
itu, CGI terlibat aktif dalam Grup Kerja bersama
ESDM, 2009, 2010
perusahaan lain dan KLH untuk pemodelan CSR
Penghargaan Peringkat Emas Sustainable
Lingkungan.
Engineering Award oleh PII, 2009
CGI secara sukarela berbagi pengalaman pencapaian CDM Host Country Approval pada 31 Agustus
2006 dan Registration Executive Board
PROPER kepada publik dan perusahaan lain. Bersama
UNFCCC pada 11 Desember 2006
KLH dan peraih peringkat Emas PROPER 2011-2012

Gambar 3: Foto Rakor Geothermal 2013

Gambar 4: Foto Rakor Geothermal 2013

Pemanfaatan Sumber Daya

Pemanfaatan Sumber Daya


Ringkasan Keunggulan
CGI merumuskan kebijakan yang sejalan dengan ISO 50001 untuk mewujudkan pemanfaatan sumber
daya yang optimal dan efisien. Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut, CGI memiliki program
Integrated Production System Optimization (IPSO) yang berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh
proses Base Business di fasilitas surface dan sub surface. Setiap fasilitas Chevron yang telah beroperasi
wajib melakukan optimalisasi dan efisiensi terhadap operasinya dan melakukan konservasi sumber daya
alam sesuai ketentuan dalam kebijakan Chevron nomor 530 tentang OEMS dan Kebijakan Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Pelaksanaan optimalisasi dan efisiensi dikelola
secara sistematik menggunakan proses Surface Facilities Optimization (SFO) sebagai bagian tak terpisah
dari IPSO. Semua dokumen pelaksanaan SFO tersimpan dalam document management system Microsoft
SharePoint yang dapat dilihat oleh jaringan Chevron di seluruh dunia. Salah satu tools SFO adalah
Lean Six Sigma dengan mengikuti metodologi DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improve dan Control)
untuk mendapatkan optimalisasi yang lebih aman dan cepat serta lebih baik dalam hal pembiayaan.
Melalui tim Reliability and Integrity (RITA), CGI memastikan kehandalan dan integritas pembangkit
beserta kegiatan pendukungnya.
Proses dan Pencapaian Program/Inisiatif Pemanfaatan Sumber Daya
CGI telah menetapkan rencana jangka panjang seperti di bawah ini.
2014

2015

Penghematan suplai uap PLTP Unit


II dan Unit III
proyek debottle-necking PLTP
Unit II & III dengan instalasi
paralel line dan instalasi isolasi
unit 2&3
Pengoptimalan Tekanan
Upstream PCV 401 & 406
Inovasi Manajemen Sistem Injeksi
untuk mengurangi decline rate
sumur produksi
Penggantian material tracer fase
gas yang lebih ramah lingkungan
Pengoptimalan operasi Menara
Pendingin Unit III dengan
mematikan 1 sel

2012

Melanjutkan program tahun 2012


untuk penghematan suplai uap
PLTP Unit II dan Unit III
Penghematan penggunaan uap
untuk uji sumur
Pengoptimalan operasi Menara
Pendingin Unit III
Mematikan 1 sel
Mengganti motor konvensional
dengan variabel speed drive

Melanjutkan program
penghematan suplai uap PLTP Unit
II dan Unit III
Pengoperasian Isolasi Unit 2&3
Penghematan penggunaan uap
untuk uji sumur
Pengoptimalan operasi Menara
Pendingin Unit III
Mematikan 1 sel
Mengganti motor konvensional
dengan variabel speed drive

Pengoptimalan operasi Menara


Pendingin Unit III
Mematikan 1 sel
Mengganti motor konvensional
dengan variabel speed drive
Melanjutkan program
penghematan suplai uap PLTP Unit
II dan Unit III

Tidak ada kegiatan pengeboran

Optimalisasi penggunaan air untuk


kegiatan domestik

Substitusi air permukaan dengan


kondensat untuk kegiatan
pengeboran

Substitusi air permukaan dengan


kondensat untuk kegiatan
pengeboran

Mempertahankan kontribusi CERs


terbesar nasional dari CDM Darajat
Unit III

Mempertahankan kontribusi CERs


terbesar nasional dari CDM Darajat
Unit III

Mempertahankan kontribusi CERs


terbesar nasional dari CDM Darajat
Unit III

Mempertahankan kontribusi CERs


terbesar nasional dari CDM Darajat
Unit III

Pemanfaatan serpih bor


Penggantian Lampu TL dengan
Lampu LED

Penggantian Lampu TL dengan


Lampu LED
Penggantian material tracer fase
gas yang lebih ramah lingkungan

Pengurangan limbah B3 sesuai


temuan audit OE/HES

Pemanfaatan serpih bor

Pemasangan password pada


mesin foto kopi untuk mereduksi
penggunaan kertas

Peningkatan program 3R
Pengurangan limbah padat non
B3

Peningkatan program 3R
Pengurangan limbah padat non
B3

Peningkatan program 3R
Pengurangan limbah padat non
B3

Pengembangan dari hutan Darajat


Kolaborasi dengan stakeholders
untuk konservasi alam & pendidikan
Pemanfaatan limbah organik
menjadi kompos

Pengembangan bibit, bekerjasama


dengan pihak ke-3
Kolaborasi dengan stakeholders
untuk konservasi alam dan
pendidikan
Pemanfaatan limbah organik
menjadi kompos
Inisiasi pembentukan Green School
bekerjasama dengan Pemerintah

Pengembangan bibit, bekerjasama


dengan pihak ke-3
Kolaborasi dengan stakeholders
untuk konservasi alam dan
pendidikan
Pemanfaatan limbah organik
menjadi kompos
Mensponsori pembentukan klub
pencinta alam pelajar

Peningkatan kegiatan konservasi


alam dan pendidikan berbasis
lingkungan
Pembibitan dan kompos
Pengembangan Green School
bekerjasama dengan Pemerintah

Efisiensi Energi

2013

Konservasi Air dan Penurunan Beban Pencemaran Air

Penurunan Emisi

3R Limbah B3

3R Limbah non B3

Keanekaragaman Hayati

Tabel 1: Proses dan Pencapaian Program/Inisiatif Pemanfaatan Sumber Daya

Program Baru/ Inovasi di 2013

Pemanfaatan Sumber Daya

Manajemen Energi difokuskan untuk melakukan


optimalisasi penghematan energi. Proses ini
menghasilkan output, antara lain: program
manajemen energi yang komprehensif, data
surveillance dan analisa, identifikasi peluang untuk
optimalisasi dan penggunaan metode praktek terbaik
(best practices). Salah satu bentuk implementasinya
adalah audit energi dan benchmarking dengan
industri sejenis, yang dilaksanakan oleh pihak ketiga
yang kompeten yaitu PT. Ganesha Environment
and Energy Services ITB (GEES-ITB). Anggota
tim GEES-ITB sudah mendapatkan sertifikasi Lead
Auditor ISO 50001.

Dari hasil benchmarking efisiensi turbin terhadap


industri sejenis yang dilakukan oleh GEES-ITB, Unit
II memiliki efisiensi sebesar 21,00% dan Unit III
sebesar 21,34% dan menempati posisi pertama dan
kedua terefisien. Nilai-nilai tersebut juga mendekati
nilai efisiensi maksimum sebesar 23%. (Demirel,
2012, Energy: Production, Conversion, Storage,
Conservation and Coupling, Springer, London).
Pemakaian energi dalam bentuk konsumsi uap
spesifik adalah 6,06 ton/MWh yang secara
benchmark rata-rata menempati posisi pertama
secara Nasional atau berada pada posisi empat besar
dalam skala dunia.

A. EFISIENSI ENERGI
1%
Proses Pembangkitan
Sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi,
(Pompa, HVAC, Kipas
CGI menghasilkan listrik yang disalurkan melalui
Menara Pendingin
jaringan pembangkit JAMALI (Jawa-Madura-Bali)
Non-Proses
dengan total produksi sebesar 216 MW dengan
Pembangkitan
rincian 95 MW untuk Unit II dan 121 MW untuk
(Penerangan,
Penggunaan Komputer,
99%
Unit III. Dari total 216 MW energi listrik yang
Bangunan, Kantin)
dihasilkan, total pemakaian energi yang diperlukan
Gambar 5: Grafik Pemakaian Energi untuk Pembangkitan Uap
di CGI untuk pemakaian sendiri hanya 8,8 MW.
Grafik disamping memperlihatkan pemakaian energi untuk proses
pembangkitan uap adalah 8,7 MW (99%). Pemakaian energi untuk
fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan proses pembangkitan KONSUMSI UAP SPESIFIK
uap adalah sebesar 0,1 MW (1%). Rasio hasil efisiensi energi dengan
total pemakaian energi masing-masing kegiatan dapat terlihat dalam
uraian tiap kegiatan dibawah. Intensitas pemakaian energi per MW
SECARA NASIONAL
listrik yang dihasilkan sebesar 4,06%. Berdasarkan benchmarking
yang dilakukan oleh GEES-ITB, posisi intensitas pemakaian energi
6,06 ton/MWh
CGI dibandingkan dengan industri sejenis berada dalam 5 besar
nasional.
1. Penghematan Suplai Uap
a. Pengoptimalan Tekanan
produksi tambahan yang harus
Pembangkit Listrik Tenaga
Upstream Katup Pengatur
dibor sehingga dapat dicapai
Panasbumi (PLTP) Unit II
Tekanan PCV 401 &
penghematan:
dan Unit III
406 sebagai bagian dari
1. Pengurangan lahan untuk
Dalam upaya untuk melakukan
Sustainability Program
tapak sumur baru sekitar 3,5
penghematan energi seperti
Lean Six Sigma
Ha.
yang dituangkan dalam skema
Sebelum inisiatif ini
2. Pengurangan limbah B3
SFO, salah satu yang terus
dilakukan, CGI beroperasi
serpih bor sebesar 3.250 ton.
dilakukan oleh CGI adalah
pada tekanan upstream
3. Pengurangan penebangan
penghematan suplai uap untuk
sekitar 19,38 barg. Setelah
pohon sekitar 750 batang
PLTP Unit II dan Unit III.
dilakukan pelepasan
pohon.
Dalam hal ini inisiatif yang
restricted orifice, tekanan
4. Pengurangan penggunaan air
dilakukan adalah optimalisasi
upstream dapat diturunkan
permukaan (sungai) sekitar
pada upstream pressure dan
menjadi 19 barg. Hingga saat
35.000 m3.
upaya penurunan pressure drop
ini, tekanan Upstream 18,5
5. Pengurangan penggunaan
pada katup pengatur tekanan
barg dapat dipertahankan
bahan bakar sekitar 600.000
PCV 401/PCV 406 dengan
tanpa mempengaruhi
liter.
jalur paralel. Keuntungan yang
pembangkitan listrik pada
Secara terperinci program dan
diperoleh dari inisiatif tersebut
PLTP Unit II sebesar 95 MW
inisiatif yang dilakukan adalah
untuk tahap saat ini adalah
dan PLTP Unit III sebesar
sebagai berikut:
berkurangnya 5 (lima) sumur
121 MW.

TERHEMAT

Pemanfaatan Sumber Daya

Penurunan tekanan ini meningkatkan ketersediaan


uap sebesar 14,1% dari 462 kg/s menjadi 527 kg/s.
Dengan demikian, ketersediaan uap yang semula
diperkirakan akan menurun pada bulan Oktober
2012, dapat diperpanjang menjadi bulan Januari
2014. Oleh karena itu, untuk menjaga ketersediaan
uap sampai dengan tahun 2020, jumlah pengeboran
sumur tambahan yang harus dilakukan dapat
diturunkan dari sebanyak 25 menjadi 20 sumur.

800
700
600
527

500

462
400

Ketersediaan Uap Naik

300
200
100

Tekanan Berkurang

0
15,0

16,0

17,0

18,0

19,0
18,5

MENINGKATKAN

14,1% KETERSEDIAAN UAP

20,02

1,0

22,0

23,0

19,3

WHP (Barg)

Gambar 6: Kurva Ketersediaan Uap

Bukan praktek yang umum diterapkan karena perlu membuat prosedur yang berbeda agar pengoperasian
sumur pada saat kondisi normal dan saat terjadi gangguan dari jaringan menjadi lebih efisien.

Praktek Umum

Kewajiban yang Diatur dalam


Tidak ada peraturan yang mewajibkan perusahaan melakukan manajemen penurunan tekanan upstream.
Peraturan

Investasi

Diperlukan investasi untuk melakukan studi mendalam dan berkelanjutan serta analisis data yang
untuk mengubah cara pengoperasian sumur produksi. Diperlukan sumber daya multi disiplin untuk
memahami karakteristik sumur dan dampaknya pada fasilitas permukaan. Program ini akan menunda
dan mengurangi perlunya sumur tambahan sehingga dampak lingkungan dari kegiatan pengeboran dapat
dikurangi.

Hambatan Pelaksanaan

Diperlukan upaya komunikasi dan pembelajaran terus menerus untuk mengubah cara beroperasi agar
lebih efisien.
Tabel 2: Uji Additionalitas Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

Kegiatan Efisiensi Energi


Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup
Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

Hasil Absolut Efisiensi Energi Tahun

Satuan

2011

2012

2013

26

65

65

kg/s

15,5

38,9

38,9

MW

Tabel 3: Hasil Absolut Efisiensi Energi Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

b. Instalasi Parallel Line Pada Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406
jalur pada katup pengatur tekanan PCV 401
Instalasi ini bertujuan untuk mengurangi
dan PCV 406 akan menjadi tersendiri yang
pressure drop di sepanjang jalur pipa uap
dapat mengurangi pressure drop sebesar 0,9
sehingga tekanan upstream yang rendah dapat
bar. Setelah konstruksi selesai dilakukan
dipertahankan. Tekanan upstream yang rendah
menurunkan laju penurunan sumur produksi
pada bulan Juli 2013, pengoperasian
sehingga menunda pengeboran sumur
ditargetkan untuk dilakukan pada kuartal
pertama 2015.
tambahan. Konstruksi instalasi ini telah selesai
3. Memasang parallel line pada jalur PCV
dilakukan pada Juli 2013 yang terdiri dari
401 untuk suplai uap ke Unit II yang dapat
beberapa tahap:
1. Memasang parallel line pada jalur PCV
mengurangi pressure drop sebesar 0,8 bar.
Pengoperasian ditargetkan akan dilakukan
406 untuk suplai uap ke Unit III yang
pada kuartal pertama 2015.
dapat mengurangi pressure drop sebesar
1,04 bar. Proses konstruksi telah selesai
dilakukan dan akan dilanjutkan dengan
tes kelayakan pada akhir bulan September
Sumur
Sumur
Sumur
2013. Pengoperasian normal akan dilakukan
pada November 2013 dan dapat mengurangi
Pengoptimalan
Instalasi pipa
Tekanan
paralel pada
Upstream Katup
katup pengatur
kebutuhan sumur tambahan sebanyak 6
Pengatur
tekanan PCV
Tekanan PVC
401 & 406
sumur.
401 & 406
2. Membuat pemisahan jalur pipa untuk
Gambar 7: Diagram Efisiensi Pasokan Uap melalui Penurunan
menghilangkan common header sehingga
Tekanan Operasi Sumur

25

20

14

Pemanfaatan Sumber Daya


Praktek Umum

Bukan praktek umum karena risiko kegagalan yang besar terhadap investasi.

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Tidak ada peraturan yang menetapkan pengelolaan sistem penurunan tekanan upstream.

Investasi

Diperlukan investasi untuk melakukan kajian, pemodelan, instalasi pipa dan sistem pengatur otomatis
untuk jalur paralel yang akan mengurangi perlunya sumur tambahan sehingga dampak lingkungan
dari kegiatan pengeboran dapat dikurangi.

Hambatan Pelaksanaan

Diperlukan sumber daya multi disiplin yang sangat kompeten dan berpengalaman untuk
mengembangkan desain dan melakukan pemodelan fasilitas tambahan.
Tabel 4: Uji Additionalitas Instalasi Parallel Line Pada Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

2. Optimalisasi Pengoperasian Menara Pendingin Unit III


Sejak 21 April 2011 sampai saat ini, PLTP Unit III telah mampu
dioperasikan hanya dengan 8 sel menara pendingin secara aman
dari rancangan awal sebanyak 9 sel. Dan pembangkitan tetap stabil
di 121 MW, artinya CGI kembali menghemat energi sebesar 3.240
kWh/hari atau 1.182,6 MWh/tahun yang setara dengan penggunaan
listrik untuk 150 rumah berkapasitas 900 W. Sampai saat ini, secara
kumulatif jumlah listrik yang sudah dihemat melalui optimasi
ini adalah 2.686 MWh. Rasio hasil efisiensi energi terhadap total
pemakaian energi adalah 0,026.

Akumulasi Jumlah
Listrik Dihemat
Mencapai 2.686 MWh
dengan Rasio Hasil
Efisiensi Energi 0,026

Hasil Absolut Efisiensi Energi Tahun

Kegiatan Efisiensi Energi


Optimalisasi Pengoperasian Menara Pendingin
Unit III

2011

2012

2013

822,96

1.182,6

680,4

Satuan
MWh

Tabel 5: Optimalisasi Pengoperasian Menara Pendingin Unit III

3. Penghematan Konsumsi Listrik Menara Pendingin Unit III melalui Penggunaan Direct Drive
Motor Fan
CGI telah melakukan kajian terhadap penggunaan direct drive
Perintis Penggunaan Teknologi
motor fan yang dapat mengatur putaran kipas berdasarkan suhu
Direct Drive Fan dengan
air keluaran menara pendingin, dimana kondisi tersebut sangat
ditentukan oleh suhu lingkungan. Dengan demikian, pada suhu
Perkiraan Penghematan Energi
lingkungan yang rendah, suhu air keluaran menara pendingin akan
2.080.356 kWh tiap tahun
lebih cepat tercapai sehingga putaran kipas menjadi sangat lambat
dan konsumsi listriknya berkurang.
Sebagai perintis dalam penggunaan teknologi ini, CGI telah membeli dua unit direct drive motor fan
yang akan dipasang pada dua sel menara pendingin Unit III. Pemasangan akan dilakukan pada kuartal
pertama 2014 dan akan menghemat konsumsi listrik sebesar 2.080.356 kWh/tahun.
Praktek Umum

CGI memelopori penggunaan teknologi direct drive motor fan di dalam industri pembangkit listrik
tenaga panas bumi di Indonesia.

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Tidak ada peraturan yang mengatur penggunaan jenis motor penggerak kipas pada menara
pendingin.

Investasi

Diperlukan investasi yang relatif besar untuk melakukan penggantian motor yang telah terpasang
dengan direct drive motor fan yang juga meliputi proses pemasangan, pelatihan bagi Operator dan
Teknisi, dan pengadaan suku cadang. Program ini tidak menambah kapasitas pembangkitan listrik,
namun memberikan manfaat bagi lingkungan dengan beroperasi lebih hemat listrik.

Hambatan Pelaksanaan

Diperlukan tenaga ahli multi disiplin yang sangat kompeten dan berpengalaman untuk menentukan
spesifikasi direct drive motor fan berikut sarana pendukungnya, sistem kontrolnya, dan peninjauan
risiko keselamatan.

Tabel 6: Uji Additionalitas Penghematan Konsumsi Listrik Menara Pendingin Unit III melalui Penggunaan Direct Drive Motor Fan

Pemanfaatan Sumber Daya

4. Penghematan Penggunaan Uap untuk Uji Kapasitas Sumur


CGI terus menerus melakukan inovasi penghematan penggunaan uap dalam kegiatan uji sumur.
Pada awal operasi lapangan panas bumi, uji sumur untuk mengetahui kapasitas sumur menggunakan
metoda Multirate Isochronal Test yang membutuhkan waktu 21 hari. Pengujian dengan metode ini
mengkonsumsi sebanyak rata-rata 62.220 ton uap/sumur. Tahun 2010 hingga 2013, CGI melakukan
inovasi untuk metode pengujian sumur dengan menggunakan metode Modified Isochronal Test.
Dengan waktu pengujian hanya 7 hari, uap yang digunakan rata-rata sebesar 24.300 ton uap/sumur.
Metode ini mengurangi penggunaan uap untuk pengujian sebesar rata-rata 37.917 ton uap/sumur. Rasio
penghematan jumlah uap terhadap total jumlah uap yang digunakan untuk inovasi uji kapasitas sumur
ini adalah 0,39.
Hasil Absolut Efisiensi Energi Tahun

Kegiatan Efisiensi Energi


Optimalisasi Pengoperasian
Menara Pendingin Unit III

Satuan

2010

2011

2012

2013

127.919
(8 sumur)

121.749
(8 sumur)

19.040
(1 sumur)

31.103
(2 sumur)

Ton

21.385

20.354

3.183

5.200

MW

Tabel 7: Hasil Absolut Efisiensi Energi Penghematan Penggunaan Uap untuk Uji Kapasitas Sumur

B. PENURUNAN EMISI
Sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi, gas rumah kaca (CO2) yang dihasilkan CGI hanya berasal dari
CO2 yang terkandung di dalam Non-Condensable Gas (NCG) dari uap untuk pembangkit listrik. Selain itu
parameter emisi lainnya adalah NH3 dan H2S. Berdasarkan benchmarking yang dilakukan oleh GEES-ITB, total
emisi CGI yang berhubungan dengan pembangkitan dengan parameter CO2, NH3, H2S adalah 39.230 ton, 76
ton dan 3.065 ton per tahun. Sedangkan total emisi yang berkaitan dengan fasilitas pendukung adalah 355 ton.
Rasio hasil penurunan emisi (CERs) dijelaskan dalam uraian dibawah. Dari hasil benchmarking yang dilakukan
oleh GEES-ITB, emisi CO2 CGI adalah terendah di level nasional dan merupakan posisi terbaik nomor 2
di dunia.
Mempertahankan Kontribusi
Certified Emission Reductions
(CERs) Terbesar Nasional
Melalui Clean Development
Mechanism (CDM) Darajat
Unit III
CGI
Gianyar
PT Holcim

12%

PT Indotirta

41%

17%
1%

MEN Tangerang
Indocement
Tambun LPG
Kamojang

23%

Wayang Windu
Lainnya

Gambar 8: Grafik Persentase CERs Nasional


Tahun 2013, diolah dari laman UNFCCC

CGI menjadi pelopor dalam


penentuan faktor emisi nasional
untuk sektor pembangkit listrik
di Jawa-Madura-Bali. Faktor
8

emisi ini menjadi acuan bagi


industri di Indonesia untuk
menghitung penurunan emisinya.
CGI merupakan PLTP pertama
di Indonesia yang mendapatkan
Certified Emission Reduction
(CERs) dari United Nations
Framework Convention on
Climate Change (UNFCCC)
di sektor energi. CGI saat ini
berkoordinasi dengan Dewan
Nasional Perubahan Iklim (DNPI)
melakukan proses perpanjangan
komitmen CDM.
Melalui program ini, CGI
berkontribusi dalam penetapan
kriteria pembangunan
berkelanjutan dan program
capacity building pemerintah
Indonesia sehingga terbentuk
tatanan kelembagaan baru yaitu:
Designated National Authority
(DNA) dan DNPI.

Adapun hasil signifikan dari


program ini adalah:
Berpartisipasi terhadap
penurunan Gas Rumah Kaca
(GRK) melalui operasi PLTP
rendah emisi dengan reduksi
karbon sekitar 717.391 CO2 ton/
tahun.
Melakukan pemantauan dan
perhitungan penurunan emisi
GRK serta melakukan eksternal
audit oleh pihak ketiga yang telah
terakreditasi UNFCCC secara
berkala.
Pada tanggal 26 Juni 2013
laporan pemantauan pengurangan
emisi Darajat Unit III dengan
CERs sebesar 345.420 ton CO2
eq telah disahkan oleh UNFCCC,
sehingga sampai saat ini 7 buah
laporan pemantauan Darajat
UnitIII telah disahkan oleh
UNFCCC dengan total CERs
sebesar 3.766.23 ton CO2 eq.

Pemanfaatan Sumber Daya

Total CERs yang diperoleh secara


Nasional hingga September 2013
sebesar 9.222.113 ton CO2 eq
atau sebanyak 41% kontribusi
CGI terhadap penurunan emisi
secara nasional.

41%

41%

PENURUNAN EMISI NASIONAL


Penurunan
EmisiCERs
Nasional
BERASAL DARI
CGI
Berasal dari CERs CGI

9.222.113 ton

CO2 eq
CERs hingga Juni 2013

Praktek Umum

Tidak semua Industri Panas Bumi di Indonesia mendaftarkan diri untuk mengikuti Program dari
UNFCCC. CDM Darajat Unit III merupakan satu-satunya proyek CDM di Indonesia yang termasuk
dalam daftar proyek CDM yang menjadi rujukan bagi UNFCCC dalam penyusunan baseline dan
metodologi CDM di dunia seperti tertuang dalam ACM0002/ Version 13.0.0 EB 67.

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Peraturan di Indonesia tidak mengatur industri panas bumi untuk mengikuti program CDM dan
mendapatkan CERs.

Investasi

Harga jual karbon tiap tahun memperlihatkan kecenderungan menurun, tetapi CGI tetap berkomitmen
untuk melakukan pemantauan terhadap karbon yang dihasilkan dan tetap melanjutkan proyek CDM.

Hambatan Pelaksanaan

Melibatkan beberapa tim yang saling terintegrasi dan membutuhkan usaha serta waktu untuk
mencapai tingkat kompetensi dalam melaksanakan program ini.
Tabel 8 : Uji Additionalitas Clean Development Mechanism (CDM) Darajat Unit III

Kegiatan

Parameter

Clean Development Mechanism


(CDM) Darajat Unit III

Hasil Absolut Efisiensi Energi Tahun

Satuan

2010

2011

2012

2013

CERs

712.744

719.116

707.966

345.272

ton CO2eq

CERs

950.325

958.821

943.955

460.363

MWh

Tabel 9: Hasil Absolut Clean Development Mechanism (CDM) Darajat Unit III

C. 3R LIMBAH B3
Apabila ada kegiatan pengeboran, serpih bor merupakan limbah dominan yang seluruhnya (100%)
dimanfaatkan untuk bahan pembuatan batako, pengerasan jalan, dan dinding penahan saluran air. Limbah
B3 lainnya adalah kain lap yang terkontaminasi, baterai bekas, oli bekas, lampu TL bekas, dan lain-lain
yang jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan serpih bor. Total limbah B3 yang dihasilkan CGI
sebesar 9,41 ton per tahun. Rasio hasil 3R terhadap total limbah B3 yang dihasilkan dari masing-masing
program akan dijelaskan di tiap uraian program di bawah. Hasil benchmarking yang dilakukan oleh
GEES, membuktikan bahwa CGI berada dalam posisi 2 besar nasional dengan industri sejenis. Upaya 3R
tetap dilakukan untuk mengurangi dan memanfaatkan limbah B3 diantaranya yang menjadi unggulan CGI
tahun ini adalah sebagai berikut:
1. Penggantian Lampu TL dengan Lampu Light Emitting Diode (LED)
Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, CGI selalu berupaya untuk mengurangi limbah B3. Sejak
tahun 2011, CGI melakukan penggantian lampu TL menjadi lampu LED. Lampu LED tidak mengandung
merkuri dan tahan pecah sehingga mengurangi timbunan limbah B3. Konsumsi listrik lampu LED hanya
50% dari lampu TL. Selama tahun 2013, rasio pengurangan limbah B3 terhadap total limbah B3 yang
dihasilkan adalah 0,015. Berdasarkan pengoperasian 10 jam/hari selama 240 hari/tahun, efisiensi yang telah
dicapai, sebagai berikut:
Kegiatan
Pengurangan Limbah B3 Melalui
Program Penggantian Lampu TL
dengan Lampu Light Emitting
Diode (LED)

Jenis Limbah
B3
Bekas Lampu
TL mengandung
merkuri

Hasil Absolut Tahun

Satuan

2010

2011

2012

2013

309

296

118

723

lampu

13,35

12,78

5,09

31,22

MWh

10,06

9,63

3,84

25,53

ton CO2eq

58,71

56,24

22,42

137,37

kg

Tabel 10: Hasil Absolut Pengurangan Limbah B3 Melalui Program Penggantian Lampu TL dengan Lampu Light Emitting Diode (LED)

Pemanfaatan Sumber Daya

2. Penggantian Material Tracer Fase Gas yang


Lebih Ramah Lingkungan
Tracer test adalah kegiatan untuk mengetahui
penyebaran dan pola aliran air injeksi dengan
menginjeksikan bahan kimia tertentu ke dalam
sumur injeksi. Tahun 2008, CGI mensponsori
penelitian Thermochem tentang penggunaan
golongan perfluorocarbon yaitu PMCP
(perfluoromethylcyclopropane) dan PMCH
(perfluoromethylcyclohexane) sebagai material
tracer yang memiliki Global Warming Potential
(GWP) lebih rendah untuk menggantikan R-23.

gas PMCP dan PMCH terhadap material


konvensional R-23 adalah 0,25.
CGI juga membuat karya tulis dan berbagi
pengalaman dalam forum internasional seperti
World Geothermal Conference (WGC) dan
Geothermal Resource Council (GRC). Pada
tahun 2013, CGI mendukung HCFC Phaseout Management Plan yang dicanangkan
Kementerian Lingkungan Hidup.

CGI merupakan perusahaan panas bumi pertama


di dunia yang menggunakan material ini untuk
program tracer. Material yang dilakukan adalah
sebesar 120 kg. Rasio substitusi tracer fase
Praktek Umum

Praktek tracer test menggunakan material PMCP/PMCH ini pertama kali dilakukan oleh CGI
menggantikan material refrigerant golongan HFC.

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Peraturan yang berlaku hanya mengatur pelarangan untuk penggunaan material yang bersifat
perusak lapisan ozon dan tidak spesifik mensyaratkan penggunaan material PMCP dan PMCH.

Investasi

CGI mensponsori penelitian untuk aplikasi sebagai material tracer di Geothermal Plant, biaya
investasi cukup besar namun lebih ramah lingkungan.

Hambatan Pelaksanaan

Resiko kegagalan tinggi, ketersediaan bahan baku (material tracer) tersebut terbatas di pasaran,
keterbatasan alat uji dengan presisi yang kecil (alat dengan detection limit hingga ppb).

Tabel 11: Uji Additionalitas Pengurangan Limbah B3 Melalui Program Penggantian Material Tracer Fase Gas yang Lebih Ramah Lingkungan

D. 3R LIMBAH PADAT NON B3


Timbulan limbah Non B3 CGI pada tahun 2013 adalah sebesar 0,556 kg/orang/hari atau setara dengan
0,01970 kg/MWh. Intensitas timbulan limbah non B3 CGI relatif rendah, sehingga berada dalam posisi
ketiga terbaik Nasional untuk industri sejenis.


10

Aplikasi Mesin Printer Pintar


(Printing Management System)
CGI menggunakan Mesin Printer Pintar (MPP)
menggantikan printer konvensional untuk
mendukung program 3R. MPP mempunyai
beberapa keunggulan diantaranya:

Mesin hanya akan mencetak dokumen apabila

pemilik dokumen login ke MPP dengan
menggunakan kartu akses miliknya.
MPP menyediakan fasilitas kepada pemilik

dokumen untuk melanjutkan atau membatalkan
pencetakan dokumen.
Dokumen otomatis terhapus dari program
apabila pemilik tidak melakukan pencetakan
setelah 8 jam.

Menyediakan fasilitas untuk melihat data


historis pencetakan sehingga dapat diketahui
jumlah pencetakan masing-masing pengguna.
Aplikasi MPP telah menghindari pencetakan
dokumen yang tidak diperlukan sehingga dapat
mengurangi penggunaan kertas dan toner.
Sejak dioperasikan MPP (Oktober 2012) hingga
Agustus 2013, rasio penurunan penggunaan kertas
dibandingkan dengan pemakaian kertas di tahun
2012 adalah 0,224.

Pemanfaatan Sumber Daya

PENURUNAN PENGGUNAAN
KERTAS HINGGA

22,4%

Gambar 9: Mesin printer pintar

Praktek Umum

MPP belum umum digunakan oleh banyak perusahaan, perusahaan lain hanya menggunakan MPP di
kantor pusat saja. Baru hanya Chevron di Indonesia yang menggunakan MPP di seluruh unit usahanya
(Sumatera, Kalimantan, dan Jawa).

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Hingga saat ini peraturan perundangan hanya menganjurkan untuk menerapkan 3R namun tidak
spesifik merujuk kepada metode dan alat yang harus digunakan.

Investasi

Diperlukan investasi yang lebih besar untuk pengadaan MPP dibandingkan dengan printer
konvensional. Pemasangan dan pemeliharaan MPP memerlukan teknisi khusus yang memerlukan
kontrak pada periode tertentu.

Hambatan Pelaksanaan

Perubahan paradigma dari peralihan penggunaan printer konvensional ke MPP yang memerlukan usaha
yang lebih untuk proses pencetakan.
Tabel 12: Uji Additionalitas Aplikasi Mesin Printer Pintar (Printing Management System)

Nama Program

Jenis
Limbah
Non B3

2011

2012

2013

Pengurangan Penggunaan Kertas

Kertas

582

540

121

Hasil Absolut Tahun

Satuan
kg

Tabel 13: Hasil Absolut Aplikasi Mesin Printer Pintar (Printing Management System)

E. KONSERVASI AIR DAN PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR


Berdasarkan audit yang dilakukan GEES-ITB, total air yang digunakan untuk kebutuhan domestik ini adalah
sebesar 6.757 m3/tahun dengan pemakaian air rata-rata 25,4 liter/orang/hari (pemakaian kantor dan kantin)
yang merupakan pemakaian air domestik terendah dibandingkan industri panas bumi nasional.
1. KONSERVASI AIR
Substitusi Penggunaan Air
Permukaan dengan Kondensat
Air kondensat yang dihasilkan
dari proses produksi digunakan
untuk mensubstitusi air
permukaan dalam kegiatan
perawatan sumur untuk
mendukung program konservasi
air.
Selama tahun 2012, CGI hanya
mengambil air permukaan
sebanyak 90.852 m3 atau 2,6%
dari SIPPA dan pada tahun 2013
penggunaan air permukaan
sebanyak 23.919 m3 atau 0,69%

dari SIPPA. Penggunaan air


permukaan lebih diprioritaskan
untuk keperluan masyarakat
sehingga tidak ada kompetisi
penggunaan air antara CGI
dengan masyarakat sekitarnya.

HANYA

0,69%
PENGGUNAAN AIR
DARI IZIN SIPPA

Gambar 10: Ijin SIPPA

11

Pemanfaatan Sumber Daya

Praktek Umum

Perawatan sumur di industri sejenis pada umumnya masih menggunakan air permukaan.

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Tidak ada peraturan yang mensyaratkan penggunaan air kondensat dalam kegiatan perawatan
sumur lapangan panas bumi.

Investasi

Meskipun kegiatan ini memerlukan dana untuk pembuatan infrastruktur jalur pemipaan dan
pembelian alat namun tidak ada keuntungan bisnis mengingat tidak ada penambahan kapasitas
produksi listrik. Dengan dilakukannya metode ini CGI telah menghemat penggunaan air
permukaan.

Hambatan Pelaksanaan

Proyek ini melibatkan beberapa tim yang saling terintegrasi yang membutuhkan upaya dan waktu
untuk menjamin keberhasilannya.
Tabel 14: Uji Additionalitas Substitusi Penggunaan Air Permukaan dengan Kondensat

Hasil Absolut Tahun

Kegiatan
Penggunaan Air Permukaan untuk Perawatan
Sumur (Persentase terhadap SIPPA: 3.468.960
m3/tahun)

2010

2011

2012

2013

28.587
(0,82%)

32.621
(0,94%)

90.852
(2,60%)

23.919
(0,69%)

Satuan
m3

Tabel 15: Hasil Absolut Konservasi Air Melalui Substitusi Penggunaan Air Permukaan dengan Kondensat

2. PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR


Pengelolaan Air Kondensat dalam Proses
2. Kondensat yang 2/3 bagian masuk menara
Operasi
pendingin untuk diturunkan temperaturnya
Lapangan panas bumi Darajat merupakan
yang akibatnya akan terjadi penguapan ke
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
atmosfir.
dengan menggunakan sistem dominansi uap
3. Kondensat dari basin menara pendingin
kering atau dry steam dominated system
digunakan kembali untuk proses kondensasi
dimana uap yang digunakan berupa fasa
berikutnya di kondensor.
uap jenuh (superheated steam) dengan
temperatur mencapai 240C. Sisa uap dari
Dengan demikian CGI tidak membuang
proses turbin generator dikondensasi dalam
air terproduksi (kondensat) ke lingkungan,
kondensor. Air kondensat yang dihasilkan
sehingga dapat menghilangkan beban
dari kondensor dimanfaatkan untuk:
pencemaran air, karena NH3, H2S, arsenik dan
1. Sebanyak 1/3 bagian kondensat akan
merkuri yang terkandung dalam air kondensat
diinjeksikan kembali ke dalam reservoir
diinjeksikan kembali. Jumlah kondensat yang
panasbumi. Di dalam perut bumi, air
diinjeksikan ke reservoir panas bumi sebanyak
kondensat ini akan dipanaskan oleh magma
4.359.726 m3/tahun atau setara dengan laju alir
menjadi uap yang selanjutnya uap tersebut
498 m3/jam. Beban pencemar air yang dapat
digunakan untuk mempertahankan tekanan
dihilangkan dari proses injeksi ini sebagai
dan cadangan reservoir.
berikut:
Kegiatan

Parameter
Air Kondensat

Penurunan Beban Pencemaran


Air

Hasil Absolut Tahun


2010

2011

2012

2013

CGI menginjeksikan 100% air terproduksi sebagai bagian dari proses operasi
(renewable energy), sebesar 11.944 m3/hari atau 4.359.726 m3/tahun

Satuan
m3

Amonia

89,992

99,796

118,901

33,331

ton

Sulfida

5,565

1,695

0,145

0,089

ton

Arsen

0,190

0,091

0,435

0,008

ton

Raksa

0,002

0,002

0,002

0,001

ton

Tabel 16: Hasil Absolut Penurunan Beban Pencemaran Air Melalui Pengelolaan Air Kondensat dalam Proses Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
Lapangan Panas Bumi Darajat

12

Pemanfaatan Sumber Daya

F. PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI


1. Nursery (Pembibitan)
Untuk menentukan jenis tanaman yang
akan dikembangbiakkan, CGI berpedoman
pada Indeks Kerapatan jenis tanaman yang
ada di sekitar Cagar Alam Papandayan dan
lapangan panas bumi Darajat. Pengadaan
bibit diutamakan untuk jenis tanaman dengan
Indeks Kerapatan yang kecil (langka). Pada saat ini (Agustus 2013), di Nursery CGI terdapat 9.400
bibit siap tanam yang meliputi lebih dari 27 jenis tanaman asli. Bibit tersebut akan digunakan untuk
penghijauan di lapangan panas bumi Darajat dan mendukung program penghijauan yang dilakukan
oleh para pemangku kepentingan. Upaya pembibitan ini telah dilakukan sejak tahun 2000.

9.400 BIBIT
SIAP TANAM DARI 27 JENIS
TANAMAN LANGKA

2. Green Camp
Green Camp adalah kegiatan untuk
meningkatkan kepedulian lingkungan,
pengetahuan umum tentang perlindungan
lingkungan dan pembentukan karakter
peduli lingkungan yang diprakarsai oleh
CGI. Green Camp diharapkan menjadi
cikal bakal dibentuknya program Green
School yang mengintegrasikan kurikulum
dan ekstrakurikuler sekolah dengan Konsep
Lingkungan.
Program ini dilakukan setiap tahun dan dimulai
sejak tahun 2008 dengan sasarannya adalah
Gambar 11: Kegiatan Penanaman Pohon Program Green Camp
pelajar Sekolah Menengah Tingkat Pertama
(SMP) atau sederajat di Kabupaten Garut. Kegiatan ini melibatkan pemerhati lingkungan seperti
tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), instansi pemerintah dan akademisi.
Praktek Umum

Program pembibitan tanaman asli, penanaman pohon yang dikemas terpadu dengan program
pengomposan, pemberdayaan masyarakat dan pendidikan terhadap generasi muda untuk cinta
lingkungan merupakan inisiatif CGI Darajat yang dimulai sejak tahun 2008.

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Tidak ada peraturan yang mengatur inisiatif keterpaduan program ini.

Investasi

CGI mengeluarkan dana untuk menjalankan program ini tanpa ada keuntungan bisnis namun
memberikan manfaat kepada masyarakat berupa peningkatan kepedulian lingkungan.

Hambatan Pelaksanaan

Program ini melibatkan banyak pihak seperti tokoh masyarakat, LSM, Dinas LH, Kepala
Sekolah, para siswa dan menyesuaikan dengan waktu belajar siswa serta para Guru pembimbing.
Dengan demikian dibutuhkan usaha, waktu dan komunikasi yang konsisten untuk menjamin
keberhasilannya.
Tabel 17: Uji Additionalitas Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Kegiatan

Hasil Absolut Tahun

Satuan

2010

2011

2012

2013

Green Camp

180

317

251

*baru diadakan di
akhir tahun 2013

peserta

Jumlah bibit yang ditanam

12

27

jenis

Jumlah bibit yang ditanam

7.305

4.205

4.465

9.400

bibit

Tabel 18: Hasil Absolut Perlindungan Keanekaragaman Hayati

13

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat
1. Komitmen CGI Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
CGI terus berkomitmen untuk mendukung aspek-aspek pembangunan berkelanjutan melalui
keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam program pengembangan masyarakat yang berbasis
partisipasi masyarakat. Komitmen tertulis ini terlihat mulai dari tingkat korporat hingga unit lapangan
Darajat. Hal ini selaras dengan nilai-nilai yang dianut CGI yaitu The Chevron Way, di mana salah
satunya adalah kemitraan. Nilai ini kemudian diterjemahkan ke dalam tiga pilar strategis, yaitu:
Membangun kemitraan strategis, melakukan advokasi kebijakan dan regulasi,
Melakukan engagement (keterlibatan) kepada komunitas lokal melalu berbagai program investasi
sosial sehingga terbangun pemahaman yang sama untuk mendukung bisnis, dengan fokus pada
keberlanjutan program dan kemandirian masyarakat,
Meningkatkan reputasi perusahaan sebagai good corporate citizenship.

Bagi CGI, program pemberdayaan masyarakat


yang terdiri dari Community Relations,
Community Services dan Community
Development diperhitungkan sebagai investasi
sosial jangka panjang. Dengan demikian,
program dirancang bukan berdasarkan anggaran
namun berdasarkan analisis kelayakan
program itu sendiri. Sebagai investasi sosial,
komitmen CGI dalam meningkatkan kualitas
sosial, lingkungan dan ekonomi masyarakat di
sekitar wilayah operasinya diwujudkan dalam
suatu rencana strategis jangka panjang untuk
mencapai program yang berkelanjutan dan
mandiri. Program pemberdayaan masyarakat
berfokus pada bidang pengembangan
ekonomi masyarakat tempatan dan UMKM,
pengembangan kualitas sumber daya manusia,
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, kesehatan,
lingkungan dan pengembangan bisnis tempatan.

14

Untuk mendukung implementasi program, CGI


memiliki unit kerja khusus yang menangani
pemberdayaan masyarakat. Unit kerja ini berada
di bawah Departemen Policy, Government, and
Public Affairs/PGPA (Kebijakan, Hubungan
Masyarakat dan Pemerintahan). Untuk level
unit lapangan Darajat, tim ini dibawah kendali
Team Manager PGPA Darajat, didukung oleh
specialist Social Investment dan Government
Relations dan karyawan kontraktor pendukung
yang memiliki kompetensi memadai dengan
kualifikasi, pengalaman dan jenjang pelatihan
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
tuntutan program pengembangan masyarakat.
Kompetensi sumber daya ini juga didukung
dengan sistem tata kelola program
pengembangan masyarakat, mulai dari pada fase
perencanaan, implementasi, pemantauan dan
evaluasi serta pelaporan.

Pemberdayaan Masyarakat

Fokus/ Bidang

2010

2012

2013

Pengembangan
UMKM Berbasis
Kelompok Masyarakat

Review Program sebelumnya,


Identifikasi kelompok binaan,
potensi bahan baku lokal.
Penguatan Kelompok
Pendampingan teknis

Penguatan kelompok
dan internalisasi usaha
kelompok
Penguatan kapasitas
pelaku UMKM
Pendirian rumah kreasi
Pengenalan koperasi

2011

Pendirian lembaga lokal


(koperasi Samarawangi)
Penguatan kapasitas pelaku
usaha UMKM
Pendirian UMKM Center
sebagai pusat pembelajaran
UMKM
Pendirian perpustakaan mini

Penguatan Koperasi Samarawangi


Pembuatan website Samarawangi
Penguatan Desa Wisata
Sukalaksana dengan budaya lokal
(batik garut, silat, dsb)
Penguatan UMKM Center
Identifikasi kelompok binaan baru

2014

Pelatihan dasar pengelolaan


utama
Pelatihan teknis
pengembangan usaha
(pengolahan produk)

Pelatihan teknis
pengolahan produk
Diversifikasi produk
usaha
Pelatihan teknis
kemasan produk
Pelatihan dasar
manajemen usaha
Sertifikasi produk (PIRT
dan Halal MUI)

Pelatihan teknis
pengembangan produk
Diversifikasi produk usaha
Standardisasi kemasan
produk
Standardisasi kualitas produk
Pelatihan lanjutan
pengelolaan usaha
Sertifikasi produk (PIRT, Halal
MUI dan barcoding)

Diversikasi produk usaha


Pelatihan tingkat lanjut
pengelolaan usaha
Standarisasi kemasan dan kualitas
produk
Sertifikasi produk (PIRT, Halal MUI
dan barcoding)

Penjajakan pasar produk


kelompok binaan

Perluasan pasar lokal


Garut (Chocodot,
Primarasa, dsb)
Pendirian outlet UMKM
Pengenalan jejaring
usaha (pameran, temu
bisnis, dsb)

Perluasan pasar di luar Garut


Pendirian Galeri UMKM
Olga
Penguatan jejaring usaha
(pameran, temu bisnis, dsb)
Pengenalan sistem penjualan
berbasis web online

Perluasan pasar (mini market dan


supermarket)
Penguatan Galeri UMKM Olga
Penguatan jejaring usaha
(pameran, temu bisnis, dsb)
Penguatan sistem penjualan
berbasis web-online

Pengenalan akses
modal melalui lembaga
pembiayaan (koperasi
dan bank)

Stimulus usaha melalui


lembaga pembiayaan
Pendampingan dalam
mengakses perbankan

Stimulus usaha melalui lembaga


pembiayaan
Pendampingan dalam mengakses
perbankan

Phasing out,
perluasan
jangkauan
program dan

Tabel 19: Rencana Strategis Program Pemberdayaan Masyarakat, 2010-2014

2. Perencanaan Berbasis Partisipasi Masyarakat


Semua program pemberdayaan masyarakat CGI didasarkan pada hasil kajian studi pemetaan sosial
(social mapping) masyarakat di wilayah operasi CGI. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data
baseline sekaligus juga untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, mengidentifikasi
potensi lokal pengembangan dan keberlanjutan program, analisis pemangku kepentingan beserta isuisu yang terkait, serta kelompok-kelompok rentan. Tujuan lainnya adalah mendapatkan gambaran,
persepsi dan umpan balik dari pemangku kepentingan terhadap program yang dilaksanakan, agar
menghasilkan strategi mitigasi terhadap potensi konflik antara perusahaan dan masyarakat. CGI
melakukan studi pemetaan sosial di tahun 2007, kemudian diperbaharui tahun 2010, dan pemutakhiran
data tahun 2012/2013.
Aspek
Kelompokkelompok
signifikan
(stakeholders)

Indikator/Variabel












Sejarah kelompok
Sifat kelompok (formal, informal)
Tujuan, visi dan misi kelompok
Program-program kelompok
Jumlah anggota
Mekanisme rekrutmen anggota
Jaringan Sosial
Sumber Daya Manusia
Nilai dan Norma Kelompok
Orientasi Politik
Sumber Daya Ekonomi
Potensi-Potensi kelompok yang dapat dikembangkan melalui program CD korporasi
Persepsi masyarakat, pemerintah daerah, korporasi terhadap kelompok

Sumber Data

Output

Dokumen organisasi
Wawancara
mendalam dengan
pimpinan dan
anggota organisasi
Wawancara
mendalam dengan
aparat, tokoh, dan
anggota masyarakat
Wawancara dengan
pihak korporasi
Observasi

Data pemetaan
kelompok-kelompok
signifikan di wilayah
studi, termasuk
potensi-potensi yang
dapat dikembangkan
melalui program
Permberdayaan
Masyarakat

Tabel 20: Rincian Social Mapping

Hasil kajian pemetaan sosial ini kemudian dijadikan referensi pada saat perencanaan program
bersama dengan masyarakat melalui berbagai forum, misalnya Forum Komunikasi CSR Desa,
Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Fokus), Musrenbang, Rapat Koordinasi MUSPIKA
hingga Rapat Koordinasi di tingkat Kabupaten dan Propinsi Jawa Barat. Dari berbagai forum inilah,
diperoleh umpan balik dan disusun program tahunan yang berbasis partisipasi masyarakat dan
berdasarkan skala prioritas dengan melihat potensi lokal yang ada.
Dalam tahap perencanaan, Metrik Ukuran Kinerja Program ditetapkan sebagai salah satu alat untuk
melakukan pemantauan dan evaluasi program bersama dengan pemangku kepentingan terkait,
termasuk dengan penerima manfaat.
15

Pemberdayaan Masyarakat

3. Hasil dan Dana Kegiatan Unggulan Pemberdayaan Masyarakat


2010

2011

2012

No

Kegiatan

Pengembangan Ternak Domba


Terpadu dan Penguatan
Lembaga Keuangan Mikro Koperasi Berkah Darajat

265.000.000

Project selesai
100% untuk tahun
2010

337.027.000

Project selesai 100%


untuk tahun 2011

Pengembangan UMKM
lokal berbasis masyarakat
melalui pendekatan cluster Peningkatan Pendapatan Untuk
Masyarakat, kerjasama dengan
Yayasan PUPUK

1.066.936.000

Project selesai
100% untuk tahun
2010

1.762.622.000

Program Peningkatan Kualitas


Pendidikan Pengembangan
SMK Pasirwangi

201.515.000

Project selesai
100% untuk tahun
2010

Program Peningkatan Kualitas


Pendidikan - Supercamp,
Bimbingan Intensif Terpadu
untuk Anak SMU di Garut,
kerjasama dengan Asgar Muda

71.735.000

Program Pengembangan
Kontraktor Tempatan LBD

96.247.619

Anggaran

Tingkat
keberhasilan

2013
Tingkat
Keberhasilan

Anggaran

415.520.000

Project selesai
100% untuk
tahun 2012

425.000.000

Project sedang
berjalan sekitar
45% sampai dengan
September 2013

Project selesai 100%


untuk tahun 2011

1.231.250.000

Project selesai
100% untuk
tahun 2012

1.418.400.000

Project sedang
berjalan sekitar
75% sampai dengan
September 2013

310.060.000

Project selesai 100%


untuk tahun 2011

210.000.000

Project selesai
100% untuk
tahun 2012

750.000.000

Pengembangan
Fasilitas SMK
Pasirwangi dalam
proses pelelangan

Project selesai
100% untuk tahun
2010

337.383.000

Project selesai 100%


untuk tahun 2011

295.570.000

Project selesai
100% untuk
tahun 2012

290.000.000

Project sedang
berjalan sekitar
65% sampai dengan
September 2013

Project selesai
100% untuk tahun
2010

253.606.875

Project selesai 100%


untuk tahun 2011

213.870.200

Project selesai
100% untuk
tahun 2012

163.243.500

Project sedang
berjalan sekitar
65% sampai dengan
September 2013

Anggaran

Tingkat
Keberhasilan

Anggaran

Tingkat
Keberhasilan

Tabel 21: Hasil dan Dana Program Pengembangan Masyarakat CGI, 2010-2013

1. KBMT BeDa, Mendorong Kemandirian


Masyarakat Melalui Program Pengembangan
Ekonomi Masyarakat Berbasis Lembaga
Keuangan Mikro
CGI mendukung inisiatif masyarakat di Desa
Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten
Garut, Jawa Barat untuk melakukan berbagai
upaya perbaikan taraf hidup buruh tani melalui
program pengembangan ekonomi berbasis Lembaga
Keuangan Mikro (LKM).
LKM ini berperan sebagai pembina kegiatan
usaha mikro produktif masyarakat di wilayah
operasional CGI. Sejak 15 Oktober 2010, telah
berdiri KBMT BeDa (Berkah Darajat) sebagai
institusi ekonomi dan sosial baru yang meneruskan
dan mengembangkan program pemberdayaan
masyarakat. Program sudah bisa berjalan mandiri
sejak tahun 2011 melalui kerja sama yang dilakukan
KBMT BeDa dengan PT. Pemodalan Nasional
Mandiri (PNM).
2. Pusat Pengembangan
UMKM Berbasis Budaya
dan Potensi Lokal: Si OLGA
(Oleh-oleh Garut)
Kapasitas pelaku UMKM
di Darajat masih perlu
ditingkatkan baik dari sisi
kapasitas teknis kualitas dan
kuantitas produk, manajemen
pengelolaan usaha, jaringan
pemasaran dan akses ke
lembaga pembiayaan.
16

Kini KBMT BeDa telah mampu menarik anggota


hampir 400 orang. Jumlah pembiayaan KBMT
Berkah Darajat mencapai sekitar Rp 525 juta,
meningkat 40% dibandingkan tahun 2012, untuk
sekitar 800 nasabah, meningkat 28% dibandingkan
tahun 2012. Hingga akhir tahun 2012, KBMT
Berkah Darajat telah berhasil membukukan
keuntungan bersih sekitar Rp 450.000 per bulan
dengan tingkat pengembalian sekitar 95%. KBMT
juga telah berhasil mengembangkan unit usaha baru
yaitu kios tani dan divisi pengadaan barang.

40%

PENINGKATAN
PEMBIAYAAN KBMT
BERKAH DARAJAT

Untuk itu, program yang


dirancang selama tahun
20102014 ini lebih fokus
dalam hal pengembangan
UMKM yang berbasis potensi
lokal melalui pelatihan teknis
(kewirausahaan, diversifikasi
produk, kualitas, dan
kemasan), perluasan pasar,
pendampingan intensif dan
stimulan usaha. Selain itu
juga dilakukan sertifikasi

28%

PENINGKATAN JUMLAH
NASABAH KBMT
BERKAH DARAJAT

produk-produk kelompok
binaan, seperti PIRT (PanganIndustri Rumah Tangga)
dari Dinas Kesehatan,
sertifikat Halal MUI, dan
barcoding, sebagaimana
juga pendampingan untuk
mengakses lembaga
pembiayaan dan jaringan
pemasaran.

Pemberdayaan Masyarakat

Program ini telah memberikan


manfaat langsung kepada
sekitar 1.250 orang dengan
dampak tidak langsung
terhadap sekitar 4.800
orang yang sebagian besar
adalah kelompok perempuan
dan pemuda. Di sisi lain,
program ini juga mendukung
upaya pemerintah dalam hal
pengentasan kemiskinan,
terbukti sekitar 72% dari
peserta program ini berasal
dari keluarga pra sejahtera.
Produk kelompok binaan
bervariasi sekitar 115
produk, mulai dari makanan,
kerajinan hingga konveksi
dan kompos. Semua produk
kelompok binaan berbasis
potensi lokal. Munculnya
berbagai produk kelompok
binaan ini juga mendorong
terbukanya lapangan baru yang
bisa menampung sekitar 415
tenaga kerja informal baik
laki-laki maupun perempuan.
Secara keseluruhan, rata-rata
pendapatan peserta program
meningkat sekitar 40-50%
setelah mengikuti program.
Produk-produk unggulan
kelompok binaan antara lain:
a. Jalareh (Jahe, Lada, Sereh),
merupakan hasil inovasi
Kelompok Wanita Desa
Padamulya yang diracik
menjadi bahan minuman
yang dapat disajikan hangat
maupun dingin
b. Rendang Jamur Tiram
(RenJaTi) salah satu
andalan desa Padamulya
yang berhasil menembus

produk UMKM kelompok


binaan, dengan pengelolaan
semi modern. Tumbuhnya
Koperasi Samarawangi ini
juga mencerminkan berdirinya
institusi lokal yang nantinya
akan menjadi pengawal
keberlanjutan program.

pasar Jabodetabek dengan


omzet 1.400 kg per bulan
adalah Renjati berbahan
dasar jamur tiram. Dengan
serangkaian penelitian
dan pengembangan,
kelompok binaan ini
berhasil memadukan cita
rasa rendang pada jamur
tersebut, hingga terlahir
RenJaTi.
c. Kerupuk Si Bujang,
memanfaatkan kulit
singkong, yang awalnya
hanya dijadikan pakan
ternak. Kemudian dengan
sedikit kreatifitas, kelompok
binaan Desa Padaasih
berhasil mengubahnya
menjadi kerupuk siap
santap yang renyah dan
gurih.

Kinerja program model


pemberdayaan masyarakat
seperti ini mendapatkan
apresiasi dari Pemkab Garut,
yakni terpilihnya kelompok
Binaan KUBE SARASA dan
CGI sebagai Penerima UMKM
Award 2011 Kabupaten Garut.

Si OLGA MENINGKATKAN

40%-50%
PENDAPATAN RATA-RATA
PESERTA PROGRAM

Untuk mendukung
keberlanjutan program, CGI
telah menginisiasi Koperasi
Samarawangi yang sebagian
besar anggotanya adalah
UMKM kelompok binaan
dengan mengelola unit usaha
OLGA Oleh-Oleh Garut.
Galeri UMKM Samarawangi
yang berada di pusat kota
Garut ini, menjadi ruang pamer
sekaligus pusat transaksi

MEMBERIKAN MANFAAT
LANGSUNG KEPADA 1.250
ORANG DENGAN DAMPAK
TIDAK LANGSUNG TERHADAP

4.800 ORANG

35,000.00
30,000.00
25,000.00
20,000.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00
1

Gambar 12: Grafik Transaksi Kelompok Binaan Tahun 2013

Praktek Umum

Program ini tidak umum ditemui dan unik karena berbasis budaya dan potensi lokal. Selain itu, belum
ada yang menggunakan pendekatan dan strategi program terpadu dan terintegrasi (hulu sampai hilir),
tidak parsial, dan didesain berkelanjutan dengan beberapa indikator keberhasilan.

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Tidak ada peraturan yang mengharuskan model program pemberdayaan masyarakat seperti yang telah
dilaksanakan CGI.

Investasi

Program ini merupakan salah satu investasi sosial yang mengeluarkan dana relatif besar agar program
ini dapat berjalan secara berkelanjutan.

Hambatan Pelaksanaan

Cara pandang sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa program pemberdayaan
masyarakat adalah bantuan yang bersifat hibah.Kapasitas pelaku UMKM lokal sangat rentan (hard
maupun soft skill) dan sulitnya pelaku UMKM mengakses permodalan karena adanya syarat jaminan.

Tabel 22: Uji Additionalitas Pusat Pengembangan UMKM Berbasis Budaya dan Potensi Lokal OLGA (Oleh-oleh Garut)

17

Pemberdayaan Masyarakat

3. Saung Ciburial, Meramu


Potensi Wisata Berbasis
Budaya Garutan dan Potensi
Lokal
Dalam rangka menunjang
potensi UMKM kelompok
binaan dan potensi Garut
sebagai destinasi wisata
berbasis alam, CGI bermitra
dengan Yayasan PUPUK
mengembangkan Saung
Budaya Ciburial, sebuah
desa ekowisata berbasis
budaya lokal Sukalaksana, di
Samarang, Garut. Di bawah
pengelolaan Kelompok
Pemuda Sukalaksana,
wisatawan akan melihat
berbagai aktifitas keseharian
penduduk desa Sukalaksana
yang dapat menjadi daya
tarik wisata seperti proses
pembuatan tas lipat di
Kampung Babakan Hantap
dimana bisa langsung
berbelanja produknya dan
kegiatan pandai besi Gozali
yang memproduksi alatalat pertanian di Kampung
Babakan Hantap dan
Kampung Waluran dimana
air bekas rendaman besi
panasnya dipercaya berkhasiat
menguatkan kaki. Ada juga
proses pembuatan kerajinan

akar wangi dari bahan tenun


menjadi produk jadi seperti tas,
peci, tatakan, lukisan dengan
media akar wangi, hingga
kerajinan lain yang terbuat dari
akar wangi.

4. Supercamp, Mendorong
Potensi Asgar Muda dengan
Pendidikan untuk Masa
Depan yang Lebih Baik

perguruan tinggi negeri favorit


masih kecil. Bahkan, hanya
sekitar 30-40% dari mereka
yang ikut seleksi penerimaan
mahasiswa perguruan tinggi.
CGI mendorong mereka untuk
menginisiasi Asgar Muda
Supercamp, sebuah upaya
pembinaan pelajar Kabupaten
Garut khususnya SMA kelas
3 yang akan melanjutkan
pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi.

Pada awalnya sekitar tahun


2007/2008, sekelompok
anak muda potensial Garut
yang tergabung dalam Asgar
(Asli Garut) Muda prihatin
melihat kualitas lulusan SMA
di Kabupaten Garut dimana
persentase lulusan SMA
di Garut yang diterima di
18

Kontribusi CGI pada program


ini antara lain pembangunan
Saung Budaya, penambahan
infrastruktur wisata seperti
toilet dan fasilitas penginapan,
melakukan studi banding,
pelatihan dan pendampingan
teknis, serta pelatihan
manajemen bagi Kelompok
Pemuda Sukalaksana. Program
ini telah memberikan manfaat
dan dampak positif secara
langsung terhadap 78 kepala
keluarga dan secara tidak
langsung kepada 125 kepala
keluarga.
Selain itu, Desa Sukalaksana
merupakan sentra sayuran
Sawi (Caisim) dengan
kapasitas produksi 30 ton
per hari. Di areal tanaman sawi
ini wisatawan bisa melakukan
aktifitas penanaman,
penyiraman dan proses panen.
Juga ada areal tanaman lainnya
seperti cabai, tomat, kacangkacangan dan padi.

Atraksi-atraksi yang ada di


desa ekowisata Sukalaksana
antara lain atraksi wisata
Papalidan, mengunjungi
padepokan pencak silat
Gajah Putih dan Padepokan
Seni, belajar Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) dan bermain
Kaulinan Barudak tradisional.
Atraksi Papalidan adalah
mengarungi sungai yang
alirannya cukup deras hanya
menggunakan ban pelampung
dengan tetap mengutamakan
keselamatan sehingga
atraksi ini ditutup saat curah
hujan tinggi. Setelah lelah
berkeliling, wisatawan dapat
beristirahat di Saung Ciburial
yang terletak ditengah areal
pertanian, dan berada di atas
kolam ikan. Di sini pengunjung
bisa melakukan aktivitas
memberi makan ikan di kolam
secara langsung, menangkap
belut di sawah, futsal lumpur,
membajak sawah dan
memancing ikan.

Sistem pembelajaran di
Supercamp menggabungkan
aspek akademik dengan soft
skill berupa pengembangan
diri, pendekatan emosional dan
spiritual sehingga memadukan
antara sistem pembelajaran
kelas, training pengembangan
diri, wawasan Garut, mentoring
kelompok dan try out seleksi
masuk Perguruan Tinggi.
Tutor, mentor dan pengajar
merupakan guru dan alumni
dari berbagai perguruan tinggi

Pemberdayaan Masyarakat

seleksi tulis dan wawancara.


Setiap angkatan, khususnya
mulai angkatan V, peserta
yang mengikuti seleksi ratarata berjumlah 500 orang,
sedangkan yang diterima
program ini hanya sekitar 100
orang. Melalui pembelajaran
yang intensif, hasilnya sekitar
95% peserta Supercamp masuk
ke perguruan tinggi, dengan
75% masuk ke peguruan tinggi
negeri favorit (ITB, UI, UGM,
UNPAD, UPI, UNSOED,
UNDIP, UIN), sedangkan
sisanya masuk ke program
D3 Negeri (Polban, Polman,
Poltekes) dan swasta yang ada
di Kabupaten Garut.

(ITB, UNPAD, UPI, UI, UGM)


yang merupakan putra asli
Kabupaten Garut. Diharapkan
program ini tidak sekedar
membantu para siswa untuk
lulus ke perguruan tinggi,
tetapi juga akan menjadi proses
pendewasaan dalam masa
tranformasi dari remaja menjadi
pemuda yang merupakan masa
kritis pembentukan karakter.
Hingga saat ini Supercamp
telah berlangsung sebanyak 7
angkatan dengan total peserta
sekitar 1.000 pelajar yang
umumnya perwakilan siswa
terbaik dari setiap sekolah.
Perwakilan dari sekitar 20
sekolah di area Kabupaten
Garut ini harus melalui
beberapa sistem seleksi, mulai
dari seleksi administrasi,
Parameter

Program yang awalnya


dilakukan dengan skema
sponsorship, seiring dengan
Tahun Pertama

perjalanan waktu dan


berdasarkan hasil evaluasi
dan masukan berbagai pihak,
mulai menuju kemandirian
dan profesionalitas program
pada Angkatan VI. Yaitu
dengan mendirikan manajemen
mandiri yang terpisah dari
kepengurusan Yayasan Asgar
Muda. Dengan harapan pada
tahun 2014 sudah mulai bisa
berjalan secara mandiri baik
dalam hal pembiayaan maupun
pengelolaan secara profesional.

75%

PESERTA MASUK
PERGURUAN TINGGI NEGERI
FAVORIT

Tahun Kedua

Tahun Ketiga

Periode Proyek

Maret 2011 - Juni 2012

Juli 2012 - Juni 2013

Juli 2013 - Juni 2014

Subsidi untuk Siswa SMA Kelas 3

100%

75%

50%

Jumlah Siswa

100 siswa kelas 3

100 siswa SMA kelas 3,


20 siswa kelas 3 SMP, 20
siswa kelas 6 SD

100 siswa SMA kelas 3, 20 siswa


kelas 2 SMA, 20 kelas siswa 3
SMP, 20 siswa kelas 6 SD, 20
siswa kelas 5 SD

Indikator Kesuksesan

50% masuk PTN

60% masuk PTN, 80%


masuk SMA dan SMA
favorit

70% masuk PTN, 90% masuk SMA


dan SMA favorit, 60% masuk 10
besar

Kebutuhan Kelas

4 kelas

5 kelas

6 kelas

Tabel 23: Metrik Kinerja Program Supercamp

5. Program Pengembangan Usaha Masyarakat/Local Business Development


Program Local Business Development (LBD) merupakan program pembinaan dan pengembangan
potensi bisnis perusahaan kecil / koperasi tempatan melalui Program Kemitraan Usaha berdasarkan asas
kebersamaan yang saling menguntungkan. Program LBD dibagi menjadi dua yaitu Program Dasar dan
Program Lanjutan. Konsep LBD sejalan dengan tujuan Community Development untuk meningkatkan
kemampuan ekonomi masyarakat. LBD memprioritaskan pada pengembangan kemampuan wirausaha dan
bisnis masyarakat sekitar sebagai mitra usaha CGI dalam bentuk pelatihan, bimbingan dan konsultasi teknis,
dan keikutsertaan dalam proses pengadaan barang dan jasa.
Praktek Umum

Pionir program LBD yang bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk mengembangkan
dan melaksanakan pelatihan bisnis dalam suatu kurikulum pembelajaran yang terstruktur.

Kewajiban yang Diatur dalam


Peraturan

Tidak ada peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk membina usaha tempatan.

Investasi

CGI mengeluarkan dana yang besar untuk pelatihan dan sumber daya untuk program LBD dan
merupakan bagian dari social investment.

Hambatan Pelaksanaan

Cara pandang masyarakat yang menganggap program sebagai bantuan, pelaku UMKM lokal
yang sangat rentan dan kesulitan mengakses permodalan.
Tabel 24: Uji Additionalitas Program Local Business Development

19

Pemberdayaan Masyarakat
2012

2013

2014

2015

2016

Mensosialisasikan dan
mempromosikan Program LBD

Membuat Inkubator Bisnis LBD

Evaluasi Program LBD


Pengembangan

Program Pendampingan LBD dan


Pengembangan

Mensosialisasikan dan
Mempromosikan Program LBD

Peningkatan BPP
Memasukkan proses kepatuhan
dan persyaratan OE/HES

Peningkatan BPP
Memasukkan proses kepatuhan
dan persyaratan OE/HES

Peningkatan BPP

Peningkatan BPP
Memasukkan proses kepatuhan
dan persyaratan OE/HES

Peningkatan BPP
Memasukkan Proses Kepatuhan
dan persyaratan OE / HES

Melaksanakan program
Pendampingan Wirausaha LBD
(kurikulum 3 tahun)

Menyelesaikan program
Pendampingan Wirausaha LBD
(kurikulum 3 tahun)
Mengukur hasil program
Kelulusan program LBD Batch 1&2

Menyelesaikan 2 tahun program


pelatihan Batch 1
Mengukur hasil perkembangan
program pelatihan LBD vendor

Membuat Program Pendampingan


Wirausaha LBD (kurikulum
pelatihan 3 tahun)

Melaksanakan program
pendamping wirausaha LBD
(kurikulum 3 tahun)

Melaksanakan program pelatihan


Lanjutan
Melaksanakan program pelatihan
LBD Batch 3

Melaksanakan program pelatihan


Lanjutan
Menyelesaikan 2 tahun program
pelatihan Batch 3
Mengukur hasil perkembangan
program pelatihan LBD vendor
Memulai program LBD - Batch 4

Melaksanakan program pelatihan


Batch 2
Mencatat kinerja vendor LBD pada
proses pengadaan

Menyelesaikan 2 tahun program


pelatihan Batch 1
Mengukur hasil perkembangan
program pelatihan LBD vendor
Memulai program LBD Batch 3

Melaksanakan Program Pelatihan


Lanjutan
Melaksanakan program pelatihan
LBD Batch 3

Meningkatkan nilai dan volume


Meningkatkan nilai dan volume
pengadaan dan tender LBD
pengadaan dan tender LBD
Meningkatkan volume kontrak LBD Meningkatkan volume kontrak LBD
Melibatkan LBD pada kontrak
risiko medium (diperlukan CHESM)

Meningkatkan nilai dan volume


Meningkatkan nilai dan volume
Meningkatkan nilai dan volume
pengadaan dan tender vendor
pengadaan dan tender LBD
pengadaan dan tender LBD
LBD
Meningkatkan volume kontrak LBD Meningkatkan volume kontrak LBD
Melibatkan LBD pd kontrak resiko
Melibatkan LBD pd kontrak resiko
medium (diperlukan CHESM)
medium (diperlukan CHESM)
Melaksanakan PQ CHESM (yg
lulus Step 3) Batch 1
Melaksanakan keterlibatan LBD
CHESM dan Program pelatihan
(Step 2&3) - Batch 2

Melaksanakan PQ CHESM (yg lulus


Step 3) Batch 2
Melaksanakan keterlibatan LBD
CHESM dan Program pelatihan
(Step 2&3)- Batch 3

Melaksanakan keterlibatan LBD


CHESM dan program pelatihan
(Step1) Batch 1

Melaksanakan keterlibatan LBD


CHESM dan program pelatihan
(Step 2&3) Batch 1
Melaksanakan keterlibatan LBD
CHESM dan program pelatihan
(Step1) Batch 2

Melaksanakan PQ CHESM (yang


lulus step 3) Batch 1
Melaksanakan keterlibatan LBD
CHESM dan Program Pelatihan
batch 2

Reliabilitas & Manajemen


Inventori: Meningkatkan kualitas
material dan ketepatan waktu
pengiriman
Mencatat transaksi vendor LBD
dgn perusahaan lain

Reliabilitas & Manajemen


Inventori: Meningkatkan kualitas
material dan ketepatan waktu
pengiriman
Mencatat transaksi vendor LBD
dgn perusahaan lain

Evaluasi kinerja vendor LBD

Reliabilitas & Manajemen


Inventori: Meningkatkan kualitas
material dan ketepatan waktu
pengiriman
Mencatat transaksi vendor LBD
dgn perusahaan lain

Reliabilitas & Manajemen Inventori


meningkatkan kualitas material
dan ketepatan waktu pengiriman
Mencatat transaksi vendor LBD
dengan perusahaan lain

Pendekatan pelanggan
Promosi program LBD ke pihak
pemerintah daerah
Promosi program LBD perusahaan
lain

Pendekatan pelanggan
Pemerintah Daerah dan
perusahaan lain berpartisipasi di
program LBD
Promosi LBD Program to
Pemerintah Pusat

Pendekatan terhadap pelanggan


& semua pihak yg terlibat dan
peningkatan kerjasama

Pendekatan terhadap pelanggan


& semua pihak yg terlibat dan
peningkatan kerjasama

Pendekatan Pelanggan
Promosi program LBD ke pihak
Pemerintah Daearah
Promosi program LBD ke
perusahaan lain

Tabel 25: Rencana Jangka Panjang Program Pengembangan Bisnis Tempatan

Program LBD di CGI sudah berjalan sejak


tahun 2009. Sampai Juni 2013, CGI sudah
Pengembangan
pelaporan
Bimbingan
mengadakan tiga Angkatan Program Dasar, kemampuan
keuangan dan laporan
teknis
proyek
yang diikuti oleh 37 mitra binaan, dan satu
Pengembangan
Manajemen dan kontrol
Kompetensi
Angkatan Program Lanjutan. Pada tahun
keuangan
Entrepreneurship
2013, dibuka kelas Program Dasar baru.
Proyek LBD
Teknik, Ekonomi
Program
dan Manajemen
Untuk dapat mengikuti Program Lanjutan,
Kepemimpinan
dilakukan penilaian berdasarkan kinerja
Penyusunan Dana
mitra binaan dan kematangan pelaku usaha. Proyek
Jaringan
Usaha
Program Lanjutan dimulai sejak tahun 2012
sebagai tahap akhir dari Program LBD yang Praktek Bisnis
Manajemen
bertujuan untuk menghasilkan mitra binaan Manajemen Jaringan
Sumber
Pengadaan Barang dan
Daya
yang mandiri, profesional, dan berdaya
Jasa
saing. Sampai Mei 2013, pelaksanaan
Gambar 13: Kurikulum Program Lanjutan LBD CGI
program lanjutan sudah mencapai 82%.
Pada bulan Oktober 2013 akan dilakukan inagurasi untuk program LBD dan diharapkan dapat meluluskan
16 mitra binaan.
Pencapaian Mitra Binaan Program LBD
Program Pelatihan Lanjutan LBD

Analisis bisnis dan laporan


keuangan
Manajemen Proposal 1
Keselamatan kerja 1
Motivasi berprestasi dan
pegembangan diri

Standar Laporan Keuangan


Manajemen Proposal 2
Menyusun Proposal Teknik 1
Keselamatan Kerja 2
Motivasi dan Kemampuan bisnis
Laporan Keuangan
Kepemimpinan
Menyusun Proposal Teknik 2
Keselamatan Kerja 3
Gaya kepemimpinan

Masyarakat yang
kuat dan mandiri

Dana dan Realisasi


Persiapan penawaran, tender
dan proyek
Keselamatan kerja 4
Komunikasi bisnis

Perkembangan
ekonomi

Pertumbuhan
usaha

Praktek Bisnis (studi kasus) dan


presentasi LBD
Keselamatan Kerja 5
Presentasi Bisnis

Pemasok lokal
yang andal

Jaringan pengadaan barang


dan jasa
Manajemen kontrak
Sistem pengadaan ramah
lingkungan
Pengusaha sukses

Chevron Geotermal Indonesia, Ltd. berkerjasama dengan LPPM Unpad

Indikator

CV Azril Pratama

CV Cahaya Mukti Mandiri

CV Darajat Makmur

Diversifikasi Usaha

Pertanian, pembibitan, sayursayuran, dan konstruksi

Pengadaan barang dan konstruksi

Konstruksi, distribusi
roti, dan properti

Total Nilai Proyek sampai Tahun 2013

7,1 miliar rupiah

7,1 miliar rupiah

10,6 miliar rupiah

Jumlah Transaksi CV. Azril Pratama


Di Chevron
Di Luar Chevron

(US Dollar)

250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
2009

2010

2011

2012

Jumlah Transaksi CV. Cahaya Mukti Mandiri


Di Chevron
Di Luar Chevron

Jumlah Transaksi CV. Darajat Makmur

(US Dollar)

350.000

120.000

300.000

100.000

250.000

80.000

200.000

60.000

150.000

40.000

100.000

20.000

50.000
2008

2009

2010

2011

Di Chevron
Di Luar Chevron

(US Dollar)

2012

2008

Gambar 14: Grafik Transaksi yang Menunjukkan Kemandirian dengan Adanya Proyek-Proyek di Luar CGI

20

2009

2010

2011

Anda mungkin juga menyukai