Program unggulan CGI dalam PROPER 20122013 adalah optimalisasi kegiatan operasional
Memproduksi
energi dengan
untuk melakukan efisiensi energi, penurunan emisi
cara yang
bertanggung
melalui Clean Development Mechanism (CDM),
jawab
program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) limbah B3 dan
limbah padat non B3, konservasi air dan penurunan
beban pencemaran air melalui re-injeksi uap yang
Penerapan
dikondensasi, keanekaragaman hayati dan konsistensi
OEMS
dalam pelaksanaan program pemberdayaan
Operasi
Komunikasi
masyarakat, serta menjalankan bisnis yang
efisien dan
dan kemitraan
dengan
rendah
beretika. Implementasi dari program pemberdayaan
stakeholder
karbon
masyarakat, yang terdiri dari Community Relation,
Community Services dan Community Development
Gambar 1: Penerapan OEMS dalam Prinsip Ekonomi Hijau
telah berhasil memandirikan masyarakat dan
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima
melahirkan institusi ekonomi lokal baru. Semua
kasih kepada seluruh pemangku kepentingan atas
program unggulan ini telah memenuhi kriteria
dukungan dan peran sertanya dalam pencapaian
additionalitas, lengkap dengan tabel hasil absolut.
kinerja PROPER periode 2012-2013. Sebagai
perusahaan yang menginginkan kemajuan, kami selalu
Program-program unggulan tersebut merupakan
membuka diri kepada semua pihak untuk memberikan
hasil dari implementasi Operational Excellence
masukan, saran, dan kritik yang konstruktif guna
Management System (OEMS). OEMS merupakan
peningkatan kinerja PROPER CGI di periode
sistem yang komprehensif untuk keselamatan dan
mendatang.
kesehatan kerja (safety and health), lingkungan
(environment), kehandalan (reliability) dan efisiensi
(efficiency) yang sudah tersertifikasi dan dilengkapi
dengan tools seperti Lean Sigma, Essential Suite,
Surface Equipment Reliability and Integrity Process
Bramantyo Prakoso
(SERIP), dan lain lain. Kami berkomitmen untuk
Darajat Asset Manager
menyediakan sumber daya yang memadai untuk
Chevron Geothermal Indonesia, Ltd.
Visi &
Tujuan
Penilaian
Akuntabilitas
Pemimpin
Pengkajian
Perencanaan
Penerapan
2015
2012
Melanjutkan program
penghematan suplai uap PLTP Unit
II dan Unit III
Pengoperasian Isolasi Unit 2&3
Penghematan penggunaan uap
untuk uji sumur
Pengoptimalan operasi Menara
Pendingin Unit III
Mematikan 1 sel
Mengganti motor konvensional
dengan variabel speed drive
Peningkatan program 3R
Pengurangan limbah padat non
B3
Peningkatan program 3R
Pengurangan limbah padat non
B3
Peningkatan program 3R
Pengurangan limbah padat non
B3
Efisiensi Energi
2013
Penurunan Emisi
3R Limbah B3
3R Limbah non B3
Keanekaragaman Hayati
A. EFISIENSI ENERGI
1%
Proses Pembangkitan
Sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi,
(Pompa, HVAC, Kipas
CGI menghasilkan listrik yang disalurkan melalui
Menara Pendingin
jaringan pembangkit JAMALI (Jawa-Madura-Bali)
Non-Proses
dengan total produksi sebesar 216 MW dengan
Pembangkitan
rincian 95 MW untuk Unit II dan 121 MW untuk
(Penerangan,
Penggunaan Komputer,
99%
Unit III. Dari total 216 MW energi listrik yang
Bangunan, Kantin)
dihasilkan, total pemakaian energi yang diperlukan
Gambar 5: Grafik Pemakaian Energi untuk Pembangkitan Uap
di CGI untuk pemakaian sendiri hanya 8,8 MW.
Grafik disamping memperlihatkan pemakaian energi untuk proses
pembangkitan uap adalah 8,7 MW (99%). Pemakaian energi untuk
fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan proses pembangkitan KONSUMSI UAP SPESIFIK
uap adalah sebesar 0,1 MW (1%). Rasio hasil efisiensi energi dengan
total pemakaian energi masing-masing kegiatan dapat terlihat dalam
uraian tiap kegiatan dibawah. Intensitas pemakaian energi per MW
SECARA NASIONAL
listrik yang dihasilkan sebesar 4,06%. Berdasarkan benchmarking
yang dilakukan oleh GEES-ITB, posisi intensitas pemakaian energi
6,06 ton/MWh
CGI dibandingkan dengan industri sejenis berada dalam 5 besar
nasional.
1. Penghematan Suplai Uap
a. Pengoptimalan Tekanan
produksi tambahan yang harus
Pembangkit Listrik Tenaga
Upstream Katup Pengatur
dibor sehingga dapat dicapai
Panasbumi (PLTP) Unit II
Tekanan PCV 401 &
penghematan:
dan Unit III
406 sebagai bagian dari
1. Pengurangan lahan untuk
Dalam upaya untuk melakukan
Sustainability Program
tapak sumur baru sekitar 3,5
penghematan energi seperti
Lean Six Sigma
Ha.
yang dituangkan dalam skema
Sebelum inisiatif ini
2. Pengurangan limbah B3
SFO, salah satu yang terus
dilakukan, CGI beroperasi
serpih bor sebesar 3.250 ton.
dilakukan oleh CGI adalah
pada tekanan upstream
3. Pengurangan penebangan
penghematan suplai uap untuk
sekitar 19,38 barg. Setelah
pohon sekitar 750 batang
PLTP Unit II dan Unit III.
dilakukan pelepasan
pohon.
Dalam hal ini inisiatif yang
restricted orifice, tekanan
4. Pengurangan penggunaan air
dilakukan adalah optimalisasi
upstream dapat diturunkan
permukaan (sungai) sekitar
pada upstream pressure dan
menjadi 19 barg. Hingga saat
35.000 m3.
upaya penurunan pressure drop
ini, tekanan Upstream 18,5
5. Pengurangan penggunaan
pada katup pengatur tekanan
barg dapat dipertahankan
bahan bakar sekitar 600.000
PCV 401/PCV 406 dengan
tanpa mempengaruhi
liter.
jalur paralel. Keuntungan yang
pembangkitan listrik pada
Secara terperinci program dan
diperoleh dari inisiatif tersebut
PLTP Unit II sebesar 95 MW
inisiatif yang dilakukan adalah
untuk tahap saat ini adalah
dan PLTP Unit III sebesar
sebagai berikut:
berkurangnya 5 (lima) sumur
121 MW.
TERHEMAT
800
700
600
527
500
462
400
300
200
100
Tekanan Berkurang
0
15,0
16,0
17,0
18,0
19,0
18,5
MENINGKATKAN
20,02
1,0
22,0
23,0
19,3
WHP (Barg)
Bukan praktek yang umum diterapkan karena perlu membuat prosedur yang berbeda agar pengoperasian
sumur pada saat kondisi normal dan saat terjadi gangguan dari jaringan menjadi lebih efisien.
Praktek Umum
Investasi
Diperlukan investasi untuk melakukan studi mendalam dan berkelanjutan serta analisis data yang
untuk mengubah cara pengoperasian sumur produksi. Diperlukan sumber daya multi disiplin untuk
memahami karakteristik sumur dan dampaknya pada fasilitas permukaan. Program ini akan menunda
dan mengurangi perlunya sumur tambahan sehingga dampak lingkungan dari kegiatan pengeboran dapat
dikurangi.
Hambatan Pelaksanaan
Diperlukan upaya komunikasi dan pembelajaran terus menerus untuk mengubah cara beroperasi agar
lebih efisien.
Tabel 2: Uji Additionalitas Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406
Satuan
2011
2012
2013
26
65
65
kg/s
15,5
38,9
38,9
MW
Tabel 3: Hasil Absolut Efisiensi Energi Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406
b. Instalasi Parallel Line Pada Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406
jalur pada katup pengatur tekanan PCV 401
Instalasi ini bertujuan untuk mengurangi
dan PCV 406 akan menjadi tersendiri yang
pressure drop di sepanjang jalur pipa uap
dapat mengurangi pressure drop sebesar 0,9
sehingga tekanan upstream yang rendah dapat
bar. Setelah konstruksi selesai dilakukan
dipertahankan. Tekanan upstream yang rendah
menurunkan laju penurunan sumur produksi
pada bulan Juli 2013, pengoperasian
sehingga menunda pengeboran sumur
ditargetkan untuk dilakukan pada kuartal
pertama 2015.
tambahan. Konstruksi instalasi ini telah selesai
3. Memasang parallel line pada jalur PCV
dilakukan pada Juli 2013 yang terdiri dari
401 untuk suplai uap ke Unit II yang dapat
beberapa tahap:
1. Memasang parallel line pada jalur PCV
mengurangi pressure drop sebesar 0,8 bar.
Pengoperasian ditargetkan akan dilakukan
406 untuk suplai uap ke Unit III yang
pada kuartal pertama 2015.
dapat mengurangi pressure drop sebesar
1,04 bar. Proses konstruksi telah selesai
dilakukan dan akan dilanjutkan dengan
tes kelayakan pada akhir bulan September
Sumur
Sumur
Sumur
2013. Pengoperasian normal akan dilakukan
pada November 2013 dan dapat mengurangi
Pengoptimalan
Instalasi pipa
Tekanan
paralel pada
Upstream Katup
katup pengatur
kebutuhan sumur tambahan sebanyak 6
Pengatur
tekanan PCV
Tekanan PVC
401 & 406
sumur.
401 & 406
2. Membuat pemisahan jalur pipa untuk
Gambar 7: Diagram Efisiensi Pasokan Uap melalui Penurunan
menghilangkan common header sehingga
Tekanan Operasi Sumur
25
20
14
Bukan praktek umum karena risiko kegagalan yang besar terhadap investasi.
Tidak ada peraturan yang menetapkan pengelolaan sistem penurunan tekanan upstream.
Investasi
Diperlukan investasi untuk melakukan kajian, pemodelan, instalasi pipa dan sistem pengatur otomatis
untuk jalur paralel yang akan mengurangi perlunya sumur tambahan sehingga dampak lingkungan
dari kegiatan pengeboran dapat dikurangi.
Hambatan Pelaksanaan
Diperlukan sumber daya multi disiplin yang sangat kompeten dan berpengalaman untuk
mengembangkan desain dan melakukan pemodelan fasilitas tambahan.
Tabel 4: Uji Additionalitas Instalasi Parallel Line Pada Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406
Akumulasi Jumlah
Listrik Dihemat
Mencapai 2.686 MWh
dengan Rasio Hasil
Efisiensi Energi 0,026
2011
2012
2013
822,96
1.182,6
680,4
Satuan
MWh
3. Penghematan Konsumsi Listrik Menara Pendingin Unit III melalui Penggunaan Direct Drive
Motor Fan
CGI telah melakukan kajian terhadap penggunaan direct drive
Perintis Penggunaan Teknologi
motor fan yang dapat mengatur putaran kipas berdasarkan suhu
Direct Drive Fan dengan
air keluaran menara pendingin, dimana kondisi tersebut sangat
ditentukan oleh suhu lingkungan. Dengan demikian, pada suhu
Perkiraan Penghematan Energi
lingkungan yang rendah, suhu air keluaran menara pendingin akan
2.080.356 kWh tiap tahun
lebih cepat tercapai sehingga putaran kipas menjadi sangat lambat
dan konsumsi listriknya berkurang.
Sebagai perintis dalam penggunaan teknologi ini, CGI telah membeli dua unit direct drive motor fan
yang akan dipasang pada dua sel menara pendingin Unit III. Pemasangan akan dilakukan pada kuartal
pertama 2014 dan akan menghemat konsumsi listrik sebesar 2.080.356 kWh/tahun.
Praktek Umum
CGI memelopori penggunaan teknologi direct drive motor fan di dalam industri pembangkit listrik
tenaga panas bumi di Indonesia.
Tidak ada peraturan yang mengatur penggunaan jenis motor penggerak kipas pada menara
pendingin.
Investasi
Diperlukan investasi yang relatif besar untuk melakukan penggantian motor yang telah terpasang
dengan direct drive motor fan yang juga meliputi proses pemasangan, pelatihan bagi Operator dan
Teknisi, dan pengadaan suku cadang. Program ini tidak menambah kapasitas pembangkitan listrik,
namun memberikan manfaat bagi lingkungan dengan beroperasi lebih hemat listrik.
Hambatan Pelaksanaan
Diperlukan tenaga ahli multi disiplin yang sangat kompeten dan berpengalaman untuk menentukan
spesifikasi direct drive motor fan berikut sarana pendukungnya, sistem kontrolnya, dan peninjauan
risiko keselamatan.
Tabel 6: Uji Additionalitas Penghematan Konsumsi Listrik Menara Pendingin Unit III melalui Penggunaan Direct Drive Motor Fan
Satuan
2010
2011
2012
2013
127.919
(8 sumur)
121.749
(8 sumur)
19.040
(1 sumur)
31.103
(2 sumur)
Ton
21.385
20.354
3.183
5.200
MW
Tabel 7: Hasil Absolut Efisiensi Energi Penghematan Penggunaan Uap untuk Uji Kapasitas Sumur
B. PENURUNAN EMISI
Sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi, gas rumah kaca (CO2) yang dihasilkan CGI hanya berasal dari
CO2 yang terkandung di dalam Non-Condensable Gas (NCG) dari uap untuk pembangkit listrik. Selain itu
parameter emisi lainnya adalah NH3 dan H2S. Berdasarkan benchmarking yang dilakukan oleh GEES-ITB, total
emisi CGI yang berhubungan dengan pembangkitan dengan parameter CO2, NH3, H2S adalah 39.230 ton, 76
ton dan 3.065 ton per tahun. Sedangkan total emisi yang berkaitan dengan fasilitas pendukung adalah 355 ton.
Rasio hasil penurunan emisi (CERs) dijelaskan dalam uraian dibawah. Dari hasil benchmarking yang dilakukan
oleh GEES-ITB, emisi CO2 CGI adalah terendah di level nasional dan merupakan posisi terbaik nomor 2
di dunia.
Mempertahankan Kontribusi
Certified Emission Reductions
(CERs) Terbesar Nasional
Melalui Clean Development
Mechanism (CDM) Darajat
Unit III
CGI
Gianyar
PT Holcim
12%
PT Indotirta
41%
17%
1%
MEN Tangerang
Indocement
Tambun LPG
Kamojang
23%
Wayang Windu
Lainnya
41%
41%
9.222.113 ton
CO2 eq
CERs hingga Juni 2013
Praktek Umum
Tidak semua Industri Panas Bumi di Indonesia mendaftarkan diri untuk mengikuti Program dari
UNFCCC. CDM Darajat Unit III merupakan satu-satunya proyek CDM di Indonesia yang termasuk
dalam daftar proyek CDM yang menjadi rujukan bagi UNFCCC dalam penyusunan baseline dan
metodologi CDM di dunia seperti tertuang dalam ACM0002/ Version 13.0.0 EB 67.
Peraturan di Indonesia tidak mengatur industri panas bumi untuk mengikuti program CDM dan
mendapatkan CERs.
Investasi
Harga jual karbon tiap tahun memperlihatkan kecenderungan menurun, tetapi CGI tetap berkomitmen
untuk melakukan pemantauan terhadap karbon yang dihasilkan dan tetap melanjutkan proyek CDM.
Hambatan Pelaksanaan
Melibatkan beberapa tim yang saling terintegrasi dan membutuhkan usaha serta waktu untuk
mencapai tingkat kompetensi dalam melaksanakan program ini.
Tabel 8 : Uji Additionalitas Clean Development Mechanism (CDM) Darajat Unit III
Kegiatan
Parameter
Satuan
2010
2011
2012
2013
CERs
712.744
719.116
707.966
345.272
ton CO2eq
CERs
950.325
958.821
943.955
460.363
MWh
Tabel 9: Hasil Absolut Clean Development Mechanism (CDM) Darajat Unit III
C. 3R LIMBAH B3
Apabila ada kegiatan pengeboran, serpih bor merupakan limbah dominan yang seluruhnya (100%)
dimanfaatkan untuk bahan pembuatan batako, pengerasan jalan, dan dinding penahan saluran air. Limbah
B3 lainnya adalah kain lap yang terkontaminasi, baterai bekas, oli bekas, lampu TL bekas, dan lain-lain
yang jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan serpih bor. Total limbah B3 yang dihasilkan CGI
sebesar 9,41 ton per tahun. Rasio hasil 3R terhadap total limbah B3 yang dihasilkan dari masing-masing
program akan dijelaskan di tiap uraian program di bawah. Hasil benchmarking yang dilakukan oleh
GEES, membuktikan bahwa CGI berada dalam posisi 2 besar nasional dengan industri sejenis. Upaya 3R
tetap dilakukan untuk mengurangi dan memanfaatkan limbah B3 diantaranya yang menjadi unggulan CGI
tahun ini adalah sebagai berikut:
1. Penggantian Lampu TL dengan Lampu Light Emitting Diode (LED)
Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, CGI selalu berupaya untuk mengurangi limbah B3. Sejak
tahun 2011, CGI melakukan penggantian lampu TL menjadi lampu LED. Lampu LED tidak mengandung
merkuri dan tahan pecah sehingga mengurangi timbunan limbah B3. Konsumsi listrik lampu LED hanya
50% dari lampu TL. Selama tahun 2013, rasio pengurangan limbah B3 terhadap total limbah B3 yang
dihasilkan adalah 0,015. Berdasarkan pengoperasian 10 jam/hari selama 240 hari/tahun, efisiensi yang telah
dicapai, sebagai berikut:
Kegiatan
Pengurangan Limbah B3 Melalui
Program Penggantian Lampu TL
dengan Lampu Light Emitting
Diode (LED)
Jenis Limbah
B3
Bekas Lampu
TL mengandung
merkuri
Satuan
2010
2011
2012
2013
309
296
118
723
lampu
13,35
12,78
5,09
31,22
MWh
10,06
9,63
3,84
25,53
ton CO2eq
58,71
56,24
22,42
137,37
kg
Tabel 10: Hasil Absolut Pengurangan Limbah B3 Melalui Program Penggantian Lampu TL dengan Lampu Light Emitting Diode (LED)
Praktek tracer test menggunakan material PMCP/PMCH ini pertama kali dilakukan oleh CGI
menggantikan material refrigerant golongan HFC.
Peraturan yang berlaku hanya mengatur pelarangan untuk penggunaan material yang bersifat
perusak lapisan ozon dan tidak spesifik mensyaratkan penggunaan material PMCP dan PMCH.
Investasi
CGI mensponsori penelitian untuk aplikasi sebagai material tracer di Geothermal Plant, biaya
investasi cukup besar namun lebih ramah lingkungan.
Hambatan Pelaksanaan
Resiko kegagalan tinggi, ketersediaan bahan baku (material tracer) tersebut terbatas di pasaran,
keterbatasan alat uji dengan presisi yang kecil (alat dengan detection limit hingga ppb).
Tabel 11: Uji Additionalitas Pengurangan Limbah B3 Melalui Program Penggantian Material Tracer Fase Gas yang Lebih Ramah Lingkungan
10
PENURUNAN PENGGUNAAN
KERTAS HINGGA
22,4%
Praktek Umum
MPP belum umum digunakan oleh banyak perusahaan, perusahaan lain hanya menggunakan MPP di
kantor pusat saja. Baru hanya Chevron di Indonesia yang menggunakan MPP di seluruh unit usahanya
(Sumatera, Kalimantan, dan Jawa).
Hingga saat ini peraturan perundangan hanya menganjurkan untuk menerapkan 3R namun tidak
spesifik merujuk kepada metode dan alat yang harus digunakan.
Investasi
Diperlukan investasi yang lebih besar untuk pengadaan MPP dibandingkan dengan printer
konvensional. Pemasangan dan pemeliharaan MPP memerlukan teknisi khusus yang memerlukan
kontrak pada periode tertentu.
Hambatan Pelaksanaan
Perubahan paradigma dari peralihan penggunaan printer konvensional ke MPP yang memerlukan usaha
yang lebih untuk proses pencetakan.
Tabel 12: Uji Additionalitas Aplikasi Mesin Printer Pintar (Printing Management System)
Nama Program
Jenis
Limbah
Non B3
2011
2012
2013
Kertas
582
540
121
Satuan
kg
Tabel 13: Hasil Absolut Aplikasi Mesin Printer Pintar (Printing Management System)
HANYA
0,69%
PENGGUNAAN AIR
DARI IZIN SIPPA
11
Praktek Umum
Perawatan sumur di industri sejenis pada umumnya masih menggunakan air permukaan.
Tidak ada peraturan yang mensyaratkan penggunaan air kondensat dalam kegiatan perawatan
sumur lapangan panas bumi.
Investasi
Meskipun kegiatan ini memerlukan dana untuk pembuatan infrastruktur jalur pemipaan dan
pembelian alat namun tidak ada keuntungan bisnis mengingat tidak ada penambahan kapasitas
produksi listrik. Dengan dilakukannya metode ini CGI telah menghemat penggunaan air
permukaan.
Hambatan Pelaksanaan
Proyek ini melibatkan beberapa tim yang saling terintegrasi yang membutuhkan upaya dan waktu
untuk menjamin keberhasilannya.
Tabel 14: Uji Additionalitas Substitusi Penggunaan Air Permukaan dengan Kondensat
Kegiatan
Penggunaan Air Permukaan untuk Perawatan
Sumur (Persentase terhadap SIPPA: 3.468.960
m3/tahun)
2010
2011
2012
2013
28.587
(0,82%)
32.621
(0,94%)
90.852
(2,60%)
23.919
(0,69%)
Satuan
m3
Tabel 15: Hasil Absolut Konservasi Air Melalui Substitusi Penggunaan Air Permukaan dengan Kondensat
Parameter
Air Kondensat
2011
2012
2013
CGI menginjeksikan 100% air terproduksi sebagai bagian dari proses operasi
(renewable energy), sebesar 11.944 m3/hari atau 4.359.726 m3/tahun
Satuan
m3
Amonia
89,992
99,796
118,901
33,331
ton
Sulfida
5,565
1,695
0,145
0,089
ton
Arsen
0,190
0,091
0,435
0,008
ton
Raksa
0,002
0,002
0,002
0,001
ton
Tabel 16: Hasil Absolut Penurunan Beban Pencemaran Air Melalui Pengelolaan Air Kondensat dalam Proses Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
Lapangan Panas Bumi Darajat
12
9.400 BIBIT
SIAP TANAM DARI 27 JENIS
TANAMAN LANGKA
2. Green Camp
Green Camp adalah kegiatan untuk
meningkatkan kepedulian lingkungan,
pengetahuan umum tentang perlindungan
lingkungan dan pembentukan karakter
peduli lingkungan yang diprakarsai oleh
CGI. Green Camp diharapkan menjadi
cikal bakal dibentuknya program Green
School yang mengintegrasikan kurikulum
dan ekstrakurikuler sekolah dengan Konsep
Lingkungan.
Program ini dilakukan setiap tahun dan dimulai
sejak tahun 2008 dengan sasarannya adalah
Gambar 11: Kegiatan Penanaman Pohon Program Green Camp
pelajar Sekolah Menengah Tingkat Pertama
(SMP) atau sederajat di Kabupaten Garut. Kegiatan ini melibatkan pemerhati lingkungan seperti
tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), instansi pemerintah dan akademisi.
Praktek Umum
Program pembibitan tanaman asli, penanaman pohon yang dikemas terpadu dengan program
pengomposan, pemberdayaan masyarakat dan pendidikan terhadap generasi muda untuk cinta
lingkungan merupakan inisiatif CGI Darajat yang dimulai sejak tahun 2008.
Investasi
CGI mengeluarkan dana untuk menjalankan program ini tanpa ada keuntungan bisnis namun
memberikan manfaat kepada masyarakat berupa peningkatan kepedulian lingkungan.
Hambatan Pelaksanaan
Program ini melibatkan banyak pihak seperti tokoh masyarakat, LSM, Dinas LH, Kepala
Sekolah, para siswa dan menyesuaikan dengan waktu belajar siswa serta para Guru pembimbing.
Dengan demikian dibutuhkan usaha, waktu dan komunikasi yang konsisten untuk menjamin
keberhasilannya.
Tabel 17: Uji Additionalitas Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Kegiatan
Satuan
2010
2011
2012
2013
Green Camp
180
317
251
*baru diadakan di
akhir tahun 2013
peserta
12
27
jenis
7.305
4.205
4.465
9.400
bibit
13
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat
1. Komitmen CGI Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
CGI terus berkomitmen untuk mendukung aspek-aspek pembangunan berkelanjutan melalui
keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam program pengembangan masyarakat yang berbasis
partisipasi masyarakat. Komitmen tertulis ini terlihat mulai dari tingkat korporat hingga unit lapangan
Darajat. Hal ini selaras dengan nilai-nilai yang dianut CGI yaitu The Chevron Way, di mana salah
satunya adalah kemitraan. Nilai ini kemudian diterjemahkan ke dalam tiga pilar strategis, yaitu:
Membangun kemitraan strategis, melakukan advokasi kebijakan dan regulasi,
Melakukan engagement (keterlibatan) kepada komunitas lokal melalu berbagai program investasi
sosial sehingga terbangun pemahaman yang sama untuk mendukung bisnis, dengan fokus pada
keberlanjutan program dan kemandirian masyarakat,
Meningkatkan reputasi perusahaan sebagai good corporate citizenship.
14
Pemberdayaan Masyarakat
Fokus/ Bidang
2010
2012
2013
Pengembangan
UMKM Berbasis
Kelompok Masyarakat
Penguatan kelompok
dan internalisasi usaha
kelompok
Penguatan kapasitas
pelaku UMKM
Pendirian rumah kreasi
Pengenalan koperasi
2011
2014
Pelatihan teknis
pengolahan produk
Diversifikasi produk
usaha
Pelatihan teknis
kemasan produk
Pelatihan dasar
manajemen usaha
Sertifikasi produk (PIRT
dan Halal MUI)
Pelatihan teknis
pengembangan produk
Diversifikasi produk usaha
Standardisasi kemasan
produk
Standardisasi kualitas produk
Pelatihan lanjutan
pengelolaan usaha
Sertifikasi produk (PIRT, Halal
MUI dan barcoding)
Pengenalan akses
modal melalui lembaga
pembiayaan (koperasi
dan bank)
Phasing out,
perluasan
jangkauan
program dan
Indikator/Variabel
Sejarah kelompok
Sifat kelompok (formal, informal)
Tujuan, visi dan misi kelompok
Program-program kelompok
Jumlah anggota
Mekanisme rekrutmen anggota
Jaringan Sosial
Sumber Daya Manusia
Nilai dan Norma Kelompok
Orientasi Politik
Sumber Daya Ekonomi
Potensi-Potensi kelompok yang dapat dikembangkan melalui program CD korporasi
Persepsi masyarakat, pemerintah daerah, korporasi terhadap kelompok
Sumber Data
Output
Dokumen organisasi
Wawancara
mendalam dengan
pimpinan dan
anggota organisasi
Wawancara
mendalam dengan
aparat, tokoh, dan
anggota masyarakat
Wawancara dengan
pihak korporasi
Observasi
Data pemetaan
kelompok-kelompok
signifikan di wilayah
studi, termasuk
potensi-potensi yang
dapat dikembangkan
melalui program
Permberdayaan
Masyarakat
Hasil kajian pemetaan sosial ini kemudian dijadikan referensi pada saat perencanaan program
bersama dengan masyarakat melalui berbagai forum, misalnya Forum Komunikasi CSR Desa,
Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Fokus), Musrenbang, Rapat Koordinasi MUSPIKA
hingga Rapat Koordinasi di tingkat Kabupaten dan Propinsi Jawa Barat. Dari berbagai forum inilah,
diperoleh umpan balik dan disusun program tahunan yang berbasis partisipasi masyarakat dan
berdasarkan skala prioritas dengan melihat potensi lokal yang ada.
Dalam tahap perencanaan, Metrik Ukuran Kinerja Program ditetapkan sebagai salah satu alat untuk
melakukan pemantauan dan evaluasi program bersama dengan pemangku kepentingan terkait,
termasuk dengan penerima manfaat.
15
Pemberdayaan Masyarakat
2011
2012
No
Kegiatan
265.000.000
Project selesai
100% untuk tahun
2010
337.027.000
Pengembangan UMKM
lokal berbasis masyarakat
melalui pendekatan cluster Peningkatan Pendapatan Untuk
Masyarakat, kerjasama dengan
Yayasan PUPUK
1.066.936.000
Project selesai
100% untuk tahun
2010
1.762.622.000
201.515.000
Project selesai
100% untuk tahun
2010
71.735.000
Program Pengembangan
Kontraktor Tempatan LBD
96.247.619
Anggaran
Tingkat
keberhasilan
2013
Tingkat
Keberhasilan
Anggaran
415.520.000
Project selesai
100% untuk
tahun 2012
425.000.000
Project sedang
berjalan sekitar
45% sampai dengan
September 2013
1.231.250.000
Project selesai
100% untuk
tahun 2012
1.418.400.000
Project sedang
berjalan sekitar
75% sampai dengan
September 2013
310.060.000
210.000.000
Project selesai
100% untuk
tahun 2012
750.000.000
Pengembangan
Fasilitas SMK
Pasirwangi dalam
proses pelelangan
Project selesai
100% untuk tahun
2010
337.383.000
295.570.000
Project selesai
100% untuk
tahun 2012
290.000.000
Project sedang
berjalan sekitar
65% sampai dengan
September 2013
Project selesai
100% untuk tahun
2010
253.606.875
213.870.200
Project selesai
100% untuk
tahun 2012
163.243.500
Project sedang
berjalan sekitar
65% sampai dengan
September 2013
Anggaran
Tingkat
Keberhasilan
Anggaran
Tingkat
Keberhasilan
Tabel 21: Hasil dan Dana Program Pengembangan Masyarakat CGI, 2010-2013
40%
PENINGKATAN
PEMBIAYAAN KBMT
BERKAH DARAJAT
28%
PENINGKATAN JUMLAH
NASABAH KBMT
BERKAH DARAJAT
produk-produk kelompok
binaan, seperti PIRT (PanganIndustri Rumah Tangga)
dari Dinas Kesehatan,
sertifikat Halal MUI, dan
barcoding, sebagaimana
juga pendampingan untuk
mengakses lembaga
pembiayaan dan jaringan
pemasaran.
Pemberdayaan Masyarakat
Si OLGA MENINGKATKAN
40%-50%
PENDAPATAN RATA-RATA
PESERTA PROGRAM
Untuk mendukung
keberlanjutan program, CGI
telah menginisiasi Koperasi
Samarawangi yang sebagian
besar anggotanya adalah
UMKM kelompok binaan
dengan mengelola unit usaha
OLGA Oleh-Oleh Garut.
Galeri UMKM Samarawangi
yang berada di pusat kota
Garut ini, menjadi ruang pamer
sekaligus pusat transaksi
MEMBERIKAN MANFAAT
LANGSUNG KEPADA 1.250
ORANG DENGAN DAMPAK
TIDAK LANGSUNG TERHADAP
4.800 ORANG
35,000.00
30,000.00
25,000.00
20,000.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00
1
Praktek Umum
Program ini tidak umum ditemui dan unik karena berbasis budaya dan potensi lokal. Selain itu, belum
ada yang menggunakan pendekatan dan strategi program terpadu dan terintegrasi (hulu sampai hilir),
tidak parsial, dan didesain berkelanjutan dengan beberapa indikator keberhasilan.
Tidak ada peraturan yang mengharuskan model program pemberdayaan masyarakat seperti yang telah
dilaksanakan CGI.
Investasi
Program ini merupakan salah satu investasi sosial yang mengeluarkan dana relatif besar agar program
ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
Hambatan Pelaksanaan
Cara pandang sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa program pemberdayaan
masyarakat adalah bantuan yang bersifat hibah.Kapasitas pelaku UMKM lokal sangat rentan (hard
maupun soft skill) dan sulitnya pelaku UMKM mengakses permodalan karena adanya syarat jaminan.
Tabel 22: Uji Additionalitas Pusat Pengembangan UMKM Berbasis Budaya dan Potensi Lokal OLGA (Oleh-oleh Garut)
17
Pemberdayaan Masyarakat
4. Supercamp, Mendorong
Potensi Asgar Muda dengan
Pendidikan untuk Masa
Depan yang Lebih Baik
Sistem pembelajaran di
Supercamp menggabungkan
aspek akademik dengan soft
skill berupa pengembangan
diri, pendekatan emosional dan
spiritual sehingga memadukan
antara sistem pembelajaran
kelas, training pengembangan
diri, wawasan Garut, mentoring
kelompok dan try out seleksi
masuk Perguruan Tinggi.
Tutor, mentor dan pengajar
merupakan guru dan alumni
dari berbagai perguruan tinggi
Pemberdayaan Masyarakat
75%
PESERTA MASUK
PERGURUAN TINGGI NEGERI
FAVORIT
Tahun Kedua
Tahun Ketiga
Periode Proyek
100%
75%
50%
Jumlah Siswa
Indikator Kesuksesan
Kebutuhan Kelas
4 kelas
5 kelas
6 kelas
Pionir program LBD yang bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk mengembangkan
dan melaksanakan pelatihan bisnis dalam suatu kurikulum pembelajaran yang terstruktur.
Tidak ada peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk membina usaha tempatan.
Investasi
CGI mengeluarkan dana yang besar untuk pelatihan dan sumber daya untuk program LBD dan
merupakan bagian dari social investment.
Hambatan Pelaksanaan
Cara pandang masyarakat yang menganggap program sebagai bantuan, pelaku UMKM lokal
yang sangat rentan dan kesulitan mengakses permodalan.
Tabel 24: Uji Additionalitas Program Local Business Development
19
Pemberdayaan Masyarakat
2012
2013
2014
2015
2016
Mensosialisasikan dan
mempromosikan Program LBD
Mensosialisasikan dan
Mempromosikan Program LBD
Peningkatan BPP
Memasukkan proses kepatuhan
dan persyaratan OE/HES
Peningkatan BPP
Memasukkan proses kepatuhan
dan persyaratan OE/HES
Peningkatan BPP
Peningkatan BPP
Memasukkan proses kepatuhan
dan persyaratan OE/HES
Peningkatan BPP
Memasukkan Proses Kepatuhan
dan persyaratan OE / HES
Melaksanakan program
Pendampingan Wirausaha LBD
(kurikulum 3 tahun)
Menyelesaikan program
Pendampingan Wirausaha LBD
(kurikulum 3 tahun)
Mengukur hasil program
Kelulusan program LBD Batch 1&2
Melaksanakan program
pendamping wirausaha LBD
(kurikulum 3 tahun)
Pendekatan pelanggan
Promosi program LBD ke pihak
pemerintah daerah
Promosi program LBD perusahaan
lain
Pendekatan pelanggan
Pemerintah Daerah dan
perusahaan lain berpartisipasi di
program LBD
Promosi LBD Program to
Pemerintah Pusat
Pendekatan Pelanggan
Promosi program LBD ke pihak
Pemerintah Daearah
Promosi program LBD ke
perusahaan lain
Masyarakat yang
kuat dan mandiri
Perkembangan
ekonomi
Pertumbuhan
usaha
Pemasok lokal
yang andal
Indikator
CV Azril Pratama
CV Darajat Makmur
Diversifikasi Usaha
Konstruksi, distribusi
roti, dan properti
(US Dollar)
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
2009
2010
2011
2012
(US Dollar)
350.000
120.000
300.000
100.000
250.000
80.000
200.000
60.000
150.000
40.000
100.000
20.000
50.000
2008
2009
2010
2011
Di Chevron
Di Luar Chevron
(US Dollar)
2012
2008
Gambar 14: Grafik Transaksi yang Menunjukkan Kemandirian dengan Adanya Proyek-Proyek di Luar CGI
20
2009
2010
2011