TINJAUAN PUSTAKA
2. Proses desorpsi
Proses desorpsi berlangsung pada waktu panas diberikan dari titik B ke D
sehingga adsorber mengalami peningkatan temperatur yang menyebabkan
timbulnya uap desorpsi. Sehingga, adsorbat yang berada pada adsorben dalam
bentuk gas mengalir ke kondensor untuk mengalami proses kondensasi menjadi
cair dan mengalir ke kondensor.
4. Proses Adsorpsi
Proses adsorpsi berlangsung dari titik F ke A, Adsorber terus melepaskan
panas sehingga adsorber mengalami penurunan temperatur dan tekanan yang
menyebabkan timbulnya uap adsorpsi. Adsorbat dalam bentuk uap dihasilkan dari
proses penyerapan kalor oleh adsorbat dari air yang ada disekitar evaporator
sebesar kalor laten penguapan adsorbat tersebut.
2.2 Adsorben
2.2.1 Alumina Aktif
Alumina aktif dibuat dari aluminium hidroksida dengan dehydroxylating
dengan cara yang menghasilkan bahan yang sangat berpori, bahan ini dapat
memiliki luas permukaan signifikan lebih dari 200 meter persegi / g. Senyawa ini
digunakan sebagai pengering dan sebagai filter fluoride, arsenik dan selenium
dalam air minum. Alumina aktif terbuat dari aluminium oksida (alumina, Al2O3),
substansi kimia yang sama seperti safir dan ruby. Ini memiliki luas permukaan
2.3 Refrigeran
2.3.2 Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alcohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari – hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada
minuman beralkohol dan thermometer modern. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alcohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Etanol merupakan isomer konstitusional dari
dimetil etil. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan
singkatan dari gugus etil (C2H5). [15]
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organic paling
awal yang pernah dilakuan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang
memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang
ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan pengilangan
minyak bumi.[1]
2.3.3 Amonia
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun
amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia
sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Kontak dengan gas
amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan
bahkan kematian. Sekalipun amonia diatur sebagai gas tak mudah terbakar,
amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup. [15]
2.3.4 Musicool
Refrigeran hidrokarbon merupakan refrigeran alternatif jangka panjang
refrigeran CFC/HCFC. Dua keunggulaan penting yang dimilikinya adalah ramah
lingkungan dan karakteristik termodinamika yang handal sehingga meningkatkan
kinerja dan menghemat konsumsi energi sistem refrigerasi secara aman.
Musicool adalah refrigeran dengan bahan dasar hidrokarbon alam
sehinggga termasuk dalam kelompok refrigeran ramah lingkungan, yang
Hidrokarbon dapat terbakar bila berada di dalam daerah segitiga api yaitu
tersedianya: hidrokarbon, udara dan sumber api. Jika salah satu dari ketiga faktor
tersebut tidak terpenuhi maka proses kebakaran tidak akan tejadi. Hal ini
mengakibatkan tidak akan terjadi kebakaran di dalam sistem refrigerasi karena
tidak adanya udara (tekanan sistem refrigerasi lebih tinggi dari tekanan atmosfer).
Hidrokarbon termasuk kelompok refrigeran A3, yaitu refrigeran tidak
beracun yang mempunyai batas nyala bawah (Low Flammability Limit/LFL)
kurang dari 3,5%. Hidrokarbon dapat terbakar jika berada di antara ambang batas
nyala 2-10% volume. Bila konsentrasi hidrokarbon di udara kurang dari 2% maka
tidak cukup hidrokarbon untuk terjadinya pembakaran, demikian juga bila
konsentrasinya di atas 10% karena oksigen tidak cukup untuk terjadinya
pembakaran. [13]
1. Konduksi
Secara matematik, untuk plat datar seperti gambar di atas ini, laju
perpindahan panas konduksi dirumuskan dengan persamaan:
∆𝑇
𝑄 = 𝑘𝐴 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
∆𝑥
Atau sering dirumuskan dengan persamaan berikut ini.
𝑑𝑇
𝑄 = 𝑘𝐴 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)
𝑑𝑥
Dimana:
Q = laju aliran energi (W)
A = Luas penampang (m2)
∆T = beda suhu (K)
2. Konveksi
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas antara permukaan
padat yang berbatasan dengan fluida mengalir. Fluida di sini bisa dalam fasa cair
atau fasa gas. Syarat utama mekanisme perpindahan panas konveksi adalah
adanya aliran fluida. Perhatikan gambar di bawah ini.
Aliran Udara
Qc
Aliran Udara
Aliran Udara
3. Radiasi
Jika polanya ditunjukkan seperti gambar di bawah ini, yaitu fluida panas
akan terdesak dari permukaan yang panas dan mengalir ke sebelah luar. Untuk
mengisi kekosongan akibat aliran ini maka fluida dibawahnya akan mengalir ke
atas.