Anda di halaman 1dari 19

Strategi Implementasi Produksi Bersih

dan Pembuangan Limbah


Dr. Andes Ismayana, S.TP, MT
Institut Pertanian Bogor

Produksi Bersih
(Cleaner Production)
1
Nama Dr. Andes Ismayana, S.TP, MT

Aktivitas saat ini Staf Pengajar Departemen Teknologi Industri


Pertanian Fateta IPB

Kepakaran Teknologi Lingkungan Industri

Beberapa Mata Kuliah Teknologi Lingkungan di


Pengalaman lingkungan IPB, Pelatihan “Pengolahan Limbah
mengajar Cair Industri”, Pelatihan “Analisis Parameter
(termasuk Limbah Cair Industri”, Pelatihan “Pemahaman
pelatihan) Peraturan dan Aspek Teknis Pengelolaan
Lingkungan” email
andesismayana@ymail.com
Pendidikan S1 (Institut Pertanian Bogor, 1993)
S2 (Institut Teknologi Bandung, 1997)
S3 (Institut Pertanian Bogor, 2014) Hp
081514117033

Sertifikat Sertifikasi Dosen


keahlian yang
dimiliki
Cleaner Production

Minimization of waste and Reuse of wastes and


emissions emmisions

Level 1 Level 2 Level 3

Reduction at Internal External Biogenous


the source recycling recycling cycles

Product Process Structures Materials


modification modification

Good Substitution of Modification


housekeeping raw materials of technology
3
HIRARKI MANAJEMEN POLUTAN
Urutan preferensi dalam pengambilan keputusan tentang desain dan
operasi:

Prevention of generation wastes

Recycling

Treatment

Safe disposal

4
TEKNIK-TEKNIK PRODUKSI BERSIH

❖Good Housekeeping and Operating


Procedures
❖Material Substitution
❖Technology Changes
❖On-site Recycling
❖Product Redesign

5
❖Good Housekeeping and Operating Procedures

▪ Mengencangkan katup dan mengecek pipa untuk


mengurangi kebocoran, mematikan kran air jika tidak
digunakan

▪ Meminimalkan seretan (drag) saat objek dihapus dari proses


pencucian

▪ Mengoptimalkan parameter operasi dari pabrik

▪ Mengurangi penyimpanan dan kehilangan transfer


dengan cara merevisi prosedur

▪ Meningkatkan penanganan material untuk mengurangi


insiden tumpah
6
❖Material Substitution

▪ Mengganti larutan dengan air

▪ Mengganti asam pengawetan baja


dengan perawatan peroksida

▪ Mengganti pemutih klorin dengan


pemutihan oksigen

7
❖Technology Changes

▪ Proses batch, pengganti proses berkelanjutan

▪ Mekanis, pengganti pembersihan pelarut

▪ Powder painting, pengganti wet painting

▪ Otomatis, pengganti umpan kimia manual

▪ Pemanasan kering, pengganti perawatan rendaman


panas untuk finishing logam

8
❖On-Site Recycling

▪ Daur ulang internal air bilasan

▪ Pencucian atau pembersihan lebih


efisien menggunakan prinsip counter-
current

▪ Recovery dan daur ulang kondensat


uap

9
❖Product Redesign

▪ Menghilangkan bahan beracun dari komponen


produk

▪ Mengonsentrasikan produk untuk mengurangi


pengemasan

▪ Meningkatkan daya tahan dan perbaikan

▪ Menggunakan bahan yang dapat didaur ulang

10
Dalam “Prisma Project”, pemerintah
Belanda memilih 10 industri paling efisien
di bidang elektroplating, makanan dan
obat-obatan, transportasi, pengerjaan
logam, dan industri kimia.

Penilaian awal Produksi Bersih:


• Improved House keeping (28%)
• Material substitution (22%)
• Technology Change (39%)
• On-site recycling (10%)
• Product redesign (1%)
11
Keuntungan Perusahaan Menerapkan Produksi Bersih

• Menghemat dari pengurangan bahan baku dan


biaya tenaga kerja
• Konsumsi energi lebih rendah
• Biaya perawatan lebih murah
• Mengurangi biaya penanganan limbah
• Meningkatkan keselamatan kerja
• Mengurangi resiko produk

Meskipun produksi bersih tidak selalu mengarah pada


penghematan biaya, tetapi merupakan cara paling efektif
untuk mengurangi polusi.

12
Pengenalan Produksi Bersih ke Industri

• Industri dapat mewujudkan produksi bersih melalui


komitmen untuk bertindak dalam perusahaan.

• Produksi bersih melibatkan perubahan sikap orang


untuk bekerja menuju pendekatan sistematis yang
terintegrasi untuk perlindungan lingkungan.

• Tanpa komitmen tertulis yang jelas dari manajemen


puncak untuk penerapan produksi bersih, personel lain
tidak akan berkontribusi secara efektif.

13
Pengenalan Produksi Bersih ke Industri

• Tanpa keterlibatan seluruh pekerja dari semua tingkatan


dalam perusahaan, akan sulit untuk mendapatkan hasil yang
terbaik. Insentif dan budaya perusahaan diperlukan untuk
mencapai keterlibatan universal tersebut.

• Pelatihan internal pada pekerja, supervisor, dan manajer


diperlukan untuk mengidentifikasi peluang penerapan
produksi bersih dalam perusahaan.

14
10 Langkah Pengenalan Produksi Bersih di Industri

1. Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan


lingkungan perusahaan yang komprehensif dan fokus pada
pencegahan.
2. Menetapkan tujuan perusahaan untuk program produksi bersih,
dengan persentase dan tabel waktu yang spesifik.
3. Mengalokasikan tanggung jawab, waktu, dan dukungan
keuangan untuk seluruh program produksi bersih.
4. Melibatkan seluruh pekerja dari semua tingkatan.
5. Mengembangkan pengurangan limbah dalam perusahaan dan
menggunakannya secara reguler untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengeliminasi limbah pada masing-masing
tahap produksi. Hal ini memberikan informasi untuk
diterapkannya produksi bersih.

15
10 Langkah Pengenalan Produksi Bersih di Industri

6. Memperoleh dan menggunakan informasi teknis dan lainnya dari


dalam maupun luar perusahaan. Kriteria pengurangan limbah dapat
mencakup faktor lingkungan teknis, kepatuhan terhadap peraturan,
penerimaan publik, dan kelayakan ekonomi. Kumpulkan informasi
dari publikasi produksi bersih industri tertentu, buletin, dan data dari
UNIDO dan IE/PAC.
7. Memonitor dan mengevaluasi progress program produksi bersih.
8. Menginformasikan secara teratur kepada semua pekerja mengenai
progress produksi bersih pada bulan terakhir, 6 bulan, setahun, dan
lima tahun.
9. Mendorong dan menghargai usaha individu dan kelompok yang
berhasil mengimplementasikan produksi bersih.
10. Mengingat bahwa kesuksesan dalam produksi bersih adalah
perjalanan bukan tujuan: mengupdate tujuan minimisasi limbah dan
jadwal secara teratur. 16
Hambatan dalam Memperkenalkan Produksi Bersih

▪ Resisten terhadap ide dan pendekatan baru dengan staf yang


tidak memiliki pelatihan formal. Proyek demonstrasi sangat penting
unyuk meunjukkan bahwa produksi bersih dapat berjalan di
perusahaan.
▪ Kurangnya kesadaran sumber daya keuangan, pelatihan, keahlian,
informasi, dan akses terhadap pengetahuan yang ada.
▪ Kebijakan/peraturan pemerintah yang hanya fokus terhadap
pengurangan polutan single-medium dan yang menawarkan
insentif untuk investasi dalam teknologi end-of-pipe.
▪ Kurang familiar dengan praktik dan teknik produksi bersih.
▪ Ketakutan akan kerugian kompetitif akibat tingginya biaya.

17
18
TERIMA KASIH

Dr. Andes Ismayana, S.TP, MT


andesismayana@ymail.com

19

Anda mungkin juga menyukai