PROJECT ASSIGMENT
Disusun sebagai tugas akhir Program On The Job Training
Disusun Oleh :
Irwan Firdaus
(8914164OJT)
Rezon Arif Budiman
(9014173OJT)
PROJECT ASSIGNMENT
Panel Penukar Mode OperasiMaintenance Pada Flow Switch
Lube Water CWP
Oleh :
Irwan Firdaus (8914164OJT)
Rezon Arif B
(9014173OJT)
2015
: Irwan Firdaus
NID
: 8914164OJT
Penempatan
Sub Bidang
Nama
: Rezon Arif B
NID
: 9014173OJT
Penempatan
Sub Bidang
Adalah benar-benar merupakan karya original yang dibuat oleh siswa dan
belum pernah dipublikasikan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka. Demikian pernyataan ini dibuat dengan
sebenar-benarnya Apabila di kemudian hari ditemukan bukti bahwa karya ini
merupakan hasil karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang
diberikan oleh Manajemen PT PJB.
Jakarta,
Maret 2015
Irwan Firdaus
Rezon Arif B
NID 8914164OJT
NID 9014173OJT
Judul
Nama
: Irwan Firdaus
(8914164OJT)
Jabatan
(9014173OJT)
Jakarta,
Maret 2015
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Didik Triwanto
M. Nurdinsidiq
NID.6183120JA
NID.8108092JA
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat melaksanakan On The Job Training
dengan baik dan penyusunan laporan Project Assigment ini dapat berjalan lancar.
Project Assigment dengan judul: Panel Penukar Mode Operasi-Maintenance
Pada Flow Switch Lube Water CWP ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk menjadi karyawan PT. Pembangkitan Jawa Bali.
Selama pelaksanaan OJT dan penyelesaian laporan ini, tak lepas dari
hambatan. Namun, berkat motivasi, informasi, dan konsultasi dari berbagai pihak,
akhirnya semua dapat diatasi. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Bapak Bambang Iswanto selaku General Manajer PT PJB UP Muara
Karang
2. Bapak Didik Triwanto selaku Manajer Keuangan dan Administrasi PT
PJB UP Muara Karang
3. Bapak Lavi Rumandioko selaku Manajer Pemeliharaan PT PJB UP Muara
Karang
4. Bapak Poniman selaku Manager Operasi PT PJB UP Muara Karang
5. Bapak Muhammad Nurdinsidiq selaku Supervisor Pemeliharaan
6. Bapak Nana Sukarna selaku Supervisor Produksi Regu A PT PJB UP
Muara Karang
7. Orangtua dan keluarga tercinta
8. Rekan-rekan staf Pemeliharaan Kontrol dan Instrumentasi PT PJB UP
Muara Karang
9. Rekan-rekan Operasi PT PJB UP Muara Karang
10. Teman-Teman satu perjuangan OJT Angkatan XI
11. Rekan-rekan lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang terbaik atas
segala bantuan yang telah diberikan.
Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
iii
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Permasalahan ............................................................................................... 2
1.3 Pra Anggapan (Hipotesa) ............................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 3
2.1 Prinsip Kerja Lube Water CWP .................................................................. 3
2.2 Prinsip Kerja Flow Meter Switch ................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN, ANALISA DAN SOLUSI ......................................... 4
3.1 Fakta Yang Mempengaruhi ......................................................................... 4
3.2 Analisa Penyebab Terjadinya CWP Trip .................................................... 4
3.3 Solusi Yang di Usulkan ............................................................................... 5
3.3.1 Konsep Perangkat Panel Elektrik Maintenance ................................... 6
3.3.2 Design Perangkat Panel Elektrik Maintenance .................................... 7
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 9
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 9
4.2. Saran ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
Lampiran 1 Piping Diagram Lube Water CWP ................................................... ix
Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Alarm .........................................................................................4
vii
ABSTRAK
Pada Sistem Water Intake terdapat CWP (Circulating Water Pump) yang
digunakan untuk mengambil air laut sebagai bahan baku utama pendingin
kondensor Steam Turbin, pendingin Heat Exchanger CCW Steam Turbin, dan
bahan baku Desalination Plant. Syarat utama CWP beroperasi, Lube Water Pump
CWP harus bekerja dengan normal dan optimal, mengingat fungsi dari CWP
Lube Water Pump adalah untuk melubrikasi bagian shaft penghubung antara
motor dengan pompa CWP. Pada CWP Lube Water Pump terdapat Flow Meter
yang berfungsi untuk mengukur flow atau aliran air lubrikasi. Flow meter
dilengkapi dengan switch yang berfungsi untuk memberi sinyal informasi proteksi
ke sistem kontrol DCS ketika aliran air dibawah setting terendahnya pada 2,5
m3/s. Jika aliran air lubrikasi kurang dari nilai settingnya maka mengakibatkan
CWP mengalami trip. Dampak dari tripnya CWP akan mengakibatkan unit Steam
Turbin trip dan Gas Turbin mengalami derating dan beroperasi dengan mode
simple cycle. Trip nya CWP yang pernah terjadi pada beberapa waktu lalu adalah
karena turun nya aliran air (flow) yang di gunakan untuk melubrikasi shaft CWP.
Penyebab turun nya aliran air (flow) disebabkan karena adanya sumbatan oleh
biota laut (tritip) yang tumbuh di float guide. Untuk mengatasi adanya
permasaahan tersebut maka dilakukan usulan untuk penambahan Sight Glass dan
Panel penukar Mode Operasi-Maintenance. Dengan dilakukannya modifikasi line
CWP Lube Water Pump maka akan menambah kesiapan (availability) dan
keandalan (reliability) dari CWP meningkat sehingga mengurangi terjadinya
derating pada unit Steam Turbin dan Gas Turbin serta mempermudah melakukan
maintenance pada saat unit beroperasi di PLTGU Blok II Muara Karang.
Kata Kunci : CWP Lube Water, Flow Meter Switch, Sight Glass, Panel Operasi
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai salah satu unit pembangkitan terpenting di Ibukota Jakarta, PT.
PJB UP Muara karang harus selalu menjaga keandalan unit-unitnya dari gangguan
trip maupun derating. PLTGU Muara Karang Blok II memiliki 2 buah Gas
Turbin, 2 buah HRSG dan 3 buah Steam Turbin. Pada kondisi operasi normal
entitas Blok II akan membentuk konfigurasi operasi 2 ON 3 ( 2 GT+ 2 HRSG + 3
ST). Sistem utama dan sistem bantu yang ada pada unit pembangkit harus saling
beroperasi dan bersinergi agar unit bekerja handal. Salah satu sistem yang
mempengaruhi kinerja pembangkit adalah Sistem Water Intake.
Pada sistem water intake terdapat CWP (Circulating Water Pump) yang
digunakan untuk mengambil air laut sebagai bahan baku utama pendingin
kondensor Steam Turbin, pendingin Heat Exchanger CCW Steam Turbin, dan
bahan baku Desalination Plant. Adapun syarat utama agar CWP dapat beroperasi
maka Lube Water Pump CWP harus bekerja dengan normal dan optimal. Fungsi
dari CWP Lube Water Pump adalah untuk melubrikasi bagian shaft penghubung
antara motor dengan pompa CWP. Saluran Lube Water memanfaatkan air laut
dari discharge CWP untuk melubrikasi shaft dan header bearing CWP agar tidak
mengalami pemuaian saat beroperasi akibat adanya gesekan antara shaft yang
berputar dengan header bearing.
Pada CWP Lube Water Pump terdapat Flow Meter yang berfungsi untuk
mengukur flow atau aliran air lubrikasi. Flow meter dilengkapi dengan switch
yang berfungsi untuk memberi sinyal informasi proteksi ke sistem kontrol DCS
ketika flow yang mengalir ke CWP berkurang dari nilai settingnya. Jika aliran air
lubrikasi kurang dari nilai settingnya maka mengakibatkan CWP mengalami trip.
Dampak dari tripnya CWP akan mengakibatkan unit Steam Turbin trip dan Gas
Turbin mengalami derating dan beroperasi dengan mode simple cycle.
Permasalahan
Kejadian trip pada CWP yang pernah terjadi pada beberapa waktu lalu
adalah karena turun nya aliran air (flow) yang di gunakan untuk melubrikasi shaft
CWP. Penyebab turunnya aliran air (flow) disebabkan karena adanya sumbatan
oleh biota laut (tritip) yang tumbuh di float guide.
Pada kondisi normal, aliran Lube Water yang terukur pada Flow Meter
yaitu 5 m3/hour dan nilai setting yang mengaktifkan switch flow low yaitu 2,5
m3/hour. Jika switch flow low aktif maka sistem DCS akan mengaktifkan delay
time 3 detik kemudian setelah itu akan memerintahkan CWP stop (trip) yang
tujuannya adalah untuk pengaman shaft CWP agar tidak mengalami kerusakan.
Pada Sistem Water Intake Blok II PLTGU Muara Karang terdapat 4 buah CWP
dimana output dischargenya mensuplai 3 buah kondensor Steam Turbin. Saluran
discharge CWP A dan CWP B menuju tunnel kondensor ST 1 dan ST 2. Saluran
discharge CWP D menuju tunnel kondensor ST 3, sedangkan saluran CWP C
diposisikan untuk back up apabila ada salah satu CWP yang tidak dapat
beroperasi. Jika CWP A mengalami trip maka ST 1 dan ST 2 akan menurunkan
bebannya (derating) sebagai akibat turunnya aliran air pendingin ke kondensor ST
1 dan kondensor ST 2. Adapun penurunan beban di ST 1 dan ST 2 akan
berdampak ke menurunya beban GT 1 dan GT 2. Kemudian Jika CWP D
mengalami trip maka ST 3 akan ikut mengalami trip. Dengan terjadinya trip ST 3
maka sistem akan mengubah konfigurasi operasi menjadi 1 ON 2 ((1 GT + 1
HRSG + 1 ST) + 1 GT simple cycle).
1.3
shaft pada pompa CWP dengan menggunakan air. Air lubrikasi berasal dari
discharge (keluaran) dari CWP yang selanjutnya dialirkan melewati strainer
(saringan) lalu kemudian di pompa oleh lube water pompa dan kemudian di
alirkan untuk melubrikasi shaft CWP. Gambar diagram kerja dari lube water
pompa bisa di lihat di Lampiran 1 Prinsip Kerja Lube Water CWP.
2.2.
mana jika penunjukan pada flow meter melebihi nilai yang telah di atur maka
akan membuat switch bekerja baik menghubungkan ataupun memutus arus yang
dihubungkan ke sistem berikutnya (PLC, DCS, atau rangkaian relai).
Flow meter adalah alat instrumen untuk mengukur berapa jumlah aliran
(baik cairan, lumpur maupun gas) yang mengalir di dalam pipa dengan satuan
m3/s. Flow meter yang di gunakan pada bagian ini adalah dengan menggunakan
bandul seperti pada Lampiran 2 Prinsip Kerja Flow Switch. Dimana aliran air
akan mendorong bandul sehingga pelampung akan mendorong pointer (penunjuk)
hingga menunjukan nilai berapa jumlah aliran yang mengalir di pipa tersebut.
Switch adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik baik normally close (NC) ataupun normally open
(NO).
sering terjadi Flow Low yang disebabkan menurunnya aliran lube water yang
pernah terjadi dari bulan Januari 2014 hingga sekarang dan menyebabkan derating
unit Steam Turbine Generator. Tabel 1 adalah jumlah alarm history yang sudah
kami rekap.
Tabel 3.1 Data Alarm
Frekuensi Kejadian
ALARM MESSAGE
2014
jan feb mar apr
may
2015
dec
jan
3.2
penyebab dari CWP trip berdasarkan logic diagram dan faktor-faktor yang lain
seperti yang di tunjukan Gambar 3.1
Kemungkinan penyebab pertama dari CWP trip adalah dari lube water
flow rendah yang disebabkan oleh sumbatan dari biota laut yaitu tritip.
Penanggulangan biota laut ini sudah ada yaitu dengan pemberian chlorin untuk
melemahkan biota laut. Namun, hal ini tidak menjamin bahwa line bersih dari
biota laut. Hal itu disebabkan karena biota laut lama kelamaan semakin kebal
terhadap chemical sehingga menyumbat flow meter. Jika kondisi ini terjadi
dibutuhkan pembersihan secara manual untuk membersihkan flow meter secara
berkala. Namun, pembersihan manual hanya bisa dilakukan pada saat CWP Stop
sehingga diperlukan sebuah solusi untuk bisa melakukan pembersihan dalam
kondisi CWP beroperasi.
3.3
(a)
(b)
Dari gambar 3.3 diagram diatas dapat dilihat bahwa sensor Flow Switch
terpasang secara seri dengan input DCS. Gambar 3.3 (a) menunjukkan saat aliran
normal, flow switch dalam kondisi open sehingga tidak ada sinyal yang terkirim
ke DCS. Gambar (b) menunjukkan saat terjadi penurunan aliran sehingga flow
switch close dan sinyal trip akan tertrigger ke DCS.
Dengan sistem diatas tidak bisa dilakukan pemeliharaan sensor flow
switch pada saat unit beroperasi. Pemeliharaan yang dimaksud adalah dengan
melakukan pembersihan pada tuas flow switch yang artinya harus membongkar
seluruh bagian flow switch. Sebelum dilakukan pembongkaran maka aliran lube
water harus dipindah ke line bypass agar shaft CWP tetap mendapat pelumasan.
Saat aliran lube water dipindah ke line bypass maka terjadi penurunan aliran di
flow switch. Jika aliran lube di flow switch rendah maka flow switch akan
Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang
Cara kerja rangkaian ladder pada Gambar 3.5 adalah sebagai berikut :
a. Saat Mode Operasi normal maka lampu indikator Mode Operasi yang
terdapat pada panel menyala
b. Untuk melakukan pemeliharaan maka perlu di tekan tombol Maintenance
Mode (Push Button Maintenance) agar sistem ini memanipulasi signal
yang dikirimkan ke DCS sehingga flow meter dapat di lakukan
pemeliharaan.
c. Setelah pemeliharaan selesai dan flow switch sudah di pasang kembali
dengan benar serta sudah terdapat aliran untuk melubrikasi shaft CWP
maka perlu di tekan tombol Operasi Mode (Push Button Operasi) agar
sistem kembali ke operasi normal serta lampu indikator Operasi menyala.
Untuk merealisasikan rangkaian ladder di atas maka di butuhkan 4 relay
yang disusun dan di letakan pada panel seperti pada Lampiran 4 Desain Panel
Elektrik Maintenance.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan masalah di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa :
1. Untuk melakukan pemeliharaan lube water pada saat unit beroperasi
maka dibutuhkan modifikasi yang berfungsi untuk memanipulasi
signal yang dikirimkan ke DCS.
2. Mempermudah bagian pemeliharaan untuk melakukan pemeliharaan
tanpa harus menunggu unit CWP berhenti beroperasi
3. Mempermudah tim operasi untuk mengoperasikan CWP
4. Jika modifikasi ini direalisasikan maka akan menaikan kehandalan
(reability) dan kesiapan (availability) CWP
4.2.
Saran
Dari hasil pembahasan dan analisa maka penulis menyarankan :
1. Direalisasikannya modifikasi Modifikasi Line Lube Water CWP untuk
memudahkan
Pemeliharaan
Saat
Unit
Beropersai
(Online
Maintenance)
2. Pada saat meakukan pemeliharaan dibutuhkan tim operasi untuk
melakukan pemantauan secara visual di sightglass untuk memastikan
terdapat aliran air untuk melubrikasi shaft CWP
3. Dilakukan pemeliharaan rutin pada flow switch tanpa menunggu unit
berhenti beroperasi.
4. Melakukan pemeliharaan flow switch secara berkala dengan periode 6
bulan sekali
ix
xi
xii
xiii
Push
Button
Maintenance,
pastikan
lampu
indikator
xiv