Anda di halaman 1dari 29

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA

UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkah dan rahmat-Nya
dapat menyelesaikan Telaahan Staf dengan judul PENGOPERASIAN GARDU
INDUK.Penulisan Telaahan Staf ini merupakan salah satu syarat untuk dapat
menyelesaikan program On The Job Training (OJT) Berbasis Resiko Prajabatan
Tingkat SMK Jalur Pelaksana Tahap 2 angkatan 13 tahun 2015. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangat lah
sulit menyelesaikan Telaahan Staf ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moral.
2. Bapak Herman M. Saleh, sebagai Mentor sekaligus Manager Tragi Duri
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran selama saya
melakukan OJT dan menyusun Telaahan Staf.
3. Bapak Henry Ferdian, sebagai Co Mentor sekaligus Supervisor Gardu
Induk Dumai yang bersedia memberikan pelatihan dan pembelajaran
serta pikiran dalam penyusunan Telaahan Staf ini.
4. Bapak Mardianto, Bapak Benni R.H, Bapak Ali akbar, Bapak Sepriadi, dan
Rekan-Rekan karyawan GI Dumai yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu telah membantu dan memberi masukan serta semangat kepada
saya.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Saran dan kritik sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan Telaahan Staf. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Dumai,04 April 2016


Penulis,

ABBY SEPDIO PRATAMA

Page 1

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................................
..................1
DAFTAR
ISI............................................................................................................
..............2
ABSTRAK.................................................................................................
............................3
BAB I :
PENDAHULUAN......................................................................................
................4
1.1 Latar
Belakang........................................................................................
.........4
1.2
Permasalahan.................................................................................
.................5
1.3
Persoalan.......................................................................................
..................5
1.4 PraAnggapan.......................................................................................
...........6
1.5 Fakta yang
Mempengaruhi..............................................................................
6
BAB II :
PEMBAHASAN........................................................................................
...............7
2.1 Profil
Unit................................................................................................
.......7
2.2 Rumusan
Masalah..........................................................................................
8

Page 2

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
2.3 Pengertian Gardu
Induk.................................................................................8
2.4 Jenis Gardu
Induk...........................................................................................9
2.5 Peralatan Gardu
Induk...............................................................................9-11
2.6 Pengoperasian Gardu
Induk.........................................................................11
2.7.1 Operasi Sistem Gardu Induk
Dumai.....................................................12
2.7 Sejarah Gardu Induk
Dumai..........................................................................13
2.8 Single Line Gardu Induk
Dumai.....................................................................13
2.9 SOP Gardu Induk
Dumai............................................................................14-18
2.10 Gambar
Tambahan..................................................................................19
-26
BAB III :
PENUTUP....................................................................................
........................27
KESIMPULAN..............................................................................
.......................27
SARAN.........................................................................................
......................27

ABSTRAK

Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sematera merupakan sistem aset PT


PLN (Persero) karena dengan sistem Penyaluran tersebut seorang Operator
bertugas penting dalam mengatur dan

memantau sistem Penyaluran

bagaimana olah Pengoperasiannya,dimana dalam sistem Pengoperasian


tersebut mempunyai tempat untuk menyalurkan Tenaga Listrik kepada

Page 3

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
masyarakat luas dimana sebelumnya tenaga Listrik tersebut dihasilkan dari
suatu Pembangkit Tenaga Listrik dan Penyalurannya diatur Gardu Induk.
Adapun dalam Sistem penyaluran tersebut,jika dalam penyaluran tersebut
mengalami gangguan. Maka seorang Petugas Operator yang ada di Gardu
Induklah yang akan mengontrol dan yang akan menjalankan proses sistem
itu,dimana dalam proses tersebut akan selalu berkomunikasi dan akan dipandu
oleh sebuah Dispatcher Unit Pengatur Beban.didalam Telaahan Staff ini akan
dijelaskan bagaimana seorang Operator mengatasi semua masalah yang ada di
Gardu Induk dan seorang Operator harus selalu Stainbay dalam menjaga
kestabilan Teganggan dan Beban,memeriksa peralatan-peralatan. Dalam
Telaahan Staff ini penulis mencoba menjabarkan apa dan bagaimana suatu
peralatan dan sistem Gardu Induk, apasaja permasalahan dalam pengoperasian
dan tindak lanjud dalam mengatasi suatu masalah yang ada di Gardu
Induk,Tindakan untuk menjaga keutuhan dan kesetabilan dalam Pengoperasian
Gardu Induk.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Page 4

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
Energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Tanpa listrik semua proses kehidupan tidak akan berjalan
dengan lancar. Namun pada kenyataannya energi listrik belumlah bisa kita
nikmati dengan leluasa, hal ini disebabkan keterbatasan sumber pembangkit
dalam menyalurkan energi listrik tersebut dan keandalan dalam penyalurannya.
Dalam proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke distribusi diperlukan
mekanisme transmisi daya listrik yang effektif

dan effisien. Pusat pengatur

(control center) didirikan dengan tujuan untuk melakukan koordinasi antara


sistem pembangkit dengan sistem distribusi sebagai sumber beban. Pusat
pengatur juga berperan penting dalam hal pemulihan terhadap adanya gangguan
pada sistim penyaluran tenaga listrik. Proses penormalan terhadap adanya
gangguan diharapkan dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga
akan meningkatkan kuantitas daya yang tersalur ke konsumen/pelanggan.
Secara teknis energi listrik lebih efektif untuk disalurkan pada tegangan tinggi.
Rugi rugi yang ditimbulkan dalam proses transmisi dapat dikurangi. Gardu Induk
sebagai suatu sub-sistem Penyaluran energi listrik memegang peranan penting
dalam proses penurunanan atau menaikan tegangan. Step up / step Down
tegangan dilakukan pada masing-masing Gardu Induk. Dalam Gardu Induk
dilakukan proses pencatatan dan monitoring terhadap besarnya parameterparameter ketenagalistrikan yang diantaranya besarnya Tegangan (kV), Arus
(ampere), Frekuensi (Hz), Daya Aktif (MW), Daya Rekatif (MVAR).
Di dalam Gardu Induk juga mempunyai proteksi terhadap peralatan-peralatan
yang terdapat dalam Gardu Induk, proteksi penting untuk melindungi peralatan
dari kondisi sistem kelistrikan yang abnormal. Yang disebabkan oleh adanya
gangguan penghantar ataupun adanya tegangan lebih atau surja petir.
Mengingat pentingnya peran Gardu Induk dalam proses penyaluran tenaga
listrik, maka P3BS sebagai Penyaluran Dan Pusat Pengatur Beban Sumatera
sangat membutuhkan data-data yang terdapat dalam Gardu Induk secara realtime dan berkelanjutan.

1.2 PERMASALAHAN
Dalam

Pengoperasian

Gardu

Induk

mempunyai

diperhatikan diantaranya ialah :

Page 5

hal

yang

harus

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

1. Apabila terjadi suatu Gangguan Pengantar yang dimana suatu


peralatan tidak bekerja dengan baik maka seorang Operator tidak
bisa mengetahui penyebab gangguan dan apa indikasi dalam
Annuciator(Annuciator tidak menyalah)
2. Apabila dalam melakukan suatu pelepasan Pengantar,seorang
Operator harus memperhatikan kondisi peralatan pemisah (PMS)
tersebut dengan baik(Pemisah tidak terbuka dengan sempurna)
3. Apabila saat memasukkan Ground,posisi Ground harus lebih
diperhatikan dengan teliti apakah Ground tersebut benar-benar
masuk dengan sempurna.
1.3 PERSOALAN
Suatu persoalan didalam Gardu Induk Dumai dalam pengoperasian
diantaranya ialah apabila terjadi suatu gangguan autoreclose pada
penghantar 150 kv duri 2 untuk alarm tanda gangguan tidak berbunyi
sebagai mana mestinya. maka ini menjadi suatu persoalan yang
mengakibatkan seorang operator tidak mengetahui terjadi nya gangguan
penghantar tersebut. Oleh karena itu dalam pengoperasian Gardu induk di
minta dengan sangat untuk melakukan perbaikan sebagai mana
fungsinya.

1.4 PRA-ANGGAPAN
Sebagian besar dalam melakukan pengoperasian Gardu Induk
1. Sebaiknya semua peralatan pada Gardu induk haruslah rutin dilakukan
suatu pengecekan atau pemeriksaan.
2. Petugas haruslah lebih peka dengan suatu peralatan yang ada dalam
Gardu induk tersebut.

Page 6

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
3. Lebih cepat dan sigap dalam menanggapi semua kerusakan atau ketidak
normalan pada peralatan Gardu induk agar pengoperasian berjalan
dengan baik.

1.5 FAKTA YANG MEMPENGARUHI


1..Suatu peralatan Gardu induk akan lebih baik bila rutin dilakukan
pemeriksaan atau pengecekan.
2. Lebih utamakan Standar Operated Prosedure (SOP) dalam bekerja agar
sistem aman dan Handal.
3. Berusaha tetap tenang dan tidak panik saat terjadi suatu Gangguan
karena sangat berpengaruh dalam melakukan Pengoperasian.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROFIL UNIT

Page 7

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
Sebagai salah satu unit PT PLN (Persero), P3B Sumatera nantinya akan memiliki
tugas dan lapangan usaha berupa pengoperasian dan pengelolaan aset
penyaluran serta melakukan transaksi energi listrik pada Sistem Interkoneksi
Sumatera.
Visi
Diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur beban Sistem Tenaga Listrik
dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang mampu memenuhi harapan
stakeholders dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Misi
1. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal
2. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara
efisien, andal dan akrab lingkungan
3. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil
4. Melaksanakan pembangunan instalasi sistem transmisi tenaga listrik
Sumatera
Motto
Kesinambungan Penyaluran Listrik untuk Sumatera
Continuity of Electricity for Sumatera

2.2 RUMUSAN MASALAH


Gardu Induk merupakan sarana Instalasi Tenaga Listrik yang membutuhkan
pengelolaan yang baik sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen dapat

Page 8

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
terjaga keandalan dan kekontinuitasannya. Pada pengopersiaannya, Gardu
Induk membutuhkan peralatan dan sumber daya manusia yang andal.
Dalam pengoperasian Gardu Induk, suatu kesalahan yang disebabkan oleh
peralatan maupun operator dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada
peralatan dan manusia itu sendiri. Untuk itu, dibutuhkan keandalan serta
keahliaan yang tinggi pada Operator agar kesalahan-kesalahan dalam
pengoperasian Gardu Induk tidak terjadi,selain itu di dukung oleh peralatanperalatan yang memiliki keandalan dengan melakukan pemeliharaan secara
kontinuitas.

2.3 PENGERTIAN GARDU INDUK:


Suatu instalasi listrik yang berfungsi untuk menerima dan menyalurkan tenaga
listrik melalui sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET), Tegangan Tinggi (TT) Dan
Tegangan Menengah (TM). Tenaga listrik yang diterima / disalurkan berasal dari
pusat-pusat pembangkit tenaga listrik ataupun dari gardu induk lain.

2.4 JENIS GARDU INDUK :


1. Gardu Induk Konvensional
Gardu induk konvensional adalah Suatu Gardu Induk yang peralatan
Isolasinya berisolasi Udara bebas,karena sebagian besar peralatannya
terpasang diluar Gedung (Switchgear) dan sebagian kecil didalam Gedung
(HV Cell dll) sehingga memerlukan areal tanah yang relatif Luas
2. Gardu Induk GIS (Gas Insulated Switchgear)
Gardu Induk GIS (Gas Insulated Switchgear) adalah Suatu Gardu Indah yang
semua peralatan Switchgearnya berisolasi GAS SF-6,Karena sebagian besar
peralatannya terpasang didalam Gedung dan dikemas didalam Tabung
Sehingga memerlukan areal tanah yang jauh lebih kecil (memerlukan 5,8 %
areal Konventional)

1. Gardu Induk Konvensional

2. Gardu Induk GIS

Page 9

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

2.5 PERALATAN GARDU INDUK :


A. Ligthning Arrester (LA) yang biasa

disebut

Arrester , di

Gardu Induk

berfungsi sebagai pengaman instalasi ( peralatan listrik pada instalasi )


dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning Surge)
maupun oleh surja hubung (Switching Surge).
B. Line Trap adalah Merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyaring atau meredam frekuensi tinggi untuk sistem komunikasi dan
frekuensi rendah 50 - 60 Hz untuk sistem tenaga listrik.
C. Transformator tegangan (PT) adalah trafo satu fasa yang menurunkan
tegangan tinggi menjadi tegangan rendah sesuai ratingnya yang dapat
diukur dengan Volt meter untuk indikator, rele dan alat synkronisasi.
D. PMS adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan dari peralatan instalasi
tegangan tinggi.
Ada dua macam fungsi pms,yaitu :
1.

Pemisah

Tanah

Pisau

Pentanahan

menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi.

Page 10

berfungsi

untuk

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

2.

Pemisah Peralatan : Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari


peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka
atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.

Menurut gerakan lengannya,pemisah dapt di bedakan menjadi pemisah


engsel dan pemisah putar.
D. Transformator arus (CT) adalah trafo satu fasa yang menurunkan arus tinggi
menjadi arus rendah yang dapat di ukur dengan ampermeter yang berguna
untuk indicator,rele dan alat synkronisasi.
Fungsi Current Transformator :
1.Memperkecil besaran arus listrik (ampere) pada system tenaga

listrik

menjadi besaran arus untuk system pengukuran dan proteksi.


2.Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer yaitu
memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi.
3.Memunkinkan standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder.

E. Pemutus tenaga adalah alat yang terpasang di Gardu Induk yang


berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus
gangguan.
Jenis-jenis PMT :
1). Media isolasi dengan gas
Media gas yang digunakan pada tipe PMT ini adalah Gas SF6
(Sulphur Hexafluoride).

Sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak

berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar.


2). Media isolasi dengan vacum

Page 11

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
Kontak-kontak pemutus dari PMT ini terdiri dari kontak tetap dan
kontak bergerak yang ditempatkan dalam ruang hampa udara.
3). Media isolasi dengan minyak
Pemutus tenaga (circuit breaker) jenis minyak adalah suatu pemutus
tenaga atau pemutus arus menggunakan minyak sebagai pemadam
busur api listrik yang timbul pada waktu memutus arus listrik.
4). Media isolasi dengan udara
PMT ini menggunakan udara sebagai pemutus busur api dengan
menghembuskan udara ke ruang pemutus.
F. Rectifier adalah suatu alat listrik untuk mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah ( DC )

sesuai kapasitas yang dikehendaki

(Kapasitas Battery).
G. Batere adalah Suatu Gardu Induk memerlukan adanya Sumber DC untuk
menggerakkan peralatan kontrol, relay pengaman, motor penggerak PMT ,
PMS

dan sebagainya. Merupakan sumber energi DC cadangan yang

dibutuhkan untuk memasok energi DC pada peralatan bantu pada saat


terjadi black out.
H. Relay adalah Merupakan seperangkat peralatan yang dikoordinasikan untuk
melindungi peralatan dari adanya gangguan pada sistem maupun
peralatan lainnya dengan memberikan perintah trip pada PMT.

2.6 PENGOPERASIAN GARDU INDUK DUMAI

2.7.1 Operasi Sistem Gardu Induk Dumai


Operasi Sistem Gardu Induk Dumai Pada sistem 150 kV terdapat 2 (dua)
bay penghantar, 3 (tiga) bay Trafo yaitu :
1. Bay Penghantar Duri 1
2. Bay Penghantar Duri 2
Page 12

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
3. Bay Trafo Daya 1 30 MVA
4. Bay Trafo Daya 2 30 MVA
5. Bay Trafo Daya 3 60 MVA
Pada sistem 20 kV Gardu Induk Dumai saat ini mempunyai 16 feder atau
penyulang, yaitu :
1. Feeder 1 GH.Bundaran
2. Feeder 2 Couple TD1 ke TD2
3. Feeder 3 Couple TD1 ke TD3
4.

Feeder 4 Spare

5. Feeder 5 GH.Dock
6. Feeder 6 Industri
7. Feeder 7 Spare
8. Feeder 8 Perwira
9. Feeder 9 Couple TD2 ke TD3
10. Feeder 10 Bagan Besar
11. Feeder 11 TPI
12. Feeder 12 Spare
13. Feeder 13 SSQ
14. Feeder 14 Sawit
15. Feeder 15 Semangka
16. Feeder 16 Tegalega

2.7 SEJARAH GI DUMAI

Page 13

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
1. Gardu Induk Dumai Energes pada tanggal 04 Februari 2002 jam 14.37
WIB
2. Gardu Induk Dumai beroperasi normal pada tanggal Februari 2002 jam
16.20 WIB
3. Trafo daya II 30 MVA Energes pada tanggal 27 Januari 2009 jam 14.46
WIB
4. Trafo Daya III 60 MVA Energes pada tanggal 01 Februari 2015 jam 21.02
WIB

2.8 SINGLE LINE GARDU INDUK DUMAI

2.9 SOP GI DUMAI


SOP BALACK OUT (PADAM TOTAL)
1. Pastikan Kv Meter menunjukkan angka nol (0)

Page 14

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
2. Memberikan informasi sementara kepada UPB Sumbagteng bahwa Gardu
induk dumai kehilangan tegangan,
3. Memindahkan Switch SCADA dari posisi Supervisory (R) ke posisi Lokal
(L)
4. Membuka PMT untuk persiapan pengiriman atau penerimaan tegangan
dari gardu induk lain.pembukaan PMT tersebut dilakukan secara manual
(Switch SCADA pada posisi/L) oleh operator Gardu induk. PMT yang
dibuka yaitu: PMT 150 KV pht line Duri 2 dan PMT 20 KV semua
penyulang kecuali PS.
5. Mencatat dan mereset semua indicator dan rele yang muncul,
6. Menyesuaikan tap trafo
7. Memindahkan Switch SCADA dari posisi loka (L) ke posisi Supervisory (R)
8. Melaporkan kepada Dispatcher UPB Sumbagteng bahwa GI sudah sesuai
dengan SOP dan siap menerima tegangan.

SOP GANGGUAN PARSIAL


1. Memberikan informasi sementara kepada Dispatcher UPB

Sumbagteng

bahwa telah terjadi gangguan,


2. Mencatat dan mereset semua indikator dan rele yang muncul
3. Melaporkan kepada Dispatcher UPB Sumbagteng bahwa instalasi yang
terganggu siap menerima tegangan

SOP PENYULANG 20 KV
A. PMT Penyulang 20kV Trip indikasi OCR 2 phasa dan GFR
1. Operator mencatat indikasi relay yang bekerja kemudian di reset

Page 15

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
2. Operator melakukan pemeriksaan penunjukan Ampere Meter ketiga
phasa pastikan arus ketiga sudah nol (PMT sudah lepas sempurna
ketiga phasanya) dan memeriksa kondisi kubikel
3. Bila kondisi kubikel tidak ada masalah,Operator menginformasikan
kepada APD Riau .
4.

APD Riau

akan melakukan Penormalan Penyulang pada

kesempatan pertama secara remote


5. Jika gagal, APD Riau melepas Secara remote / LBS / PTS terdekat
dari GI Dumai atau melepas PMT yg terdekat dari Gardu induk
secara manual.
6. Area Dumai menelusuri gangguan, jika gangguan di temukan dan
sudagh diloklisir menginformasikan kepada APD Riau

untuk

penormalan penyulang yang terganggu.


7.

APD Riau menginformasikan kepada Operator penyebab dan lokasi


gangguan.

8.

APD Riau menanyakan kepada Area Dumai terkait semua peralatan


dan petugas dalam kondisi aman dan jika bebas semuanya APD
Riau untuk menormalkan kembali penyulang yang terganggu secara
remote dari DCC.

B. PMT Penyulang 20kV Trip indikasi OCR 3 phasa dan GFR instan
1. Operator mencatat indikasi relay yang bekerja kemudian di reset
2. Operator melakukan pemeriksaan penunjukan Ampere Meter ketiga
phasa pastikan arus ketiga sudah nol (PMT sudah lepas sempurna
ketiga phasanya) dan memeriksa kondisi kubikel
3. Bila kondisi kubikel tidak ada masalah,Operator menginformasikan
kepada APD Riau .
4. APD Riau akan menginformasikan jam trip dan arus beban sebelum
trip ke area dumai

Page 16

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
5.

APD Riau melepas Secara remote / LBS / PTS terdekat dari GI


Dumai atau melepas PMT yg terdekat dari Gardu induk secara
manual untuk pernomalan kesempatan pertama.

6. Jika gagal APD Riau tidak diizinkan melakukan pernomalan sebelum


di temukan gangguan atau di lokalisir.
7. Area Dumai melaksanakan pemeriksaan dan menginformasikan ke
APD Riau penyebab dan lokasi gangguan
8.

APD

Riau

menginformasikan

kepada

Operator

pernomalan

penyulang pada kesempatan kedua.


9.

Jika gagal lagi APD Riau tidak di benarkan untuk menormalkan pada
kesempatan ketiga dan Area Dumai mencari titik gangguan.

10. Jika gangguan sudah di lokalisir Area Dumai mak APD Riau
melakukan pernomalan.
C. PMT 20 KV Trip akibat Hujan Lebat dan Angin Ribut
1. Operator mencatan indikasi dan mereset relay
2. Operator melaporkan ke APD Riau tentang kondisi cuaca di sekitar
GI
3. APD Riau akan melakukan pernomalan secara remote pada
ksempatan pertama
4. Apabila gagal maka APD Riau melaporkan dan mengintrusikan ke
Area Dumai mencari titik gangguan
5. Jika gangguan di temukan maka APD Riau melaporkan ke Operator
GI untuk melakukan penormalan
D. PMT 20kV Trip indikasi UFR/OLS/UVLS
1. Operator mncatat dan mereset relay yang bekerja
2. Operator melaporkan pada Dispatcher UPB dan APD

Page 17

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
3. Penormalan akan di lakukan APD Riau atas intruksi UPB setelah
berkoordinasi dengan Operator GI
4. UPB menginformasikan penyebab gangguan ke Operator GI
5. APD Riau menginformasikan Area tidak melakukan pekerjaan pada
saat pemadaman akibat DEFENCE SCHEME
E. PMT Incoming 20 kv Trip OCR 2 Phasa,OCR 3 Phasa dan GFR :
1.Operator mencata dan mereset relay yang bekerja
2. Operator melaporkan kepadan UPB dan APD Riau
3. Operator melakukan pemeriksaan relay penyulang apakah ada
indikasi pick up atau trip,bila ada di catat dan di pastikan PMT sudah
keadaan lepas dan menginformasikan pada APD Riau
4. Operator berkoodirnasi dengan APD Riau untuk melepas semua PMT
20 KV penyulang melalui scada/remote dan APD Riau melepas semua
penyulang melalui scada/remote yang ada gangguan pada Trafo day
yang terganggu.
5. Bila ada penyulang dengan indikasi Trip namun PMT tidak melepas
sempurna,maka PMT 20 KV penyulang tersebut harus di Tarik keluar
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
6. Operator berkoordinasi dengan UPB untuk penormalan PMT Incoming
20 KV dan memastikan bahwa kondisi kesuluruhan kubikel sudah tidak
ada kelainan
7. Bila terindikasi ada kelainan tidak boleh dilakukan pemulihan dan
koordinasi dengna Manajer Tragi
8. Jika Trafo Daya yang terganggu sudah dapat dioperasikan dan di
bebani maka Operator berkoordinasi dengan APD Riau untuk
melakukan penormalan
9. Untuk penormalan penyulang yang terganggu akan di operasikan
oleh Operator dengan berkoordinasi dengan APD

Page 18

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

F . Early Warning Sistem NGR Alarm


1. Operator memeriksa apakah ada Penyulang yang tidak seimbang
2. Bila ada Beban tidak seimbang,maka Operator segera melepas
penyulang tersebut dan menginformasikan kepada APD Riau
3. Apabila

tidak

ditemukan,maka

Operator

melepas

penyulang

berdasarkan penyulang yang terpanjang sampai indikasi yang


muncul hilang
4. Operator menginformasikan kepada APD Riau
G. Kondisi Defisit Daya
1. UPB menginformasikan kepada APD untuk Kuota Padam
2. APD akan menyampaikan rencana penyulang 20kV yang akan di
eksekusi terkait kuota padam
3. APD akn melepas PMT Penyulang melalui scada/remote setelah
berkoordinasi

dengan

Operator

GI

Garuda

Sakti

kemudian

menginformasikan ke UPB dan Area Dumai sebelum dan sesudah


penormalan.
4.Selama pemadaman petugas Area Dumai tidak dibolehkan melakukan
pekerjaan jaringan yang padam akibat Manajement beban tanpa
pemberitahuan terlabih dahulu kepada APD Riau

H. Kondisi Darurat
Jika terjadi kondisi Darurat (kebakaran,FlashOver,atau banjir yang
masuk keruangan kubikel 20kV dan sebagainya) pada Instalasi Gardu
Induk atau pada Jaringan Tegangan Menengah yang dekat dengan
Gardu Induk,Operator

Grdu Induk dapat segera membebaskan

Peralatan dari Teganggan dan selanjutnya melaporkan kepada UPB dan


APD.

Page 19

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

2.10 GAMBAR TAMBAHAN


Salah satu Gambar Pengoperasian Pelepasan PMT Pengantar Duri 2

Gambar Transformator Tenaga

Page 20

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

Gambar Pemisah(PMS)

Page 21

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

2.11.4 Gambar Transformator Arus (CT)

Gambar Pemutus Tegangan (PMT)

Page 22

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

Gambar Ruangan Control

Page 23

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

Gambar Ruangan PLC

Gambar Ruangan Kubikel (Incoming dan Penyulang)

Page 24

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

Gambar Trafo Pemakaian Sendiri (PS

Page 25

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

Gambar Annunciator Bekerja dengan Baik

Gambar Led Indikator Annunciator yang tidak bekerja dengan baik

Page 26

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI
Gambar salah satu Rectifier

Gambar ruangan Batere

Page 27

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

Gambar Panel Relay Proteksi

Gambar Cheklis Harian

Page 28

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT PEKANBARU TRAGI DURI GARDU INDUK DUMAI

BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam Makalah ini, Tentunya masih banyak Kekurangan
dan kelemahan dalam Pembahasan,karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya referensi tentang Pengoperasian Gardu Induk,dan saya
akan belajar lebih giat lagi agar lebih berkompeten.Saya banyak berharap
Pembaca Memberikan kritik dan saran yang dapat membantu saya demi
sempurnanya makalah ini dalam penulisan Makalah di kesempatankesempatan berikutnya.

KESIMPULAN
1. Gardu Induk merupakan tempat Penyaluran dan pusat Pengatur
Beban,Selain itu Gardu induk berfungsi juga sebagai pusat proteksi alatalat Sistem Tenaga listrik (STL) dan sebagai Pusat proses penormalan
terhadap gangguan-gangguan yang ada.
2. Sebagai seorang Operator Gardu Induk, Operator harus peka terhadap
kondisi Abnormal pada semua peralatan yang ada di Gardu Induk dan
selalu memonitor setiap Peralatan yang Beroperasi di Gardu Induk
tersebut.
3. Sebagai Operetor Gardu Induk,Operator wajib menggunakan APD dan
Harus mematuhi Standar Operation Prosedure (SOP) yang Berlaku di
Gardu Induk.

SARAN
Dengan kemajuan Teknologi Seharusnya semua Parameter yang ada di
Panel Kontrol Gardu Induk Sebaiknya menggunakan Parameter Digital,
Agar lebih akurat dalam Pembacaan angka pada parameter.
Agar

Pengoperasian

tanpa

ada

masalah

sebaiknya

Pemeliharaan dan memberikan jadwal Pemeliharaan.

Page 29

Melakukan

Anda mungkin juga menyukai