ISBN 978-602-9494-87-7
Abstrak
Paper ini membahas algoritma yang sederhana dan
intuitif untuk membangkitkan sinyal referensi pada
metode Sine PWM, Third Harmonic Injection PWM
dan Space Vector PWM menggunakan teknik regular
sampling PWM yang efesien. Hasil benchmark pada
masing-masing algoritma yaitu 2.58uS untuk SPWM,
4.70 us untuk THIPWM dan 3.70uS untuk SVPWM.
Metode SPWM terbukti kurang efesien karena tegangan
ouput hanya dapat menggunakan 0.866 dari tegangan
DC bus. Sedangkan pada metode THIPWM dan
SVPWM dapat meningkatkan sampai 13% dari SPWM
yang menyebabkan kedua metode ini dapat menghemat
daya input motor induksi pada beban mekanik yang
sama, namun metode SVPWM lebih diuntungkan karena
kompabilitas pada teori field oriented control.
2. Pembahasan
2.1 PWM Inverter Tiga Fasa
Rangkaian dasar inverter tiga fasa ditunjukkan pada
Gambar 1, nilai filter kapasitor ditentukan menggunakan
Persamaan (1).
C min
1. Pendahuluan
Pada saat ini AC drive sudah menjadi standar di
industri, sehingga pemilihan metode switching yang
tepat pada rangkaian inverter dapat meningkatkan
peforma pada AC drive. Penggunaan IPM dalam aplikasi
motor drive sudah menjadi trend
karena IPM
menawarkan banyak kelebihan yaitu: kompak, sudah
terintegrasi dengan IC gate driver, rendah noise, lebih
handal, efesiensi yang tinggi dan pasti lebih murah
daripada menggunakan IGBT discrete[1].
Untuk meningkatkan efesiensi meningkatkan
efesiensi pada komponen power electronic tentu tidak
cukup dengan menggunakan IPM saja. Metode
switching dan algoritma yang mengontrol IPM juga
harus diperhatikan, seperti metode SPWM yang secara
teori menghasilkan tegangan output pada inverter(IPM)
selalu lebih rendah dengan tegangan DC input(86.6%)
kemudian diciptakan teori baru mengenai injeksi
2 Pin
(V max V 2 min ) f rectifier
2
(1)
tegangan AC yang mensuplai motor diperoleh dari proses
switching enam buah komponen Insulated Gate Bipolar
Junction Transistor(IGBT), nomor ganjil disebut high
side, sedangkan nomor yang genap disebut low side.
IGBT yang terletak pada satu leg (1&4,3&6,5&2) tidak
boleh ON secara bersamaan, melainkan saling
berkebalikan. Sehingga untuk men-switching enam buah
IGBT cukup dengan tiga sinyal trigger (sinyal sinus
referensi).
Kondisi ON dan OFF IGBT pada rangkaian inverter
ditentukan dari kondisi apakah magnitude sinyal referensi
lebih besar atau lebih kecil daripada magnitude segitiga
carrier seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Ketika
magnitude sinyal sinus referensi lebih besar daripada
ISBN 978-602-9494-87-7
ma
mf
Vm,reference
Vm,carrier
Vm,sin e
Vm,triangular
f
f carrier
triangular
f reference
f sin e
(2)
(3)
(4)
Vref ma Vmax
ISBN 978-602-9494-87-7
2
1
(5)
Ta
Tb
0,
1
Vs*sin(/3- wt)
Vs*sin(wt)
/3
/3 ,
2
Vs*sin(/3+ wt)
Vs*sin(5/3+wt)
2/3
2/3 ,
3
Vs*sin(wt)
Vs*sin(4/3+wt)
,
4
Vs*sin(5/3+wt)
Vs*sin(2 - wt)
4/3
4/3 ,
5
Vs*sin(4/3+wt)
Vs*sin(2/3+wt)
5/3
5/3 ,
6
Vs*sin(2 - wt)
Vs*sin(/3+ wt)
2
-Ta-Tb
+Ta-Tb
-Ta+Tb
-Ta+Tb
-Ta-Tb
+Ta+Tb
+Ta+Tb
-Ta-Tb
+Ta-Tb
-Ta-Tb
+Ta-Tb
-Ta+Tb
+Ta+Tb
-Ta+Tb
-Ta-Tb
+Ta-Tb
+Ta+Tb
-Ta-Tb
ISBN 978-602-9494-87-7
TimerPeriode=(CPUCLK/(2*Triangle_Frequency) 1) (7)
Mikrokontroler berkerja pada waktu diskrit, sehingga
proses pembangkitan sinyal referensi didekati dengan
teori sampling, berikut algoritma yang gunakan untuk
membuat sinyal sinus referensi:
3. Hasil
Hasil eksperimen untuk metode SPWM ditunjukkan
pada Gambar 8, sinyal sinus referensi diamati dengan
menggunakan fasilitas Digital Analog Converter (DAC)
internal pada mikrokontroler STM32F4, kemudian sinyal
PWM logic diamati pada Pin PWM mikrokontroler.
Kemudian Waktu yang digunakan untuk melakukan
satu kali iterasi pada sinyal referensi tiga fasa dan proses
pembandingan antara sinyal referensi dan sinyal carrier
ditunjukkan pada Gambar 8. Dengan cara men-set Pin
pada mikrokontroler pada awal program metode SPWM
dan me-reset pada akhir program, sehingga waktu
interasi untuk mengeksekusi satu siklus pada
algoritma SPWM terekam pada nilai duty cycle sinyal
hasil toggle pin, metode ini akan digunakan juga untuk
melakukan benchmark pada metode THIPWM dan
SVPWM. Dari Gambar 9 diketahui nilai interrupt untuk
meng-update nilai terjadi 5.500 kali per detik
(5.5Khz) yaitu dua kali (Asymetric) sampling pada satu
cycle sinyal segitiga carrier (2750Hz), sedangkan waktu
yang digunakan untuk mengeksekusi tiga persamaan
ISBN 978-602-9494-87-7
(8)
(9)
ISBN 978-602-9494-87-7
SVPWM
Vo
rms(V)
206
Io
rms(A)
3,55
Po
(W)
980
PF
0,77
THDi
(%)
6,5
40
168
3,24
700
0,75
3,2
30
118
3,05
460
0,73
2,9
20
85,2
2,58
263
0,7
2,5
10
41,2
1,6
63
0,56
Freq
(Hz)
50
Vorms(V)
208
Iorms(A)
3,45
Po
(W)
900
PF
0,76
THDi
(%)
6
40
171
3,07
670
0,75
3,8
30
120
3,02
460
0,73
20
82,8
2,52
239
0,67
2,8
10
44,7
1,65
71
0,56
2,7
SVPWM
200
150
100
50
Vo
rms(V)
184
40
30
10
20
30
40
50
Iorms(A)
3,83
Po(W)
PF
THDi
Frekuency(Hz)
1030
0,8
5,5
150
3,7
720
0,75
3,2
112
3,41
490
0,74
2,9
20
75
2,71
239
0,6
2,5
10
36
1,7
55
0,53
1200
SVPWM
1000
Motor_input_Power(W)
SPWM
THIPWM
SPWM
LIne-Voltage-rms (V)
THIPWM
THIPWM
SPWM
800
600
400
200
0
10
20
30
40
50
Frekuency(Hz)
Motor_input_Power(W)
1000
THIPWM
SPWM
800
600
400
200
0
10
20
30
40
50
Frekuency(Hz)
ISBN 978-602-9494-87-7
4. Ringkasan
Pada paper ini dijelaskan tentang penggunaan metode
SPWM, THIPWM dan SVPWM. Ketiga metode
dibandingkan secara detail. Dari hasil eksperimen
nampak bahwa metode THIPWM dan SVPWM
mempunyai karakteristik yang secara umum lebih unggul
dibandingkan SPWM. Dengan hasil yang telah
didapatkan, metode THIPWM dan SVPWM diharapkan
dapat diaplikasikan pada sistem renewable energy untuk
meningkatkan kinerja sistem.
Ucapan Terimakasih
Penelitian ini didanai dari Penelitian Unggulan Kampus
untuk Pusat Riset Energi dan Transportasi tahun anggaran
2013.
Daftar Pustaka
[1]
Steinmetz,
Mark,
INCREASING
THE
EFFICIENCY OF AN IPM-BASED DRIVE
DESIGN, Vincotech GmbH, 2012.
[2]
[2]
[3]
Anonim,Implementing
Space
Vector
Modulation with the ADMCF32X, Analog
Device. 2000
[5]
[6]
[7]
[8]