Anda di halaman 1dari 15

BAB III

LANGKAH PRAKTIKUM
MOTOR SINGLE PHASE

No.
1

3.1. PERALATAN DAN FUNGSI


Nma Peralatan

Gambar

Fungsi

Motor Single Phase


(motor kapasitor)
Mengubah energi listrik
menjadi energi gerak

Clame meter
Menghitung nilai arus
yang mengalir pada
rangkaian.

Tachometer

Menghitung nilai dari


rpm motor single
phase.

Kabel
Menghubungkan arus
dalam rangkaian

Saklar
(sumber arus AC)

Untuk on-off suplai


tegangan

Name Plate

Berisikan informasi
Tentang data
spesifikasi motor

Kapasitor
Untuk menampung
listrik yang mengalir ke
kumparan bantu dalam
bentuk muatan

3.2. LANGKAH PERCOBAAN

a.

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

1.

A. Searah Jarum Jam


B. Berlawanan Arah Jarum Jam
1. Peralatan praktikum disiapkan
2. Spesifikasi dari motor kapasitor dicatat
3. Hambatan kumparan medan dan jangkar di hitung dengan avometer
4. Rangkaian 1, untuk putaran searah jarum jam dirangkai
a. Z2 dihubung kan dengan kabel ke X2
b. U2 dihubung kan dengan kabel ke X1
c. U1 dihubung kan dengan kabel ke X4
d. X3 dihubung kan dengan kabel ke Z1
e. U1 dihubungkan ke saklar
f. U2 dihubungkan ke saklar
g. Jepit tang dijepitkan antara arus masuk dan U1
h. Motor dihidupkan
i. Arus start ,dan arus konstan dihitung (lihat tang ampere)
j. Jumlah putaran motor dihitung dengan tachometer
k. Motor dimatikan
l. Tahap h sampai dengan k diulangi 5 kali
5. Rangkaian 2, untuk putaran berlawanan jarum jam dirangkai
Z2 dihubung kan dengan kabel ke X3
b. U2 dihubung kan dengan kabel ke X1
c. U1 dihubung kan dengan kabel ke X4
d. X2 dihubung kan dengan kabel ke Z1
U1 dihubungkan ke saklar
U2 dihubungkan ke saklar
Jepit tang dijepitkan antara arus masuk dan U1
Motor dihidupkan
Arus start ,dan arus konstan dihitung (lihat tang ampere)
Jumlah putaran motor dihitung dengan tachometer
Motor dimatikan
Tahap h sampai dengan k diulangi 5 kali
6. Praktikum selesai dan peralatan praktikum di kembalikan ke tempatnya

3.3 GAMBAR RANGKAIAN


Gambar Rangkaian Putaran Searah Jarum Jam
X4

X3

Gambar 1. Rangkaian searah jarum jam


2.

Gambar Rangkaian Putaran Berlawanan Jarum Jam


X3

X4

Gambar 2. Rangkaian berlawanan jarum jam


3.4. DATA HASIL PERCOBAAN
1. Data rangkaian 1 : (putaran motor searah jarum jam)
Arus

No

Arus
Start
(A)

Arus
Konstan
(A)

RPM

9.5

1495

Kapasito
r
1.4

10

1493

10

10

9.5

Arus
Arus
Kumparan Kumparan
Bantu
utama
3.36

1.52

0.01

1494

1.12

0.02

1496

1.02

0.93

1495.5

0.09

1,45

2.Data rangkaian 2: (putaran berlawanan arah jarum jam)


Arus

No

Arus
Start
(A)

Arus
Konstan
(A)

RPM

1497

Kapasito
r
0,42

8,5

1496

8.5

Arus
Arus
Kumparan Kumparan
Bantu
utama
0,48

0,35

0,66

1493

0,36

0,6

1492

0,284

0,73

1491

0,33

0,63

BAB IV
ANALISA DATA

4.1 PERHITUNGAN
1. Data rangkaian 1 (searah dengan jarum jam) :
Arus start rata-rata adalah :
1 9.5+10+10+ 10+9.5
=9.8 Ampere
5
Arus konstan rata-rata :
5+ 5+5+5+5
=5 Ampere
5
Daya motor yang dihasilkan :

P = V I cos
dengan cos
= 0.74
V = 220 V
Contoh perhitungan daya, slip dan torsi pada rangkaian 1
1. Daya (P)
P=V x I konstan cos
P1=220 5 0.74=814 watt
1 Hp = 745,7 watt ; 1 watt = 0,00134102 Hp
P1 =814 watt = 814 x 0,00134102 = 1.0916 Hp

2. Perhitungan slip
nsnr
S 1=
100
ns
ns=

120 f
P

ns=

120 50
4

ns=1500
S 1 = ((1500 1495 ) / 1500) x 100%
S 1 = 33%
3. Perhitungan torsi (T)
P(HP )x 5250
T=
(N . m)
Nmotor
T=

1,0916 x 5250
1495

T =3.8334

N.m

Untuk melakukan perhitungan yang lebih lengkap hingga percobaan


selanjutnya juga digunakan rumus seperti di atas, sehingga diperoleh hasil
sebagai berikut :

No

Arus
start
(A)

Arus
konstan
(A')

Rpm

cos 0

P (HP)

Torsi
(N.m)

9.5

1495

0,74

1.0916

3.8334

0.33%

10

1493

0,74

1.0916

3.8385

0.47%

10

1494

0,74

1.0916

3.8359

0.40%

10

1496

0,74

1.0916

3.8308

0.27%

9.5

1495.5

0,74

1.0916

3.8321

0.30%

2. Data rangkaian 2 (berlawanan jarum jam) :

S (%)

Arus start ratarata =


13,5+13,5+ 12+12+12
=12,6 Ampere
5
Arus konstan rata-rata pada beban nol =
7 +7+7+7+ 7
=7 Ampere
5
Daya motor yang dihasilkan adalah :

P = V I cos
dengan cos
= 0,74
V = 220 V
Contoh perhitungan daya, slip dan torsi pada rangkaian 2
1. Daya (P)
P=V x I konstan cos
P1=220 5 0,74=814 watt
1 Hp = 745,7 watt ; 1 watt = 0,00134102 Hp
P1 = 814 watt = 1139,6 x 0,00134102 = 1.0916 Hp
2. Perhitungan slip
nsnr
S=
100
ns
ns=

120 f
P

ns=

120 50
4

ns=1500
S1= ((1500 1497) / 1500) x 100%
S1 = 0,2%
3. Perhitungan torsi (T)
P(HP )x 5250
T=
(N . m)
Nmotor

T=

1,0916 x 5250
1497

T =5,364 (N.m)

Untuk melakukan perhitungan pada percobaan selanjutnya juga digunakan


rumus seperti di atas, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

No

Arus
start
(A)

Arus
konstan
(A')

Rpm

cos 0

P (HP)

Torsi
(N.m)

1497

0,74

1.0916

3.8283

0.20%

8,5

1496

0,74

1.0916

3.8308

0.27%

1493

0,74

1.0916

3.8385

0.47%

8.5

1492

0,74

1.0916

3.8411

0.53%

1491

0,74

1.0916

3.8437

0.60%

5
5
5
5

S (%)

4.2. Grafik
Dari hasil data percobaan dapat dibuat grafik sebagai berikut :
4.2.1 Grafik Arus Start vs Arus konstan (searah jarum jam)

Arus Start v Arus Konstan (Searah Jarum Jam)


12
10
8

Arus Start (A)

Arus 6
4

Arus Konstan (A)

2
0
0 1 2 3 4 5 6
Percobaan Ke-

Grafik 4.2.1 Arus Start & Arus Konstan


Dari grafik diatas menunjukkan bahwa arus saat start selalu lebih besar dari pada arus
konstan. Pada praktikum ini arus start bisa mencapai 2 kali arus konstan. Seharusnya
3 kali arus konstan, mungkin di sebabbkan karena kerusakan alat ukur atau salah
dalam isntalasi. Kemudian besaran arus start yang berbeda-beda di akibatkan karena
arus yang digunakan untuk start adalah arus AC, yakni arusnya selalu berubah-ubah
atau sinusoida. Dapat dilihat pada grafik bahwa arus konstan sebesar 5 ampere adalah
sama dari percobaan 1 sampai dengan percobaan ke 5.
4.2.2

Grafik Arus Start vs Konstan (berlawanan jarum jam)

Arus Start v Arus Konstan (Berlawanan Arah Jarum Jam)


10
8
6

Arus Start (A)

Arus 4

Arus Konstan (A)

2
0
0 1 2 3 4 5 6
Percobaan Ke-

Grafik Arus Start vs Arus Konstan


Dari grafik 4.2.2 juga menunjukkan bahwa arus saat start selalu lebih besar dari
pada arus konstan.. Kemudian besaran arus start yang berbeda-beda di tiap percobaan
bisa diakibatkan karena arus yang digunakan untuk start adalah arus AC, yakni
arusnya selalu berubah-ubah atau sinusoidal. Dapat dilihat pada grafik bahwa arus
konstan sebesar 5 adalah ampere dari percobaan 1 sampai dengan percobaan ke 5.
4.2.3 Grafik Putaran searah jarum jam dan putaran berlawanan jarum jam

RPM Searah v RPM Berlawanan


1498
1496
1494
Arus 1492

RPM Searah
RPM Berlawanan

1490
1488
0

Percobaan Ke-

Grafik 4.2.3 Putaran pada rangkaian 1 dan 2


Putaran searah jarum jam cenderung turun dari percobaan 1 ke 2 namun pada percobaan 2
hingga ke 4 cenderung naik, dan dari 4 ke 5 turun lagi. Pada putaran berlawanan jarum jam
cenderung turun.
4.2.4 Grafik Hubungan Daya searah jarum jam Vs Daya berlawanan jarum jam

Daya Searah v Daya Berlawanan


1.5
1
Arus

Daya Searah
Daya Berlawanan

0.5
0
0

Percobaan Ke-

Grafik 4.4 Daya pada rangkaian 1 dan 2


Berdasarkan grafik diatas, daya percobaan pertama hingga kelima pada putaran searah dan
berlawanan arah jarum jam sama

4.2.5 Grafik Hubungan Daya Vs Torsi pada rangkaian 1

Daya v Torsi (Searah)


3.84
3.84
Torsi

Daya vs Torsi
3.83
3.83
1

1.2 1.4 1.6 1.8

2.2

Daya (HP)

Grafik 4.2.5 Hubungan Daya Vs Torsi pada rangkaian 1


Berdasarkan grafik hubungan Torsi pada rangkaian 1 diatas bisa disimpulkan bahwa
semakin besar daya yang dihasilkan maka torsi yang dihasilkan itu akan semakin
besar pula. Hal ini dikarenakan nilai daya berbanding lurus dengan torsi sehingga
mempengaruhi nilai torsi yang dihasilkan.
4.2.6 Grafik Hubungan Daya Vs Torsi pada rangkaian 2

Daya v Torsi (Searah)


3.85
3.84
3.84
Torsi 3.83

Daya vs Torsi

3.83
3.82
1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
Daya (HP)

Grafik 4.2.6 Hubungan Daya Vs Torsi pada rangkaian 2


Berdasarkan grafik hubungan Torsi pada rangkaian 2 diatas bisa disimpulkan bahwa
semakin besar daya yang dihasilkan maka torsi yang dihasilkan itu akan semakin
besar pula. Hal ini dikarenakan nilai daya berbanding lurus dengan torsi sehingga
mempengaruhi nilai torsi yang dihasilkan.

4.2.7 Hubungan Iutama, Icapasitor, & Ibantu dalam vektor starting


+I

Ic

V
Ib
-I

Iu

Ir

Gb. 4.2.7 Grafik Hubungan Iutama Vs IcapasitorVs Ibantu


Motor single phase tidak bisa starting sendiri dengan menggunakan Iutama pada
kumparan utama karena arisnya bersifat tertinggal/lagging, untuk itu diperlukan
Ibantu yang mengalir ke kumparan bantu melalui kapasitor, sehingga ke 2 kumparan
tersebut jika digambarkan dalam 1 buah garis vektor seperti diatas akan
menghasilkan Iresultan dimana Iresultan punya jarak 90 dengan Ic (kumparan
kapasitor) maka dari itu setelah Iresultan terbentuk, maka starting akan bisa
dilakukan karena jumlah arus yang ada sudah memenuhi kapasitasnya untuk
melakukan proses starting
4.3 Pembahasan

Dengan adanya kapasitor, terlihat pada grafik pertama arus start lebih besar
daripada arus konstannya. Kapasitor pada rangkaian ini berfungsi sebagai
penyimpan dan penguat arus.
Dari percobaan dengan rangkaian 1 dan 2 pada arus (I) start rata-rata 12.6 A dan 7
A, sedangkan I konstan rata-rata pada rangkaian 1 dan 2 adalah sebesar 5 A
Semakin besar daya yang dihasilkan maka torsi yang dihasilkan itu akan semakin
besar pula.
Pengaturan putaran pada motor kapasitor ini dengan cara membalik kumparan
bantunya sehingga akan menghasilkan putaran yang berlawanan.
Saklar sentrifugal yang ada pada motor kapasitor berfungsi sebagai pemutus arus
atau penyambung arus pada kumparan bantu. Saklar sentrifugal pada awalnya
terpasang on, Ketika motor mencapai putaran yang cukup (75% kecepatan
sinkron), saklar akan terlepas (off). Setelah itu kumparan bantu tidak memerlukan
arus lagi karena kumparan bantu hanya di gunakan untuk bantuan starting motor.
Nilai Torsi yang dihasilkan mengalami kenaikan dan penurunan pada rangkaian 1
dan 2 dikarenakan terjadinya perbedaan Rpm yang dihasilkan pada setiap
percobaan.

Terjadinya putaran pada motor satu phasa akibat dari adanya arus listrik bolak balik
yang melewati kumparan-kumparan pada motor fasa (kumparan utama dan bantu)
sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor.

BAB V

KESIMPULAN

1. Motor induksi AC satu fasa dapat digunakan sebagai sumber penggerak untuk berbagai
komponen yang membutuhkan sumber putar dengan cara dikopel, yang sumbernya
berasal dari tegangan AC satu fasa.
2. Motor induksi satu fasa adalah motor yang memiliki satu gulungan stator, dengan sumber
daya satu fasa dan terdapat kapasitor untuk membantu starting awal.
3. Arus start pada motor kapasitor lebih besar dari pada arus konstannya., karena itu untuk
starting diperlukan Torsi yang besar untuk memulainya
4. Pada motor kapasitor digunakan saklar sentrifugal yang berfungsi untuk memutus
kumparan bantu setelah Rpm motor mencapai 75% nilai maksimal, dimana kumparan
bantu ini hanya digunakan untuk bantuan pada saat start dan setelah motor berjalan tidak
digunakan lagi sehingga perlu diputus.
5. Putaran rotor dapat di rubah arahnya dengan 2 cara yaitu merubah posisi arus masuk pada
kumparan bantu ataupun bisa juga dilakukan dengan merubah arus masuk pada kumparan
utama. Sehingga pengaturan arah putaran pada motor kapasitor dilakukan dengan cara
membalik rangkaian ( untuk kumparan pembantu )
6. Aplikasi penggunaan motor 1 fase pada kehidupan sehari hari yaitu untuk pompa air,
kompresor, AC dan lain-lain. Sedangkan pada dunia marine motor satu fasa ini digunakan
pada motor blower, motor untuk penggerak kompresor refrigerant, motor pompa, dll.

ABSTRAK

Motor induksi 1 fasa adalah motor yang dimana putaran rotordan statornya tidak sama,
karena ketidaksamaan itulah maka menimbulkan cara merangkai komponen motor ac satu
fasa serta penggunaan motor kapasitor dalam kehidupan sehari-hari. Putaran rotor dapat di
rubah arahnya dengan 2 cara yaitu merubah posisi arus masuk pada kumparan bantu
ataupun bisa juga dilakukan dengan merubah arus masuk pada kumparan utama. Peralatan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah motor kapasitor, tang meter, tachometer, kabel
dan sumber tegangan AC. Pada percobaan ini dibagi menjadi dua percobaan, yaitu
percobaan pada putaran motor searah jarum jam dan arah berlawanan jarum jam. Langkah
kerja dari kedua percobaan ini hampir sama, yang membedakan keduanya adalah arah
masuk arus pada kumparan bantu. Percobaan ini diulangi sebanyak lima kali berturut-turut.
Data hasil percobaan ini adalah arus (I) start, arus (I) konstan, rpm, serta arah putaran. Hasil
yang didapatkan adalah nilai arus start lebih besar dari arus konstan yaitu pada putaran
searah jarum jam nilai arus start rata- rata sebesar 13,88 A dan arus konstannya 7,4 A, serta
12,6 A dan 7 A untuk rata rata nilai arus start dan arus konstan pada putaran berlawanan
jarum jam. Aplikasi percobaan ini pada marine use adalah motor kompresor, blower,
pompa, motor refrigerant,dll, sedangkan di land use adalah kipas angin, pompa, mesin
pendingin pada kulkas.
-

Anda mungkin juga menyukai