Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM MESIN-MESIN LISTRIK


UNIT 4
MDC

Disusun oleh:
Nama : Zumrudul Mukhtar F
NIM : 211044019
Gol/Kel : B/2
Jurusan : Teknik Elektro

LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2022
UNIT 4
MDC
4.1 Judul Percobaan
a. Motor Arus Searah Shunt
Watak kecepatan putar berbeban motor aru searah Shunt
N = N (Ia) | U = K, If = K
b. Motor Arus Searah Seri
Watak kecepatan putar berbeban motor arus searah Seri
N = N (Ia) | U = K, Rfs = K
c. Motor Arus Searah Majemuk
Watak kecepatan berbeban motor arus searah Majemuk

 Kumulatif
 Diferensial (tidak dicoba)

N = N (Ia) | U = nominal, Rf = K

4.2 Maksud Percobaan


a. Motor Arus Searah Shunt Menentukan besar kecepatan putar motor arus
searah shunt sebagai berikut :
1. Arus jangkar pada tegangna terminal U dan arus pemacu (If) yang
tetap
2. Tegangan jangkar pada If dan arus input (I) yang tetap.
b. Motor Arus Searah Seri Menentukan besar kecepatan putar motor arus
searah seri sebagai fungsi arus input (I) pada tegangan terminal / jepit (U)
dan tahanan medan pemacu (Rfs) yang konstan.
c. Motor Arus Searah Majemuk Menentukan besar kecepatan putar (N)
sebagai fungsi arus jangkar (Ia) dengan tegangan terminal yang tetap pada
motor arus searah majemuk kumulatif.
4.3 Ciri – Ciri Mesin
Motor Arus Searah Shunt, Seri, dan Majemuk Dipakai sepasang mesin DC-
DC, satu sebagai motor shunt yang diselidiki dan mesin lain sebagai pembangkit
yang berfungsi mengatur beban motor.
a. Motor DC yang diselidiki : Mesin DC Compound
AMP-MAX : 1.55 VOLT : 180
b. Generator DC Seri sebagai beban :
AMP-MAX : 1.55 VOLT : 180

4.4 Teori dan Skema Untai


a. Motor Arus Searah Shunt

Gambar 4.1 Motor arus searah shunt


Keterangan :
Rf : Tahanan kuparan medan
Rfsh : Tahanan untai medan
RL : Tahanan beban
Pada motor shunt berlaku : T = K Φ Ia
U = E + Ia Ra
dan E =cNΦ
U−Ia Ra
Dari kedua persamaan diatas maka : N =

Pada U = k dan If = k maka Ia akan berubah tergantung perubahan beban
dengan persamaan n diatas, sehungga bila Ia makin besar maka putaran akan
turun.
b. Motor Arus Searah Seri

Gambar 4.2 Untai motor arus searah seri


Keterangan :
Rfs : Tahanan untai medan seri
RL : Tahanan beban
Ra : Tahanan jangkar
Fluksi medan pada motor seri diperoleh dari arus jangkar Ia karena pada
motor seri Ia = If, maka bila arus Ia mengecil maka rugi tegangan pada
tahanan medan seri menjadi kecil.
Untuk motor seri :
E = U – Ia (Rfs + Ra)
U−Ia Ra
N =

E =cNΦ
Dari relasi ini terlihat bahwa untuk Ia kecil, maka kecepatan putar akan
besar, karena pembilang pada rumus N bertambah besar, sedangkan
penyebut menjadi kecil akibat
Φ = Φ (Ia).
Maka pada keadaan beban nol, kecepatan putar akan besar sekali sebab
dengan mengecilnya Ia, Φ akan kecil sehingga N akan membesar.
Oleh sebab itu, dalam percobaan motor seri, keadaan beban nol (tanpa
beban) harus selalu dihindari.
Tetapi sebaliknya, bila Ia membesar maka kecepatan putar akan menurun.
c. Motor Arus Searah Majemuk

Gambar 4.3 Untai motor arus searah majemuk


Keterangan :
Rfsh : Tahanan kumparan medan shunt
Rfse : Tahanan kumparan medan seri
Ra : Tahanan untai medan jangkar
RL : Tahanan beban

 Majemuk Kumulatif Pada motor majemuk kumulatif, kumparan medan


seri membangkitkan fluksi yang akan membantu fluksi medan paralel
sehingga :

Φ total = Φ shunt + Φ seri

Pada keadaan yang sama, torsi motor DC majemuk kumulatif akan lebih
besar daripada torsi motor DC shunt.
Sebab : Φ majemuk kumulatif > Φ shunt
Φ majemuk kumulatif = Φ shunt + Φ seri

Padahal : T = k Φ Ia
Bila beban motor bertambah, maka arus jangkar bertambah dan torsi
akan membesar.
Dari skema dapat dituliskan persamaan-persamaan :
U = ET + Ia Rse
ET = E + IaRa U = E + Ia (Ra + Rse)
E = U – Ia (Ra + Rse)
E = c N Φ = k (Φf + Φs) n

U −Ia(Rs+ Rse)
N=
k (ϕf + ϕse)

Φ = Φf + Φse
Φse = Φse (Ia)
Φ = Φf (If)
Jadi, pada perubahan Ia, penurunan kecepatan motor DC majemuk akan
lebih besar daripada untuk motor DC shunt. Perubahan kecepatan dengan
berubahnya Ia dapat dikehendaki denan merancang lilitan medan seri.

 Majemuk Diferensial

Pada motor majemuk diferensial, kumparan medan seri membangkitkan


fluksi yang akan melawan fluksi medan shunt, sehingga :

Φ total = Φ shunt – Φ seri

Maka pada keadaan yang sama, torsi motor majemuk diferensial akan
lebih kecil daripada motor DC shunt. Hal ini dapat dipahami dari relasi :
U −Ia ( Rs+ Rse )
N=
ϕf −ϕse
Φf = Φf (If)
Φse = Φse (Ia)
Dengan berubahnya Ia, maka perubahan kecepatan putar N tergantung
pada lilitan medan seri, seberapa jauh dia melawan medan shunt-nya.
4.5 Alat yang Digunakan
a) Papan
b) unit Motor DC
c) Voltmeter
d) Amperemeter
e) Tacometer

4.6 Proses Percobaan


a) Motor Arus Searah Shunt
1. Panel diuntai sesuai dengan maksud percobaan.
2. Sumber pemacu untuk motor DC shunt diambil dari DC Supply.
3. Semua alat ukur dipasanng batas ukurnya disesuaikan. 21
4. Percobaan dimulai dengan Ia palimg kecil, kemudian diatur dengan
menghidupkan beban secara bertahap, setiap perubahan Ia dicatat.
Tegangan pada generator dipertahankan harganya.
5. Harga maksimum arus (Ia) tegangan dan kecepatan untuk masing-masing
mesin jangan sampai terlampaui.
6. Setelah semua terpasang sesuai dengan maksud percobaan, motor DC
shunt dijalankan dengan memutar Reostat DC supply pelan-pelan dan
lihat jarum pada semua alat ukur arahnya ada yang terbalik atau tidak,
kalua ada yang terbalik Reostat dikecilkan kembali kabel yang masuk
pada alat ukur dibalik polaritasnya.
7. Catat data hasil percobaan pada tabel lembar pengamatan.
8. Buat grafik berdasarkan data dari percobaan tersebut.

b) Motor Arus Searah Seri


1. Panel diuntai sesuai dengan maksud percobaan.
2. Sumber pemacu untuk motor DC shunt diambil dari DC Supply.
3. Semua alat ukur dipasanng batas ukurnya disesuaikan.
4. Percobaan dimulai dengan Ia besar hamper maksimum,pada leadaan ini
dicatat kecepatan putarnya, kemudian Ia diperkecil dengan mengurangi
beban (dipakai beban resistif bagian atas), setiap pengurangan beban Ia
dan N dicatat.
5. Harga maksimum arus (Ia) tegangan dan kecepatan untuk masing-masing
mesin jangan sampai terlampaui.
6. Setelah semua terpasang sesuai dengan maksud percobaan, motor DC
shunt dijalankan dengan memutar Reostat DC supply pelan-pelan dan
lihat jarum pada semua alat ukur arahnya ada yang terbalik atau tidak,
kalua ada yang terbalik Reostat dikecilkan kembali kabel yang masuk
pada alat ukur dibalik polaritasnya. Catatan : beban untuk motor seri
dipakai beban resistif bagian atas, beban yang bawah untuk pembebanan
generator seri.
7. Mencatat data hasil percobaan pada tabel lembar pengamatan.
8. Membuat grafik berdasarkan data dari percobaan tersebut

c) Motor Arus Searah Majemuk


1. Panel diuntai sesuai dengan maksud percobaan.
2. Sumber pemacu untuk motor DC shunt diambil dari DC Supply.
3. Semua alat ukur dipasanng batas ukurnya disesuaikan.
4. Percobaan dimulai dengan Ia = 0, pada keadaan ini dicatat kecepatan
putarnya, kemudian Ia ditambah dengan menghidup beban satu per satu,
setiap menambah beban Ia dan N dicatat
5. Harga maksimum arus (Ia) tegangan dan kecepatan untuk masing-masing
mesin jangan sampai terlampaui.
6. Setelah semua terpasang sesuai dengan maksud percobaan, motor DC
shunt dijalankan dengan memutar Reostat DC supply pelan-pelan dan
lihat jarum pada semua alat ukur arahnya ada yang terbalik atau tidak,
kalua ada yang terbalik Reostat dikecilkan kembali kabel yang masuk
pada alat ukur dibalik polaritasnya.
7. Mencatat data hasil percobaan pada tabel lembar pengamatan.
8. Membuat grafik berdasarkan data dari percobaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai