Anda di halaman 1dari 67

MESIN ELEKTRIK I

Karakteristik
Mesin sinkron
MESIN SINKRON
• Mesin sinkron berputar pada kecepatan konstan
dalam kondisi steady state.
• Tidak seperti mesin induksi. Perputaran medan celah
udara dan rotor pada mesin sinkron berputar pada
kecepatan yang sama, yang disebut kecepatan
sinkron.
• Mesin sinkron digunakan terutama sebagai
pembangkit tenaga listrik. Biasanya disebut generator
sinkron atau alternator.
• Biasanya mesin besar pembangkit listrik tenaga air,
nuklir, atau pembangkit listrik termal.
• Seperti mesin berputar kebanyakan, mesin sinkron juga
dapat beroperasi baik sebagai generator ataupun motor.
• Dalam ukuran besar (ratusan atau ribuan kilowatt) motor
sinkron digunakan untuk pompa di stasiun pembangkit,
dan dalam ukuran kecil digunakan dalam jam listrik,
timer, rekaman turntable, dan sebagainya di mana
kecepatan konstan yang diinginkan.
• Sebagian besar sistem pengendalian dalam industri
dengan kecepatan variabel. Dalam aplikasi industri,
motor sinkron digunakan terutama pada kecepatan yang
diinginkan konstan. Oleh karena itu, dalam aplikasi
industri, motor sinkron tidak banyak digunakan sebagai
penggerak seperti motor induksi atau motor dc.
• Motor Sinkron Linier(LSM) digunakan untuk sistem
transportasi kecepatan tinggi masa depan.
• Yang penting dari sebuah motor sinkron adalah
bahwa dapat menarik arus reaktif tertinggal
atau mendahului dari sistem suplai ac.
• Mesin sinkron adalah mesin yang tereksitasi
ganda. Kutub rotor yang dieksitasi oleh arus dc
dan belitan stator yang terhubung ke suplai ac
(Gbr. 6.1).
• Fluks celah udara adalah resultan dari fluks
akibat dari arus stator dan rotor. Pada mesin
induksi, satu-satunya sumber eksitasi adalah
arus stator, karena arus rotor yang diinduksi
arus-arus nya.
• Oleh karena itu, motor induksi selalu beroperasi
pada faktor daya tertinggal, karena arus reaktif yang
lagging diperlukan untuk membangun fluks dalam
mesin.
• Di sisi lain, dalam sebuah motor sinkron, jika belitan
medan rotor hanya menyediakan eksitasi yang
diperlukan. Stator tidak akan menarik arus reaktif,
yaitu, motor akan beroperasi pada faktor daya satu
(unity).
• Jika arus eksitasi rotor berkurang, arus reaktif yang
tertinggal akan diserap dari sumber ac untuk
membantu magnetisasi dari arus pada rotor, dan
mesin akan beroperasi dalam keadaan faktor daya
tertinggal.
• Jika arus pada rotor bertambah, arus reaktif
yang mendahului akan diambil dari sumber ac
untuk melawan magnetisasi dari arus rotor
dan mesin akan beroperasi pada faktor daya
mendahului.
• Dengan demikian, dengan mengubah arus
medan, faktor daya motor sinkron dapat
dikendalikan. Jika motor tidak berbeban tetapi
hanya mengambang pada sistem suplai ac,
dengan demikian akan berperilaku sebagai
induktor variabel atau kapasitor karena arus
medan rotor berubah.
• Sebuah mesin sinkron tanpa beban disebut
kondensor sinkron, dapat digunakan pada sistem
transmisi daya untuk mengatur tegangan.
• Dalam industri, motor sinkron kadang-kadang
digunakan dengan motor induksi lainnya dan
dioperasikan dalam mode eksitasi lebih sehingga
dapat menarik arus mendahului untuk
mengimbangi arus tertinggal oleh motor induksi,
dengan demikian meningkatkan faktor daya
pembangkit listrik secara keseluruhan.
• Contoh 6.1 mengilustrasikan penggunaan motor
sinkron untuk perbaikan faktor daya
Contoh 6.1 
Di sebuah pabrik, sebuah mesin sinkron 3 fasa , 4 kV,
400 kVA terpasang bersama dengan motor induksi
lainnya. Berikut adalah beban pada mesin: 
Motor induksi: 500 kVA pada faktor daya 0,8 tertinggal
Motor sinkron: 300 kVA pada faktor daya 1 
a) Hitunglah faktor daya keseluruhan beban pabrik
b) Untuk meningkatkan faktor daya pabrik, mesin sinkron
diberi eksitasi lebih (untuk menarik arus mendahului)
tanpa perubahan beban. Tanpa membebani lebih
pada motor, sampai sejauh mana faktor daya pabrik
ditingkatkan? Temukan arus dan faktor daya dari
motor sinkron untuk kondisi ini!
Solusi 
a) Motor induksi 
Daya = 500 x 0.8 = 400 kW
Daya reaktif = 500 x 0.6 = 300 kVAR 
Motor sinkron: 
Daya = 300 kW
Daya reaktif = 0,0
Pabrik : 
Daya = 700 kW
Daya reaktif = 300 kVAR 2
700  300 2  762 kVA
Daya kompleks =
Faktor daya = 700/762 = 0.92 lag
GENERATOR SINKRON
• Dengan memutar rotor yang sudah dialiri arus eksitasi If
didalam belitan stator aa’, bb’, dan cc’, maka belitan
stator akan menginduksikan tegangan (tegangan
eksitasi Ef)seperti pada gambar 6-4b yang mempunyai
amplitudo yang sama dan bergeser 1200 listrik
diantaranya
• Vedio :
01. How does an Alternator Work.mp4
• Hubungan antara kecepatan rotor dan frekuensi dari
tegangan terinduksi adalah

6.1

atau
6.2

dimana : n = kecepatan rotor (rpm)


p = jumlah kutub

• Tegangan eksitasi dalam rms

E1=4,44 f Ф1NKw 6.3


dimana Ф = fluksi per kutub akibat arus
eksitasi If
N = jumlah belitan dari masing-masing fasa
Kw = faktor belitan
• Dari persamaan 6.2 dan 6.3 diperoleh

6.4
• Tegangan eksitasi sebanding dengan kecepatan mesin
dan fluksi eksitasi dan juga tergantung pada arus
eksitasi If yang hubungannya seperti yang ditunjukkan
pada gambar 6.5
• Tegangan terinduksi ada pada saat If = 0 karena ada
magnet remanensi
• Awalnya tegangan naik secara linier
seiring dengan kenaikan arus medan,
tetapi pada nilai tertentu, fluksi medan Φf
tidak bisa naik secara linier karena
rangkaian magnet jenuh sehingga Ef
berhenti dinilai tersebut
• Bila belitan stator dihubungkan dengan beban 3-fasa,
maka akan mengalir arus stator Ia . Frekuensi arus
stator Ia sama dengan tegangan eksitasi Ef .
• Arus stator Ia mengalir pada belitan akan
menghasilkan medan putar dalam celah udara. Akan
menghasilkan fluksi gabungan yang dihasilkan arus
stator dan arus rotor If .
• Resultante kedua fluksi tersebut dikenal sebagai
fluksi reaksi jangkar :
Фr = Фf + Фa = resultan fluks celah udara, dengan
asumsi tidak saturasi
• Diagram fasor ruang dari fluksi-fluksi tersebut
ditunjukkan pada gambar 6.6.

• Mmf medan rotor Ff (karena If) dan fluksi Φf yang


dihasilkan oleh mmf Ff dinyatakan segaris.
• Tegangan terinduksi Ef tertinggal terhadap fluksi Φf
sebesar 900.
• Diasumsikan bahwa arus stator Ia tertinggal terhadap Ef
sebesar sudut θ. Mmf Fa dan fluks Фa pada sumbu yang sama
dengan arus Ia. Resultan mmf Fa adalah penjumlahan vektor
dari mmf Ff dan Fa.
• Dengan asumsi tidak saturasi, resultan fluks Фf juga
merupakan penjumlahan vektor dari Фf dan Фa.
KARAKTERISTIK
GENERATOR SINKRON
Sebuah kurva yang merupakan hubungan dua besaran elektrik
dan menyatakan sifat dari generator sinkron tersebut

1.Karakteristik Tanpa Beban


2.Karakteristik Hubung Singkat
3.Karakteristik Beban
4.Karakteristik Luar
Menentukan besar parameter mesin sinkron
(kutub silindris)
– The saturation characteristic: relationship between If and f (and
therefore between If and Ef)
– The synchronous reactance, Xs
– The armature resistance, Ra

The above three quantities could be determined by performing the


following three tests:
 Open-circuit test
 Short-circuit test
 DC test
Open-circuit test
• The generator is turned at the rated speed
• The terminals are disconnected from all loads, and the field current is
set to zero.
• Then the field current is gradually increased in steps, and the terminal
voltage is measured at each step along the way.
• It is thus possible to obtain an open-circuit characteristic of a generator
(Ef or Vt versus If) from this information
If
+
Vdc Vt

If – amperemeter DC
Vt – voltmeter AC
Short-circuit test
• Adjust the field current to zero and short-circuit the
terminals of the generator through a set of ammeters.
• Record the armature current Isc as the field current is
increased.
• Such a plot is called short-circuit characteristic.
If
+ A

Vdc A
Isc
DC Test
– The purpose of the DC test is to determine Ra. A variable DC
voltage source is connected between two stator terminals.
– The DC source is adjusted to provide approximately rated stator
current, and the resistance between the two stator leads is
determined from the voltmeter and ammeter readings
VDC
 then RDC 
I DC
 If the stator is Y-connected, the per phase stator resistance
is R
Ra  DC
2

 If the stator is delta-connected, the per phase stator


resistance is
3
Ra  RDC
2
Menentukan Reaktansi sinkron (Xs)

• For a particular field current IfA, the internal voltage Ef (=VA) could
be found from the occ and the short-circuit current flow Isc,A could be
found from the scc.
• Then the synchronous reactance Xs could be obtained using

Ef or Vt (V) Air-gap line VA  E f 


OCC Z s ,unsat  Ra2  X s2,unsat 
I scA
Isc (A)
Vrated SCC
X s ,unsat  Z s2, unsat  Ra2

: Ra is known from the DC test.


VA
Isc,B
Since Xs,unsat >> Ra,
Isc, A
Ef Vt , oc
If (A) X s ,unsat  
IfA IfB I scA I scA
Xs under saturated condition

Air-gap line
Ef or Vt (V)
At V = Vrated,
OCC
Isc (A)

Vrated SCC
Vrated   E f 
Z s, sat  R a2  X s2,sat 
IscB

VA
Isc,B
X s, sat  Z 2
s, sat R 2
a

Isc, A

If (A)
IfA IfB
Short-circuit Ratio (SCR)
Another parameter used to describe synchronous generators is the
short-circuit ratio (SCR). The SCR of a generator defined as the
ratio of the field current required for the rated voltage at open
circuit to the field current required for the rated armature current
at short circuit. SCR is just the reciprocal of the per unit value of
the saturated synchronous reactance calculated by

Ef or Vt (V) Air-gap line


Isc (A)
OC If _ Vrated
Vrated C SCR 
SC
C
If _ Iscrated
Isc,rated
1

X s _ sat  in p.u.
If (A)
If_V rated If_Isc rated
Standar SCR
1. Mesin sinkron kutub silindris
SCR = 0,50 s/d 1

2. Mesin sinkron kutub tonjol


SCR = 1 s/d 1,4

SCR menentukan keadaan phisik mesin sinkron

SCR >> , berarti Xs kecil :

• permeabilitas magnet (μ) inti besi kecil


• celah udara antara stator dan rotor besar
• tingkat kejenuhan inti besi besar
CONTOH

A 200 kVA, 480-V, 60-Hz, 4-pole, Y-Connected synchronous


generator with a rated field current of 5 A was tested and the
following data was taken.
a) from OC test – terminal voltage = 540 V at rated field
current
b) from SC test – line current = 300A at rated field current
c) from DC test – DC voltage of 10 V applied to two
terminals, a current of 25 A was measured.
1. Calculate the speed of rotation in r/min
2. Calculate the generated emf and saturated equivalent
circuit parameters (armature resistance and synchronous
reactance)
Solusi
1.
fe = electrical frequency = Pnm/120
fe = 60Hz
P = number of poles = 4
nm = mechanical speed of rotation in r/min.
So, speed of rotation nm = 120 fe / P
= (120 x 60)/4 = 1800 r/min

2. In open-circuit test, Ia = 0 and Ef =Vt


Ef = 540/1.732
= 311.8 V (as the machine is Y-connected)

In short-circuit test, terminals are shorted, Vt = 0


Ef = IaZs or Zs = Ef /Ia =311.8/300=1.04 ohm
From the DC test,
Ra=VDC/(2IDC)
= 10/(2X25) = 0.2 ohm
Synchronous reactance
Z s, sat  R a2  X s2, sat

X s, sat  Z s2, sat  R a2  1.04 2  0.2 2  1.02

j1.02 0.2
+
Ia
+
Ef Vt
Problem
A 480-V, 60-Hz, Y-Connected synchronous generator, having
the synchronous reactance of 1.04 ohm and negligible
armature resistance, is operating alone. The terminal voltage
at rated field current at open circuit condition is 480V.

1. Calculate the voltage regulation


1. If load current is 100A at 0.8 PF lagging
2. If load current is 100A at 0.8 PF leading
3. If load current is 100A at unity PF
2. Calculate the real and reactive power delivered in each
case.
3. State and explain whether the voltage regulation will
improve or not if the load current is decreased to 50 A from
100 A at 0.8 PF lagging.
Problem
A 480 V, 60 Hz, Y-connected, four pole synchronous generator has the OCC
shown below. This generator has a synchronous reactance of 0.1 ohm and
armature resistance of 0.015 ohm. At full load, the machine supplies 1200 A
and 0.8 pf lagging. Under full-load conditions, the friction and windage
losses are 40 kW, and the core losses are 30 kW. Ignore field circuit losses.
a) What is the speed of rotation of the generator?
b) How much field current must be supplied to the generator to make the
terminal voltage 480 V at no load?
c) If the generator is now connected to a load and the load draws 1200 A at 0.8
pf lagging, how much field current will be required to keep the terminal
voltage equal to 480 V?
d) How much power is the generator now supplying? How much power is
supplied to the generator by the prime-mover?
What is the machine’s overall efficiency?
e) If the generator’s load were suddenly disconnected
from the line, what would happen to its terminal voltage?
Problem

A 100-MVA, 12.5-kV, 0.85 power lagging, 50 Hz, two-


pole, Y-connected, synchronous generator has a pu
synchronous reactance of 1.1 and pu armature resistance
of 0.012.
a) What are its synchronous reactance and armature
resistance in ohms?
b) What is the magnitude of the internal voltage Ef at the
rated conditions? What is its load angle d at these
conditions?
c) Ignoring losses in the generator, what torque must be
applied to its shaft by the prime-mover at full load?
Problem
A three-phase, Y-connected synchronous generator is
rated 120 MVA, 13.2 kV, 0.8 power lagging, and 60 Hz.
Its synchronous reactance is 0.9 ohm and its armature
resistance may be ignored.

a) What is its voltage regulation at rated load?


b) What would the voltage and apparent power rating of this
generator be if it were operated at 50 Hz with the same
armature and field losses as it had at 60 Hz?
c) What would the voltage regulation of the generator be at
50 Hz?
Sistem Penguatan (excitasi)
Generator Sinkron

1. Generator Sinkron 1 Fasa

2. Generator Sinkron 3 Fasa

• Tanpa sumber DC (aki/baterai)


• Dengan sumber DC (aki)
Ada 2 cara pemberian arus dc ke rangkaian medan rotor :
– Catu daya dc dari sumber dc eksternal ke belitan rotor
melalui slip ring dan sikat (diperlukan perawatan yang
reguler, terjadinya tegangan jatuh pada sikat sehingga
terjadi rugi-rugi daya pada arus medan yang besar)
Aplikasinya pada generator kecil
– Catu daya dc dari sumber dc khusus yang tertambat
secara langsung pada poros generator sinkron
(brushless exiters), digunakan pada generator dan
motor yang besar. Adalah sebuah generator kecil yang
rangkaian medannya tertambat pada stator dan
rangkaian jangkarnya tertambat pada poros rotor
Sistem Penguatan (excitasi)
Generator Sinkron 1 fasa
Schematic arrangement of a brushless exciter
– Keluaran generator eksitasi tiga fasa disearahkan
oleh rangkaian penyearah tiga fasa yang juga
tertambah pada poros generator yang mencatu
rangkaian medan utama.
– Dengan mengatur arus medan dc yang kecil dari
generator eksitasi (yang terletak pada stator), akan
dimungkinkan untuk mengatur arus medan pada
mesin utama dengan tanpa melalui slip ring dan sikat
(seperti pada gambar)
– Tidak ada kontak mekanik antara stator dan rotor,
eksitasi tanpa sikat dapat mengurangi perawatan
dibandingkan dengan slip ring dan sikat
brushless exciter
brushless generator
Standar Tegangan
Generator Sinkron 3 Fasa
Daya Tegangan Keluaran
< 3 MVA 220, 380 V
3 MVA 3,30 kV
5 – 10 MVA 6,60 kV
10 - 50 MVA 11 kV
50 – 100 MVA 13,20 kV
> 100 MVA 16,50 kV

Tegangan penguat medan (DC)


(110 – 220 - 400 V)
Kapasitas daya dc = 2 % x daya output
KARAKTERISTIK DAYA DAN TORSI

• Mesin sinkron umumnya terhubung


dengan bus yang bertegangan-tetap dan
beroperasi pada kecepatan konstan.
• Ada batasan daya pada generator sinkron
yang dapat disalurkan ke infinite bus dan
torsi yang dapat digunakan pada motor
sinkron tanpa kehilangan sinkronisasi
• Rangkaian ekivalen per fasa yang
ditunjukkan pada gambar, dimana Vt
tegangan bus perfasa yang konstan dan
dianggap sebagai fasor referensi
• Daya kompleks per fasa S pada terminal

• Conjugate fasor arus Ia digunakan untuk


memenuhi kaidah daya reaktif tertinggal
adalah positif dan daya reaktif mendahului
adalah negatif seperti pada gambar
• Dari gambar rangkaian ekivalen per-fasa

• Sehingga :
• Daya nyata P dan daya reaktif Q per-fasa

• Jika Ra diabaikan, sehingga Zs = Xs dan θs


= 900. Maka daya untuk mesin tiga fasa
• Dimana :

• Karena pada analisis ini rugi-rugi stator


diabaikan, daya yang dihasilkan pada
tegangan terminal adalah juga merupakan
daya pada celah udara. Maka torsi yang
dihasilkan mesin adalah
• Dimana :
• Daya dan torsi keduanya berubah secara
sinusoidal terhadap perubahan sudut ∂ (seperti
yang ditunjukkan pada gambar), yang disebut
dengan sudut daya atau sudut torsi. Mesin
dapat dibebani secara bertahap hingga batas
Pmax atau Tmax, yang dikenal sebagai batas
stabilitas statik (static stability limits)

Karakteristik daya dan sudut torsi


• Mesin akan kehilangan sinkronisasi jika ∂
menjadi lebih besar 900. Torsi maksimum
Tmax disebut juga torsi pull-out.
• Dengan catatan bahwa Vt konstan, torsi
pull-out dapat dinaikkan dengan
menaikkan tegangan eksitasi Ef.
• Jika motor sinkron cenderung ke
sinkronisasi pull-out karena kelebihan torsi
beban, arus medan dapat dinaikkan untuk
menghasilkan torsi yang tinggi untuk
mencegah lepas sinkronisasi.
• Serupa dengan generator sinkron, jika
penggerak utama cenderung untuk
menggerakkan mesin pada kecepatan
supersynchronous (diatas kecepatan
sinkron), arus medan dapat dinaikkan
untuk menghasilkan torsi lawan yang
melawan kecenderungan tersebut.
• Dengan kecepatan dipertahankan konstan
pada kecepatan sinkron mesin,
karakteristik torsi-kecepatan adalah
merupakan garis lurus yang paralel
terhadap sumbu torsi, seperti pada
gambar.

Karakteristik torsi-kecepatan
• Daya dan torsi juga dapat dinyatakan
dalam hubungan arus Ia, If’ dan sudut β
antara fasor-fasor nya. Dengan rangkaian
ekivalen dan diagram fasor gambar, Daya
kompleks Sa pada celah udara adalah
• Maka :

Anda mungkin juga menyukai