PENGEREMAN MOTOR AC
Disusun oleh:
Nama : Husnul Khatimah Iskandar
NIM : 021800010
Tgl. Praktikum: 5 November 2019
Asisten : Sigit Suryantono, BE
Kelompok : B2
Teman kerja : 1. Arnelia Kurniawan (021800005)
2. Dian Bayu Prakarsa (021800007)
3. Farida Muliantika (021800008)
4. Kurnia Adi Satrio (021800012)
B. Dasar Teori
Pengereman motor induksi pada dasarnya adalah sama dengan pengereman motor DC
yaitu dengan cara regenerative, pluging dan dinamik.
Kita ketahui bahwa motor induksi akan mempunyai perbedaan kecepatan karena
antara putaran rotor dengan putaran medan statornya (sinkron), yang tentunya putaran medan
stator akan lebih cepat dibandingkan putaran rotornya. Perbedaan putaran tersebut kita kenal
n2
dengan nama slip (S). Dimana S= ×100 %. n2 adalah putaran rotor dan n1 adalah putaran
n1
medan statornya.
Kondisi ini dapat kita simulasikan pada dua buah motor yang dipasang dalam satu
kopel, dimana motor yang mula-mula berputar lambat kemudian motor lain yang memeliki
kecepatan yang lebih tinggi kita hidupkan. Sehingga motor mula yang memiliki putaran lebih
lambat akan mengalami pengereman secara regenerative atau biasa disebut pengereman
mesin.
Motor yang sedang berputar kemudian kita putuskan hubungan listriknya, motor
tersebut tidak akan langsung berhenti berputar, hal ini dikarenakan masih terdapat gaya
sentrifugal yang tertinggal pada rotornya. Untuk mengurangi atau menghilangkan gaya
tersebut dengan cepat, kita dapat melaksanakan pengereman secara pluging. Pengereman ini
dilakukan dengan cara mengubah secara paksa putaran motor ke arah sebaliknya dengan
mengubah fasa medan statornya., kemudian setelah motor berhenti, baru kita putuskan
hubungan listriknya. Motor tersebut akan berhenti dengan cepat, namun kelemahannya selai
arus yang terjadi terlalu besar yang dapat merusak motor, juga apabila tidak kita rem secara
tepat motor akan terlanjut berputar pada arah yang sebaliknya yang mungkin tidak kita
kehendaki.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat menggunakan tahanan yang dipasang seri
dengan stator saat pengereman. Dan agar motor setelah berhenti dengan tepat tanpa terlanjut
berputar berlawanan, kita gunakan timer saat pengereman
D. Langkah Kerja
1. Percobaan 1: Pengereman Regeneratif
Dibuat rangkaian seperti gambar 1
Gambar 1 Diagram Utama Pengereman Regeneratif
F. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan agar praktikan mampu untuk mengatur dan melaksanakan
pengereman motor 3 fasa dengan kecepatan regeneratif, pluging dan dinamik.
Terdapat tiga cara untuk melakukan pengereman motor AC atau motor 3 fasa. Yang
pertama adalah dengan cara regenerative atau mengerem dengan menggunakan medan stator
yang kecepatannya lebih tinggi dari medan rotornya, kedua dengan cara Pluging atau
mengubah arah putaran motor dan yang terakhir pengereman dengan cara dinamik, yaitu
dengan cara melepaskan medan stator dari sumbernya dengan menggunakan sumber DC
Praktikum yang kedua adalah pengereman dengan cara Plugging. Pada percobaan
kedua, rangkaian motor dihubungkan secara seri dengan tahanan 750 ohm dan 1500 ohm.
Juga menggunakan timer 5 detik. Hasilnya dapat dilihat pada bagian Data Hasil Praktikum
nomor 2. Motor yang direm dengan cara membalik putarannya akan mengakibatkan
kenaikkan arus yang sangat tinggi. Maka dari itu digunakan tahanan untuk menghambat
kenaikkan arus tersebut. Pada praktikum dengan menghubungkan tahanan 750 ohm secara
seri, awalnya motor berputar selama 16 detik. Dengan menggunakan rem, motor berhenti
berputar setelah 17 detik. Pada tahanan 1500 ohm, motor tanpa pengereman berputar selama
17 detik dan dengan pengereman motor berputar selama 16 detik. Putaran motor dengan
tahanan 750 lebih besar daripada putaran motor dengan tahanan 1500 ohm. Hal ini
dikarenakan arus yang mengalir dengan tahanan 750 ohm lebih besar dibandingkan tahanan
1500 ohm. Pada praktikum ini, tahanan 1500 ohm tidak mampu membalik putaran motor
karena saking kecilnya arus, gaya gerak magnitnya tidak mampu untuk membalikkan putaran
pada motor. Pada praktikum ini rangkaian dihubungkan dengan timer. Fungsinya adalah
sebagai pencabut sambungan rangkaian agar saat motor berhenti, putaran tidak berputar ke
arah sebaliknya. Maka dari itu, timer diatur sedemikian hingga tepat saat motor direm hingga
berhenti, timer juga habis waktunya.
Terakhir adalah percobaan ketiga yaitu pengereman motor dengan cara Dinamik.
Dilakukan menggunakan 2 rangkaian. Rangkaian pertama menggunakan medan a dan
rangkaian kedua menggunakan medab b. Pada praktikum ini digunakan timer dan tidak
digunakan tahanan rotor. Sehingga seerti yang dapat dilihat pada Data Hssil Praktikum poin
3, waktu yang diperlukan motor untuk berhenti lebih cepat dari percobaan 2. Pada praktikum
ini digunakan juga timer untuk mengetahui kapan motor harus berhenti. Hasilnya,
pengeraman motor dengan menggunakan rangkaian medan a ,ebih cepat berhenti daripada
rangkaian yang menggunakan medan b.
Dari ketiga cara pengereman motor 3 fasa, yang pertama adalah pengereman dengan
cara regeneratif yang mana kelebihannya adalah dapat mengubah energi kinetik menjadi
energi listrik sehingga rem regenaratif umumnya digunakan pada kendaraan listrik sedangkan
kekurangannya adalah tidak bekerja optimal dalam kecepatan rendah, kurang efektif saat
pengereman darurat. Kedua adalah pengereman motor 3 fasa dengan Plugging mempunyai
kelebihannya adalah dapat menghentikan motor dengan cepat dan efektif sedangkan
kekurangannya adalah pengereman dengan metode ini boros arus listrik jika tidak
disambungkan dengan tahanan seri.
G. Kesimpulan
1. Pengeraman motor 3 fasa dengan cara regeneratif dilakukan dengan menggunakan medan
stator dengan putaran searah yang nilai putarannya lebih tinggi .
2. Pengereman motor 3 fasa dengan cara Plugging dilakukan dengan menggunakan medan
stator yang arah putarannya berlawanan hingga motor berhenti.
3. Pengereman motor 3 fasa dengan cara dinamis dilakukan dengan menggunakan sumber
tegangan DC
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN