Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

PENGEREMAN MOTOR AC

Disusun Oleh:
Nama : Fajhirah Anugerah (032100008)
Gea Fitri Pramudya W. (032100009)
Ikhwan Surya Halim (032100010)
Jonatan Manalu (032100011)
Kelompok : C1
Prodi/angkatan : Elektro Mekanika/2021
Tanggal praktikum : 08 Desember 2023

Dosen Pengampu/Asisten Pendamping : Yadi Yunus, S.ST., M.Eng.

PRODI ELEKTRO MEKANIKA


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
I. Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum mesin listrik tentang Pengereman Motor AC adalah:
1. Mengatur dan melaksanakan pengereman motor 3 fasa dengan cara Regeneratif.
2. Mengatur dan melaksanakan pengereman motor 3 fasa dengan cara Pluging.
3. Mengatur dan melaksanakan pengereman motor 3 fasa dengan cara Dinamik.

II. Dasar teori


Pengereman motor induksi pada dasarnya adalah sama dengan pengereman motor
DC yaitu dengan cara regenerative, plugging, dan dinamik.
A. Pengereman secara regeneratif
Kita ketahui bahwa motor induksi akan mempunyai perbedaan kecepatan
antara putaran rotor dengan putaran medan statornya (sinkron), yang tentunya
putaran medan stator akan lebih cepat dibandingkan putaran rotornya. Perbedaan
putaran tersebut kita kenal dengan nama slip (S), dimana S = n2/n1 x 100%, n2
adalah putaran rotor dan n1 adalah putaran medan statornya.
Suatu motor dapat dikatakan telah mengalami pengereman regeneratif apabila
kecepatan motor (rotor) lebih besar dari kecepatan sinkronnya. Dengan arah
putaran yang sama antara putaran medan stator dan rotor, hal ini dapat terjadi pada
- Motor yang dipakai untuk transport saat jalan turun.
- Motor pesawat angkat saat menurunkan beban.
Kondisi ini dapat kita simulasikan pada dua buah motor yang dipasang dalam
satu kopel, dimana motor yang mula-mula berputar lambat kemudian motor lain
yang memiliki kecepatan lebih tinggi kita hidupkan. Sehingga motor mula yang
memiliki putaran lebih lambat akan mengalami pengereman secara regeneratif
atau biasa disebut pengereman mesin.

B. Pengereman secara plugging


Motor yang sedang berputar kemudian kita putuskan hubungan listriknya,
motor tersebut tidak akan langsung berhenti berputar. Hal ini dikarenakan masih
terdapat gaya sentrifugal yang tertinggal pada rotornya. Untuk mengurangi atau
menghilangkan gaya tersebut dengan cepat, kita dapat melaksanakan pengereman
secara Plugging. Pengereman ini dilakukan dengan cara merubah secara paksa
putaran motor kearah sebaliknya dengan mengubah fase medan statornya,
kemudian setelah motor berhenti, baru kita putuskan hubungan listriknya. Motor
tersebut akan berhenti dengan cepat, namun kelemahannya selain arus yang terjadi
terlalu besar yang dapat merusak motor, juga apabila tidak kita rem secara tepat
motor akan terlanjur berputar pada arah yang berlawanan yang mungkin tidak kita
kehendaki. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat menggunakan tahanan yang
dipasang seri dengan stator saat pengereman. Dan agar motor setelah berhenti
dengan tepat tanpa terlanjur berputar berlawanan, kita gunakan timer pada saat
pengereman.

C. Pengereman secara dinamik


Pengereman ini dilakukan dengan cara melepas stator dari sumber, kemudian
dihubungkan dengan sumber DC. Sehingga motor mengalami pengereman yang
diakibatkan oleh interaksi antara medan magnet stasioner pada stator karena
sumber DC yang diberikan terhadap arus induksi yang tertinggal pada rotor

III. Alat dan bahan


Berikut peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
1. Motor induksi 3 fasa 3000 rpm.
2. Motor induksi 3 fase 1500 rpm/1000 rpm atau motor induksi 2 kecepatan.
3. Motor induksi dahlander 2 macam hubungan kutub 2 kecepatan.
4. Panel percobaan LAK.
5. Amperemeter.
6. Timer.
7. Stopwatch.

IV. Langkah kerja


A. Pengereman regeneratif
1. Buatlah rangkaian pengereman seperti gambar di bawah ini.
2. Hidupkan motor 1 dengan kontaktor K1, catat arus, rpm dan arah putarannya.
3. Matikan motor 1.
4. Hidupkan motor 2 dengan K2.
5. Atur putaran motor 2 searah dengan motor 1, catat arus dan rpm nya.
6. Matikan motor 2.
7. Hidupkan motor 1, setelah beberapa saat kemudian hidupkan motor 2.
8. Amati dan catat arus dan rpm nya.
9. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut.

B. Pengereman plugging
1. Buatlah rangkaian pengereman seperti gambar di bawah ini.

2. Cobalah dahulu pengendali sebelum dirangkai dengan motor.


3. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON, catat arusnya.
4. Matikan motor dengan menggunakan tombol Stop.
5. Catat waktu motor berhenti tanpa rem.
6. Aturlah tahanan seri pada 750 ohm.
7. Atur pula timer kurang lebih 6 detik.
8. By pass terlebih dahulu ampere meter.
9. Hidupkan motor, kemudian hentikan motor dengan tombol breake.
10. Amati apa yang terjadi, apabila pengaturan timer terlalu cepat atau terlalu
lambat, atur sedikit-demi sedikit sehingga motor benar-benar berhenti.
11. Pasang kembali amperemeter.
12. Lakukan percobaan sekali lagi, dan catat arus dan waktu berhenti saat di rem.
13. Lakukan percobaan seperti di atas dengan mengganti tahanan pada 1500 ohm.
14. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan ini.
C. Pengereman dinamik
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.3 Rangkaian utama pengereman dinamik. Gambar (a) dan (b) merupakan gambar
hubungan medan stator saat dilakukan pengereman dengan menggunakan arus DC. Gambar
(c) merupakan diagram pengendali dari rangkaian pengereman Dinamik.
2. Cobalah dahulu pengendali sebelum dirangkai dengan motor.
3. Hidupkan motor dengan menekan tombol On, catat arusnya.
4. Matikan motor dengan menggunakan tombol Stop.
5. Catat waktu motor berhenti tanpa rem.
6. Aturlah rangkaian medan stator untuk pengereman seperti gambar 4.3 (a).
7. Atur pula timer kurang lebih 6 detik.
8. By pass terlebih dahulu amperemeter.
9. Hidupkan motor, kemudian hentikan motor dengan tombol breake.
10. Amati apa yang terjadi, apabila pengaturan timer terlalu cepat atau terlalu
lambat, atur sedikit-demi sedikit sehingga motor benar-benar berhenti.
11. Pasang kembali amperemeter.
12. Lakukan percobaan sekali lagi, catat arus dan waktu berhenti saat direm.
13. Lakukan percobaan seperti diatas dengan mengganti rangkaian medan stator
seperti gambar 4.3 (b).
14. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan ini.
V. Data praktikum
A. Pengereman regeneratif

Motor tanpa Pengereman Motor dengan Pengereman


No.
Rpm1 I1 Rpm2 I2 Rpmrem I1’ I2’

1. 1002 0,23 2969 0,03 1009 0,24 0,38

2. 1500 0,2 2967 0,03 1508 0,22 0,33

B. Pengereman plugging
R seri = 750 ohm

Motor tanpa Motor dengan


No. Pengereman Pengereman

Rpm1 I1 t1 R seri I1’ t2’

1. 1000 0,22 8 750 0 6

2. 1500 0,24 9,89 750 0 8,5

R seri = 1500 ohm

Motor tanpa Motor dengan


Pengereman Pengereman
No.
Rpm1 I1 t1 R seri I1’ t2’

1. 1000 0,22 9,5 1500 0 6

2. 1500 0,24 12 1500 0 10,6

C. Pengereman dinamik

Motor tanpa Motor dengan


No. pengereman Pengereman

Hub
Rpm1 I1 t1 I1’ t2’
medan

1. 2969 0,03 2,56 Delta 0 2,3

2. 2978 0,03 2 Delta 0 1,8

3. 2981 0,03 1,91 Delta 0 1,82


VI. Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu pengereman secara regenerative yang berarti nilai
kecepatan rotor lebih besar dari kecepatan sinkronnya. Pada praktikum kali ini,
praktikan menggunakan motor AC dengan kecepatan yang berbeda. Percoban ini
menggunakan 2 percobaan, yaitu percobaan tanpa pengereman dan menggunakan
pengereman. Untuk data pertama percobaan tanpa pengereman dihasilkan kecepatan
motor pertama sebesar 1002 rpm dengan mengatur medan magnet motor sehingga
dihasilkan arus sebesar 0,23 A. Kemudian untuk motor kedua didapatkan 2969 rpm
dengan arus sebesar 0,03 A. Hal tersebut dilakukan dengan posisi tanpa dikopel.
Selanjutnya pada posisi motor dengan pengereman, dilakukan dengan cara mengopel
kedua motor dengan menghitung terlebih dahulu arus saat motor pertama dihidupkan
yaitu sebesar 0,24 A. Kemudian setelah motor pertama dihidupkan, motor kedua
dihidupkan dan dihasilkan nilai putaran sebedar 1009 rpm dengan arus 0,38 A. Untuk
data kedua yaitu tanpa pengereman, dihasilkan kecepatan motor pertama sebesar 1500
rpm dengan mengatur medan magnet motor sehingga dihasilkan arus sebesar 0,2 A.
Kemudian untuk motor kedua didapatkan data 2967 rpm dengan arus sebesar 0,03 A.
Hal tersebut dilakukan dengan posisi tanpa dikopel. Selanjutnya pada posisi motor
dengan pengereman, dengan cara mengopel kedua motor dengan menghitung terlebih
dahulu arus saat motor pertama dihidupkan yaitu sebesar 0,22 A. Kemudian setelah
motor pertama dihidupkan, motor kedua dihidupkan dan menghasilkan nilai putaran
sebedar 1508 rpm dengan arus 0,33 A.
Pada percobaan kedua yaitu pengereman secara plugging yang berarti dapat
membalikan putaran. Metode yang digunakan untuk mengembalikan putaran tersebut
adalah menggunakan tahanan seri. Untuk data pertama yaitu motor tanpa pengereman
dilakukan dengan menekan push button off pada panel. Saat putaran motor dalam
keadaan stabil dihasilkan kecepatan motor pertama sebesar 1001 rpm dengan arus
sebesar 0,28 A kemudian motor berhenti ketika waktu mencapai 8 detik. Selanjutnya
yaitu posisi dengan motor pengereman, dengan menekan tombol breake dan
menggunakan tahanan seri sebesar 750 dihasilkan arus motor sebesar 0 A dan waktu
motor mencapai kondisi berhenti sebesar 6 detik. Untuk data kedua yaitu motor tanpa
pengereman dengan menekan push button off pada panel. Saat putaran motor dalam
keadaan stabil dihasilkan kecepatan motor pertama sebesar 1500 rpm dengan arus
sebesar 0,24 A kemudian motor berhenti ketika waktu mencapai 9,8 detik.
Selanjutnya yaitu posisi dengan motor pengereman, dengan menekan tombol breake
dan menggunakan tahanan seri sebesar 750 dihasilkan arus motor sebesar 0 A dan
waktu motor mencapai kondisi berhenti sebesar 8,5 detik. Data ketiga menggunakan
tahanan seri sebesar 1500. Percobaan pertama menggunakan motor tanpa
pengereman dengan menekan push button off pada panel. Saat putaran motor dalam
keadaan stabil dihasilkan kecepatan motor pertama sebesar 1000 rpm dengan arus
sebesar 0,22 A kemudian motor berhenti ketika waktu mencapai 9,5 detik.
Selanjutnya menggunakan posisi dengan motor pengereman, dengan menekan tombol
breake dan menggunakan tahanan seri sebesar 1500. Dihasilkan arus motor sebesar
0 A dan waktu motor mencapai kondisi berhenti sebesar 6 detik. Selanjutnya untuk
data keempat menggunakan tahanan seri sebesar 1500. Percobaan pertama
menggunakan motor tanpa pengereman dengan menekan push button off pada panel.
saat putaran motor dalam keadaan stabil dihasilkan kecepatan motor pertama sebesar
1500 rpm dengan arus sebesar 0,24A. Kemudian motor berhenti ketika waktu
mencapai 12 detik. Selanjutnya menggunakan posisi dengan motor pengereman,
dengan menekan tombol breake dan menggunakan tahanan seri sebesar 1500.
Dihasilkan arus motor sebesar 0 A dan waktu motor mencapai kondisi berhenti
sebesar 10,6 detik.
Pada percobaan ketiga adalah pengereman dinamik. Pengereman dinamik
dilakukan dengan menginjeksi arus dan tegangan DC dimana stator dilepas dari
sumber kemudian dihubungkan ke tegangan sumber DC sebesar 20 V. Interaksi
medan resultan dan gerak gaya magnet rotor akan mengembangkan torsi yang
berlawanan dengan torsi motor sehingga terjadi pengeraman. Pengereman dinamik ini
dengan menghubungkan motor secara delta. Terdapat tiga variasi data pada percobaan
ini. untuk data pertama saat motor sebelum direm nilai putaran 2969 rpm dengan arus
0,03 dan motor saat dalam kondisi mati sebesar 2,56 detik. saat motor dengan
pengereman break dihasilkan arus sebesar 0 dan mencapai keadaaan mati dalam
waktu 2,3 detik. untuk data kedua saat motor sebelum direm nilai putaran 2978 rpm
dengan arus 0,03 dan motor saat dalam kondisi mati sebesar 2 detik. saat motor
dengan pengereman break dihasilkan arus sebesar 0 dan mencapai keadaaan mati
dalam waktu 1,8 detik. untuk data ketiga saat motor sebelum direm nilai putaran 2981
rpm dengan arus 0,03 dan motor saat dalam kondisi mati sebesar 1.91 detik. saat
motor dengan pengereman break dihasilkan arus sebesar 0 dan mencapai keadaaan
mati dalam waktu 1,82 detik.
Pada pengereman regeneratif memerlukan 2 motor 3 fasa yang memerlukan catu
daya kelebihannya mudah tapi memiliki kekurangan cepat panas dan tidak efektif
karena menggunakan dua motor. Kemudian pengereman plugging memerlukan 1
motor dengan cara merubah paksa fasa medan statornya. Kelebihannya ialah motor
dapat berhenti dengan cepat namun kekurangannya yaitu motor menjadi cepat panas
karena arus nya tinggi motor. Sedangkan pengereman dinamik dilakukan dengan cara
melepas stator dari sumber dan dihubungkan secara DC dan arus DC tersebut
berfungsi sebagai arus medan magnet untuk menghentikan medan stator pada motor.
Kelebihan lebih aman karena tidak merusak motor dan arusnya lebih kecil
dibandingkan pengereman lainnya dan waktu untuk motor berhenti lebih cepat dari
jenis pengereman lainnya.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada pengereman regeneratif, motor DC berfungsi sebagai generator pada putaran
tinggi, yang dimana hal ini sesuai dengan prinsip kerja pengereman regeneratif.
2. Pada pengereman plugging, resistansi beban memiliki pengaruh pada arus dan
waktu pengereman. Semakin tinggi resistansi maka arus akan mengalami
penurunan dan waktu motor berhenti semakin lama pula dan sebaliknya.
3. Pada pengereman dinamik, resistansi beban tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap waktu pengereman untuk semua jenis motor.

VIII. Referensi
Purbhadi, Ign.Agus. 2023. Petunjuk Praktikum Mesin Listrik. Program Studi Elektro
Mekanika: Poltek Nuklir BRIN.
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai