Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh,
Kelompok 3 (D3-TT / 2E)
1. Aisyah Rahma Kholifah (01 / 1631130054)
2. Habib Nur Rohman (10 / 1631130015)
PWM MODULATOR
1.1. Tujuan
Mengetahui karakteristik dan dasar rangkaian LM555
Mengimplementasikan PWM dengan menggunakan LM555
Mampu mengukur dan menganalisa rangkaian PWM
Gambar 3-3 adalah sirkuit osilasi gelombang persegi, sinyal output lebar pulsa yang
dikontrol oleh R2, C2 dan Vin (+) tegangan input terminal. Op – penguat µA741 adalah
komparator dalam rangkaian ini. Vin (+), input (pin 3) tegangan referensi ditentukan oleh
VR1 resistor resistor R1 dan variable. R2 dan C2 dibangun untuk menjadi jalur
biaya/debit. Bila tidak ada pasokan sinyal ke terminal masukan sinyal audio, jika kita
menyesuaikan VR1, maka Vin (+) terminal input tegangan operasi akan berubah, yang
berarti tegangan referensi dari komparator akan berubah, dengan demikian, sinyal output
dari lebar pulsa juga akan berubah.
2|Page
Gambar 3-1 bentuk sinyal audio dan sinyal PWM
Gambar 3-2 diagram karakteristik keluaran dari PAM,PPM dan modulasi PWM
3|Page
Gambar 3-3 diagram rangkaian dari PWM menggunakan µA741
Gambar 3-4 diagram bentuk sinyal dari perubahan dan ketetapan dari µA741
Jika VR1 adalah tetap, itu berarti bahwa tegangan operasi Vin (+) terminal
input adalah tetap. Jika input sinyal audio ke terminal masukan sinyal audio, maka
tengangan sinyal audio akan menambah tegangan pengoperasian terminal (+) masukan
Vin. Selain itu, dengan mengikuti jalur pengisian dan pengosongan dari rand C2,
tegangan operasi Vin (-) akan berubah juga, seperti pada gambar 3-4. Namun, ketika
kita mengubah titik bias yang yang oeh tuning resistor variable VR1, kita dapat
mengubah tingkat dan lebar output gelombang persegi Vin (+) dan Vin (-) pada waktu
yang sama. Pada saat ini, tegangan referensi komparator akan divariasikan dan
dikontrol oleh tegangan dari sinyal audio. Oleh karena itu, sinyal output dari lebar
pulsa juga akan berubah sehubungan dengan tegangan sinyal input audio, maka lebar
pulsa sinyal modulasi yang dihasilkan.
4|Page
Diagram rangkaian LM555 astablemultivibrator ditunjukkan pada Gambar 3-5.
Pada Gambar 3-4, sirkuit dapat dibagi menjadi 5 bagian penting, yaitu komparator
rendah, komparator atas, flip-flop (FF), transistor debit dan output driver. Jika terminal
tegangan dikendalikan (pin 5) tidak ada sinyal input, maka tegangan pembanding atas
referensi adlah 2Vcc / 3 dan tegangan referensi komparator bawah adalah Vcc / 3. Jika
kita menambahkan controller tegangan ke terminal tegangan control (pin 5), tegangan
referensi komparator dapat secara eksternal dikendalikan. Ketika terminal tegangan
terkontrol tidak digunakan, maka kita dapat membuat terminal tegangan dikendalikan
terhubung dengan 0,01 µF kapasitor ke tanah untuk menghindari gangguan dari
kebisingan.
5|Page
monostablemultivibrator dengan menggunakan LM555 IC. Ketika perubahan masukan
memicu dari tinggi (+12V) ke rendah (0V). terminal output akan menghasilkan denyut
nadi. Ini T lebar pulsa ditentukan olej R1 x C1 sebenarnya adalah sekitar 1,1 x R1 x
C1. Jika R1 = 10kohm dan C1 = 0,01µF, maka lebar pulsa adalah sekitar 110
mikrodetik. Jika frekuensi kurang dari 9,1 KHz di terminal memicu sinyal input (pin
2), (mengacu pada bentuk gelombang dari astablemultivibrator dalam gambar 3-6),
maka output akan menjadi kerja 50% siklus sinyal pulsa. Para signal audio didata oleh
terminal tegangan terkontrol. Oleh karena itu, akan menghasilkan sinyal PWM.
Gambar 3-8 adalah diagram sirkuit PWM dengan menggunakan dua IC
LM555, yang U, yang U1 adalah astablemultivibrator (U2) perlu pulsa pemicu dari
astablemutivibrator (U1) terminal keluaran (pin 3), sinyal audio didata pada tegangan
terkontrol (pin 5) dari monostabllemultivibrator (U2). Sinyal PWM output di terminal
output (pin 3) dari monostablemultivibrator tersebut.
Gambar 3-6 bentuk sinyaloutput dari LM555 astablemutivibrator pada poin berbeda
6|Page
Gambar 3-7 diagram rangkaian monostablemutivibrator menggunakan LM555 IC
8|Page
1.5. Langkah Percobaan
1. Lihat mencari 3-8 atau mencari DCT3-2 pada GOTT modul DCT-6000-02.
2. Dengan menggunakan osiloskop, amati pada TP3 titik uji dan output sinyal
gelombang, pada saat yang sama menyesuaikan variabel resistor VR1 sampai ketika
sinyal gelombang persegi uji titik TP3 di tingkat tegangan perbedaan, sinyal output
gelombang persegi memiliki lebar pulsa yang berbeda . (Yaitu berbeda duty-cycle).
3. Pada terminal input sinyal audio (Audio I / P), masukan amplitudo 2,5 V dan 1 kHz
frekuensi gelombang persegi. Kemudian menulis hasil yang diukur dalam tabel 1.2.1 -
1.2.3.
4. Dengan menggunakan osiloskop, amati pada bentuk gelombang sinyal output dari
pembuangan kapasitor TP1, TP2 titik kritis, memicu sinyal TP3, titik kritis dari debit
kapasitor TP4, dan PWM O / P.
5. Dengan menggunakan osiloskop dan beralih ke saluran DC, amati pada bentuk
gelombang sinyal output dan mencatat hasil diukur dalam tabel 1.2.1 - 1.2.3.
6. Ubah sinyal input untuk gelombang segitiga, yang lain tetap sama, ulangi langkah 5.
7. Ubah sinyal input untuk gelombang sinusoidal, yang lain tetap sama, 7 ulangi langkah
5.
8. Mengubah amplitudo sinyal input untuk 1,5 V, yang lain tetap sama, ulangi langkah 6
hingga langkah 7, kemudian mencatat hasil yang diukur dalam tabel 1.2.4 - 1.2.6.
9. Ulangi langkah 3 hingga langkah 5, kemudian mencatat hasil yang diukur dalam tabel
1.2.4 - 1.2.6.
9|Page
1.6. Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Simulasi modulasi PWM
No. Modulasi
Fin = 1 kHz
1.
Fc = 10 kHz
Fin = 2 kHz
2.
Fc = 10 kHz
Fin = 4 kHz
3.
Fc = 10 kHz
Fin = 6 kHz
4.
Fc = 10 kHz
5. Fin = 10 kHz
Fc = 10 kHz
10 | P a g e
Tabel 1.2 Praktikum modulasi PWM
1.2.1 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 2,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Kotak)
Test Point Hasil Percobaan
TP1
TP2
TP3
11 | P a g e
TP4
PWM O/P
1.2.2 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 2,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Sinusoida)
Test Point Hasil Percobaan
TP1
TP2
12 | P a g e
TP3
TP4
PWM O/P
1.2.3 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 2,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Segitiga)
Test Point Hasil Percobaan
TP1
13 | P a g e
TP2
TP3
TP4
PWM O/P
14 | P a g e
1.2.4 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 1,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Kotak)
Test Point Hasil Percobaan
TP1
TP2
TP3
TP4
15 | P a g e
PWM O/P
1.2.5 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 1,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Sinusoida)
Test Point Hasil Percobaan
TP1
TP2
16 | P a g e
TP3
TP4
PWM O/P
1.2.6 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 1,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Segitiga)
Test Point Hasil Percobaan
17 | P a g e
TP1
TP2
TP3
TP4
PWM O/P
18 | P a g e
Output PWM pada gelombang segitiga, saat sinyal informasi tinggi
(dipuncak segitiga) maka lebar pulsa menjadi lebar, ketika sinyal
informasi rendah (dilembah segitiga) maka lebar pulsa semakin
sempit
19 | P a g e
1.7. Analisa Pembahasan
Dari hasil simulasi diatas menghasilkan sinyal keluaran kotak, dimana frekuensi dan
amplitudonya mengalami peningkatan. Ketika amplitude dari sinyal informasi semakin
besar, maka lebar pulsa akan menjadi lebar, di sisi lain, ketika amplitude informasi
semakin kecil, maka lebar pulsa akan menjadi sempit.
1.8. Kesimpulan
Semakin besar frekuensi maka gelombang output PWM semakin rapat.
Sinyal Output PWM ketika sinyal informasi tinggi maka pulsa juga semakin lebar,
begitu pula sebaliknya ketika sinyal informasi rendah maka lebar pulsa semakin
sempit
Adjusting pada VR1 dapat menyesuikan lebar pulsa yang di inginkan
Percobaan PWM ini memanfaatkan lebar pulsa
20 | P a g e