Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PWM (PULSE WIDTH MODULATION)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Telekomunikasi Digital

Dosen Pembimbing :

Waluyo, MT, IR.

Disusun Oleh,
Kelompok 3 (D3-TT / 2E)
1. Aisyah Rahma Kholifah (01 / 1631130054)
2. Habib Nur Rohman (10 / 1631130015)

POLITEKNIK NEGERI MALANG


PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
2018
Jl. Soekarno Hatta 9 Malang 65141
Telp. (0341)404424-404425 Fax. (0341)404420
www.polinema.ac.id
LAPORAN 1

PWM MODULATOR

1.1. Tujuan
 Mengetahui karakteristik dan dasar rangkaian LM555
 Mengimplementasikan PWM dengan menggunakan LM555
 Mampu mengukur dan menganalisa rangkaian PWM

1.2. Alat dan Bahan


 Software Multisim
1.3. Teori Dasar
A. PWM (Pulse Width Modulation)
Merupakan metode modulasi digital dan analog, yang dapat digunakan untuk
memproses pengiriman data digital dan analog. Amplitude modulasi lebar pulsa adalah
tetap, namun lebar pulsa akan divariasikan dan dikontrol oleh amplitude sinyal input
audio. Jika kita mengendalikan variasi waktu dari tingkat listrik, maka ini berarti bahwa
kita dapat mengendalikan lebar pulsa. Ketika amplitude dari sinyal audio semakin besar,
maka lebar pulsa akan menjadi lebar, di sisi lain, ketika amplitude audio semakin kecil,
maka lebar pulsa akan menjadi sempit. Oleh karena itu, PWM dapat diterapkan dalam
cepat dan lambat dari tingkat protation dari motor, semakin kuat dan lemah dari sumber
cahaya dari bola lampu dan sebagainya. Hubungan anatara audio dan sinyal modulasi
lebar pulsa ditunjukkan pada Gambar 3-1. Umumnya, gelombang modulasi pulsa dapat
diklasifikasikan sebagai pulsa modulasi amplitude (PAM), posisi pulsa modulasi (PPM),
lebar pulsa modulasi (PWM) dan sebagainya. Tabel 3-1 menunjukkan perbandingan
antara setiap modulasi dan gambar 3-2 menunjukkan diagram keluaran karakteristik
PAM, PPM dan modulasi PWM.

Gambar 3-3 adalah sirkuit osilasi gelombang persegi, sinyal output lebar pulsa yang
dikontrol oleh R2, C2 dan Vin (+) tegangan input terminal. Op – penguat µA741 adalah
komparator dalam rangkaian ini. Vin (+), input (pin 3) tegangan referensi ditentukan oleh
VR1 resistor resistor R1 dan variable. R2 dan C2 dibangun untuk menjadi jalur
biaya/debit. Bila tidak ada pasokan sinyal ke terminal masukan sinyal audio, jika kita
menyesuaikan VR1, maka Vin (+) terminal input tegangan operasi akan berubah, yang
berarti tegangan referensi dari komparator akan berubah, dengan demikian, sinyal output
dari lebar pulsa juga akan berubah.

2|Page
Gambar 3-1 bentuk sinyal audio dan sinyal PWM

Tabel 3-1 perbandingan antara 3 perbedaan tipe dari modulasi

Tipe Fitur Pulse Pulse Pulse


Modulasi Amplitude Width Interval
amplitudo pulsa akan
bervariasi dengan amplitudo Bermacam- Lebar Tidak
PAM sinyal input. macam tetap berubah

posisi pulsa akan bervariasi


dengan amplitudo sinyal input. Amplitude Lebar
PPM Berubah-ubah
tetap tetap

Lebar pulsa akan bervaariasi Amplitude Bermacam Tidak


PWM
dengan amplitude sinyal input tetap -macam berubah

Gambar 3-2 diagram karakteristik keluaran dari PAM,PPM dan modulasi PWM

3|Page
Gambar 3-3 diagram rangkaian dari PWM menggunakan µA741

Gambar 3-4 diagram bentuk sinyal dari perubahan dan ketetapan dari µA741

Jika VR1 adalah tetap, itu berarti bahwa tegangan operasi Vin (+) terminal
input adalah tetap. Jika input sinyal audio ke terminal masukan sinyal audio, maka
tengangan sinyal audio akan menambah tegangan pengoperasian terminal (+) masukan
Vin. Selain itu, dengan mengikuti jalur pengisian dan pengosongan dari rand C2,
tegangan operasi Vin (-) akan berubah juga, seperti pada gambar 3-4. Namun, ketika
kita mengubah titik bias yang yang oeh tuning resistor variable VR1, kita dapat
mengubah tingkat dan lebar output gelombang persegi Vin (+) dan Vin (-) pada waktu
yang sama. Pada saat ini, tegangan referensi komparator akan divariasikan dan
dikontrol oleh tegangan dari sinyal audio. Oleh karena itu, sinyal output dari lebar
pulsa juga akan berubah sehubungan dengan tegangan sinyal input audio, maka lebar
pulsa sinyal modulasi yang dihasilkan.
4|Page
Diagram rangkaian LM555 astablemultivibrator ditunjukkan pada Gambar 3-5.
Pada Gambar 3-4, sirkuit dapat dibagi menjadi 5 bagian penting, yaitu komparator
rendah, komparator atas, flip-flop (FF), transistor debit dan output driver. Jika terminal
tegangan dikendalikan (pin 5) tidak ada sinyal input, maka tegangan pembanding atas
referensi adlah 2Vcc / 3 dan tegangan referensi komparator bawah adalah Vcc / 3. Jika
kita menambahkan controller tegangan ke terminal tegangan control (pin 5), tegangan
referensi komparator dapat secara eksternal dikendalikan. Ketika terminal tegangan
terkontrol tidak digunakan, maka kita dapat membuat terminal tegangan dikendalikan
terhubung dengan 0,01 µF kapasitor ke tanah untuk menghindari gangguan dari
kebisingan.

Gambar 3-5 Diagram Sirkuit dari LM555 astablemultivibrator

Gambar 3-5 adalah diagram sirkuit dari astablemultivibrator dengan


menggunakan LM555 IC. Sinyal output dari sirkuit ini adalah gelombang persegi.
Frekuensi osilasi ditentukan oleh R1, R2, dan C1. Waktu charge (t1) dari kapasitor
0.693 x (R1 + R2) x C1, waktu debit (t2) dari kapasitor C1 adalah 0,693 x R2 x C1.
Jadi T adalah waktu tl biaya ditambah waktu t2 debit sama dengan 0,693 x (R1 +
2xR2) x C1. Gambar 3-6 menunjukkan bentuk gelombang output dadi LM555
astablemultivibrator di berbagai titik. Gambar 3-7 adalah diagram sirkuit dari

5|Page
monostablemultivibrator dengan menggunakan LM555 IC. Ketika perubahan masukan
memicu dari tinggi (+12V) ke rendah (0V). terminal output akan menghasilkan denyut
nadi. Ini T lebar pulsa ditentukan olej R1 x C1 sebenarnya adalah sekitar 1,1 x R1 x
C1. Jika R1 = 10kohm dan C1 = 0,01µF, maka lebar pulsa adalah sekitar 110
mikrodetik. Jika frekuensi kurang dari 9,1 KHz di terminal memicu sinyal input (pin
2), (mengacu pada bentuk gelombang dari astablemultivibrator dalam gambar 3-6),
maka output akan menjadi kerja 50% siklus sinyal pulsa. Para signal audio didata oleh
terminal tegangan terkontrol. Oleh karena itu, akan menghasilkan sinyal PWM.
Gambar 3-8 adalah diagram sirkuit PWM dengan menggunakan dua IC
LM555, yang U, yang U1 adalah astablemultivibrator (U2) perlu pulsa pemicu dari
astablemutivibrator (U1) terminal keluaran (pin 3), sinyal audio didata pada tegangan
terkontrol (pin 5) dari monostabllemultivibrator (U2). Sinyal PWM output di terminal
output (pin 3) dari monostablemultivibrator tersebut.

Gambar 3-6 bentuk sinyaloutput dari LM555 astablemutivibrator pada poin berbeda

6|Page
Gambar 3-7 diagram rangkaian monostablemutivibrator menggunakan LM555 IC

Gambar 3-8 diagram rangkaian PAM menggunakan 2 LM555 Ics

1.4. Prosedur Percobaan


7|Page
1.4.1. Gambar Rangkaian Simulasi

Gambar 4 Rangkaian Simulasi Modulasi PWM

1.4.2. Gambar Rangkaian Praktikum

Gambar 5 Rangkaian Praktikum Modulasi PWM

8|Page
1.5. Langkah Percobaan
1. Lihat mencari 3-8 atau mencari DCT3-2 pada GOTT modul DCT-6000-02.
2. Dengan menggunakan osiloskop, amati pada TP3 titik uji dan output sinyal
gelombang, pada saat yang sama menyesuaikan variabel resistor VR1 sampai ketika
sinyal gelombang persegi uji titik TP3 di tingkat tegangan perbedaan, sinyal output
gelombang persegi memiliki lebar pulsa yang berbeda . (Yaitu berbeda duty-cycle).
3. Pada terminal input sinyal audio (Audio I / P), masukan amplitudo 2,5 V dan 1 kHz
frekuensi gelombang persegi. Kemudian menulis hasil yang diukur dalam tabel 1.2.1 -
1.2.3.
4. Dengan menggunakan osiloskop, amati pada bentuk gelombang sinyal output dari
pembuangan kapasitor TP1, TP2 titik kritis, memicu sinyal TP3, titik kritis dari debit
kapasitor TP4, dan PWM O / P.
5. Dengan menggunakan osiloskop dan beralih ke saluran DC, amati pada bentuk
gelombang sinyal output dan mencatat hasil diukur dalam tabel 1.2.1 - 1.2.3.
6. Ubah sinyal input untuk gelombang segitiga, yang lain tetap sama, ulangi langkah 5.
7. Ubah sinyal input untuk gelombang sinusoidal, yang lain tetap sama, 7 ulangi langkah
5.
8. Mengubah amplitudo sinyal input untuk 1,5 V, yang lain tetap sama, ulangi langkah 6
hingga langkah 7, kemudian mencatat hasil yang diukur dalam tabel 1.2.4 - 1.2.6.
9. Ulangi langkah 3 hingga langkah 5, kemudian mencatat hasil yang diukur dalam tabel
1.2.4 - 1.2.6.

9|Page
1.6. Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Simulasi modulasi PWM
No. Modulasi

Fin = 1 kHz
1.
Fc = 10 kHz

Fin = 2 kHz
2.
Fc = 10 kHz

Fin = 4 kHz
3.
Fc = 10 kHz

Fin = 6 kHz
4.
Fc = 10 kHz

5. Fin = 10 kHz
Fc = 10 kHz

10 | P a g e
Tabel 1.2 Praktikum modulasi PWM
1.2.1 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 2,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Kotak)
Test Point Hasil Percobaan

TP1

TP2

TP3

11 | P a g e
TP4

PWM O/P

Output PWM pada gelombang kotak, ketika sinyal informasi tinggi


maka lebar pulsa menjadi lebar, ketika sinyal informasi rendah maka
lebar pulsa semakin sempit

1.2.2 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 2,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Sinusoida)
Test Point Hasil Percobaan

TP1

TP2

12 | P a g e
TP3

TP4

PWM O/P

Output PWM pada gelombang sinusoida, pada saat sinyal informasi


tinggi maka lebar pulsa menjadi lebar, begitu sebaliknya saat sinyal
informasi rendah maka lebar pulsa semakin sempit (rapat)

1.2.3 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 2,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Segitiga)
Test Point Hasil Percobaan

TP1

13 | P a g e
TP2

TP3

TP4

PWM O/P

Output PWM pada gelombang segitiga, ketika sinyal informasi tinggi


(berada pada puncak atas) maka lebar pulsa menjadi lebar, ketika
sinyal informasi rendah (berada pada puncak bawah) maka lebar
pulsa semakin sempit

14 | P a g e
1.2.4 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 1,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Kotak)
Test Point Hasil Percobaan

TP1

TP2

TP3

TP4

15 | P a g e
PWM O/P

Output PWM pada gelombang kotak, ketika sinyal informasi tinggi


(berada pada logic 1) maka lebar pulsa menjadi lebar, ketika sinyal
informasi rendah (berada pada logic 0) maka lebar pulsa semakin
sempit

1.2.5 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 1,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Sinusoida)
Test Point Hasil Percobaan

TP1

TP2

16 | P a g e
TP3

TP4

PWM O/P

Output PWM pada gelombang sinusoida, ketika sinyal informasi


tinggi (pada puncak sinus) maka lebar pulsa menjadi lebar, ketika
sinyal informasi rendah (pada lembah sinus) maka lebar pulsa
semakin sempit

1.2.6 Hasil pengukuran PWM modulasi dengan menggunakan LM555 (Vm = 1,5V dan F m
= 1kHz, Gelombang Segitiga)
Test Point Hasil Percobaan

17 | P a g e
TP1

TP2

TP3

TP4

PWM O/P

18 | P a g e
Output PWM pada gelombang segitiga, saat sinyal informasi tinggi
(dipuncak segitiga) maka lebar pulsa menjadi lebar, ketika sinyal
informasi rendah (dilembah segitiga) maka lebar pulsa semakin
sempit

19 | P a g e
1.7. Analisa Pembahasan
Dari hasil simulasi diatas menghasilkan sinyal keluaran kotak, dimana frekuensi dan
amplitudonya mengalami peningkatan. Ketika amplitude dari sinyal informasi semakin
besar, maka lebar pulsa akan menjadi lebar, di sisi lain, ketika amplitude informasi
semakin kecil, maka lebar pulsa akan menjadi sempit.

1.8. Kesimpulan
 Semakin besar frekuensi maka gelombang output PWM semakin rapat.
 Sinyal Output PWM ketika sinyal informasi tinggi maka pulsa juga semakin lebar,
begitu pula sebaliknya ketika sinyal informasi rendah maka lebar pulsa semakin
sempit
 Adjusting pada VR1 dapat menyesuikan lebar pulsa yang di inginkan
 Percobaan PWM ini memanfaatkan lebar pulsa

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai