Anda di halaman 1dari 20

Minhatul Aidy Kusuma (4116010004)

Sayyidati Sekar P (4116010016)


Kelompok 8
3 PJJ

JAMINAN & ASURANSI


PADA
PROYEK KONSTRUKSI
Pengertian ASURANSI

Asuransi merupakan salah satu sarana yang


perlu diperhatikan oleh setiap pengusaha
untuk melindungi dirinya, melindungi kegiatan
dan hasil karyanya dari segala bahaya yang
timbul di luar kemampuannya. Dengan adanya
proteksi asuransi diharapkan walaupun terjadi
kerugian yang besar akibat bahaya yang datang
dari luar, pengusaha tidak mengalami kesulitan
dalam melanjutkan usaha yang ditanganinya.
Pihak Yang Perlu Dijamin
Dalam Bidang Konstruksi

1. Pemilik proyek atau pihak pemberi pekerjaan, agar proyeknya bisa selesai
sesuai dengan biaya yang sudah disepakati dan dinyatakan dalam kontrak.

2. Kontraktor proyek atau pihak pelaksana pekerjaan (termasuk di dalamnya


mereka yang menyediakan bahan-bahan dan alat peralatan proyek), agar selalu
bisa memenuhi kewajiban pelaksanaan pekerjaan .

3. Konsultan (baik sebagai perencana maupun sebagai pengawas) yang harus


bertanggung jawab atas kebenaran dan kebaikan dari apa yang diberikannya.

4. Masyarakat yang berhubungan dengan pelaksana konstruksi tersebut, yang


mencakup :
– Para pekerja yang turut melaksanakan pekerjaan.
– Masyarakat umum yang ada sangkut pautnya dengan pekerjaan tersebut. Supaya jangan
jadi korban atau dirugikan dalam pelaksanaan pekerjaan .
JAMINAN BAGI KONTRAKTOR

MENYELSAIKAN
PROYEK SESUAI
KONTRAKTOR KEWAJIBAN
WAKTU DAN BIAYA

Kontraktor membutuhkan
perlindungan untuk
menjamin kerugian
Jaminan atas pelaksanaan
pekerjaan / engineering
insurance
Waktu mengeluarkan polis engineering insurance ini ada kalanya disebut dengan
Contractor’s All Risk (CAR) atau Erection All Risk (EAR), kedua istilah tersebut pada
dasarnya sama, hanya disebut CAR apabila dalam proyek tersebut pekerjaan konstruksi
yang terbanyak, dan disebut EAR apabila pekerjaan pemasangan mesin-mesin dan alat
peralatan yang banyak dilakukan.
Sesuai dengan namanya all risk, maka hampir semua bahaya yang datang dari luar
telah dijamin oleh penanggung (termasuk pada masa pemeliharaan), kecuali kerugian
akibat bahaya yang secara tegas disebutkan tidak dijamin dalam polis (excluded risk).

Jaminan-jaminan termasuk pada prinsipnya mencakup :


• Kerusakan apapun yang terjadi atas konstruksi ( termasuk karena bad workmanship ),
asal kejadiannya tidak ada unsur kesengajaan.
• Kerusakan atas peralatan yang digunakan (baik alat milik kontraktor sendiri maupun
milik orang lain).
• Tanggung jawab terhadap pihak ketiga (apabila ada pihak ketiga yang merasa
dirugikan secara fisik sebagai akibat pelaksanaan proyek).
• Dengan persetujuan khusus bisa mencakup kerusakan akibat faulty design (karena
kesalahan perencana), tetapi hal itu tidak secara otomatis.
Asuransi atas tanggung
jawab terhadap pihak
ketiga
Adalah jenis asuransi yang melindungi kontraktor terhadap pihak ketiga
(public), yaitu apabila selama melaksanakan pekerjaan ada pihak ketiga yang
merasa dirugikan (baik secara langsung maupun tidak langsung) dari akibat
adanya pekerjaan tersebut.

Dalam hal yang demikian biasanya pihak kontraktor melindungi dirinya


dengan asuransi tanggung jawab terhadap publik, dalam istilah asuransi
lazim disebut Public Liability Insurance.

Pihak pengusaha dalam hal ini hanya bertanggung jawab kepada pihak ketiga
(public) tersebut apabila terjadinya kerugian terhadap pihak publik
disebabkan adanya kesalahan dari pihak kontraktor. Apabila kontraktor
sudah mengasuransikan proyeknya dalam CAR dan sudah mencakup Third
Party Liability (TPL), maka sebagian besar public liability sudah termasuk
didalamnya.
JAMINAN BAGI TENAGA KERJA
Yang memberi jaminan kepada pekerja adalah asuransi yang ditunjuk, tetapi
yang membayar biaya asuransi itu termasuk tanggung jawab dari perusahaan
atau kontraktor.
Ada dua macam jenis asuransi untuk tenaga kerja yang bekerja pada proyek, yaitu :

1. Asuransi untuk pekerja sesuai aturan (Workman Compensation Insurance)


• Di Indonesia asuransi ini dilaksanakan oleh Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK)
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.33 tahun 1977.
• Tenaga kerja disini adalah yang berada dibawah koordinasi mandor. Kenyataan
dapat dilihat pada saat proyek berlangsung, hanya beberapa tenaga kerja saja
yang diasuransikan oleh kontraktor, sebab dana jaminan yang disiapkan proyek
yang diposkan untuk asuransi ini tidak secara implisit tertulis pada penawaran,
melainkan berada pada harga satuan pekerjaan kontraktor. Sehigga kontraktor
dapat saja berdalih bahwa asuransi tidak menjadi tanggung jawabnya. Anehnya
pada spesifikasinya teknis dinyatakan kontraktor wajib mengasuransikan seluruh
pekerja yang ada di proyek.
• Jumlah santunan untuk jaminan ini relatif rendah (bila dibandingkan dengan
workman compensation act yang berlaku di negara-negara maju).
2. Asuransi pegawai yang diatur perusahaan
(Employer’s Liability Insurance)
• Asuransi ini adalah tanggung jawab kontraktor
terhadap pekerjanya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku didalam perusahaan (misalnya
dalam hal pegawai meninggal, maka
perusahaan telah menetapkan pegawai akan
mendapat santunan sebesar 60 x gaji bulanan).
• Jaminan ini diberikan khususnya adalah
pegawai tetap dari perusahaan atau
kontraktor, yang memang sudah melaksanakan
aturan yang sesuai dengan kebijakan
perusahaan. Pegawai ini bisa saja di tempatkan
di proyek atau berada di kantor pusat.
JAMINAN BAGI KONSULTAN

Tanggung jawab yang dapat dijaminkan kepada Asuransi adalah


Proffesional Liability Insurance. Asuransi ini dapat dibayar oleh masing-
masing perusahaan konsultan, dan tentunya tetap dibebankan sebagai
bagian dari biaya proyek yang dipertimbangkan dalam pengajuan
penawaran dari masing-masing konsultan kepada pemberi tugas atau
pemilik proyek.

Tetapi sama halnya dengan penawaran yang ada pada kontraktor, dimana
masalah jaminan ini secara implicit tidak tercantum dalam penawaran,
tetapi dalam spesifikasi selalu diminta oleh pemilik, dan merupakan salah
satu dasar penilaian apakah sebuah konsultan layak ataui tidak dijadikan
mitra dalam melaksanakan proyek yang diinginkan oleh pemberi tugas.

Sehingga Proffesional Liability Insurance dibayar oleh konsultan dengan


memasukan harga penawaran kedalam billing rate dari staf ahli yang ada,
atau merupakan bagian dari biaya non standar pada penawaran.
JAMINAN BAGI PEMBERI TUGAS

Pemilik proyek berkepentingan dengan selesainya proyek sesuai dengan


kuantitas dan jadwal waktu yang direncanakan.

Jenis-jenis jaminan yang biasanya diminta untuk melindungi pemilik proyek


(yang sudah jalan khususnya untuk proyek-proyek pemerintah) adalah :
• Jaminan tender ( bid bond ).
• Jaminan pelaksanaan ( performance bond ).
• Jaminan uang muka ( advanced payment bond ).
• Jaminan pemeliharaan ( maintenance bond ).

Jaminan-jaminan tersebut bisa berupa jaminan bank (Bank Garansi) atau jaminan
asuransi (Surety Bond). Pada prinsipnya bank garansi maupun surety bond
mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberikan jaminan atau perlindungan
kepada pemilik proyek atas terlaksananya dengan baik kontrak pemborongan
pekerjaan yang diberikan kepada rekannya, baik yang menyangkut kontrak
pekerjaan konstruksi , konsultansi, maupun penyediaan barang.
Beberapa hal yang dirasakan masih sebagai penghambat
dan perlu dipertimbangkan dalam hubungan dengan
jaminan-jaminan ini adalah :
• Belum seragamnya isi kontrak yang dibuat antara
pemilik proyek dan kontraktor .
• Masing-masing instansi yang membuat kontrak sesuai
dengan kebiasaan yang berlaku di instansi tersebut,
sehingga isi kontrak (hak-hak dan kewajiban) tidak
sama antara instansi yang satu dengan yang lain. Akan
lebih baik apabila standar yang bisa dijadikan
pegangan dan berlaku sama (terutama bagi proyek
pemerintah di seluruh departemen dan propinsi).
• Jika dilihat dari sudut perlindungan maka kurang jelas
apakah dimintanya jaminan pelaksanaan tersebut
dimaksud sebagai hukuman atau dimaksud sebagai
dasar ganti rugi untuk melindungi pemberi tugas.
• Masih kecilnya jaminan penawaran (1% - 3%) dan
jaminan pelaksanaan (sekitar 5 %)
Setelah proyek selesai pemilik dalam hal ini pemberi tugas perlu
melengkapi proyek dengan beberapa jaminan asuransi, sebagai
berikut :
• Asuransi kebakaran, khususnya gedung-gedung dan sejenisnya.
Yang dijaminkan adalah kerugian akibat kebakaran, halilintar,
korsleting listrik dan lain-lain. Biasanya diperluas dengan resiko
gempa bumi, banjir dan ditimpa pesawat terbang.
• Asuransi Pembongkaran, khususnya untuk barang yang
kemungkinan bisa dicuri dengan membongkar gedung.
• Asuransi Machinery Break Down, bagi obyek yang banyak
menggunakan mesin-mesin.
• Asuransi tanggung jawab publik, khusus gedung yang dikunjungi
masyarakat umum misalnya hotel, supermarket, gedung
pertemuan dan sebagainya.
• Asuransi pegawai dan pekerja sesuai dengan kebutuhannya antara
lain :
– Employer’s liability.
– Fidelity insurance.
– Dan lain-lain.
• Public Liability Insurance, ini hanya diperlukan jika gedung
dipergunakan untuk kepentingan publik, asuransi ini akan
menjamin orang yang masuk kedalam gedung tersebut.
JAMINAN YANG ADA DALAM
PROYEK
1. Sifat-sifat khusus jaminan bank.
Untuk memperoleh bank garansi umumnya dipersyaratkan
adanya setoran jaminan dalam jumlah tertentu. Biaya
yang dibebankan kepada nasabah adalah berupa provisi.

Gambar . Hubungan pada jaminan bank (bank garansi)


• Bank garansi hanya ditanda tangani oleh satu pihak
yaitu bank.
• Bank garansi umumnya diterbitkan dalam jangka
waktu 3 bulan , 6 bulan, dan maksimum 12 bulan.
• Bank garansi umumnya janji tidak bersyarat
(unconditional) dari pihak bank untuk membayar
ganti rugi kepada obligee senilai jaminan, apabila
nasabahnya yang dijamin tidak memenuhi
kewajibannya kepada obligee.
• Dalam bank garansi, dana yang dipergunakan untuk
membayar klaim kepada obligee, adalah kekayaan
milik nasabah itu sendiri yang dipegang oleh bank.
• Batas pengajuan klaim dalam bank garansi sangat
singkat, biasanya 14 hari sejak tanggal berakhirnya
jangka waktu jaminan.
• Resiko atas setiap bank garansi yang diterbitkan
ditanggung sendiri oleh pihak bank bersangkutan.
2. Sifat-sifat khusus jaminan perusahaan surety.

Gambar. Hubungan pada jaminan perusahaan surety (surety bond)

• Untuk memperoleh surety bond tidak perlu adanya setoran jaminan.


• Biaya yang dibebankan kepada principal adalah berupa service charge.
• Surety bond ditanda tangani oleh principal, surety company.
• Surety bond dapat diterbitkan dalam jangka waktu lama sesuai kebutuhan
kontrak.

• Bersifat kondisional , artinya klaim akan diselesaikan apabila terbukti pihak


principal tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan berita.
• Dana untuk pembayar klaim menggunakan kekayaan milik surety company,
kemudian dana tersebut dimintakan kembali penggantiannya kepada principal.
• Tenggang waktu klaim cukup panjang (antara 3 sampai 6 bulan).
• Resiko dapat direasuransikan lagi oleh perusahaan surety.
3. Sifat-sifat khusus jaminan asuransi.

Gambar. Hubungan pada jaminan asuransi

• Hanya dua pihak yang terlibat, yaitu penanggung (perusahaan


asuransi) dan tertanggung (pemegang polis).
• Polis asuransi hanya ditanda tangani oleh pihak penanggung.
• Biaya yang dibebankan kepada tertanggung berupa premi,
dianggap sebagai harga dari resiko yang dijamin, teripnya
ditetapkan dalam prosentase atau permil.
• Nilai pertanggungan asuransi pada umumnya mencapai 100%
dari nilai obyek yang dipertanggungkan.
• Dalam hal terjadi klaim maka pihak penanggung secara
langsung mempunyai kewajiban untuk membayar ganti rugi
kepada tertanggung
PERBEDAAN SURETY BOND
DENGAN ASURANSI

• Surety Bond.
– Yang terlibat adalah tiga pihak : principal, surety company,
dan oblige.
– Polis surety bond ditanda tangani oleh principal, surety
company.
– Biaya yang dibebankan kepada principal dianggap sebagai
biaya pelayanan, besarnya ditetapkan sebagai prosentase.
– Nilai jaminan hanya sebesar prosentase tertentu dari nilai
proyek 5 % sampai dengan 20 % .
– Dana untuk pembayar klaim menggunakan kekayaan milik
surety company, kemudian dana tersebut dimintakan kembali
penggantiannya kepada principal, sifatnya tanggung renteng.
• Jaminan asuransi
– Hanya dua pihak yang terlibat, yaitu
penanggung (perusahaan asuransi) dan
tertanggung (pemegang polis).
– Polis asuransi hanya ditanda tangani oleh pihak
penanggung.
– Biaya yang dibebankan kepada tertanggung
berupa premi, dianggap sebagai harga dari
resiko yang dijamin, tarifnya ditetapkan dalam
prosentase atau permil.
– Nilai pertanggungan asuransi pada umumnya
mencapai 100% dari nilai obyek yang
dipertanggungkan.
– Dalam hal terjadi klaim maka pihak penanggung
secara langsung mempunyai kewajiban untuk
membayar ganti rugi kepada tertanggung.
PENERAPAN ASURANSI PADA
PROYEK KONSTRUKSI

• Pelaksanaan dan penerapan asuransi pada proyek konstruksi


masih memerlukan pembenahan, karena banyak faktor yang
mempengaruhi keberadaan dan kepastian pengguna asuransi,
surety bond atau bank garansi. Perusahaan asuransi yang ada
masih belum menunjukan professional yang memadai, sehingga
asuransi belum menjadi suatu tradisi dalam mengamankan
investasi, kecuali perusahaan besar yang sudah kompeten.

• Asuransi masih belum berfungsi sebagai lembaga yang profesional,


penyelesaian kasus masih sering tidak menentu dan bertele-tele,
disamping itu ada kecenderungan asuransi mencoba lari dari
tanggung jawab yang seharusnya mereka ambil, klausul kontrak
yang dibuat masih memainkan kata-kata yang membuat bingung
pemegang polis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai