1. Pemilik proyek atau pihak pemberi pekerjaan, agar proyeknya bisa selesai
sesuai dengan biaya yang sudah disepakati dan dinyatakan dalam kontrak.
MENYELSAIKAN
PROYEK SESUAI
KONTRAKTOR KEWAJIBAN
WAKTU DAN BIAYA
Kontraktor membutuhkan
perlindungan untuk
menjamin kerugian
Jaminan atas pelaksanaan
pekerjaan / engineering
insurance
Waktu mengeluarkan polis engineering insurance ini ada kalanya disebut dengan
Contractor’s All Risk (CAR) atau Erection All Risk (EAR), kedua istilah tersebut pada
dasarnya sama, hanya disebut CAR apabila dalam proyek tersebut pekerjaan konstruksi
yang terbanyak, dan disebut EAR apabila pekerjaan pemasangan mesin-mesin dan alat
peralatan yang banyak dilakukan.
Sesuai dengan namanya all risk, maka hampir semua bahaya yang datang dari luar
telah dijamin oleh penanggung (termasuk pada masa pemeliharaan), kecuali kerugian
akibat bahaya yang secara tegas disebutkan tidak dijamin dalam polis (excluded risk).
Pihak pengusaha dalam hal ini hanya bertanggung jawab kepada pihak ketiga
(public) tersebut apabila terjadinya kerugian terhadap pihak publik
disebabkan adanya kesalahan dari pihak kontraktor. Apabila kontraktor
sudah mengasuransikan proyeknya dalam CAR dan sudah mencakup Third
Party Liability (TPL), maka sebagian besar public liability sudah termasuk
didalamnya.
JAMINAN BAGI TENAGA KERJA
Yang memberi jaminan kepada pekerja adalah asuransi yang ditunjuk, tetapi
yang membayar biaya asuransi itu termasuk tanggung jawab dari perusahaan
atau kontraktor.
Ada dua macam jenis asuransi untuk tenaga kerja yang bekerja pada proyek, yaitu :
Tetapi sama halnya dengan penawaran yang ada pada kontraktor, dimana
masalah jaminan ini secara implicit tidak tercantum dalam penawaran,
tetapi dalam spesifikasi selalu diminta oleh pemilik, dan merupakan salah
satu dasar penilaian apakah sebuah konsultan layak ataui tidak dijadikan
mitra dalam melaksanakan proyek yang diinginkan oleh pemberi tugas.
Jaminan-jaminan tersebut bisa berupa jaminan bank (Bank Garansi) atau jaminan
asuransi (Surety Bond). Pada prinsipnya bank garansi maupun surety bond
mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberikan jaminan atau perlindungan
kepada pemilik proyek atas terlaksananya dengan baik kontrak pemborongan
pekerjaan yang diberikan kepada rekannya, baik yang menyangkut kontrak
pekerjaan konstruksi , konsultansi, maupun penyediaan barang.
Beberapa hal yang dirasakan masih sebagai penghambat
dan perlu dipertimbangkan dalam hubungan dengan
jaminan-jaminan ini adalah :
• Belum seragamnya isi kontrak yang dibuat antara
pemilik proyek dan kontraktor .
• Masing-masing instansi yang membuat kontrak sesuai
dengan kebiasaan yang berlaku di instansi tersebut,
sehingga isi kontrak (hak-hak dan kewajiban) tidak
sama antara instansi yang satu dengan yang lain. Akan
lebih baik apabila standar yang bisa dijadikan
pegangan dan berlaku sama (terutama bagi proyek
pemerintah di seluruh departemen dan propinsi).
• Jika dilihat dari sudut perlindungan maka kurang jelas
apakah dimintanya jaminan pelaksanaan tersebut
dimaksud sebagai hukuman atau dimaksud sebagai
dasar ganti rugi untuk melindungi pemberi tugas.
• Masih kecilnya jaminan penawaran (1% - 3%) dan
jaminan pelaksanaan (sekitar 5 %)
Setelah proyek selesai pemilik dalam hal ini pemberi tugas perlu
melengkapi proyek dengan beberapa jaminan asuransi, sebagai
berikut :
• Asuransi kebakaran, khususnya gedung-gedung dan sejenisnya.
Yang dijaminkan adalah kerugian akibat kebakaran, halilintar,
korsleting listrik dan lain-lain. Biasanya diperluas dengan resiko
gempa bumi, banjir dan ditimpa pesawat terbang.
• Asuransi Pembongkaran, khususnya untuk barang yang
kemungkinan bisa dicuri dengan membongkar gedung.
• Asuransi Machinery Break Down, bagi obyek yang banyak
menggunakan mesin-mesin.
• Asuransi tanggung jawab publik, khusus gedung yang dikunjungi
masyarakat umum misalnya hotel, supermarket, gedung
pertemuan dan sebagainya.
• Asuransi pegawai dan pekerja sesuai dengan kebutuhannya antara
lain :
– Employer’s liability.
– Fidelity insurance.
– Dan lain-lain.
• Public Liability Insurance, ini hanya diperlukan jika gedung
dipergunakan untuk kepentingan publik, asuransi ini akan
menjamin orang yang masuk kedalam gedung tersebut.
JAMINAN YANG ADA DALAM
PROYEK
1. Sifat-sifat khusus jaminan bank.
Untuk memperoleh bank garansi umumnya dipersyaratkan
adanya setoran jaminan dalam jumlah tertentu. Biaya
yang dibebankan kepada nasabah adalah berupa provisi.
• Surety Bond.
– Yang terlibat adalah tiga pihak : principal, surety company,
dan oblige.
– Polis surety bond ditanda tangani oleh principal, surety
company.
– Biaya yang dibebankan kepada principal dianggap sebagai
biaya pelayanan, besarnya ditetapkan sebagai prosentase.
– Nilai jaminan hanya sebesar prosentase tertentu dari nilai
proyek 5 % sampai dengan 20 % .
– Dana untuk pembayar klaim menggunakan kekayaan milik
surety company, kemudian dana tersebut dimintakan kembali
penggantiannya kepada principal, sifatnya tanggung renteng.
• Jaminan asuransi
– Hanya dua pihak yang terlibat, yaitu
penanggung (perusahaan asuransi) dan
tertanggung (pemegang polis).
– Polis asuransi hanya ditanda tangani oleh pihak
penanggung.
– Biaya yang dibebankan kepada tertanggung
berupa premi, dianggap sebagai harga dari
resiko yang dijamin, tarifnya ditetapkan dalam
prosentase atau permil.
– Nilai pertanggungan asuransi pada umumnya
mencapai 100% dari nilai obyek yang
dipertanggungkan.
– Dalam hal terjadi klaim maka pihak penanggung
secara langsung mempunyai kewajiban untuk
membayar ganti rugi kepada tertanggung.
PENERAPAN ASURANSI PADA
PROYEK KONSTRUKSI