Anda di halaman 1dari 3

1.

Hak-hak dari penanggung diawali dengan ketentuan umum dalam perjanjian asuransi,
proses terjadinya kontrak asuransi, prinsip-prinsip dasar dalam perjanjian asuransi dan
kualifikasi risiko yang dapat diasuransikan. Jika suatu perjanjian telah disetujui oleh
kedua belah pihak membawa konsekuensi yuridis yakni muncul hak dan kewajiban para
pihak.
Dalam transaksi asuransi dapat terlibat tiga pelaku aktif yaitu:
a. Penanggung atau Perusahaan Asuransi
b. Tertanggunga atau Nasabah yang membayar premi
c. Agen Asuransi
Berkaitan dengan apa saja hak-hak dari penanggung yang akan diterima. Sedikit
penjelasan bahwa Penanggung merupakan perusahaan berbadan hukum bergerak
dalam pengelolaan risiko dan menjual produk jasa asuransi, yang menerima pengalihan
risiko dimana dengan mendapat premi, berjanji akan mengganti kerugian atau
membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi peristiwa yang tidak dapat
diduga sebelumnya, yang mengakibatkan kerugian bagi tertanggung. Dari pengertian
tersebut terdapat hak-hak yang mengikat pada penangung, diantaranya :
- Menuntut pembayaran premi kepada tertanggung sesuai dengan perjanjian;
- Meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada tertanggung yang berkaitan
dengan obyek yang diasuransikan kepadanya;
- Memiliki premi dan bahkan menuntutnya dalam hal peristiwa yang diperjanjikan
terjadi, tetapi disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri (Pasal 276 KUHD);
- Memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi batal atau gugur yang
disebabkan oleh perbuatan curang dari tertanggung (Pasal 27 KUHD).
Sumber : Modul Manajemen Risiko dan Asuransi (ADBI4211) hal 7.25 – 7.26.

2. Surety Bond merupakan suatu produk inovatif perusahaan asuransi sebagai upaya
pengambilalihan potensi risiko Kerugian yang mungkin dapat dialami oleh salah satu
pihak atas kepercayaan yang diberikannya pada pihak lain dalam pelaksanaan kontrak
yang telah disepakati oleh mereka. Untuk lebih familiar di telinga Surety Bond adalah
suatu jaminan yang biasanya diberikan dalam bentuk kompensasi berupa uang apabila
pihak yang diberikan jaminan gagal atau tidak mampu menunjukan, membuktikan atau
menepati janjinya. Berikut ini ada beberapa Surety Bond yang ditawarkan kepada
masyarakat, yaitu:
1. Contract Bond, merupakan kontrak perjanjian yang menjamin bahwa perusahaan
kana memenuhi semua kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana yang termuat
dalam kontrak perjanjian yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam contract Bond
terdapat beberapa jenis Bond (Jaminan), yaitu:
a. Bid Bond (Jaminan Penawaran), pihak pemilik diberikan jaminan bahwa pihak
yang memenangkan tender suatu proyek pekerjaan akan menandatangani
perjanjian dan kesanggupan untuk menyelesaikan pekerjaannya.
b. Performance Bond (Jaminan Pelaksanaan), pihak pemilik diberikan jaminan
bahwa pekerjaan akan diselesaikan lengkap sesuai dengan spesifikasi yang
teladijanjikan. Jaminan ini banyak digunakan pada perusahaan pembangunan
industri.
c. Payment Bond (Jaminan Pembayaran), memberikan jaminan bahwa semua
tagihan untuk material yang digunakan dan upah tenaga kerja yang dipekerjakan
akan dibayar oleh kontraktor pada saat jatuh tempo.
d. Maintenance Bond (Jaminan Pemeliharaan), memberikan jaminan bahwa hasil
pekerjaan yang buruk oleh kontraktor akan dibetulkan dan bahan atau material
yang tidak sesuai dengan kualitas akan diganti.
2. License and Permit Bond, memberikan jaminan kepada seseorang dan atau
organisasi untuk menepati dan mematuhi semua aturan dan ketentuan yang berlaku
dalam seluruh kegiatan usahanya.
3. Public Official Bond, memerikan jaminan kepada para pejabat dan atau para petugas
pemerintah akan menjalankan dengan setia seluruh fungsi, tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya kepada masyarakat.
4. Judicial Bond, memberikan jaminan bahwa para pejabat, petugas atau seseorang
yang diberikan tugas, akan menjalankan tugas dan tanggung jawab tertentusesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas tersebut.
5. Federal Bond, memberikan jaminan bahwa yang menjalankan fungsi, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab dalam kegiatan organisasi yang dijalankan akan
memenuhi dan mematuhi semua aturan dan ketentuan disuatu negara bagian harus
sejalan dan tidak bertentangan dengan aturan dan ketentuan yang berlaku di negara
federal.
Sumber : Modul Manajemen Risiko dan Asuransi (ADBI4211) hal 8.20 – 8.22.

3. Menurut undang-undang nomor 6 tahun 1974, Jaminan Sosial merupakan seluruh


sistem perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi warga negara yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Sedangkan menurut undang-
undang No.40 tahun 2004, Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan social
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak.

Dalam penyelenggaraan jaminan social yang memberikan jaminan sakit, cacat, hari tua
meninggal dunia dan menganggur, dikenal lima sistem utama, yaitu
1. Sistem kewajiban pengusaha, Sistem ini memberikan kewajiban kepada pengusaha
untuk bertanggung jawab atas peristiwa-peristiwa tertentu yang merugikan
karyawan. Pelaksanaan kewajiban ini diserahkan sepenuhnya kepada pengusaha. Ia
dapat menanggung sendiri segala kewajiban finansial yang timbul jika peristiwa yang
dimaksud menimpa karyawannya, atau ia dapat mempertanggungkan risiko tersebut
pada perusahaan asuransi komersil. Sistem ini sering digunakan untuk
penyelenggaraan program kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja.
2. Sistem kepesertaan universal, Sistem ini kepesertaannya praktis seluruh penduduk.
Pembiyaannya terutama berasal dari perpajakan, meskipun Sebagian dapat juga
dipenuhi dengan iuran dari yang bersangkutan, sistem ini digunakan dimana
pemerintah memberikan jaminan pensiun dan Kesehatan serta bantuan sosial
tambahan penghasilan.
3. Sistem bantuan sosial, Sistem ini juga digunakan untuk menyelenggarakan berbagai
program jaminan sosial seperti pensiun, pelayanan Kesehatan, santunan penderita
cacat, dan sebagainya. Perbedaannya bahwa hak atas jaminan didasarkan atas tes
kebutuhan bukan berdasarkan atas dasar hak. Jaminan sistem bantuan sosial
diberikan kepada mereka yang memenuhi kriteria tertentu yang dianggap
membutuhkannya.
4. Sistem tabungan hari tua, Sistem ini merupakan program tabungan wajib. Tenaga
kerja dan pengusahaanya membayar iuran secara tetap pada suatu badan
penyelenggara. Iuran tersebut dikreditkan pada rekening masing-masing tenaga kerja
sebagai peserta. Tabungan ini hanya akan dibayarkan kepada atau hanya bisa ditarik
oleh peserta atau ahli warisnya secara sekaligus apabila terjadi peristiwa-peristiwa
tertentu, yaitu mencapai umur tertentu, mengalami cacat tetap total, meninggal
dunia. Selain itu, program ini juga memungkinkan peserta meminjam atau menarik
Sebagian dari tabungannya untuk keperluan perawatan rumah sakit, beli rumah,
beasiswa Pendidikan. Program ini tidak mengandung unsur asuransi atau gotong
royong sebab memang tidak ada pengumpulan dan pembagian risiko.
5. Sistem asuransi sosial, Sistem ini menggunakan mekanisme asuransi dalam arti
melakukan pengumpulan dana dan pembagian risiko diantara peserta yang
mengikuti program jaminan sosial. Dengan demikian, terjadi gotong royong antara
mereka yang menghadapi risiko tinggi dengan mereka yang risiko rendah dimana
yang muda membantu yang lebih tua, yang sehat membantu yang sakit, yang tidak
terkena musibah membantu yagn terkena musibah. Dalam system ini pembiayaan
jaminan sosial ditanggung oleh pengusaha dan tenaga kerja sendiri sehingga
program ini benar-benar merupakan swadaya masyarakat.
Sumber : Modul Manajemen Risiko dan Asuransi (ADBI4211) hal 9.7 – 9.11.

Anda mungkin juga menyukai