Anda di halaman 1dari 7

SISTEM JAMINAN DAN

PEMBAYARAN DALAM KONTRAK

DR,IR,ROMADHON ,ST,MH,MT,IPM,ASEAN ENG.


A. SISTEM JAMINAN DALAM KONTRAK

Menurut pasal 1820 dan 1316 KUH Perdata, definisi


jaminan adalah suatu perjanjian dimana seorang pihak ketiga
guna kepentingan si berhutang, mengikatkan diri untuk
memenuhi perhutangan ataupun mengganti kerugian si
berhutang, manakala si berhutang melakukan wanprestasi. Yang
dimaksud wanprestasi adalah jika salah satu pihak dalam
perjanjian tidak memenuhi prestasi karena kesalahannya.
Tujuan dan isi dari jaminan ialah memberikan jaminan
untuk dipenuhinya perhutangan ataupun penggantian di dalam
perjanjian pokok. Ada beberapa jaminan yang harus disediakan
kontraktor dalam proses penawaran sampai dengan pelaksanaan
dan pemeliharaan pekerjaan.
B. JAMINAN PENAWARAN

Jaminan penawaran tujuannya agar kontraktor


bertanggung jawab atas penawarannya. Besarnya jaminan antara
1.5 sampai 3%. Jaminan ini menjadi milik pemberi tugas
(Pemerintah), jika ternyata kontraktor menolak untuk
menandatangani kontrak. Bentuk jaminan berupa Jaminan Bank
atau Security Bond. Jaminan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
C. JAMINAN PELAKSANAAN

Jaminan pelaksanaan tujuannya agar kontraktor


bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan kontrak
sampai selesai. Besarnya jaminan antara 5 sampai 10%, berupa
jaminan bank atau security bond, yang berlaku sampai pekerjaan
fisik selesai. Jaminan ini menjadi milik Pemerintah, jika terjadi
pemutusan hubungan kontrak yang disebabkan oleh
kesalahan/kelalaian kontraktor (wanprestasi). Jaminan
pelaksanaan dikembalikan kepada kontraktor setelah pekerjaan
selesai dan telah dilakukan serah terima pertama (PHO).
D. JAMINAN UANG MUKA

Ini berlaku dalam persyaratan kontrak kontraktor dapat


meminta uang muka. Terhadap jumlah uang muka ini kontraktor
memberikan jaminan berupa jaminan bank atau security bond,
yang berlaku sampai angsuran kembali uang muka selesai, atau
sampai pekerjaan fisik selesai. Besarnya uang muka maximum
20%. Jaminan uang muka ini dapat diclaim kepada badan
penjamin sebanyak sisa uang muka yang belum diangsur, jika
terjadi pemutusan kontrak.
E. UANG RETENSI

Uang retensi adalah uang yang ditahan dalam setiap pembayaran progress pekerjaan
kepada kontraktor, jika disyaratkan dalam syarat-syarat umum kontrak, yang tujuannya agar
kontraktor benar-benar melakukan pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan
kekurangsempurnaan yang ternyata terlihat setelah pekerjaan fisik selesai. Jaminan ini dapat
dicairkan oleh Pimpinan Proyek, jika kontraktor tidak mampu melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan tersebut, dan selanjutnya dilaksanakan oleh pimpinan proyek sendiri atau oleh
pihak ketiga.
Masa pemeliharaan (warranty period) berlaku setelah pekerjaan fisik selesai, dan
telah dilakukan serah terima sementara (Provisional Hand Over/PHO). Lama masa
pemeliharaan tergantung pada persyaratan kontrak. Untuk pekerjaan konstruksi jalan
kabupaten misalnya, masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi minimum 6 bulan untuk
pekerjaan pemeliharaan periodik, masa pemeliharaannya minimum 3 bulan.
Diadakan masa pemeliharaan yang cukup panjang, tujuannya adalah agar dapat
diketahui ketidaksempurnaan konstruksi setelah konstruksi itu dimanfaatkan, dan telah
mengalami keadaan musim hujan. Biasanya selama masa jaminan pemeliharaa itu akan
terlihat bagian-bagian konstruksi yang kurang sempurna, yang selama masa konstruksi tidak
terdeteksi. Kekurangsempurnaan tersebut harus diperbaiki kembali oleh kontraktor atas
tanggungan kontraktor. Uang retensi dikembalikan kepada kontraktor, setelah masa
pemeliharaan berakhir dan telah dilakukan serah terima akhir (Final Hand Over/FHO)
F. ASURANSI

Asuransi bersifat intern kontraktor dengan badan


asuransi. Biasanya asuransi diperlukan untuk
mobilsasi/angkutan peralatan berat, yang mengandung resiko
besar. Sering dalam kontrak dijadikan persyaratan yang
tujuannya agar pekerjaan tidak tertunda lama, jika terjadi resiko
dalam pengangkutan peralatan berat.
Asuransi lainnya berupa asuransi tenaga kerja kontraktor
melalui Astek. Asuransi pekerjaan yaitu jaminan jika pekerjaan
gagal total. Sistem asuransi pekerjaan biasanya sudah
dipersyaratkan bagi kontraktor-kontraktor di Luar Negeri, yang
tujuannya sebagai persyaratan untuk mendapatkan kredit bank
untuk pelaksanaan proyek.

Anda mungkin juga menyukai