Uang retensi adalah uang yang ditahan dalam setiap pembayaran progress pekerjaan
kepada kontraktor, jika disyaratkan dalam syarat-syarat umum kontrak, yang tujuannya agar
kontraktor benar-benar melakukan pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan
kekurangsempurnaan yang ternyata terlihat setelah pekerjaan fisik selesai. Jaminan ini dapat
dicairkan oleh Pimpinan Proyek, jika kontraktor tidak mampu melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan tersebut, dan selanjutnya dilaksanakan oleh pimpinan proyek sendiri atau oleh
pihak ketiga.
Masa pemeliharaan (warranty period) berlaku setelah pekerjaan fisik selesai, dan
telah dilakukan serah terima sementara (Provisional Hand Over/PHO). Lama masa
pemeliharaan tergantung pada persyaratan kontrak. Untuk pekerjaan konstruksi jalan
kabupaten misalnya, masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi minimum 6 bulan untuk
pekerjaan pemeliharaan periodik, masa pemeliharaannya minimum 3 bulan.
Diadakan masa pemeliharaan yang cukup panjang, tujuannya adalah agar dapat
diketahui ketidaksempurnaan konstruksi setelah konstruksi itu dimanfaatkan, dan telah
mengalami keadaan musim hujan. Biasanya selama masa jaminan pemeliharaa itu akan
terlihat bagian-bagian konstruksi yang kurang sempurna, yang selama masa konstruksi tidak
terdeteksi. Kekurangsempurnaan tersebut harus diperbaiki kembali oleh kontraktor atas
tanggungan kontraktor. Uang retensi dikembalikan kepada kontraktor, setelah masa
pemeliharaan berakhir dan telah dilakukan serah terima akhir (Final Hand Over/FHO)
F. ASURANSI