Anda di halaman 1dari 5

NAMA: HARIYANTO

MATA KULIAH: MANAJEMEN RISIKO DAN


ASURANSI LANGSUNG JAWABAN

1. Hak- hak penanggung:


 Penanggung berhak atas pembayaran premi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
masing-masing polis, apabila tertanggung tidak membayar premi sesuai dengan ketentuan
atau tidak membayar premi maka penanggung berhak menolak klai yang diajukan
tertanggung.
 Apabila tertanggung tidak melakukan apa yang menjadi kewajibannya, maka penanggung
berhak untuk tidak wajib membayar keuangan yang terjadi.
Kewajiban penanggun:
 Penanggung wajib memberikan ganti rugi kerugian atau sejumlah uang dalam perjanjian
asuransi, sesuai dengan ketentuan pasal 1339
 Penanggung wajib untuk melaksanakan ketentuan perjanjian yang telah disepakati. Hal
tersebut seperti yang tercantum dalam pasal 11338 ayat (1), (2), (3).

2. Lima jenis surety bond:


 Bid Bond
Jaminan yang diterbitkan oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa Principal
pemegang Bid Bond telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Obligee
untuk mengikuti pelelangan tersebut dan apabila Principal memenangkan pelelangan
maka akan sanggup untuk menutup Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan dengan Obligee.
Apabila tidak maka Surety Company akan membayar kerugian kepada Obligee sebesar
selisih antara penawaran Principal yang terendah dengan Principal terendah berikutnya
maksimum sebesar nilai jaminan.
Besarnya nilai jaminan adalah prosentase tertentu dari nilai penawaran Principal
(nilai jaminan tidak mencerminkan nilai proyek itu sendiri), nilai jaminan tersebut Penal
Sum yang merupakan nilai maksimum dalam Bid Bond dan berkisar antara 1% s/d 3%
dari nilai penawaran proyek (sesuai dengan Keppres RI No. 80 tahun 2003).
 Performance Bond
Jaminan yang telah diterbitkan oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa
Principal akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Obligee sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak pekerjaan. Apabila Principal tidak
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrak maka Surety Company akan
memberikan ganti rugi kepada Obligee maksimum sebesar nilai jaminan. Jaminan ini
berlaku di Indonesia sesuai dengan Keppres RI No. 80 tahun 2003 dimana karena sifat
jaminan ini Conditional maka kerugian tersebut diperhitungkan dengan:
a) Melibatkan pihak lain untuk meneruskan pekerjaan yang belum selesai
b) Menghitung perkiraan biaya untuk meneruskan pekerjaan tsb sampai selesai.
Besarnya nilai Jaminan (Penal Sum) Pelaksanaan adalah prosentase tertentu dari nilai
kontrak proyek itu sendiri yaitu antara 5% s/d 10% dari nilai proyek. Apabila pada saat
berakhirnya kontrak ternyata masih ada kewajiban yang belum dipenuhi oleh Principal
maka Jaminan Pelaksanaan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan antara Obligee
dan Principal yang dituangkan dalam addendum kontrak.
 Advance Payment Bond
Jaminan yang diterbitkan oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa Principal
akan sanggup mengembalikan uang muka yang telah diterimanya dari Obligee sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak, dengan maksud untuk
mempelancar pembiayaan proyek. Apabila Principal gagal melaksanakan pekerjaannya
dan karenanya uang muka tidak bisa dikembalikan maka Surety Company akan
mengembalikan uang muka kepada Obligee sebesar sisa uang muka yang belum
dikembalikan (jumlah uang muka yang diterima Principal, dikurangi dengan
cicilan/tahapan pembayaran prestasi) maksimum sebesar nilai jaminan. Jumlah uang
muka yang dijamin oleh Surety Company akan berkurang sesuai dengan cicilan
pengembalian uang muka yang telah dibayar oleh Principal kepada Obligee.
Adapun kesulitan Obligee dalam memotong cicilan uang muka dari Principal dalam
setiap pembayaran termin bukanlah merupakan jaminan dalam Jaminan Pembayaran
Uang Muka. Jaminan ini berlaku di Indonesia sesuai dengan Keppres RI no. 80 tahun
2003 dimana untuk membantu para pengusaha (Principal) memperlancar pembiayaan
proyek. Besarnya nilai jaminan adalah prosentase tertentu dari nilai kontrak proyek itu
sendiri, yaitu sebesar 20% dari nilai kontrak proyek.
 Maintenance Bond
Jaminan yang diterbitkan oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa Principal
akan sanggup untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pekerjaan setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai sesuai dengan yang diperjanjikan dalam kontrak. Apabila Principal
gagal memperbaiki kerusakan-kerusakan dan/atau kekurangan maka Surety Company
akan mengganti biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan maksimum
sebesar nilai
jaminan. Besarnya nilai jaminan adalah prosentase tertentu dari nilai kontrak proyek itu
sendiri sebesar 5% dimana pada saat Principal telah menyelesaikan 100% atas proyeknya
dan diterbitkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Apabila setelah jangka waktu masa pemeliharaan sudah berakhir dan Principal
tidak memenuhi kewajibannya maka Jaminan Pemeliharaan ini akan tetap berlaku sampai
pada batas waktu yang ditetapkan oleh Obligee dan Principal. Kadang-kadang dalam
pelaksanaannya Maintenance Bond sering diartikan sebagai pengganti retainage money
(uang yang ditahan). Atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai Release of Retention
Money Bond (Jaminan atas Pelepasan Uang).
 Custom Bond
Pemerintah dapat memberikan pembebasan bea masuk khusus untuk barang-barang yang
dimanfaatkan sebagai input produksi oleh perusahaan produsen barang ekspor. Namun,
perusahaan harus membeli Custom Bond terlebih dahulu untuk memberikan jaminan
kepada pemerintah bahwa mereka pasti akan mengekspor barang hasil produknya.
Apabila perusahaan lalai, maka pemerintah akan mencairkan Custom Bond-nya.

3. Lima jaminan sosial:


a) Jaminan Kesehatan Sosial Nasional (JKSN)
Program Jaminan Kesehatan Sosial Nasional (JKSN) ditujukan untuk memberikan
manfaat pelayanan kesehatan yang cukup komprehensif, mulai dari pelayanan preventif
seperti imunisasi dan Keluarga Berencana hingga pelayanan penyakit katastropik seperti
penyakit jantung dan gagal ginjal. Baik institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun
swasta dapat memberikan pelayanan untuk program tersebut selama mereka
menandatangani sebuah kontrak kerja sama dengan pemerintah
b) Jaminan Hari Tua (JHT)
Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti (defined benefit)
yang beroperasi berdasarkan asas “membayar sambil jalan” (pay-as-you-go). Manfaat
pasti program ini adalah suatu persentasi rata-rata pendapatan tahun sebelumnya, yaitu
antara 60% hingga 80% dari Upah Minimum Regional (UMR) daerah di mana penduduk
tersebut bekerja. Setiap pekerja akan memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70%
dari UMR setempat. Jaminan Hari Tua atau JHT diberikan ketika peserta hendak
memasuki masa pensiunnya. Besar iuran yang diberikan sebesar 5,7% dari upah yang
dibayar oleh pekerja sebesar 2% dan 3,7% oleh pemberi kerja. Tiga manfaat JHT selain
uang pensiun antara lain:
 Peserta mencapai usia 56 tahun
 Meninggal dunia
 Cacat total tetap
c) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
JKK adalah program perlindungan risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang disebabkan lingkungan kerja. Besaran iurannya tergantung
situasi lingkungan kerja masuk dalam kategori risiko rendah hingga tinggi. Persentase
iuran yang dibayarkan antara 0,24%-1,74% dari upah sebulan. Berikut manfaat dari JKK:
 Perawatan tanpa batas biaya
 Santunan upah selama tidak bekerja sebesar 100% selama 12 bulan pertama, bulan
selanjutnya 50%
 Santunan kematian akibat kecelakaan kerja sebesar 48x upah yang dilaporkan
perusahaan atau peserta
 Bantuan beasiswa anak untuk dua orang maksimal sebesar Rp174 juta
d) Jaminan Pensiun
Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial untuk mempertahankan derajat kehidupan yang
layak bagi peserta atau ahli waris dengan memberikan penghasilan setelah peserta
memasuki usia pensiun atau mengalami cacat. Besar iuran yang dipungut sebesar 1%
untuk pekerja dan 2% untuk perusahaan dari upah yang dilaporkan. Para peserta akan
menerima manfaat dari Jaminan Pensiun antara lain:
 Manfaat pensiun hari tua
 Manfaat pensiun janda atau duda
 Manfaat pensiun cacat
 Manfaat pensiun anak
 Manfaat pensiun orang tua
e) Jaminan Kematian (JK)
Jaminan Kematian (JK) memberikan manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli
waris ketika peserta meninggal bukan akibat kecelakaan. Besaran iuran yang harus
dibayarkan antara lain: pekerja penerima upah sebesar 0,3% (dari upah yang dilaporkan)
dan pekerja bukan penerima upah: Rp 6.800.
 Manfaat yang diterima dari Jaminan Kematian antara lain:
 Santunan kematian
 Santunan berkala 24 bulan
 Biaya pemakaman
 Bantuan beasiswa 2 orang anak
Tunjangan pengangguran tidak ada tetapi dapat dijelaskan sesuai soal, bahwa:
f) Tunjangan pengangguran adalah penerimaan tunjangan tunai bagi para pengangguran
untuk jangka waktu tertentu. Jenis program jaminan sosial yang baru ini disebut Jaminan
Kehilangan Pekerjaan (JKP) atau jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja/buruh
yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja. JKP tidak hanya berupa manfaat uang
tunai, tetapi juga akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja. Tunjangan
pengangguran akan membantu pekerja yang kehilangan pekerjaan secara finansial,
membantu membuka akses informasi pasar kerja dan pelatihan kerja, untuk menyiapkan
pekerja kembali lagi ke dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai