Anda di halaman 1dari 6

Module Asuransi Kredit

Asuransi Kredit
Penutupan pertanggungan atas resiko tidak diterimanya pelunasan kredit
dari debitur terhadap kredit yang diberikan oleh bank.

Manfaat Asuransi Kredit


 Bank akan lebih terlindungi karena sebagian resiko kredit telah
dialihkan ke ASEI, dan likuiditas bank lebih terjaga.
 Bank dapat menurunkan suku bunga kreditnya karena premi
asuransi ASEI lebih rendah dari risk premium bank.
 Bank akan memperoleh CAR yang lebih tinggi karena untuk setiap
kredit yang ditanggung ATMR-nya diperhitungkan 50 %, sesuai
dengan SE BI No. 26/ I/BPPP tahun 1993.

Jenis Kredit Yang Dapat Memperoleh Pertanggungan


 Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja untuk membiayai produksi dan / atau pemasokan
barang yang diberikan Bank selaku tertanggung diwilayah Indonesia
kepada debitur.
 Kredit Modal Kerja Ekspor
Kredit odal Kerja untuk membiayai ekspor dan / atau pemasokan
barang ekspor non migas yang diberikan bank selaku tertanggung di
Wilayah Indonesia.

Resiko yang tertanggung


Kerugian bank selaku tertanggung yang disebabkan oleh tidak
diterimanya pelunasan kredit dari debitur, sepanjang bank melaksanakan
seluruh ketentuan serta kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian
Asuransi Kredit.

Besarnya Ganti Rugi


Besarnya ganti rugi ASEI yang dibayarkan oleh ASEI selaku penanggung
adalah 70 % dari kerugian Bank. Kerugian Bank dihitung berdasarkan
posisi Baki Debet pada saat kredit dinyatakan macet, maksimum sebesar
plafon kredit.

Hak Menuntut Ganti Rugi


Bank selaku tertanggung berhak mengajukan tuntutan ganti rugi segera
setelah kredit dinyatakan macet (Kolektibilitas 5). Pengajuan surat
tuntutan ganti rugi kepada ASEI selambat-lambatnya 60 hari sejak
timbulnya hak untuk menuntut ganti rugi.

Pembayaran Ganti Rugi


Asuransi Ekspor Indonesia selaku penanggung akan memberikan
keputusan penyelesaian ganti rugi atas tuntutan ganti rugi yang diajukan
oleh tertanggung selambat – lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah seluruh dokumen diterima secara lengkap.

Pemulihan Kerugian
Dengan dibayarnya ganti rugi dari ASEI kepada bank tidak
menghilangkan kewajiban pembayaran Debitur terhadap Bank. Setiap
pembayaran Debitur dibagi secara proposional antara ASEI dan Bank
sesuai dengan besarnya Share ganti rugi ASEI.

Asuransi Ekspor
Besar Ganti Rugi
ASEI akan membayar ganti rugi sebesar 85 % dari kerugian, sedang
sisanya sebesar 15% ditanggung oleh eksportir.

Limit Pertanggungan
ASEI menetapkan ketentuan limit pertanggungan untuk setiap importer
yaitu jumlah nilai maksimal tagihan ekspor dan terms dan of payment
yang dapat digunakan eksportir kepada setiap importer.

Limit Pertanggungan ditetapkan oleh ASEI berdasarkan kredibilitas


importir, pengalaman dagang eksportir dengan importer, terms of
payment yang digunakan kelas Negara importer.

Terms Of Payment
ASEi dapat menutup pertanggungan atas transaksi ekspor yang
digunakan terms of payment yang dijamin L/C (sight L/C dan Usance L/C)
ataupun yang tidak dijamin L/C (Documentary Collection seperti D/A, D/P
CAD serta O/A) .

Pemulihan Kerugian
Dengan dibayarnya ganti rugi dari ASEI kepada eksportir tidak
menghilangkan kewajiban pembayaran importer terhadap eksportir.
Setiap pembayar importer dibagi secara proposional antara ASEI dan
eksportir sesuai dengan besarnya Share ganti rugi ASEI.

Pelimpahan Hak Ganti Rugi


Asuransi ekspor dapat digunakan sebagai jaminan tambahan dari
eksportir kepada Bank atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka
diskonto wesel ekspor. Untuk itu eksportir wajib menandatangani surat
pelimpahan hak ganti rugi kepada Bank.

Sebagai BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah untuk mendorong dan


mengembangkan ekspor non – migas, maka PT. (Persero ) Asuransi
Ekspor Indonesia (ASEI) menawarkan satu jenis produk asuransi yang
dapat digunakan oleh eksportir yaitu Asuransi ekspor. Asuransi ekspor
adalah jenis asuransi yang memberikan perlindungan kepada eksportir
terhadap kemungkinan kerugian akibat tidak menerima pelunasan
pembayaran dari importer atau bank pembuka L/C.
Manfaaat Bagi Eksportir
a. Memberikan perasaan aman kepada eksportir dengan biaya
premi yang sangat murah
b. Eksportir dapat memenuihi keingginan importer untuk
menggunanakan Term of Payment yang tidak dijamin L/C yang
relative memiliki risiko pembayaran lebih tinggi.
c. Eksportir dapat memnuhi permintaan pasar yang berasal dari
importer di Negara dengan tingkat country risk yang relative tinggi.
d. Eksportir dapat menggunakan asuransi ekspor sebagai jaminan
tambahan kepada bank dalam rangka pendiskontoan wesel ekspor.

Manfaat untuk Bank :


Bank yangmemperoleh pelimpahan hak ganti rugi dari Eksportir akan
memperoleh manfaat dalam bentuk adanya nilai tambah terhadap wesel
ekspor yang didiskonto oleh bank telah diasuransikan thd risiko
pembayaran dari importer.

Risiko yang ditanggung


Risiko Komersial :
1. Importir pailit (bangkrut)
2. Importir tidak membayar (cidera janji)
3. Importir menolak menerima barang.

Risiko politik :
1. Larangan transfer
2. Pembatasan quota impor
3. Pencabutan izin usaha impor
4. Perang atau tindakan permusuhan lainnya.

Tarif premi
Tarif premi Asuransi Ekspor ditetapkan berdasarkan Term of Payment,
Kelas Negara Importir dan jangka waktu pembayaran.

Besar ganti rugi


ASEI akan membayar ganti rugi sebesar 85% dari kerugian, sedang
sisanya 15% ditanggung oleh Eksportir.

Limit Pertanggungan
Yaitu jumlah nilai maksimal tagihan ekspor dan term of payment yang
dapat digunakan eksportir kepada setiap importer.

Term of payment
ASEI dapat menutup pertanggungan atas transaksi ekspor yang
menggunakan term of payment yang dijamin L/C (Sight L/C dan Usance
L/C) ataupun yang tidak dijamin L/C (Documentary Collection seperti D/A,
D/P,CAD serta O/A)
Asuransi Kredit

Soal-Jawaban

Q1. Apakah definisi asuransi kredit?


A1. Asuransi kredit adalah proteksi yang diberikan oleh Asuransi kepada
BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan atas risiko kegagalan Debitur di dalam
melunasi fasilitas kredit atau pinjaman tunai (cash loan) seperti kredit modal kerja, kredit
perdagangan dan lain-lain yang diberikan oleh BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan.

Q2. Siapakah yang menjadi tertanggung dalam asuransi kredit?


A2. Pada asuransi kredit yang menjadi tertanggung adalah BankUmum/Lembaga Pembiayaan
Keuangan yang mengajukan permintaan asuransi kredit bukan debitur yang meminjam dana
dari BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan tersebut. Dengan demikian asuransi kredit
adalah merupakan bi-party agreement dimana hanya ada dua pihak yang terlibat yaitu
perusahaan asuransi sebagai penanggung dan bank umum atau lembaga pembiayaan sebagai
tertanggung.

Q3. Apakah yang menjadi objek pertanggungan asuransi kredit?


A3. Objek pertanggungan pada asuransi kredit adalah resiko timbulnya kerugian yang
dialami oleh BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan karena adanya kredit macet dari
debitur.

Q4. Asuransi yang bagaimanakah yang dapat melakukan penjaminan pada asuransi
kredit?
A4. Asuransi yang dapat melakukan penjaminan adalah asuransi yang mempunyai izin untuk
melakukan penjaminan asuransi kredit dari Departemen Keuangan.

Q5. Bagaimanakah kriteria kredit yang dapat dijamin pada asuransi kredit?
A5. Kriteria kredit yang dapat dijamin pada asuransi kredit adalah kredit yang diberikan :

1. Berdasarkan norma-norma perkreditan yang sehat, wajar dan berlaku umum


2. Sesuai dengan Manual Pemberian Kredit yang sesuai SE Bank Indonesia
3. Ke debitur yang memiliki izin usaha yang ditentukan oleh pihak yang berwenang dan
tidak bertentangan dengan hukum.
4. Ke debitur yang tidak sedang dalam proses kepailitan atau telah dinyatakan pailit atau
bubar demi hukum
5. Ke debitur yang tidak memiliki tunggakan kredit yang digolongkan kualitas kredit
diragukan.

Dalam hal kredit massal (berkelompok), kriteria kredit yang dapat dijamin adalah kredit yang
:

1. Mempunyai sektor ekonomi sama


2. Ditinjau dari aspek manajemen, pemasaran, pembelanjaan dan aspek teknis, usaha
tersebut memerlukan pengelolaan yang terkait satu dengan lainnya.

Q6. Dokumen apa saja yang harus dipenuhi oleh calon tertanggung dalam pengajuan
asuransi kredit?
A6. BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan yang mengajukan asuransi kredit harus
menyerahkan dokumen-dokumen berikut ke calon penanggung:

1. Perjanjian Kerja Sama atau Surat Kesepakatan Bersama antara Perusahaan Asuransi
sebagai penanggung dan BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan sebagai
tertanggung.
2. Manual Pemberian Kredit yang diterbitkan oleh BankUmum/Lembaga Pembiayaan
Keuangan tersebut
3. Akte perusahaan debitur, company profile debitur, laporan keuangan debitur 3 tahun
terakhir
4. Copy/tembusan permohonan kredit dari debitur ke bank umum/lembaga pembiayaan,
memorandum persetujuan kredit dari bank umum/lembaga pembiayaan ke debitur

Q7. Apakah resiko yang dapat dijamin pada asuransi kredit?


A7. Resiko yang dapat dijamin pada asuransi kredit adalah resiko yang timbul karena:

1. Debitur tidak melunasi kredit pada saat kredit yang bersangkutan jatuh tempo dengan
ketentuan usaha debitur sudah tidak ada / tidak berjalan lagi.
2. Debitur dinyatakan dalam keadaan insolvent dan untuk itu harus memenuhi salah satu
dari hal-hal berikut :
o Debitur dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri yang berwenang
o Debitur dikenakan likuidasi berdasarkan keputusan Pengadilan yang
berwenang dan untuk itu telah di tunjuk likuidatur.
o Debitur, sepanjang bukan Badan Hukum ditempatkan dibawah pengampunan.
3. Debitur melarikan diri/menghilang/tidak lagi diketahui alamatnya
4. Terjadinya penarikan kembali kredit sebelum jangka waktu kredit berakhir yaitu
khusus untuk kredit dengan jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun, dengan syarat
bahwa penarikan kembali kredit tersebut memenuhi salah satu ketentuan berikut:
o Dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kerugian yang
lebih besar apabila kredit tersebut dilanjutkan
o Disebabkan karena adanya ketidaksesuaian atau penyimpangan yang
dilakukan debitur atas ketentuan-ketentuan dalam perjanjian kredit.
5. Resiko lain-lain yang disepakati antara tertanggung dan penanggung yang dituangkan
dalam Perjanjian Kerja Sama atau Surat Kesepakatan Bersama

Q8. Apakah resiko yang tidak dapat dijamin pada asuransi kredit?
A8. Resiko yang tidak dijamin pada asuransi kredit adalah resiko yang timbul karena :

1. Reaksi nuklir, sentuhan radio aktif, radiasi dan reaksi inti atom yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi dan mengakibatkan kegagalan usaha Debitur
Bank tanpa memandang bagaimana dan dimana terjadinya
2. Kerugian yang diderita Debitur yang disebabkan oleh resiko-resiko yang wajib
ditutup pertanggungannya dalam Asuransi Kerugian dengan nilai penuh (fully
insured) atau minimal sama dengan pokok kreditnya.
3. Terjadinya salah satu risiko politik yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi dan mengakibatkan kegagalan usaha Debitur untuk melunasi
Kreditnya
4. Tindakan hukum yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap Debitur dan atau usaha
Debitur yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi dan
mengakibatkan Debitur Bank tidak dapat/mampu melunasi kreditnya.
5. Bencana alam (Act of God)
6. Akibat kesalahan/kelalaian yang dilakukan oleh Bank/Lembaga Pembiayaan
Keuangan

Q9. Berapakah plafond untuk asuransi kredit?


A9. Plafond untuk asuransi kredit sebagai berikut:

1. Kredit Usaha Mikro ( maks. s/d Rp. 50 Juta)


2. Kredit Usaha Kecil ( > Rp. 50 Juta s/d Rp. 500 Juta)
3. Kredit Usaha Menengah ( > Rp. 500 Juta s/d Rp. 5 Miliar)
4. Kredit Massal (berkelompok) jumlah debitur/plafond harus memenuhi kriteria sbb :
5. Untuk sektor Pertanian dalam arti luas adalah kredit yang diberikan kepada lebih dari
100 debitur atau plafond kredit keseluruhan lebih dari Rp. 500 Juta
6. Untuk bidang non pertanian adalah kredit yang diberikan kepada lebih dari 50 debitur
atau plafond kredit keseluruhan lebih dari Rp. 1 M

Q10. Bagaimanakah prosedur timbulnya hak klaim dari tertanggung?


A10. Hak klaim dari tertanggung muncul :

1. Setelah 3 (tiga) bulan terhitung dari tanggal jatuh tempo Kredit


2. Debitur telah dilaporkan menunggak pada periode Laporan Debitur Menunggak,
minimal 3 (tiga) bulan sebelum timbulnya hak klaim
3. Khusus untuk pengajuan klaim sebelum jatuh tempo, klaim mulai timbul pada saat
setelah kredit dikategorikan “Macet” sebagaimana ketentuan SE Bank Indonesia

Q11. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan hak subrogasi oleh penanggung?


A11. Dalam hal pelaksanaan hak subrogasi, setelah penanggung membayar klaim ke
tertanggung, penanggung akan bekerja sama dengan tertanggung untuk menyelesaikan
penjualan asset-aset milik debitur yang menjadi jaminan kredit. Penanggung memperoleh
hasil penjualan jaminan sebesar nilai klaim yang dibayarkannya ke tertanggung.

Anda mungkin juga menyukai