Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan program negara yang bertujuan


memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu: dalam Pasal 28 H ayat
(1), ayat (2) dan ayat (3) dan Pasal 34 ayat (1) ayat (2) dan melalui Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Nomor X/MPR/2001, dimana Presiden ditugaskan untuk
membentuk sistem jaminan sosial nasional dalam rangka memberikan perlindungan sosial
bagi masyarakat yang lebih menyeluruh dan terpadu.

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan
kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.
Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai
Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded
social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada
masyarakat pekerja di sektor formal.

Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam rangka memberikan jaminan
sosial kepada rakyat, pemerintah perlu mengambil kebijakan radikal berupa memobilisasi
dana jangka panjang dalam jumlah yang cukup besar secara bertahap kepada empat Badan
Penyelenggara Jaminan Nasional yang dalam hal ini diambil alih oleh BPJS
Ketenagakerjaan.

Melalui lembaga BPJS Ketenagakerjaan itulah, para tenaga kerja informal seperti
petani, nelayan dan lainnya mendapatkan jaminan sosial berupa jaminan pemeliharaan
kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pensiun, dan jaminan
kematian. Pemupukan modal untuk program jaminan sosial, di samping sangat bermanfaat
bagi rakyat terutama pekerja di sektor informal, juga terbukti efektif mendukung program
pembangunan infrastruktur, memperluas lapangan kerja, menekan angka kemiskinan dan
meningkatkan daya tahan negara menghadapi badai krisis ekonomi keuangan global.

1
Dengan adanya Jamsostek, para karyawan dapat bekerja lebih tenang sehingga dapat
meningkatkan produktifitas kerja serta telah sesuai dengan hukum Islam yang berdasarkan
dalil yang telah disebutkan dan sesuai dengan apa yang dicontohkan pada masa Rasul SAW
tentang jamsostek dari baitul mal, sehingga dapat memberi ketenangan dan produktifitas
kerja karyawan.

Namun hingga kini masih banyak perusahaan yang membandel terhadap kewajiban
ikut Jamsostek. Mereka enggan mendaftarkan karyawannya sebagai peserta program
Jamsostek. Padahal perihal kewajiban ini sudah disosialisasikan oleh pemerintah. Dari
berbagai daerah dilaporkan banyak kejadian kecelakaan kerja. Tak jarang, kecelakaan kerja
itu berujung kematian pekerja. Celakanya, keluarga korban tidak mendapatkan kompensasi
apa pun. Perusahaan seolah lepas tanggung jawab. Kematian pekerja hanya dianggap
sebagai risiko biasa dalam bisnis.

Padahal dalam paradigma bisnis modern, jaminan sosial bagi pekerja adalah bentuk
hak asasi manusia. Dengan demikian, perusahaan yang tidak mengikutsertakan pekerja
dalam program Jamsostek sama artinya mengabaikan aturan hukum sekaligus melanggar
hak asasi manusia. Maka, perusahaan yang membandel seperti itu harus ditindak tegas.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Apakah yang dimaksud asuransi tenaga kerja?

2. Apa saja jenis – jenis asuransi bagi tenaga kerja?

3. Apa saja program yang ada pada BPJS Ketenagakerjaan?

4. Apa manfaat asuransi ketenagakerjaan bagi pekerja?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui arti dari asuransi tenaga kerja

2. Untuk mengetahui jenis – jenis asuransi bagi tenaga kerja

2
3. Untuk mengetahui program – program yang ada pada BPJS Ketenagakerjaan

4. Untuk mengetahui manfaat asuransi ketenagakerjaan bagi pekerja.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asuransi Ketenagakerjaan

Asuransi Tenaga Kerja adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,dengan menerima premi asuransi,
kepada perusahaan untuk keselamatan kerja, maka karyawan ialah memperoleh tingkat
kesejahteraan yang cukup memadai, dan juga dapat menegembangkan potensi dirinya
dengan aman dan nyaman serta melakukan aktivitasnya secara maksimal karena merasa
dirinya maupun keluarganya terlindungi. Melalui faktor inilah produktivitas kerja dapat
mudah ditingkatkan.

Dasar hukum asuransi ketenagakerjaan atau BPJS ketenagakerjaan yaitu BPJS


Ketenagakerjaan sebelumnya bernama Jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja), yang
dikelola oleh PT. Jamsostek (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS,
PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Januari 2014.

B. Jenis – Jenis Asuransi Bagi Tenaga Kerja

Secara garis besar, asuransi tenaga kerja terdiri dari tiga macam, yaitu :

1. Asuransi Kerugian

Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung
yang menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana terjadi karena
bencana atau bahaya terhadap mana pertanggungan ini diadakan, baik kerugian itu
berupa :

a) Kehilangan nilai pakai

b) Kekurangan nilainya

c) Kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung.

4
Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung kalau selama
jangka waktu perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya
yang dipertanggungkan.

2. Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa adalah perjanjian tentang pembayaran uang dengan nikmat dari premi
dan yang berhubungan dengan hidup atau matinya seseorang termasuk juga
perjanjian asuransi kembali uang dengan pengertian catatan dengan perjanjian
dimaksud tidak termasuik perjanjian asuransi kecelakaan (yang masuk dalam
asuransi kerugian) berdasarkan pasal I a Bab I Staatblad 1941 - 101).

Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) jenis asuransi jiwa yaitu :

a) Term assurance (Asuransi Berjangka)

Term assurance adalah bentuk dasar dari asuransi jiwa, yaitu polis yang
menyediakan jaminan terhadap risiko meninggal dunia dalam periode waktu
tertentu.

Contoh Asuransi Berjangka (Term Insurance) :

 Usia Tertanggung 30 tahun

 Masa Kontrak 1 tahun

 Uang Pertanggungan : Rp. 100 Juta

 Premi Tahunan yang harus dibayar : 5/1000 x 100.000.000 = Rp.


500.000

Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak, maka perusahaan


Asuransi sebagai penanggung akan membayar uang Pertanggungan sebesar
100 juta kepada yang ditunjuk.

5
b) Whole Life Assurance (Asuransi Jiwa Seumur Hidup)

Merupakan tipe lain dari asuransi jiwa yang akan membayar sejumlah uang
pertanggungan ketika tertanggung meninggal dunia kapan pun. Merupakan
polis permanen yang tidak dibatasi tanggal berakhirnya polis seperti pada
term assurance. Karena klaim pasti akan terjadi maka premium akan lebih
mahal dibanding premi term assurance dimana klaim hanya mungkin terjadi.
Polis whole life merupakan polis substantif dan sering digunakan sebagai
proteksi dalam pinjaman.

c) Endowment Assurance (Asuransi Dwiguna)

Pada tipe ini, jumlah uang pertanggungan akan dibayarkan pada tanggal akhir
kontrak yang telah ditetapkan.

Contoh Asuransi Dwiguna Berjangka (Kombinasi Term & Endowment) :

 Usia Tertanggung 30 tahun

 Masa Kontrak 10 tahun

 Uang Pertanggungan : Rp. 100 Juta

 Premi yang harus dibayar : 85/1000 * 100.000.000 = Rp. 8.500.000,-

Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak, maka perusahaan


Asuransi sebagai penanggung akan membayar uang Pertanggungan sebesar
100 juta kepada yang ditunjuk. Bila tertanggung hidup sampai akhir kontrak,
maka tertanggung akan menerima uang pertanggungan sebesar 100 juta.

3. Asuransi Sosial

Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah


berdasarkan UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan
dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
komersial.

6
C. Program BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan 4 program, diantaranya :

1. Program Jaminan Kecelakaan Kerja

1) Memberikan perlindungan atas risiko-risiko kecelakaaan yang terjadi dalam


hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari
rumah menuju tempat kerja maupun sebaliknya dari tempat kerja menuju
rumah serta perjalanan dinas

2) Perawatan kecelakaan kerja tanpa batas biaya sesuai kebutuhan medis,


santunan

3) Santunan upah selama tidak bekerja (6 bulan pertama 100%, 6 bulan kedua
75%, dan seterusnya hingga sembuh 50%)

4) Santunan kematian akibat kecelakaan kerja sebesar 48x upah yang dilaporkan
oleh perusahaan atau peserta

5) Bantuan beasiswa utuk 1 org anak dari peserta yang meninggal dunia atau
mengalami cacat total tetap akibat kecelakaan kerja sebesar Rp. 12 juta

6) Bantuan untuk kesiapan kembali bekerja, pendampingan kepada peserta yang


mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, mulai dari peserta
masuk perawatan di rumah sakit sampai peserta tersebut dapat kembali
bekerja.

2. Program Jaminan Kematian

1) Memberikan manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika
peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, apaabila tenaga kerja
meninggal maka otomatis ahli waris akan menerima santunan baik berupa
uang pemakaman ataupun santunan uang. Dengan begitu, keluarga yang
ditinggalkan tidak akan terlantar dan bisa melanjutkan kehidupan mereka.

7
2) Santunan kematian, Manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris
ketika peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, santunan
tersebut diberikan secara berkala 24 bulan. Santunan berkala 24 x Rp200 ribu
= Rp4,8 juta yang dibayar sekaligus serta biaya pemakaman sebesar Rp. 3jt

3) Bantuan beasiswa 1 orang anak diberikan kepada setiap peserta yang telah
memasuki masa iur paling singkat 5 tahun yang diberikan sebanyak Rp12
juta. Total keseluruhan manfaat jaminan kematian yang diterima sebesar
Rp36 juta.

3. Program Jaminan Hari Tua

1) Program JHT memberikan perlindungan terhadap risiko terputusnya


penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau saat seseorang sudah
memasuki masa pensiun di hari tuanya. Program JHT memberikan kepastian
penerimaan penghasilan kepada tenaga kerja saat mencapai usia 55 tahun
atau telah memenuhi persyaratan tertentu seperti mengundurkan diri dari
tempat kerja.

2) Manfaat JHT adalah berupa uang tunai yang besarnya merupakan nilai
akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya, yang dibayarkan secara
sekaligus apabila peserta mencapai usia pensiun atau meninggal dunia atau
mengalami cacat total tetap, dimana yang dimaksud usia pensiun termasuk
peserta yang berhenti bekerja karena mengundurkan diri, terkena PHK dan
sedang tidak aktif bekerja di manapun atau peserta yang meninggalkan
wilayah Indonesia untuk selamanya.

3) Hasil Pengembangan JHT Selalu diatas bunga deposito Bank Pemerintah.

4. Program Jaminan Pensiun

1) Jaminan pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk


mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan atau ahli
warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia
pensiun, atau mengalami cacat. Manfaat dalam program jaminan pensiun ini
8
ialah setiap pensiunan akan menerima sejumlah uang yang dibayarkan setiap
bulan kepada peserta yang memasuki usia pensiun, mengalami cacat total,
atau kepada ahli waris bagi peserta yang meninggal.

2) Manfaat pensiun hari tua, Berupa Uang tunai bulanan yang diberikan kepada
peserta (yang memenuhi iuran minimum 15 tahun yang setara dengan 180
bulan) saat memasuki usia pensiun sampai dengan meninggal dunia

3) Manfaat pensiun janda atau duda, berupa uang tunai bulanan yang diberikan
kepada janda/duda yang menjadi ahli waris (terdaftar di BPJS
Ketenagakerjaan) sampai dengan meninggal dunia atau menikah lagi

4) Manfaat pensiun cacat, berupa uang tunai bulanan yang diberikan kepada
peserta(kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi paling sedikit 1
bulan menjadi peserta dan density rate minimal 80%)

5) Manfaat pensiun anak, berupa uang tunai bulanan yang diberikan kepada
anak yang menjadi ahli waris peserta (maksimal 2 orang anak yang
didaftarkan pada program pensiun) sampai dengan usia anak mencapai 23
tahun

6) Manfaat pensiun orang tua, manfaat yang diberikan kepada orang tua
(bapak/ibu) yang menjadi ahli waris peserta lajang dapat diterima secara
berkala setiap bulannya dengan nilai maksimal dapat mencapai 40% dari
upah.

D. Manfaat Asuransi Bagi Pekerja

Tujuan utama dari BPJS Ketenakerjaan tentunya adalah memberikan jaminan dan
perlindungan sosial bagi pekerja di seluruh Indonesia. Melalui berbagai programnya, BPJS
Ketenagakerjaan berusaha memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dengan adanya jaminan dan perlindungan sosial, tentunya para
pekerja juga akan lebih merasa ‘aman’ dan tidak perlu khawatir jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Resiko yang mungkin terjadi saat bekerja seperti sakit, pemutusan

9
hubungan kerja, kecelakaan kerja, pensiun, hingga kematian bisa menjadi lebih ringan jika
kita mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS Ketenagakerjaan sangat penting untuk dimiliki para pekerja karena hal ini akan
meringankan beban Anda ketika menghadapi risiko terkait pekerjaan yang kerap kali terjadi
di luar kendali Anda. Selain manfaat-manfaat di atas, ada juga manfaat berupa bantuan
pinjaman uang muka ketika membeli rumah, beasiswa pendidikan untuk anak pekerja atau
karyawan yang tidak mampu, berbagai pelatihan untuk menurunkan risiko pada kecelakaan
kerja, dan manfaat lainnya.

Karena BPJS memiliki yang namanya program – program perlindungan dasar yang
dapat menjamin masa depan anda sebagai seorang pekerja yang handal. Contohnya adalah
solusi dari resiko yang kemungkinan terjadi pada sebuah pekerjaan, seperti sakit, kecelakaan
kerja, kematian, pensiun, dan lain sebagainya. Sehingga para pekerja tersebut tidak akan
menanggung beban yang dialami secara sendirian. Dan akan dibantu oleh adanya program
BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS Ketenagakerjaan Batam-Sekupang memberikan santunan sebesar Rp


769.567.400 kepada ahli waris dari Hock Seng. Hock Seng salah satu pegawai perusahaan
PT Cahaya Samudra Shipyard mengalami kecelakaan kerja, yang mengakibatkan kehilangan
nyawa setelah jatuh dari ketinggian. Ini merupakan komitmen BPJS Ketenagakerjaan untuk
melindungi pekerja dari segala resiko yang tidak diinginkan terjadi di lingkungan kerja.
semua pekerja sangat rentan dengan resiko kecelakaan dalam berkerja bahkan dapat
mengakibatkan kematian. Sesuai dengan amanat UU No.40 tahun 2004 tentang sistem
jaminan sosial nasional dan UU No.24 tahun 2011, BPJS Ketenagakerjaan, selaku badan
penyelenggara jaminan sosial. Wajib memberikan perlindungan terhadap resiko sosial
ekonomi, yang mungkin dialami tenaga kerja

BAB III
10
KESIMPULAN

BPJS Ketenagakerjaan sebelumnya bernama Jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja),


yang dikelola oleh PT. Jamsostek (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang
BPJS, PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Januari 2014.

BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan)


merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk
mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraan nya menggunakan
mekanisme asuransi sosial.

Terdapat beberapa program BPJS Ketenagakerjaan, diantaranya :

1. Program Jaminan Kecelakaan Kerja

2. Program Jaminan Kematian

3. Program Jaminan Hari Tua

4. Program Jaminan Pensiun

Dari penjelasan di atas, sangat jelas bahwa BPJS Ketenagakerjaan sangat penting
untuk dimiliki para pekerja karena hal ini akan meringankan beban ketika menghadapi risiko
terkait pekerjaan yang kerap kali terjadi di luar kendali. Selain manfaat-manfaat di atas, ada
juga manfaat berupa bantuan pinjaman uang muka ketika membeli rumah, beasiswa
pendidikan untuk anak pekerja atau karyawan yang tidak mampu, berbagai pelatihan untuk
menurunkan risiko pada kecelakaan kerja, dan manfaat lainnya.

11

Anda mungkin juga menyukai