Anda di halaman 1dari 27

M A T E M A T I K A AK T U AR I A

Asuransi Jiwa

Oleh:
K e l o m p o k 7
Arli Magfirah Utami
(1411140005)
Muh. Nahdi Alim Asyhari
(1411140006)
Kelas B
Matematika

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, masa depan manusia tidaklah pasti karena tidak


seorangpun mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi atas
hidup manusia atau manusia mengalami ketidakpastian (risiko). Akan tetapi,
manusia

harus

selalu

berusaha

sebaik-baiknya

untuk

menghadapi

ketidakpastian tersebut serta berusaha untuk memperkecil akibat buruk dari


ketidakpastian itu. Musibah berupa kecelakaan ataupun sakit tidak dapat
diperkirakan kapan terjadi, begitu pula dengan kematian.
Setiap orang pasti menginginkan kehidupan yang terjamin. Demikian
juga seorang kepala keluarga terntunya ingin menjamin kesejahteraan
keluarganya. Cara yang lazim digunakan adalah menyimpan secara teratur
sebagian tertentu dari penghasilan setiap bulan sebagai investasi yang akan
digunakan untuk menjamin kesejahteraan keluarganya. Penyimpanan dapat
dilakukan pada bank ataupun pada perusahaan asuransi.
Salah satu hal yang dapat diasuransikan adalah jiwa. Jiwa seseorang
dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk
selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian.
Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa
diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya.
Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan
dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan
selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam
perjanjian.
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut
penanggung dan tertanggung. Penanggung dengan menerima premi
memberikan pembayaran, tanpa menyebutkan kepada orang yang ditunjuk
sebagai penikmatnya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
asuransi jiwa dan hal-hal yang berkaitan dengannya..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan masalah,
yaitu, Apakah yang dimaksud dengan asuransi jiwa dan hal-hal yang
berkaitan dengannya?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memberi informasi dan
pemahaman mengenai asuransi jiwa dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Jiwa


Definisi Regulasi: Perusahaan asuransi jiwa adalah perusahaan yang
memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup
atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan
Definisi Aplikatif: Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang menyediakan
pengalihan kerugian finansial atas bencana yang bisa terjadi pada manusia,

baik akibat langsung seperti kematian atau cacat maupun akibat tidak
langsung seperti biaya pengobatan atau kehilangan penghasilan.
Asuransi jiwa adalah pelimpahan resiko dari pihak tertanggung kepada
pihak penanggung agar kerugian material yang diderita dapat ditanggung
pihak lain. Asuransi jiwa adalah usaha kerjasama dari sejumlah orang yang
sepakat menanggung kesulitan keuangan bila terjadi musibah terhadap salah
seorang anggotanya. Perusahaan yang besar dengan pemegang saham yang
banyak akan mudah mengatasi santunan asuransi dari anggota yang tertimpa
musibah. Dengan administrasi yang efisien dan investasi dana yang aman
dengan tingkat bunga yang wajar, perusahaan asuransi akan berkembang
dengan sehat dan merupakan usaha pengumpulan modal yang amat penting.
B. Asuransi Jiwa
Pada hakekatnya, asuransi jiwa merupakan suatu bentuk kerjasama antara
orang-orang yang ingin menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang
diakibatkan oleh:
a. Risiko kematian,
Kematian menyebabkan penghasilan lenyap dan mengakibatkan
kesulitan ekonomi bagi keluarga/tanggungan yang ditinggalkan.
b. Risiko hari tua,
Hari tua menyebabkan

kekurangmampuan

untuk

memperoleh

penghasilan dan mengakibatkan kesulitan ekonomi bagi diri sendiri dan


keluarga/tanggungan.
c. Risiko kecelakaan,
Kecelakaan menyebabkan kematian atau ketidakmampuan seseorang
(cacat) dalam menjalankan kehidupan.
Kerjasama antara orang-orang yang ingin menghindarkan atau minimal
mengurangi risiko dikoordinir oleh perusahaan asuransi jiwa yang bekerja
atas dasar hukum bilangan besar (the law of large numbers). Prinsip
kerjasama ini yang menjadi dasar bagi perusahaan asuransi jiwa untuk
menyebarkan risiko kepada orang-orang yang mau bekerja sama. Penyebaran
risiko dilakukan dengan memungut iuran (premi) dari orang banyak dalam

jumlah yang kecil sehingga dalam jangka waktu yang relatif panjang
terhimpun dana besar. Dari dana itulah diambil sejumlah uang untuk
diberikan sebagai santunan (benefit) kepada orang yang terkena risiko
kematian, hari tua dan kecelakaan.
Sebuah asuransi jiwa menyediakan suatu pembayaran santunan asuransi
(claim) dari jumlah yang ditetapkan atas suatu kematian, yang dikenal sebagai
tertanggung (insured).
Dalam sebuah kontrak asuransi jiwa, santunan yang diasuransikan
(benefit insured) terdiri dari:

Pembayaran tunggal (single payment) yang disebut sebagai sum insured.


Waktu dan besarnya pembayaran ini merupakan fungsi dari variabel acak
T. Sehingga besarnya pembayaran premi asuransi jiwa juga merupakan

variabel acak.
Nilai tunai dari pembayaran premi yang dinotasikan sebagai Z, dihitung
berdasarkan suku bunga tertentu, i, dengan factor diskon v = 1 / (1+i).
Karena Z adalah variabel acak, maka dapat ditentukan nilai ekspektasinya,
E(Z), yang merupakan pembayaran premi tungal bersih (net single
premium, NSP), atau dikatakan sebagai actuarial present value, untuk
suatu kontrak asuransi jiwa. NSP ini tergantung pada probabilitas kematian
pada nasabah dengan usia x.
Dalam pembayaran ini terdapat dua asumsi, yaitu pembayaran santunan

asuransi pada akhir tahun kematian polis (asuransi diskrit) dan pembayaran
santunan asuransi pada saat kematian terjadi (asuransi kontinu).
C. Perbedaan Asuransi Jiwa dan Anuitas

D. Fungsi Asuransi Jiwa


Adapun fungsi dari asuransi jiwa adalah sebagai berikut :
a. Media Proteksi
Memberikan santunan kepada ahli waris ketika tertanggung meninggal
dunia dalam periode pertanggungan
b. Media Investasi
Memberikan santunan kepada ahli waris atau pemegang polis ketika
tertanggung tetap hidup sampai usia tertentu atau sampai akhir masa
pertanggungan.

E. Manfaat Asuransi Jiwa


a. Sebagai jaminan, maksudnya jaminan adalah dengan membayar premi
maka penangung akan mendapatkan sebuah jaminan, misalkan pada hari
tua tertanggung akan diberikan jaminan sejumlah uang sebagai santunan
biaya hidupnya.
b. Manfaat sosial, DS. Hansel memberikan definisi atas asuransi yaitu
Insurance may be defined as a social device providing financial
compansation for the effect of misfortunes, the payments being made from
the accumulated contributions of all parties participating in the scheme.
Dapat dilihat bahwa asuransi sebagai suatu rencana sosial yang bertujuan

memberikan santunan kepada orang yang terkena dan tertimpa musibah


dengan mengumpulkan kontribusi dari seluruh pihak yang berpartisipasi
dalam asuransi tersebut (gotong royong).
c. Manfaat ekonomi, ekonomi adalah suatu disiplin ilmu tentang usaha
manusia mencari kepuasan guna memnuhi kebutuhan dengan berusaha
mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dengan pengrobanan yang
seminimal mungkin. Namun upaya tersebut selalu mengandung risiko
dalam

mencapainya,

manusia

selalu

dihadapkan

dengan

sebuah

ketidakpastian, untuk meminimalisir risiko itu manusia akhirnya mengikuti


asuransi.
d. Manfaat fianansial, disini dikaitkan dengan segala premi yang dibayarkan
itu diinvestasikan dalam bentuk deposito, surat berharga, aktifa tetap, dan
lain-lain sehingga hasil investasi tersebut dapat mengahsilkan penghasilan.
F. Karakteristik Asuransi Jiwa
Ada beberapa karakteristik dari asuransi jiwa adalah sebagai berikut :
a. Masa Pertanggungan, yaitu umumnya lebih dari 1 tahun, kecuali polis
perjalanan atau rider dari suatu polis jangka pendek
b. Obyek Pertanggungan, yaitu jiwa manusia dan fisik manusia
c. Resiko Yang Ditanggung, yaitu kematian, cacat badan, biaya pengobatan,
kehilangan pendapatan

G. Polis Asuransi Jiwa


Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD, asruransi jiwa harus diadakan
secara tertulis dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut ketentuan
pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa memuat:
a. Hari diadakan asuransi;
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi.
Hal ini penting untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan
dapat diketahui pula sejak hari dan tanggal itu risiko menjadi beban
penanggung.
b. Nama tertanggung;
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang
wajib membayar premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi
evenemen atau apabila jangka waktu berlakunya asuransi berakhir,
6

tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan atau pengembalian


dari penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal
pula penikmat (beneficiary). yaitu orang yang berhak menerima sejumlah
uang tertentu dan penanggung karena ditunjuk oleh tertanggung atau
karena ahli warisnya, dan tercantum dalam polis. Penikmat berkedudukan
sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.
c. Nama orang yang jiwanya diasuransikan;
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu
kesatuan. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang tidak berwujud,
yang hanya dapat dlkenal melalui wujud badannya. Orang yang punya
badan itu mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan, baik sebagai
pihak tertanggung ataupun sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.
Namanya itu harus dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung
dan orang yang jiwanya diasuransikan itu berlainan.
d. Saat mulai dan berakhirnya evenemen;
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu
berlaku asuransi. artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban
penanggung, misalnya mulai tanggal 1 januari 1990 sampai tanggal 1
Januari 00, apabila dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka
penanggung berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung atau
orang yang ditunjuk sebagai penikmat (beneficiary).
e. Jumlah asuransi;
Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan
pada saat diadakan asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar
oleh penanggung kepada penikmat dalam hal terjadi evenemen, atau
pengembalian kepada tertanggung sendiri dalam hal berakhirnya jangka
waktu asuransi tanpa terjadi evenemen. Menurut ketentuan Pasal 305
KUHD, perkiraan jumlah dan syarat-syarat asuransi sama sekali
ditentukan oleh perjanjian bebas antara tertanggung dan penanggung.
Dengan adanya perjanjian bebas tersebut, asas kepentingan dan asas
keseimbangan alam.asuransi jiwa dikesampingkan.
f. Premi asuransi.

Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh


tertanggung kepada penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya
setiap bulan selama asuransi berlangsung. Besarnya jumlah premi asuransi
tergantung pada jumlah asuransi yang disetujui oleh tertanggung pada saat
diadakan asuransi.
g. Penanggung, Tertanggung, Penikmat
Dalam hukum asuransi minimal terdapat 2 (dua) pihak, yaitu
penanggung dan tertanggung. Penanggung adalah pihak yang menanggung
beban risiko sebagai imbalan premi yang diterimanya dari tertanggung.
Jika terjadi evenemen yang menjadi beban penanggung, maka penanggung
berkewajiban mengganti kerugian. Dalam asuransi jiwa, jika terjadi
evenemen matinya tertanggung, maka penanggung wajib membayar uang
santunan, atau jika berakhirnya jangka waktu usuransi tanpa terjadi
evenemen,

maka

penanggung

wajib

membayar

sejumlah

uang

pengembalian kepada tertanggung. Penanggung adaiah Perusahaan


Asuransi Jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulanggan risiko yang
dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang diasuransikan.
Perusahaan Asuransi Jiwa merupakan badan hukum milik swasta atau
badan hukum milik negara.
Asuransi dapat juga diadakan untuk kepentingan pihak ketiga dan ini
harus dicantumkan dalam polis. Menurut teori kepentingan pihak ketiga
(the third party interest theory), dalam asuransi jiwa, pihak ketiga yang
berkepentingan itu disebut penikmat. Penikmat ini dapat berupa orang
yang ditunjuk oieh tentanggung atau ahli waris tertanggung. Munculnya
penikmat ini apabila terjadi evenemen meninggalnya tertanggung. Dalam
hal ini, tertanggung yang meninggal itu tidak mungkin dapat menikmati
santunan, tetapi penikmat yang ditunjuk atau ahli waris tertanggunglah
sebagai yang berhak menikmati santunan. Jika asuransi itu berakhir tanpa
terjadi evenemen meninggalnya tertanggung maka tertanggung sendiri
yang berkedudukan sebagai penikmat karena dia sendiri masih hidup dan
berhak menikmati pengembalian sejumlah uang yang dibayar oleh
penanggung.

Apabila tertanggung bukan penikmat, maka hal ini dapat disamakan


dengan asuransi jiwa untuk kepentingan pihak ketiga. Penikmat selaku
pihak ketiga tidak mempunyai kewajiban membayar premi terhadap
penanggung. Asuransi diadakan untuk kepentingannya, tetapi tidak atas
tanggung jawabnya. Apabila tertanggung mengasuransikan jiwanya
sendiri, maka tentanggung sendiri berkedudukan sebagai penikmat yang
berkewajiban membayar premi kepada penanggung. Asuransi jiwa untuk
kepentingan pihak ketiga (penikmat) harus dicantumkan dalam polis.
Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat
asuransi sama sekali bergantung pada persetujuan antara kedua pihak (Pasal
305 KUHD).
H. Dasar Perhitungan Asuransi Jiwa
Dasar dari perhitungan premi asuransi jiwa yang harus diketahui adalah
sebagai berikut :
a. Tingkat Kematian (Mortality)
b. Suku Bunga (Compound Interest)
c. Biaya Asuransi ( Loading Expenses)
I. Premi Asuransi Jiwa
Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai
imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung. Imbalan jasa atas
jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung
dengan menyediakan sejumlah uang (benefit) terhadap risiko hari tua atau
kematian disebut premi asuransi jiwa.
a. Faktor-faktor Dasar Perhitungan Premi
Terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam perhitungan
premi dasar untuk asuransi jiwa yaitu mortalita, bunga dan biaya. Dari
kesemuanya ini, factor mortalita mempunyai pengaruh besar.
1. Faktor Mortalita
Prinsip dasar asuransi jiwa adalah harus berdasar pada prakiraan yang
akurat tentang mortalita, misalnya rata-rata jumlah kematian yang akan
terjadi setiap tahun dalam setiap kelompok usia. Prakiraan mortalita ini
bagi pearusahaan asuransi akan memberikan dasar taksiran lama
kehidupan tertanggung, lama pembayaran premi dan saat pembayaran
manfaat. Dengan kata lain, bagian premi yang berkaitan dengan mortalita
9

menggambarkan beban murni dalam memberikan perlindungan kematian.


Aktuaris menggunakan table mortalita dan data mortalita sebagai langkah
awal dalam penetapan premi.
2. Faktor Bunga
Pada saat pemilik polis membayar premi kepada perusahaan asuransi,
dana yang berada di perusahaan tidak diam (idle), tetapi bersama dana
pemilik polis lainnya dan dana lainnya ditanamkan untuk mendapatkan
bunga. Pendapatan bunga nini akan membantu pembebanan premi asuransi
jiwa.
Pertama, diasumsikan bahwa suatu tingkat bunga bersih yang spesifik
akan diperoleh dari semua investasi. Keadaan sebenarnya adalah beberapa
investasi akan menghsilkan lebih besar daripada tingkat bunga asumsi
sedang beberapa investasi lain menghasilkan lebih kecil daripada bunga
asumsi, maka perusahaan memilih tingkat bunga rata-rata untuk asumsi
dalam perhitungan premi asuransi. Tingkat bunga yang diasumsikan sering
Nampak cukup rendah dan mempengaruhi tiap premi secara langsung,
tetapi merupakan tingkat bunga yang dijamin untuk pemilik polis. Oleh
karena itu, asumsi tingkat bunga harus cukup konservatip.
Kedua, asumsi yang dibuat oleh perusahaan asuransi adalah bunga
yang diperoleh setahun penuh dari setiap premi pemilik polis. Oleh karena
itu, harus diasumsikan bahwa semua premi dibayarkan setiap awal tahun.
Karena tidak terdapat dasar yang handal untuk menaksir tingkat bunga
atau kecenderungan di masa mendatang, maka perusahaan harus tetap
konservatip dalam asumsi tingkat bunga. Tingkat bunga yang diasumsikan
merupakan tingkat bunga yang dijanjikan oleh perusahaan pada setiap
polis asuransi, karena pendapatan investasi pada penanaman premi
merupakan pertimbangan kedua dalam perhitungan tarif

premi, yaitu

makin tinggi bunga asumsi, makin rendah premi yang dikenakan kepada
pemilik polis.
3. Faktor Biaya
Seperti layaknya setiap perniagaan, perusahaan asuransi mempunyai
aneka biaya operasi. Pegawai harus diadakan dan dibayar, tenaga
pemasaran harus diadakan, dilatih dan digaji, alat tulis dan peralatan

10

kantor harus dibeli, sewa harus dibayar. Setiap premi harus dibebani secara
proporsional untuk membiayai biaya operasi normal ini. Jadi, factor biaya
dihitung dan dimasukkan dalam tarif premi untuk asuransi jiwa, faktor ini
biasa dinamai loading charge.
b. Faktor-faktor Lain pada Premi
Pada saat melakukan evaluasi pembelian polis asuransi jiwa oleh
perorangan, terdapat faktor-faktor lain yang berperan dan kesemuanya
mempengaruhi mortalita.
1. Usia
Usia seseorang mempunyai kaitan langsung terhadap mortalita dan
mortalita mempengaruhi langsung pada perhitungan premi. Makin tua
tertanggung, makin tinggi resiko kematiannya.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin calon tertanggung juga mempengaruhi mortalita,
karena penmgalaman menunjukkan, secara rata-rata, kehidupan wanita
lebih lama lima atau enam tahun daripada kehidupan laki-laki. Secara
statistika, golongan wanita dianggap mempunyai risiko asumsi yang
lebih baik daripada laki-laki dan tariff premi kaum wanita biasanya lebih
rendah daripada laki-laki.
3. Kesehatan
Faktor lain yang mempengaruhi mortalita adalah kesehatan calon
tertanggung tegasnya, mereka yang tingkat kesehatannya rendah akan
dikenakan tariff premi yang lebih tinggi.
4. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan calon tertanggung juga mempengaruhi mortalita.
Calon tertanggung yang bekerja pada jenis pekerjaan yang berbahaya
menggambarkan resiko yang lebih besar demikian juga calon
tertanggung yang mempunyai hobi yang membahayakan.
5. Kebiasaan
Kebiasaan hidup seseorang juga mempunyai pengaruh pada
mortalita. Misal kebiasaan merokok, makan berlebihan atau minum
beralkohol akan mempengaruhi kesehatan dan meningkatkan resiko
kematian.

11

J. Jenis jenis Asuransi Jiwa


a. Asuransi jiwa seumur hidup (whole life insurance)
Ciri khas asuransi ini adalah jenis dasar asuransi jiwa permanen yang
memberi proteksi asuransi seumur hidup. Yang cocok dengan produk ini
yaitu:
Calon pemegang polis yang ingin memiliki proteksi jiwa sekaligus
menghasilkan dana tabungan yang dapat dipakai untuk kebutuhan

darurat.
Calon pemegang polis yang membutuhkan proteksi penghasilan

permanen (biaya tagihan rumah sakit).


Calon pemegang polis yang ingin mendapat sejumlah pertumbuhan
modal investasi.
Asuransi jiwa seumur hidup mengharuskan pembayaran premi secara

terus-menerus (periodik) sampai datang kematian nasabah. Nilai tunai untuk


asuransi jiwa seumur hidup bagi nasabah berusia x, dikatakan juga sebagai
nilai tunai aktuaria dari asuransi, dengan pembayaran santunan (benefit)
sebesar $1 segera setelah kematian adalah:
Jika kontinu Z =v

T (X )

atau jika diskrit Z =v

K+1

Sedangkan NSP (net single premium) diberikan dengan,


t

v .t q dt
x

A x =E ( Z )=E ( Z T ) = Z t f T ( t ) dt= v t .t p x . x+t dt=


0

atau jika diskrit


v k+1 .tq

A x =E ( v K +1) = v k+1 .k p x . x+k =


k=0

k=0

b. Asuransi jiwa seumur hidup menaik tahunan (annually increasing


whole life insurance)

12

Untuk asuransi jiwa berjangka n tahun bagi nasabah berusia x, dengan


pembayaran santunan menaik satuan secara periodik (standard increasing)
segera setelah kematian adalah.
Jika kontinu,

Z =v

T (X )

+2 v

T ( X)

+= (k +1) v

T( X)

, k <T ( x ) k +1

k=0

Atau jika diskrit

Z = (k +1) v

k+1

k=0

Sedangkan NSP (net single premium) masing-masing diberikan dengan


(k + 1) v t .k q dk
x

x =
IA
k=0

(
k

( k +1)v .k p x . x+k dk =
t

v k +1 .k q

k=0

( j+1)

IA x = ( j+1) v
j=0

Misal
hidup dari

Ax
l

k= j

k= j

k+1

.k p x . q x+ k =
j=0

menyatakan netto premi tunggal untuk asuransi seumur


dikeluarkan pada individu dengn umur x. Persoalan untuk

13

mencari

Ax

bisa diuraikan menjadi jumlah dari tiap

lx

individu, dengan

umur semuanya x, harus membantu untuk membentuk suatu dana yang cukup
sehingga perusahaan dapat membayar pada si penerima uang dari tiap polis
yang berjumlah L pada akhir tahun di mana pemegang polis meninggal.
Jumlah total yang menyusun dana adalah
pertama,
dx

dx

lx A x

. Selama tahun

dari pemegang polis akan mati menurut tabel kematian dan

harus dibayarpada akhir tahun. Nilai tunai untuk kepentingan ini adalah
dx

(1+i)1

= v

dx

. Selama tahun kedua

d x +1

meninggal dan nilai tunai untuk pembayaran ini adalah

individu akan
v

d x +1

seterusnya sehingga didapat :


l x A x =vd x + v 2 d x+1 +v 3 d x +2+
vd x + v 2 d x+1+ v 2 d x+2 +
A x=
lx
x
Dengan mengalikan v terhadap pembilang dan penyebut akan didapat :

v x+ 1 d x + v x+ 2 d x+1+ v x+3 d x+2 ++ v 100 d 99


A x=
v1 l x
Selanjutnya untuk suku-sukunya diberikan simbul :
x

Dx =v l x

A x=

C x =v

x+1

M x =C x +C x+1 +C x+ 2+ +C99

dx

C x +1+C x+2+ +C 99
Dx

14

A x=

Jika bunga

Mx
Dx

1
2 , nilai

Mx

didapat pada kolom terakhir pada Tabel.

Contoh 1 :Dengan menggunakan netto premi tunggal untuk asuransi seumur


hidup sebesar Rp 1.000,00 yang dikeluarkan pada seseorang berumur 22
tahun.
Jawab :

dengan menggunakan persamaan (1) didapat :

1000 A 22=1000

M 22
193.897
=1000
=Rp 352,57
D 22
549.965

Polis asuransi dengan premi tunggal banyak dijual. Sebagai pengganti


sejumlah premi yang sama dimulai pada tiap awal tahun dapat dibayarkan.
(a) Selama polis masih berlaku atau :
(b) Selama m tahun pertama dari umur polis.

Untuk berbagai asuransi jiwa khusus type dari pembayaran premi


tahunan sering ditandai dengan penggunaan :
Misal

Px

menyatakan netto premi tahunan untuk polis asuransi jiwa

biasa seumur hidup dari

dikeluarkan pada individu dengan umur x.

karena pembayaran premi membentuk suatu annuitas yang dibayar


tahun, kita dapatkan :
Px a x =A x

15

Px

per

Px =

A x M x/ D x
=
a x N x / Dx

Px =

Mx
Nx

Contoh 2 :Tentukan netto premi tahunan untuk polis asuransi seumur hidup
biasa sebesar Rp 1.000,00 dikeluarkan pada individu yang berumur 22 tahun.
Jawab :

Dengan menggunakan persamaaan (2) didapat :


M 22
193.897
=1000
=Rp 13,28
N 22
14.598 .430

1000 M 22=1000

m P x

Misal

menyatakn netto premi tahunan untuk m pembyaran

selama hidup dari 1 yang dikeluarkan pada individu yang berumur x. karena
pembayaran premi membentuk m tahun dari annuitas kita dapatkan
m P x a x : m= A x

m P x =

Ax
Mx/ Dx
=
a x: m (N x N x+m )/ Dx

m P x =

Mx
.(3)
N x N x+m

Contoh 3 :

Tentukan netto premi tahunan untuk 10 pembayaran dari

polis asuransi seumur hidup sebesar Rp 1.000,00 dikeluarkan pada individu


dengan umur 22 tahun.
Jawab :

Dengan menggunakan (3) didapatkan :

100010 P22=1000

M 22
193.897
=1000
=Rp 39,79
N 22N 32
14.598.4309.724 .962

16

c. Asuransi jiwa berjangka n tahun (n-year term insurance)


Ciri khas produk ini terletak pada proteksi maksimum dengan preminya
yang relatif rendah. Sebab itu, jenis produk ini menarik bagi calon
tertanggung yang mempunyai kebutuhan asuransi besar, namun daya belinya
terbatas.Yang cocok dengan polis ini yaitu:

Calon pemegang polis yang ingin memproteksi masa depan anaknya.


Calon pemegang polis yang baru meniti karier.
Tempo Asuransi (Jangka Waktu Asuransi) :
1

A x: n

Misal

menyatakan netto dari premi tunggal untuk jangka

waktu asuransi n tahunan diberikan pada seseorang yang umurnya x.


diproses seperti dalam evaluasi A kita dapatkan :
A

l
x: n

v x +1 d x + v x +2 d x+1 +v x+3 d x+2 ++ v x+n d x+n1


=
v x lx

C x +C x+1 +C x +2++C x+n1


Dx

C x +C x+1 +C x +2+ +C 99
C +C
+C
+ + C99
x+n x+n +1 x+n+2
Dx
Dx

A 1x: n =

M x M x+ n
( 4)
Dx

Contoh 4 : Tentukan netto premi tunggal untuk jangka 10 tahun dari polis
asuransi Rp 1.000,00 dikeluarkan pada seseorang berumur 30.
Gunakan persamaan (4) didapat :
1000 A 130: 10 =1000

M 30M 40
182.403165.360
=1000
D 30
440,801

17

Misal

P1x : n

menyatakan premi bersih tunggal untuk polis asuransi

berjangka n tahun biasa dari 1 diberikan pada individu berumur x. Karena


premi tahunan membentuk annuitas wajib berjangka n tahun maka :
P1x : n . a1x: n =A 1x: n

P1x : n =

A1x :n ( M x M x+n )/ Dx
=
a x; n (N x N x +n)/ D x

P1x : n =

M x M x+n
(5)
N x N x+ n

Contoh 5 :Tentukan premi bersih tahunan untuk polis asuransi biasa


berjangka 10 tahun diberikan pada individu yang berumur 30.
Jawab :

Dengan menggunakan persamaan (5) didaptkan :

1000 P 130: 10=1000

Misal

m P1x :n

M 30M 40
182,403165,360
=1000
=Rp 4,39
N 30N 40
10,594,2806,708,573

menyatakan premi tahunan untuk jangka waktu n

tahun dari polis asuransi 1 dikeluarkan untuk orang berumur x dibayar


untuk periode m n tahun, maka ada m pembayaran, dalam jangka n tahun
dari polis asuransi 1 dikeluarkan pada individu berumur x, maka :
m P1x :n =

M x M x+n
( 6)
N x N xm

Contoh 6 : Tentukan rangkaian premi untuk 15 pembayaran, dalam jangka


20 tahun untuk polis asuransi senilai Rp 1.000,00 diberikan pada individu
dengan umur 30.

18

Jawab :

Dengan menggunakan persamaan (6) dengan m-15 dan

n=20 kita dapatkan :


1.00015 p130 :20 =1.000

1.000

M 30M 50
N 30N 45

182.403142.035
=7,43
10,594,2805,161,996

Untuk asuransi jiwa berjangka n tahun bagi nasabah berusia x, dengan


pembayaran santunan sebesar $1 segera setelah kematian adalah
Z =v

Jika kontinu

T (X )

, T ( X ) n

atau jika diskrit

Z =v

K+1

, K <n

Sedangkan NSP diberikan dengan


jika kontinu,
t

v .tq

dt

A 1 =E ( Z T ) = Z t . f T ( t ) dt= v t .t p x . x+t dt=


x: n

atau jika diskrit


v

k +1

.t q

n 1

1
x: n

n1

= v k+1 .k p x . x+k =
k=0

k=0

d. Asuransi jiwa berjangka n tahun menaik tahunan (annually


increasing n-year term insurance)
Untuk asuransi jiwa berjangka n tahun bagi nasabah berusia x, dengan
pembayaran santunan menaik satuan secara periodik (standard increasing)
segera setelah kematian adalah
Jika kontinu
19

n1

Z = (k +1)v T ( X ) , k <T ( x ) k +1
k=0

Atau jika diskrit


n1

Z = ( k +1) v

k+1

k=0

Sedangkan NSP masing-masing diberikan dengan


(k +1) v t .t q dk
x

n1

IA 1 =
x :n

k=0

(
k

n1

(k + 1)v .t p x . x +t dk =
t

v k+1 .kq

k=0

( j+1)

n1

k= j

IA x = ( j+1) v
x :n

j=0

k= j

k +1

n1

.k px . q x+k =
j=0

e. Asuransi jiwa dwiguna (endowment)


Merupakan gabungan dari asuransi berjangka dan dana kehidupan Dalam
polis asuransi dwiguna walaupun sudah habis jangka waktu asuransi ,
pemegang polis tetap mendapatkan uang pertanggungan (santunan).
Ax:n Ax^:n n E x
Ax:n

M x M xn Dxn
Dx

Ax:n
merupakan nilai tunai (present value) asuransi dwiguna n tahun dengan
santunan Rp 1 bagi orang yang berusia x tahun.
f. Asuransi tertunda

20

Dalam polis asuransi berjangka n tahun yang tertunda m tahun bagi


orang yang berusia x tahun, uang pertanggungan akan dibayarkan bila
sitertanggung meninggal antara (x+m) tahun dan (x+m+n) tahun mendatang .
m / Ax^:n

V m 1 d x m V m 2 d x m 1 V m 3 d x m 2 V m 4 d x m 3
V m n d x m n 1

...
lx
lx
lx
lx
lx

m / Ax^:n

V x m 1 d x m V x m 2 d x m 1 V x m3 d x m 2 ....V x m n d x m n 1
V xlx

Dengan demikian diperoleh :


m / Ax^:n

C x m C x m 1 C x m 2 ....C x m n 1
M x m M x m n

Dx
Dx

m / Ax^:n

merupakan nilai tunai (present value) asuransi berjangka n tahun


yang tertunda m tahun dengan santunan Rp 1 bagi orang yang berusia x
tahun.
Ini berarti: Pembayaran dilakukan bagi ahli waris orang yang berusia x tahun
asalkan dia meninggal antara umur (x+m) dan (x+m+n) tahun

m/ A

x:n

V m i dx m V m 2 dx m i ... V m n dx m n i

lx

V x m i dx m V X m 2 dx m n i ... V x m n dx m _ n i
V x lx

21

C x m C x m i ... C x m n i
Dx

m / A1 x:n

C x m C x m i C x m 2 ... C w C x m n C x m n ... C w

Dx
Dx

m / A1 x:n

M x m M x m n
Dx

Dengan cara yang sama untuk Asuransi seumur hidup yang tertunda
m / Ax :
nilai tunai Asuransi seumur hidup yang tertunda m tahun sebesar Rp
1 yang dikeluarkan bagi orang berusia x tahun.
m / Ax

M xm
Dx

Dengan cara yang sama untuk Asuransi Dwiguna yang tertunda

Contoh :
Hitung premi tunggal bersih asuransi berjangka 10 tahun bagi orang yang
berusia 30 tahun bila besar santunannya adalah 1 juta rupiah.
Jawab:
X :besar premi
:10
x 10 6 A30
10 6

M 30 M 40
D30

Rp 38.665,12.
Contoh :

22

Hitung premi tunggal bersih dari polis asuransi jiwa yang besar santunannya
selama 10 tahun pertama adalah 1 juta rupiah dan 2 juta setelah itu, bagi
orang yang berusia 20 tahun
Jawab:
Ada berbagai cara untuk menjawab soal tersebut :
a. 10 tahun pertama asuransi berjangka dengan santunan 1 juta rupiah dan
dilanjutkan dengan asuransi seumur hidup yang tertunda sesudahnya
dengan santunan 2 juta rupiah.
b. Asuransi seumur hidup yang dimulai usia 20 tahun dengan santunan 1 juta
rupiah ditambah asuransi seumur hidup dengan santunan 1 juta rupiah
sejak usia 30 tahun
c. Selisih dua asuransi yaitu seumur hidup dengan santunan 2 juta rupiah
sejak usia 20 tahun dengan asuransi berjangka 10 tahun sejak usia 20 tahun
dengan santunan 1 juta rupiah.
Perbedaan dari jenis-jenis asuransi ditinjau dari berbagai hal.
Asuransi term life

Asuransi whole life

Asuransi endowment

Premi

Rendah (dapat
Cukup mahal (kisaran
disesuaikan dengan
polis mulai Rp.
kemampuan pemegang 300.000)
polis. Kisaran polis
mulai dari Rp. 8.470
per hari)

Pembayaran premi

Bulanan, quarteran,
semesteran, dan
tahunan

Durasi masa proteksi

Berjangka (5, 10, 15


Seumur hidup (99
tahun, dan seterusnya) tahun)

Usia pemegang polis

15-75 tahun (tergantung 1 bulan sampai 70 tahun 1 bulan-90 tahun


pada peraturan
(bisa lebih)
perusahaan asuransi
jiwa)

23

Sangat mahal (kisaran


premi mulai Rp.
3.000.000 per tahun)

Bulanan, quarteran,
Bulanan, quarteran,
semesteran, dan tahunan semesteran, dan tahunan
Berjangka dan seumur
hidup (1-99 tahun)

Nilai tunai

Tidak ada

Ada (4% dari total


premi per tahun)

Ada (bisa lebih dari 4%


dari total premi per
tahun)

Uang pertanggungan

Bisa mencapai
milyaran rupiah

150-500 juta rupiah

150-500 juta rupiah

Santunan

Meninggal dunia,
terkena penyakit kritis
dan cacat tetap total
yang nilanya bisa
mencapai 500 juta
rupiah

Meninggal dunia,
terkena penyakit kritis
dan cacat tetap total
yang nilanya bisa
mencapai 500 juta
rupiah

Meninggal dunia,
terkena penyakit kritis
dan cacat tetap total
yang nilanya bisa
mencapai 500 juta
rupiah

Manfaat tambahan
(rider)

Tidak ada

Ada (manfaat penyakit


kritis, kecelakaan, dan
kesehatan serta
penangguhan premi)

Ada (manfaat penyakit


kritis, kecelakaan, dan
kesehatan serta
penangguhan premi)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa asuransi jiwa
merupakan jenis asuransi yang menyediakan pengalihan kerugian finansial
atas bencana yang bisa terjadi pada manusia, baik akibat langsung seperti
kematian atau cacat maupun akibat tidak langsung seperti biaya pengobatan
atau kehilangan penghasilan, adapun hal-hal yang berkaitan dengan asuransi
jiwa adalah perbedaannya dengan anuitas, fungsi, manfaat, karakteristik,
polis, dasar perhitungan, premi dan jenis-jenis asuransi jiwa.

B. Saran
Dari kesimpulan yang didapatkan, saya menyarankan agar pembaca
dapat mempelajari, kritis, dan memahami dengan baik materi mengenai

24

asuransi jiwa dan hal-hal yang berkaitan dengan asuransi jiwa, sehingga
pembaca dapat mengetahui asuransi jiwa jika dihadapkan pada kehidupan
sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul. 2010. Abduk Aziz 8 Matematika Asuransi Asuransi Jiwa Slides.
(online, pdf). http://blog.uin-malang.ac.id/abdulaziz/files/2010/08/AbdukAziz-8-MATEMATIKA-ASURANSI-Asuransi-Jiwa-slides.pdf.

(diakses

pada 17 Maret 2016 pukul 21.43)


Nuraeni, Gina dan Sunarsih. Penerapan Matematika Pada Sistem Pembayaran
Diskrit dan Kontinu Asuransi Kematian. (jurnal, pdf)
Sembering,L. 1997. Matematika Keuangan. Bandung : M2S
Online (blog):
Catatan

Kampus

Unhalu.

2009.

Asuransi

Jiwa.

http://hukumasuransi.blogspot.co.id/2009/01/asuransi-jiwa.html.
pada 17 Maret 2016 pukul 21.39)
25

(online).
(diakses

Tips Berasuransi. 2012. Premi Asuransi Jiwa dan Faktor yang Mempengaruhi
Besaran Premi. (online). http://tipsberasuransi.blogspot.com/2012/04/premiasuransi-jiwa-dan-faktor-yang.html. (diakses pada 17 Maret 2016 pukul
21.37)

Website:
http://www.asuransijiwaku.net/jenis-jenis-asuransi-jiwa/ (diakses pada 17 Maret
2016 pukul 20.57)

26

Anda mungkin juga menyukai