Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MANAGEMEN PEMBIAYAAN KESEHATAN


“VOLUNTARY HEALTH INSURANCE (ASURANSI SUKA RELA)”

Disusun oleh :

Kelompok VII
Erlyani Dwi Astuti SF15022
Juliya Candra Irawati SF15040
Muhammad Zaini SF15062
Nadia Wahyu Artati SF15064
Syaid Nofal Assegaf SF15100

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU
2018
VOLUNTARY HEALTH INSURANCE (ASURANSI SUKA RELA)
A. Pengertian Asuransi
Didalam pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) disebut
bahwa, “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana
seorang penangung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu Premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapakan, yang
mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Menurut Wirdjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Asuransi di
Indonesia, asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin
berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi
sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin,
karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas.
D.S. Hansell dalam bukunya Elements of Insurancemenayatakan bahwa
asuransi selalu berkaitan dengan resiko(Insurance is to do with risk). Menurut
Robert I. Mehr dan Emerson Cammack, dalam bukunya Principles of
Insurance menyatakan bahwa suatu pengalihan resiko (transfer of risk) disebut
asuransi.
Berdasaarkan pengertian pasal 246 KUHD dapat disimpulkan ada tiga unsur
dalam Asuransi, yaitu:
1. Pihak tertanggung, yakni yang mempunyai kewajiban membayar uang premi
kepada pihak penanggung baik sekaligus atau berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung, mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau berangsur-angsur apabila unsur
ketiga berhasil.
3. Suatu kejadian yang semula belum jelas akan terjadi.
B. Tujuan Asuransi
Menurut Prof. Ny. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, S. H., asuransi itu
mempunyai tujuan, pertama-tama ialah: mengalihkan segala resiko yang
ditimbulkan peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan terjadi kepada orang lain
yang mengambil resiko untuk mengganti kerugian. Pikiran yang terselip dalam
hal ini ialah, bahwa lebih ringan dan mudah apabila yang menanggung resiko dari
kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang daripada satu orang saja, dan
akan memberikan suatu kepastian mengenai kestabilan dari nilai harat bendanya
itu jika ia akan mengalihkan resiko itu kepada suatu perusahaan, dimana dia
sendiri saja tidak berani menanggungnya.
Sebaliknya seperti yang dikemukakan oleh Mr. Dr. A. F. A. Volman bahwa
orang-orang lain yang menerima resiko itu, yang disebut penanggung bukanlah
semata-mata melakukan itu demi prikemanusiaan saja dan bukanlah pula bahwa
dengan tindakan itu kepentingan-kepentingan mereka jadi korban untuk
membayar sejumlah uang yang besar mengganti kerugian-kerugian yang
ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa itu.
Para penanggung itu adalah lebih dapat menilai resiko itu dalam perusahaan
mereka, daripada seseorang tertanggung yang berdiri sendiri, oleh karena itu
biasanya didalam Praktek para penanggung asuransi yang sedemikian banyaknya,
mempunyai dan mempelajari pengalaman-pengalaman mereka tentang
penggantian kerugian yang bagaimana terhadap sesuatu resiko yang dapat
memberikan suatu kesempatan yang layak untuk adanya keuntungan.
C. Jenis - jenis Asuransi
Mengacu pada Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian dari segi pelaksanaan, asuransi dibagi kedalam 2 (dua) kategori
yaitu :
a. Asuransi sosial (social Insurance)
Program Asuransi Sosial adalah program asuransi yang
diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu Undang- undang, dengan
tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat.
Karena sifatnya yang wajib, secara praktek juga diistilahkan dengan asuransi
wajib (compulsory insurance). Meskipun secara konsep terdapat perbedaan
yang prinsipil antara keduanya. Asuransi sosial hanya memberikan
perlindungan dasar dan lazimnya penyelenggaraan program asuransi ini
dimonopoli oleh badan usaha yang ditunjuk oleh pemerintah seperti PT
Jamsostek untuk asuransi tenaga kerja, PT ASKES untuk asuransi kesehatan,
PT ASABRI untuk Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia,
PT TASPEN untuk Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Sipil, dan
PT. Jasa Raharja untuk Asuransi Kecelakaan Penumpang Umum dan Asuransi
Lalu Lintas Jalan. Sedangkan asuransi wajib memberikan manfaat
berdasarkan individual equity dan penyelenggaraannya pun menganut free
choice of insurers. Banyak perusahaan asuransi yang terlibat didalamnya dan
tertanggung bebas memilih penanggung. Asuransi kendaraan bermotor
merupakan salah satu contoh asuransi yang diwajibkan di banyak negara
untuk memastikan setiap pengguna jalan mendapatkan jaminan asuransi.
b. Asuransi Sukarela (Voluntary Insurance)
Asuransi ini dilaksanakan secara sukarela. Masyarakat diberikan
kebebasan untuk mengasuransikan atau tidak mengasuransikan obyek yang
dapat dipertanggungkan. Dalam hal yang bersangkutan memutuskan untuk
berasuransi, maka ia juga diberikan kebebasan memilih penanggung
(perusahaan asuransi). Terkait dengan pelaksanaan asuransi sosial untuk
risiko-risiko yang telah dijamin dan hanya menyediakan perlindungan dasar,
masyarakat dapat menggunakan mekanisme asuransi sukarela ini untuk
meningkatkan jumlah santunan atau coverage, menjadi solusi atas
keterbatasan program yang disediakan melalui asuransi sosial.
9 Kitab Undang-undang Hukum Dagang di dalam pasal 247
menyebutkan tentang 5 (lima) macam asuransi yaitu :
a. Asuransi terhadap kebakaran
b. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian
c. Asuransi terhadap kematian orang (asuransi jiwa)
d. Asuransi terhadap bahaya di laut dan perbudakan
e. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan di darat dan di sungai-
sungai.
D. Asuransi Suka Rela (VOLUNTARY HEALTH INSURANCE)
Beberapa pengertian asuransi sukarela diantaranya :
 Asuransi sukarela adalah suatu perjanjian asuransi yang terjadinya didasarkan
kehendak bebas dari pihak-pihak yang mengadakannya. Dalam arti tidak ada
paksaan atau pengaruh dari luar untuk mengadakan perjanjian murni dari
dalam diri orang itu sendiri.. Contoh asuransi kebakaran, asuransi jiwa,
asuransi pengangkutan, asuransi kecelakaan, dan lain-lain.
 Asuransi Sukarela yaitu asuransi yang dilakukan secara sukarela oleh pihak
tertanggung, tidak ada keharusan untuk mengikuti asuransi ini.Bentuk ini
dijalankan secara sukarela (voluntary), jadi tidak dengan paksaan seperti
jaminan social. Jadi setiap orang bisa mempunyai atau tidak mempunyai
asuransi sukarela ini.
 Asuransi sukarela, dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi siapapun untuk
menjadi anggota/pembeli. Jadi setiap orang bebas memilih menjadi anggota
atau tidak dari jenis asuransi ini. Jenis asuransi ini biasanya diselenggarakan
oleh pihak swasta, tetapi ada juga yang diselenggarakan oleh pemerintah.
 Asuransi sukarela dapat dibagi dalam dua jenis yakni :
1) Government Insurance, yaitu asuransi yang dijalankan oleh Pemerintah
atau Negara, misalnya jaminan yang diberikan kepada prajurit yang cacat
sewaktu peperangan (di Indonesia misalnya jaminan kaum veteran)
2) Commercial Insurance, yakni asuransi yang bertujuan untuk melindungi
seseorang atau keluarga serta perusahaan dari risiko-risiko yang dapat
mendatangkan kerugian. Tujuan perusahaan asuransi disini ialah,
komersial dan dengan motif keuntungan (provit motive).
Commercial Insurance dapat digolongkan pula kepada:
a. Asuransi Jiwa (Personal Life Insurance) bertujuan untuk memberikan
jaminan kepada seseorang atau keluarga yang disebabkan oleh
kematian, kecelakaan, serta sakit. Contoh Perusahaan Asuransi Jiwa
yang ada di Indonesia PT Asuransi Jiwasraya, Asuransi Jiwa Bumi
Putera.
b. Asuransi Kerugian (Property Insurance) bentuk ini sama dengan
asuransi umum di Indonesia, bertujuan memberikan jaminan kerugian
yang disebabkan oleh kebakaran, pencurian, dan asuransi laut.
Contohnya PT Reasuransi Umum Indonesia.
KESIMPULAN
1. Asuransi Sukarela (Voluntary Insurance) Asuransi ini dilaksanakan secara
sukarela. Masyarakat diberikan kebebasan untuk mengasuransikan atau tidak
mengasuransikan obyek yang dapat dipertanggungkan. Dalam hal yang
bersangkutan memutuskan untuk berasuransi, maka ia juga diberikan
kebebasan memilih penanggung (perusahaan asuransi).
2. Asuransi sukarela dapat dibagi dalam dua jenis yakni :
a) Government Insurance, yaitu asuransi yang dijalankan oleh Pemerintah
atau Negara
b) Commercial Insurance, yakni asuransi yang bertujuan untuk melindungi
seseorang atau keluarga serta perusahaan dari risiko-risiko yang dapat
mendatangkan kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta : Salemba Empat.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Cetakan IV. Citra Umbara, Bandung. 2010

Latumaerisa, Julius R. 2011. Bank dan lembaga keuangan lain. Jakarta:salemba


empat

Anda mungkin juga menyukai