Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang sangat sempurna diantara ciptaan
Tuhan lainnya seperti hewan, binatang, dll. Karena Manusia mempunyai akal yang sehat,
dengan akal sehat tersebut manusia bisa menciptakan sesuatu ide-ide yang cemerlang dan
kreatif yang tercipta dari seseorang atau kelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan
intelektual manusia yang berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek, perlu
diakui dan perlu dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kreatif yang telah diciptakan tidak
diklaim atau dibajak oleh pihak lain. Dengan kreativitas, maka masing-masing orang
memiliki kelebihan perbedaan yang dapat ditonjolkan. Melalui kreativitas pula membuat
orang begitu mudah dalam menciptakan sebuah karya atau pola pikir yang lain.Semua itu
adalah hak berpikir kreatif yang dimiliki oleh manusia. Dan hak yang melindungi pola pikir
kreatif tersebut dikenal dengan istilah hak kekayaan intelektual.

Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang
dan kreatif tersebut. Untuk tingkat internasional organisasi yang mewadahi bidang HKI
adalah WIPO (World Intellectual Property Organization).

Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan


hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat
pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka dirasakan perlunya perlindungan hukum
terhadap hak cipta. Perlindungan hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk
mewujudkan iklim yg lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di
bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra, ditengah-tengah masyarakat Indonesia

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual?

2. Apa yang dimaksud dengan Hak Cipta?

3. Mengapa hak cipta harus dilindungi?


Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual

Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan hak atas kekayaan yang timbul sebagai
hasil dari kemampuan intelektual manusia (melalui daya cipta, rasa, dan karsa) yang terwujud
dalam karya-karya dibidang ilmu pengetahuan, seni, sastra, dan teknologi. HKI merupakan
hak yang timbul akibat tindakan kreatif manusia yang menghasilkan karya-karya inovatif
yang dapat diterapkan dalam kehidupan manusia serta diekspresikan kepada khalayak umum
dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang
kehidupan manusia.

Dalam HKI terdapat konsep kekayaan (property), karena karya (creation) di bidang
IPTEK, seni, dan sastra itu dihasilkan melalui pengorbanan tenaga, waktu, dan biaya,
disamping itu HKI memberi manfaat (nilai) ekonomi bagi pemegang hak atas kekayaan
intelektual tersebut.

Sistem HKI mendasarkan diri pada beberapa prinsip, yaitu :

 Prinsip Keadilan

Pencipta sebuah karya berdasarkan kemampuan intelektualnya wajar bila memperoleh


imbalan, berupa materi maupun bukan materi, seperti perlindungan dan pengakuan atas
hasil karyanya

 Prinsip Ekonomi

HKI merupakan bentuk kekayaan bagi pemiliknya dan dari kepemilikan tersebut akan
mendatangkan keuntungan, misalnya dalam bentuk royalty atau technical fee

 Prinsip Kebudayaan

Adanya pengakuan atas kreasi, karya cipta manusia melalui sistem HKI merupakan
perwujudan suasana yang mendorong lahirnya ciptaan baru dibidang iptek, seni, dan
sastra yang bermanfaat bagi peningkatan peradaban manusia
 Prinsip Sosial

Karena hukum mengatur kepentingan manusia sebagai warga masyarakat, jadi manusia
dalam hubungannya dengan manusia lain yang sama-sama terikat dalam satu ikatan
kemasyarakatan. Sehingga pemberian hak kepada perseorangan atau suatu persekutuan
pada dasarnya kepentingan seluruh masyarakat tetap terpenuhi.

Pembagian HKI menurut WIPO yaitu :

 Hak Cipta (copy right)

 Hak Atas Kekayaan Industri, meliputi :

 Hak paten

 Merek

 Desain Produk Industri

 Penanggulangan Praktek Persaingan Curang / Rahasia Dagang

2.2 Pengertian Hak Cipta

Menurut UU No 28 Tahun 2014, Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul
secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak cipta diberikan kepada pencipta atas karya ciptanya, orang/kelompok/badan


hukum yang menerima hak tersebut dari pemegangnya, atau orang/kelompok/badan hukum
yang menerima hak cipta dari orang/kelompok/badan hukum yang diserahi hak cipta oleh
pemegangnya. Hak kepemilikan didapatkan secara otomatis begitu seseorang menghasilkan
karya cipta. Tidak ada keharusan untuk mendaftarkannya pada suatu badan pengelola HAKI.
Akan tetapi hak cipta yang terdaftar akan sangat berguna untuk proses penyelesaian jika
terjadi pelanggaran terhadap hak cipta tersebut. Hak cipta bukan melindungi suatu ide atau
konsep, tetapi melindungi bagaimana ide atau konsep itu diekspresikan dan dikerjakan. Tidak
diperlukan pengujian, tetapi karya harus original, dibuat sendiri, bukan copy dari sumber lain,
dan penciptanya harus berkonstribusi tenaga dan keahlian.
Berkaitan dengan cara memperoleh perlindungan hukum atas suatu karya cipta, dalam
bidang hak cipta dikenal sistem deklaratif, yaitu negara melindungi ciptaan secara otomatis
setelah lahir suatu ciptaan tanpa harus didahului dengan pendaftaran. Pada dasarnya ciptaan
dapat didaftarkan tetapi pendaftaran itu bukan untuk menimbulkan hak cipta. Jadi,
pendaftaran itu hanyalah sebagai alat pembuktian bahwa pencipta berhak atas hak cipta

Tidak sembarang orang memiliki hak cipta. Sebab hak cipta diatur dalam peraturan
undang-undang di HKI. Melihat hak cipta menyangkut sesuatu ciptaan dari seseorang atau
proses, maka dibagi dalam hak ekonomi serta hak moral. Guna memberikan hak total kepada
Anda yang memang berhak untuk memperoleh HKI tersebut. Hak ekonomi disini maksunya
ialah hak yang dimiliki pencipta untuk mendaptkan manfaat ekonomi. Pemegang hak cipta
memiliki hak ekonomi untuk melakukan penerbitan ciptaan, penggandaan ciptaan dalam
segala bentuknya, penerjemah ciptaan, dan lain-lain. Hak moral yang dmaksud disini yaitu
hak yang melindungi kepentingn pribadi si pencipta yang melekat secara abadi pada diri
pencipta, sebagai untuk menggunakan nama aslinya atau samarannya, mengubah ciptaannya
sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat, mengubah judul dan anak judul ciptaan,
mempertahankan hak nya dalam hal terjadi distrosi ciptaan, dan lain-lain.

Beberapa prinsip dasar hak cipta cipta yang harus diperhatikan antara lain :

1) Hak cipta melindungi ide yang telah berwujud dalam bentuk tertulis atau bentuk material
yang lain, dan harus asli

2) Hak cipta timbul dengan sendirinya (otomatis)


Hak cipta lahir pada saat seseorang pencipta mewujudkan idenya dalam bentuk yang
berwujud
Hak cipta berlaku dalam jangka waktu berbeda-beda dalam yurisdiksi yang berbeda
untuk jenis ciptaan yang berbeda. Masa berlaku tersebut juga dapat bergantung pada apakah
ciptaan tersebut diterbitkan atau tidak diterbitkan.

Di Indonesia, jangka waktu perlindungan hak cipta secara umum adalah sepanjang
hidup penciptanya ditambah 50 tahun atau 50 tahun setelah pertama kali diumumkan atau
dipublikasikan atau dibuat, kecuali 20 tahun setelah pertama kali disiarkan untuk karya
siaran, atau tanpa batas waktu untuk hak moral pencantuman nama pencipta pada ciptaan dan
untuk hak cipta yang dipegang oleh Negara atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang
menjadi milik bersama (UU 19/2002 bab III dan pasal 50).
Ciptaan yang dapat dilindungi hak cipta di Indonesia adalah ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mencakup :

 Buku, program, dan semua hasil karya tulis lainnya.

 Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu.

 Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan

 Lagu atau musik dengan atau tanpa seks

 Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan dan pantomim

 Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni klagrafi, seni
pahat dll.

 Arsitektur

 Peta

 Seni batik

 Sinema tografi

 Ciptaan hasil pengalih wujudan seperti terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai
(misalnya buku yang berisi kumpulan karya tulis, himpunan lagu yang direkam dalam
satu media, serta komposisi berbagai karya tari pilihan), dan database dilindungi
sebagai ciptaan tersendiri tanpa mengurangi hak cipta atas ciptaan asli (UU 19/2002
pasal 12).

Sementara itu yang tidak ada hak ciptanya yaitu :

 Hasil rapat terbuka lembaga – lembaga negara

 Peraturan perundang – undangan

 Pidato kenegaraan / pejabat pemerintah

 Putusan pengadilan atau penetapan haki

 Keputusan badan arbitrase / lainnya.


Beberapa segi positif dari pendaftaran hak cipta antara lain :

a. pencipta/pemegang hak cipta memperoleh kepastian hukum setelah pendaftaran hak


ciptanya disahkan oleh pejabat yang berwenang.

b. apabila terjadi sengketa tentang hak cipta, umumnya ciptaan yang telah didaftarkan
berkedudukan hukum lebih kuat, fakta pembuktiannya lebih akurat.

c. pelimpahan hak cipta/pewarisan dan sebagainya lebih mudah dan mantap apabila telah
terdaftar.

2.3 Hak Cipta Harus di Lindungi

Mengapa Karya Intelektual harus dihargai dan dilindungi :

a) Karya-karya intelektual yang dilahirkan seseorang dengan pengorbanan tenaga,


waktu dan bahkan biaya.

b) Adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya yang dihasilkan memiliki nilai,


apabila ditambah dengan manfaat ekonomi yang dapat dinikmati, nilai ekonomi yang
melekat menumbuhkan konsepsi kepemilikan terhadap karya-karya intelektual tadi.
Bagi dunia usaha, karya-karya itu dikatakan sebagai assets perusahaan.

c) Karya Intelektual merupakan Hak-hak alami, berdasarkan ketentuan pasal 27 (2)


Deklarasi Hak Asasi Manusia sedunia “Setiap orang memiliki hak untuk mendapat
perlindungan (untuk kepentingan moral dan materi) yang diperoleh dari ciptaan
ilmiah, kesusasteraan atau artistik dalam hal dia sebagai pencipta.

d) Perlindungan Reputasi, perlindungan Karya Intelektual merupakan wujud dari


perlindungan reputasi perusaahaan dari pihak lain yang menggunakan karya
Intelektual yang dimiliki secara tanpa hak/ijin.

e) Dorongan dan imbalan dari Inovasi dan Penciptaan, HAKI merupakan bentuk
kompensasi dan dorongan bagi orang untuk mencipta, hal ini dapat menguntungkan
masyarakat dalam jangka panjang
Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta dalam hukum
perdata, namun ada pula sisi hukum pidana. Sanksi pidana secara umum dikenakan kepada
aktivitas pemalsuan yang serius, namun kini semakin lazim pada perkara-perkara lain. Dalam
ketentuan Hukum Pidana berikut ini adalah pasal – pasal yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, bagi orang – orang yang melanggar hak cipta :

“Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara masing – masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah)
atau pidana penjara paling lama 7 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)”

“Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipenjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”

“Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan
komersil suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan
atau denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).”

Selain itu di Indonesia masalah hak cipta juga diatur dalam Undang – undang yaitu, Undang
– Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta dalam pasal 1 ayat 1
disebutkan bahwa hak cipta adalah “hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberika izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan – pembatasan menurut peraturan perundang – undangan yang
berlaku”. Hak Eksklusif disini mengandung pengertian bahwa tidak ada pihak lain yang
boleh melakukan kegiatan pengumuman atau memperbanyak karya cipta tanpa seizin
pencipta, apalagi kegiatan tersebut bersifat komersil.

Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yang berupa perwujudan
suatu gagasan umum, konsep, fakta, gaya, atau teknik yang mungkin terwujud atau terwakili
di dalam ciptaan tersebut, sebagai contoh, hak cipta yang berkaitan dengan Tokoh kartun
anak – anak melarang salinan kartun tersebut atau menciptakan tokoh tersebut, namun tidak
melarang penciptaan atau karya seni lain mengenai tokoh secara umum.
http://www.hakkekayaanintelektual.com/hak-kekayaan-intelektual-mengenal-hak-cipta/

http://bookish15.blogspot.co.id/2015/07/makalah-hak-cipta.html

https://nindavf.wordpress.com/2013/06/04/makalah-hak-cipta/

http://kitaklik-ya.blogspot.co.id/2013/05/artikel-haki-hak-atas-kekayaan.html

http://dinnirwanrusti20.blogspot.co.id/2014/09/makalah-hak-atas-kekayaan-intelektual.html

Anda mungkin juga menyukai