BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
b)
asuransi.
c) Memperoleh masukan objektif yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis, guna meningkatkan produktivitas perusahaan.
3. Bagi Mahasiswa
1.3
1. Waktu
Mahasiswa melaksanakan Praktek Bisnis di BPJS Ketenagakerjaan kantor
wilayah V (Jawa Tengah dan DIY) selama dua bulan yang dimulai tanggal 27
Januari 2014 sampai dengan 28 Maret 2014. Praktek Bisnis dilakukan dengan
menyesuaikan waktu jam kerja( untuk di kantor ) pukul 08.00 17.00 WIB.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan magang di Jalan Pemuda Nomor 130 Kota Semarang
Lantai 2 , yang digunakan sebagai kantor oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Wilayah V (Jawa Tengah dan DIY).
1.4
Bentuk Kegiatan
Pada kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan praktek bisnis ini, walaupun penulis
ditugaskan pada satu bagian saja yaitu pada bagian Umum & SDM tetapi penulis tidak
dibatasi untuk mengetahui pada satu bagian saja, jadi penulis bisa leluasa mengetahui proses
kerja di setiap bagian-bagian pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah V (Jawa Tengah
dan DIY).
1.5
Pengertian Asuransi
Tiap orang dihadapkan pada masalah yang tidak dapat diperhitungkan secara pasti
atas beban hidupnya sendiri. Orang berada dalam keadaan tidak tenang arena tidak
mengetahui dengan pasti beberapa beban keuangan yang harus dipikul selama
menjalani hari tuanya dan tidak tahu umur berapa ia akan hidup. Jadi orang yang
berada dalam keadaan ketidak pastian selalu berpautan dengan rasa bingung dan
tidak tentram.
Dalam
rangka
inilah
lembaga
perasuransian
jiwa
berusaha
mengalihkan
a.
b.
Kematian
pencari
nafkah
akan
berakibat hilangnya sumber pendapatan bagi yang berkepentingan. Oleh karena itu
diperlukan jaminan keuangan dalam jangka waktu tertentu selama yang
ditinggalkan belum dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru.
c.
1.
Therm Insurance
Asuransi yang ada batas waktunya, biasanya untuk asuransi kerugian, tidak
kembali
seluruh
dana
yang
di
setorkan
hasil
BAB II
GAMBARAN UMUM
BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH V JATENG&DIY
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan secara umum dan juga BPJS Ketenagakerjaan pada Kantor Wilayah V (Jawa
Tengah dan DIY) secara lebih mendetail.
Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara
berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social
security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat
pekerja di sektor formal.
Sejarah terbentuknya BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan
mengalami proses yang panjang, yaitu diawali dengan sejarah terbentuknya PT Jamsostek
(Persero) dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan
Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk
usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan
Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS),
diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis
proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum,
bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu
tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977
tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap
pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula
PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT
Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek
memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan
keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan
keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko
sosial.
2.2.1 Visi
Visi BPJS Ketenagakerjaan adalah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.
2.2.2 Misi
Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi
perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:
Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga
BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi
resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam
membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila
meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan
dari belas kasihan orang lain.
10
Agar
pembiayaan
dan
manfaatnya
optimal,
pelaksanaan
program
BPJS
Ketenagakerjaan dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang
tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang
berpenghasilan rendah.
Iman: Insan BPJS Ketenagakerjaan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, selalu
11
Open Mind : Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima gagasangagasan baru yang lebih baik.
Sense : Rasa memiliki kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki inisiatif yang
tinggi untuk memecahkan masalah perusahaan.
12
Sebelum tahun 2014, BPJS Ketenagakerjaan lebih dikenal sebagai brand Jamsostek,
yang
mana brand
awareness-nya
sudah
cukup
kuat
di
masyarakat.
Dengan
13
Sebagai Ibu Kota Provonsi Jawa Tengah, Kota Semarang dipilih oleh BPJS
Ketenagakerjaan sebagai lokasi untuk berdirinya BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah V
(Jawa Tengah dan DIY). Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang
terus berkembang sesuai pesatnya laju ekonomi dan bidang-bidang usaha serta kehidupan
sosial masyarakatnya. Dengan lokasi Kantor Wilayah V di Semarang, diharapkan dapat
menunjang operasional Kantor Cabang serta Kantor Cabang Pembantu yang dibawahinya,
karena seperti yang telah kita ketahui bahwa Kota Semarang memiliki letak yang relatif
strategis, mudah dicapai dan dekat dengan pusat pemerintahan dan perekonomian.
BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah V (Jawa Tengah dan DIY) membawahi 12
Kantor Cabang dan 4 Kantor Cabang Pembantu. Berikut adalah daftar kantor-kantor yang
dibawahinya tersebut beserta alamatnya:
1. Kantor Cabang Semarang I
Jalan Pemuda No.130 Semarang. Kode pos 50132.
Telepon (024) 3520279, 3588880, 3520281. Fax. (024) 3553712.
2. Kantor Cabang Semarang II
Jalan Soekarno Hatta No.78 A Semarang. Kode Pos 50119.
Telepon (024) 76747997. Fax. (024) 76746682.
3. Kantor Cabang Surakarta
Jalan Bhayangkara No.42 Surakarta. Kode Pos 57149.
Telepon (0271) 736637, 736630. Fax. (0271) 716261.
4. Kantor Cabang Cilacap
Jalan MT Haryono No.18 Cilacap. Telepon (0282) 537979.
Fax. (0282) 534567
5. Kantor Cabang Yogyakarta
Jalan Urip Sumoharjo No.106 Yogyakarta. Kode Pos 55222.
Telepon (0274) 518953, 519670. Fax. (0274) 518223, 519671.
6. Kantor Cabang Pekalongan
Komp. Perkantoran Podosugih Jalan Majapahit Pekalongan.
Telepon (0285) 425857, 425858. Fax. (0285) 425859.
7. Kantor Cabang Kudus
Jalan Pramuka No.368 Kudus. Kode Pos 59319. Telepon (0291) 437874.
Fax. (0291) 431151.
8. Kantor Cabang Magelang
Jalan Jendral Gatot Subroto No.8 Pakelan, Magelang.
Telepon (0293) 310430, 310247. Fax. (0293) 310431.
9. Kantor Cabang Tegal
Ruko Palm Town House B R-5 Jalan Perintis Kemerdekaan Tegal.
Telepon (0283) 341545, 341546. Fax. (0283) 343543.
14
15
16
17
18
Berikut adalah deskripsi kerja tanggung jawab pada BPJS Ketenagakerjaan pada
Kantor Wilayah V:
1. Kepala Kantor Wilayah
Mengkoordinasikan, mengarahkan, mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan
operasional di Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang berada di wilayahnya, selaras
dengan kebijakan dan strategi yang ditetapkan di Kantor Pusat, guna memastikan pencapaian
target wilayah secara optimal, sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku
diperusahaan.
2. Sekretaris Wilayah
Melaksanakan pengelolaan administrasi surat menyurat, rapat intern/ekstern,
administrasi personil, serta sarana dan prasarana kerja pada Kantor Wilayah, guna
mendukung kelancaran kerja Kepala Kantor Wilayah.
3. Senior Analisis Wilayah
Menyusun dan membuat analisa, kajian dan usulan rencana pengembangan
pemasaran, pelayanan, keuangan & teknologi informasi, umum & sumber daya manusia,
manajemen mutu dan risiko serta melakukan pemantauannya di lapangan serta melakukan
perbaikan berkesinambungan di Kantor Wilayah, guna mendukung kelancaran operasional
dan pelayanan secara optimal selaras dengan kebijakan kantor pusat, sesuai dengan standar
dan ketentuan yang berlaku di perusahaan, agar dapat mendukung pencapaian tujuan Kantor
Wilayah.
4. Kepala Pemasaran Wilayah
Mengarahkan dan memantau kegiatan pengembangan dan pengelolaan kepesertaan
formal, informal dan program khusus di Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu yang
19
20
21
22
23
Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi
tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risikorisiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi
tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan
yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.
Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program jaminan sosial tersebut
terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal
dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau
membutuhkan perawatan medis Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini menggunakan
mekanisme Asuransi Sosial.
Saat ini BPJS Ketenagakerjaan memiliki beberapa program-program jaminan, berikut
ini adalah program-program jaminan saat ini dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan:
a)
b)
c)
d)
24
BAB III
PROSES PENCAIRAN DANA PROGRAM JAMINAN HARI TUA PADA BPJS
KETENAGAKERJAAN
3.1
Pada Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan
tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem
tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan
yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi
persyaratan tertentu.
Iuran Program Jaminan Hari Tua:
25
Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannya.
Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul
ditambah dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja:
Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap
Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5
Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan melampirkan:
a.
b.
c.
d.
2.
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri
dengan Surat Keterangan Dokter
3.
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah Republik
Indonesia dilampiri dengan:
a.
b.
Photocopy Paspor
c.
Photocopy VISA
26
4.
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55
thn dilampiri:
5.
a.
b.
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan
sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa
tunggu 1 (satu) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja,
dilampiri dengan:
a.
b.
c.
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri
Sipil/POLRI/ABRI
wawancara
27
Benar
dan
Lengkap
?
Pengolahan data
peserta
Masukan map ke
drop box
Dalam pencairan dana ini pemegang polis harus hadir sendiri tidak boleh diwakilkan
kecuali peserta tersebut meninggal dunia. Karena salah satu syarat pencairan dana program
jaminan hari tua ada proses wawancara yang harus dilakukan oleh peserta tersebut. Peserta
juga wajib mengisi data data perlengkapan untuk memenuhi kewajiban buku administrasi
agar data-data dapat segera diproses.
28
Proses pencairan dana program jaminan hari tua pada BPJS Ketenagakerjaan dijelaskan pada
flowchart diatas yaitu :
1. Mulai / Start yaitu menjelaskan awal mulai untuk proses pencairan dana Program
Jaminan Hari Tua.
2. Meminta map pada door women yaitu meminta map yang berisi formulir
pengambilan dana program jaminan hari tua dan check list untuk mengetahui data
tersebut kurang atau tidak.
3. Perlengakapan surat surat yaitu surat - surat yang berisi persyartan yang berupa
foto copy KTP/kartu identitas dan lain-lain sesuai kebutuhan klaim.
4. Memeriksa data pencairan dana yang dilakukan oleh peserta sendiri dan dibantu
door women untuk perlengkapan data pemegang peserta program tersebut dan
surat surat pemegang peserta.
5. Kemudian setelah di cek data data dan persyaratan apakah sudah benar dan
lengkap.
6. Memasukan map ke drop box yaitu dimana data yang sudah lengkap tadi
dimasukan ke dalam dalam map yang sudah diberikan oleh door women yang
kemudian dimasukan ke dalam drop box untuk mendapatkan nomer antrian.
7. Pengolahan data peserta yaitu dimana data setelah dimasukan ke drop box akan
diperiksa oleh bagian administrasi apa sudah lengkap atau belum yang kemudian
akan ke tahap wawancara.
8. Wawancara yaitu dimana pihak BPJS Ketenagakerjaan mewawancara peserta
tersebut untuk mengecek tingkat valid data yang telah dibelikan oleh peserta.
9. Pencairan Dana Klaim yaitu dimana setelah proses wawancara menemukan
tingkat valid maka klaim akan di cairkan.
10. Dokumentasi yaitu untuk pegangan kantor bahwa dana program jaminan hari tua
tersebut sudah dicairkan.
11. Setelah itu selesai yang pada akhirnya proses pencairan dana program jaminan
hari tua selesai ,uang tersebut sudah ditangan para peserta program jaminan hari
tua.
29
Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadi
peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang
mengakibatkan berkurangnya
atau terputusnya
Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannya.
Dengan adanya program Jaminan Hari Tua yang di sediakan oleh
BPJS
30
tersebut maka perusahaan sudah mengikuti UU tentang ketenagakerjaan dan terhindari dari
sanksi yang ada.
Dengan adanya kerja sama perusahaan dengan BPJS tentang program tersebut maka
perusahaan yangmengikuti program tersebut para pekerja merasa lebih aman mengenai masa
tua nanti, dengan begitu maka para pekerja akan bekerja lebih semangat lagi tanpa terpikirkan
masa tuanya nanti lalu secara otomatis akan berdampak pada maksimalnya kinerja karyawan
perusahaan tersebut yang akan menghasilkan laba yang maksimal unyuk perusahaan tersebut
nantinya. Perusahaan juga nantinya akan menanggung beban yang lebih kecil bila terjadi
kecelakaan terhadap resiko pekerjaan tersebut karena sudah mengikuti program BPJS.
3.4 Kegiatan dan Isi Kegiatan Praktek Bisnis
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis selama praktek bisnis BPJS
Ketenagakerjaan Kanwil V Jateng & DIY ialah sebagai berikut :
a. Mengikuti test wawancara seperti halnya karyawan baru yang mau bekerja pada
BPJS Ketenagakerjaan.
b. Penulis memperkenalkan diri pada semua karyawan yang ada pada bidang masing
masing, mulai dari kepala kanwil, kepala divisi, staff, hingga office boy dan lain-lain
.
c. Pengenalan program BPJS yang telah ada dan yang nantinya aka nada program baru
yaitu jaminan pensiun yang rencananya akan di luncurkan pada tahun 2015 ini.
d. Pelatihan atau arahan apa yang harus dilakukan oleh penulis pada proses praktek
bisnis tersebut.
31
Faktor Pendukung
32
3.6.2
Faktor Penghambat
Penulis juga mengalami berbagai hambatan dalam melaksanakan praktek bisnis di
BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah V Jateng & DIY, faktor penghambatnya:
a. Kesulitan dalam berkomunikasi dalam tahap pendekatan dengan para
karyawan karena penulis merasa gugup pada awal praktek bisnis.
b. Keterbatasan penggunaan softwere computer dalam hal ini khususnya adalah
softwere EDMS yang digunakan untuk menyimpan arsip perusahaan
sehingga berdampak pada menumpuknya surat yang masuk yang belum
dimasukan ke softwere EDMS tersebut.
c. Kesulitan dalam mencari arsip perusahaan dikarenakan dampak dari
kurangnya softwere tersebut.
d. Keterbatasan jumlah karyawan yang belum terisi yang berdampak pada
adanya pekerjaan yang di limpahkan ke posisi lain untuk segera dikerjakan.
e. Terlalu seringnya periode pergantian kepala kantor wilayah yang berdampak
pada akan terjadinya proses adaptasi baru.
f. Keterbatasan wawasan penulis akan perasuransian sehingga
mengalami
33
penulis kurang paham bagaimana asuransi itu bisa meringankan beban kelak
di masa yang akan datang.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Selama praktek bisnis ini berlangsung, penulis mendapatkan beberapa hal yang tidak
34