Anda di halaman 1dari 7

HAK TERSANGKA / TERDAKWA

A. HAK TERSANGKA

Tersangka adalah orang yang karena perbuatannya atau Perkara itu berdasarkan bukti
permulaan bahwa kecurigaan itu beralasan adalah orang yang melakukan tindak pidana (Pasal 1
Angka 14 KUHAP). Untuk Menurut Darwan Prints, tersangka adalah “orang yang dicurigai
adalah orang yang melakukan tindak pidana tersebut” (dalam hal ini tersangka kita belum bisa
mengatakan apakah dia bersalah atau tidak).1

Hak-hak terdakwa ditentukan dalam KUHAP, sebagai berikut:

1. Hak untuk segera meninjau kembali perkara adalah sebagai berikut Menurut Pasal 50
KUHAP, khususnya:

a. Berhak untuk segera diperiksa oleh penyidik dan kemudian bisa diajukan ke kejaksaan.
Tersangka bahkan ditangkap dalam sehari ketika larangan itu diberlakukan, dia harus
melakukannya mulai diperiksa oleh penyidik (pasal 122 KUHAP);
b. B. Perkara tersebut mempunyai hak untuk segera dilanjutkan atau dilanjutkan
di pengadilan oleh jaksa;
c. Memiliki hak untuk diadili di pengadilan;
d. Hak untuk mempersiapkan pembelaan, yaitu Menurut pasal 51 bagian a KUHAP:
1. Tersangka berhak mendapat informasi yang jelas dalam bahasa yang dia mengerti
apa yang dituduhkan padanya saat itu pemeriksaan dimulai;
2. Tersangka berhak mendapat informasi yang jelas dalam bahasa dia mengerti
tentang apa itu di mana dia didakwa.

2. Hak atas kebebasan informasi adalah sebagai berikut Menurut Pasal 52 KUHAP, “dalam
proses penggeledahan Pada tingkat survei: Tersangka berhak memberikan bebas memberikan
informasi kepada lembaga investigasi.

3. Hak untuk mempunyai juru bahasa sesuai peraturan Pasal 53 ayat (1) KUHAP mengatur
bahwa “Dalam mempertimbangkan tingkat penyidikan Tersangka mempunyai hak, setiap saat,
mendapatkan manfaat dari dukungan juru bahasa yang terencana Pasal 177 ”

4. Hak untuk menerima penerjemah sesuai peraturan Pasal 53 ayat (2) KUHAP mengatur:
“Dalam hal terdakwa bisu dan/atau tuli, berlaku aturan berikut tercantum dalam Pasal 178”. Hak
yang diperoleh bantuan hukum menurut ketentuan Pasal 54 KUHAP, bahwa “Untuk kepentingan
pembelaan, terdakwa mempunyai hak mendapatkan manfaat dari bantuan hukum dari satu atau
lebih penasihat hukum dari waktu ke waktu dan di semua tingkatan Periksa sesuai dengan
prosedur yang ditentukan dalam hukum ini. “

1
Darwan Prints, Hukum Acara Pidana (Suatu Pengantar), Jakarta: Djambatan Kerja Sama Dengan Yayasan LBH, 1989, hal. 13
5. Hak untuk memilih pengacara, jika ada Pasal 55 KUHAP, khususnya “Hak untuk meminta
Penasehat hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 berhak Pilih penasihat hukum Anda
sendiri.

6. Hak untuk mendapatkan nasihat hukum secara cuma-cuma, menurut ketentuan Pasal 56
KUHAP hanya apabila:

a) Dalam hal tersangka diduga melakukan tindak pidana orang yang diancam hukuman mati
atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau untuk orang Masyarakat miskin
terancam hukuman 5 tahun penjara atau banyak orang tidak memiliki pengacara untuk
menasihati mereka sendiri, manajer terlibat di semua tingkatan Pemeriksaan selama
persidangan adalah wajib untuk janji temu penasihat hukum mereka.
b) Setiap penasihat hukum yang ditunjuk untuk bertindak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dengan ketentuan Bantuan gratis.

7. Dalam hal tersangka diduga melakukan tindak pidana orang yang diancam hukuman mati atau
ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau untuk orang Masyarakat miskin terancam
hukuman 5 tahun penjara atau banyak orang tidak memiliki pengacara untuk menasihati mereka
sendiri, manajer terlibat di semua tingkatan Pemeriksaan selama persidangan adalah wajib untuk
janji temu penasihat hukum mereka.

8. Setiap penasihat hukum yang ditunjuk untuk bertindak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dengan ketentuan Bantuan gratis.2

9. Hak atas pelayanan kesehatan serta Menurut Pasal 58 KUHAP, “terdakwa didakwa melakukan
tindak pidana tahanan mempunyai hak untuk menghubungi dan mengunjungi Dokter pribadi
untuk manfaat kesehatan yang baik tersedia apakah terkait dengan proses penyelesaian perkara
atau tidak.

10. Hak untuk memberitahu atau menghubungi keluarga karena menurut Pasal 59 KUHAP,
“terdakwa Siapapun yang ditahan mempunyai hak untuk diberitahu penahanannya oleh agen
yang berwenang, pada setiap tingkat pertimbangan proses peradilan, dengan keluarganya atau
dengan orang lain dalam keluarga yang sama Tersangka atau orang lain membutuhkan bantuan
tersangka untuk bantuan hukum atau jaminan atas penangguhannya.

11. Hak untuk menghubungi dan mengunjungi, karena menurut Pasal 60 KUHAP, “terdakwa
berhak menghubungi dan menerima kunjungan para pihak orang dengan keluarga atau hubungan
lainnya dengan tersangka untuk mendapatkan jaminan Penangguhan penahanan atau upaya
memperolehnya bantuan hukum.

12. Hak untuk menghubungi dan mengunjungi keluarganya menurut ketentuan Pasal 61 KUHAP
“Tersangka punya hak, baik secara langsung maupun melalui perantara Penasihat hukumnya

2
Andi Sofyan dan Abd Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014, hal. 55-57
menghubunginya dan menerima kunjungan kerabat saat mereka tidak ada terkait perkara
tersangka untuk kepentingan keuntungan keperluan kerja atau keluarga.

13. Hak berkomunikasi menurut pasal 62 Ayat (1) KUHAP “Tersangka berhak menerima surat
yang dikirimkan pengacara, dan saya menerima surat dari pengacara mertuanya dan orang-orang
yang dicintainya kapan pun diperlukan olehnya, untuk itu diberikan kepada tersangka toko
peralatan tulis.

14. Hak untuk menghubungi dan menerima kunjungan dari ulama, menurut Pasal 63 KUHAP,
bahwa “Tersangka berhak menghubungi dan dikunjungi dari para pendeta.”

15. Hak untuk menghadirkan saksi atas nama Anda, karena menurut Pasal 65 KUHAP,
“terdakwa berhak mencari dan menghadirkan saksi dan/atau seseorang dengan keahlian khusus
memberikan informasi yang bermanfaat baginya (Saksi A De Chrage).

16. Hak untuk tidak memikul beban pembuktian diatur dalam Pasal 66 KUHAP, yang berbunyi
“tersangka tidak dapat dituntut”. beban dengan beban pembuktian. “

17. Hak untuk menuntut ganti rugi menurut:

a. Pasal 30 KUHAP mengatur “Jika istilahnya penahanan sebagaimana dimaksud


dalam pasal 24, pasal. Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 28 atau
perpanjangannya penahanan sebagaimana diatur dalam pasal 29 dengan jelas
ilegal, tersangka berhak menuntut ganti rugi yang pantas ketentuan yang
tercantum dalam Pasal 95 dan Bagian 96.
b. Pasal 95 ayat (1) KUHAP mengatur bahwa “Tersangka mempunyai hak menuntut
ganti rugi karena telah ditangkap,ditahan, didakwa dan didakwa atau dituntut
sebaliknya, tidak ada dasar yang berdasarkan hokum atau karena kesalahan
manusia atau kesalahan hokum terapkan.12
c. Pasal 95 ayat (2) KUHAP yang mengatur bahwa “Tersangka mempunyai hak
menuntut ganti rugi atas hal yang tidak terjadi diajukan ke pengadilan tinggi.

18. Hak untuk menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi, sebagaimana menurut :

a. Pasal 68 KUHP, bahwa “Tersangka berhak menuntut ganti kerugian dan


rehabilitas sebagai mana di atur dalam pasal 69 dan selanjutnya.
b. Pasal 81 KUHP, bahwa “Tersangka berhak untuk mengajukan permintaan ganti
kerugian dan/atau rehhabilitas akibat tidak sah nya penangkapanatau penahanan
atau penuntutan kepada ketua penggadilan Negeri dengan menyebut alas an.

19. Hak untuk dipriksa di tempat kediaman, sebagai mana didalam pasal 119 KUHP, bahwa
“Dalamhal tersangka yang harus di dengar penyidik yang menjalan kan penyidikan,
permeriksaan terhadap tersangka dan/atau saksi dapat dibebankan kepada penyidik di tempat
kediaman atau tempat tinggal tersangka tersebut”
20. Hak untuk mendapat rehabilitasi, sebagaimana menurut Pasal 97 ayat (3) KUHAP, bahwa
“Permintaan rehabilitasi oleh Tersangka atas penangkapan atau penahanan tanpa alasan yang
berdasarkan Undang-undang atau kekeliruan mengenai orang atau hukum yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) yang perkaranya tidak diajukan ke Pengadilan
Negeri diputus oleh Hakim praPeradilan yang dimaksud dalam Pasal 77”.

21.Hak untuk segera diperiksa, sebagaimana menurut Pasal 122 KUHAP, bahwa “Dalam hal
Tersangka ditahan dalam waktu satu hari setelah perintah penahanan itu dijalankan, ia harus
mulai diperiksa oleh penyidik.

22. Hak untuk mengadu sesuai ketentuan Pasal 123 ayat (1) KUHAP mengatur bahwa
“terdakwa, keluarganya atau penasihat hukum dapat mengajukan keberatan penahanan atau
bentuk penahanan tersangka untuk penyidik Siapa yang melakukan penangkapan?

23. Hak atas bantuan hukum sesuai peraturan Pasal 114 KUHAP mengatur: “Dalam hal
seseorang diduga akan kembali melakukan kejahatan sebelum kejahatan itu dimulai diperiksa
oleh penyidik, maka penyidik harus memberitahukan haknya atas bantuan hokum atau bahwa
dalam kasusnya dia harus didampingi oleh penasehat hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
56”.

24. Hak untuk mempunyai saksi untuk pembelaan, menurut pasal 116 ayat (3) KUHAP, bahwa
“Hak tersangka untuk menghadirkan saksi-saksi yang mungkin yang meringankan atau
menguntungkannya.

25. Hak untuk memberikan informasi tanpa tekanan, menurut pasal 117 ayat (1) KUHAP,
bahwa “Hak tersangka atas informasi penyidik tanpa tekanan dari siapapun dan dalam bentuk
apapun.”

B. HAK TERDAKWA

Terdakwa merupakan tersangka yang perlu dimintai keterangan dan diadili di pengadilan.
(Pasal 1 No. 15 KUHAP). Sedangkan menurut J.C.T. Simorangkir apa maksudnya Terdakwa
adalah “seseorang yang diduga telah melakukan sesuatu melakukan tindak pidana dan
mempunyai dasar penilaian yang cukup di hadapan pengadilan”.3

Hak-hak terdakwa diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana adalah
sebagai berikut:

1. Hak untuk segera menyelidiki kejadian tersebut jika diperlukan Pasal 50 ayat (3) KUHAP
mengatur, “Terdakwa berhak untuk segera diadili oleh Pengadilan.

3
J.C.T. Simorangkir, dkk, Kamus Hukum, Jakarta: Aksara Baru, 1983, hal. 178
2. Hak untuk mempersiapkan pembelaan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 51 huruf b KUHAP mengatur “Persiapan pertahanan:Terdakwa mempunyai hak untuk
diberitahu jelas dalam bahasa yang dia mengerti tuduhan terhadapnya. “

3. Kebebasan informasi juga Menurut Pasal 52 KUHAP, “Di tingkat pengadilan: Terdakwa
mempunyai hak untuk memberikan informasi secara bebas kepada hakim. “

4. Hak untuk mempunyai juru bahasa sesuai peraturan Pasal 53 ayat (1) KUHAP mengatur
bahwa “Dalam mempertimbangkan Tingkat peradilan Terdakwa berhak masuk kapan saja
mendapatkan manfaat dari dukungan juru bahasa yang terencana pada pasal 177. Sedangkan
menurut pasal 177 ayat (1) KUHAP, bahwa “Jika terdakwa atau saksi tidak mengerti bahasanya
Indonesia, hakim ketua menunjuk penerjemah bahasa yang bersumpah atau berjanji untuk
menerjemahkan persis semua yang perlu diterjemahkan.

5. Hak untuk mempunyai juru bahasa, sesuai dengan peraturan Pasal 53 ayat (2) KUHAP
mengatur bahwa “Dalam hal terdakwa bisu dan/atau tuli, berlaku peraturan berikut awalnya
disebutkan sebagai 178". Adapun maksudnya: dari 178 KUHAP, bahwa: (1) Apabila terdakwa
atau saksi bisu dan/atau tuli dan tidak mampu menulis, hakim memimpin persidangan Tunjuk
seseorang yang mengetahui cara berkomunikasi secara sosial sebagai penerjemah dengan
terdakwa atau saksi. (2) Apabila terdakwa atau saksi tuli/bisu tetapi mampu menulis, hakim
memimpin siding Kirimi dia pertanyaan atau peringatan apa pun secara tertulis dan kepada
terdakwa atau saksi bertanggung jawab untuk menulis umpan balik, dll. Semua pertanyaan dan
jawaban harus dibacakan.

6. Hak atas bantuan hukum, misalnya Menurut Pasal 54 KUHAP, “Untuk kepentingan
pembelaan, terdakwa mempunyai hak atas bantuan hukumdari satu atau lebih penasihat hukum
selama proses tersebut waktu dan pada setiap tingkat pengendalian, sesuai prosedur menurut
cara yang ditentukan dalam Undang-undang ini”.

7. Hak untuk memilih pengacara, mis Menurut Pasal 55 KUHAP, “Untuk memperoleh nasihat
hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, terdakwa berhak Pilih penasihat hukum Anda
sendiri.

8. Hak untuk didampingi penasihat hukum secara cuma-cuma diatur dalam Pasal 56 KUHAP.
jika:

1) Dalam hal terdakwa dituduh melakukan tindak pidana orang yang diancam
hukuman mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau untuk orang
Masyarakat miskin terancam hukuman 5 tahun penjara atau banyak orang tidak
memiliki pengacara untuk menasihati mereka sendiri, manajer terlibat di semua
tingkatan Pemeriksaan selama persidangan adalah wajib untuk janji temu
penasihat hukum mereka.”14
2) Penasihat hukum yang ditunjuk untuk bertindak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dengan ketentuan Bantuan gratis.

9. Hak untuk mengajukan banding berdasarkan Pasal 67 KUHAP, bahwa “terdakwa berhak
mengajukan banding bertentangan dengan putusan pengadilan tingkat pertama, kecuali terhadap
putusan bebas, bebas dari segala persyaratan hokum terkait dengan masalah implementasi yang
salah hukum dan keputusan pengadilan dengan cepat.

10. Hak atas satu salinan, sesuai dengan seni. Pasal 72 KUHP mengatur “Terdakwa berhak
mendapat salinannya semua korespondensi/catatan yang berkaitan dengan kasus ini."

11. Hak untuk mengajukan permohonan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Pasal
79 KUHAP mengatur bahwa “Terdakwa berhak menuntut meminta pemeriksaan hokum apakah
penangkapan atau penahanan dianjurkan tersangka, keluarganya, atau pengacaranya kepada
presiden Mahkamah Agung dengan jelas menyatakan alasannya."

12. Hak menolak menurut Pasal 29 UU No. 4 Tahun 2004, bahwa “Hak terdakwa (untuk menjadi
dicoba) untuk tidak menaati hakim yang diadili pertanyaan."

13. Hak untuk memahami tuduhan, menurut Pasal 155 ayat (2) huruf b KUHAP, bahwa
“Tergugat berhak menafsirkan kembali tuduhan yang benar-benar membingungkan.

14. Hak untuk bertanya, sesuai peraturan Pasal 165 ayat (2) KUHAP mengatur bahwa
“Terdakwa berhak mengajukan pertanyaan kepada saksi, “ayat (4) yang mana “Terdakwa berhak
memeriksa silang saksi Cek faktanya masing-masing.

15. Hak untuk diam diatur dalam Pasal 166 KUHAP. bahwa “terdakwa berhak menolak atau
tidak jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menjebak kita.”

16. Hak untuk mengecualikan saksi, misalnya Menurut Pasal 167 KUHAP, terdakwa berhak
Jangan izinkan saksi meninggalkan ruangan penonton".

17. Hak untuk menghadirkan saksi dengan informasi berikut bersumpah, menurut pasal 169 ayat
(1) KUHAP, bahwa terdakwa mempunyai hak untuk meminta saksi sesuai ketentuan Pasal 168
KUHAP untuk memberikan keterangan di bawah sumpah." 18. Hak untuk mengeluarkan saksi
dari ruang sidang, menurut pasal 172 ayat (1) KUHAP, bahwa “Terdakwa berhak mengajukan
permohonan kepada Hakim seperti ketua sidang, sehingga diantara saksinya ada informasi yang
tidak diinginkan untuk didengar diusir dari ruang sidang."

19. Hak untuk mengadili saksi ditentukan dalam Pasal 174 Ayat (2) KUHAP mengatur bahwa
“Terdakwa berhak meminta agar saksi-saksi yang memberikan kesaksian palsu bisa ditahan atas
tuduhan palsu.
20. Hak untuk menolak keterangan ahli, misalnya sesuai pasal 180 ayat (2) KUHAP. “Terdakwa
ini berhak menolak hasil informasi tersebut ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kemudian
hakim memerintahkan peninjauan atas masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai