Pada era ini, presiden soekarno telah mengikrarkan suatu wilayah dari Sabang sampai Merauke
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstelasi politik dalam negeri yang
begitu cepat berubah tidak menggoyahkan presiden sebagai pemimpin besar Revolusi. Pada
percaturan politik luar negeri, Bung Karno telah berhasil menjadi kampium dunia yang disegani
kawan maupun lawan. Gerakan non Blok dan konfrensi Asia-Afrika adalah salah satu bukti
keperkasaan dalam percaturan politik internasional.1 Kekuasaan Bung Karno berakhir pasca
diterbitkan Supersemar ( yang penuh dengan kontrofersi), dengan dilantiknya Jendral Suharto
sebagai Presiden RI ke 2 oleh MPRS pada tanggal 27 Maret 1968. Nasionalisme pada era orde
lama (Bung Karno) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1
http://www.antaranews.com/berita/421358/sejarah-era-orde-lama-1945-1965. diakses pada tanggal 01 maret 2014
pukul 18.00 Wib
2
http://sosok.kompasiana.com/2013/04/16/mengenal-gaya-hasil-kepemimpinan-presiden-di-indonesia-551824.html
di akses pada tanggal 01 maret 2014 pukul 18.00 Wib
3
Roeder, O.G., Anak Desa Biografi Presiden Soeharto, Jakarta: Gunung Agung, Cet.5, 1984.
Walaupun terdapat berbagai kekurangan dari pemerintahan Soeharto tapi tidak dapat
dipungkiri bahwa pada masa pemerintahan Soeharto Indonesia menjadi salah satu negara kaya
dan disegani negara lain. kelebihan
1. Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru perkembangan GDP per kapita Indonesia yang
pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000
2. Kemajuan sektor migas
Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor
Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus
sukses pembangunan ekonomi.
3. Swasembada beras
Seperti pepatah From Zero to Hero itulah kebijakan yang dilakukan oleh HM. Soeharto pada
masa pemerintahannya. Saat itu Indonesia menjadi pengimpor beras terbesar didunia, namun
oleh Soeharto ini dijadikan motivasi untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung beras dunia.
Puncaknya adalah ketika pada 1984 Indonesia dinyatakan mampu mandiri dalam memenuhi
kebutuhan beras atau mencapai swasembada pangan. Prestasi itu membalik kenyataan, dari
negara agraria yang mengimpor beras, kini Indonesia mampu mencukupi kebutuhan pangan di
dalam negeri. Pada tahun 1969 Indonesia memproduksi beras sekitar 12,2 juta ton beras tetapi
tahun 1984 bisa mencapai 25,8 juta ton.
4. Sukses transmigrasi
5. Sukses Program KB
6. Sukses memerangi buta huruf
7. Sukses swasembada pangan
8. Pengangguran minimum
9. Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
10. Sukses Gerakan Wajib Belajar
11. Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
12. Sukses keamanan dalam negeri
13. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia.
14. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
B. Era Reformasi
Era reformasi di Indonesia merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Yang dimulai dari tahun 1998 karena pemerintahan yang ada tidak menjalankan fungsinya
dengan baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasca pemerintahan orde baru lengser
pada tahun 1998, era reformasi muncul ditahun 1998 sampai dengan sekarang. Era reformasi
berlangsung dari tahun 1998 sampai dengan saat ini.4
Krisis ekonomi dan moneter tahun 1997 yang berkembang menjadi krisis multi dimensional
tahun 1998 telah memberikan energi positif bangkitnya reformasi di Indonesia untuk
merekonstruksi kehidupan bernegara yang demokratis dan bermartabat. Satu dekade reformasi
telah berlangsung, namun masih berada dalam tahapan transisi demokrasi prosedural- elektoral
dan belum terwujud demokrasi substansial. Dalam tahapan ini masih ditengarai bahwa agenda
signifikan berlangsungnya pemilihan umum (Pemilu) secara regular sebagai arena kompetisi
partai politik merebut mandat rakyat untuk mengakumulasi kekuasaan dalam jabatan publik baik
di lembaga legislatif maupun lembaga esksekutif. 5 selain itu juga ada beberapa pencapaian
kebijakan pada era reformasi yaitu. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, rezim orba
dinilai tidak adil oleh daerah-daerah yang memiliki nilai lebih dalam arti memiliki sumber daya
alam yang berlimpah. Ketidak adilan tersebut ditandai dengan pengaturan sistem pemerintahan
darah yang sentralistis, berdasarkan UU No. 5 Tahun 1974 tentang pemerintahan daerah UU No.
5 tahun 1974 dibuat dengan asumsi bahwa dengan memberikan otonomi yang seluas-luasnya
daerah akan menjadi tidak respek terhadap pemerintah pusat yang pada akhirnya akan
menyebabkan disintegrasi. Otonomi Daerah.
4
http://politik.kompasiana.com/2013/08/06/era-reformasi-demokrasi-dan-keterbukaan-di-indonesia-579405.html di
akses pada tanggal 01 maret 2014 pada pukul 19.31 Wib.
5
Soebagio “Distorsi Dalam Transisi Demokrasi Di Indonesia” Tangerang. Program Pascasarjana, Universitas Islam
Syekh Yusuf, 15118, Indonesia
Dalam bidang pemerintahan daerah, Habibie menjawab tuntutan daerah kaya, dengan
mengeluarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah, dan UU No. 25 tahun 1999
tentang pertimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Kedua UU tersebut secara subtansial
sangat berbeda dengan UU No. 5 Tahun 1974 tentang pemerintahan daerah. Dalam beberapa hal
UU No. 22 tahun 1999 dianggap telah menganut asas-asas federalism, sering dengan semakin
sedikitnya kewenangan yang dimiliki pemerintah pusat di daerah. Dalam pasal 7 UU No. 22
tahun 1999, yang menegaskan bahwa kewenangan pemerintah pusat di daerah hanya meliputi:
1. Bidang pertahanan
4. Bidang peradilan
5. Agama
Abdurrahman Wahid yang semakin banyak dipersoalkan oleh kalangan politisi senanyan,
akhirnya harus turun dari kursi kepresidenan seiring dengan hasil temuan pansus
Bulogate/Brunei Gate yang memberikan kesimpulan patut diduga kalau Abdurrahman Wahid
terlibat kasus tersebut. Abdurrahman Wahid akhirnya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri
sebagai presiden RI. Megawati Soekarno Putri yang rasionalis telah banyak diprediksi
sebelumnya, bahwa pemerintahannya tidak akan sungguh-sungguh menangani
pelaksanaan otonomi daerahberdasarkan UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999
dalam banyak hal kedua UU tersebut mengandung banyak persoalan. Di era Megawati
Soekarnoputri dengan Mendagrinya Hari Sabarno, timbul upaya-upaya untuk merevisi UU No.
22 Tahun 1999, padahal UU tersebut belum sepenuhnya dijalankan, berhubung masih banyaknya
aturan pelaksanaan kedua UU tersebut yang belum dikeluarkan oleh pemerintah.
I. MP3EI
MP3EI bisa diartikan sebagai salah satu bagian dari rencana pembangunan jangka panjang
Indonesia. Landasan hukumnya adalah Perpres No. 32 tahun 2011. Pasal 1 ayat 2 Perpres ini
menyebutkan bahwa MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode lima belas tahun sejak 2011 sampai 2025 dalam
rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, dan
melengkapi dokumen perencanaan yang ada.7 Untuk mendukung penguatan MP3EI, Pemerintah
telah menetapkan Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, yang antara lain
mengatur strategi program, peta panduan, dan rencana aksi dalam memperbaiki kinerja logistik
Indonesia sebagaimana diatur dalam Perpres No. 26 tahun 2012.
Dalam lampiran Perpres itu, disebutkan bahwa MP3EI disusun mengingat membesarnya
peran Indonesia dalam perekonomian global. Indonesia menempati urutan ekonomi ke-17
terbesar di dunia. Karena itu Indonesia diharapkan terlibat dalam berbagai forum global dan
regional seperti ASEAN, APEC, G-20, dan berbagai kerjasama bilateral lainnya. Lebih lanjut
dipaparkan bahwa keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi global tahun 2008,
mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lembaga internasional.
Sementara itu, keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, mengharuskan negara ini mempersiapkan diri lebih
6
http://www.setkab.go.id/mp3ei.html, 11 September 2012, Presiden Undang Investor APEC Sukseskan MP3EI. di
akses pada tanggal 01 maret 2014 pada pukul 20.05 Wib
7
Dokumen perencanaan tersebut: Sistem Perencanaan dan Penganggaran dalam UU Nomor 25 tahun
2004 dan UU Nomor 17 tahun 2003, RPJPN 2005-2025, RPJMN 2014, RKP, RAN GRK, REDD, RTRWN, RTRW
Pulau, serta RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota)
baik untuk mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan
kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.8
APEC beranggotakan 21 negara dan lembaga keuangan internasional seperti ADB, WB, dan
insitusi-institusi bisnis lainnya.[7] Bisa dikatakan bahwa inisiatif-inisiatif untuk membuka
peluang investasi global secara lebih luas melalui pembangunan proyek-proyek infrastruktur
yang didengungkan dalam pertemuan APEC, G20, dan ASEAN berjalan seiring. Tetapi, ide
tentang konektivitas ASEAN ini pertama kali diusulkan oleh Perdana Menteri Thailand Abhisit
Vejjajiva pada pembukaan pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-42 pada 20 Juli 2009 di
Thailand. Ia mengatakan bahwa community of connectivity (keterhubungan komunitas) dimana
semua barang, orang, investasi dan inisiatif bisa berjalan tanpa hambatan, seharusnya menjadi
tujuan ASEAN tahun 2015.
Usulan Abhisit tersebut ditindaklanjuti dalam beberapa pertemuan ASEAN selanjutnya. Pada 24
Oktober 2009, para pemimpin ASEAN merancang Master plan on ASEAN connectivity yang
kemudian disepakati dalam KTT ASEAN Ke-17 di Hanoi, Vietnam, pada 28 Oktober
2010. Master plan ini adalah dokumen strategis untuk ASEAN connectivity dan rencana aksi
2011-2015 untuk menghubungkan ASEAN melalui pembangunan infrastruktur fisik,
konektivitas institusional dan konektivitas orang.[8]
8
Lampiran Perpres No. 32 tahun 2011 hal 1.
9
Salamuddin Daeng, Manipulasi Kapitalisme atas Krisis Infrastruktur, artikel dalam Jurnal Free Trade Watch, IGJ,
Jakarta, edisi Oktober 2012, hal 6
10
Ibid, hal 8.
Mengapa konektivitas penting bagi negara ASEAN? Karena ASEAN adalah pasar 573 juta
orang, dengan daya beli yang cenderung meningkat. Sedangkan Indonesia adalah pusat
pertumbuhan ASEAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 6,50%, Singapore 6,10%, Malaysia
5,80%, China 5,80%, Thailand 3,50% dan Filipina 3,20%.
Dengan demikian, ASEAN community akan menyediakan pasar lebih besar, lebih efektif, dan
kompetitif. Apalagi total perdagangan ASEAN sedang naik, dari 17,4 triliun ASD ke 72,3 triliun
pada 2010.[9] Potensi ASEAN inilah yang kemudian dilirik oleh negara-negara maju dan
lembaga-lembaga keuangan internasional. Apalagi dengan krisis ekonomi yang melanda Uni
Eropa, lembaga-lembaga tersebut memandang ASEAN sebagai pasar yang menjanjikan untuk
ekspansi modal mereka.
11
http://www.setkab.go.id/mp3ei.html, 3 April 2012, Indonesia Undang Pengusaha ASEAN Investasi Proyek
MP3EI. di akses pada tanggal 01 maret pukul 21.00 wib
12
http://www.setkab.go.id/mp3ei.html, 5 November 2012, JICA Sarankan Pengembangan 2 Jalur Kapal Ro-Ro di
Segitiga RI, Malaysia dan Thailand. di akses pada tanggal 01 maret pukul 21.00 wib
Dari rumusan lampiran Perpres No.32 tahun 2011 di atas, terlihat betapa Pemerintah
menginginkan Indonesia menjadi negara maju dengan cepat. Itulah mengapa masterplan ini
menggunakan pendekatan percepatan transformasi ekonomi, bukan pendekatan business as
usual. Masterplan ini menggunakan slogan: locally integrated, globally connected. Ia
menggunakan pendekatan spasial, membagi Indonesia menjadi 6 koridor ekonomi, yaitu koridor
ekonomi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Papua-Maluku.
MP3EI ini terfokus pada 8 program utama, yaitu: pertanian, pertambangan, energi,
industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis.
Pengembangan kawasan dengan penentuan koridor-koridor tersebut menurut Pemerintah dapat
memberi dampak spill over (melampaui batas) dan mendorong pertumbuhan kawasan-kawasan
sekitarnya secara lebih cepat.13
II. KESIMPULAN
13
http://www.setkab.go.id/mp3ei.html, 5 November 2012, JICA Sarankan Pengembangan 2 Jalur Kapal Ro-Ro di
Segitiga RI, Malaysia dan Thailand. di akses pada tanggal 01 maret pukul 21.00 wib