Anda di halaman 1dari 5

SOP CUTI

1. DASAR PEMIKIRAN

1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan
Undang-undang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79.

1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti) harus benar-benar dijalankan secara fisik. Karyawan
tidak dibenarkan meminta kompensasi ganti rugi dalam bentuk uang ataupun sejenisnya bagi
cuti yang karena alasan apapun tidak diambil.

1.3. Selain daripada cuti karyawan dapat pula diberikan ijin meninggalkan pekerjaannya dengan
tetap memperoleh upah / gajinya untuk keperluan-keperluan khusus; sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 8 / 1981 pasal 5.

1.4. Namun demikian, perlu dikeluarkan suatu ketentuan tentang pelaksanaan cuti dan
pengaturan ijin meninggalkan pekerjaan tersebut supaya kegiatan operasional perusahaan tidak
terganggu.

2. TUJUAN

2.1. Memberikan aturan-aturan yang jelas mengenai tata cara pelaksanaan cuti tahunan bagi
semua karyawan.

2.2. Memberikan aturan-aturan yang jelas mengenai ijin meninggalkan pekerjaan, keperluan apa
yang dapat diberikan ijin /siapa yang dapat memberikan ijin, lamanya ijin, dan lain-lain.

2.3. MenghindarI kesimpangsiuran dan salah pengertian tentang cuti karyawan dan ijin.

3. DEFINISI

3.1. Hak Cuti diberikan kepada :

3.1.1. Karyawan yang telah ditetapkan menjadi karyawan tetap. Karyawan tsb berhak
memperoleh cuti dimulai dibulan berikutnya yang hak cuti tiap bulannya sebanyak 1
(satu) hari dan dapat diakumulasikan sampai dengan akhir tahun.

3.1.2. karyawan dengan status kontrak / bekerja untuk jangka waktu tertentu, akan
mendapatkan hak cuti setelah bekerja selama 3 bulan berturut-turut. Karyawan
tersebut berhak memperoleh cuti dimulai di bulan berikutnya yang hak cuti tiap
bulannya sebanyak 1 (satu) hari dan dapat diakumulasikan sampai dengan akhir tahun.

3.2. Cuti pribadi hanya berlaku selama tahun berjalan dimulai pada bulan Januari dan berakhir
pada bulan Desember. Hak cuti karyawan dalam satu tahun adalah 12 hari kerja dengan
mendapat upah, cuti tersebut termasuk cuti bersama.
3.3. Cuti tahunan dianggap gugur apabila tidak diambil setelah jatuh tempo hak cuti tersebut.

3.4. Cuti yang tidak diambil dalam masa 1 (satu) tahun berjalan tersebut tidak dapat diganti,
kecuali cuti telah diajukan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum ada perintah mendesak dari
pimpinan yang mengharuskan karyawan tsb masuk pada hari dan tanggal tertentu. Dalam hal ini
karyawan akan diberikan ganti cuti yang tidak mengurangi hak cuti karyawan pada periode
berikutnya dan dapat diambil sebelum 1 Maret pada tahun berikutnya.

3.5. Cuti yang dianggap gugur tidak dapat diuangkan.

3.6. Cuti tahunan tidak berlaku bagi karyawan yang sedang berada dalam proses pengunduran
diri hingga tanggal berakhirnya kerjasama.

4. PERATURAN CUTI

4.1. Pengajuan cuti tahunan diajukan 2 minggu sebelum cuti dilaksanakan.

4.2. Perusahaan berhak menolak/menunda cuti tersebut disertai dengan alasan-alasan yang
logis.

4.3. Pengajuan cuti dilakukan dengan mengisi form yang telah disediakan, disertai persetujuan
dari Atasan /Manager Departemen dan Direktur apabila diperlukan.

4.4. Pada dasarnya karyawan tidak diperkenankan mengambil cuti melebihi jatah cuti sampai
pada bulan di mana cuti diajukan, kecuali dalam keadaan emergency dan harus dengan
persetujuan Atasan dan HRD. Pengambilan cuti pada tahun berikutnya adalah maksimal 2 (dua)
hari. Jika lebih dari yang diperkenankan dalam peraturan ini maka akan diberi peringatan seperti
yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan pada pasal 16, pelanggaran A no.4 (tidak hadir
untuk bekerja tanpa pemberitahuan atau ijin yang tidak dapat dipertanggungjawabkan).
Peringatan ini akan terus meningkat sampai pada keputusan PHK jika terjadi pengulangan yang
sama, tanpa ada itikad baik untuk memperbaiki.

4.5. Jika karyawan meninggalkan pekerjaan ditengah jam kerja dan dalam 1 minggu diperkirakan
jam kerjanya kurang dari yang ditentukan perusahaan, maka karyawan wajib mengganti jam
kerja yang kurang tersebut (form ijin meninggalkan pekerjaan yang terlampir dalam SOP ini atau
dapat melalui ijin meninggalkan lokasi kantor). Apabila jam kerja tidak diganti maka akan
dipotongkan dari cuti pribadi.

4.6. Pada dasarnya Perusahaan tidak mengenal ijin tidak bekerja, jika karyawan tidak dapat
masuk bekerja secara mendadak / emergency maka akan diambil/dipotong hak cuti pribadi
dengan syarat ada pemberitahuan tidak masuk pada hari yang sama baik kepada atasan/HRD.
Tanpa pemberitahuan pada hari tersebut maka dianggap mangkir dan akan diberi peringatan
seperti yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan pada pasal 16, pelanggaran A no.4 (tidak
hadir untuk bekerja tanpa pemberitahuan atau ijin yang tidak dapat dipertanggungjawabkan).
Peringatan ini akan terus meningkat sampai pada keputusan PHK jika terjadi pengulangan yang
sama, tanpa ada itikad baik untuk memperbaiki.

4.7. Jika karyawan tidak masuk bekerja dengan pemberitahuan karena sakit tapi tanpa bisa
menunjukkan surat ijin/keterangan dari dokter pada saat masuk, maka hak cutinya akan
dipotong sebanyak selama hari tidak masuk . Jika cuti tahunannya telah habis, maka diambil cuti
untuk tahun berikutnya maksimal 2 (dua) hari. Jika lebih dari yang diperkenankan dalam
peraturan ini maka akan diberi peringatan seperti yang telah diatur dalam Peraturan
Perusahaan pada pasal 16, pelanggaran A no.4 (tidak hadir untuk bekerja tanpa pemberitahuan
atau ijin yang tidak dapat dipertanggungjawabkan). Peringatan ini akan terus meningkat sampai
pada keputusan PHK jika terjadi pengulangan yang sama, tanpa ada itikad baik untuk
memperbaiki.

5. CUTI SELAIN CUTI TAHUNAN

5.1. JENIS-JENIS CUTI SELAIN CUTI TAHUNAN

5.1.1. Pekerja yang dinyatakan hamil 8 (delapan) bulan oleh dokter/bidan, wajib
melaporkan kepada Pimpinan Perusahaan/ Kepala Bagian. Apabila hal tsb dilanggar
maka perusahaan tidak bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi kepada ybs selama
di lokasi kerja.

5.1.2. Bagi pekerja yang akan melahirkan berhak atas cuti hamil selama 1 ½ (satu
setengah) bulan sebelum dan 1 ½ (satu setengah) bulan sesudah melahirkan dengan
memdapat upah penuh.

5.1.3. Bagi pekerja yang mengalami gugur kandungan setelah berusia 13 (tiga belas)
minggu lebih, diberi cuti istirahat selama 1 ½ (satu setengah) bulan berdasarkan surat
keterangan dari dokter.

5.1.4. Pekerja yang menikah diberikan ijin tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari

5.1.5. Istri melahirkan atau keguguran kandungan diberikan ijin tidak masuk kerja
selama 2 (dua) hari

5.1.6. Suami/ isteri, orang tua/ mertua atau anak atau menantu meninggal dunia
diberikan ijin tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari.

5.1.7. Membaptis atau menyunatkan anak diberi ijin tidak masuk 2 (dua) hari.

5.1.8. Menikahkan anaknya diberi ijin tidak masuk bekerja 2 (dua) hari.

5.1.9. Bagi perkerja yang beragama Islam, maka pekerja diberikan kesempatan satu kali
naik haji selama bekerja di Perusahaan.
5.2. PROSEDUR PELAKSANAAN CUTI SELAIN CUTI TAHUNAN

5.2.1. Administrasi Permohonan cuti harus selesai diajukan oleh yang bersangkutan
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan meninggalkan pekerjaan tersebut
kecuali kondisi meninggal dunia , melahirkan atau sakit.

5.2.2. Bagi pekerja yang akan menggunakan cuti hamil,

5.2.2.1. Pekerja yang dinyatakan hamil 8 (delapan) minggu oleh dokter/ bidan,
wajib melaporkan kepada Atasan dan HRD.

5.2.2.2. Apabila lebih dari penjelasan 5.2.2.1, maka perusahaan tidak


bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi kepada karyawan selama di lokasi
kerja. 5.2.2.3. Bagi pekerja yang akan menggunakan cuti hamil tersebut, harus
mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Atasan dan HRD 2 (dua)
minggu sebelum hak cuti diambil, dengan disertai surat keterangan dokter
(HPL).

5.2.3. Bagi pelaksanaan ibadah haji, pengajuan ijin diajukan 6 bulan sebelum
kegiatan dilaksanakan dan telah dikoordinasikan dengan tim serta mendapatkan
persetujuan dan Atasan dan HRD.

6. CUTI MASAL

6.1. Pemberitahuan mengenai jadwal cuti masal/shutdown waktunya ditentukan oleh


perusahaan pada awal tahun berjalan.
7. TATA CARA PENGAJUAN CUTI/ IJIN

MULAI

MENGISI FORM FORM CUTI


PEGAWAI CUTI KARYAWAN

MEMINTA FORM CUTI


PERSETUJUAN YANG TELAH
PEGAWAI
KASSIE DISETUJUI

FORM CUTI YANG


TELAH DISETUJUI
PEGAWAI DI SERAHKAN KE
BAGIAN HRD

PEMBUATAN
SURAT DRAFT SURAT
HRGA (PAYROL)
KETERANGAN
KETERANGAN CUTI
CUTI

PENANDATANGAN
AN SURAT SURAT
HRGA (PAYROL)
KETERANGAN CUTI KETERANGAN
KE MANAGER CUTI
DEPT

PENDISTRIBUSIAN
CUTI
HRGA (PAYROL)

MULAI

Anda mungkin juga menyukai