Anda di halaman 1dari 5

SOP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. TUJUAN
1.1. Pedoman dalam melakukan pemutusan hubungan kerja di perusahaan
1.2. Memastikan prosedur pemutusan hubungan kerja berjalan dengan baik sesuai
dengan kebijakan perusahaan

2. RUANG LINGKUP
SOP ini berlaku untuk seluruh unit kerja di perusahaan

3. ISTILAH DAN DEFINISI


3.1. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja berdasarkan
perjanjian kerja, yang mempunyai untuk pekerjaan, upah dan perintah
3.2. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian kerja dapat berupa
perjanjian kerja waktu tertentu dan waktu tidak tertentu
3.3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja dan pengusaha

4. DOKUMEN TERKAIT
4.1. Surat pemanggilan dan pemberitahuan PHK ke Pekerja
4.2. Surat pemberitahuan PHK ke Disnaker

5. PROSEDUR
5.1. Bidang personalia mengidentifikasi faktor penyebab PHK
5.1.1. Untuk Pekerja PKWT/Kontrak
5.1.1.1. Kontrak habis
5.1.1.2. Salah satu pihak mengakhiri kontrak
5.1.2. Untuk Pekerja PKWTT/Tetap
5.1.2.1. Penggabungan, peleburan dan pemisahan perusahaan
5.1.2.2. Pengambilalihan perusahaan
5.1.2.3. Pengambilalihan perusahaan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan syrat-syarat kerja dan pekerja tidak bersedia
melanjutkan hubungan kerja
5.1.2.4. Efisiensi yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian
5.1.2.5. Perusahaan melakukan efisiensi untuk mencegah terjadinya
kerugian
5.1.2.6. Perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami
kerugian secara terus menerus selama 2 tahun atau mengalami
kerugian tidak secara terus menerus selama 2 tahun
5.1.2.7. Perusahaan tutup yang disebabkan bukan karena perusahaan
mengalami kerugian
5.1.2.8. Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force
majeur)
5.1.2.9. Keadaan memaksa (force majeur) yang tidak mengakibatkan
perusahaan tutup
5.1.2.10. Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran
utang yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian
5.1.2.11. Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran
utang bukan karena perusahaan mengalami kerugian
5.1.2.12. Perusahaan pailit
5.1.2.13. Adanya permohonan PHK yang diajukan oleh pekerja dengan
alasan pengusaha melakukan perbuatan sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 154A ayat (1) huruf g Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
5.1.2.14. Adanya putusan LPPHI yang menyatakan pengusaha tidak
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
154A ayat (1) huruf g UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
terhadap permohonan yang diajukan oleh pekerja
5.1.2.15. Pekerja yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat
(1) huruf i UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
5.1.2.16. Pekerja mangkir selama 5 hari kerja atau lebih berturut-turut
tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti
yang sah telah dipanggil oleh pengusaha 2 kali secara patut dan
tertulis
5.1.2.17. Pekerja melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
PK, PP, dan PKB.
5.1.2.18. Pekerja melakukan pelanggaran bersifat mendesak yang diatur
dalam PK, PP dan PKB
5.1.2.19. Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 bulan akibat
ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak
pidana yang berkaitan dengan kerugian perusahaan
5.1.2.20. Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 bulan akibat
ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak
pidana yang tidak berkaitan dengan kerugian perusahaan
5.1.2.21. Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 bulan
yang berkaitan dengan kerugian perusahaan dan pekerja
dinyatakan bersalah
5.1.2.22. Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum berakhirnya
masa 6 bulan untuk tidak pidana yang tidak berkaitan dengan
kerugian perusahaan dan pekerja dinyatakan bersalah
5.1.2.23. Pekerja mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melaukan pekerjaannya
setelah melampaui batas 12 bulan
5.1.2.24. Pekerja memasuki usia pensiun
5.1.2.25. Pekerja meninggal dunia
5.2. Bidang personalia menginventarisasi hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha
berdasarkan faktor penyebab PHK
5.3. Bidang personalia membuat Draft Surat Keputusan PHK
5.4. Bidang Personalia meminta tanda tangan dokumen-dokumen terkait dengan PHK ke
Direktur Keuangan untuk persetujuan pengeluaran kompensasi pekerja
5.5. Direktur keuangan dan sekretaris mengembalikan memo yang telah ditandatangani
kepada bidang personalia untuk ditandatangani oleh Direktur Personalia
5.6. Surat pemanggilan dan pemberitahuan PHK diinformasikan kepada pekerja yang
bersangkutan (memuat maksud dan alasan PHK, kompensasi PHK serta hak-hak
lainnya yang timbul akibat PHK)
5.7. Apabila dicapai kesepakatan PHK maka pengusaha membuatkan paklaring untuk
pekerja dan melaporkan PHK ke disnaker
5.8. Apabila pekerja menolak PHK, maka harus membuat surat penolakan disertai
alasannya paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya surat pemanggilan dan
pemberitahuan PHK. Untuk kemudian diselesaikan dengan mengacu pada ketentuan
dalam perundang-undangan yang berlaku
LAMPIRAN I
Tanggal Surat
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Pemutusan Hubungan Kerja

Kepada Yth.
Sdr.
Di Tempat.

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan perusahaan yang mengalami kemunduran dan penurunan yang
terus menerus sehingga menyebabkan penutupan perusahaan , maka dengan ini PT.X
melakukan pemutusan hubungan kerja dengan Saudara XXX.

Dengan demikian terhitung sejak tanggal XXXX hubungan kerja antara dengan saudara
XXX kami nyatakan berakhir.
Kami selaku pihak perusahaan menyampaikan terima kasih untuk segala loyalitas
saudara XXX yang diberikan.

Berikut besaran kompensasi dan hak yang saudara terima ketika Terjadinya Putus
Hubungan Kerja yaitu;
a. Uang pesangon sebesar ….x masa kerja)*
b. Uang Penghargaan Masa Kerja)*
c. Uang Pisah)*
d. Uang Penggantian Hak)*

)* disesuaikan dengan alasan PHK


Direktur
PT X

XXXXXXXXXXX
LAMPIRAN II
SURAT PEMBERITAHUAN PHK

Pada hari ini…………… tanggal………. Bulan………….kami yang bertandatangan


dibawah ini :

1. PT…………………………...berkedudukan di ……………………, dalam hal ini diwakili


oleh………… selaku …………. Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. (Nama Pekerja), Pekerja pada PT………………………, beralamat di Jalan………….,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri yang selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA

Pihak pertama terlebih dahulu menyampaikan kepada Pihak Kedua bahwa


……………………….(alasan phk).

Sehubungan dengan hal tersebut, Pihak pertama dan pihak kedua telah berdiskusi dan
menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :
1. Pihak pertama dan pihak kedua sepakat untuk mengakhiri hubungan kerja terhitung
sejak……..
2. Pihak pertama bersedia memberikan uang kompensasi pemutusan hubungan kerja
kepada pihak kedua dengan perhitungan……………..
3. Pihak kedua menyetujui dan bersedia menerima kompensasi sebagaimana
dimaksud pada poin 2
4. Pembayaran uang kompensasi kepada pihak kedua akan dilaksanakan pada
tanggal…………… dan ditransfer ke rekening bank pihak kedua

Demikian surat ini dibuat tanpa adanya paksanaan dari pihak manapun dan dibubuhkan
tanda tangan kedua belah pihak untuk kemudian di daftarkan ke Disnaker.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,


PT……………………. Pekerja

(…………………………) (…………………………)

Anda mungkin juga menyukai