Anda di halaman 1dari 4

SOP PHK Karyawan

1. Definisi
1.1. Pemberian sanksi berat atas kelalaian/kesalahan/penyimpangan seorang karyawan yang telah
melanggar ketentuan Tata Tertib/Disiplin, Peraturan Perusahaan yang telah ditetapkan
pimpinan dan UU.
1.2. Kebijakan yang diambil oleh perusahaan keputusan PHK juga bisa disebabkan oleh kondisi
keuangan dan bisnis perusahaan yang menurun.
1.3. Kebijakan yang diambil oleh perusahaan keputusan PHK juga bisa disebabkan adanya
pengajuan Surat Pengunduran Diri karyawan kepada perusahaan.

2. Tujuan
1.1 Prosedur ini disusun untuk menjelaskan proses Pemutusan Hubungan Kerja karyawan secara
efektif dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Ruang Lingkup
2.1 Proses PHK dilakukan dengan mengacu pada ketentuan peraturan perusahaan dan Undang-
Undang Ketenagakerjaan.
2.2 Proses PHK dikeluarkan setelah melalui proses verifikasi yang objektif terhadap beragam faktor
dan didukung oleh bukti yang valid.
2.3 Proses PHK dirilis untuk menegakkan disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan dan etika
kerja perusahaan.

4. Manfaat
4.1. Sarana perbaikan prosedur PHK yang lebih efektif yang dapat mendukung peningkatan azas
penegakan Peraturan Perusahaan
4.2. Mempermudah penentuan proses pengambil-keputusan sesuai dengan prosedur yang tepat.

5. Tanggung-jawab
5.1. Kepala Divisi bertanggung-jawab untuk membantu HRD dan Management dalam
memastikan penegakan Peraturan Perusahaan dari Prosedur ini dan mempunyai hak
untuk mengajukan rekomendasi atau usulan PHK di bagian / departemen masing-
masing.
5.2. HRD bertanggung-jawab terhadap penegakan Peraturan Perusahaan yang sudah
disahkan untuk melakukan pembinaan karyawan hingga PHK.
6. Prosedur
6.1. Alur Proses
5.1.1 Atasan karyawan yang bersangkutan sedikitnya tingkat Kepala Departemen mengajukan
usulan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Ka. HRD dengan menyertakan bukti/dokumen
pendukung yang diperlukan (misal : bukti pelanggaran, bukti adanya penyelewengan, dll).
5.1.2 Karyawan mengajukan surat Pengunduran Diri dari perusahaan yang diserahkan kepada Ka.
Departemen dan ataupun HRD.
5.1.3 Ka.HRD mempelajari permasalahan yang ada hingga mengajukan alternatif untuk
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Kepala Departemen terkait.
5.1.4 Ka.HRD membuat dan mengajukan Memo pengajuan PHK karyawan (untuk persetujuan
pengeluaran uang Pesangon dan uang Penghargaan Masa Kerja) kepada GM dan Direksi
untuk mendapatkan persetujuan.
5.1.5 Setelah mendapat persetujuan dari Kadiv dan atau Direksi terhadap Memo yang diajukan,
selanjutnya menyerahkan berkas Memo tersebut kepada Ka. Finance proses Pengeluaran
Uang Pesangon
5.1.6 Ka.Bag. SDM memanggil karyawan, mengkomunikasikan Keputusan Direksi perusahaan
dan mencapai kesepakatan.
5.1.7 Surat Keputusan PHK beserta copy bukti yang diperlukan, dikirimkan kepada Kepala Kantor
Departemen Tenaga Kerja setempat sebagai laporan.
7. Dokumen Terkait
7.1. Surat pengajuan PHK dan Budgeting Pesangon
7.2. Surat Peringatan
7.3. Surat BAP Perundingan PHK
7.4. Surat Pengunduran Diri
7.5. Formulir Clearence Sheet
7.6. Formulir Exit Interview.
7.7. Surat Kontrak Kerja.

Anda mungkin juga menyukai