1. TUJUAN
1.1 SOP ini memberikan penjelasan dan aturan-aturan tentang tata cara: pelaksanaan izin tidak
masuk kerja dan izin meninggalkan pekerjaan bagi semua karyawan.
1.2 Memberikan hak karyawan tanpa menggangu jalannya operasional perusahaan.
1.3 Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan konsekuensi dari
pengambilan izin tersebut.
2. RUANG LINGKUP
SOP ini meliputi prosedur yang harus dijalankan oleh karyawan dalam mengambil dan
mengajukan izin.
3. DEFINISI
3.1 SOP : adalah suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekejaan sesuai dengan
fungsi dan alat penilaian kinerja pada instansi tertentu.
3.2.8 Karyawan yang izin, tidak akan diberikan lembur selama periode 1 bulan sejak tanggal
pengambilan izin.
3.3 SAKIT
3.3.1 Sakit adalah kondisi di mana karyawan merasa tidak dapat bekerja dan disertai surat
keterangan dokter.
3.3.2 Untuk kondisi sakit, karyawan wajib memberitahukan Kepala Bagian, bahwa tidak
dapat masuk kerja dikarenakan kondisi sakit 1 jam sebelum jam masuk kerja dan
maksimal 2 jam setelah jam masuk kerja, kemudian Kepala Bagian wajib memberi
tahu HRD/Personalia jika karyawan yang bersangkutan sakit. Jika hal tersebut tidak
dilakukan maka karyawan akan dianggap Mangkir/Alpa walaupun pada saat masuk
membawa surat keterangan sakit dari dokter.
3.3.3 Karyawan yang sakit dan tidak dapat masuk kerja, pada saat masuk kerja wajib
membawa surat dokter. Jika tidak dapat menunjukan surat dokter maka dianggap
Mangkir/Alpa.
3.3.4. Surat dokter wajib dibawa pada H-0 pada saat karyawan masuk kerja dan diserahkan
ke Kepala Bagian atau HRD/Personalia. Jika tidak, maka akan dianggap Mangkir
/Alpa. Apabila surat sakit tertinggal di rumah, maka karyawan wajib mengambil
terlebih dahulu tanpa mengganggu jam kerja.
3.3.5 Karyawan yang sering izin sakit dapat mempengaruhi penilaian terhadap kinerja
karyawan tesebut karena dianggap tidak produktif.
3.4 MANGKIR/ALPA
3.4.1 Mangkir adalah kondisi dimana karyawan tidak hadir untuk bekerja, tanpa adanya
pemberitahuan, izin yang tidak dapat dipertanggung jawabkan ataupun tidak mendapat
izin dari Kepala Bagian.
3.4.2 Mangkir merupakan pelanggaran. Jika terjadi kondisi ini, maka karyawan tersebut
akan diberikan sanksi berupa surat teguran dan surat peringatan. Peringatan ini akan
terus meningkat sampai pada keputusan PHK, jika terjadi pengulangan yang sama,
tanpa adanya itikad baik untuk memperbaiki.
3.4.3 Pada kondisi mangkir, karyawan tidak berhak atas gaji beserta seluruh tunjangannya
sebanyak hari mangkirnya, dan akan mempengaruhi penilaian terhadap kinerja
karyawan tersebut.
3.4.4 Karyawan yang Mangkir, tidak akan diberikan lembur selama periode 3 bulan sejak
kondisi Mangkir terjadi.
3.5.3 Bagi pekerja yang mengalami gugur kandungan setelah berusia 13 (tiga belas) minggu
lebih, diberi cuti istirahat selama 1½ (satu setengah) bulan berdasarkan surat
keterangan dari dokter.
3.5.4 Pernikahan pertama karyawan: 3 (tiga) hari.
3.5.5 Pernikahan anak sah karyawan: 2 (dua) hari (s/d anak ke-2)
3.5.6 Isteri pertama karyawan yang melahirkan ataupun mengalami keguguran kandungan:
2 (dua) hari.
3.5.7 Meninggalnya isteri/suami/orangtua/mertua/anak/menantu karyawan: 2 (dua) hari.
3.5.8 Meninggalnya anggota keluarga serumah: 1 (satu) hari.
3.5.9 Mengkhitankan/membaptiskan anak karyawan yang sah: 2 (dua) hari.
4. PROSEDUR
PIC KEGIATAN REFERENSI
4.1 PROSEDUR IZIN
Karyawan 4.1.1 Karyawan yang ingin izin harus mengajukan
izin dengan mengisi form izin
4.3 MANGKIR
Karyawan 4.3.1 Karyawan yang dianggap Mangkir/Alpa akan
diberikan sanksi disipliner berupa surat teguran lisan
tertulis oleh Kepala Bagiannya.
5. DOKUMEN TERKAIT
- PKB (Perjanjian Kerja Bersama)
6. FORMULIR TERKAIT
6.1 FORM IZIN KARYAWAN
7. PENGESAHAN
Tanggal : 9 Feb 2022 Supervisor Personalia & Umum Asisten General Manager
8. RIWAYAT PERUBAHAN