DASAR PEMIKIRAN
1.1. Bahwa pada prinsipnya setiap karyawan harus dapat mengatur waktu/jam kerja
dengan jumlah pekerjaan yang ada setiap harinya sedemikian rupa, sehingga
pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat diselesaikan selama jam kerja yang
ditetapkan/umum. Disadari pula oleh Direksi/Management adanya beberapa
pekerjaan yang harus diselesaikan karena target yang ditetapkan bisa menimbulkan
kerugian ataupun keadaan darurat, maka untuk menyelesaikan diperlukan waktu
tambahan kerja lembur/overtime.
1.2. Bahwa Management melihat, dalam pengaturan waktu kerja dan kerja lembur masih
dimungkinkan peningkatan efisiensi jam kerja dengan adanya perencanaan,
pengaturan dan pembagian kerja yang lebih baik pada setiap bagian, melalui usaha-
usaha seperti : perbaikan hubungan kerja antar bagian dan perbaikan sistem &
prosedur kerja.
2. TUJUAN
2.2. Melaksanakan prinsip bekerja secara efektif dan efisien sehingga dapat terus
meningkatkan produktifitas kerja setiap karyawan.
3.2. Sesuai dengan KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal 3, waktu kerja lembur hanya dapat
dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam
dalam 1 (satu) minggu. Hal ini tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada
waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi. Lembur pada akhir minggu atau pada
hari libur resmi memiliki perhitungannya sendiri.
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur
resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40 (empat puluh) jam seminggu
maka :
1. Perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 (dua)
kali upah sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan
jam lembur kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat) kali upah sejam.
2. Apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan upah
lembur 5 (lima) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam keenam
3(tiga) kali upah sejam dan jam lembur ketujuh dan kedelapan 4 (empat)
kali upah sejam.
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur
resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu,
maka perhitungan upah kerja lembur untuk 8 (delapan) jam pertama dibayar 2
(dua) kali upah sejam, jam kesembilan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam
kesepuluh dan kesebelas 4 (empat) kali upah sejam.
Rencana kerja lembur disosialisasikan oleh Atasan (Kepala Bagian atau Kepala
4.1. Project) disertai
dengan rencana dan target kegiatan melalui email ke pihak-pihak terkait termasuk HRD,
dan perlu
mendapatkan approval dari Jeremy sebelum lembur dilaksanakan.
Karyawan yang akan melakukan kerja lembur harus atas permintaan Atasan (Kepala
4.2. Bagian atau
Kepala Project) dan mendapat persetujuan dari Jeremy, yang dinyatakan dalam Surat
Perintah
Kerja Lembur (SPKL).
SPKL yang sudah dilengkapi (dengan actual pencapaian) dan ditanda tangani oleh
4.3. semua pihak
yang bersangkutan diserahkan ke bagian HRD untuk diverifikasi, dan dibuatkan
perhitungan
pembayarannya. Penyerahan form dan laporan wajib diberikan maksimal 2 hari setelah
kegiatan
lembur dilakukan.
4.4. Tanpa data 4.3 maka kerja lembur tidak akan dibayar.
4.5. Pembayaran upah lembur dilakukan bersama sama dalam gaji bulan berikutnya.
4.9.1. SPKL wajib diserahkan ke HRD maksimal 2 hari setelah lembur dilakukan.
4.9.2. SPKL untuk perhitungan tanggal lembur masuk ke Payroll adalah setiap tanggal
21 (dua
puluh satu) setiap bulan, Apabila tanggal 21 jatuh di hari libur, maka dapat
diberikan di
haripertama sesudah libur. Lebih dari tanggal tersebut maka masuk bulan
berikutnya.
4.9.3. Lebih dari ketentuan 4.9.1 maka lembur tidak dapat dibayarkan.
5. PENUTUP
SOP Kerja Lembur Karyawan ditetapkan pertama kali efektif per 1 Desember 2020.
dan berlaku setelah SOP ini ditanda tangani.
Jam Paraf
N Paraf Total
Hari Tgl Masuk Keluar Karyawa Ket
O Atasan Lembur/Jam
n
1
2
3
4
5