Anda di halaman 1dari 5

Cash flow adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau

investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan
Akuntan Indonesia 2004 : 2.2). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan
pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa
mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47) Dari kedua pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa Cash flow adalah cash flow masuk dan cash flow keluar atau setara kas
dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki
perusahaan.
Cash Flow merupakan cara yang tepat dalam mengendalikan biaya proyek kontruksi.
Mengingat, seringkali banyak perusahaan konstruksi yang mengalami kesulitan karena tidak
dapat me-manage keuangannya dengan baik. Perencanaan Cash Flow (aliran kas) sangatlah
diperlukan oleh kontraktor untuk tidak hanya semata–mata mendapatkan keuntungan yang
besar, melainkan dapat digunakan sebagai sistem kontrol pengendalian biaya dari perencanaan
keseluruhan proyek tersebut.
Sebagian besar pemilik konsesi penambangan menggunakan jasa outsourcing atau
kontraktor dalam mengelola sumber dayanya, kontraktor pertambangan menawarkan
keuntungan bagi pemilik konsesi pertambangan, keuntungan ini meliputi: belanja modal lebih
rendah, tenaga kerja yang lebih kecil, berfokus pada budaya keselamatan, akses terhadap
pembiayaan yang kompetitif, biaya penambangan yang lebih rendah, fleksibilitas dalam
peralatan dan rencana tambang, total integrasi terhadap tim penambangan, berbagi risiko,
menyelaraskan arah bisnis dengan membagi modal untuk dibelanjakan pada peluang
pengembangan bisnis seperti akuisisi dan eksplorasi, masalah industri lebih sedikit dan dapat
memimpin dalam strategi perbaikan terus-menerus, (Kirk, 2000).
Pemilik konsesi penambangan dengan melihat resiko yang tinggi terhadap biaya
penambangan sehingga mendistribusikan resiko ini kepada kontraktor dengan melihat bahwa
kontraktor memiliki pengalaman terhadap biaya dan data produktivitas pada berbagai macam
peralatan pertambangan yang berbeda sedangkan pemilik konsesi penambangan biasanya
memiliki armada yang jauh lebih terbatas dan kurang pengalaman dalam operasional
langsung. Kontraktor juga sering mampu memobilisasi peralatan tambahan atau
penggantian dalam waktu singkat, untuk jangka pendek dalam memenuhi permintaan
dalam pelaksanaan operasional penambangan (Kirk, 2000).
Untuk mencapai tujuan perusahaan yang pada umumnya adalah keuntungan, salah satu faktor
yang sangat berpengaruh adalah biaya, dimana pada industri penambangan, penambahan
biaya menurut (Akinci, 1998) secara umum didistribusikan antara pemilik konsesi
penambangan dan kontraktor pelaksana. Biaya pengupasan batubara misalnya merupakan
biaya terbesar dalam suatu aktivitas penambangan batubara selama masa hidup tambang.
Bagi perusahaan kontraktor, biaya pengupasan ini adalah pendapatan bagi perusahaan.
Adanya rencana proyek pelaksanaan penambangan dari pemilik konsesi penambangan
batubara sehingga diperlukan sebuah study untuk mengukur batas-batas penerimaan
proyek ini dari segi penganggaran modal dan biaya modal dalam bentuk analisis investasi.
Studi mengenai investasi proyek penambangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti, dimana terdapat sepuluh
penelitian terdahulu yang dijadikan dasar referensi dalam bentuk jurnal, tesis dan laporan
teknis antara lain seperti (Akinci, 1998) menyimpulkan bahwa pembengkakan biaya
dalam industry tambang disebabkan oleh 2 faktor, yaitu 1) faktor terkendali (estimasi
biaya dan biaya final) dan 2) faktor tidak terkendali yaitu tipe dari kontrak dan isi dari
kontrak, hal ini sejalan dengan (Ahamad, 2010) terhadap faktor terkendali dalam
investasi tambang yang menggunakan metode break-even analisis dimana titik break-
even adalah total pendapatan sama dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk yang dijual.
Untuk mengestimasi biaya dalam operasional penambangan menggunakan metode
1) simulation/optimization module.
2) reporting module
3) equipment database.
Secara keseluruhan dalam analisa study kelayakan untuk keputusan investasi dalam
industry tambang dari hulu sampai hilir selain memperhitungkan pendapatan dan biaya
yang ditimbulkan untuk menghasilkan produk juga memperhitungkan tingkat
pengembalian dari suatu investasi, dimana hal ini sejalan dengan penelitian (Bikerman
Engineering & Technology Associates, Inc, 2007), (Snowden Mining Industry
Consultants, 2012), (Tentra Tech Wardrop, 2012) dalam technical report yang
menggunakan model investasi dengan kriteria Internal Rate Return (IRR), Net Present Value
(NPV), Discounted Cash Flow (DCF), Profitability Index (PI) dan Sensitivity Analysis
untuk memastikan rekomendasi kelayakan suatu investasi. Tujuan yang hendak dicapai
dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan, biaya dan keputusan investasi yang
dilakukan oleh kontraktor dalam proyek penambangan batubara untuk mendapatkan kelayakan
suatu proyek.
Laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini (Hongren dkk 1989
: 845) :
a. Untuk memperkirakan cash flow masa datang. Dalam banyak kasus, sumber dan
penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu, penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat
yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa datang.
b. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Laporan arus kas akan
melaporkan kegiatan investasi perusahaan, sehingga memberikan informasi
arus kas kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer.
c. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada
pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor.
d. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor untuk mengetahui apakah
perusahaan bisa melakukan pembayaran-pembayaran ini.
e. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
f. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba
bersih yang cukup tetapi kas yang rendah menyebabkan diperlukannya informasi
cash flow.
Semua cash flow masuk dan cash flow keluar diklasifikasikan ke dalam salah satu dari
tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas ini penting
dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan memprediksi arus kas
masa depan.
1. Cash flow Operasi (Operating Cash Flow). Arus kas operasi dikaitkan dengan
kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi
lainnya yang diperhitungkan dalam penentuan laba. Arus kas Operasi adalah
semua arus yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan.
2. Cash flow Investasi (Investing Cash Flow)Arus kas investasi dikaitkan dengan
investasi dalam dan pelepasan (disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang
dan ekuitas tertentu, memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan
strategis lainnya. Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana
pertumbuhan perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut :
a. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi adalah arus
kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan investasi.
b. Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak
pada periode manfaat yang di antisipasi.
c. Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta transaksi yang
menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan dngan cash flow
investasi.
3. Cash flow Pendanaan (Financing Cash Flow). Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan
perolehan sumber daya dari pemilik dan pemberian pengembalian atas investasi
mereka, peminjaman uang, dan pembayaran kembali pokok pinjaman.
Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas
masuk (keluar) bersih dari kegiatan pendanaan.
Ada beberapa pendekatan untuk menyusun laporan cash flow yang digunakan dalam
praktek, yang masing-masing bertujuan mengidentifikasi melalui analisis transaksi hal-
hal berikut ini :
a. Cash flow operasi, investasi, dan pendanaan.
b. Transaksi investasi dan pendanaan non kas yang signifikan.
c. Pos-pos yang merekonsiliasi laba dan cash flow operasi bersih.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 yang dapat dipergunakan
perusahaan terdapat dua metode untuk menyajikan laoran cash flow, yaitu :
1. Metode Langsung Metode langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari
kegiatan operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan
memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.
2. Metode Tidak Langsung Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode
ini diawali dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga
diperoleh cash flow dari aktivitas operasi.
Kedua metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total yang sama untuk kegiatan
operasi, kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan arus kas bersih selama periode
tertentu. Metode tersebut berbeda hanya dalam cara menunjukkan arus kas dari kegiatan
operasi.
Penyusunan anggaran kas, menurut Riyanto (1978 : 90), dapat dilakukan dengan beberapa
tahap sebagai berikut :
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional
perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi (operating
transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit (kekurangan) kas atau
surplus (kelebihan) kas.
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau
sumber-sumber lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas. Juga disusun
estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya
kembali. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansiil (financial
transaction).
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran
setelah adanya transaksi finansiil. Anggaran kas yang final ini merupakan
gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansiil yang
menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

Sumber :
Diharjo, Surono. 2014. Analisis Investasi Proyek Pelaksanaan Di Konsesi Penambangan
Batubara.
Rahayuningsih, Eki. 2006. Penyusunan Anggaran Arus Kas (Cash Flow) Pada Pt. Pln
(Persero) Distribusi Jawa Tengah Dan D.I. Yogyakarta.
Sidauruk, Dirga. 2018. Analisis Kelayakan Investasi Menggunakan Metoda Discounted Cash
Flow Tambang Galena Pt. Triple Eight Energy, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh
Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat.
Tanubrata, Maksum. 2013. Sistem Informasicash Indancash Outpada Suatu Proyek Kontruksi.

Anda mungkin juga menyukai