Oleh:
KELOMPOK 8
Model penilaian ekuitas berfokus sekurang-kurangnya pada satu atau lebih empat atribut
berikut ini:
A. Pendekatan Aliran Laba Masa Depan
Bentuk yang paling sederhana dari model penilaian ekuitas adalah pada kasus-kasus
tertentu dimana seluruh aktivanya menghasilkan aliran laba yang seragam selamanya. Sesuai
dengan asumsi mengenai pasar modal (contohnya, pasar modal sempurna), ekuilibrium nilai
pasar dari seluruh ekuitas perusahaan adalah
Vi.t = Xi
r (1)
keterangan
Vi.t = nilai pasar perusahaan i pada akhir periode t
Xi = keseragaman aliran laba tertentu perusahaan i
r = tingkat bunga pasar untuk investasi tanpa risiko
Pengembangan dari rumus di atas berupa:
1) Laba yang seragam dari periode yang diasumsikan.
2) Asumsi yang sudah pasti.
Pengembangan lainnya dari model di atas:
1) Untuk mengakui risiko yang dihubungkan dengan ketidakpastian, resiko ini dapat
diakui melalui penggunaan discount rate atau dengan memasukkan suatu variabel
yang terpisah dalam persamaan penilaian.
2) Pendekatan yang kedua untuk mengkaui resiko adalah untuk meliputi suatu bentuk
resiko yang terpisah dalam penilaian persamaan.
1
C. Pendekatan Berdasarkan Dividen
Dengan berasumsi pada periode kekuasaan yang tak terbatas dalam situasi tertentu, rumus
untuk nilai pasar dari sekuritas ekuitas berdasarkan pada aliran dividen masa depan, yaitu
Vi.t = dt+1 + dt+2 ... dt+n (2)
(1 + rt+1) (1 + rt+1)(1 + rt+2) (1 + rt+1)(1 + rt+2) ... (1 + rt+n)
keterangan
Vi.t = nilai pasar perusahaan i pada akhir periode t
dt = dividen yang dibayar pada periode t
rt = tingkat bunga pasar pada periode t untuk investasi tanpa risiko
3
D. Model Penilaian Ekuitas dan Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa langkah dalam menyelidiki hubungan antara analisis laporan keuangan
dengan abnormal return:
1) Memisahkan sistem investasi menjadi bagian-bagian tertentu misalnya input dapat
dipecah menjadi data dan model penialain lainnya.
2) Mengestimasi kemungkinan abnormal return saat ini diperoleh dari sistem investasi.
3) Jika ada sesuatu kemungkinan yang tinggi mengenai perolehan abnormal return,
usaha untuk menetapkan jika sumber-sumber sistem investasi ini dihubungkan
dengan abnormal return tersebut.
Ada dua pendekatan untuk meneliti jika ramalan laba adalah penyebab dari abnormal return:
1) Meneliti pengaruh dari pemakaian alternatif peramalan laba.
2) Meneliti komponen-komponen ramalan nonlaba individual dalam suatu sistem untuk
melihat jika setiap orang adalah sumber dari abnormal return.
RASIO PRICE-TO-EARNINGS
Salah satu indikati keuangan yang kuat mengenai publisitas perusahaan dagang adalah rasio
harga (P) terhadap laba (E).
A. Masalah Perhitungan
1) Pemilihan tanggal untuk mengulur numerator.
2) Pemilihan periode waktu untuk menggunakan denominator.
3) Pemilihan ukuran laba per lembar saham untuk digunakan dalam denominator.
4) Perlakuan terhadap laba per lembar saham yang negatif.
B. Komponen-komponen Permanen Dan Sementara Dari Laba yang Dilaporkan
Terdapat beberapa alasan untuk mengharapkan konsep laba secara implisit. Pada harga-
harga sekuritas untuk membedakannya dari konsep-konsep earning secara implisit dalam
GAAP:
1) Konsep laba secara implisit dalam GAAP didasarkan pada pemikiran akuntansi
seperti realisasi dan konservatif.
2) Fokus dari GAAP adalah laba untuk periode masa lalu, padahal fokus dari konsep
laba secara implisit dalam harga-harga sekuritas adalah untuk periode masa yang
akan datang.
4
C. Menjelaskan Perbedaan Pada Rasio PE
Penjelasan-penjelasan untuk variasi pada waktu tertentu meliputi perbedaan-perbedaan
pada perusahaan dalam:
1) Tanda dan besaran komponen sementara satu tahun dalam laporan laba.
2) Pertumbuhan laba yang diharapkan permanen.
3) Risiko.
4) Metode-metode akuntansi.
5
SUMMERY ARTIKEL I
6
SUMMERY ARTIKEL II
Judul : Analysis of Equity valuation Models and Target Price Accuracy: An
Evidence from Analyst Report in Indonesia
Penulis : Budi Frensidy, Ryan Joshua Pelealu, and Robiyanto
Jurnal : SAGE Open
Tahun : 2020
Hal : 1-13
1. ABSTRACT
a. Latar belakang atau tujuan penelitian
Studi ini mengkaji apakah analisis investasi (sell-side) di Indonesia cenderung lebih
memilih model valuasi berbasis arus kas dari pada model valuasi berbasis akrual,
bagaimana akurasi model valuasi digunakan, dan apakah penggunaan kedua model
valuasi secara bersamaan untuk menghasilkan target harga dapat meningkatkan
akurasi.
b. Metode penelitian
Para peneliti melakukan analisis konten komprehensif dari 99 laporan penelitian
ekuitas untuk sebagian besar perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45.
c. Hasil penelitian (termasuk temuan baru)
Dalam model berbasis akrual, khususnya rasio harga saham terhadap pendapatan
(PE) adalah model penilaian paling populer yang muncul dalam laporan ekuitas
disemua sektor.
Perspektif model valuasi sebagai produse target harga (valuasi dominan),
discounted cash flow (DCF) adalah model valuasi yang paling populer digunakan.
Juga ditemukan bahwa model penelitian berbasis arus kas memberikan akurasi
tertinggi.
Hasil yang signifikan dalam uji Chi-square yang menunjukkan penggunaan kedua
model valuasi secara bersamaan dapat meningkatkan hasil valuasi lebih tepat oleh
para analis.
7
2. PENDAHULUAN
a. Kajian singkat literatur primer atau sekender dari penelitian terbaru & relevan dengan
tema riset
Analis adalah perantara penting di pasar modal karena mereka memberikan perkiraan
pendapatan, rekomendasi, dan target harga untuk klien mereka (Clatworthy & Lee,
2017), kehadiran mereka cukup besar sebagai salah satu di antara banyak pilar di
pasar modal yang efisien (O'Brien et al., 2017). Untuk menghasilkan target harga,
mereka menggunakan berbagai jenis metode penilaian. Misalnya, klasifikasi
berdasarkan perspektif basis akuntansi yang mengklasifikasikan model penilaian
sesuai dengan variabel akuntansi yang digunakan dalam model. Perspektif ini akan
menjadi perspektif utama yang digunakan dalam penelitian ini.
b. Gap analysis atau research gap terkait sisi penting atau tidaknya riset
Keunikan atau kebaruan riset ini dibandingkan riset-riset sebelumnya sebagai state of
the art (SOTA)/novelty research/sebagai keunikan riset
penelitian ini akan fokus pada pasar Indonesia untuk mengisi kesenjangan penelitian
dan berkontribusi pada literatur terbaru tentang penggunaan model penilaian oleh
analis investasi di pasar modal Indonesia.
9
4. METODE PENELITIAN
a. Metode pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan analisis isi komprehensif untuk menguji (1) model mana
yang paling sering digunakan oleh analis ekuitas Indonesia, (2) model mana yang
memberikan tingkat akurasi estimasi harga yang lebih tinggi, dan (3) apakah
penggunaan model berbasis arus kas dan/atau model berbasis akrual meningkatkan
tingkat akurasi estimasi harga.
b. Populasi dan sampel
Dengan menggunakan database Bloomberg yang tersedia melalui Terminal
Bloomberg, sampel laporan penelitian ekuitas dikumpulkan. Laporan yang ditulis
sebagian besar oleh broker lokal dan internasional terkemuka di Indonesia termasuk
perusahaan blue-chip terbesar, yang semuanya termasuk dalam indeks LQ-45 (awal
2015). Hanya laporan penelitian ekuitas khusus untuk perusahaan yang tersedia dari
Januari 2014 hingga Desember 2014 yang dipilih.
c. Definisi variabel & pengukuran variabel
Penilaian adalah perkiraan nilai suatu aset berdasarkan variabel yang dianggap terkait
dengan hasil investasi masa depan atau yang dapat dibandingkan dengan aset serupa.
Ada beberapa cara atau perspektif untuk mengklasifikasikan model penilaian.
Beberapa di antaranya adalah perspektif nilai yang paling umum digunakan yang
membagi model penilaian menjadi nilai absolut (atau fundamental) dan relatif (atau
ganda).
d. Alat analisis utama yang dipakai memecahkan rumusan masalah atau hipotesis
Penelitian ini menggunakan uji Chi-square untuk menguji hipotesis ketiga, apakah
penggunaan arus kas dalam hubungannya dengan model berbasis akrual secara
signifikan mengoreksi kesalahan perkiraan. Uji Chi-square digunakan untuk
menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diharapkan
dan yang diamati dalam satu atau lebih kategori.
Mereka akan menjadi jumlah target harga yang dicapai (dan tidak tercapai) dalam
laporan yang menggunakan (dan tidak menggunakan) arus kas dan basis akrual secara
bersamaan. Rumusnya adalah sebagai berikut:
10
Analisis multivariat seperti analisis regresi yang digunakan untuk pengecekan
ketahanan, dengan deviasi sebagai variabel dependen dan metode penilaian (1 jika
menggunakan model berbasis arus kas, 0 jika tidak).
11
(46,34%) setelah kelipatan PEG (0%). Sedangkan kelipatan PBV (50%) dan kelipatan
EV (50%) memiliki akurasi yang sedikit lebih baik dibandingkan kelipatan P/E.
Hal ini konsisten dengan pandangan bahwa arus kas memberikan informasi tentang
kinerja perusahaan yang tidak termasuk dalam angka pendapatan saat ini dan fakta
bahwa peramalan arus kas sangat kompleks karena melibatkan penggunaan informasi
yang luas (Call et al., 2009). Oleh karena itu, H2 didukung secara empiris.
Hipotesis H3a Tabel 7 menunjukkan bahwa model berbasis arus kas digunakan
sebagai referensi untuk model berbasis akrual dalam 53 dari 99 laporan. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas analis dalam 99 laporan (53,54%) lebih suka
menggunakan model berbasis arus kas sebagai referensi daripada model berbasis
akrual. Oleh karena itu, H3a tidak didukung secara empiris.
Hipotesis H3b Tabel 9 menunjukkan tingkat akurasi menggunakan kedua model
sebagai model penilaian dominan secara bersamaan. Uji Chi-square digunakan untuk
menguji apakah akurasi terkait hanya masalah keacakan atau tidak.
berdasarkan uji statistik Chi-square (dengan penyisihan kesalahan 10%), akurasi
meningkat secara signifikan jika model berbasis akrual digunakan bersama dengan
model berbasis arus kas untuk menentukan harga target. Oleh karena itu, H3b hanya
dapat diterima jika kesalahan penyisihan yang digunakan adalah 10%.
6. SIMPULAN
a. Simpulan
Studi ini membandingkan penggunaan dan akurasi model valuasi untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana analis menilai perusahaan di pasar
modal Indonesia. Temuan menunjukkan bahwa model berbasis akrual, terutama
kelipatan PE, adalah model penilaian paling populer untuk laporan ekuitas lintas
sektor. Namun, dari perspektif model penilaian dominan, DCF adalah model penilaian
yang paling sering digunakan untuk menghasilkan harga target. Selain itu, model
berbasis arus kas memberikan akurasi tertinggi di antara model lain dengan
penyisihan kesalahan 0% hingga 5%.
b. Keterbatasan
Terlalu banyak ukuran sampel karena terbatasnya akses ke data laporan penelitian
ekuitas dan sampel yang digunakan hanya dari periode Januari hingga Desember 2014
12
saran penelitian selanjutnya
Agar melakukan analisis yang sama pada ukuran sampel yang lebih besar dengan
periode yang lebih lama.
7. REFERENSI
a. Gaya penulisan daftar pustaka menggunakan APA Style. Nama pengarang ditulis
nama belakang terlebih dahulu disertai judul artikel, nama jurnal dan volume dicetak
miring sedangkan nomer jurnal dan halaman tidak dicetak miring.
b. Jumlah artikel pendukung yaitu 39 buah artikel
https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/2158244020949507
13
SUMMERY ARTIKEL III
Equity Valuation, Production, and Financial Planning: A Stochastic Programming
Approach
I. ABSTRAK
Sebagian besar literatur manajemen operasi berasumsi bahwa perusahaan selalu dapat
membiayai keputusan produksi secara optimal tingkat atau meminjam pada tingkat
bunga konstan; namun, keputusan operasional dibatasi oleh terbatasnya modal dan
seringkali sangat bergantung pada pembiayaan eksternal. Makalah ini mengusulkan
model perencanaan perusahaan terintegrasi, yang memperluas diskon berbasis perkiraan
metode penetapan harga dividen ke dalam kerangka penilaian berbasis optimalisasi untuk
mengambil keputusan produksi dan keuangan secara bersamaan untuk perusahaan yang
menghadapi ketidakpastian. Kami juga mengembangkan algoritma yang efisien untuk
menyelesaikan pemrograman stokastik integer yang dihasilkan model dengan batasan
nonlinier. Dibandingkan dengan model penilaian dan perencanaan tradisional, metode
kami menghasilkan ekuitas yang lebih tinggi penilaian, yang menunjukkan bahwa
penilaian tanpa mempertimbangkan keputusan kontinjensi pada dasarnya tidak akurat.
II. PENDAHULUAN
Literatur manajemen operasi cenderung fokus pada bidang perluasan kapasitas,
pengendalian inventaris, dan dukungan manajemen rantai lapis tanpa
mempertimbangkan dampaknya kendala keuangan atau struktur modal pada operasi
perusahaan keputusan. Dalam tulisan ini, kami mengusulkan perencanaan perusahaan
yang terintegrasi model untuk membuat keputusan produksi dan keuangan secara
bersamaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dalam dinamika lingkungan yang
tidak menentu. Sedangkan literatur optimasi yang luas di bidang produksi dan
manajemen keuangan telah berkembang selama beberapa dekade terakhir, kerangka
umum yang menghubungkan perencanaan produksi, keputusan struktur modal, prediksi
permintaan pasar, dan interaksi di antara keduanya keputusan belum tersedia. Memang
benar, literatur manajemen keuangan pada umumnya berkembang secara terpisah dari
penelitian tentang perencanaan produksi, sedangkan literatur manajemen operasi
biasanya tidak mempertimbangkan dampaknya kendala keuangan atau struktur modal
pada operasi perusahaan keputusan.
14
III. LITERATUR RIVIEW & HIPOTESIS
Literatur akuntansi membahas dua pendekatan luas untuk memperkirakan nilai
pemegang saham. Yang pertama adalah penilaian langsung yang dapat dinyatakan dalam
proyeksi imbalan di masa depan. Model penilaian ekuitas yang paling populer dan
sederhana adalah model diskon dividen (DDM), yang memperkirakan dividen bagi
pemegang ekuitas dan memberikan nilai ekuitas sebagai nilai sekarang dari dividen yang
diharapkan. Metode kedua mengambil pendekatan penilaian relatif, yang memperoleh
perusahaan nilai dengan menerapkan kelipatan dari perusahaan yang sebanding ke
perusahaan target. mendapatkan penggerak nilai perusahaan, seperti pendapatan,
penjualan, arus kas, atau nilai-nilai buku.
15
VI. SIMPULAN
Dalam tulisan ini, kami mengembangkan perencanaan perusahaan yang terintegrasi
model untuk membuat keputusan produksi dan keuangan secara bersamaan untuk
perusahaan yang menghadapi ketidakpastian permintaan. Keuangan dan keputusan
produksi saling terkait dalam model ini karena keputusan operasional perusahaan sangat
bergantung pada kemampuan pendanaannya untuk mendukung produksi dan operasional
yang optimal keputusan mempengaruhi biaya dan pilihan pendanaan perusahaan.
Kesimpulan utama kami adalah: (a) produksi dan finansial pengambilan keputusan harus
dilakukan secara simultan dan terpadu kerangka interaktif; (b) kerangka ICP
memungkinkan suatu perusahaan untuk mengoordinasikan keputusan produksi dan
keuangan secara bersamaan secara aktif dan memperluas metode penetapan harga pasif
menjadi aktif kerangka penilaian; (c) model ICP dapat mempertimbangkan utang biaya
sebagai variabel keputusan endogen, bukan eksogen parameter yang berguna; (d)
dibandingkan dengan statis satu periode model, pengaturan multistage menghasilkan
penilaian ekuitas yang lebih tinggi dan rasio leverage yang lebih rendah.
VII.REFERENSI
Artikel ini menggunakan gaya penulisan American Psychological Association (APA)
Style dalam daftar pustakanya yang dimana penulisannya diurut berdasarkan nama
pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, nama jurnal, volume jurnal, serta terakhir
mencantumkan halaman. Artikel ini memiliki 40 artikel pendukung yang digunakan
sebagai referensi artikel utama.
16