Saham Fantom
Suatu rencana saham fantom memberikan kepada manajer sejumlah saham untuk
tujuan pembukuan saja. Di akhir periode (katakanlah lima tahun) eksekutif tersebut
berhak untuk menerima suatu penghargaan yang setara dengan apresiasi di nilai pasar
dari saham tersebut sejak tanggal penghargaan. Penghargaan dapat berbentuk uang
tunai, lembar saham, atau keduanya. Tidak seperti opsi saham, suatu rencana saham
fantom tidak memiliki biaya transaksi. Beberapa rencana opsi saham mengharuskan
manajer untuk menyimpan saham tersebut selama periode waktu tertentu setelah
dibeli. Ini melibatkan suatu resiko penurunan dalam harga pasar serta biaya bunga
yang terkait dengan penyimpanan saham. Resiko dan biaya-biaya ini tidak ada dalam
rencana saham fantom.
Saham Kinerja
Suatu rencana saham kinerja memberikan sejumlah tertentu saham ke seorang
manajer ketika cita-cita jangka panjang tertentu telah terpenuhi. Cita-citanya adalah
untuk mencapai persentase pertumbuhan tertentu dalam laba per saham selama
periode tiga sampai lima tahun. Oleh karena itu, rencana ini tidak dipengaruhi oleh
harga saham. Keunggulannya adalah bahwa eksekutif dapat mengendalikan, paling
tidak sebagian. Selain itu, penghargaan tidak bergantung pada peningkatan dalam
harga sama, meski peningkatan dalam laba kemungkinan besar akan menyebabkan
terjadinya peningkatan dalam harga saham.
Unit Kinerja
Dalam suatu rencana unit kinerja, suatu bonus tunai dibayarkan ketika target jangka
panjang tertentu telah tercapai.rencana ini menggabungkan aspek-aspek dari hak
apresiasi saham dan saham kinerja. Target jangka panjang harus ditetapkan secara
hati-hati agar rencana ini dapat berhasil.
C. Insentif untuk Pejabat Korporat
Setiap pejabat korporat, kecuali CEO, bertanggungjawab sebagian atas kinerja
keseluruhan perusahaan. Para pejabat korporat dimotivasi oleh, dan berhak untuk
menerima, suatu bonus untuk kinerja yang baik. Tetapi, sebagian kinerja yang
dihasilkan oleh masing-masing dari mereka tidak dapat diukur.
Kompensasi CEO
Biasanya didiskusikan oleh komite kompensasi dewan komisaris setelah CEO tersebut
mempresentasikan rekomendasi untuk kompensasi bawahannya.sikap umum CEO
terhadap presentasi yang sesuai untuk kompensasi insentif di suatu tahun sangatlah
jelas dari presentasi ini. Kondisi umu komite hanya menerapkan persentasi yang sama
untuk kompensasi CEO tersebut. Tetapi, komite ini memberikan tanda-tanda akan
penilaian yang berbeda untuk kinerja CEO dengan memutuskan persentasi yang lebih
tinggi atau lebih rendah. Ini mungkin pernyataan lainnya dari dewan komisaris,
merupakan suatu tanda penting mengenai bagaimana dewan komisaris menilai kinerja
CEO tersebut. Penilaian itu sebaiknya disertai dengan penjelasan yang jujur mengenai
alasan dari keputusan tersebut.
E. Teori Agensi
Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu-
individu untuk mencapai kesejahteraan tujuan. Teori ini menggambarkan faktor-faktor utama yang
sebaiknya dipertimbangkan dalam merancang kontrak insentif. Suatu kontrak insentif, sebagaimana yang
digunakan dalam teori agensi, adalah sama dengan pengaturan kompensasi insentif. Teori agnesi
berusaha untuk menyatakan hubungan-hubungan ini dalam model matematis.
Konsep
Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan
suatu jasa dan, dalammelakukan hal itu mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada
agen tersebut.
Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa principal dan agen memiliki preferensi ata
tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan mengurangi perbedaan preferensi.
Perbedaan Tujuan antara Prinsipal dan Agen
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingan mereka sendiri. Agen
diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan
yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luanh yang banyak, kondidi kerja yang
menarik, keanggotaan klub, dan jam kerja yang fleksibel. Misalnya, beberapa agen memilih waktu luang
dibandingkan kerja atau usaha keras. Usaha manajer meningkatkan menilai dari perusahaan, sementara
waktu luang atau usaha disebut dengan keenganan kerja. Dan sengaja tidak melakukan pekerjaan
disebut kelalaian.
Principal (yaitu pemegang saham), di pihak lain, diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian
keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut.
Agen dan principal berbeda dalam hal preferensi resiko. Teori agensi mengasumsikan bahwa
manajer memilih lebih banyak daripada sedikit kekayaan, tetapi bahwa utilitas marginal, atau kepuasan,
menurun dengan semakin banyaknya kekayaan yang diakumulasikan. Agen bisasnya memiliki sebagian
besar dari kekayaan mereka terikat dengan kekayaan perusahaan. Kekayaan terdiri dari keuangan
mereka maupun modal manusia mereka. Modal manusia-nilai manajer sebagaimana dipandang oleh
pasar-dipengaruhi oleh kinera perusahaan.karena semakin menurunnya utilitas atas kekayaan dan
besarnya jumlah modal agen yang bergantung pada perusahaan, agen diasumsikan akan
bersifat enggan menghadapi resiko (risk avers): Mereka menilai peningkatan dari investasi beresiko lebih
rendah dibandingkan dengan perkiraan nilai (nilai akturial) dari investasi tersebut.
Di pihak lain, saham perusahaan dipegang oleh banyak pemilik, yang mengurangi resiko mereka
dengan mendiversikan kekayaan mereka dan memiliki saham dibanyak perusahaan. Oleh karena itu,
pemilik tertarik dengan perkiraan nilai dari investasi mereka dan bersifat netral terhadap resiko (risk
natural). Manajer tidak semudah itu mendiversikan resiko ini, yang menyebabkan mengapa mereka
enggan menghadapi resiko.
Mekanisme Pengendalian
Ada dua cara untuk menangani masalah-masalah dari perbedaan tujuan dan asimetri informasi:
pemantauan dan insentif.
1. Pemantauan
Principal dapat merancang system pengendalian yang memantau tindakan agen, menghalangi tindakan
yang meningkatkan kekayaan agen dengan mengorbankan kepentingan principal. Contohnya adalah
laporan keuangan diaudit. Laporan kuangan dihasilkan mengenai kinerja perusahaan, diaudit oleh pihak
ketiga, dan kemudian dikirimkan kepada pemilik.
Teori agensi mencoba menjelaskan mengapa hubungan agensi yang berbeda melibatkan tingkat
pemantauan yang berbeda. Misalnya, pemantauan adalah lebih efektif jika tugas agen tersebut
teridentifikasi dengan baik atau mudah dipantau, sehingga kontrak insentif menjadi lebih menarik sebagai
alat pengendalian. Pemantauan dan insentif bukanlah merupakan alternative yang berdiri sendiri-sendiri.
Di kebanyakan perusahaan, CEO memiliki kontrak insentif beserta laporan keuangan diaudit yang
bertindak sebagai alat pemantauan.
2. Kontrak Insentif
Principal mencba untuk membatasi perbedaan preferensi dengan menetapkan kontrak insentif yang
sesuai. Semakin besar penghargaan agen bergantung pada ukuran kinerja, semakin banyak insentif
yang ada bagi agen tersebut untuk memperbaiki ukuran. Oleh karena itu, principal sebaiknya
mendefinisikan ukuran kinerja sedemikian rupa sehingga hal tersebut memajukan kepentingannya.
Kemampuan untuk mencapai hal ini disebut keselarasan tujuan. Ketika kontrak yang diberikan
memotivasi agen untuk bekerja bagi kepentingan perusahaan, maka kontrak tersebut dianggap selaras
dengan tujuan.
Principal mengahadapi tantangan untuk mengidentifikasikan sinyal yang berkorelasi baik dengan
usaha agen maupun nlai perusahaan. Usaha agen, bersama-sama dengan factor luar (misalnya,
perekonomian secara umum, bencana alam), menentukan kinerja. Semakin dekat ukuran hasil
mencerminkan usaha manjer, semakin berharga ukuran tersebut dalam kontrak insentif. Jika ukuran
kinerja tidak berkorelasi secara dekat dengan usaha agen tersebut, maka hanya ada sedikit insentif bagi
agen itu untuk meningkatkan usahanya.
Tidak ada yang memastikan insentif dapat memastikan keselarasan tujuan secara penuh. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan dalam preferensi resiko antara kedua belah pihak, asimetri informasi, dan
biaya pemantauan. Perbedaan ini menimbulkan tambahan biaya. Bahkan penyelerasan system insentif
yang efektif masih menimbulkan perbedaan preferensi, hal ini disebut dengan kerugian
residual. Tambahan biaya kompensasi insentif, biaya pemantauan, dan kerugian residual secara umum
disebut dengan biaya agensi.