Anda di halaman 1dari 77

META ANALISIS: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP


MANAJEMEN LABA

Oleh:

Kelompok 1 :
32209027 - Martinus Christian Winata
35219107 - Rafael Anjas Wijaya
38219090 - Teresia Juliana
38209030 - Veronica Fransisca

Program Studi Akuntansi


Mata Kuliah Metode Penelitian Akuntansi

INSTITUT BISNIS dan INFORMATIKA KWIK KIAN GIE

JAKARTA

2023
PENGESAHAN

META ANALISIS: PENGARUH GOOD CORPORATE


GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP MANAJEMEN LABA

Diajukan Oleh:

Kelompok 1 :
32209027 - Martinus Christian Winata
35219107 - Rafael Anjas Wijaya
38219090 - Teresia Juliana
38209030 - Veronica Fransisca

Jakarta, 2023

Disetujui Oleh:

Pembimbing

( …………………………… )

INSTITUT BISNIS dan INFORMATIKA KWIK KIAN GIE

JAKARTA, 2023

ABSTRAK

i
Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan hasil penelitian dari beberapa jurnal
untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, leverage,
dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba dengan melakukan meta analisis.
Manajemen laba merupakan tindakan campur tangan pihak manajemen dalam proses
pelaporan keuangan ekternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri.
Manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang
akan datang dibandingkan pemegang saham. Adanya mekanisme corporate
governance untuk melakukan pengawasan yang ketat diharapkan dapat meminimalisir
terjadinya manajemen laba. Dengan meminimalisir tindakan manajemen laba, maka
nilai laba yang dilaporkan dapat dicerminkan sesuai dengan fakta kondisi ekonomi
suatu entitas. Manajemen laba dapat mengurangi kualitas informasi keuangan, maka
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi praktik ini merupakan hal yang penting
agar dapat diberi perhatian lebih dan manajemen laba dapat diminimalisir. karena
laporan keuangan merupakan salah satu parameter penting sebagai suatu informasi
dalam mengambil keputusan.
Populasi dalam penelitian ini adalah jurnal di Google Scholar yang dengan topik
pengaruh ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, leverage, dan ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba dengan periode penelitian antara 2009-2019.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang
menghasilkan 9 sampel. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil
melalui teknik observasi di Google Scholar yang terdiri dari hasil statistik dari jurnal.
Untuk mengintegrasi hasil penelitian jurnal peneliti menggunakan teknik meta
analisis untuk melakukan pengujian.
Hasil penelitian meta analisis menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris
memiliki pengaruh signifikan kuat terhadap manajemen laba, dan ukuran komite
audit, leverage, dan ukuran perusahaan juga memiliki pengaruh walaupun signifikan
lemah terhadap manajemen laba.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris,
ukuran komite audit, leverage, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba. penelitian ini juga membuktikan masih berlakunya teori agensi pada
beberapa perusahaan manufaktur, properti, industri barang konsumsi dalam periode
penelitian tahun 2009 - 2019.

Kata kunci: Meta analisis, manajemen laba, leverage, ukuran perusahaan, ukuran
komite audit.

ABSTRACT

ii
This study aims to integrate the results of research from several journals to determine
the effect of board size, audit committee size, leverage, and company size on earnings
management by conducting a meta-analysis.
Earnings management is an act of intervention by management in the process of
external financial reporting with the aim of benefiting oneself. Managers know more
about internal information and future company prospects than shareholders. The
existence of a corporate governance mechanism to carry out strict supervision is
expected to minimize the occurrence of earnings management. By minimizing
earnings management actions, the value of reported earnings can be reflected in
accordance with the facts of the economic condition of an entity. Earnings
management can reduce the quality of financial information, so knowing the factors
that influence this practice is important so that more attention can be given and
earnings management can be minimized. because financial reports are one of the
important parameters as information in making decisions.
The population in this study is a journal on Google Scholar with the topic of the effect
of board size, audit committee size, leverage, and company size on earnings
management with a research period between 2009-2019. The sampling technique was
carried out by purposive sampling method which produced 9 samples. The data used
is secondary data taken through observation techniques at Google Scholar which
consists of statistical results from journals. To integrate the results of research
journals, researchers use meta-analysis techniques to conduct testing.
The results of the meta-analysis study show that the board of commissioners size
variable has a strong and significant influence on earnings management, and audit
committee size, leverage, and company size also have a weak significant effect on
earnings management.
The conclusion of this study shows that the variables of board of commissioners size,
audit committee size, leverage, and company size have an influence on earnings
management. This research also proves the validity of agency theory in several
manufacturing companies, property, consumer goods industries in the 2009 - 2019
research period.

Keywords: Meta analysis, earnings management, leverage, firm size, audit committee
size

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena berkat Rahmat-

Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian yang berjudul

Meta Analisis: Pengaruh Good Corporate Governance, Leverage, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Manajemen Laba. Laporan penelitian ini disusun sebagai salah satu proyek

kelompok mata kuliah Metode Penelitian Akuntansi di Institut Bisnis dan Informatika Kwik

Kian Gie.

Penulisan skripsi ini merupakan suatu sarana yang baik bagi penulis untuk dapat

menerapkan teori yang telah dipelajari selama dalam perkuliahan. Penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Walaupun demikian, penulis telah berusaha

semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik selama proses penulisan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari adanya hambatan yang dihadapi,

namun penulis bersyukur karena mendapatkan bantuan, dukungan, dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Carmel Meiden, S.E., Ak., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing, memberikan saran dan kritik

yang membangun untuk penulis, serta membantu penulis dalam penulisan penelitian

ini sampai selesai.

2. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan dan semangat serta bantuan

secara materiil maupun non-materiil selama proses studi.

iv
3. Teman-teman di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie yang senantiasa

menjadi teman berbagi suka dan duka serta membantu peneliti dalam menyelesaikan

laporan penelitian.

4. Seluruh staf perpustakaan Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie yang telah

membantu penulis dalam proses pengumpulan data.

5. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah banyak

membantu penulis dengan berbagai bantuan dan dukungannya selama ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik

dan saran membangun yang hendak disampaikan agar dapat menjadi lebih baik lagi di

kemudian hari. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan

dapat dijadikan sebagai masukan atau acuan bagi penelitian selanjutnya. Terima kasih.

Jakarta, April 2023

Kelompok 1

DAFTAR ISI

v
PENGESAHAN....................................................................................................................................i

ABSTRAK............................................................................................................................................ii

ABSTRACT........................................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL..............................................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................................ix

BAB I..................................................................................................................................................10

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................10

B. Identifikasi Masalah................................................................................................................7

C. Batasan Masalah......................................................................................................................8

D. Batasan Penelitian...................................................................................................................8

E. Rumusan Masalah...................................................................................................................8

F. Tujuan Penelitian....................................................................................................................8

G. Manfaat Penelitian...............................................................................................................9

BAB II................................................................................................................................................10

A. Landasan Teoritis..................................................................................................................11

1. Teori Keagenan (Agency Theory)......................................................................................11

2. Teori Akuntansi Positif......................................................................................................12

3. Manajemen laba.................................................................................................................14

B. Penelitian Terdahulu.............................................................................................................22

vi
C. Kerangka Pemikiran.............................................................................................................27

D. Hipotesis Penelitian...............................................................................................................31

BAB III...............................................................................................................................................31

A. Objek Penelitian....................................................................................................................32

B. Desain Penelitian....................................................................................................................32

C. Variabel Penelitian................................................................................................................33

D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................36

E. Teknik Pengambilan Sampel................................................................................................37

F. Teknik Analisis Data.............................................................................................................38

BAB IV..............................................................................................................................................41

A. Gambaran umum, objek penelitian......................................................................................41

B. Hasil Uji Penelitian Meta Analisis........................................................................................42

C. Pembahasan...........................................................................................................................44

BAB V.................................................................................................................................................51

A. Kesimpulan............................................................................................................................51

B. Saran.......................................................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................53

Lampiran...........................................................................................................................................57

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu............................................................................. 22

vii
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel...................................................................................... 35

Tabel 3.2 Proses Pemilihan Sampel............................................................................... 37

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Meta Analisis................................................ 42

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran................................................................................... 30

viii
DAFTAR LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

x
A. Latar Belakang Masalah

Dalam pengelolaan sebuah perusahaan dibutuhkan evaluasi atau

pertanggungjawaban yang dilakukan pada periode tertentu guna mengetahui bagaimana

efisiensi perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional. Dengan adanya evaluasi,

timbul upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menjaga kondisi

perusahaan. Tujuan utama hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat bersaing baik

dengan perusahaan yang telah lama berdiri ataupun perusahaan baru. Salah satu bentuk

pertanggungjawaban yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat dari penciptaan

laporan keuangan yang menggambarkan keseluruhan kinerja perusahaan.

Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting sebab didalam laporan

keuangan tersebut terdapat informasi yang menggambarkan keadaan nyata perusahaan,

salah satunya laporan laba rugi perusahaan. Laba dalam laporan keuangan merupakan

salah satu parameter penting sebagai suatu informasi. Namun, seringkali tidak dipungkiri

bahwa pelaporan laba pada beberapa entitas tidak disajikan dan tidak mencerminkan

fakta yang sebenarnya mengenai kondisi ekonomi entitas tersebut. Laba yang seharusnya

diharapkan dapat memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan

menjadi diragukan kualitasnya. Akibatnya manajemen berupaya untuk mencari celah

untuk mempercantik laba supaya menjadi lebih menarik bagi para stakeholder yang

membacanya. Tindakan yang dilakukan oleh manajemen ini disebut dengan istilah

manajemen laba.

(Scott, 2015) mendefinisikan bahwa untuk meraih tujuan tertentu manajemen

melakukan sebuah alternatif kebijakan akuntansi yaitu manajemen laba. Dengan melihat

hal tersebut dapat dilihat bahwa manajemen laba terjadi akibat ketidaksejalanan antara

hasil yang diperoleh perusahaan dengan target yang diinginkan sejak awal. Sehingga

pihak manajemen perusahaan berusaha mencari celah yang dapat dimanfaatkan untuk

xi
memperbaiki kondisi sebenarnya namun dengan standar akuntansi yang diperbolehkan.

Menurut (Braindies & Fuad, 2019) manajemen laba merupakan suatu hal yang masih

diperdebatkan. Banyak yang menganggap ini merupakan sebuah kecurangan disisi lain

ada juga yang menganggap ini merupakan tindakan yang dibenarkan. Alasan bagi yang

berpendapat ini merupakan suatu hal yang dibenarkan adalah manajemen menggunakan

metode dan prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Namun bagi yang

beranggapan ini merupakan kecurangan hal ini salah karena tidak menggambarkan

kondisi yang sebenarnya. Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Healy &

Wahlen, 2016). Namun, pada kenyataannya masih banyak tindakan manajemen laba

yang akhirnya menjadi skandal pelaporan akuntansi baik di Indonesia maupun di luar

negeri. Hal tersebut dapat terjadi di akibat dari lemahnya tata kelola perusahaan.

(Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006) menyatakan corporate

governance adalah seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang

saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak mereka dan tanggung jawab, atau sistem dimana

perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Menurut (Lusmeida, 2019) corporate

governance merupakan sebuah konsep yang dilakukan agar perusahaan dapat mengalami

peningkatan kinerja perusahaan melalui pengendalian kinerja manajemen dan menjamin

akuntabilitas pihak manajemen terhadap stakeholder dengan berpedoman kepada

kerangka peraturan. Menurut (Angeline, 2017) corporate governance ditujukan untuk

membantu menyelaraskan kepentingan antara manajemen dengan kepentingan pemegang

saham dan meningkatkan reabilitas informasi financial serta integritas proses pelaporan

financial. Mekanisme corporate governance yang dapat digunakan untuk mengurangi

perilaku manajemen laba salah satunya dari keberadaan dari ukuran komite audit serta

ukuran dewan komisaris.

xii
(Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006) menyatakan bahwa dewan

komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan, terutama dalam

pelaksanaan good corporate governance. Dewan komisaris adalah organ perseroan yang

bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran

dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Dewan komisaris merupakan core dari

keberhasilan good corporate governance, sebab dewan komisaris ditugaskan untuk

menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola

perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Menurut (Angeline, 2017)

dewan komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk

memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Mengingat manajemen

yang bertanggungjawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan,

sedangkan dewan komisaris bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen, maka

dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan. Hasil

penelitian (Lusmeida, 2019) menyatakan tidak terdapat pengaruh negatif dari proporsi

dewan komisaris terhadap manajemen laba dan hipotesis 1 dalam penelitian ini ditolak.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Prastiti &

Meiranto, 2013) dan (Susanto & Pradipta, 2016). Sedangkan hasil penelitian (Sutino &

Khoiruddin, 2016) menyatakan sebaliknya yaitu proporsi dewan komisaris independen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Penempatan atau

penambahan anggota dewan komisaris independen dimungkinkan sekedar untuk

memenuhi ketentuan formal saja tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporate

governance (GCG), sementara pemegang saham mayoritas masih memegang peranan

penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat atau bahkan menurun. Kuatnya kendali

pendiri perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan komisaris tidak

independen.

xiii
Dalam corporate governance juga terdapat komite-komite yang mempunyai

peranan penting, salah satunya yaitu komite audit. Menurut (Komite Nasional Kebijakan

Governance, 2006) dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia

komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar

untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau

sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk

membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. KNKG

menetapkan 3 tujuan dibentuknya komite audit yaitu pelaporan keuangan, manajemen

risiko, dan corporate governance. Komite audit bertugas untuk membantu dan

memperkuat fungsi dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan atas proses

pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari

corporate governance di perusahaan – perusahaan. Keberadaan komite audit diharapkan

dapat menemukan sejak dini praktik-praktik yang bertentangan dengan asas keterbukaan

informasi, sehingga diharapkan dapat mengurangi praktik manajemen laba (Murhadi,

2009). Dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi dalam bentuk

formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal. Adanya

komunikasi formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal dilakukan

dengan baik. Proses audit internal dan eksternal yang baik akan menghasilkan tingkat

akurasi laporan keuangan yang tinggi dan kepercayaan terhadap laporan keuangan pun

meningkat (Anderson et al., 2005). Hasil penelitian yang dilakukan Lina & Asward,

2021) menunjukkan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif terhadap

manajemen laba. Praktek manajemen laba justru terjadi pada saat perusahaan memiliki

jumlah komite audit yang lebih banyak yang sesungguhnya diharapkan dapat

meminimalisasi praktek manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi komite

xiv
audit dalam melakukan pengawasan terhadap proses penyusunan laporan keuangan

belum berjalan dengan efektif.

Faktor selanjutnya yang memiliki potensi mempengaruhi adanya praktik

manajemen laba dalam suatu perusahaan adalah ukuran perusahaan dan leverage.

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan.

Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi terjadinya manajemen laba karena perusahaan

yang besar dinilai memiliki kinerja yang lebih baik dari perusahaan yang berukuran

kecil. Sehingga semakin besar suatu perusahaan harus mampu memenuhi ekspektasi dari

investor atau pemegang sahamnya. Terdapat berbagai indikator ukuran perusahaan, yaitu

jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aset

maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin

banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia

dikenal dalam masyarakat. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Prastiti &

Meiranto, 2013) dan (Dimara & Hadiprajitno, 2017) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran maka semakin besar juga kemungkinan adanya praktik manajemen

laba disuatu perusahaan.

Berbeda dengan penilitian yang dilakukan oleh (Purnama & Taufiq, 2021) dan

(Herlambang & Darsono, 2015) yang mengatakan bahwa variabel ukuran perusahaan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan yang dilihat dari total

asetnya, maka perusahaan tidak akan termotivasi untuk melakukan praktik manajemen

laba. Perusahaan yang semakin besar, maka dipastikan akan lebih dikritisi oleh para

pemegang saham, maupun publik, sehingga membuat manajemen untuk lebih berhati-

hati dalam mempublikasikan suatu informasi.

xv
Menurut (Fahmi, 2015), rasio leverage adalah sebuah rasio yang mengukur

seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi

akan membuat perusahaan berada dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu

perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban

utang tersebut. Semakin besar rasio leverage atau utang yang dimikiki perusahaan maka

semakin besar juga bagi para investor karena laba yang dihasilkan hanya akan digunakan

untuk pembayaran atau pelunasan utang, sehingga keuntungan yang didapat investor

akan semakin berkurang. Terdapat peneliti terdahulu yang membahas mengenai adanya

pengaruh positif variabel leverage terhadap manajemen laba (Purnama & Taufiq, 2021);

(Faranita & Darsono, 2017); dan (Prastiti & Meiranto, 2013) leverage dianggap

berpengaruh positif terhadap manajemen laba karena semakin besar utang yang dimiliki

perusahaan maka semakin besar pula keinginan manajemen untuk melakukan tindakan

manipulasi atau manajemen laba dengan meningkatkan jumlah pendapatan yang dimiliki

agar perusahaan tampak baik-baik saja dan perusahaan tampak dapat membiayai

kegiatan usahanya dengan laba yang dimiliki oleh perusahaan.

Dari berbagai penelitian terdahulu mengenai topik manajemen laba tersedia cukup

melimpah dalam bentuk jurnal-jurnal terpublikasi. Namun, tidak banyak penelitian dan

kajian terhadap hasil-hasil penelitian umtuk merangkum dan menguji kembali

keefektifan hasil suatu tema penelitian. Penelitian berdasarkan data-data yang sudah ada

dapat menghasilkan suatu teori baru mengenai tema yang diteliti, selain itu hasilnya juga

dapat digunakan sebagai penguatan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut

dapat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian meta analisis. Meta analisis

dilakukan dengan tujuan untuk mengintegrasikan temuan-temuan yang ada atau dengan

kata lain analisis dari analisis (Angeline, 2017). Hal ini mendorong peneliti untuk

melakukan penelitian jurnal dengan pendekatan meta analisis dengan melihat adanya

xvi
beberapa penelitian jurnal yang terpublikasi di Google Scholar menunjukkan hasil yang

masih beragam.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti ingin melakukan pengujian meta

analisis terkait pengaruh good corporate governance, leverage, dan ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba di Indonesia dengan mengambil hasil penelitian dari beberapa

jurnal yang dipublikasi di Google Scholar dalam rentang waktu 2012-2022.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti bahas sebelumnya, penulis

menemukan masalah masalah berikut ini:

Apakah pengaruh ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, leverage, dan ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masaslah di atas, penulis membatasi masalah

penelitiannya sebagai berikut:

1. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba?

2. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?

4. Apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?

D. Batasan Penelitian

Penulis menetapkan batasan penelitian agar tujuan penulis dapat tercapai tanpa

adanya halangan dalam proses pengumpulan dan menganalisis data. Batasan yang

peneliti maksud adalah :

xvii
1. Objek penelitian adalah data sekunder berupa data hasil penelitian beberapa jurnal

yang meneliti pengaruh ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit ukuran

perusahaan, dan leverage terhadap manajemen laba di Indonesia.

2. Penelitian menggunakan data jurnal yang meneliti antara tahun 2009 sampai dengan

tahun 2019.

3. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Google Scholar.

E. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat dimuat adalah “Apakah pengaruh good corporate

governance, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi dilakukan

pada jurnal dengan periode publikasi dari tahun 2012 – 2022)?”

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan hasil penelitian dari beberapa jurnal

ilmiah terkait dengan topik apakah pengaruh good corporate governance, leverage, dan

ukuran perusahaan terhadap manajemen laba dengan menggunakan data meta analisis

dengan tujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap

manajemen laba.

2. Untuk mengetahui apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap manajemen

laba.

3. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen

laba.

4. Untuk mengetahui apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap manajemen

laba.

xviii
G. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak sebagai

berikut:

1. Bagi penulis

Penelitian ini sebagai nilai tugas dalam mata kuliah Metode Penelitian

Akuntansi serta menambah pengetahuan terhadap pengaruh good corporate

governance, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba di

Indonesia.

2. Bagi pembaca

Penulis berhadap bahwa penelitian ini dapat memberikan ilmu kepada para

pembaca mengenai pengaruh good corporate governance, leverage, dan ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba di Indonesia.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan bagi

pihak pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

xix
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori yang menjadi landasan dasar

tentang topik skripsi serta pengaruh keaktifan komite audit dan keberadaan auditor eksternal

big four dengan manajemen laba. Untuk dapat lebih memahami tentang topik yang akan

peneliti bahas, maka akan juga dijelaskan yang mendalam tentang good corporate

governance, leverage, dan ukuran perusahaan. Peneliti juga melampirkan penelitian yang

pernah dilakukan agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian.

Kerangka pemikiran menjelaskan bagan alur logika hubungan antara masing masing

variabel penelitian agar dapat mudah dimengerti oleh pembaca. Selain itu, peneliti juga akan

menjelaskan bagaimana hubungan antara masing masing variabel tersebut. Dari penjelasan

teori yang sebelumnya telah dijelaskan maka pada bagian akhir bab ini, peneliti dapat

membuat kesimpulan sementara berdasarkan teori dari topik yang diteliti.

A. Landasan Teoritis

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan tentang hubungan antara pemilik

(principal) dengan manajemen (agent). (Michael C. Jensen, 1976) menyatakan bahwa

hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana salah satu atau lebih pemegang

saham (principal) memerintahkan manajer (agent) untuk melakukan suatu jasa atas

nama principal serta memberikan wewenang kepada agent untuk membuat keputusan

yang terbaik bagi principal. Namun dalam praktiknya manajer tidak selalu bertindak

untuk kepentingan pemegang saham.

Teori keagenan melakukan asumsi bahwa agent akan lebih mementingkan

kepentingan pribadinya dibading kepentingan principal. Adanya kepentingan yang

xx
berbeda inilah menyebabkan adanya ketidakseimbangan informasi antara principal

dan agent yang menyebabkan principal sulit untuk mengawasi dan mengontrol agent.

Menurut (Fatmawati & Sabeni, 2013) konflik kepentingan ada dua macam,

yaitu moral hazard dan adverse selection. Moral hazard adalah keadaan dimana

Tindakan agent yang tidak sesuai etika dan mementingkan diri sendiri biasanya tidak

diketahui principal. Adverse selection adalah keadaan dimana agen memiliki

informasi yang lebih lengkap ketika kontrak dengan principal belum dibuat dan

informasi baru diungkapkan setelah kontrak dijalankan sebelum keputusan dibuat.

Manajer dipastikan memiliki informasi internal perusahaan yang relatif lebih

banyak dan mengetahui informasi tersebut tersebut lebih cepat dibanding pihak

external. Kondisi ini menyebabkan manajer dapat menggunakan informasi tersesbut

untuk dapat memanipulasi laporan keuangannya, dengan tujuan untuk

memaksimalkan keuntungan perusahaan dan menyesatkan pemilik perusahaan atau

pemegang saham perusahaan mengenai kinerja keuangan perusahaan.

Konsep corporate governance berkaitan tentang bagaimana para pemegang

saham yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan kepada mereka dan yakin

bahwa manajer tidak akan melakukan kecurangan yang akan merugikan mereka.

Corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan dan menurunkan

biaya keagenan (agency cost).

2. Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan melakukan prediksi

pada praktik akuntansi. Teori ini menciptakan pola sistematik dan menjelaskan secara

spesifik maksud dari pola tersebut. Teori ini berasumsi bahwa manajer akan

memberikan keuntungan pada pemegang saham.

xxi
Menurut (Watts, R. & Zimmerman, 1986) teori akuntansi positif terdapat tiga

hipotesis yang dijadikan motivasi dalam melakukan manajemen laba :

1. Hipotesis rencana bonus (Plan Bonus Hypothesis), dalam hipotesis ini manajer

perusahaan dengan rencana kompensasi cenderung lebih menyukai metode yang

akuntansi yanda dapat menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke

periode sekarang atau dikenal dengan income smoothing.

Dengan hipotesis tersebut apabila manajer dalam sistem penggajiannya sangat

tergantung pada bonus akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang

dapat memaksimalkan gaji.

2. Hipotesis perjanjian utang (Debt Convenat Hypothesis), dalam hipotesis ini

manajer perusahaan yang memiliki rasio leverage yang besar akan lebih suka

memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk

periode mendatang ke periode sekarang.

3. Hipotesis biaya proses politik (Politic Process Hypothesis), dalam hipotesis ini

semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin bagi manajer

perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan

earning periode sekarang ke periode mendatang.

Hipotesis ini berdasarkan asusmsi bahwa perusahaan yang biaya politiknya kecil

dengan kata lain perusahaan yang besar cenderung lebih suka menurunkan atau

mengurangi laba yang dilaporkan dibanding perusahaan yang kecil.

Ketiga hipotesis tersebut mendukung bahwa teori akuntansi positif mengakui

bahwa 3 hubungan keagenan :

1. Antara manajemen dengan pemilik

2. Antara manajemen dengan kreditur

3. Antara manajemen dengan pemerintah

xxii
Riset yang Mendukung Teori Akuntansi Positif

Peneliti peneliti yang mendukung teori akuntansi positif yang di telah dipublikasi

Watt dan Zimmerman, peneliti peneliti tersesbut adalah:

1. (Kabir, 2011) menyatakan bahwa teori akuntansi positif telah menjadi salah satu

pendekatan dalam riset akuntansi dan telah memunculkan banyak riset empiris

mengenai hubungan antara angka akuntansi dengan harga saham dan pengembalian

saham.

2. (Christenson, 1983) menyatakan bahwa kedua artikel Watts dan Zimmerman

dinilai berkontribusi karena mencakup aturan empiris yang berkaitan dengan

praktik akuntansi yang berlangsung. Riset akuntansi positif dianggap mampu

memberi petunjuk dalam keteraturan riset empiris dan secara sistematis memeriksa

keteraturan riset tersebut dalam literatur ilmiah. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang telah dilakukan Watts dan Zimmerman.

Riset yang Mengkritik Teori Akuntansi Positif

Peneliti peneliti yang mengkritik teori akuntansi Positif terhadap publikasi yang

dilakukan oleh Watt dan Zimmerman

1. (Whittington, 1987) berpendapat bahwa intoleransi metodologi dalam teori

akuntansi positif dan beranggapan bahwa teori akuntansi normatif mempunyai

kedudukan yang sah dalam ilmu akuntansi.

2. (Sterling, 1990) melakukan kritik terhadap pendekatan teori akuntansi positif

dimana sterling beranggapan terlalu membatasi studi positif atas praktik akuntansi,

sehingga dinilai dapat menghambat perkembangan akuntansi.

3. Manajemen laba

Menurut (Healy & Wahlen, 2016) manajemen laba terjadi ketika manajer

menggunakan penilaian dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi

xxiii
untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan beberapa pemangku

kepentingan tentang kinerja ekonomi yang mendasari perusahaan atau untuk

mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada angka akuntansi yang

dilaporkan.

Menurut (Scott, 2015) manajemen laba adalah pilihan oleh manajer tentang

kebijakan akuntansi, atau tindakan nyata, yang memengaruhi laba untuk mencapai

beberapa tujuan laba tertentu yang dilaporkan.

Secara umum manajemen laba terjadi saat seorang manajer melakukan

penyusunan transaksi dengan memilih kebijakan akuntansi tertentu, penilaian,

tindakan nyata atau suatu yang dapat memengaruhi laba dalam penyusunan laporan

keuangan, yang dimungkinkan dengan banyaknya kebijakan akuntansi yang berbeda

yang dapat menguntungkan perusahaan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya

masalah keagenan yang berasal dari konflik kepentingan antara pemegang saham dan

manajer perusahaan. Permasalahan semakin buruk ketika investor dan pemegang

saham lainnya tidak dapat mencapai keputusan yang optimal untuk perusahaan

(Faranita & Darsono, 2017) sehingga menyebabkan manajer memiliki keharusan

untuk mempercantik laporan keuangan.

Menurut (Scott, 2015) terdapat pola umum yang dilakukan manajemen untuk

menjalankan manajemen laba :

 Income Minimization

Ketika kondisi perusahaan dalam suatu periode memiliki nilai profitabilitas

yang tinggi maka manajemen perusahaan akan melakukan upaya yang dapat

menghindari sorotan pihak – pihak lain. Upaya yang dapat dilakukan adalah

dengan cara mengurangi nilai laba yang dicantumkan pada laporan keuangan.

 Income Maximization

xxiv
Dalam keadaan laba perusahaan tidak sesuai dengan ekspektasi yang

dibayangkan oleh pihak manajemen, atau dengan kata lain lebih rendah dari

harapan makan pihak manajemen akan meningkatkan nilai laba dalam laporan

keuangan agar dapat melindungi perusahaan dan untuk mendapatkan bonus

kinerja.

 Income Smoothing

Hal ini dilakukan dengan cara memperhalus nilai laba pada laporan

keuangan manajemen. Hal ini dikarenakan pihak inverstor perusahaan lebih

tertarik pada stabilitas laba yang terjadi pada setiap – setiap periode.

 Taking a Bath

Merupakan dengan cara menghilangkan sejumlah akun aktiva perusahaan

dan membebankan biaya yang akan muncul pada periode masa yang akan datang

pada periode saat ini.

Melihat pola yang dipaparkan tersebut, (Braindies & Fuad, 2019)

berpendapat bahwa banyak pihak yang masih memperdebatkan manajemen laba

apakah tindakan yang legal atau ilegal. Bagi yang menganggap ini merupakan hal

yang illegal disebabkan mereka berpendapat bahwa pihak perusahaan telat

menipu dengan memberikan data yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam

kondisi yang sadar. Namun bagi yang berpendapat bahwa manajemen laba

merupakan hal yang legal dasar argumentasinya adalah selama manajemen laba

dilakukan tidak untuk mencari keuntungan bagi pribadi dan masih berdasarkan

batas yang diterima secara umum.

Corporate governance

Istilah corporate governance pertama kali muncul pada cadbury report yang

dihasilkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992. Corporate governance

xxv
didefinisikan sebagai sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan (The

Committee on the Financial Aspects of Corporate governance and Gee and Co. Ltd,

1992).

Menurut Forum for Corporate governance in Indonesia (FCGI, 2001) dalam

(Braindies & Fuad, 2019) corporate governance merupakan seperangkat aturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,

pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan

ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan

kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Dalam fungsinya sebagai fungsi pengawasan, (Komite Nasional Kebijakan

Governance, 2006) mengemukakan bahwa corporate governance mempunyai fungsi

– fungsi pengawasan, yaitu :

 Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

 Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,

terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lain.

 Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

xxvi
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

pengakuan sebagai good corporate citizen.

 Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas good corporate governance, perusahaan

harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan

tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

 Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Mekanisme Corporate governance

1. Kepemilikan Manajerial

(Angeline, 2017) mengemukakan bahwa pihak manajemen dari sebuah

perusahaan publik umumnya bukan terdiri dari pemilik/ pemegang saham.

Untuk mengelola perusahaan, para pemilik/pemegang saham mempekerjakan

para agent. Manajer umumnya memiliki informasi yang lebih banyak mengenai

perusahaan dibandingkan dengan pemilik/ pemegang saham karena manajer

yang menjadi pengelola perusahaan.

2. Kepemilikan Institusional

Menurut (Angeline, 2017) permasalahan keagenan yang berawal dari

konflik kepentingan ini dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme

monitoring yang bertujuan untuk mensejajarkan kepentingan antara pemilik/

pemegang saham dengan manajer. Salah satu cara adalah dengan kepemilikan

saham oleh investor institusional. Investor institusional ini adalah investor yang

xxvii
bukan dalam bentuk individual, melainkan merupakan perusahaan, lembaga

atau institusi yang turut memiliki saham.

Dalam hubungannya dengan fungsi monitoring, investor institusional

diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik

dari investor individual. Investor institusional akan melakukan monitoring

secara lebih efektif dan tidak mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi

yang dilakukan manajer. Kepemilikan institusional yang besar 32 dapat

mengurangi sifat opportunistic manajer dengan kemampuan monitoringnya

sehingga dapat meminimalisir permasalahan keagenan.

3. Komite Audit

Komite audit dalam sebuah perusahaan mempunyai peran yang sangat

penting. Karena dalam penyusunan laporan keuangan komite audit bertugas

untuk menjaga kredibilitas proses yang berlangsung selama penyusunan.

Komite audit juga bertugas mengawasi berlangsungnya good corporate

governance dengan baik, sehingga bertugas juga sebagai kontrol kepada

perusahaan (Rachmawati & Triatmoko, 2007). Hal ini sesuai dengan tugas

pokok komite audit yang pada prinsipnya membatu dewan komisaris untuk

menjalankan fungsi pengawasan dalam perusahaan. Fungsi pengawasan yang

dilakukan oleh komite audit meliputi review terhadap sistem pengendalian

internal perusahaan, kualitas laporan keuangan, dan efektivitas fungsi audit

internal. Dengan melihat data tersebut maka dapat dikatakan bahwa komite

audit adalah salah satu perangkat utama dalam penerapan good corporate

governance. (Braindies & Fuad, 2019)

4. Ukuran Dewan Direksi dan Komisaris

xxviii
Menurut (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006) kepengurusan

perseroan terbatas di Indonesia menganut sistem dua badan (two- board system)

yaitu dewan komisaris dan direksi yang mempunyai wewenang dan tanggung

jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana

diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan

(fiduciary responsibility). Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung

jawab untuk memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka

panjang. Oleh karena itu, dewan komisaris dan direksi harus memiliki kesamaan

persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan.

5. Dewan Direksi

Sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial

dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota direksi dapat

melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas

dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota

direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan masing-masing

anggota direksi termasuk direktur utama adalah setara. Tugas direktur utama

sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan direksi. Agar

pelaksanaan tugas direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-

prinsip berikut:

- Komposisi direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan

pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak

independen.

- Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta

kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

xxix
- Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat

menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan

usaha perusahaan.

- Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Dewan Komisaris

Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa Perusahaan

melaksanakan good corporate governance. Namun demikian, dewan komisaris

tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan

masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah

setara. Tugas komisaris utama sebagai primus inter pares adalah

mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris. Agar pelaksanaan tugas dewan

komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:

- Komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan

secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.

- Anggota dewan komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan

memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik

termasuk memastikan bahwa direksi telah memperhatikan kepentingan

semua pemangku kepentingan.

- Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris mencakup

tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.

xxx
Ukuran Perusahaan

Menurut Siregar dan Utama (2005) dalam (Anggraeni & Hadiprajitno, 2013)

menuturkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang

tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi

dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak.

(Albrecht & Richardson, 1990) menemukan bahwa menemukan bahwa

perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untukmelakukan perataan

laba dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil karena perusahaan besar dipandang

lebih kritis oleh pihak luar.

Leverage

(Prastiti & Meiranto, 2013) mengemukakan bahwa leverage digunakan

sebagai proksi untuk tingkat kedekatan terhadap pelanggaran perjanjian utang.

Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio yang didapat dari perhitungan total

kewajiban dibagi total aset. Kasmir (2009) dalam (Braindies & Fuad, 2019)

memberi definisi leverage sebagai “rasio yang menggambarkan seberapa jauh aktiva

perusahaan dibiayai oleh utang”. Dengan pembiayaan yang dibiayai oleh utang akan

meningkatkan risiko dan beban tersendiri bagi perusahaan ketika terjadi keadaan

perusahaan yang memburuk dikemudian hari.

(Braindies & Fuad, 2019) berpendapat untuk memperoleh kepercayaan

investor maka perusahaan cenderung melakukan manajemen laba untuk

mempengaruhi investor untuk berinvestasi di perusahaan. Dengan melakukan

manajemen laba maka tujuan yang ingiin diperoleh perusahaan adalah memberikan

informasi yang menunjukkan bahwa performa perusahaan berjalan dengan baik.

xxxi
B. Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencoba membuktikan bagaimana

sebenarnya pengaruh good corporate governance, leverage, dan ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba. Penelitian ini menganalisis hasil-hasil penelitian good

corporate governance, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba di

Indonesia selama sepuluh tahun sejak tahun 2009 sampai 2019.

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
1 Riske Meitha Anggraeni, P. Basuki Hadiprajitno 2013

Judul Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan

Penelitian Praktik Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba

Objek yang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

diteliti 2009-2011

Variabel
Manajemen laba
Dependen

Variabel Struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan praktik

Independen corporate governance

Struktur kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan tidak

Hasil berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan corporate

Penelitian governance (susunan dewan komisaris independen, komite audit, dan

ukuran KAP) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba

2 Nico Alexander and Hengky 2017

Judul Factors affecting earnings management in the Indonesian Stock

Penelitian Exchange

xxxii
Objek yang Perusahaan Non-keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

diteliti antara Tahun 2013 dan 2015.

Variabel
Manajemen laba
Dependen

Return on assets, leverage, perputaran aset tetap, profitabilitas, ukuran


Variabel
perusahaan, umur perusahaan, industri, kualitas audit, dan independensi
Independen
auditor

Return on assets berpengaruh terhadap manajemen laba dan

Hasil pertumbuhan, leverage, perputaran aset tetap, profitabilitas, ukuran

Penelitian perusahaan, umur perusahaan, industri, kualitas audit, dan independensi

auditor tidak berpengaruh manajemen laba

3 YM Purnama, E Taufiq 2016

Judul
Corporate Governance and Real Earnings Management
Penelitian

Objek yang Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang

diteliti terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 hingga 2014

Variabel
Manajemen laba
Dependen

Variabel
Profitabilitas, Leverage, Firm Size, Earnings Power
Independen

profitabilitas dan earnings power diperoleh hasil bahwa variabel

keduanya tidak memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba di


Hasil
sebuah perusahaan. Sedangkan, variabel leverage memperoleh hasil
Penelitian
bahwa variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap

manajemen laba.

xxxiii
4 WA Faranita, D Darsono 2017

Judul Pengaruh Leverage, Struktur Kepemilikan, dan Kualitas Audit terhadap

Penelitian Manajemen Laba

Objek yang Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Bursa Efek

diteliti Indonesia periode 2012-2015.

Variabel
Manajemen laba.
Dependen

Variabel Leverage, auditor independence, audit firm size, managerial ownership,

Independen institutional ownership, and foreign ownership

Leverage, independensi auditor, dan ukuran KAP berpengaruh positif

Hasil terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial, kepemilikan

Penelitian institusional, dan kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

5 YM Purnama, E Taufiq 2019

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Firm Size, dan Earnings Power


Judul
terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Sektor Properti yang
Penelitian
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Perusahaan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perusahaan-


Objek yang
perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
diteliti
dari tahun 2017-2019

Variabel
Manajemen laba.
Dependen

Variabel
Profitabilitas, leverage, firm size, dan earnings power
Independen

xxxiv
Profitabilitas dan earnings power tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba. Variabel leverage menunjukkan adanya pengaruh positif dan


Hasil
signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan, variabel firm size
Penelitian
menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan terhadap

manajemen laba.

6 F Fuad 2019

Judul Pengaruh Corporate Governance, Arus Kas Bebas dan Profitabilitas

Penelitian terhadap Manajemen Laba

Objek yang Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

diteliti terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017

Variabel
Manajemen laba
Dependen

Variabel Arus kas bebas, leverage, profitabilitas, komite audit, dewan direksi, dan

Independen dewan komisaris independen

Analisis menunjukkan bahwa variabel arus kas bebas berpengaruh negatif

Hasil terhadap manajemen laba, dan hipotesis diterima. Variabel leverage,

Penelitian profitabilitas, komite audit, dewan direksi, dewan komisaris independen

tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba

7 Ismalia Asward dan Lina 2015

Judul Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba

Penelitian dengan Pendekatan Conditional Revenue Model

Objek yang Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang

diteliti terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012

Variabel
Manajemen laba
Dependen

xxxv
Variabel Konsentrasi kepemilikan, kepemilikan institusional, kepemilikan

Independen manajerial, komposisi dewan komisaris dan ukuran komite audit

konsentrasi kepemilikan dan komposisi dewan komisaris berpengaruh

Hasil signifikan negatif terhadap manajemen laba. Mekanisme corporate

Penelitian governance yang lain tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

manajemen laba

8 S Herlambang, D Darsono 2015

Judul Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap

Penelitian Manajemen Laba

Objek yang Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

diteliti Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 dan 2013

Variabel
Manajemen laba
Dependen

Variabel
Board size, board compotition and audit comitee size
Independen

Komposisi dewan dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan

Hasil terhadap manajemen laba. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran

Penelitian dewan dan ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba

9 A Prastiti, W Meiranto 2013

Judul Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Komite Audit terhadap

Penelitian Manajemen Laba

Objek yang Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

diteliti Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai 2011

xxxvi
Variabel
Manajemen laba
Dependen

Ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, keahlian

Variabel keuangan dewan komisaris, frekuensi pertemuan dewan komisaris,

Independen ukuran komite audit, independensi komite audit, keahlian keuangan

komite audit, frekuensi pertemuan komite audit

Ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, dan


Hasil
independensi komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap
Penelitian
manajemen laba

C. Kerangka Pemikiran

Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Manajemen Laba

Setiap perusahaan pasti membutuhkan dana yang digunakan untuk membiayai

kegiatan perusahaan supaya berhasil meraih tujuan atau target yang telah ditetapkan

sebelumnya. Salah satu sumber pendanaan perusahaan adalah melalui utang. Tingkat

leverage yang tinggi pada suatu perusahaan akan mengindikasikan bahwa tingginya

motivasi agen untuk melakukan manajemen laba agar terhindar dari pelanggaran utang.

Jika pada suatu perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi, ini berarti proporsi

liabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan aktivanya, hal ini akan memotivasi agen

untuk melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba sehinnga perusahaan yang

rasio leverage tinggi cenderung akan melakukan pengaturan laba dengan cara

meningkatkan atau menurunkan laba periode masa yang akan datang ke periode yang

sedang berlangsung (Venelli, 2022) Dengan laba perusahaan yang lebih tinggi maka

perusahaan akan memperoleh batas pinjaman utang yang lebih besar karena laba yang

dihasilkan perusahaan juga besar. Hal tersebut didukung dengan pemberi pinjaman yang

xxxvii
mempertimbangkan pemberian kredit berdasarkan laba perusahaan (Faranita & Darsono,

2017).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Faranita & Darsono, 2017) menunjukkan

bahwa leverage berpengaruh secara positif terhadap manajemen laba, sejalan dengan

penelitian (Purnama & Taufiq, 2021) yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan

signifikan leverage terhadap manajemen laba, dimana peneliti menemukan bahwa

semakin besar tingkat leverage maka manajer perusahaan akan termotivasi untuk

melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk menghindari pelanggaran perjanjian

utang.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Ukuran perusahaan (firm size) merupakan suatu skala yang dapat dijadikan sebagai

pengklasifikasian dalam besar atau kecilnya suatu perusahaan. Pada dasarnya, ukuran

perusahaan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm),

perusahaan menengah (medium firm) dan perusahaan kecil (small firm), di mana total

aset suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan sebuah ukuran

perusahaan (Lee, 2002) menemukan bahwa perusahaan yang lebih besar kurang

memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan-perusahaan

kecil karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pihak luar. Namun, terdapat

juga pandangan yaitu semakin perusahaan skalanya besar maka perusahaan juga

memiliki aktivitas operasional yang kompleks dibanding perusahaan kecil, sehingga

memiliki potensi untuk melakukan praktik manajemen laba. menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran suatu perusahaan yang dilihat dari total asetnya, maka perusahaan

tidak akan termotivasi untuk melakukan praktik manajemen laba. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh (Purnama & Taufiq, 2021) diperoleh hasil bahwa variabel ukuran

xxxviii
perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba.

Perusahaan yang semakin besar, dipastikan akan lebih dikritisi oleh para pemegang

saham, maupun publik, sehingga membuat manajemen untuk lebih berhati-hati dalam

mempublikasikan suatu informasi. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian (Habibie

& Parasetya, 2022) yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempengaruhi

manajemen laba.

Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan teori keagenan, dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme

pengendalian intern tertinggi, yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan

manajemen puncak. Pengawasan dilakukan agar kecenderungan manajer untuk

melakukan manajemen laba berkurang sehingga investor tetap memberikan kepercayaan

untuk menanamkan investasinya pada perusahaan (Prastiti & Meiranto, 2013) Namun

(Yermack, 1996) menyatakan bahwa makin banyaknya personel yang menjadi dewan

komisaris dapat berakibat pada makin buruknya kinerja yang dimiliki perusahaan.

Dengan makin banyaknya anggota dewan komisaris maka badan ini akan mengalami

kesulitan dalam menjalankan perannya, diantaranya kesulitan dalam berkomunikasi dan

mengkoordinir kerja dari masing-masing anggota dewan itu sendiri, Semakin besar

ukuran dewan komisaris, maka semakin besar pula manajemen laba yang dilakukan

perusahaan. Hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan ukuran dewan

komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba. Tanda koefisien yang

negatif menunjukan semakin banyak dewan komisaris independen akan mampu

menurunkan tindakan manajemen laba (Anggraeni & Hadiprajitno, 2013). Sejalan

xxxix
dengan penelitian (Prastiti & Meiranto, 2013) yang menyatakan terdapat hubungan

negatif antara ukuran dewan komisaris dengan manajemen laba diterima. Hasil pengujian

pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris,

semakin kecil kemungkinan terjadinya manajemen laba.

Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Manajemen Laba

Dalam rangka untuk membuat komite audit yang efektif dalam pengendalian dan

pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan, komite harus memiliki anggota yang

cukup untuk melaksanakan tanggungjawab. Di Indonesia, pedoman pembentukan komite

audit yang efektif (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2002) menjelaskan bahwa

anggota komite audit yang dimiliki oleh perusahaan sedikitnya terdiri dari 3 orang,

diketuai oleh komisaris independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang

independen terhadap perusahaan serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi

dan keuangan. Keberadaan komite audit diharapkan dapat menemukan sejak dini

praktik-praktik yang bertentangan dengan asas keterbukaan informasi, sehingga

diharapkan dapat mengurangi praktik manajemen laba (Murhadi, 2009)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Lina & Asward, 2021) menunjukkan

bahwa ukuran komite audit memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini

bertolak belakang dengan penelitian (Susanto & Pradipta, 2016) yang menyatakan bahwa

ukuran komite audit tidak memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba.

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

xl
Leverage
Ha1
Ukuran Perusahaan
Ha2
Manajemen laba
Ukuran Dewan Komisaris Ha3

Ukuran Komite Audit Ha4

D. Hipotesis Penelitian

Ha1 : Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

Ha2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

Ha3 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba.

Ha4 : Ukuran Komite Audit berpengaruh terhadap manajemen laba.

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai objek penelitian, desain penelitian,

variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, serta teknik

analisa data yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisa penelitian ini.

Peneliti menggunakan data sekunder berupa data output hasil penelitian beberapa jurnal

yang membahas tentang manajemen laba sebagai objek penelitian. Data diambil dari Google

Scholar melalui aplikasi Publish or Perish dan sampel ditarik menurut metode purposive

sampling. Analisis data yang digunakan adalah meta analisis, metode ini diharapkan mampu

mengintegrasikan hasil penelitian-penelitian dari beberapa jurnal yang sudah ada untuk

menarik kesimpulan dari variabel yang diuji dalam penelitian ini.

xli
A. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder berupa data hasil

penelitian beberapa jurnal yang meneliti pengaruh good corporate governance, ukuran

perusahaan, dan leverage terhadap manajemen laba di Indonesia. jurnal yang diambil

datanya yaitu skripsi yang periode penelitiannya antara tahun 2009- 2019.

B. Desain Penelitian

Dengan mengacu pada tinjauan metodologi penelitian di bidang bisnis secara

umum, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian menurut Cooper dan

Schindler (2014) yang mengklasifikasikan desain penelitian menjadi beberapa bagian,

yaitu :

1. Tingkat Kristalisasi Masalah (Degree of Research Question Crystallization)

Berdasarkan perumusan masalah yang ditemukan, penelitian ini termasuk studi

formal karena penelitian ini dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis-

hipotesis yang bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis tersebut dan menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam batasan masalah.

2. Metode Pengumpulan Data (Method of Data Collection)

Berdasarkan metode pengumpulan data, penelitian ini termasuk metode

observasi, karena data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui

pengamatan terhadap data output beberapa jurnal meneliti pengaruh ukuran dewan

komisaris, ukuran komite audit ukuran perusahaan, dan leverage terhadap manajemen

laba di Indonesia antara tahun 2009 - 2019.

3. Pengendalian Peneliti atas Variabel-Variabel (Resercher Control of Variables)

Berdasarkan pengendalian variabel-variabel, penelitian ini termasuk dalam

penelitian ex post facto karena peneliti tidak memiliki kendali untuk mengontrol serta

xlii
mempegaruhi variabel-variabel penelitian yang ada. Peneliti hanya melaporkan apa

yang telah terjadi atau yang sedang terjadi.

4. Tujuan Penelitian (The Purpose of the Study)

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini merupakan studi meta analisis

karena penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan hasil dari penelitian-

penelitian skripsi yang sudah ada terkait topik pengaruh ukuran dewan komisaris,

ukuran komite audit ukuran perusahaan, dan leverage terhadap manajemen laba di

Indonesia.

5. Dimensi Waktu (The Time Dimension)

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini termasuk gabungan antara time series

dan cross-sectional karena data dikumpulkan selama periode tertentu yaitu selama 10

tahun (2009-2019).

6. Ruang Lingkup Topik (The Topic Scope)

Berdasarkan ruang lingkup topik penelitian, penelitian ini menggunakan studi

statistik karena peneliti menarik kesimpulan dari analisis dan pembahasan atas data

penelitian.

7. Lingkungan Penelitian (The Research Environment)

Berdasarkan lingkungan penelitian, penelitian ini merupakan studi lapangan

karena dengan teknik dokumentasi (pengumpulan) dan observasi (pengamatan) secara

tidak langsung dari data yang ada di Google Scholar.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen/Terikat

Variabel dependen/terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain

dan tidak dapat berdiri sendiri melainkan hasil pengaruh dari variabel bebas. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Dalam penelitian yang ada

xliii
dalam jurnal, pengukuran untuk variabel manajemen laba yang banyak digunakan

yaitu dengan Modified Jones Model karena dianggap sebagai model yang lebih baik

dalam mendeteksi manajemen akrual dibandingkan model lainnya.

2. Variabel Bebas/ Independen

Variabel bebas adalah variabel yang berdiri sendiri dan tidak bergantung pada

variabel lainnya dan mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen di dalam

penelitian ini yaitu mekanisme corporate governance yang terdiri dari :

A. Ukuran Dewan Komisaris

Pengukuran variabel ukuran dewan komisaris pada penelitian-penelitian

jurnal yang digunakan, didapat dari jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu

perusahaan.

B. Ukuran Komite Audit

Pengukuran variabel ukuran komisaris pada penelitian-penelitian jurnal

yang digunakan, didapat dari jumlah anggota komite audit dalam suatu

perusahaan.

C. Ukuran Perusahaan

Pengukuran variabel ukuran perusahaan pada penelitian-penelitian jurnal

yang digunakan, didapat dari logaritma natural (Ln) dari rata-rata total aset

perusahaan.

D. Leverage

Pengukuran variabel leverage pada penelitian-penelitian jurnal yang

digunakan, didapat dari logaritma natural (Ln) dari rata-rata total aset perusahaan,

diukur dengan rasio leverage, yaitu perbandingan total liabilitas dan total aset

perusahaan pada akhir tahun.

xliv
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel

xlv
No Nama Variabel Variabel Simbol Indikator

Manajemen
1 Dependen Y Modified Jones Model
laba

Jumlah anggota dewan


Ukuran dewan
2 Independen X1 komisaris dalam suatu
komisaris
perusahaan

Jumlah anggota komite


Ukuran komite
3 Independen X2 audit dalam suatu
audit
perusahaan.

Logaritma natural (Ln)


Ukuran
4 Independen X3 dari rata-rata total aset
perusahaan
perusahaan.

Perbandingan total

5 Leverage Independen X4 liabilitas dan total aset


D.
perusahaan

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

metode observasi berupa dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan

mengkaji data berupa output hasil penelitian dari jurnal yang terdapat di Google Scholar

mengenai topik pengaruh good corporate governance, leverage dan ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba pada periode publikasi 2012-2022.

xlvi
E. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini data yang didapatkan melalui Publish or Perish dengan

topik pengaruh good corporate governance, leverage, dan ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba sejak tahun 2012 – 2022. Dari kempulan data ini, peneliti

mengambil sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu

teknik purposive sampling. Dengan teknik non probability sampling, maka tidak

semua data memiliki peluang yang sama untuk dapat menjadi data sampel. Dalam

penelitian ini kami menggunakna teknik metode purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan kami bahwa data tersebut

dapat dapat memberikan kontribusi dalam masalah penelitian yang kami lakukan.

Sampel data yang kami gunakan merupakan sampel yang dapat mewakili keseluruhan

data yang didapat dengan kriteria kriteria sebagai berikut :

1. Penelitian dengan topik pengaruh good corporate governance, leverage, dan

ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Dengan variable ukuran dewan

komisaris, ukuran komite audit, leverage, dan ukuran perusahaan.

2. Data penelitian yang dikutip lebih dari 5.

3. Data penelitian yang diambil memiliki ISSN.

4. Kebutuhan data tersedia secara lengkap dan informasinya dapat digunakan untuk

kebutuhan analisis.

xlvii
Tabel 3.2
Proses Pemilihan Sampel
No Kriteria Jumlah Akumulasi

Penelitian dengan topik pengaruh good corporate

governance, leverage, dan ukuran perusahaan

1 terhadap manajemen laba. Dengan variable ukuran 100

dewan komisaris, ukuran komite, leverage, dan

ukuran perusahaan.

2 Data penelitian yang dikutip lebih dari 5 (51) 49

3 Data penelitian yang diambil memiliki ISSN (7) 42

Kebutuhan data tidak tersedia secara lengkap dan

4 informasinya tidak dapat digunakan untuk (33) 9

kebutuhan analisis

Jumlah jurnal yang terpilih sebagai sampel data (periode


9
2012 – 2022)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif

dengan menggunakan metode meta analisis. Meta analisis merupakan teknik analisis

xlviii
data yang berfungsi untuk mensintesis berbagai hasil studi individu yang memiliki

tema yang sama dalam rangka untuk memberikan jawaban yang lebih signifikan.

Prosedur yang digunakan dala penelitian ini mengikuti apa yang telah dilakukan oleh

penelitian Eny (2013). Tahapan teknik meta analisis dalam penelitian ini meliputi:

1. Mengkonversi atau melakukan transformasi statistic ukuran efek/hasil statistik

dari tiap penelitian menjadi suatu ukuran bersama yaitu (r), dimana ukuran ini

akan digunakan untuk melakukan akumulasi, perbandingan dan integrasi.

2. Ukuran data dari setiap penelitian akan diubah menjadi (r) dengan menggunakan

prosedur rumus dari Hunter & Schmidt dalam Lyons (2000), dalam penelitian ini

hasil statistic akan ditransformasi menjadi (r) yaitu t statistic dengan rumus


2
t
r=
( t 2+ df )

dimana: r = ukuran efek

t = hasil statistic

df = degree of freedom

3. Mengakumulasi ukuran efek dan menghitung korelasi rata-rata (average

correlation coefficient (r)) dengan rumus

ṝ=
∑ ( ¿ ri )
∑¿
dimana: ṝ = korelasi rata-rata

Ni = jumlah subjek (sampel) dalam penelitian

ri = ukuran efek setiap penelitian

4. Menghitung total variance yang diamati dengan rumus

S=
2∑ [ ¿ ( ( ri−ṝ ) ) ]
2

∑¿
r

xlix
2
dimana: Sr = total variance yang diamati

ṝ = korelasi rata-rata

Ni = jumlah subjek (sampel) dalam penelitian

ri = ukuran efek setiap penelitian

5. Menghitung sampling error variance dengan rumus:


2
2 ( 1−ṝ 2 ) K
S=
∑¿
e

2
dimana: Se = sampling error variance

ṝ = korelasi rata-rata

Ni = jumlah subjek (sampel) dalam penelitian

K = jumlah data penelitian dalam analisis

6. Menghitung variance populasi sesungguhnya dengan rumus:


2 2 2
S p=S r - Se

2
dimana: Sp = variance populasi sesungguhnya

2
Sr = total variance yang diamati

2
Se = sampling error variance

7. Pengujian hipotesis

Pengujian dilakukan dengan menggunakan pendekatan sesuai dengan uji Mann

Whitney Test. Salah satu pengujian dengan uji Z pada tingkat interval keyakinan

95% (confidence interval, a) dengan formula sebagai berikut:

[ ṝ−S 2p Zα ; ṝ + S 2p Zα ] =[ ṝ−S2p ( 1,96 ) ; ṝ + S 2p Z ( 1,96 ) ]


Kriteria menerima atua mendukung hipotesis dengan mengunakan derajat

kepercayaan 5% jika r hitung > r tabel, hipotesis tidak ditolak artinya variabel

independent tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

l
BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti menyajikan informasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan

dan telah melalui proses olah data yang kemudian dijabarkan menjadi suatu kesimpulan dari

penelitian. Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan dapat diketahui apakah hipotesis

yang telah dibuat sebelumnya sesuai dengan hasil yang dilampirkan.

Dalam bab ini terdiri dari 4 bagian yang akan merangkum hasil penelitian secara

menyeluruh untuk masing-masing hasil yang dijabarkan akan dijelaskan apa indikasinya dan

bagaimana pengaruh masing masing variable dengan variable lainnya.

A. Gambaran umum, objek penelitian

Dalam penelitian ini, objek penelitian yang peneliti gunakan merupakan data

beberapa jurnal yang meneliti pengaruh good corporate governance, leverage, dan

ukuran perusahaan terhadap manajemen laba di Indonesia periode 2012 – 2022.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan merupakan teknik purposive sampling

dan total data sampel yang digunakan dari 9 jurnal ilmiah. Dari teknik pengambilan

sampel tersebut maka jurnal yang menjadi sampel dilampirkan pada lampiran 2.

Seleksi penelitian yang telah peneliti lakukan dengan mengidentifikasi

penelitian dari jurna berdasarkan kriteria yang telah disebutkan pada bab 3 metode

penelitian. Semua jurnal yang diidentifikasi dan masuk ke dalam analisis

li
menggunakan discretionary accrual sebagai proksi dari manajemen laba. Dengan

menggunakan pengukuran Modified Jones Model. Untuk variable independen yang

terdiri atas ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, dan

leverage.

Berdasarkan analisis awal dari 9 data sampel jurnal didapatkan total 25 korelasi.

Korelasi tersebut terdiri dari 5 korelasi ukuran dewan komisaris, 8 korelasi ukuran

komite audit, 6 korelasi ukuran perusahaan, 6 korelasi leverage.

B. Hasil Uji Penelitian Meta Analisis

Berdasarkan lampiran 3, Hasil meta analisis dari total sampel ukuran dewan

komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage sebagai perwakilan

dari corporate governance menunjukkan bahwa: untuk variabel ukuran dewan

komisaris terdapat 5 studi yang dianalisis. Hasil meta analisis menunjukkan bahwa

ukuran dewan komisaris memengaruhi manajemen laba secara signifikan, tetapi

memiliki korelasi yang kuat, hal ini terlihat dari mean correlation (r) = 0,1140 dengan

confidence interval 95% antara -9,4327 ; 9,6608. Hasil (r) itung lebih besar daripada

(r) tabel menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hal ini mendukung hipotesis bahwa

ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadao manajemen laba.

untuk variabel ukuran komite audit terdapat 8 studi yang dianalisis. Hasil meta

analisis menunjukkan bahwa ukuran komite audit memengaruhi manajemen laba

secara signifikan, tetapi memiliki korelasi yang lemah, hal ini terlihat dari mean

correlation (r) = 0,0797 dengan confidence interval 95% antara -15,4015 ; 15,5610.

Hasil (r) itung lebih besar daripada (r) tabel menunjukkan pengaruh yang signifikan.

Hal ini mendukung hipotesis bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadao

manajemen laba.

lii
Meta analisis pengaruh ukuran perusahaan melibatkan 6 studi yang dianalisis

dengan hasil meta menunjukkan nilai, mean correlation (r) = 0,1256 dengan

confidence interval 95% antara -11,2661 ; 11,5174. Dari analisis tersebut didapatkan

nilai (r) itung lebih besar daripada (r) tabel yang menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan memengaruhi manajemen laba secara signifikan, namun dengan korelasi

yang lemah.

Analisis yang dilakukan untuk meneliti pengaruh leverage terhadap manajemen

laba melibatkan 6 studi yang dianalisis, menghasilkan nilai mean correlation (r) =

0,1714 dengan confidence interval 95% antara -10,9080 ; 11,2508, dan nilai (r) itung

lebih besar daripada (r) tabel menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan,

namun dengan korelasi yang lemah.

Hasil ringkasan meta analisis secara keseluruhan pengaruh meneliti pengaruh

ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage

terhadap manajemen laba di Indonesia terdapat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1
RINGKASAN HASIL UJI HIPOTESIS META ANALISIS
H Sampel/ Variabel Variabel Mean r tabel Hasil Ket.

Studi Dependen Independen Corelatio

n (ṝ), r

hitung

Ha Manajemen Signifikan
1150/6 Leverage 0.1714 0.05779 TRUE
1 laba (lemah)

Ha Manajemen Ukuran Dewan Signifikan


1022/5 0.1140 0.06130 TRUE
2 laba Komisaris (kuat)

Ha Manajemen Ukuran Signifikan


1062/6 0,1256 0,0601 TRUE
3 laba Perusahaan (lemah)

liii
Ha Manajemen Ukuran Komite Signifikan
1571/8 0,0797 0,0494 TRUE
4 laba Audit (lemah)

C. Pembahasan

1. Pengaruh Rasio Leverage terhadap Manajemen Laba

Besarnya rasio leverage terhadap manajemen laba memiliki pengaruh yang

cukup signifikan sebab setiap entitas perusahaan pasti membutuhkan dana untuk

pembiayaan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat menjalankan visi

dan misinya agar tujuannya dapat tercapai. Artinya, semakin tinggi rasio leverage

suatu perusahaan akan mendorong motivasi seorang manajer perusahaan untuk

melakukan praktik manajemen laba. Hal ini sejalan dengan teori sinyal, dimana

dijelaskan bahwa perusahaan perlu menyampaikan informasi kepada pihak

eksternal, seperti kreditor, supaya pihak tersebut dapat menilai keadaan di masa

kini dan bagaimana prospek perusahaan di masa yang akan mendatang, salah

satunya dengan melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Praktik manajemen laba yang dilakukan dapat berupa meningkatkan laba

dengan manipulasi pendapatan atau beban dan menurunkan laba periode masa

yang akan datang ke periode yang sedang berlangsung. Dengan metode-metode

seperti ini perusahaan akan memperoleh batas pinjaman yang lebih besar sebab

laba yang dihasilkan perusahaan juga besar.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Ukuran perusahaan diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu perusahaan

besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil. Dengan total asset

liv
perusahaan sebagai dasar pengukuran untuk menentukan pengklasifikasian suatu

perusahaan pada ketiga kategori diatas.

Perusahaan yang berada pada klasifikasi perusahaan besar, tidak memiliki

kecenderungan untuk melakukan praktik manajemen laba jika dibandingkan

dengan 2 kategori dibawahnnya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan perusahaan

besar lebih dipandang kritis dari pihak luar yaitu para pemegang saham ataupun

public, sehingga manajemen harus memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi

dalam melakukan publikasi suatu informasi terutama dalam pelaporan keuangan

perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian (Lee, 2002) dan (Purnama &

Taufiq, 2021).

Namun jika dilihat dari sisi pertumbuhan laba, semakin besar ukuran

perusahaan dapat berdampak pada meningkatnya praktik manajemen laba. Hal ini

dapat terjadi karena adanya keharusan bagi manajemen untuk terus meningkatkan

laba perusahaan seiring dengan pertumbuhan ukuran perusahaan.

Hal ini mengkonfirmasi bahwa meskipun ukuran perusahaan sama-sama

tinggi, jika dilihat dari sisi/ konteks peran yang berbeda yaitu kategori dan

pertumbuhan laba, maka tindakan manajemen laba yang dihasilkan juga akan

berbeda

3. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba

Dewan komisaris dalam teori keagenan, diakui sebagai mekanisme

pengendalian intern tertinggi sebagai penanggung jawab untuk mengawasi setiap

tindakan manajemen puncak guna memastikan aktivitas operasional dapat

berjalan sebagaimana harusnya. Namun yang paling utama adalah pengawasan

terhadap manajemen yang memiliki kecenderungan untuk melakukan manajemen

laba, sehingga investor tetap memberikan kepercayaan untuk menanamkan

lv
investasinya pada perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian (Prastiti &

Meiranto, 2013).

Namun, semakin banyak ukuran dewan komisaris belum tentu berdampak

baik terhadap perusahaan. Penentuan ukuran dewan komisaris harus

memperhatikan faktor efektivitas perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian

(Yermack, 1996) yaitu makin banyaknya personel yang menjadi dewan komisaris

dapat berakibat pada makin buruknya kinerja yang dimiliki perusahaan. Dengan

makin banyaknya anggota dewan komisaris maka badan ini akan mengalami

kesulitan dalam menjalankan perannya, diantaranya kesulitan dalam

berkomunikasi dan mengkoordinir kerja dari masing-masing anggota dewan itu

sendiri.

Hal ini juga menjelaskan bahwa meskipun ukuran dewan komisaris besar,

jika melihat pada faktor efektivitas dalam hal pengawasan maka tindakan

manajemen laba yang dihasilkan juga akan berbeda. Penelitian yang dilakukan

oleh Eny et al., (2015) dalam (Angeline, 2017) juga menyatakan bahwa peran

yang efektiflah yang dianggap sebagai mekanisme pengendalian dan pengawasan

terhadap manajemen yang berpijak pada nilai, norma dan kepercayaan yang

diterima yang akan membuat tindakan manajemen laba dapat diminimalisir.

4. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Manajemen Laba

Salah satu faktor yang mendorong munculnya manajemen laba adalah

adanya ketidaksesuaian informasi antara investor dan manajemen. Hal ini

berkaitan dengan kebutuhan masing masing pihak yang ingin diraih. Hal ini

sudah termasuk praktik manajemen laba. Jika dilihat dari sisi pengendalian,

semakin besar ukuran komite audit dianggap dapat menekan praktik manajemen

laba. Sebab semakin banyak ukuran komite audit akan tercipta pengendalian dan

lvi
pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan. Namun jika dilihat dari sisi

efektivitas, ukuran komite audit yang terlalu besar, berdampak pada

ketidakefektifan komite audit akibat sulitnya melakukan kontrol dalam

melakukan pekerjaannya sehingga berpeluang terhadap meningkatnya praktik

manajemen laba.

Maka, dalam rangka membentuk komite audit yang efektif dalam

pengendalian dan pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan, komite

harus memiliki anggota yang cukup untuk melaksanakan tanggungjawab,

sehingga diharapkan dapat menemukan sejak dini praktik-praktik yang

bertentangan dengan asas keterbukaan informasi, sehingga diharapkan dapat

mengurangi praktik manajemen laba. Hal ini sejalan dengan penelitian (Murhadi,

2009).

Hal ini mengkonfirmasi bahwa meskipun ukuran komite audit sama-sama

tinggi, jika dilihat dari sisi/ konteks peran yang berbeda yaitu fungsi umum dan

efektivitasnya, maka tindakan manajemen laba yang dihasilkan juga akan

berbeda.

5. Penggunaan Model Empiris dalam Mendeteksi Manajemen Laba

Dalam penemuan manajemen laba, suatu perusahaan dapat menggunakan

beberapa model seperti yang telah disebutkan pada bab-bab sebelumnya yaitu

model Healy, De Angelo, Jones, dan Modified Jones. Dari semua sampel yang

digunakan menggunakan model Modified Jones untuk mengukur manajemen

laba.

Modified Jones dipilih karena dianggap sebagai model yang lebih baik

dalam mendeteksi manajemen akrual dibandingkan model lainnya. Kelebihan

model Modified Jones yaitu memecah total akrual menjadi empat komponen

lvii
utama akrual, yaitu discretionary current accruals, discretionary long-term

accruals, nondiscretionary current accruals, dan nondiscretionary long-term

accruals.

Penelitian Dechow dan Sweeney (1995) dalam (Angeline, 2017)

menyatakan bahwa model versi modifikasi dari model yang dikembangkan oleh

Jones (1991) memberikan tes manajemen laba yang paling kuat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa standard error model Modified Jones paling rendah dari

model lainnya. Artinya model tersebut lebih efektif dalam memodelkan proses

deret waktu yang menghasilkan nondiscretionary accruals.

6. Pembahasan kecenderungan hasil penelitian dari sampel yang digunakan

a. Pengaruh Rasio Leverage terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan data pada lampiran, sebanyak 4 studi menunjukkan adanya

pengaruh signifikan rasio leverage terhadap manajemen laba. Sedangkan 2

studi menunjukkan tidak adanya pengaruh antara rasio leverage terhadap

manajemen laba. Kecenderungan ketidakadaannya pengaruh rasio leverage

terhadap manajemen laba disebabkan adanya kemungkinan perusahaan tidak

harus bergantung pada manajemen laba untuk menjaga perjanjian jaminan

utang tetap utuh.

Dari hasil penelitian pada sampel, menunjukkan bahwa rasio leverage

memiliki arah pengaruh yang positif terhadap manajemen laba. Hal ini dapat

terjadi karena rasio leverage yang terlalu besar akan mempengaruhi

manajemen untuk melakukan manajemen laba guna memberikan informasi

yang lebih baik atau tindakan opportunistic untuk mempertahankan kinerjanya

kepada investor dan publik Sebab, rasio leverage menggambarkan keadaan

sehat atau tidaknya sebuah perusahaan.

lviii
b. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan data pada lampiran, sebanyak 4 studi meunjukkan adanya

pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba, sedangkan

2 studi menunjukkan tidak adanya pengaruh antara ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba. Kecenderungan ketidakadaannya pengaruh ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba disebabkan setiap perusahaan memiliki

kepentingan sama untuk terlihat baik bagi investor dalam memiliki

kecenderungan yang sama dalam melakukan laba, baik perusahaan kecil

maupun perusahaan besar serta prinsip kehati-hatian sebagai salah satu poin

good corporate governance.

Dari hasil penelitian pada sampel, menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap manajemen laba.

Hal ini dapat terjadi karena semakin besarnya ukuran perusahaan

kemungkinan untuk melakukan manajemen laba guna memperlihatkan kinerja

perusahaan yang lebih baik semakin tinggi, namun terdapat pula hasil

penelitian yang menyatakan pengaruh negatif, hal ini menunjukkan bahwa

semakin besar total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka akan

menurunkan tingkat manajemen laba di perusahaan tersebut. Perusahaan yang

besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-

hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan

tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat

c. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan data pada lampiran,sebanyak 3 studi menunjukkan adanya

pengaruh signifikan ukuran dewan komisaris terhadap manajemen laba,

sedangkan 2 studi menunjukkan tidak adanya pengaruh antara ukuran dewan

lix
komisaris terhadap manajemen laba. Kecenderungan tidak adanya pengaruh

ukuran dewan komisaris terhadap manajemen laba disebabkan karena bukan

suatu ukuran yang menentukan apakah semakin banyaknya dewan komisaris

dapat melakukan pencegahan terhadap manajemen laba, tetapi lebih kepada

faktor efektivitas. Dewan komisaris yang bekerja dengan efektiflah yang dapat

mempengaruhi manajemen laba suatu perusahaan.

Dari hasil penelitian pada sampel, menunjukkan bahwa ukuran dewan

komisaris memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini dapat

terjadi karena semakin banyak ukuran dewan komisaris akan berdampak pada

rendahnya tindakan manajemen laba sebab para dewan komisaris dapat

memaksimalkan perannya agar dapat mengawasi manajemen dan pengelolaan

perusahaan lebih efektif.

d. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan data pada lampiran, sebanyak 3 studi menunjukkan adanya

pengaruh signifikan ukuran komite audit terhadap manajemen laba, sedangkan

5 studi menunjukkan tidak adanya pengaruh antara ukuran komite audit

terhadap manajemen laba. Kecenderungan tidak adanya pengaruh ukuran

komite audit terhadap manajemen laba disebabkan karena pembentukan

komite audit yang didasari sebatas untuk pemenuhan regulasi, yang

mensyaratkan perusahaan harus mempunyai komite audit. Sehingga

mengakibatkan kurang efektifnya peran komite audit dalam memonitor kinerja

manajemen.

Dari hasil penelitian pada sampel, menunjukkan bahwa ukuran komite

audit memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini dapat terjadi

karena semakin banyak atau kurangnya ukuran komite audit dapat berdampak

lx
pada meningkatnya manajemen laba. Sebab, komite audit dengan jumlah yang

tidak tepat akan membuat fungsi pengawasannya menjadi tidak efektif.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab akhir penelitian ini, peneliti akan menyimpulkan hasil akhir penelitian yang

didapatkan setelah melakukan pengumpulan, pencatatan, pengintegrasian dari datadata output

jurnal yang dibutuhkan.

Di bawah ini akan disajikan kesimpulan hasil dan saran. Peneliti berharap agar penelitian

ini akan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya serta bagi pihak-pihak yang membutuhkan di

kemudian hari.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian, maka

kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Hasil integrasi dari beberapa studi melalui meta analisis membuktikan adanya

pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap manajemen laba.

lxi
2. Hasil integrasi dari beberapa studi melalui meta analisis membuktikan adanya

pengaruh ukuran komite audit terhadap manajemen laba.

3. Hasil integrasi dari beberapa studi melalui meta analisis membuktikan adanya

pengaruh leverage terhadap manajemen laba.

4. Hasil integrasi dari beberapa studi melalui meta analisis membuktikan adanya

pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa dan kesimpulan yang telah dijabarkan, dapat

dikemukakan beberapa saran berikut ini:

1. Bagi perusahaan

Diharapkan perusahaan lebih memperhatikan ukuran dewan komisaris,

ukuran komite audit, leverage, dan ukuran perusahaan dalam perusahaan agar

sesuai dengan kebutuhan, meminimalisir adanya tindakan manajemen laba dalam

perusahaan dan mampu memberikan manfaat bagi perusahaan.

2. Bagi investor

Diharapkan pihak investor lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya

dalam perusahaan, Memastikan informasi yang dilaporkan merupakan kondisi

ekonomi perusahaan yang sesungguhnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan:

a. Memperpanjang periode pengamatan dan menggunakan periode terbaru.

lxii
b. Mengambil sampel tidak hanya dari jurnal nasional melainkan dari jurnal

internasional yang sudah terpublikasi yang data outputnya lengkap

sehingga bisa diolah.

c. Menggunakan variabel corporate governance maupun variabel keuangan

lainnya untuk membuktikan pengaruh terhadap manajemen laba. Seperti :

kualitas audit, ukuran dewan direksi, profitabilitas, dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W. D., & Richardson, F. M. (1990). Income Smoothing By Economy Sector.

Journal of Business Finance & Accounting, 17(5), 713–730.

https://doi.org/10.1111/j.1468-5957.1990.tb00569.x

Anderson, K. L., Deli, D. N., & Gillan, S. L. (2005). Boards of Directors, Audit Committees,

and the Information Content of Earnings. SSRN Electronic Journal.

https://doi.org/10.2139/ssrn.444241

Angeline, A. (2017). Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba di

Indonesia (Studi pada beberapa Skripsi Mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika Kwik

Kian Gie …. http://eprints.kwikkiangie.ac.id/2342/%0Ahttp://eprints.kwikkiangie.ac.id/

2342/3/Bab II.pdf

Anggraeni, R. M., & Hadiprajitno, P. B. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,

Ukuran Perusahaan, Dan Praktik Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba.

lxiii
Diponegoro Journal of Accounting, 0(Vol 2 No 3), 754–766.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/3465

Braindies, S., & Fuad, A. S. (2019). Pengaruh Corporate Governance, Arus Kas Bebas Dan

Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, 8(4), 1–

13. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Christenson, C. (1983). The Methodologi of Positive Accounting, JAR. 1.

Dimara, R. J. S., & Hadiprajitno, P. B. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,

Ukuran Perusahaan, Kualitas Audit, Komite Audit Dan Leverage Terhadap Manajemen

Laba. Diponegoro Journal of Accounting, 6(4), 467–472.

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Fahmi, I. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta.

Faranita, W., & Darsono. (2017). Pengaruh Leverage, Struktur Kepemilikan, dan Kualitas

Audit Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal Of Accounting, 6(3), 1–12.

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Fatmawati, D., & Sabeni, A. (2013). Pengaruh Diversifikasi Geografis, Diversifikasi Industri,

Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan, Dan Masa Perikatan Audit Terhadap Manajemen

Laba. Diponegoro Journal of Accounting, 2(2), 1–12.

Habibie, S. Y., & Parasetya, M. T. (2022). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2020). Diponegoro Journal of

Accounting, 11(1), 1–14. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Healy, P. M., & Wahlen, J. M. (2016). Accounting Horizons. Accounting Horizons, 30(4),

525–528. https://doi.org/10.2308/1558-7975-30.4.525

lxiv
Herlambang, S., & Darsono. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, 4(3), 1–17.

Kabir, M. H. (2011). Positive Accounting Theory and Science: A Comparison. SSRN

Electronic Journal, April 2011. https://doi.org/10.2139/ssrn.1027382

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2002). Pedoman Pembentukan Komite Audit yang

Efektif.

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia. Nucl. Phys., 13(1), 1–30.

Lee, B. B. and B. C. (2002). Company Size, Auditor Type, and Earnings Management.

Journal of Forensic Accounting, Vol. III, 27–50.

Lina, & Asward, I. (2021). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba. Jurnal Fairness, 7(1), 57–68.

https://doi.org/10.33369/fairness.v7i1.15145

Lusmeida, H. (2019). Determinan Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan

Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur. Journal of Business and

Entrepreneurship, Vol.7(No.2), 1–11.

Michael C. Jensen, W. H. M. (1976). THEORY OF THE FIRM: MANAGERIAL

BEHAVIOR, AGENCY COSTS AND OWNERSHIP STRUCTURE. Human Relations,

72(10), 305–360. https://doi.org/10.1177/0018726718812602

Murhadi, W. R. (2009). Good Corporate Governance effect to Earning Management practices

of companies listed in Indonesian Stock Exchange. Вестник Новосибирского

Государственного Университета. Серия: Биология, Клиническая Медицина, 2, 1–

21. http://ssrn.com/abstract=1680186

lxv
Prastiti, A., & Meiranto, W. (2013). 18-0007. 2, 1–12.

Purnama, Y. M., & Taufiq, E. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Firm Size, Dan

Earnings Power Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Sektor Properti Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2019. Journal of Accounting, Finance,

Taxation, and Auditing (JAFTA), 3(1), 71–94. https://doi.org/10.28932/jafta.v3i1.3280

Rachmawati, A., & Triatmoko, H. (2007). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X, 1–26.

https://datakata.files.wordpress.com/2015/01/akpm-16.pdf

Scott, W. R. (2015). Financial Accounting Theory. Seventh Edition. Pearson Prentice Hall:

Toronto. www.pearsoncanada.ca.

Sterling, R. R. (1990). Positive Accounting: An Assessment. Abacus. 26(2), 97–135.

https://doi.org/10.1111/j.1467-6281.1990.tb00249.x.

Susanto, Y. K., & Pradipta, A. (2016). Corporate Governance and Real Earnings

Management. International Journal of Business, Economics and Law, 9(1), 1–7.

Sutino, E. R. D., & Khoiruddin, M. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap

Manajemen Laba pada Perusahaan yang Masuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) Tahun

2012-2013. Management Analysis Journal, 5(3), 156–166.

The Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance and Gee and Co. Ltd.

(1992). THE FINANCIAL ASPECTS OF CORPORATE GOVERNANCE. Corporate

Governance, 12(7), 155–155. https://doi.org/10.1007/BF02636735

Venelli, V. De. (2022). TERHADAP MANAJEMEN LABA ( Studi Empiris : Perusahaan

Sektor Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-

2020 ). April.

lxvi
Watts, R. & Zimmerman, J. (1986). Positive Accounting Theory. Prentice-Hall, Englewood

Cliffs, New Jersey.

Whittington, G. (1987). Positive Accounting: A Review Article. Accounting and Business

Research. 17(68), 327–336. https://doi.org/doi:10.1080/00014788.1987.9729816.

Yermack, D. (1996). Higher Market Valuation for Firms with a Small Board of Directors.

Journal of Financial Economics, 40(40), 185–211.

lxvii
Lampiran
No Judul dan Variabel Teknis Analisis Data/ Data Hasil/ Kesimpulan
Nama Pengukuran Variabel
Peneliti
1 Riske Meitha Dependen: Manajemen Analisis regresi Perusahaan Struktur kepemilikan
Anggraeni Laba berganda manufaktur yang manajerial dan ukuran
dan P. DA = discretionary terdaftar di Bursa perusahaan tidak
Basuki Independen : accrual (proksi dari Efek Indonesia berpengaruh signifikan
Hadiprajitno  Struktur manajemen laba) tahun 2009- terhadap manajemen
(2013) Kepemilikan koefisien variabel 2011.Metode laba. Sedangkan
Pengaruh Manajerial, SK = persentase purposive Corporate governance
Struktur kepemilikan saham sampling, artinya (susunan dewan
Kepemilikan  UkuranPerusaha manajemen terhadap sampel yang dipilih komisaris independen,
Manajerial, an total saham dalam penelitian ini komite audit, dan
Ukuran  Praktik Perusahaan adalah ukuran KAP)
Perusahaan, Corporate SIZE = log total asset populasi yang berpengaruh signifikan
Dan Praktik governance (proksi dari ukuran memiliki kriteria- terhadap manajemen
Corporate Terhadap perusahaan) kriteria tertentu laba.
governance Manajemen KA = jumlah anggota yang sudah
Terhadap Laba komite audit ditetapkan.
Manajemen KOMIS = jumlah Berdasarkan
Laba komisaris independen kriteria yang
terhadap total ditetapkan jumlah
komisaris sampel dalam
AUDIT = 1 jika penelitian ini
perusahaan diaudit adalah sebanyak 37
oleh KAP BIG 4 dan 0 perusahaan dengan
jika diaudit oleh KAP total
non- observasi 111
BIG 4 selama 3 periode.

2 Nico Dependen: Manajemen Analisis regresi Populasi yang Return on assets


Alexander1 Laba berganda digunakan dalam berpengaruh terhadap
dan Hengky  Manajemen penelitian ini manajemen laba dan
(2017) Independen : laba diukur adalah perusahaan pertumbuhan,
Factors  Return on dengan non keuangan yang leverage, perputaran
affecting assets menggunakan terdaftar di Bursa aset tetap,
earnings akrual Efek Indonesia profitabilitas, ukuran
management  Leverage diskresioner antara tahun 2011 perusahaan, umur
in the  Perputaran aset yang dan 2015. Teknik perusahaan, industri,
Indonesian tetap dikembangkan pemilihan sampel kualitas audit, dan
Stock oleh Dechow yang digunakan independensi auditor
Exchange  Profitabilitas et al. (1995). dalam penelitian ini tidak berpengaruh
adalah purposive manajemen laba
 Ukuran  Pertumbuhan sampling
perusahaan diukur dengan metode. Tujuan
kapitalisasi penggunaan metode
 Umur pasar dibagi
perusahaan, ini adalah untuk
dengan total mendapatkan
industry ekuitas; sampel yang sesuai

lxviii
 Kualitas audit leverage dengan tujuan
diukur dengan penelitian. Itu
 Independensi utang terhadap sampel terdiri dari
auditor tidak total aset tetap 103 perusahaan.
berpengaruh
terhadap  perputaran
manajemen aset diukur
laba. dengan
penjualan
dibagi dengan
aset tetap;
profitabilitas
diukur dengan
pengembalian
aset; ukuran
adalah

 kualitas diukur
dengan jika
perusahaan
diaudit oleh
salah satu dari
empat besar
sebaliknya,
independensi
auditor
3 YM Dependen: Manajemen REM = Jumlah Penelitian ini Profitabilitas dan
Purnama, E Laba standar dari CFO menggunakan earnings power
Taufiq Abnormal, sampel perusahaan diperoleh hasil bahwa
(2016) Independen : Pengeluaran manufaktur yang variabel keduanya
Corporate  Profitabilitas, diskresioner Abnormal terdaftar di Bursa tidak memiliki
governance dan Abnormal biaya Efek Indonesia pengaruh terhadap
and Real  Leverage produksi. periode 2011 praktik manajemen
Earnings  Firm Size Expert = kerja Ahli hingga 2014. Dan laba di sebuah
Management Akuntansi, proporsi sampel terdiri dari perusahaan.
 Earnings Power anggota yang memiliki 128 perusahaan. Sedangkan, variabel
pekerjaan leverage memperoleh
akuntansipengalaman hasil bahwa variabel
di komite audit. tersebut berpengaruh
Size = komite audit positif dan signifikan
Meeting = Frekuensi terhadap manajemen
rapat komite audit laba.
dapat diukur dengan
berapa banyak rapat
komite audit
diselenggarakan dalam
waktu 1 tahun
Director = Jumlah
dewan direksi
Independent =
Komisaris independen,
proporsi komisaris

lxix
yang berasal dari luar
perusahaan di
komisaris Variabel
Managerial Dummy,
dimana nilai 1 ada
perusahaan yang
memiliki manajemen
dan 0 sebaliknya.
Institutional =
Proporsi saham yang
dimiliki oleh pihak
kelembagaan dibagi
dengan jumlah saham
beredar
4 WA Faranita Dependen: Manajemen Analisis regresi Penelitian ini  Leverage,
dan D Laba berganda ini selain menggunakan data independensi
Darsono mengukur kekuatan sekunder yang auditor, dan
(2017) Independen : hubungan antara dua diambil dari Bursa ukuran KAP
Pengaruh  Leverage variabel atau lebih, Efek Indonesia berpengaruh
Leverage, juga menunjukkan periode 2012-2015. positif
Struktur  Auditor arah hubungan antara Perusahaan yang terhadap
Kepemilikan, independenc variable dependen dipilih untuk manajemen
dan Kualitas  Audit firm size dengan variabel menjadi sampel laba.
Audit independen penelitian Kepemilikan
terhadap  Manajerial adalah sektor manajerial,
Manajemen ownership ABSDAC = nilai industri dasar dan kepemilikan
Laba absolut discretionary kimia, sektor aneka institusional,
 Institutional accrual industri, dan barang dan
ownership LEV = leverage konsumsi kepemilikan
 Foreign MNJR = kepemilikan sektor industri. asing tidak
ownership manajerial Populasi sampel berpengaruh
INSTL = kepemilikan dalam penelitian ini terhadap
isntitusional adalah 561 manajemen
ASING = kepemilikan perusahaan. laba.
asing Berdasarkan
INDP = independensi kriteria
auditor ditentukan, jumlah
KAP = ukuran KAP sampel dalam
penelitian ini
adalah 112
perusahaan.
5 YM Purnama Dependen: Manajemen Perusahaan properti Perusahaan yang  Profitabilitas
dan E Taufiq Laba yang terdaftar di Bursa digunakan di dalam dan earnings
(2019) Efek Indonesia selama penelitian ini power tidak
Pengaruh Independen : 3 (tiga) tahun berturut- adalah perusahaan- berpengaruh
Profitabilitas,  Profitabilitas turut, periode 2017- perusahaan sektor terhadap
Leverage, 2019. properti yang manajemen
Firm Size,  Leverage terdaftar di Bursa laba. Variabel
dan Earnings Perusahaan yang Efek Indonesia leverage
 Firm size menghasilkan laba
Power (BEI) dari tahun menunjukkan
terhadap positif selama periode 2017-2019 jumlah adanya
 Earnings power
penelitian, periode

lxx
Manajemen 2017-2019. sampel dalam pengaruh
Laba pada penelitian ini positif dan
Perusahaan Menyajikan data yang adalah 67 signifikan
Sektor dibutuhkandalam perusahaan. terhadap
Properti yang penelitian ini secara Penelitian ini manajemen
Terdaftar di lengkapselama periode menggunakan laba.
Bursa Efek penelitian, yaitu dari perangkat lunak Sedangkan,
Indonesia tahun 2017-2019. IBM SPSS versi 25 variabel firm
size
menunjukkan
adanya
pengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
manajemen
laba.
6 F Fuad Dependen: Manajemen Regresi Linier Populasi dalam  Analisis
(2019) Laba Berganda penelitian ini menunjukkan
Pengaruh DA = Discretionary adalah perusahaan bahwa
Corporate Independen : Acrrual (proxy manufaktur yang variabel arus
governance,  Arus kas bebas manajemen laba) terdaftar di Bursa kas bebas
Arus Kas FCF = Arus Kas Efek Indonesia berpengaruh
Bebas dan  Leverage Bebas periode 2015-2017. negatif
Profitabilitas  Profitabilitas LEV = Leverage Sampel penelitian terhadap
terhadap PROF = Profitabilitas ini terdiri dari 255 manajemen
Manajemen  Komite audit AUD = Komite Audit perusahaan yang laba, dan
Laba DIR = Ukuran Dewan terdaftar di Bursa hipotesis
 Dewan direksi Direksi Indonesia diterima.
 Dewan KOM = Komisaris Menukarkan. Variabel
komisaris Independen leverage,
independen profitabilitas,
komite audit,
dewan direksi,
dewan
komisaris
independen
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen
laba.
7 Ismalia Dependen: Manajemen  Variabel Penelitian ini  Konsentrasi
Asward dan Laba dependen menggunakan kepemilikan
Lina dalam sampel dari dan komposisi
(2015) Independen : penelitian ini perusahaan dewan
Pengaruh  Konsentrasi adalah manufaktur yang komisaris
Mekanisme manajemen terdaftar berpengaruh
Corporate  Kepemilikan laba. di Bursa Efek signifikan

lxxi
governance  kepemilikan  Konsentrasi Indonesia selama negatif
terhadap institusional kepemilikan periode 2010-2012. terhadap
Manajemen merupakan Penarikan sampel manajemen
Laba dengan  Kepemilikan jumlah dalam penelitian ini laba.
Pendekatan manajerial kepemilkan menggunakan Mekanisme
Conditional  Komposisi saham oleh metode corporate
Revenue dewan individu purposive sampling governance
Model komisaris tertentu. dan diperoleh 128 yang lain tidak
perusahaan yang memiliki
 Ukuran komite digunakan sebagai pengaruh
audit. sampel. signifikan
terhadap
manajemen
laba.
8 Herlambang Dependen: Manajemen  Pengukuran Populasi penelitian  Komposisi
dan D Laba good ini adalah dewan dan
Darsono corporate perusahaan ukuran
(2015) Independen : governance manufaktur yang perusahaan
Pengaruh  Board size diproksikan terdaftar di Bursa berpengaruh
Good dengan Efek Indonesia negatif
Corporate  Board variabel (BEI) pada tahun signifikan
governance compotition Ukuran 2012 dan 2013. terhadap
dan Ukuran  Audit comitee Dewan jumlah sampel manajemen
Perusahaan size. dalam penelitian ini laba.
terhadap  Komisaris adalah 296 Penelitian ini
Manajemen Komposisi perusahaan. juga
Laba Dewan menunjukkan
Komisaris dan bahwa ukuran
Ukuran dewan dan
Komite Audit. ukuran komite
audit tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen
laba.
9 A Prastiti Dependen: Manajemen Variabel dependen Populasi penelitian  Ukuran
dan W Laba dalam penelitian ini ini adalah Dewan
Meiranto adalah manajemen perusahaan Komisaris,
(2013) Independen : laba yang diukur manufaktur yang Independensi
Pengaruh  Ukuran Dewan dengan cara terdaftar di Bursa Dewan
Karakteristik Komisaris menghitung Efek Indonesia Komisaris, dan
Dewan discretionary accrual (BEI) pada tahun Independensi
Komisaris  Independensi dengan menggunakan 2009 sampai 2011 Komite Audit
dan Komite Dewan Modified Jones Model Penelitian ini berpengaruh
Audit Komisaris dengan persamaan menggunakan data negatif
terhadap  Keahlian  Menghitung 244 perusahaan signifikan
Manajemen Keuangan total accrual . terhadap
Laba Dewan manajemen
 Menghitung laba.
Komisaris nilai accruals
dengan

lxxii
 Frekuensi persamaan
Pertemuan regresi linear
Dewan sederhana atau
Komisaris Ordinary Least
Square (OLS)
 Ukuran Komite
Audit  Dengan
menggunakan
 Independensi koefisien
Komite Audit regresi di atas,
 Keahlian nilai non
Keuangan discretionary
Komite Audit accrual (NDA)
dapat dihitung
 Frekuensi dengan rumus
Pertemuan
Komite Audit  Selanjutnya
discretionary
accrual (DA)
dapat dihitung

lxxiii
Lampiran 2
Daftar Sampel Skripsi

N Judul Skripsi Penulis Tahun Perusahaan


O Penelitian
1 Pengaruh Struktur RM Anggraeni, 2009-2011 Manufaktur
Kepemilikan Manajerial, B Hadiprajitno
Ukuran Perusahaan, dan
Praktik Corporate
governance Terhadap
Manajemen Laba
2 Factors affecting earnings N Alexander 2013-2015 Manufaktur
management in the
Indonesian Stock Exchange
3 Corporate governance and YK Susanto, A 2011-2014 Manufaktur
real earnings management Pradipta
4 Pengaruh Leverage, Struktur WA Faranita, D 2012-2015 Manufaktur
Kepemilikan, Dan Kualitas Darsono
Audit Terhadap Manajemen
Laba
5 Pengaruh Profitabilitas, YM Purnama, E 2017-2019 Manufaktur
leverage, firm size, dan Taufiq
earnings power terhadap
manajemen laba pada
perusahaan sektor properti
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
6 Pengaruh Corporate F Fuad 2015-2017 Manufaktur
governance, Arus Kas Bebas
dan Profitabilitas Terhadap
Manajemen Laba
7 Pengaruh mekanisme I Asward, L 2010-2012 Manufaktur
corporate governance Lina
terhadap manajemen laba
dengan pendekatan
conditional revenue model

lxxiv
8 Pengaruh good corporate S Herlambang, 2012-2013 Manufaktur
governance dan ukuran D Darsono
perusahaan terhadap
manajemen laba
9 Pengaruh karakteristik A Prastiti, W 2009-2011 Manufaktur
dewan komisaris dan komite Meiranto
audit terhadap manajemen
laba

Lampiran 3
Data-Data Variabel Independen yang Digunakan dalam Penelitian Meta Analisis
Lampiran 3.1
Data Variabel Kepemilikan Manajeria
No Penulis Nilai T Konversi ke N
dalam r
1 RM Anggraeni, B
Hadiprajitno 0,5170 0,0294 309
2 N Alexander 2,2680 0,2104 112
3 YK Susanto, A Pradipta 3,1770 0,3014 102
4 WA Faranita, D Darsono -0,9410 0,0589 255
5 YM Purnama, E Taufiq 6,3110 0,4886 128
6 F Fuad 3,6820 0,2299 244
7 I Asward, L Lina 0,5170 0,0294 309
8 S Herlambang, D Darsono 2,2680 0,2104 112
9 A Prastiti, W Meiranto 3,1770 0,3014 102

lxxv
Lampiran 4
Hasil Meta Analisis Pengaruh Corporate governance Terhadap Manajemen Laba di
Indonesia
No Variable N Stud r 𝑆𝑟^ 2 𝑆𝑃^2 95% R label Ket
Explanatory i Convidence
Interval
1 LEV 1.150 6 0,1714 5,6528 5,6528 -10,9080 0,05779 Sig
2 KOM 1.022 5 0,1140 4,8708 4,8708 -9,4327 0,06130 Sig
3 SIZE 1.062 6 0,1256 5,8121 5,8121 -11,2661 0,06013 Sig
4 AUD 1.571 8 0,0797 7,8986 7,8986 -15,4015 0,04944 Sig

lxxvi

Anda mungkin juga menyukai