Dalam bab ini, peneliti menyajikan informasi dari hasil observasi yang telah
dilakukan dan telah melalui proses olah data yang kemudian dijabarkan menjadi suatu
kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui apakah hipotesa yang
telah dibuat peneliti dalam bab sebelumnya sesuai dengan hasil yang dipaparkan atau justru
bertolak belakang.
Bab ini terdiri dari 4 bagian yang akan merangkum hasil penelitian keseluruhan.
Untuk masing-masing hasil yang dipaparkan akan dijelaskan apa indikasinya dan bagaimana
Dalam penelitian ini, objek penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan
skripsi mahasiswa-mahasiswi Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie terkait
sampling dan total sampel yang digunakan yaitu 23 skripsi. Dari teknik pengambilan
sampel tersebut maka skripsi yang menjadi sampel dilampirkan pada bagian lampiran 2.
mengindentifikasi penelitian dari skripsi berdasarkan kriteria yang telah disebutkan pada
bab 3 metode penelitian. Semua skripsi yang diidentifikasi dan masuk dalam analisis
menggunakan pengukuran Modified Jones Model. Untuk variabel independen terdiri dari
56
corporate governance yang diproksi melalui kepemilikan manajerial, kepemilikan
kepemilikan institusional, 7 korelasi ukuran dewan direksi dan 9 korelasi ukuran dewan
komisaris.
manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi dan ukuran dewan komisaris
signifikan, tetapi memiliki korelasi yang lemah, hal ini terlihat dari mean correlation (ṝ)
= 0.0950 dengan confidence interval 95% antara 0.0934; 0.0967. Hasil (ṝ) hitung yang
lebih besar dari r tabel menunjukkan pengaruh yang signifikan, hal ini mendukung
institusional terhadap manajemen laba, didapatkan nilai mean correlation (ṝ) = 0.0990
dengan confidence interval 95% antara 0.0973; 0.1007. Hasil (ṝ) hitung yang lebih besar
dari r tabel menunjukkan pengaruh yang signifikan namun lemah dari kepemilikan
institusional terhadap manajemen laba. Hal ini mendukung hipotesis yang diajukan
manajemen laba, menghasilkan nilai mean correlation (ṝ) = 0.0643 dengan confidence
57
interval 95% antara 0.0595; 0.0690. Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh
signifikan ukuran dewan direksi terhadap manajemen laba dengan korelasi yang lemah.
Hasil (ṝ) hitung yang lebih besar dari r tabel menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Temuan ini mendukung hipotesis bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Meta analisis pengaruh ukuran dewan komisaris melibatkan 9 studi dengan hasil
mean correlation (ṝ) = 0.0714, dimana confidence interval 95% antara 0.0706; 0.0722.
Hasil (ṝ) hitung yang lebih besar dari r tabel menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Temuan tersebut memberi bukti terhadap hipotesis bahwa ukuran dewan komisaris
variabel ukuran dewan komisaris ini memiliki korelasi yang rendah terhadap manajemen
laba.
dewan komisaris) terhadap manajemen laba di Indonesia nampak pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Meta – Analisis
58
Ha3 1444 Manj. Laba Ukuran 0.0643 0.0516 Signifikan Didukung
/7 Discretionary Dewan (lemah)
accrual Direksi
Ha4 1984 Manj. Laba Ukuran 0.0714 0.0440 Signifikan Didukung
/9 Discretionary Dewan (lemah)
accrual Komisaris
C. Pembahasan
menjelaskan hasil penelitian dan beberapa pembahasan terkait analisis dari sampel yang
opportunistic behavior, dimana sesuai dengan teori agensi yang masih berlaku
sampai saat ini bahwa pihak manajer memiliki kepentingannya sendiri di dalam
perusahaan. Total sampel meta analisis membuktikan bahwa tidak tolak hipotesis 1.
manajemen laba.
Jika dilihat dari sisi/ konteks kepentingan manajer sebagai principal, semakin
akan tinggi karena manajer lebih mementingkan bonus yang diterima atas tindakan
manajemen laba.
sama-sama tinggi, jika dilihat dari sisi/ konteks yang berbeda yaitu kepentingan
59
sebagai principal dan kepentingan bonus, maka tindakan manajemen laba yang
dihasilkan akan berbeda. Hasil penelitian ini sejalan dengan meta analisis yang
dilakukan oleh Eny et al., (2015) yang menemukan adanya pengaruh kepemilikan
manajerial (dilihat dari sisi kepentingan) yang signifikan terhadap manajemen laba.
2 tidak ditolak. Jika dilihat dari sisi/ konteks kepemilikan jangka panjang, semakin
tinggi kepemilikan saham oleh pihak institusional, semakin tinggi juga tingkatan
didapatkannya dari usaha jangka panjangnya dari pada hanya sekedar memikirkan
kepemilikan saham oleh pihak institusional, maka tindakan manajemen laba akan
semakin rendah. Hal ini dikarenakan investor yang biasanya memiliki saham cukup
besar dalam suatu perusahaan cenderung akan mencari informasi lebih banyak serta
manajemen laba.
60
Kedua sisi/ konteks yang berbeda ini mengkonfirmasi bahwa meskipun
dihasilkan dapat berbeda. Penelitian yang dilakukan Eny et al., (2015) juga
laba. Dalam penelitian Eny et al., (2015) memberikan penjelasan lain, bahwa
ditolak. Jika dilihat dari sisi/ konteks peran yang efektif, semakin besar ukuran dewan
direksi dalam perusahaan, maka tindakan manajemen laba semakin kecil, karena para
dewan direksi dapat saling berkoordinasi untuk menentukan kebijakan yang ketat
sebagai pedoman dalam mengelola perusahaan yang membuat pihak manajer akan
sulit untuk melakukan tindakan manajemen laba. Sedangkan jika dilihat dari sisi/
konteks peran yang tidak efektif, semakin besar ukuran dewan direksi dalam
perusahaan, maka tindakan manajemen laba oleh manajer akan semakin tinggi.
Hal ini dikarenakan ukuran dewan direksi yang terlalu besar membuat peran
dewan direksi sulit berkoordinasi dan memakan waktu lebih lama dalam hal
ukuran dewan direksi sama-sama tinggi, jika dilihat dari sisi/ konteks peran yang
61
berbeda yaitu efektif dan tidak efektif, maka tindakan manajemen laba yang
penelitian variabel ini didukung dengan penelitian Aygun et al., (2014), Pradipta
(2011), Midiastuty dan Machfoedz (2003) yang membuktikan bahwa ukuran dewan
Jika di lihat dari sisi/ konteks peran yang efektif, semakin besar ukuran dewan
komisaris dalam perusahaan, maka tindakan manajemen laba semakin kecil karena
Sedangkan jika dilihat dari sisi/ konteks peran yang tidak efektif, semakin
besar ukuran dewan komisaris dalam perusahaan, maka tindakan manajemen laba
oleh manajer akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan ukuran dewan komisaris yang
terlalu besar dapat membuatnya tidak efektif dan menyulitkan dalam menjalankan
62
Hal ini mengkonfirmasi bahwa meskipun ukuran dewan komisaris sama-
sama tinggi, jika dilihat dari sisi/ konteks peran yang berbeda yaitu efektif dan tidak
efektif dalam hal pengawasan, maka tindakan manajemen laba yang dihasilkan juga
akan berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Eny et al., (2015) juga menyatakan
bahwa peran yang efektiflah yang dianggap sebagai mekanisme pengendalian dan
pengawasan terhadap manajemen yang berpijak pada nilai, norma dan kepercayaan
yang diterima yang akan membuat tindakan manajemen laba dapat diminimalisir.
beberapa model empiris seperti yang telah disebutkan pada bab 2 antara lain model
Healy, De Angelo, Jones, dan Modified Jones. Dari semua sampel yang digunakan
Model Modifoed Jones dipilih karena dianggap sebagai model yang lebih
baik dalam mendeteksi manajemen laba dan memberikan hasil paling robust
Jones yaitu memecah total akrual menjadi empat komponen utama akrual, yaitu
Sweeney (1995) menyatakan bahwa model versi modifikasi dari model yang
dikembangkan oleh Jones (1991) memberikan tes manajemen laba yang paling kuat.
Hasil penelitiannya menunjukkan hasil bahwa standard error model Modified Jones
paling rendah dari model lainnya yang berarti bahwa model tersebut lebih efektif
accruals.
63
6. Pembahasan kecenderungan hasil penelitian dari sampel yang digunakan
karena manajer lebih peduli terhadap bonus yang akan diterimanya melalui
tindakan manajemen laba yang dilakukan. Nilai koefisien determinasi dari hasil
studi dikarenakan lebih banyak hasil penelitian yang tidak signifikan dari studi
64
institusional dianggap sebagai investor sementara yang lebih berfokus pada
manajemen laba. Hal ini dikarenakan institusi yang memiliki kepemilikan saham
koefisien determinasi dari hasil penelitian cenderung berada di bawah nilai rata-
dalam perusahaan, melainkan peran dewan direksi yang efektif atau tidak efektif
dewan direksi memiliki arah pengaruh yang positif terhadap manajemen laba.
Hal ini dikarenakan ukuran dewan direksi yang terlalu besar membuat mereka
65
sulit berkoordinasi dan memakan waktu lebih lama dalam hal pengambilan
dikarenakan lebih banyak hasil penelitian yang tidak signifikan dari studi
pengaruh ukuran dewan direksi terhadap manajemen laba dalam penelitian ini.
efektif atau tidak efektif yang dapat mempengaruhi tindakan manajemen laba
dewan komisaris memiliki arah pengaruh yang negatif terhadap manajemen laba.
Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran dewan komisaris dalam perusahaan,
maka tindakan manajemen laba semakin kecil karena para dewan komisaris dapat
dikarenakan lebih banyak hasil penelitian yang tidak signifikan dari studi
pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap manajemen laba dalam penelitian ini.
66