PERUSAHAAN
Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
OLEH:
2.1 Manajemen laba terhadap nilai perusahaan Hipotesis Pertama (H1) yang
diajukan dalam penelitian ini adalah manajemen
laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
menunjukan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia menggunakan
earnings management sebagai sarana untuk meningkatkan nilai perusahaan
mereka. Hal ini
berarti manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini menujukkan dengan adanya manajemen
laba akan
meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Helmayunita dan Sari (2013) manajemen laba berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, tindakan ini dapat menguntungkan manajer ataupun perusahaan
untuk
jangka pendek, namun dapat menurunkan nilai perusahaan untuk jangka
panjang.
Kepemilikan Manajerial mampu memoderasi hubungan antara Manajemen
Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah
kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan antara manajemen
laba
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t menggunakan pendekatan
interaksi ditemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak mampu
memoderasi
hubungan antara manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut
sejalan
dengan penelitian dari Darwis (2010) yang menyatakan bahwa Kepemilikan
Manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara Manajemen
Laba
dengan Nilai Perusahaan.
Hasil ini tidak sejalan dengan Jensen dan Meckling (1976) dalam teori
agency yang menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial dapat
digunakan
untuk mengurangi masalah keagenan dengan cara menyelaraskan
kepentingan
manajer dan para pemilik modal. Semakin besar manajer memiliki jumlah
kepemilikan di dalam perusahaan maka akan mengurangi kecenderungan
terjadinya earnings management.
Kepemilikan Institusional mampu memoderasi hubungan antara
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah
kepemilikan
institusional mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba terhadap
nilai
perusahaan. Berdasarkan hasil uji t menggunakan pendekatan interaksi
ditemukan
bahwa kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi hubungan antara
manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
2.2 Kepemilikan institusional oleh beberapa peneliti dipercaya dapat
mempengaruhi
jalannya perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional, maka semakin kuat
kontrol
terhadap perusahaan. Schleiver dan Vishny (1986), Coffe (1991) dalam
Siswantaya (2007) berpendapat bahwa kepemilikan institusional sangat
berperan
dalam mengawasi perilaku manajer dan membuat manajer untuk lebih
berhati-hati
dalam mengambil keputusan yang oportunis. Dengan lebih terkendalinya
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajerial, maka akan
mempengaruhi
kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Dewan Kommisaris Independen mampu memoderasi hubungan antara
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H4) yang diajukan dalam penelitian ini adalah Dewan
Komisaris Independen mampu memoderasi hubungan antara manajemen
laba
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t menggunakan pendekatan
interaksi ditemukan bahwa dewan kommisaris independen tidak mampu
memoderasi hubungan antara manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
Meskipun demikian, berdasarkan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
komisaris independen secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap
nilai
perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena pasar menganggap keberadaan
komisaris independen bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan
akan
semakin membaik, dan bukanlah faktor pertimbangan dalam melihat nilai
perusahaan.
Komisaris independen merupakan bagian dari dewan komisaris yang
dimiliki oleh suatu perusahaan yang bertujuan untuk melakukan fungsi
pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen.
Menurut
Boediono (2005), karakteristik dewan komisaris secara umum dan
khususnya
komposisi dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif
terhadap
2.3 hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau
kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan.
Komite Audit mampu memoderasi hubungan antara Manajemen Laba
terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H5) yang diajukan dalam penelitian ini adalah Dewan
Komite Audit mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba
terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t menggunakan pendekatan interaksi
ditemukan bahwa dewan Komite Audit mampu memoderasi hubungan
antara
manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Namun apabila Komite audit
berperan
sebagai variabel independen maka tidak dapat mempengaruhi nilai
perusahaan.
Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Teoh dan Wong (1993); Piot
(2001); Jang dan Lin dalam Herawaty (2008); dan Herawaty (2008) yang
menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hal ini
berarti bahwa mekanisme fungsi pengawasan dan kontrak yang bertujuan
untuk
mengatasi terjadinya konflik kepentingan antara agent dan principal melalui
audit
atas laporan keuangan agar tingkat kepercayaan pihak eksternal
perusahaaan
terhadap pertanggungjawaban semakin tinggi dapat dilakukan melalui
penggunaan jasa pihak ketiga (auditor) yang berasal dari KAP yang
berkualitas
(KAP Big 4).