Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT DAN FUNGSI INTERNAL

AUDIT TERHADAP INTEGRATED REPORTING DENGAN


KARAKTERISTIK DEWAN DIREKSI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Oleh :

Citra Leri Afriliani


NIM. 41183403200010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dalam penyusunan proposal penelititan ini penulis banyak
mendapat dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada ibu Ari Dewi Cahyati, S.E, M.SA selaku Dosen Metodologi Penelitian secara
khususnya yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis sehingga
proposal penelitan ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini
banyak terdapat kekurangan karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap
berharap agar proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran dari
penulisan proposal ini sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada proposal
penelitian penulis berikutnya. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Bekasi, Desember 2022


Penulis

Citra Leri Afriliani


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan


perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan; yaitu pemilik perusahaan (pemegang
saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun
pihak yang berkepentingan lainnya.
Laporan keungan pada hakekatnya bersifat umum, dalam arti laporan tersebut
ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Investor atau
pemilik atau penanam modal (pada perusahaan berbentuk Perseroan disebut Pemegang
Saham) mempunyai kepentingan dalam mengetahui potensi modal yang ditanamkan ke
dalam perusahaan guna menghasilkan pendapatan (pendapatan yang diterima pemegang
saham adalah dividen). Kreditor berkepintangan dalam pemberian pinjaman kepada
perusahaan, dan pemerinta (khususnya instansi pajak) berkepintangan dalam penentuan
beban pajak yang harus dibayar oleh perusaaan. Bagi investor dan kreditor laporan
keuangan memberikan informasi yang relevan (historis dan kuantitatif) mengenai posisi
keuangan, perubahan posisi keuangan, kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Disamping ketiga pihak tersebut, ada pengguna lain dan masyarakat. Karyawan tertarik
pada informasi stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Pelanggan berkepentingan dengan
kelangsungan hidup perusahaan. Masyarakat perlu informasi mengenai kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangakaian aktivitasnya
(Budi, 2007)
Maraknya kecurangan dalam proses audit yang dilakukan oleh pihak auditor eksternal
membuat kualitas audit yang dihasilkan dipertanyakan kewajarannya. Seorang auditor
seharusnya menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan tingkat
kewajaran dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar kualitas audit
yang dihasilkan dapat diandalkan. Untuk mencapai laporan keuangan yang wajar bebas
dari salah saji yang material, auditor eksternal harus bekerja sesuai dengan etika profesi
dan kode etik yang telah diatur oleh IAPI agar laporan keuangan yang dihasilkan tidak
merugikan banyak pihak dan dapat digunakan oleh para pengguna laporan keuangan
(investor, kreditur, debitur). Saripudin (2012) mengatakan laporan keuangan yang telah
disajikan oleh akuntan perusahaan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak
auditor eksternal karena laporan keuangan tersebut.
Namun pada akhir-akhir ini kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik kembali
mendapat sorotan oleh masyarakat menyusul banyak kasus yang melibatkan auditor
independen. Kasus kecurangan pada laporan keuangan BUMN seperti PT Garuda
Indonesia Tbk dan PT Wakita Karya menunjukkan kurangnya transparansi (Rusmana &
Tanjung, 2019). Akibat kecurangan pada laporan keuangan menurut (ACFE, 2020)
sebanyak 67,4% nilai kerugian dialami, nilai tersebut lebih besar bila dibandingkan
dengan kecurangan yang diakibatkan oleh korupsi dan penyalahgunaan aset. Berdasarkan
konfrensi press yang dilakukan oleh Menteri BUMN, strategi BUMN sejak tahun 2021
adalah “BUMN go global” hal ini harus diperkuat adanya transparansi pada laporan
BUMN (Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, 2020) (Media Internal
Kementerian BUMN, 2021).
Menurut International Integrated Reporting Council (2021)terdapat informasi yang
hilang pada laporan perusahaan, kecenderungan perusahaan menyajikan hal-hal yang
bersifat jangka pendek, penyajian bisnis model tidak meliputi elemen kunci, dan kinerja
perusahaan difokuskan pada keuangan saja. Sehingga dibutuhkannya penyajian penuh
laporan perusahaan yang dapat memfasilitasi para pengguna dengan menggunakan
integrated reporting.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bananuka et al., 2018) dan
(Tumwebaze et al., 2021) yang menemukan bahwa efektivitas komite audit akan
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan, jika dalam
model tersebut tidak disertai adanya variabel independen fungsi internal audit. Jika dalam
model disertakan variabel independen fungsi internal audit maka efektivitas komite audit
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Roussy & Brivot, 2016), (Bananuka et al., 2018) dan
(Tumwebaze et al., 2021) menemukan bahwa fungsi internal audit berpengaruh positif
terhadap pengungkapan pada laporan keuangan. Sementara penelitian yang dilakukan oleh
(Chambers & Odar, 2018) tidak menemukan pengaruh antara fungsi internal audit dengan
pengungkapan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh (Haji & Anifowose,
2016b) dan (Dumay et al., 2016)menemukan bahwa fungsi internal audit berpengaruh
positif terhadap integrated reporting. Sedangkan penelitian (Engelbrecht et al., 2018)
menemukan bahwa tidak sepenuhnya fungsi internal audit berpengaruh terhadap
integrated reporting.
Penelitian yang dilakukan oleh (Kilic & Kuzey, 2018), (Gerwanski et al., 2019) dan
(Vitolla, Raimo, & Rubino, 2020), (Vitolla, Raimo, Marrone, et al., 2020) menemukan
bahwa keragaman gender dewan direksi berpengaruh positif terhadap integrated reporting.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh (Fasan & Mio, 2017) dan (Songini et al., 2021)
keragaman gender dewan direksi berpengaruh negatif terhadap integrated reporting. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Tudor et al (2020) menemukan bahwa tidak ada pengaruh
keragaman gender dewan direksi terhadap integrated reporting.
Penelitian yang dilakukan oleh (Songini et al., 2021) menemukan bahwa pendidikan
dewan direksi berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan. Sementara
penelitian yang dilakukan oleh (Cheng & Courtenay, 2006) menemukan bahwa
pendidikan berpengaruh negatid terdahap pengungkapan laporan keuangan.
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh (Tumwebaze
et al., 2021) yang berjudul. “Audit Committee Effectiveness, Internal Audit Function and
Sustainability Reporting Practices”. Perbedaan penelitian ini dari penelitian (Tumwebaze
et al., 2021) adalah perubahan variabel dependen dengan menggunakan variabel integrated
reporting, penggunaan variabel moderasi dengan menggunakan keragaman gender dewan
direksi dan pendidikan dewan direksi, penggunaan variabel kontrol dengan menggunakan
ROA, ROE, perumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan leverage, dan perbedaan
terakhir adalah proksi efektivitas komite audit dengan menggunakan Audit and Risk
Assurance Comitee Efectiveness Checklist yang dikeluarkan oleh NAO Audit Office serta
proksi fungsi internal audit dengan menggunakan indeks dari penelitian sebelumnya.
Subjek dari penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Penelitian ini
akan menggunakan teknik purposive sampling denga kriteria perusahaan BUMN yang
terdaftar di BEI, menerbitkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan secara lengkap
pada tahun 2018 sampai dengan 2021.
Berdasarkan fenomena yang ada masih banyak permasalahan kecurangan pada
penyajian laporan keuangan dan ketidaktransparanan laporan keuangan pada BUMN.
Sesuai rencana strategis kementrian BUMN, BUMN menargetkan “BUMN go Global” hal
ini mengharuskan BUMN menjadi lebih transparan. Transparansi pada laporan keuangan
saja tidak cukup dikarenakan laporan keuangan perusahaan memiliki keterbatasan yang
cenderung jangka pendek dan banyak informasi kunci yang tidak disajikan, sehingga
dibutuhkan integrated reporting.
Hasil penelitian yang tidak konsisten menjadi salah satu motivasi dari penelitian ini.
Penelitian ini juga menggunakan karakteristik dewan direksi sebagai variabel moderasi,
dimana penelitian sebelumnya menggunakan variabel tersebut sebgaai variabel
independen.
Tujuan Dan Manfaat Umum Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh efektivitas
komite audit dan fungsi internal audit terhadap integrated reporting dengan karakteristik
dewan komisaris sebagai variabel moderasi.
Manfaat dari Penelitian ini adalah untuk mengembangkan model integrated reporting
di perusahaan BUMN.

1.2 Rumusan Masalah

Menurut Sugiono (2017:59) rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan penelitian


(research question) yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Briggs
and Coleman (2007) menyatakan bahwa pertanyaan penelitian merupakan langkah awal
yang sangat penting pada setiap penelitian. Pertanyaan penelitian merupakan panduan
bagi peneliti untuk mengumpulkan berbagai jenis informasi yang diperlukan. Pertanyaan
penelitian juga akan memandu peneliti untuk menganalisis data.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah efektivitas komite audit berpengaruh terhadap integrated reporting?
2. Apakah fungsi audit internal berpengaruh terhadap integrated reporting?
3. Apakah keragaman gender dewan direksi memoderasi efektivitas komite audit
terhadap integrated reporting?
4. Apakah keragaman gender dewan direksi memoderasi fungsi internal audit
terhadap integrated reporting?
5. Apakah pendidikan dewan direksi memoderasi efektivitas komite audit terhadap
integrated reporting?
6. Apakah pendidikan dewan direksi memoderasi fungsi internal audit terhadap
integrated reporting?
1.3 Tujuan Penelitan

Menurut Sugiyono (2017:2) menyatakan bahwa, maksud penelitian merupakan cara


ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan,
dan dikembangkannya suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efektivitas komite audit
dan fungsi internal audit terhadap integrated reporting dengan karakteristik dewan
komisaris sebagai variabel moderasi.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model integrated reporting
di perusahaan BUMN.
Berdasarkan maksud tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat:
1. Pengaruh efektivitas komite audit terhadap integrated reporting.
2. Pengaruh fungsi audit internal terhadap integrated reporting.
3. Keragaman gender dewan direksi memoderasi hubungan antara efektivitas komite
audit dengan integrated reporting.
4. Keragaman gender dewan direksi memoderasi hubungan antara fungsi audit internal
dengan integrated reporting.
5. Pendidikan dewan direksi dewan direksi memoderasi hubungan antara efektivitas
komite audit dengan integrated reporting.
6. Pendidikan dewan direksi memoderasi hubungan antara fungsi audit internal
dengan integrated reporting.

1.4 Manfaat Penelitian

Menurut Ahmad (2016:125-126) menyatakan bahwa, “Manfaat atau kegunaan


penelitian mengungkapkan nilai-nilai manfaat dari hasil penelitian baik secara akademik
praktis bagi kepentingan penyelesaian perkuliahan atau permintaan lembaga, kepentingan
sosial masyarakat atau pun pengembangan konseptual bagi kepentingan perkembangan ilmu
pengetahuan yang relevan.”.
Berdasarkan dari data yang diperoleh, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan model
integrated reporting. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pada penelitian
integrated reporting selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan peranan komite audit, audit internal serta
dewan direksi mengenai tingkat transparansi dalam hal integrated reporting
perusahaan BUMN.
3. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi kementrian BUMN, kementrian
keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bursa Efek Indonesia untuk membuat regukasi
terkait dengan integrated reporting dan tata kelola perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Landasan Teori

1. Teori Keagenan (agency theory)

(Jensen & Meckling, 1976) menyatakan bahwa :

Agency theory merupakan teori yang menjelaskan kontrak antara pemegang


saham (principal) dan manajemen (agent). Agent merupakan pihak yang mewakili
principal untu menjalankan perusahaan, dikarenakan agent yang menjalankan
perusahaan sehingga terdapat asietri informasi antara principal dengan agent. Agent
memiliki kepentingan yang berbeda dengan principal, sehingga terdapat agency
conflict. Adanya tata kelola perusahaan seperti komite audit, audit internal, serta
peranan dewan direksi dapat mengurangi asimetri dan konflik yang ada. Praktik
integrated reporting dilaksanakan guna mencapai transparansi dan akuntabilitas agent
atas pengolalaan perusahaan.
Manajemen dan pemegang saham Manajemen menjalankan perusahaan secara
langsung sehingga seluruh informasi mengenai perusahaan diketahui oleh manajemen,
sedangkan pemegang saham hanya mengetahui informasi sedikit tidak seluas
manajemen. Terjadinya asimetri informasi dan konflik yang ada membutuhkan tata
kelola yang baik sehingga komite audit, audit internal, dan peranan dewan direksi dapat
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan perusahaan yang berupa
integrated reporting. Periode waktu pada umumnya setahun sekali di semua organisasi
Agency theory berkaitan dengan variabel pengaruh efektivitas komite audit dan fungsi
audit internal terhadap integrated reporting guna mengurangi asimetri infromasi dan
konflik yang ada. Agency theory juga berkaitan dengan karakteristik dewan komisaris
yang memoderasi pengaruh pengaruh efektivitas komite audit dan fungsi audit internal
terhadap integrated reporting.

2. Stakeholder Theory

Teori Stakeholder (Stakeholder theory) menyatakan bahwa perusahaan bukanlah


entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan demikian, keberadaan suatu
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada
perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

Stakeholder theory menjelaskan (Freeman & Philips, 2002) bahwa perusahaan


dengan kebijakan yang diterapkan dan kegiatan operasionalnya dapat berdampak pada
berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) seperti konsumen, pemasok, pemerintah,
pesaing, pemegang saham, karyawan, dan masyarakat luas. Teori ini juga menjelaskan
perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri tetapi untuk pemangku
kepentingan. Sehingga para pemangku kepentingan akan memperhatikan kebijakan dan
kegiatan perusahaan. Integrated reporting secara praktis merupakan salah satu
transparansi dan akuntabilitas perusahaan dengan para pemangku kepentingan.
Manajemen dan pemangku kepentingan (stakeholder) Kebijakan dan kegiatan
operasional perusahaan berdampak pada para pemangku kepentingan dan perusahaan
beroperasi tidak hanya memintingkan kepentingan pemegang saham saja. Sehingga
pemangku kepentingan akan memperhatikan kebijakan dan kegiatan perusahaan.
Integrated reporting merupakan salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas
perusahaan dengan para pemangku kepentingan. Periode waktu pada umumnya setahun
sekali di semua organisasi Stakeholder theory berkaitan dengan variabel integrated
reporting yang merupakan salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas perusahaan
dengan para pemangku kepentingan (stakeholder).

3. Legitimasi Teori (Legitimacy Theory)

Teori legitimasi (Dowling & Pfeffer, 1975) merupakan teori yang menjelaskan
hubungan antara perusahaan dengan masyarakat. Legitimasi merupakan asumsi umum
bahwa tindakan perusahaan berada di norma, keyakinan dan sistem yang dibangun
secara sosial. Untuk menjaga hubungan, lingkungan sosial dan politik perusahaan harus
beroperasi dalam batas-batas dan norma-norma yang berlaku. Proses legitimasi
perusahaan dapat berbentuk pelaporan kegiatan perusahaan kepada masyarakat. Dengan
kefektivan komite audit, adanya audit internal korakteristik dewan direksi akan
membuat laporan perusahaan semakin komprehensif, laporan perusahaan tersebut
dituangkan dalam integrated reporting manajemen dan pemangku kepentingan
(stakeholder). Perusahaan harus menjaga hubungan dengan masyarakat dengan
menyampaikan bahwa tindakan perusahaan telah dan akan sesuai dengan batasan dan
norma yang berlaku sosial. Penyampaian tersebut dituangkan dalam integrated
reporting, dimana laporan tersebut dipengaruhi oleh efektivitas komite audit dan
peranan audit internal periode waktu pada umumnya setahun sekali di semua organisasi
Teori legitimasi berkaitan dengan efektivitas komite audit, fungsi audit internal,
karakteristik dewan direksi, dan integrated reporting. Dengan integrated reporting
perusahaan akan menyampaikan bahwa tindakan dan strategi perusahaan telah sesuai
dengan batasan dan norma yang ada dimana efektivitas komite audit dan pernan audit
internal mempengaruhi.
2.1.2 Landasan Teori
1. Variabel Dependen ( Integrated Reporting )

Menurut (International Integrated Reporting Council, 2021) integrated reporting adalah


komunikasi secara ringkas mengenai bagaimana strategi, tata kelola, kinerja dan prospek
organisasi dalam konteks lingkungan eksternal yang mengarahkan pada penciptaan nilai
jangka pendek, menengah dan panjang. Menurut (Songini et al., 2021) integrated
reporting adalah salah satu upaya baru untuk memperluas pelaporan dan akuntabilitas
non keuangan dengan memasukkan elemen dampak sosial dan dalingkungan dari bisnis,
serta pelaporan ini menyatukan informasi material mengenai strategi, tata kelola,
kinerja, dan prospek organisasi dengan cara proses penciptaan nilai perusahaan.
Sementara (Vitolla, Raimo, Marrone, et al., 2020) mengemukakan integrated reporting
adalah sebuat alat inovatif untuk menyebarkan informasi yang menyoroti interkoneksi
antara tiga jenis modal intellektual (struktural, manusia, sosial dan hubungan) dan tiga
modal lainnya (finansial, natural, manufatured) guna proses penciptaan nilai perusahaan
manajemen, pemegang saham, dan pemangku kepentingan (stakeholder). Bentuk
akuntabilitas manajemen dengan melaporakan integrated reporting kepada pemegang
saham dan pemangku kepentingan mengenai strategi, tata kelola, kinerja dan prospek
organisasi untuk penciptaan nilai perusahaan jangka pendek, menengah dan panjang
Periode waktu pada umumnya setahun sekali Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI.
Integrated reporting dapat diukur menggunakan analisis konten dengan indeks
(International Integrated Reporting Council, 2021) yang meliputi:

- Tinjauan organisasi dan lingkungan eksternal.


- Tata kelola.
- Model bisnis.
- Risiko dan peluang.
- Strategi dan alokasi sumber daya.
- Kinerja.
- Outlook.
- Basis of presentation.

Integrated reporting akan disajikan dengan nilai rasio yang merupakan perbandingan
antara total nilai yang diungkapkan dibagi dengan total pengungkapan yang diharuskan.
Jika perusahaan menyajikan elemen yang harus diungkapkan maka akan diberi nilai 1
dan jika perusahaan tidak menyajikan maka akan diberikan nilai 0. Pengungkapan akan
dinilai berdasarkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan yang dikeluarkan
perusahaan.
2. Variabel Independen
a. Efektivitas Komite Audit
(Lin et al., 2008) mendefinisikan efektivitas komite audit merupakan kinerja
peran komite audit untuk meninjau informasi akuntansi perusahaan, pengawasan
sistem audit internal dan menjaga hubungan dengan auditor eksternal. (Dezoort et al.,
2002) menjelaskan komite audit yang efektif merupakan komite audit yang selalu
memastikan pelaporan keuangan yang andal, melakukan pengendalian akuntansi
internal dan manajemen risiko melalui upaya pengawasan yang cermat. (Bananuka et
al., 2018) menjelaskan komite adut yang efektif adalah komite audit selalu meninjau
laporan keuangan yang disiapkan oleh akuntan internal perusahaan untuk
memastikan bahwa pengungkapan dalam laporan keuangan memadai dan
representasi yang adil tercapai, serta memastikan bahwa audit internal menjalankan
fungsinya.
Komite audit dan auditor internal kenapa komite audit merupakan merupakan
unit yang dibuat oleh dewan direksi untuk memantau dan memastikan akurasi dalam
pengungkapan perusahaan. Sehingga komite audit yang efektiv merupakan komite
audit yang menjalankan tugasnya sesuai yang diamanatkan. Dengan komite audit
yang efektif maka transparansi dan akuntabilitas perusahaan lebih terjaga,
berkurangnya asimetri informasi. Sehingga dapat dikatakan dengan keefektivan
komite audit maka semakin luas pengugkapan yang sesuai dengan integrated
reporting periode waktu pada umumnya setahun sekali Dimana Perusahaan BUMN
yangterdaftar di BEI.
Efektivitas komite audit akan diukur dengan menggunakan Audit and Risk
Comitee Efectiveness Checklist yang dikeluarkan oleh (National Audit Office,
2017). Penelitian ini akan menggunakan Audit and Risk Comitee Efectiveness
Checklist sebagai indeks dimana informasi pengungkapan dengan menggunakan
laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Efektivitas komite audit akan disajikan
dengan nilai rasio yang merupakan perbandingan antara total nilai yang diungkapkan
dibagi dengan total pengungkapan yang diharuskan. Jika perusahaan menyajikan
elemen yang harus diungkapkan maka akan diberi nilai 1 dan jika perusahaan tidak
menyajikan maka akan diberikan nilai 0.

b. Fungsi Audit Internal


(Tumwebaze et al., 2021) menjelaskan fungsi audit internal adalah untuk
mengevaluasi keandalan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi,
menyediakan fungsi penilaian independen, mengevaluasi efektivitas, efisiensi dan
ekonomis operasi perusahaan, mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku, memberikan layanan investigasi kepada manajemen lini. (Bananuka et al.,
2018) fungsi internal audit sebagai fungsi dalam organisasi yang melakukan aktivitas
asurans dan konsultasi yang dirancang untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan proses tata kelola suatu
entitas. Ini dipahami sebagai fungsi dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk
meninjau dan mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal, manajemen
risiko dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Komite audit dan auditor internal Fungsi utama audit internal adalah
menyokong tugas dari komite audit yaitu harus menjaga keandalan informasi
akuntansi, diterapkannya aturan yang berlaku, efektivitas manajemen risiko, serta
menjaga kegiatan operasional perusahaan agar selalu efektiv, efisien dan ekonomis.
Audit internal menjaga penerapan aturan yang berlaku dan keandalan informasi
akuntansi sehingga representasi yang tepat, akuntabilitas dan transparansi pelaporan
perusahaan. Pelaporan perusahaan disajikan kepada para pemangku kepentingan
harus secara komprehensif, sehingga perusahaan membutuhkan integrated reporting
sebagai media komunikasi.
Periode waktu pada umumnya setahun sekali Perusahaan BUMN yangterdaftar
di BEI. Fungsi audit internal akan diukur dengan menggunakan indeks yang
digunakan oleh (Bananuka et al., 2018) dan (Tumwebaze et al., 2021). Fungsi audit
internal akan disajikan dengan nilai rasio yang merupakan perbandingan antara total
nilai yang diungkapkan dibagi dengan total pengungkapan yang diharuskan. Jika
perusahaan menyajikan elemen yang harus diungkapkan maka akan diberi nilai 1 dan
jika perusahaan tidak menyajikan maka akan diberikan nilai 0. Penelitian ini akan
mengunakan informasi laporan tahunan dan laporan keberlanjutan untuk
dilakukannya analisis konten.

3. Variabel Independen

a. Keragaman Gender Dewan Direksi


Keragaman gender dewan direksi adalah konsep keragaman di dewan direksi dalam
hal jenis kelamin (Vitolla, Raimo, & Rubino, 2020), (Tiron-Tudor et al., 2020)
(Songini et al., 2021) dewan direksi Jenis kelamin wanita dianggap lebih teliti
dibandingkan pria. Sehingga dapat dikatakan semakin banyak wanita yang menjadi
bagian direksi maka semakin andal pelaporan perusahaan. Jenis kelamin wanita
diperkirakan dapat memoderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Periode waktu pada umumnya setahun sekali perusahaan BUMN yang
terdaftar di BEI. Keragaman gender dewan direksi akan diukur berdasarkan jumlah
direksi wanita di perusahaan (Songini et al., 2021).

b. Pendidikan Dewan Direksi


Pendidikan dewan komisaris adalah konsep keragaman di dewan direksi berdasarkan
tingkat pendidikan (Pistoni et al., 2016) (Songini et al., 2021) dewan direksi semakin
tinggi pendidikan dewan direksi maka dewan direksi semakin memahami aturan dan
kebijakan yang berlaku. Dengan dituntutnya transparansi perusahaan BUMN maka
dewan direksi akan semakin luas pengungkapan pelaporan perusahaan. Hal tersebut
dapat didukung dengan penerapan integrated reporting. Periode waktu pada
umumnya setahun sekali perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Pada penelitian
ini pendidikan dewan direksi akan diukur dengan pengembangan pengukuran
(Songini et al., 2021) dimana tingkat pendidikan dewan direksi memiliki tingkatan
sebagai berikut:
- Tingkat pendidikan sarjana akan diberi nilai 1.
- Tingkat pendidikan postgraduate akan diberi nilai 2.
- Tingkat pendidikan doktoral akan diberi nilai 3.
Kemudian tingkat pendidilam dewan direksi perusahaan akan dijumlahkan dari
keseluruhan direksi pada perusahaan.

2.1.3 Kualitas Audit


Matius (2016:169) mengatakan bahwa :
Kualitas audit merupakan probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan
melaporkan suatu kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu system
akuntansi klien.
Junaidi, Nurdiono (2016:1) mengatakan bahwa :
Kualitas Audit merupakan konsep yang menunjukan bahwa auditor dapat melaksanakan
tugas secara proesional berdasarkan etika profesi, kompetensi, dan indepensi.
Winwin, Abdulloh (2017:113) mengatakan bahwa :
Kualitas Audit adalah ketepatan informasi yang dilaporkan auditor sesuai dengan standar
audit yang digunakan auditor termasuk informasi pelanggaran akuntansi dalam laporan
keungan perusahaan klien
Sanyoto (2007:592) mengatakan bahwa :
Kualitas Audit adalah bukti yang dapat dipercaya, sah/valid, obyektif dan relevan
sebagai dasar pengambilan kesimpulan oleh auditor
Menurut DeAngelo (1981) dikutip dari buku Arum (2018 : 23)
Kualitas Audit adalah sebagai probablitas penilaian pasar jika laporan keuangan
memiliki unsur penyimpangan yang ,aterial dan auditor dapat menemukan kemudian
melaporkan penyimpangan tersebut. DeAngelo lebih menekankan kualitas audit secara
kontekstual
Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut dalam ditarik kesimpulan bahwa
Kualitas Audit merupakan probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan
melaporkan suatu kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suaru system
akuntansi klien yang menunjukan bahwa auditor dapat melaksanakan tugas secara
proesional berdasarkan etika profesi, kompetensi, dan indepensi dan bukti yang dapat
dipercaya, sah/valid, obyektif dan relevan sebagai dasar pengambilan kesimpulan oleh
auditor
2.2 Penelitian Sebelumnya yang relevan

Tabel 2.2.1
Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Judul, Nama, dan Tujuan Umum Teori dan Variabel


No Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Penelitian Penelitian
1 Audit Committee Tujuan dari Teori: Populasi: H1: efektivitas
Effectiveness, Internal penelitian ini Agency theory Menggunakan komite audit
Audit Function and adalah untuk Legitimacy theory desain cross- memiliki hubungan
Sustainability Reporting menguji hubungan Variabel Dependen: sectional dan positif pada praktik
Practices (Tumwebaze antara efektivitas Sustainability reporting korelasional, pelaporan
et al., 2021) komite audit, practices kuesioner yang keberlanjutan
fungsi audit Variabel Independen: dapat digunakan diterima.
internal dan praktik  Audit Committee diterima dari 48 H2: fungsi internal
pelaporan Effectiveness perusahaan jasa audit memiliki
keberlanjutan.  Internal Audit keuangan di hubungan positif
Function Uganda. pada praktik
pelaporan
Metode Analisis keberlanjutan
Data: diterima.
 Analisis regresi
berganda
 Data dianalisis
dengan
menggunakan
Statistical
Package for
Social Sciences.
2 The Role of The Tujuan dari Teori: Populasi: H1: fungsi internal
Internal Audit Function penelitian ini Agency Theory Data dikumpulkan audit memiliki
in Integrated Reporting: adalah untuk melalui survei hubungan positif
A Developing Economy mengetahui Variabel Dependen: kuesioner terhadap pada akuntanilitas
Perspective(Bananuka kontribusi fungsi Accountability Badan Hukum di Badan Hukum di
et al., 2018). audit internal dan Uganda melalui Uganda diterima.
efektivitas komite Variabel Independen: Chief Internal H2: efektivitas
audit terhadap  Audit Committee Auditors dan Chief komite audit
akuntabilitas di Effectiveness Finance Officers memiliki hubungan
Badan Hukum.  Internal Audit Metode Analisis positif pada
Function Data: akuntanilitas Badan
 Analisis regresi Hukum di Uganda
berganda diterima.
 Data dianalisis
dengan
menggunakan
Statistical
Package for
Social Sciences.
3 The Role of The Tujuan dari Teori: Populasi: Fungsi internal
Internal Audit Function makalah ini adalah Agency theory Wawancara audit memiliki
in Integrated Reporting: untuk Legitimacy theory mendetail potensi yang
A Developing Economy mengeksplorasi Stakeholder theory dilakukan pada belum
Perspective peran persepsi awal tahun 2016 dengan tereksploitasi
(Engelbrecht et al., kepala audit Variabel Dependen: 10 Chief audit untuk
2018) eksekutif pada Integrated reporting executives dari EY meningkatkan
peran fungsi audit Excellence in integrated
internal dalam Variabel Independen: Integrated reporting.
pelaporan  Chief audit Reporting Awards Manfaat
terintegrasi di executives untuk Afrika keterlibatan
Afrika Selatan.  Internal audit Selatan. fungsi internal
function audit dalam
Metode Analisis integrated
Data: reporting
Pendekatan berkaitan dengan
interpretatif yang pengetahuan luas
melibatkan analisis mereka tentang
konten tematik bisnis.
digunakan untuk
menyusun tema-
tema kunci yang
memberikan
persepsi awal Chief
audit executives
tentang peran
fungsi audit internal
dalam integrated
reporting.

4 Integrated Reporting Makalah ini Teori: Populasi: H1: ukuran dewan


Quality and Bod bertujuan untuk Agency theory 53 perusahaan direksi berpengaruh
Characteristics: An memahami dampak Legitimacy theory dipertimbangkan positif terhadap
Empirical Analysis fitur Dewan Direksi Stakeholder theory dari 2013 hingga integrated
(Songini et al., 2021) pada kualitas IR, 2016 dengan total reporting
dievaluasi dalam Variabel Dependen: 212 laporan diterima.
hal tingkat Integrated reporting terintegrasi. H2: jumlah dewan
kepatuhan antara Metode Analisis direksi non
konten IR dan Variabel Independen: Data: eksekutif
pedoman yang  Board size  Persamaan berpengaruh positif
disarankan dalam  number of regresi terhadap integrated
kerangka IR yang nonexecutive berganda. reporting
disajikan oleh directors  OLS diterima.
IIRC.  Composition and Regression. H3: keragaman
diversity with regard gender dewan
to board members’ komisaris
gende berpengaruh positif
 Age terhadap integrated
 level of education. reporting ditolak.
H4: Usia dewan
komisaris
berpengaruh positif
terhadap integrated
reporting
diterima.
H5: tingkat
pendidikan dewan
dewan komisaris
berpengaruh positif
terhadap integrated
reporting
diterima.
Perbedaan dengan penelitian sendiri:
Berdasarkan penelitian-penelitian yang sebelumnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian (Tumwebaze et al.,
2021), penelititian ini mengganti variabel dependen dengan integrated reporting. Penelitian ini juga menambah keragaman
gender dewan komisaris dan pendidikan dewan komisaris sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menambahkan ROA, ROE,
perumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan leverage sebagai variabel control (Islam, 2020). Subjek dari penelitian ini
adalah perusahaan BUMN yang tredaftar di BEI.

2.3 Kerangka Konseptual (Sumber : Tabel MPS)


Judul Penelitian: Audit Committee Effectiveness, Internal Audit Function and Sustainability
Reporting Practices.
Nama dan Tahun Penelitian: (Tumwebaze et al., 2021)
Variabel Independen Variabel Dependen
Audit Comitee
Efectiveness H1 +

Sustainability
Reporting
H2 + Practices
Internal Audit
Function

Firm Age

Firm Size

Auditor Type
Variabel Kontrol

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian (Tumwebaze et al., 2021) dengan


mengganti variabel dependen dengan integrated reporting (Engelbrecht et al., 2018). Selain
itu penelitian ini menambahkan karakteristik dewan direksi sebagai variabel moderasi,
karakteristik dewan komisaris dicerminkan dengan keberagaman gender dewan direksi
(Vitolla, Raimo, & Rubino, 2020) dan (Songini et al., 2021) dan pendidikan dewan direksi
(Songini et al., 2021). Penelitian ini menambahkan ROA, ROE, perumbuhan perusahaan,
ukuran perusahaan, dan leverage sebagai variabel kontrol (Islam, 2020).
Subjek dari penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Penelitian ini akan
menggunakan teknik purposive sampling denga kriteria perusahaan BUMN yang terdaftar di
BEI, menerbitkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan secara lengkap pada tahun 2018
sampai dengan 2021.

Variabel Independen Variabel Dependen


Efektifitas Komite
H1 +
Audit
(AKE)
H3 + Integrated
H5 + Reporting
Fungsi Audit H2 + (IR)
Internal
(FAI)
H6 +
H4 +

Keragaman Gender Pendidikan Dewan


Dewan Direksi Direksi
ROA (ROA) (KG) (P)

ROE (ROE) Variabel Moderasi

Pertumbuhan
Perusahaan (PP)
Ukuran Perusahaan
(UP)
Variabel Kontrol
Leverage (L)

NOTES:
1. Objek riset / Variabel riset: Lihat kedudukan variable (DV – IV – MV – IV –
CV)
2. Subjek riset / Sbr data / Populasi target: Data sampel (Siapa & Berapa?)

2.4 Pengembangan Hipotesis


Menurut Nanang (2010:57) Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang
kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari
tinjauan pustaka. Hipotesis juga merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau
merupakan suatu jawaban sementara atas penelitian.
Berdasarkan pada berbagai hasil penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran yang
dikembangkan maka dirumuskan hipotesis alternatif dalam penelitian ini sebagai berikut :
H1: Efektivitas komite audit berpengaruh positif terhadap integrated reporting.
H2: Fungsi audit internal berpengaruh positif terhadap integrated reporting.
H3: Keberagaman gender dewan direksi memperkuat pengaruh efektivitas komite audit
terhadap integrated reporting.
H4: Pendidikan dewan direksi memperkuat pengaruh efektivitas komite audit terhadap
integrated reporting.
H5: Keberagaman gender dewan direksi memperkuat pengaruh fungsi audit internal
terhadap integrated reporting.
H6: Pendidikan dewan direksi memperkuat pengaruh fungsi audit internal terhadap
integrated reporting.
(Sumber : Tabel MPS)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Menurut Suryani dan Hendrayadi (2015:108) menyatakan bahwa adalah


seperangkat keputusan mengenai apa topik yang akan dipelajari, bagaimana populasi
penelitian, metode penelitian apa yang akan digunakan, dan untuk tujuan apa penelitian
dilakukan. Sekarang membagi jenis penelitian berdasarkan tujuannya menjadi tiga yaitu
ekplorasi (eksploration), deskriptif (decriptive) dan pengujian hipotesis (hypothesis
testing).
Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif deskriptif. Kuantitatif deskriptif
adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
Penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan pendekatan korelasi (correlational
research). Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan ada
tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak
hubungan itu. Penelitian korelasi memperlajari dua variabel atau lebih yakni sejauh mana
variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Penelitian
bersifat kuantitatif deskriptif yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh efektivitas
komite audit dan fungsi audit internal terhadap integrated reporting dengan karakteristik
dewan direksi sebagai variabel moderasi. Penelitian korelasi khususnya regresi
perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI data panel dengan rentang waktu 2018-2021.

1. Penelitian Deskriptif

Penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan situasi atau kejadian yang terjadi.
Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran akurat
dari sebuah data, menggambarkan karakteristik karyawan seperti usia, jenis kelamin,
masa kerja, dan berbagai karakteristik lainnya yang ingin dipelajari. Dalam penelitian
pemasaran bisa dalam bentuk profil orang/konsumen yang menggunakan produk
tertentu, dan lain sebagainya.
3.2 Variabel : Definisi dan Pengukuran (Sumber: Tabel MPS)

1. Variabel Dependen
Integrated reporting adalah salah satu pelaporan perusahaan yang secara komprehesif
menyajikan strategi, tata kelola, dan prospek perusahaan dalam penciptaan nilai baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang (International Integrated Reporting Council,
2021).
Indeks Integrated reporting elements Integrated reporting dapat diukur menggunakan
analisis konten dengan indeks (International Integrated Reporting Council, 2021). yang
meliputi:
• Tinjauan organisasi dan lingkungan eksternal.
• Tata kelola.
• Model bisnis.
• Risiko dan peluang.
• Strategi dan alokasi sumber daya.
• Kinerja.
• Outlook.
• Basis of presentation.
Integrated reporting akan disajikan dengan nilai rasio yang merupakan perbandingan
antara total nilai yang diungkapkan dibagi dengan total pengungkapan yang diharuskan.
Jika perusahaan menyajikan elemen yang harus diungkapkan maka akan diberi nilai 1 dan
jika perusahaan tidak menyajikan maka akan diberikan nilai 0. Pengungkapan akan dinilai
berdasarkan laporan tahunan dan laporan berkelanjutan yang dikeluarkan perusahaan.
(Songini et al., 2021) berskala Rasio.

2. Variabel Independen
Efektivitas komite audit merupakan peranan komite audit untuk selalu memastikan
pelaporan perusahaan andal (Lin et al., 2008), (Dezoort et al., 2002), (Bananuka et al.,
2018).
Indeks Audit and Risk Comitee Efectiveness Checklist Efektivitas komite audit akan
diukur dengan menggunakan Audit and Risk Comitee Efectiveness Checklist yang
dikeluarkan oleh (National Audit Office, 2017). Penelitian ini akan menggunakan Audit
and Risk Comitee Efectiveness Checklist sebagai indeks dimana informasi pengungkapan
dengan menggunakan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Efektivitas komite audit
akan disajikan dengan nilai rasio yang merupakan perbandingan antara total nilai yang
diungkapkan dibagi dengan total pengungkapan yang diharuskan. Jika perusahaan
menyajikan elemen yang harus diungkapkan maka akan diberi nilai 1 dan jika perusahaan
tidak menyajikan maka akan diberikan nilai 0. Pengembangan (Bananuka et al., 2018)
berskala Rasio.
Fungsi audit internal adalah peranan internal audit untuk membantu komite audit dalam
hal menjaga keandalan pelaporan perusahaan (Tumwebaze et al., 2021) (Bananuka et al.,
2018). Indeks fungsi audit internal, fungsi audit internal akan diukur dengan menggunakan
indeks yang digunakan oleh (Bananuka et al., 2018) dan (Tumwebaze et al., 2021). Fungsi
audit internal akan disajikan dengan nilai rasio yang merupakan perbandingan antara total
nilai yang diungkapkan dibagi dengan total pengungkapan yang diharuskan. Jika
perusahaan menyajikan elemen yang harus diungkapkan maka akan diberi nilai 1 dan jika
perusahaan tidak menyajikan maka akan diberikan nilai 0. Penelitian ini akan mengunakan
informasi laporan tahunan dan laporan keberlanjutan untuk dilakukannya analisis konten.
Pengembangan indeks dari penelitian (Bananuka et al., 2018) dan (Tumwebaze et al.,
2021) berskala Rasio.

3. Variabel Moderasi
Keragaman gender dewan direksi adalah konsep keragaman di dewan direksi dalam hal
jenis kelamin (Vitolla, Raimo, Marrone, et al., 2020) (Tiron-Tudor et al., 2020) (Songini et
al., 2021). Gender dewan direksi keragaman gender dewan direksi akan diukur
berdasarkan jumlah direksi wanita di perusahaan (Songini et al., 2021) (Songini et al.,
2021) berskala Nominal.
Pendidikan dewan komisaris adalah konsep keragaman di dewan direksi berdasarkan
tingkat pendidikan (Pistoni et al., 2016) (Songini et al., 2021). Tingkat pendidikan dewan
direksi Pada penelitian ini pendidikan dewan direksi akan diukur dengan
pengembangan pengukuran (Songini et al., 2021). dimana tingkat pendidikan dewan
direksi memiliki tingkatan sebagai berikut:
- Tingkat pendidikan sarjana akan diberi nilai 1.
- Tingkat pendidikan postgraduate akan diberi nilai 2.
- Tingkat pendidikan doktoral akan diberi nilai 3.
Kemudian tingkat pendidilam dewan direksi perusahaan akan dijumlahkan dari
keseluruhan direksi pada perusahaan. Perkembangan dari (Songini et al., 2021) berskala
Nominal.

4. Variabel Kontrol
a. Profitability
Return on Assets (ROA) ROA = Net Income
Total Assets
Return on Equity (ROE)ROE = Earnings Before Interest & Taxes
Total Equity
b. Pertumbuhan perusahaan
Market to book ratio = Market Capitalization
Book value
c. Ukuran perusahaan
Log natura total aset
Ukuran perusahaan = Ln Total Assets

d. Leverage
Debt to equity Ratio = Total liability
Total Shareholder’s equity
3.3 Penentuan Data dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, (2010:172) yang dimaksud dengan sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan
kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan data, maka sumber data disebut responden,
yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan
tertulis maupun lisan.
Penelitian ini akan menggunakan teknik purposive sampling denga kriteria perusahaan
BUMN yang terdaftar di BEI, menerbitkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan secara
lengkap pada tahun 2018 sampai dengan 2021. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan
BUMN yang terdaftar di BEI.

3.3.1 Sumber Data (Sekunder)

Menurut Husein Umar (2013:42) data sekunder adalah: “Data sekunder merupakan
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data
primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram”.
Sedangkan menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013:143) data sekunder
adalah: “Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan 42 dicatat oleh pihak lain)”. Contoh data
sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan
lain sebagianya

1. Bursa Efek Indonesia


Data Sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah sumber data penelitian bidang
ekonomi dan keuangan, yang terdapat di BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Bursa efek indoneia (BEI) merupakan sumber data yang banyak digunakan untuk penelitian.
BEI menyediakan mengenai saham dan Laporan Keuangan dan Laporan Berkelanjutan secara
lengkap pada tahun 2018 sampai dengan 2021.
Selain dari Bursa Efek Indonesia , website-website yang aktif membahas mengenai ekonomi,
keuangan, dan perbankan. website: http://www.idx.co.id.

2. Majalah dan Website lainnya


Selain dari Bursa Efek Indonesia , website-website yang aktif membahas mengenai ekonomi,
keuangan, dan perbankan. Sedangkan menurut Iqbal Hasan (2004:19). Data sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelelitian terdahulu.
3.4 Teknik Penentuan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode angket atau kuisioner. Metode ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang telah
disusun secara terstruktur, dimana sejumlah pertanyaan tertulis disampaikan pada responden
untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang dialami oleh responden yang bersangkutan dan
disertai surat permohonan kepada pimpinan kantor BUMN.

3.4.1 Populasi

Menurut Harbani (2012:99) populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
dan subjek yang mempunyai jumlah dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga benda-benda yang lain, populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek
dan subjek, tetapi meliputi seluruh karakeristik dan sifat yang dimiliki oleh subjek tersebut.
Populasi sering juga disebut “Universe”. Populasi pada penlitian ini adalah perusahaan
BUMN yang terdaftar di BEI. Menurut Sugiyono (2015:167) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, (2010:173) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilaya penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut populasi
atau studi sensus.

3.5 Teknik Analisis Data (termasuk didalamnya uji hipotesis)

Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:210) menentukan teknik analasis merupakan


sebuah proses yang teritergrasi dalam prosedur penelitian. Analisis data dilakukan untuk
menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang sudah diajukan. Hasil analisis data selanjutnya
diinterpretasikan dan dibuatkan kesimpulannya. Pada penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda yang bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh antara beberapa variabel
independen (bebas) dengan variable dependen (terikat) dan Variabel Moderasi.

3.6 Statistik Deskriptif


Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:210) statistik deskriptif meliputi kegiatan mengumpulkan
data, mengolah data, dan menyajikan data. Penyajian bisa menggunakan tabel, diagram, ukuran,
dan gambar. Statistik desktiptif ditujunkkan dengan frekuensi, ukuran tedensi sentral (mean,
median, modus) dan disperse (kisaran, varian, standar deviasi). Statistik deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan
sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara
generalisasi. Dalam statistik deskriptif, hasil jawaban responden akan dideskripsikan menurut
masing masing variabel penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas (Sugiyono, 2012:147).
3.6.1 Uji Hipotesis

Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Independensi, due
professional care dan akuntabilitas terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit.
1. Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar presentase
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi berada antara 0 dan1. Nilai R2 yang mendekati 1 memberi arti bahwa
variabel-variabel independen memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013).
2. Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen (Independensi, due
professional care dan akuntabilitas) secara parsial atau individual terhadap variabel
dependen (kualitas audit). Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk
uji t adalah sebagai berikut:
Ho : B = 0, independensi, due professional care dan akuntabilitas tidak berpengaruh
secara parsial terhadap kualitas audit.
Ha : B + 0, independensi, due professional care dan akuntabilitas berpengaruh secara
parsial terhadap kualitas audit.

Untuk mencari t tabel dengan df = n-k-1, taraf nyata 5% dapat dilihat dengan
menggunakan table statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t.
Dasar pengambilan keputusan adalah:
1. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
2. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga dilakukan berdasarkan
probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
2. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

3. Uji F dilakukan untuk menguji adanya pengaruh variable independen (Independensi, due
professional care dan akuntabilitas) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel
dependen (kualitas audit). Adapun langkah- langkah dalam pengambilan keputusan untuk
uji F adalah sebagai berikut.

Ho : B = 0, independensi, due professional care dan akuntabilitas tidak berpengaruh


secara simultan terhadap kualitas audit.
Ha : B + 0, independensi, due professional care dan akuntabilitas berpengaruh secara
simultan terhadap kualitas audit.
Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang akan
mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95% atau
taraf nyata 5%. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
1. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
2. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga dilakukan berdasarkan
probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.
1. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
2. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Tabel MPS


ACFE. (2020). Survei Fraud Indonesia 2019. In Association of Certified Fraud Examiners.

Agyei-Mensah, B. K. (2019). The effect of audit committee effectiveness and audit quality on corporate

voluntary disclosure quality. African Journal of Economic and Management Studies, 10(1), 17–31.

https://doi.org/10.1108/AJEMS-04-2018-0102

Amran, A., Lee, S. P., & Devi, S. S. (2014). The influence of governance structure and strategic corporate

social responsibility toward sustainability reporting quality. Business Strategy and the Environment,

23(4), 217–235. https://doi.org/10.1002/bse.1767

Bananuka, J., Korutaro, S., Nalukenge, I., & Kaawaase, T. (2018). Internal Audit Function, Audit

Comittee’s

Efectiveness and Accountability in The Uganda Statutory Corporations. Journal of Financial Reporting

and Accounting.

Beasley, M. S., Carcello, J. V., Hermanson, D. R., & Neal, T. L. (2009). The audit committee oversight

process. Contemporary Accounting Research, 26(1), 65–122. https://doi.org/10.1506/car.26.1.3

Buallay, A., & Al-Ajmi, J. (2020). The role of audit committee attributes in corporate sustainability

reporting:

Evidence from banks in the Gulf Cooperation Council. Journal of Applied Accounting Research,

21(2),

249–264. https://doi.org/10.1108/JAAR-06-2018-0085

Chambers, A. D., & Odar, M. (2018). A new vision for internal audit. Managerial Auditing Journal, 30(1),

34–55.

Cheng, E. C. M., & Courtenay, S. M. (2006). Board composition, regulatory regime and voluntary

disclosure.

International Journal of Accounting, 41(3), 262–289. https://doi.org/10.1016/j.intacc.2006.07.001

Dezoort, F. T., Hermason, D. R., & Reed, S. A. (2002). Audit committee effectiveness: A synthesis of the
audit committee literature. Journal Accounting Literature, 21, 38–75.

https://doi.org/10.22495/cbv8i1art2

Dowling, J., & Pfeffer, J. (1975). Organizational legitimacy: Social values and organizational behavior.

Sociological Perspectives, 18(1), 122–136. https://doi.org/10.2307/1388226

Dumay, J., Bernardi, C., Guthrie, J., & Demartini, P. (2016). Integrated reporting: A structured literature

review. Accounting Forum, 40(3), 166–185. https://doi.org/10.1016/j.accfor.2016.06.001

Engelbrecht, L., Yasseen, Y., & Omarjee, I. (2018). The role of the internal audit function in integrated

reporting: a developing economy perspective. Meditari Accountancy Research, 26(4), 657–674.

https://doi.org/10.1108/MEDAR-10-2017-0226

Freeman, E., & Philips, R. A. (2002). Stakeholder Theory: A Libertarian Defense. Business Ethics

Quarterly, 12(3), 331–349. https://doi.org/10.2307/3858020

Gerwanski, J., Kordsachia, O., & Velte, P. (2019). Determinants of materiality disclosure quality in

integrated reporting: Empirical evidence from an international setting. Business Strategy and the

Environment, 28(5), 750–770. https://doi.org/10.1002/bse.2278

Haji, A. A., & Anifowose, M. (2016a). Audit committee and integrated reporting practice: does internal

assurance matter? Managerial Auditing Journal, 31(8–9), 915–948. https://doi.org/10.1108/MAJ-12-

2015-1293

Haji, A. A., & Anifowose, M. (2016b). The Trende of Integrated Reporting Practice in South Africa:

Ceremonial or Subtantive. Management and Policy Journal, 7(2), 81–84.

http://dx.doi.org/10.1108/20408021011059241%5Cnhttp://dx.doi.org/10.1108/20408021011059223%

5Cnhttp://dx.doi.org/10.1108/20408021011059278

International Integrated Reporting Council. (2021). < IR > FRAMEWORK About the IIRC (Issue

January).

https://integratedreporting.org/wpcontent/uploads/2021/01/InternationalIntegratedReportingFramewor

k.pdf

Islam, M. S. (2020). Investigating the relationship between integrated reporting and firm performance in a
voluntary disclosure regime: insights from Bangladesh. Asian Journal of Accounting Research, 6(2),

228–245. https://doi.org/10.1108/AJAR-06-2020-0039

Vitolla, F., Raimo, N., & Rubino, M. (2020). Board characteristics and integrated reporting quality: an

agency theory perspective. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 27(2),

1152–1163. https://doi.org/10.1002/csr.1879

Anda mungkin juga menyukai