Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT FEE PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK


INDONESIA “BEI”
Dosen Pengampu :
Dr. Hasan Mukhibad, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
Rizky Rafy Mahendra
Nim 7211421139

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa kerena berkat
rahmatnya saya dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi audit fee pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi faktor-faktor yang mempengaruhi audit fee pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Audit independen memiliki peran krusial dalam memverifikasi kebenaran laporan
keuangan suatu perusahaan. Namun, dalam konteks perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, biaya audit atau yang dikenal sebagai audit fee seringkali menjadi
perhatian utama. Audit fee tidak hanya mencerminkan biaya jasa audit, tetapi juga bisa
dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
Proposal penelitian ini dibuat dengan berbagai observasi serta bantuan dari pihak
lain. Oleh karena itu, Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak pihak yang telah
memberikan dukungan dan kontribusi dalam penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini
dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam pemahaman tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi audit fee di industri perbankan Indonesia.
Semua saran dan masukan untuk penelitian ini sangat dihargai, dan saya berharap
penelitian ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakng Masalah


1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Kajian Variabel Penelitian
2.1.1.1 Audit Fee
2.1.1.2 Ukuran Perusahaan (firm size)
2.1.1.3 Profitabilitas
2.1.1.4 Kompleksitas Perusahaan
2.1.1.5 Tipe Kepemilikan
2.1.1.5.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2.1.1.5.2 Perusahaan Swasta
2.1.2 Kajian Penelitian Terdahulu
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
2.3 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan menjadi aspek terpenting dalam sebuah perusahaan. Laporan


keuangan berfungsi sebagai informasi untuk menggambarkan bagaimana keadaan
perusahaan secara keseluruhan terutama pada bagian posisi keuangannya. Bagian posisi
keuangan merupakan aspek yang sangat penting dan disoroti oleh pihak-pihak eksternal
perusahaan, seperti manajemen, investor, kreditur, masyarakat, dan pemerintah yang
tentunya laporan keuangan harus disajikan dengan andal, akurat dan dapat dipercaya. Maka
dari itu perusahaan membutuhkan peran pihak independen yang dapat menjamin keandalan
dan keakuratan laporan keuangan seperti auditor, dimana auditor bekerja dibawah naungan
Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor bertugas dalam memberikan pendapat setelah
melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan
auditor sangat berperan dalam sebuah perusahaan
Perusahaan tentunya membutuhkan modal untuk jasa dari pihak independen yaitu
auditor. Modal tersebut bisa diperoleh dari investor dan pinjaman dari kreditor. Sebelum
melakukan investasi dan memberikan pinjaman, investor dan kreditor juga harus memiliki
keyakinan terhadap perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat melalui laporan keuangan
perusahaan yang merupakan landasan utama untuk menarik para investor dan kreditor.
Auditor memiliki peranan yang penting untuk menciptakan laporan keuangan yang andal,
akurat dan dapat dipercaya. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia wajib untuk
mempublikasikan laporan keuangannya, perusahaan yang sudah go public laporan
keuangannya sudah harus menjadi konsumsi publik sehingga harus dilaporkan setiap
tahunnya.
Pada saat pihak perusahaan menggunakan jasa auditor, maka akan timbul
keawajiban yang mesti dilakukan oleh auditee untuk memberikan imbalan untuk auditor.
Anggaran ini dikenal dengan istilah audit fee. Laporan keuangan mencantumkan audit fee
sebagai professional fees. Besaran professional fees juga ditampilkan oleh perusahaan
untuk pemakaian tenaga perofesional seperti, akuntan publik, pengacara, notaris dan
berbagai jasa profesional lainnya. Seorang akuntan publik dalam melakukan profesinya
harus mengutamakan independensi, integritas dan kompetensi. Seorang auditor harus
mengutamakan independen dan harus memastikan setiap tugas dan hasil pekerjaan yang
diterima bebas dari pengaruh apapun.
Banyak sekali faktor yang menentukan besaran dari audit fee seperti Ukuran
perusahaan, profitabilitas, kompleksitas dan tipe kepemilikan perusahaan yang sangat berkaitan
dengan besaran dari audit fee itu sendiri. Ukuran perusahaan menggambarkan seberapa luas lingkup
perusahaan yang sedang diaudit oleh auditor yang dapat dilihat dari jumlah kekayaan yang dipunya
perusahaan, selain itu Profitabilitas menggambarkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam satu tahun. Profitabilitas dapat dilihat dari kesanggupan perusahaan untuk mendapatkan laba
perusahaan untuk satu tahun laporan keuangan. Profitabilitasnya perusahaan yang besar akan
membayarkan audit fee yang besar karena memerlukan pengecekan audit yang akurat untuk melihat
segala beban serta pendapatan perusahaan.
Faktor selanjutnya adalah kompleksitas yang dapat dilihat dari jumlah anak peruahaan yang
dimiliki perusahaan. Banyaknya anak perusahan yang dimiliki membuat transaksi keuangan
semakin rumit yang akan berimbas terhadap kegiatan audit yang dilakukan, serta tipe kepemilikan
perusahaan dipisahkan sebagai perusahaan (BUMN) dan perusahaan swasta. Perusahaan BUMN
adalah perusahaan yang kepemilikannya keseluruhan atau lebih dari setengahnya menjadi milik
negara. Perusahaan swasta merupakan perusahaan yang kepemilikannya tidak ada menyangkut
pemerintah dimana modalnya dimiliki oleh organisasi atau kelompok kecil investor.

1.2. Identifikasi Masalah


Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan biaya audit professional fees setiap tahun pada perusahaan yang sama.
2. Terdapat hasil yang kurang konsisten terhadap penelitian sebelumnya terkait faktor-
faktor yang mempengaruhi audit fee.
3. Ukuran perusahaan pada perusahaan perbankan sangat bervariasi sehingga
menyebabkan audit fee yang dibayarkan pun juga berbeda.
4. Profitabilitas perusahaan perbankan mengalami penurunan sehingga berdampak
pada penurunan audit fee.

1.3. Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan cakupan yang dapat
menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi audit fee, maka penelitian ini akan berfokus
pada ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas dan tipe kepemilikan terhadap audit
fee yang berfokus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit fee pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit fee pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
3. Bagaimana pengaruh kompleksitas terhadap audit fee pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
4. Bagaimana pengaruh tipe kepemilikan terhadap audit fee pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.5. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fee pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2. Untuk menguji apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit fee pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
3. Untuk menguji apakah kompleksitas berpengaruh terhadap audit fee pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
4. Untuk menguji apakah tipe kepemilikan berpengaruh terhadap audit fee pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.6. Manfaat Penelitian


Penelitian memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun praktis yang diharapkan
dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan wawasan
peneliti terhadap permasalahan yang diteliti serta bisa memberikan partisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan secara umum di bidang audit fee.

2. Manfaat praktis
a. Bagi auditor
Hasil penelitian ini auditor dapat memperkirakan berapa besaran audit fee yang
akan diterima oleh seorang auditor berdasarkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan bagi perusahaan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besaran imbalan audit fee yang
tercantum dalam professional fees.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Kajian Variabel Penelitian

2.1.1.1 Audit Fee

Audit fee adalah besarnya bayaran yang diberikan oleh klien kepada kantor akuntan
publikatas jasa yang diberikan yaitu berupa pemeriksaan terhadap laporan keuangan (Iskak,
1997). Menurut Primasari dan Sudarno (2013), audit fee adalah imbalan yang diterima
auditor atas jasa audit yang diberikan. Selanjutnya Sukrisno Agoes (2012) mendefinisikan
audit fee sebagai imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan kepada atau diterima dari klien atau pihak lain untuk memperoleh perikatan dari
klien atau pihak lain. DeAngelo (1981) mengatakan audit fee adalah besarnya biaya yang
dikeluarkan oleh pemakai jasa auditor eksternal, sehingga besarnya fee yang merupakan
pendapatan bagi KAP tergantung seberapa kompleks dan luasnya cakupan audit serta
reputasai KAP tersebut di masyarakat, pemerintah maupun investor.
Carcello et al (2002) mengatakan bahwa pada saat ini banyak perusahaan yang
belum mencantumkan audit fee dalam laporan keuangannya. Penyebab belum banyaknya
perusahaan yang mencantumkan data tersebut dalam laporan keuangan karena
pengungkapan data tentang audit fee di Indonesia masih bersifat voluntary disclosure
sehingga data tentang audit fee akan diwakili oleh akun professional fee yang terdapat
dalam laporan tahunan (annual report) (Rizqiasih, 2010). Audit fee merupakan permasalah
yang dilematis karena auditor eksternal mendapatkan imbalan dari perusahaan atas jasanya
melakukan audit tetapi disisi lain auditor independen harus mempertahankan
independensinya ketika memberikan opini audit.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia
No:Kep.024/IAPI/VII/2008 bahwa dalam menetapkan imbal jasa audit fee, akuntan publik
harus mempertimbangkan hal-hal sbb: 1. Kebutuhan klien; 2. Tugas dan tanggung jawab
menurut hukum; 3. Independensi; 4. Tingkat keahlian dan tanggung jawab yang melekat
pada pekerjaan yang dilakukan, serta tingkat kompleksitas pekerjaan; 5. Banyaknya waktu
yang diperlukan secara efektif digunakan oleh akuntan publik dan stafnya untuk
menyelesaikan pekerjaan; 6. Basis penetapan fee yang disepakati.

2.1.1.2 Ukuran Perusahaan (firm size)

Salah satu pertimbangan yang dilakukan untuk menentukan audit fee yang sesuai
adalah dengan melihat ukuran perusahaan (firm size). Firm Size adalah variabel yang paling
penting dalam menentukan audit fee pada penelitian sebelumnya. Auditor yang melakukan
audit di perusahaan besar akan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk
meninjau operasi klien karena perusahaan besar terlibat dalam sejumlah besar transaksi
yang tentu saja membutuhkan waktu berjam-jam bagi auditor untuk memeriksa.Ukuran
perusahaan biasanya diukur dengan total aset dalam perusahaan tersebut, Perusahaan besar
membutuhkan jasa audit yang lebih banyak daripada perusahaan yang lebih kecil, serta
waktu yang lebih banyak pula. Semakin besar dan kredible status suatu kantor akuntan
publik, maka semakin tinggi KAP tersebut menerapkan standar-standar pekerjaan lapangan,
untuk menjaga kualitas dan nama besar mereka. Kondisi ini berakibat pada kebutuhan
meningkatkan sarana prasarana yang kemudian berdampak juga fee audit yang dibebankan
pada klien.
Pada penelitian sebelumnya (Fisabilillah et al.,2020) yang berjudul Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Risiko Perusahaan, dan Profitabilitas Klien Terhadap Audit Fee
menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas klien berpengaruh positif
terhadap audit fee, semakin besar ukuran perusahaan dan semakin tinggi profitabilitas
klien, maka semakin tinggi pula audit fee yang dikenakan. (Fisca Adhitya, Wahyu
Pramesti, 2018) yang berjudul Pengaruh Firm Size, Subsidiaries, dan Auditor Size terhadap
Audit Fee juga mengemukakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari firm
size (ukuran perusahaan), subsidiaries (keberadaan anak perusahaan), dan auditor size
(ukuran KAP) terhadap audit fee (biaya audit), semakin besar ukuran perusahaan, semakin
banyak anak perusahaan, dan semakin besar ukuran KAP yang digunakan, maka biaya
audit yang harus ditanggung oleh perusahaan juga akan semakin tinggi.
Berdasarkan lampiran keputusan ketua BAPEPAM dan LK No. Kep.55/PM/1996
pasal 1 (Kep-11/PM/1997, 1997) menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat dilihat dari
nilai total aset yang dimiliki, perusahaan dikatakan kecil atau menengah jika total aset yang
dimiliki kecil dari Rp. 100.000.000.000. Perusahaan dikatakan besar jika aset yang dimiliki
besar dari Rp. 100.000.000.000. Berdasarkan penjelasan di atas Perusahaan dengan total
kekayaan yang tinggi menyebabkan kegiatan audit lebih lama dan rumit hal ini akan
berdampak dengan kenaikan tarif biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan.

2.1.1.3 Profitabilitas

Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi cenderung akan membayar


biaya audit yang lebih tinggi, hal ini disebabkan karena perusahaan dengan tingkat laba
yang tinggi memerlukan pengujian validitas dan pengakuan pendapatan dan biaya, oleh
karena itu akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaan auditnya. karena
profitabilitas klien yang tinggi merupakan indikator penting dari kinerja manajemen dan
efisiensinya dalam mengalokasikan sumber daya yang tersedia sehingga auditor
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memastikan pengakuan pendapatan dan biaya
yang ada karena itu akan mempengaruhi besarnya audit fee (Muhammad Havif Fahrie,
Mohamad Zulman Hakim, 2021). (Hasan, 2017) menyatakan bahwa profitabilitas
merupakan kemampuan penggunaan asset-aset beserta sumber daya lain oleh perusahaan
untuk kegiatan operasi untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi.
(Fisabilillah et al., 2020) pada penelitiannya yang berjudul Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Risiko Perusahaan, dan Profitabilitas klien Terhadap Audit fee menyatakan
bahwa profitabilitas klien berpengaruh positif terhadap besarnya audit fee. Begitu pula
dengan hasil penelitian (Hasan, 2017) pada penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Kompleksitas Audit, Profitabilitas klien, Ukuran Perusahaan Dan Ukuran Kantor Akuntan
Publik Terhadap Audit fee menyatakan bahwa tingkat profitabilitas klien berpengaruh
secara signifikan terhadap Audit fee. (Indri Oktavia, 2020) juga mengatakan bahwa
Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap audit fee pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.1.1.4 Kompleksitas Perusahaan

(Hasan, 2017) menyatakan bahwa terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi


kompleksitas audit, yang mana indikator-indikator tersebut adalah pengendalian intern
klien, jumlah anak perusahaan, transaksi dalam mata uang asing dan operasi luar negeri.
(Sanusi &
Purwanto, 2017) menyatakan bahwa kompleksitas perusahaan mempengaruhi audit fee.
Kompleksitas operasi perusahaan menyebabkan biaya audit yang lebih tinggi karena
membutuhkan waktu yang lebih banyak dan secara langsung biaya yang dikeluarkan lebih
besar. (Yulianti et al., 2019) kompleksitas dilihat dari kerumitan transaksi dalam
perusahaan yang disebabkan oleh transaksi perusahaan menggunakan mata uang asing,
banyaknya anak perusahaan, cabang perusahaan dan kegiatan usaha di luar negeri.
Kompleksitas dan audit fee berpengaruh positif karena auditor eksternal akan
membutuhkan waktu lebih banyak untuk melakukan audit dan juga membutuhkan keahlian
yang lebih besar untuk melakukan audit ketika perusahaan klien lebih kompleks daripada
perusahaan klien yang kurang kompleks. Sehingga akan mengakibatkan audit fee menjadi
tinggi.

2.1.1.5 Tipe Kepemilikan

Beberapa perusahaan yang beroperasi di jenis industri tertentu memerlukan tingkat


yang lebih tinggi dan lebih banyak waktu dan upaya pelayanan audit eksternal dari
perusahaan lain. Hal ini akan mengakibatkan lebih tinggi biaya audit dibandingkan dengan
perusahaan yang beroperasi di industri lainnya (Sanusi & Purwanto, 2017). Kepemilikan
pemerintah atau BUMN adalah perusahaan yang dibiayai oleh pemerintah, biasanya
BUMN bergerak di bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak. BUMN juga
merupakan perusahaan yang sangat dekat dengan kepentingan politik, segala keputusan
yang diambil akan dekat hubungannya dengan politik. BUMN akan cenderung memakai
jasa auditor eksternal non-bigfour. Hal itu terjadi karena tanpa mengurangi asimetri laporan
keuangan, BUMN dapat mengintervensi opini audit yang akan diberikan oleh auditor
eksternal. Selain itu, perusahaan BUMN memiliki kekuasaan untuk dapat bertindak
mengintervensi opini audit. KAP yang memiliki tingkat Independensi yang rendah
cenderung Audit Fee nya rendah (DeAnggelo, 1981)

2.1.1.5.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Kepemilikan perusahaan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003


tentang badan usaha milik negara sebagai berikut:
1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya BUMN adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung dari kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Perusahaan perseroan, yang selanjutnya Persero adalah BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling
sedikit 51% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan.

2.1.1.5.2 Perusahaan Swasta

Perusahaan swasta yang berbentuk perseroan terbatas diatur dalam Undang-Undang Nomor
40 tahun 2007 sebagai berikut:
1. Perusahaan swasta nasional, merupakan perusahaan swasta yang kepemilikannya
warga negara Indonesia.
2. Perusahaan swasta asing, merupakan perusahaan swasta yang kepemilikannya
warga negara asing.
3. Perusahaan swasta campuran, merupakan perusahaan swasta yang kepemilikannya
warga negara Indonesia dan warga negara asing.

2.1.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Dibawah ini adalah hasil penelitian terkait dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Fee Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia “BEI”.
Penelitian sebelumnya sebagai referensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya :
No Judul Penelitian Nama Peneliti Hasil Penelitian
1 Faktor-Faktor Yang Indri Oktavia 3. ukuran perusahaan,
Mempengaruhi Audit profitabilitas, kompleksitas, dan
Fee Pada Perusahaan Perbankan tipe kepemilikan memiliki
Yang Terdaftar Di Bursa Efek pengaruh signifikan terhadap
Indonesia audit fee pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
4. adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel
independen (ukuran
perusahaan, profitabilitas,
kompleksitas, dan tipe
kepemilikan) dengan variabel
dependen (audit fee)
2 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Muhammad Havif 1. Hasil penelitian dari jurnal tersebut
Profitabilitas klien, dan Risiko Fahrie ,Mohamad menunjukkan bahwa ukuran
Perusahaan, Terhadap Audit fee Zulman Hakim perusahaan, profitabilitas klien, dan
risiko perusahaan secara bersama-
sama mempengaruhi audit fee
sebesar 99,36%. Sisanya, sebesar
0,64%, dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
2. model penelitian tidak mampu
menjelaskan adanya hubungan
antara variabel independen dengan
variabel dependen. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat faktor
lain yang mempengaruhi audit fee
selain dari variabel yang diteliti
dalam penelitian ini.
3 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pra Dhita Fisabilillah, 1. Hasil penelitian ini menunjukkan
Risiko Perusahaan, Rahmasari Fahria, bahwa ukuran perusahaan dan
dan Profitabilitas Klien Terhadap Praptiningsih profitabilitas klien berpengaruh
Audit Fee positif terhadap audit fee,
sedangkan risiko perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit fee
2. semakin besar ukuran perusahaan
dan semakin tinggi profitabilitas
klien, maka semakin tinggi pula
audit fee yang dikenakan. Namun,
risiko perusahaan tidak
mempengaruhi besarnya audit fee
yang harus dibayar.
4 Analisis Faktor Yang Muhammad Anwar 1. Ukuran perusahaan tidak
Mempengaruhi Biaya Audit Sanusi, Agus Purwanto berpengaruh signifikan terhadap
Eksternal biaya audit eksternal yang
dibayarkan perusahaan.

5 Pengaruh Kompleksitas Audit, Mudrika Alamsyah 1. Variabel kompleksitas audit


Profitabilitas Hasan (SUBSDR) berpengaruh positif dan
Klien, Ukuran signifikan terhadap audit fee.
Perusahaan Dan Ukuran Kantor Semakin kompleksnya audit yang
Akuntan Publik Terhadap dilakukan, semakin tinggi pula
Audit Fee biaya audit yang dikeluarkan oleh
perusahaan
2. Variabel profitabilitas klien (ROA)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap audit fee. Semakin tinggi
tingkat profitabilitas klien, semakin
tinggi pula biaya audit yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
3. Variabel ukuran perusahaan
(LnASSET) tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit fee.
Ukuran perusahaan tidak menjadi
faktor yang signifikan dalam
menentukan besarnya biaya audit.
4. Variabel ukuran kantor akuntan
publik (BIGF) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap audit fee.
Semakin besar ukuran kantor
akuntan publik yang melakukan
audit, semakin tinggi pula biaya
audit yang dikeluarkan oleh
perusahaan.

6 Pengaruh Firm Size, Subsidiaries, Fisca Adhitya Fatimah 1. terdapat pengaruh positif dan
Dan Auditor Size terhadap Audit Nurdjanti, Wahyu signifikan dari firm size (ukuran
Fee Pramesti perusahaan), subsidiaries
(keberadaan anak perusahaan), dan
auditor size (ukuran KAP) terhadap
audit fee (biaya audit)
2. semakin besar ukuran perusahaan,
semakin banyak anak perusahaan,
dan semakin besar ukuran KAP
yang digunakan, maka biaya audit
yang harus ditanggung oleh
perusahaan juga akan semakin
tinggi.
3. kompleksitas audit yang semakin
tinggi dan kebutuhan waktu serta
sumber daya yang lebih besar yang
diperlukan oleh auditor.
7 Besaran Fee Audit Pada Evlin Adelina Sinaga, 1. Status kantor akuntan publik
Perusahaan Yang Terdaftar Di Sistya Rachmawati memiliki pengaruh positif yang
Bursa Efek Indonesia signifikan terhadap fee audit
2. Loyalitas perusahaan tidak
memiliki pengaruh positif terhadap
fee audit.
3. Audit report lag tidak memiliki
pengaruh positif terhadap fee audit
4. Tipe industri tidak memiliki
pengaruh positif terhadap fee audit.
5. Anak perusahaan memiliki
pengaruh positif terhadap fee audit.
8 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Nova Yulianti, Henri 1. bahwa ukuran perusahaan dan
Kompleksitas Audit, Agustin, Salma Taqwa kompleksitas audit memiliki
Risiko Perusahaan, Dan Ukuran pengaruh positif yang signifikan
Kap Terhadap Fee Audit terhadap biaya audit, sedangkan
risiko perusahaan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan.
2. Ukuran KAP juga memiliki
pengaruh positif yang signifikan
terhadap biaya audit.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Keagenan merupakan teori yang menerangkan hubungan antara kedua belah
pihak yaitu antara pemilik dan manajemen, dimana manajemen sebagai orang yang
dipekerjakan memiliki tanggung jawab untuk memaksimumkan keuntungan bagi Pemilik
atau yang disebut juga Principal. Di samping itu, manajemen yang melakukan tugasnya
memperoleh imbalan dan kompensasi sesuai perjanjian yang ada dalam kontrak anatara
manajemen dan pemilik (Jensen dan Mecking, 1976). Principal adalah para pemegang
saham/pemilik perusahaan/investor yang menyediakan modal, dan fasilitas bagi kegiatan
operasional perusahaan. Agent adalah manajer atau manajemen yang mengelola kegiatan
operasional perusahaan.
Dalam perusahaan, pemilik dan manajemen memiliki kepentingan yang berbeda
dimana pemilik dan manajemen menginginkan kemakmuran masing-masing. Oleh karena
perbedaan tersebut, muncullah konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik yang
menyebabkan asimetri informasi antara para manajemen dan pemilik karena manejemen
memberikan informasi yang salah dan menyesatkan kepada pemilik mengenai kinerja
perusahaan (Sawyer et al., 2003 dalam Hapsari, 2003). Sehingga dikhawatirkan ketika agen
tersebut melakukan moral hazard. Untuk mengontrol dan mengamati keputusan
manajemen, pemegang saham cenderung untuk membayar biaya pengawasan untuk
memastikan bahwa informasi yang disampaikan dapat menggambarkan kondisi yang
sebenarnya dan dapat mengkontrol perilaku moral hazard yang diakukan oleh manajer.
Dimana biaya tersebut yaitu biaya audit eksternal.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka konseptual menujukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel


dependen, baik secara simultan maupun secara parsial. Penelitian ini akan menganalisis
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas dan tipe kepemilikan terhadap
audit fee pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ukuran Perusahaan
(X1)
H1

Profitabilitas H2

(X2)
Audit Fee
(Y)
Kompleksitas
(X3)

Tipe Kepemilikan
H3
H4

H5

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian


sebagai berikut:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit fee pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Audit fee pada perusahaan


perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3: Kompleksitas berpengaruh signifikan terhadap Audit fee pada perusahaan


perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H4: Tipe kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap Audit fee pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H5: Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Kompleksitas dan tipe kepemilikan secara


simultan berpengaruh signifikan Terhadap Audit fee pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai